yang
dikenal
dengan
istilah Asean
Free
Trade
Agreement (AFTA)
dan
perdagangan bebas ting kat asia pasifik (APEC) serta per dagangan bebas tingkat
dunia World Trade Organization (WTO) yang akan diberlakukan pada tahun 2020, dan
dalam perdagangan bebas ter sebut K3 merupakan salah satu persyaratan yang harus
dipenuhi bagi industri di Indonesia.
Yang dimaksud dengan pengendalian keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
adalah langkah atau tahapan yang dilakukan untuk mengurangi atau mencegah terjadinya
berbagai kecelakaan ditempat kerja. Jenis kecelakaan yang terjadi antara lain karena
faktor pekerja itu sendiri (kemampuan, pengetahuan dan ketrampilan), faktor salah
prosedur penggunaan alat dan faktor lingkungan sekitar proses kerja berlangsung serta
faktor manajemen kerja.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dapat dideskripsikan sebagai persyaratan
untuk meningkatkan produktivitas kerja para pekerja atau karyawan perusahaan. UndangUndang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja dijelaskan
bahwa ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja yaitu untuk :
a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan;
b. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran;
c. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan;
d. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau kejadiankejadi an lain yang berbahaya;
e. Memberi pertolongan pada kece lakaan;
f. Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja;
g. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu, kelembaban, debu,
kotor an, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar radiasi, suara dan getaran;
h. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik physik maupun psychis,
pe racunan, infeksi dan penularan.
i. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai;
j. Menyelenggarakan suhu dan kelembaban udara yang baik;
k. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup;
l. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban;
m. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses kerja nya;
n. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, bina tang, tanaman atau barang;
o. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan;
p. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan penyimpanan
barang;
q. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya;
r. Menyesuaikan dan menyempur nakan pengamanan pada peker jaan yang bahaya
kecelakaan nya menjadi bertambah tinggi.
Selanjutnya dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1970
a.
b.
c.
d.
Tujuan dari SMK3 adalah terciptanya sistem K3 di tempat kerja yang melibatkan
segala pihak sehingga dapat mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat
kerja dan terciptanya tempat kerja yang aman, efisien, dan produktif. Sedang kan manfaat
yang diperoleh dari penerapan SMK3 bagi industri atau perusahaan yakni :
a. Mengurangi jam kerja yang hilang akibat kecelakaan kerja.
b. Menghindari kerugian material dan jiwa akibat kecelakaan kerja.
c. Menciptakan tempat kerja yang efisien dan produktif karena tenaga kerja merasa aman
dalam bekerja.
d. Meningkatkan image pasar ter hadap perusahaan.
e. Menciptakan hubungan yang harmonis antara karyawan dan perusahaan.
f. Perawatan terhadap mesin dan peralatan semakin baik, sehingga membuat umur alat
semakin lama.
Tugas Aplikasi Konsep
Berdasarkan pembahasan tentang deskripsi K3 di atas, lakukan wawan cara
dengan tenaga kerja dan atau pengusaha dari suatu perusahaan yaitu berkisar tentang :
1. Apakah pekerja dan atau pe ngusaha mengetahui tentang K3 ?
2. Apakah pekerja mengetahui ke untungan bagi pekerja bila K3 diterapkan pada suatu
perusaha an?
3. Apakah pekerja memperhatikan atau menerapkan K3 pada saat bekerja di tempat kerja?
4. Apakah pengusaha mengetahui peraturan Menteri Tenaga Kerja tentang K3?
5. Apakah pengusaha mengetahui keuntungan bagi perusahaan bila K3 diterapkan pada
suatu perusa haan?
6. Apakah perusahaan memiliki struk tur organisasi K3?
7. Buatlah catatan dan hitung jumlah orang/ pekerja yang memahami K3 dan tidak
memahami K3.
8. Buatlah catatan dan hitung jumlah orang/ pekerja yang memperhati kan atau menerapkan
K3 pada saat bekerja.
9. Apa yang dapat Anda lakukan bila para pekerja belum mengetahui K3?
10. Apa yang dapat Anda lakukan bila para pekerja tidak menerap kan K3?
A. Persyaratan produksi
B. Keselamatan kerja di tempat kerja
Kesadaran tentang penerapan K3LH dewasa ini semakin meningkat, ter utama
pada organisasi perusahaan yang bergerak di bidang usaha perta nian atau
perkebunan.
peraturan sistem manajemen mutu ISO 14000 yaitu bagi organisasi perusahaan yang
memerlukan pe ngakuan standar
Perusahaan
Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang mempekerjakan pekerja dengan
tujuan untuk mencari laba atau tidak, baik milik perorangan, kelompok, swasta maupun
milik negara.
e. Tenaga Kerja
Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan, baik di dalam
atau di luar hubungan kerja guna menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi standar
kebutuhan masyarakat.
f.
g. Penerapan Prosedur K3
Setiap organisasi perusahaan wajib melaksanakan ketentuan-ketentuan :
Beberapa ketentuan yang mem bahas dasar-dasar keselamatan ker ja dan resiko
adalah sebagai berikut :
Persyaratan Keselamatan untuk Perkakas, Mesin dan Bahan Kimia Berbahaya
Mengingat sangat bervariasinya per kakas, mesin, bahan kimia berbahaya dan cara
kerja yang diguna kan dalam bidang pertanian (perkebunan), maka tidak semuanya akan
dibicarakan, baik dalam kaitan dengan pemilihan perkakas, mesin dan bahan kimia
berbahaya tetapi prinsip-prinsip umum akan diuraikan .
a. Syarat-syarat umum
Semua perkakas, mesin dan bahan kimia berbahaya yang digunakan dalam pertanian
(perkebunan) harus ::
Memenuhi syarat keselamatan dan kesehatan kerja sesuai ke tentuan dalam
standar internasional atau nasional dan rekomen dari pihak berwenang, apabila tersedia;
Digunakan hanya untuk pekerja an yang telah dirancang atau dikembangkan, kecuali jika
suatu penggunaan tambahan yang diusulkan telah dinilai oleh seorang yang kompeten
dan telah dinyata kan aman penggunaannya.
Digunakan atau dioperasikan oleh para pekerja yang telah dinilai ber kompeten dan atau
memiliki serti fikat keterampilan yang sesuai.
Perkakas, mesin dan peralatan harus mempunyai disain dan konstruksi yang baik,
dengan mem pertimbangkan prinsip kesehatan, keselamatan dan ergonomik, dan mereka
harus dipelihara dengan kondisi yang baik.
Setiap perkakas, mesin dan peralatan harus secara rutin diperiksa berdasarkan suatu
penilaian yang lengkap dari semua kriteria terkait harus digunakan saat pemilihan suatu
mesin. Hal ini membantu untuk menciptakan suatu Iingkung an kerja yang sehat dan
produktif serta memastikan bahwa mesin tersebut tepat untuk tujuan yang dimaksudkan.
Pengusaha atau produsen alat dan mesin harus menyediakan instruksi dan informasi K3
yang jelas dan menyeluruh tentang penggunaan dan pemeliharaan perkakas dan bahan
kimia ber bahaya bagi operator/ pengguna.
Peralatan harus dirancang agar gampang dan aman dalam peme liharaan dan sedikit
perbaikan di tempat kerja. Para pekerja harus dilatih untuk melakukan pemeli haraan dan
perbaikan kecil pada mesin dan peralatan mereka. Jika tidak bisa dilakukan, seorang
yang kompeten harus mudah dihubungi dari tempat kerja. Fasilitas untuk perbaikan dan
pemeliharaan pe ralatan dan perkakas harus di sediakan. Disarankan penyedia an
fasilitas perbaikan dan pemeli haraan peralatan dan perkakas dekat dengan tempat
berteduh atau fasilitas perumahan.
Pada tempat perbaikan harus disediakan fasilitas bengkel de ngan perkakas dan
peralatan pemeliharaan yang sesuai, agar pekerjaan pemeliharaan dan re parasi
dilaksanakan dalam kondisi aman, tanpa terganggu oleh kon disi cuaca yang buruk, serta
tidak mengganggu lingkungan di sekitar bengkel.
b. Peralatan tangan
Mesin harus dilengkapi dengan alat penahan goncangan, tempat duduk dapat disetel
sepenuhnya untuk pengemudi dan dipasang sabuk pangaman yang sesuai.
Ruang operator harus dirancang dan ditempatkan sehingga sesuai dengan ukuran badan
operator yang kemungkinan besar meng gunakan mesin tersebut.
Cara masuk dan keluar dari me sin, seperti anak tangga, tangga dan pintu, harus di
rancang untuk menyediakan tumpuan tangan dan kaki dengan suatu ketinggian dan jarak
yang nyaman.
Kabin tempat operator bekerja harus memenuhi persyaratan dan dilindungi dari obyek
yang jatuh.,
Mesin harus dilengkapi suatu alat penyetop yang tidak dapat kem bali sendiri, mudah
dicapai, dan ditandai dengan jelas dari posisi kerja normal operator.
Untuk mesin-mesin yang meng gunakan sistem transmisi atau kopling, maka jika tidak
dipakai, persneling harus dalam keadaan tersambung.
Rem parkir harus mampu untuk menjaga mesin dan beban lajunya pada saat
dioperasikan pada la han yang miring,
Pipa pembuangan harus dileng kapi dengan penangkap percikan. Mesin yang dilengkapi
dengan turbo chargers tidak memerlukan penangkap percikan.
topi pengaman, penutup muka, penutup mata, penutup telinga, dan penutup mulut .
Sarung tangan dipergunakan untuk berbagai kegiatan bila menggunakan bahan kimia
beracun, seperti mencampur pestisida, mencapur pupuk dan sebagainya. Untuk jenis
sarung tangan yang dipakai adalah sarung tangan yang terbuat dari karet tidak tem bus
bahan cairan. Sedangkan untuk pekerjaan di laboratorium biasanya menggunakan sarung
tangan yang terbuat dari serat asbes tahan panas.
Sepatu lapangan dipergunakan jika jenis pekerjaan yang diguna kan adalah jenis
pekerjaan lapang an.Alat ini digunakan untuk me lindungi kaki pada saat bekerja di
lapangan dari gigitan serangga atau pekerjaan lain yang berba haya di lapangan. Jenis
sepatu yang digunakan adalah jenis se patu bot, yang terbuat dari karet atau plastik. Lihat
Gambar 1.1.
Topi pengaman (Helmet); Jenis alat ini digunakan untuk melin dungi kepala dari
kemungkinan benda-benda jatuh di lapangan. Misalnya pada saat memanen buah. Lihat
Gambar 1.2
Penutup bagian muka diperguna kan untuk jenis pekerjaan lapang an, jika kondisi
lapangan berdebu. Hal ini untuk melindungi muka dari
debu yang berterbangan pada saat bekerja. Contoh penutup ba gian muka dapat dilihat
pada Gambar 1.3
Pelindung atau penutup mata. Janis alat ini dipakai untuk me lindungi mata pada saat
bekerja di lapangan, baik dari terik matahari maupun dari benda-benda yang berbahaya di
lapangan seperti debu, ataupun pada saat bekerja di laboratorium. Alat pelindung mata
sesuai kondisi lapangan dapat dilihat pada Gambar 1.4.
Alat pelindung mulut (masker). Alat ini berfungsi melindungi mulut dan hidung dari bahan
berbahaya saat bekerja di lapangan yakni menggunakan pestisida, gas be racun atau
debu. Alat ini dapat dilihat pada Gambar 1.5.
2. Pelaksanaan
Peralatan
Kerja
Untuk menjamin agar tidak terjadi kecelakaan atau hambatan pada saat kegiatan
dilaksanakan, maka alat alat yang akan dipergunakan harus terlebih dahulu dilakukan
pengecekan yaitu memastikan bahwa alat-alat tersebut berfungsi sesuai rancangan dan
dibuat memenuhi syarat kese lamatan kerja
melakukannya sendiri. Pengu jian dilakukan secara reguler, dan hasil pengujian dilaporkan
kepada perusahaan, untuk dilakukan tindak an semestinya. Peralatan yang me menuhi
standar keselamatan kerja diterbitkan sertifikat. Sedangkan peralatan yang rusak,
disarankan untuk diperbaiki agar dapat berfungsi se bagaimana mestinya.
3. Resiko Pekerjaan Diidentifikasi dan Tindakan Diambil untuk Mengurangi Resiko
Lingkup kerja bidang pertanian, khususnya perkebunan terbagi dalam dua kategori,
yaitu di laboratorium dan di lapangan. Kedua jenis resiko kedua pekerajan ini berbeda,
karena karakteristiknya. Karena itu resiko pekerjaan dibedakan menjadi; tanpa oksigen
kebakaran tidak akan terjadi, dan tanpa bahan yang mudah ter bakar tak mungkin
kebakaran terjadi dan tanpa panas kebakaran juga tak akan terjadi. Beberapa hal yang
dapat menyebabkan terjadinya ke bakaran yaitu :
a. Nyala api dan bahan pijar
Jika suatu benda padat ditempatkan dalam nyala api, suhunya akan naik, kemudian
terbakar dan menyala terus menerus sampai habis. Kemung kinan terbakar atau tidak
yang berubah menjadi panas. Akibatnya benda yang disinari akan bertambah panas dan
bila panas tersebut sampai pada titik nyala maka benda tersebut akan terbakar.
c. Peledakan uap atau gas
Setiap campuran gas atau uap yang mudah terbakar dengan udara akan menyala,
jika terkena benda pijar atau nyala api maka kebakaran akan terjadi. Besar kecilnya
kebakaran sangat tergantung pada jumlah (volume) gas atau uap.
d. Percikan api
Pencikan api yang bertemperatur cukup tinggi menjadi sebab terbakar nya
campuran gas, uap atau debu dan udara dapat menyala. Biasanya percikan api tidak
dapat menyebab kan benda terbakar. Karena tidak cukup energi dan panas yang ditim
bulkan. Percikan api dapat ditimbul kan oleh hubungan arus pendek, ataupun oleh
terjadinya kelistrikan statis, yaitu akibat pergesekan dua buah benda yang bergerak.
e. Terbakar sendiri
Kebakaran yang terjadi secara sendiri disebabkan karena seonggok an bahan
bakar mineral padat atau zat-zat organik. Kebanyakan, minyak mudah terbakar, terutama
minyak tumbuh-tumbuhah. Banyaknya panas yang tejadi ditentukan oleh luas permukaan
yang bersinggungan de ngan udara. Karena itu perlu diiden tifikasi bahan-bahan yang
mudah terbakar untuk ditempatkan pada tempat yang aman.
f. Reaksi kimia
Reaksi-reaksi kimia dapat menghasil kan panas yang dapat menyebabkan
terjadinya kebakaran. Fospor kuning teroksidasi sangat cepat bila bersing gungan dengan
udara. Natrium dan kalium akan cepat bereaksi bila tercampur dengan air, dan akan me
lepaskan gas hidrogen yang mudah terbakar jika suhu udara di atas 400 oC. Asam nitrat
yang mengenai bahan-bahan organik akan menye babkan terjadinya nyala api.
g. Kebakaran karena listrik
Kebanyakan peralatan laboratorium yang digunakan dalam bidang pertanian
khususnya perkebunan ba nyak menggunakan listrik sebagai sumber tenaganya.
Beberapa hal yang harus diperhatikan sehubungan dengan keselamatan kerja listrik yaitu
pedoman keselamatan kerja listrik; menyangkut tenaga kerja, organisasi dan cara kerja,
bahan dan peralatan listrik, dan pedoman per tolongan terhadap kecelakaan.
Perlengkapan pakaian kerja bagi tenaga kerja yang berkecimpung dengan kelistrikan,
2). Sakelar
Apapun tipe sakelar, yaitu tombol tekan, tuas, putar atau otomatis, harus memenuhi
syarat keselamatan. Sakelar untuk keperluan motor, pesawat listrik, instalasi cahaya dan
tenaga, harus ditutup.
Tidak boleh dipakai sakelar tuas yang terbuka, karena bagian terbuka yang bertegangan
akan menimbulkan bahaya tekanan arus listrik sehingga dapat meng akibatkan loncatan
api, bila sakelar diputuskan arusnya.
Sakelar tuas harus tertutup, tutup dan poros pegangan (handel) harus dihubungkan ke
tanah
Sakelar tuas harus di pasang sedemikian rupa sehingga bagian yang dapat digerakkan
dalam ke adaan tidak ada hubungan (tidak bertegangan)
Bila dipakai sakelar pemisah untuk tegangan tinggi, sakelar harus dipasang di luar batas
jangkauan tangan dan pelayanannya dilakukan dengan menggunakan tongkat pengaman.
Bila pemasangan seperti butir 3 dan 4 tidak dimungkinkan, sakelar tersebut harus
tertutup atau di pagar secara tepat agar tidak membahayakan, sedangkan pela yanannya
tetap dilakukan dengan memakai tongkat pengaman.
Untuk keperluan pemakaian se cara umum, dianjurkan agar di pakai sakelar putar dan
tombol tekan, karena bagian yang bertegangan berada di tempat tertutup. Sakelar yang
dapat me nimbulkan loncatan api harus di pasang dalam peta penghubung.
Setiap sakelar harus disertai suatu petunjuk untuk posisi tertutup atau terbuka.
Instalasi atau pesawat listrik di amankan dengan penggunaan se kring atau pengaman
otomatis
Sekring dan pengaman otomatis memutuskan arus, manakala ter jadi arus lebih sebagai
akibat ke salahan hubungan tanah, hubung an pendek dan beban lebih.
Pengaman arus lebih yang di tempatkan pada setiap bagian ins talasi yang diamankan,
harus me miliki jenis dan ukuran yang se suai, yaitu memutus arus apabila arus yang lebih
dari batas yang ditentukan melaluinya.
Pemasangan sekring pada me sin-mesin dan peralatan listrik ti dak hanya ditentukan oleh
kekuatan arus, tetapi juga oleh tenaga listrik yang tersedia dari transformator atau
generator, kemung kinan terjadinya hubungan tanah, beban lebih dan hubungan pen dek
yang membahayakan.
Penggunaan sekring harus dise suaikan dengan kuat arus yang tertera pada sekring.
Sebelum pemasangan, kabel- kabel yang bersangkutan harus bebas arus dan tegangan.
Setiap kerusakan pada sekring harus diikuti dengan pemeriksaan segera terhadap faktor
penyebab nya seperti adanya hubungan pendek atau beban lebih.
Sekring yang putus harus diganti dengan macam dan ukuran yang sama.
Pengaman otomatis dipakai untuk jaringan instalasi tegangan tinggi, untuk arus yang
besar, dan juga untuk instalasi tegangan rendah.
Bekerjanya pengaman otomatis ada yang bersifat sesaat dan ada pula yang
disertai perlengkapan perlam batan waktu. Menurut bekerjanya pengaman otomatis
tergantung pada jenis termis dan jenis magnetis. Pengaman otomatis jenis termis be kerja
atas dasar peningkatan suhu, maka tergantung pada suhu ruang an. Sedangkan
pengaman otomatis jenis magnetis, bekerja atas dasar kuat arus yang melalui jaringan
instalasi.
AIat listrik memiliki ukuran pengaman otomatis untuk dipasang. Perawatan terhadap
pengaman otomatis dilaku kan oleh tenaga ahli yang berpe ngalaman.
4. Pencegahan Kebakaran
Untuk menghindari terjadinya ke bakaran, beberapa hal yang perlu dilakukan pencegahan
dan per lindungan yaitu :
a). Penyimpanan
Dalam pengorganisasian usaha ke selamatan kerja terhadap bahaya kebakaran,
perhatian yang cermat harus diberikan tehadap lokasi dan disain gudang. Aneka bahan,
khusus nya zat-zat yang dapat terbakar merupakan sumber utama terjadinya. Dalam
perencanaan gudang atau tempat penyimpanan bahan, baik sifat maupun bentuk bahan
harus diperhatikan. Zat cair yang memiliki titik nyala lebih kecil dari 32 0C harus
ditempatkan dalam wadah atau tangki tertutup dan disimpan dalam tangki dan
ditempatkan di tempat yang terpisah atau di luar gudang dan jauh dari bahan-bahan lain
yang mudah terbakar.
b). Pengolahan
Jika proses produksi memungkinkan penggantian bahan yang kurang berbahaya
ditinjau dari segi kebakaran, maka resiko dapat dikurangi atau ditiadakan. Jumlah bahan
yang mu dah terbakar sedapat mungkin di kurangi dalam penggunaannya pada proses
produksi. Zat padat yang mudah terbakar harus diletakkan tersusun rapi dan aman,
sehingga memudahkan pekerjaan. Bahan cair yang mudah terbakar harus disalur kan ke
tempat kerja melalui pipa-pipa penyalur atau drum-drum yang di lengkapi dengan pompa
tangan. Perlu dilakukan pengaturan agar ba han cair tidak tumpah ke sekitar, misalnya
dengan penempatan drum- drum pada landasan yang me nampung bahan tertumpah.
c). Meniadakan sumber kebakaran
Pada semua proses pemanasan harus terdapat pemisah yang tepat antara bahan-bahan
yang mu dah terbakar dan alat pemanas.
Pemanasan lebih dari semestinya tanpa disengaja harus dicegah dengan pengendalian
proses secara tepat.
Segala kegiatan pengeringan harus dilengkapi dengan ventilasi mekanis yang memadai
dan sebaiknya disertai dengan sistem kontrol di antara pemanas dan ventilasi.
Bahan-bahan yang dapat ter ba kar sendiri harus selalu diamati agar tidak ada kenaikan
suhu.
Semua pemasangan jaringan listrik dan peralatan listrik harus memenuhi standar atau
ketentuan yang berlaku
Perawatan mesin harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak terjadi panas akibat
gesekan.
Pendidikan dan pelatihan harus dilakukan kepada pekerja
terbuka. Ka rena itu, proses pembuatan larutan dan penyemprotan pestisida harus
dilakukan secara hati-hati dan meng gunakan peralatan pelindung agar pestisida tidak
terkena tubuh, seperti penggunaan masker, sarung tangan, pakaian yang tertutup dan
lainya.
Beberapa hal penting agar terhindar dari bahaya keracunan pestisida antara lain :
Semua pestisida adalah racun berbahaya dan harus dihindari. Oleh sebab itu harus
dijauhkan dari makanan, minuman dan he wan ternak.
Jangan mencampur pestisida me lebihi takaran yang ditentukan pabrik pembuatnya.
Perhatikan tanda-tanda peringatan pada kaleng kemasan, cara pe nyimpanan dan cara
pencampur annya, dan penggunaan.
Alatt pencampur dan penyimpan pestisida harus diletakkan terpisah dari gudang dan
dijauhkan dari jangkauan anak anak.
Hindari kontak langsung antara tubuh dengan pestisida. Kontak dengan pestisida tidak
boleh lebih dari 8 jam setiap harinya, karena dapat terjadi penyerapan melalui kulit.
Hindari makan, minum dan me rokok sewaktu menyemprot insektisida.
Setelah menyemprot dengan pes tisida, cucilah pakaian dan badan dengan air yang
mengalir dan menggunakan sabun.
Jangan menyemprotkan pestisida berlawanan arah angin
Jika alat penyemprot pestisida tersumbat, jangan sekali-kali ditiup atau dihisap dengan
mulut.
Gunakan pelindung badan, ketika melakukan penyemprotan.
I. Pendahuluan
A. Latar belakang
B. Maksud
C. Tujuan
D. Ruang lingkup
II. Pengertian
III. Proses Penanganan pasca panen kakao
A. Diagram alir/alur proses
B. Panen
C. Sortasi buah
D. Pemeraman atau penyimpanan buah
E. Pemecahan buah
F. Fermentasi biji
G. Perendaman dan pencucian
H. Pengeringan biji
I.Sortasi dan pengkelasan biji kering
J. Pengemasan dan penyimpanan biji
IV.Standarisasi
V. Prasarana dan Sarana Penanganan pasca panen kakao
VI.Pelestarian Lingkungan
VII. Pengawasan
Tujuan yang ingin dicapai dari pe nerapan SOP Penanganan Pasca Panen Kakao adalah:
a. Mempertahankan dan meningkat kan mutu biji kakao
b. Menurunkan kehilangan hasil atau susut hasil kakao
c. Memudahkan dalam pengangkut an hasil kakao
d. Meningkatkan efisiensi proses penanganan pasca panen kakao
e. Meningkatkan daya saing hasil kakao
f. Meningkatkan nilai tambah hasil kakao
Tugas Aplikasi Konsep
Setelah menyimak uraian tentang pelaksanaan kerja sesuai dengan SOP maka jawablah
pertanyaan se bagai berikut :
1. Bila suatu perusahaan perkebun an tidak memiliki SOP kegiatan budidaya tanaman,
kesalahan apa saja yang dapat ditimbulkan oleh pekerja?
2. Bila suatu perusahaan perkebun an memiliki SOP kegiatan budi daya tanaman, apa
manfaat bagi pekerja?
3. Bila suatu perusahaan perkebun an memiliki SOP kegiatan budi daya tanaman, apa
manfaat bagi pengusaha?
4. Bila Anda mengamati dua ke lompok pekerja yang satu me ngikuti SOP dan lainya bekerja
tanpa SOP. Kelompok manakah yang akan melakukan proses dan hasil kerja yang
berkualitas. Jelaskan!
Bila bekerja sesuai SOP maka akan diperoleh hasil yang ber kualitas dan waktu
yang efisien. Mengapa demikian?Jelaskan !
1.3. Melaksanakan pertolongan pertama pada kecelakaan
Kondisi darurat merupakan keadaan berbahaya, biasanya bersifat semen tara
(relatif singkat). Misalnya ke celakaan, kebakaran, dan sebagai nya. Dalam kondisi
berbahaya
dan berlangsung
dalam
tempo
lama, maka
sangat
rusahaan dan
meminimalkan terjadinya kecelakaan di tempat ker ja, ada beberapa hal yang harus
dipahami oleh semua pihak, antara lain :
a. Pengusaha harus menetapkan dan memelihara prosedur untuk mengidentifikasi resiko
keselamat an dan kesehatan kerja secara sistematis yang mungkin timbul dari pekerjaan
di bidang pertanian /perkebunan.
b. Identifikasi meliputi potensi baha ya dan resiko yang nyata dan potensi timbulnya
kecelakaan ker ja dan situasi darurat.
c. Untuk masing-masing kegiatan dan tugas harus dilakukan eva luasi resiko. Setiap resiko
harus diidentifikasi dan dicatat.
d. Prosedur harus dipelihara untuk mengevaluasi resiko dan penga ruh dari potensi bahaya
yang ter identifikasi, dengan memperhati kan frekuensi kecelakaan yang sering terjadi.
e. Berdasarkan hasil evaluasi resiko, perusahaan harus menetapkan tujuan untuk
menurunkan resiko sampai tingkat serendah mungkin, dan melaksanakan tindakan pen
cegahan yang sesuai.
f. Para manajer, penyelia dan peker ja harus terlibat dalam identifikasi resiko dan
pengaruhnya terhadap keselamatan, kesehatan atau ling kungan kerja.
(Syncope/collapse) yaitu
hilangnya
kesadaran
sementara
karena
otak
kekurangan O2, lapar, terlalu banyak mengeluarkan te naga, dehidrasi (kekurangan cair an
tubuh), hiploglikemia, animea.
Gejala
Perasaan limbung
Pandangan berkunang-kunang
Telinga berdenging
Nafas tidak teratur
Muka pucat
Biji mata melebar
Lemas
Keringat dingin
Menguap berlebihan
Tak respon (beberapa menit)
Denyut nadi lambat
Penanganan
Baringkan korban dalam posisi terlentang
Tinggikan tungkai melebihi ting gi jantung
Longgarkan pakaian yang me ngikat dan hilangkan
barang yang menghambat pernafasan
Beri udara segar
Periksa kemungkinan cedera lain
Selimuti korban
Korban diistirahatkan beberapa saat
Bila tak segera sadar, periksa nafas dan nadi,
posisi stabil kemudian rujuk ke instansi ke sehatan
b. Dehidrasi yaitu suatu keadaan dimana tubuh mengalami ke kurangan cairan. Hal ini terjadi
apabila cairan yang dikeluarkan tubuh melebihi cairan yang ma suk. Keluarnya cairan ini
biasanya disertai dengan elektrolit (K, Na, Cl, Ca). Dehidrasi disebabkan ka rena kurang
minum dan disertai kehilangan cairan/banyak keringat karena udara terlalu panas atau
aktivitas yang terlalu berlebihan.
Gejala
Gejala dehidrasi ringan
Nadi lemah
Sangat haus
Gejala dehidrasi berat
Hipotensi
Mata cekung
Kejang-kejang
Penanganan
Mengganti cairan yang hilang
dan mengatasi shock
Mengganti elektrolit yang le mah
Mengenal dan mengatasi kom
plikasi yang ada
Memberantas penyebabnya
Rutinlah minum jangan tunggu
haus
Gejala
Penanganan
Tenangkan korban
Bawa ketempat yang luas dan sejuk
Posisikan duduk
Atur nafas
Beri (bantu) oksigen bila diperlukan
d. Memar yaitu pendarahan yang terjadi di lapisan bawah kulit akibat dari benturan keras
Gejala
Warna kebiruan/merah pada kulit
Nyeri jika di tekan
Kadang disertai bengkak
Penanganan
Kompres dingin
Balut tekan
Tinggikan bagian luka
e. Luka yaitu suatu keadaan terputus nya kontinuitas jaringan secara tiba-tiba karena
kekerasan/injury.
Gejala
Terbukanya kulit
Pendarahan
Rasa nyeri
Penanganan
Bersihkan
luka
dengan
anti
septic(alcohol/boorwater)
Tutup luka dengan kasa steril/ plester
Balut tekan (jika pendarahan nya besar)
Jika hanya lecet, biarkan ter buka untuk
proses pengeringan luka
f. Luka bakar yaitu luka yang terjadi akibat sentuhan tubuh dengan benda-benda yang
menghasilkan panas (api, air panas, listrik, atau zat-zat yang bersifat membakar).
Gejala
Matikan api dengan memutuskan suplai
oksigen
Perhatikan keadaan umum penderita
Pendinginan yaitu dilakukan de ngan
membuka
pakaian
penderita/
korban.
Kemudian, merendam dalam air atau air
mengalir selama 20 atau 30 menit. Untuk
daerah wajah, cukup di kompres air.
Penanganan
Luka ditutup dengan perban atau kain
bersih kering yang tak dapat melekat
pada luka
Penderita dikerudungi kain pu tih
Luka jangan diberi zat yang tak larut
dalam air seperti mentega, kecap
Khusus untuk luka bakar di daerah
wajah, posisi kepala harus lebih tinggi
dari tubuh
g. Gigitan binatang; gigitan binatang dan sengatan, biasanya merupa kan alat dari binatang
tersebut untuk mempertahankan diri dari lingkungan atau sesuatu yang me ngancam
keselamatan jiwanya. Gigitan binatang terbagi menjadi dua jenis; yang berbisa (beracun)
dan yang tidak memiliki bisa. Pada umumnya resiko infeksi pada gigitan binatang lebih
besar dari pada luka biasa.
Gejala
Penanganan
Cucilah bagian yang tergigit dengan air
hangat dengan sedikit antiseptik.
Bila pendarahan,
kemudian dibalut.
segera
dira
wat
h. Gigitan ular; tidak semua ular ber bisa, akan tetapi hidup penderita/ korban tergantung dari
ketepatan diagnosa, maka pada keadaan yang meragukan ambillah sikap menganggap
bahwa ular tersebut berbisa. Sifat bisa atau racun ular terbagi menjadi 3, yaitu :
Gejala
Hematotoksin (keracunan dalam)
Neurotoksin (bisa/racun menye
rang sistem saraf)
Histaminik (bisa menyebabkan
alergi pada korban)
Penanganan
Terlentangkan/ baringkan pen derita dengan bagian
yang ter gigit lebih rendah dari jantung.
Tenangkan penderita, agar pen jalaran bisa/racun
ular tidak se makin cepat
Cegah penyebaran bisa pende rita dari daerah
gigitan yaitu:
Torniquet di bagian proximal daerah gigitan
pembengkak an untuk membendung se bagian
aliran limfa dan vena, tetapi tidak menghalangi alir
an arteri. Torniquet / toniket dikendorkan setiap 15
menit selama + 30 detik
Letakkan daerah gigitan dari tubuh
Lakukan kompres es
Usahakan agar penderita se tenang mungkin, bila
perlu berikan petidine 50 mg/im un tuk
menghilangkan rasa nyeri.
Perawatan luka
Hindari kontak luka dengan larutan asam KMn0 4,
yo dium atau benda panas
Zat anestetik disuntikkan sekitar luka jangan ke
dalam lukanya, bila perlu pengeluar an ini dibantu
dengan pe ngisapan melalui breast pump sprit atau
dengan isapan mu lut sebab bisa ular tidak ber
bahaya bila ditelan (selama tidak ada luka di mulut).
Bila memungkinkan, berikan suntikan anti bisa
(antifenin)
Perbaikan sirkulasi darah
Kopi pahit pekat
Kafein nabenzoat 0,5 gr im/iv
Bila perlu diberikan pula vasakonstriktor
i. Gigitan lipan
Gejala
Ada sepasang luka bekas gigit an
Sekitar luka bengkak, rasa ter bakar, pegal
dan sakit biasanya hilang dengan sendirinya
se telah 4-5 jam
Penanganan
Kompres dengan air dingin dan cuci
dengan obat antiseptik
Beri obat pelawan rasa sakit, bila gelisah
bawa ke paramedik
Pembengkakan,
merahan (lintah)
Gejala
gatal dan
ke
Penanganan
merah- Lepaskan lintah/pacet dengan bantuan
air tembakau/ air garam
Bila ada tanda-tanda reaksi kepekaan,
gosok dengan obat atau salep anti gatal
Digendong; untuk korban sadar dan tidak terlalu berat serta tidak patah tulang
Dipanggul/digendong
Tandu permanen
Tandu darurat
Tali/webbing
2. Pelaporan, Pencatatan, Penyelidik an dan Pemberitahuan Penyakit dan Kecelakaan Kerja.
b.
c.
d.
e.
1.
2.
3.
1.
2. Tindakan apa sebagai pertolongan pertama yang akan Anda berikan kepada teman
saudara bila terluka atau terkena gigitan ular ?