dan
Kesehatan
Kerja
(K3)
dapat
dideskripsikan
sebagai
Republik
Indonesia
Nomor
Tahun
setiap perusahaan yang memper kerjakan tenaga kerja sebanyak seratus orang atau
lebih dan atau mengandung potensi bahaya yang ditimbulkan oleh karakteristik proses
bahan produksi yang dapat meng akibatkan kecelakaan kerja seperti peledakan,
kebakaran, pencemaran dan penyakit akibat kerja, wajib me nerapkan sistem
manajemen K3. Ayat (2) sistem manajemen kese lamatan dan kesehatan kerja wajib
dilaksanakan oleh pengurus, pengusaha dan seluruh tenaga kerja sebagai satu
kesatuan.
Okasatria
Novyanto
(2008)
menjelas
kan
bahwa
Sistem
Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) adalah bagian dari sistem manajemen
keseluruhan yang me liputi struktur organisasi, perencana an, tanggung jawab,
pelaksanaan, prosedur, proses dan sumberdaya yang dibutuhkan bagi pengembang an,
penerapan, pencapaian, pengkaji an dan pemeliharaan kebijakan K3 dalam rangka
pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat
kerja yang aman, efisien dan produktif.
Tujuan dari SMK3 adalah terciptanya sistem K3 di tempat kerja yang melibatkan
segala pihak sehingga dapat mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit
akibat kerja dan terciptanya tempat kerja yang aman, efisien, dan produktif. Sedang kan
manfaat yang diperoleh dari penerapan SMK3 bagi industri atau perusahaan yakni :
a. Mengurangi jam kerja yang hilang akibat kecelakaan kerja.
b. Menghindari kerugian material dan jiwa akibat kecelakaan kerja.
c. Menciptakan tempat kerja yang efisien dan produktif karena tenaga kerja merasa
aman dalam bekerja.
d. Meningkatkan image pasar terhadap perusahaan.
e. Menciptakan hubungan yang harmonis antara karyawan dan perusahaan.
f. Perawatan terhadap mesin dan peralatan semakin baik, sehingga membuat umur
alat semakin lama.
tentang :
Apakah pekerja dan atau pe ngusaha mengetahui tentang K3 ?
Apakah pekerja mengetahui ke untungan bagi pekerja bila K3 diterapkan pada suatu
perusaha an?
Apakah pekerja memperhatikan atau menerapkan K3 pada saat bekerja di tempat
kerja?
Apakah pengusaha mengetahui peraturan Menteri Tenaga Kerja tentang K3?
Apakah pengusaha mengetahui keuntungan bagi perusahaan bila K3 diterapkan pada
suatu perusa haan?
Apakah perusahaan memiliki struk tur organisasi K3?
Buatlah catatan dan hitung jumlah orang/ pekerja yang memahami K3 dan tidak
memahami K3.
Buatlah catatan dan hitung jumlah orang/ pekerja yang memperhati kan atau
menerapkan K3 pada saat bekerja.
Apa yang dapat Anda lakukan bila para pekerja belum mengetahui K3?
Apa yang dapat Anda lakukan bila para pekerja tidak menerap kan K3?
Persyaratan produksi
Kesadaran tentang
penerapan peraturan sistem manajemen mutu ISO 14000 yaitu bagi organisasi
perusahaan
yang
memerlukan
pe
ngakuan
standar
Internasional.
Untuk
a.
Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berhubungan erat dengan mesin,
peralatan kerja, bahan dan proses pengolahan, landasan kerja dan lingkungan serta
cara-cara me lakukan pekerjaan.
b.
Sasaran Program K3
Sasaran program K3 adalah segala tempat kerja, baik di darat, di dalam tanah,
di permukaan air, di dalam air maupun di udara. Tempat tempat kerja tersebar pada
segenap kegiatan ekonomi, seperti pertanian/ perkebunan, peternakan, perikanan,
industri pengolahan, pertambangan, perhubungan, jasa dan sebagainya.
c.
Tempat Kerja
Tempat kerja adalah setiap ruangan atau lapangan tertutup maupun terbuka,
bergerak atau tetap, dimana tenaga kerja bekerja, atau yang sering digunakan oleh
tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha.Tempat kerja tersebut terdapat sumbersumber bahaya, baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air, maupun di
udara yang menjadi ke wenangan suatu badan usaha atau perusahaan. Dalam bidang
perkebunan, yang disebut dengan tempat kerja adalah tempat dimana kegiatan
perkebunan biasa dilaksanakan, yaitu areal pembibitan, areal penanaman, termasuk
laboratorium, dan bengkel pertanian.
d.
Perusahaan
Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang mempekerjakan pekerja dengan
tujuan untuk mencari laba atau tidak, baik milik perorangan, kelompok, swasta maupun
milik negara.
e.
Tenaga Kerja
Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan, baik di
dalam atau di luar hubungan kerja guna menghasilkan barang atau jasa untuk
memenuhi standar kebutuhan masyarakat.
f.
dan kesehatan kerja di tempat kerja dengan melibatkan semua unsur-unsur yang
terdapat da lam suatu instansi atau perusahaan dimana dilakukan kegiatan kerja.
Sedangkan sasaran keselamatan dan kesehatan kerja adalah semua personil dan
suatu instansi atau perusahaan termasuk didalamnya adalah pihak manajer, tenaga
kerja dan orang-orang yang terkait dengan kegiatan perusahaan tersebut.
g.
Penerapan Prosedur K3
meningkatkan
pelaksanaan
sistem
K3
secara
menghindari
dan
meminimalkan
terjadinya
kecelakaan
maka
perlu
Pada setiap laboratorium atau bengkel atau ruangan dibuatkan tata tertib yang harus
dipatuhi oleh semua orang yang akan masuk ke dalam lab atau ruangan. Didalam tata
tertib tersebut perlu dijelaskan hal-hal yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan
serta ancaman sanksi yang akan dikenakan jika melanggar tata tertib.
Setiap alat yang dioperasikan dengan menggunakan mesin harus dibuatkan instruksi
kerjanya. Instruksi kerja tersebut langsung ditempelkan pada alat atau di tempat-tempat
tertentu sedemiki an rupa, sehingga setiap operator alat yang akan menggunakan alat
dapat membaca petunjulk peng operasian alat. Hal ini untuk meng hindari terjadinya
kesalahan prosedur dalam pengoperasian alat. Selain itu, dengan adanya pe tunjuk
pengoperasian maka siapa pun yang akan mengoperasikan alat tersebut dapat
terhindar dari kecelakaan yang dapat menyebabkan kecelakaan operator atau
kerusakan alat.
Pada setiap ruangan agar dibuat kan poster-poster keselamatan kerja dan label-label
yang me nunjukkan bahaya kecelakaan yang mungkin saja terjadi. Pem
buatan label dan poster tersebut harus dibuat sedemikian rupa se hingga mudah
dibaca bagi setiap orang.
Bahan-bahan berbahaya seperti bahan kimia, fungisida, bakterisida, rodentisida,
herbisida, insektisida, pupuk anorganik dan sebagainya, diberikan label dan tanda
dengan menggunakan lambang atau tulisan peringatan pada wadah adalah suatu
tindakan pencegahan yang sangat penting.
Aneka label dan pemberian tanda, diberikan sesuai dengan sifat ba han yang ada.
Beberapa label dan pemberian tanda dapat dipakai dengan menggunakan lambang
yang sudah diketahui secara umum. Dengan demikian masya rakat mudah mengenal
dan me respon maksud dan tujuan label atau tanda atau lambang yang telah dipasang.
D. Dasar-dasar Keselamatan Kerja dan Resiko
Beberapa ketentuan yang mem bahas dasar-dasar keselamatan ker ja dan
resiko adalah sebagai berikut :
Persyaratan Keselamatan untuk Perkakas, Mesin dan Bahan Kimia Berbahaya
Mengingat sangat bervariasinya perkakas, mesin, bahan kimia berbahaya dan
cara kerja yang diguna kan dalam bidang pertanian (perkebunan), maka tidak
semuanya akan dibicarakan, baik dalam kaitan dengan pemilihan perkakas, mesin dan
bahan kimia berbahaya tetapi prinsip-prinsip umum akan diuraikan .
a. Syarat-syarat umum
Semua perkakas, mesin dan bahan kimia berbahaya yang digunakan dalam pertanian
(perkebunan) harus ::
Digunakan hanya untuk pekerja an yang telah dirancang atau dikembangkan, kecuali
jika suatu penggunaan tambahan yang diusulkan telah dinilai oleh seorang yang
kompeten dan telah dinyata kan aman penggunaannya.
Digunakan atau dioperasikan oleh para pekerja yang telah dinilai ber kompeten dan
atau memiliki serti fikat keterampilan yang sesuai.
Perkakas, mesin dan peralatan harus mempunyai disain dan konstruksi yang baik,
dengan mem pertimbangkan prinsip kesehatan, keselamatan dan ergonomik, dan
mereka harus dipelihara dengan kondisi yang baik.
Setiap perkakas, mesin dan peralatan harus secara rutin diperiksa berdasarkan suatu
penilaian yang lengkap dari semua kriteria terkait harus digunakan saat pemilihan suatu
mesin. Hal ini membantu untuk menciptakan suatu Iingkung an kerja yang sehat dan
produktif serta memastikan bahwa mesin tersebut tepat untuk tujuan yang
dimaksudkan.
Pengusaha atau produsen alat dan mesin harus menyediakan instruksi dan informasi
K3 yang jelas dan menyeluruh tentang penggunaan dan pemeliharaan perkakas dan
bahan kimia ber bahaya bagi operator/ pengguna.
Peralatan harus dirancang agar gampang dan aman dalam peme liharaan dan sedikit
perbaikan di tempat kerja. Para pekerja harus dilatih untuk melakukan pemeli haraan
dan perbaikan kecil pada mesin dan peralatan mereka. Jika tidak bisa dilakukan,
seorang yang kompeten harus mudah dihubungi dari tempat kerja. Fasilitas untuk
perbaikan dan pemeliharaan pe ralatan dan perkakas harus di sediakan. Disarankan
penyedia an fasilitas perbaikan dan pemeli haraan peralatan dan perkakas dekat
dengan tempat berteduh atau fasilitas perumahan.
Pada tempat perbaikan harus disediakan fasilitas bengkel de ngan perkakas dan
peralatan pemeliharaan yang sesuai, agar pekerjaan pemeliharaan dan re parasi
dilaksanakan dalam kondisi aman, tanpa terganggu oleh kon disi cuaca yang buruk,
serta tidak mengganggu lingkungan di sekitar bengkel.
8
b. Peralatan tangan
Penggunaan peralatan tangan banyak digunakan untuk jenis-jenis pekerjaan
yang ringan dan memerlu kan spesifikasi kerja tertentu. Ada beberapa hal yang harus
diperhati kan dalam penggunaan peralatan tangan, yaitu :
Peralatan tangan untuk memotong dan memisahkan benda harus dibuat dari baja
berkualitas baik sehingga menjaga sisi pemotongan dan efektivitasnya de ngan
pemeliharaan minimum.
Bagian alas dari suatu alat untuk memotong dan memisahkan harus dipasang
dengan aman pada tangkai dengan suatu alat efektif, sebagai contoh baji, paku keling
atau baut.
Tangkai harus memberikan suatu genggaman yang kuat dan harus terbuat dari kayu
berkualitas baik atau bahan lain yang sesuai
Spesifikasi perkakas, seperti ukur an, panjang tangkai dan berat harus sesuai untuk
memenuhi ke butuhan dari pekerjaan dan keada an fisilk dari pemakai.
Jika tidak digunakan, perkakas bersisi tajam harus diberi sarung dengan alat yang
sesuai.
c. Mesin portable
Kendali mesin seperti gergaji rantai, gergaji sikat dan pemotong rumput harus
ditempatkan dengan nyaman dan fungsinya ditandai dengan jelas.
Posisi dan dimensi tangkai harus nyaman bagi operator dalam semua sikap kerja
normal.
Tingkat kebisingan, getaran dan emisi buangan yang berbahaya harus serendah
mungkin sesuai dengan kemajuan teknologi.
Bahan bakar dan minyak pelumas yang digunakan harus da pat dihancurkan secara
biologis (ramah lingkungan) sehingga me ngurangi bahaya polusi gas buang dan
tumpahan.
Semua alat pelindung harus pada tempatnya dan secara teratur diperiksa kerusakan
yang timbul.
Mesin harus dilengkapi dengan alat penahan goncangan, tempat duduk dapat disetel
sepenuhnya untuk pengemudi dan dipasang sabuk pangaman yang sesuai.
9
Ruang operator harus dirancang dan ditempatkan sehingga sesuai dengan ukuran
Cara masuk dan keluar dari me sin, seperti anak tangga, tangga dan pintu, harus di
rancang untuk menyediakan tumpuan tangan dan kaki dengan suatu ketinggian dan
jarak yang nyaman.
Kabin tempat operator bekerja harus memenuhi persyaratan dan dilindungi dari
obyek yang jatuh.,
Mesin harus dilengkapi suatu alat penyetop yang tidak dapat kem bali sendiri, mudah
dicapai, dan ditandai dengan jelas dari posisi kerja normal operator.
Untuk mesin-mesin yang meng gunakan sistem transmisi atau kopling, maka jika
tidak dipakai, persneling harus dalam keadaan tersambung.
Rem parkir harus mampu untuk menjaga mesin dan beban lajunya pada saat
dioperasikan pada la han yang miring,
Pipa pembuangan harus dileng kapi dengan penangkap percikan. Mesin yang
dilengkapi dengan turbo chargers tidak memerlukan penangkap percikan.
1. Pakaian dan Peralatan Pelindung Kerja
Penggunaan pakaian dan peralatan pelindung kerja, sangat dibutuhkan bagi
pekerja. Kesadaran tersebut per lu dipelihara dan ditingkatkan untuk mencapai mutu
keselamatan dan ke sehatan kerja serta lingkungan hidup.
a. Pakaian kerja
Pakaian kerja yang dipakai di lapangan, bagi pekerja bidang pertanian, harus
memenuhi beberapa kriteria, secara umum adalah :
Pakaian kerja harus dibuat dari bahan yang menjaga badan pekerja tetap kering dan
berada pada temperatur yang nyaman. Untuk bekerja di daerah yang ber iklim panas
dan kering, pakaian yang sesuai harus digunakan untuk menghindari radiasi panas
yang berlebihan dan memudah kan pengeluaran keringat.
Pakaian pelindung yang sesuai harus disediakan jilka ada suatu resiko radiasi UV
atau potensi bahaya biologik, seperti tumbuhan beracun, infeksi dan binatang.
Pakaian harus mempunyai warna yang kontras dengan lingkungan pertanian untuk
memastikan bah wa para pekerja kelihatan dengan jelas.
10
Penggunaan alat pelindung diri harus dianggap sebagal suatu upaya terakhir, bila
Alat pelindung diri untuk pekerjaan bidang pertanian dilapangan harus memiliki fungsi
yang spesifik.
Alat pelindung diri harus meme nuhi standar internasional atau nasional.
b. Alat pelindung diri
Ada beberapa jenis alat pelindung dirl untuk bidang pekerjaan pertanian di
lapangan sesuai dengan jenis pekerjaanya antara lain: sarung tangan, sepatu
lapangan, topi pengaman, penutup muka, penutup mata, penutup telinga, dan penutup
mulut .
Sepatu lapangan dipergunakan jika jenis pekerjaan yang diguna kan adalah jenis
pekerjaan lapang an.Alat ini digunakan untuk me lindungi kaki pada saat bekerja di
lapangan dari gigitan serangga atau pekerjaan lain yang berba haya di lapangan. Jenis
sepatu yang digunakan adalah jenis se patu bot, yang terbuat dari karet atau plastik.
Lihat Gambar 1.1.
Topi pengaman (Helmet); Jenis alat ini digunakan untuk melin dungi kepala dari
kemungkinan benda-benda jatuh di lapangan. Misalnya pada saat memanen buah.
Lihat Gambar 1.2
Penutup bagian muka diperguna kan untuk jenis pekerjaan lapang an, jika kondisi
lapangan berdebu. Hal ini untuk melindungi muka dari
debu yang berterbangan pada saat bekerja. Contoh penutup ba gian muka dapat
dilihat pada Gambar 1.3
Pelindung atau penutup mata. Janis alat ini dipakai untuk me lindungi mata pada saat
bekerja di lapangan, baik dari terik matahari maupun dari benda-benda yang berbahaya
11
di lapangan seperti debu, ataupun pada saat bekerja di laboratorium. Alat pelindung
mata sesuai kondisi lapangan dapat dilihat pada Gambar 1.4.
Alat pelindung mulut (masker). Alat ini berfungsi melindungi mulut dan hidung dari
bahan berbahaya saat bekerja di lapangan yakni menggunakan pestisida, gas be racun
atau debu. Alat ini dapat dilihat pada Gambar 1.5.
2. Pelaksanaan
Peralatan
Kerja
Untuk menjamin agar tidak terjadi kecelakaan atau hambatan pada saat kegiatan
dilaksanakan, maka alat alat yang akan dipergunakan harus terlebih dahulu dilakukan
pengecekan yaitu memastikan bahwa alat-alat tersebut berfungsi sesuai rancangan
dan dibuat memenuhi syarat kese lamatan kerja
12
Pengujian peralatan tersebut harus dilakukan oleh lembaga atau institusi yang
berwenang menguji dan me miliki sertifikat untuk peralatan yang menggunakan mesin
dan sensitifitas tinggi. Sedangkan untuk peralatan manual, jika memungkinkan operator
dapat melakukannya sendiri. Pengu jian dilakukan secara reguler, dan hasil pengujian
dilaporkan kepada perusahaan, untuk dilakukan tindak an semestinya. Peralatan yang
me menuhi standar keselamatan kerja diterbitkan sertifikat. Sedangkan peralatan yang
rusak, disarankan untuk diperbaiki agar dapat berfungsi se bagaimana mestinya.
3. Resiko Pekerjaan Diidentifikasi dan Tindakan Diambil untuk Mengurangi Resiko
Lingkup kerja bidang pertanian, khususnya perkebunan terbagi dalam dua
kategori, yaitu di laboratorium dan di lapangan. Kedua jenis resiko kedua pekerajan ini
13
berbeda, karena karakteristiknya. Karena itu resiko pekerjaan dibedakan menjadi; tanpa
oksigen kebakaran tidak akan terjadi, dan tanpa bahan yang mudah ter bakar tak
mungkin kebakaran terjadi dan tanpa panas kebakaran juga tak akan terjadi. Beberapa
hal yang dapat menyebabkan terjadinya ke bakaran yaitu :
a. Nyala api dan bahan pijar
Jika suatu benda padat ditempatkan dalam nyala api, suhunya akan naik,
kemudian terbakar dan menyala terus menerus sampai habis. Kemung kinan terbakar
atau tidak suatu bahan tergantung pada :
Sifat bahan padat; yaitu sangat mudah atau agak mudah atau bersifat sukar terbakar
Ukuran zat; jika suatu zat atau bahan berjumlah sedikit maka tidak cukup
menimbulkan panas sehingga kebakaran tidak akan te jadi.
Cara menyalakan
Gambar 1.4 Pelindung Mata
b. Penyinaran
Terbakarnya bahan-bahan yang ber sifat mudah terbakar oleh benda pijar atau
nyala api, tidak harus terjadi karena persentuhan. Semua sumber panas akan
memancarkan gelom bang elektromagnetis yaitu sinar infra merah. Jika gelombang
elektromagnetis me ngenai benda, maka pada benda tersebut akan dilepaskan energi
yang berubah menjadi panas. Akibatnya benda yang disinari akan bertambah panas
dan bila panas tersebut sampai pada titik nyala maka benda tersebut akan terbakar.
c.
d. Percikan api
Pencikan api yang bertemperatur cukup tinggi menjadi sebab terbakar nya
campuran gas, uap atau debu dan udara dapat menyala. Biasanya percikan api tidak
dapat menyebab kan benda terbakar. Karena tidak cukup energi dan panas yang ditim
bulkan. Percikan api dapat ditimbul kan oleh hubungan arus pendek, ataupun oleh
terjadinya kelistrikan statis, yaitu akibat pergesekan dua buah benda yang bergerak.
e. Terbakar sendiri
Kebakaran yang terjadi secara sendiri disebabkan karena seonggok an bahan
bakar mineral padat atau zat-zat organik. Kebanyakan, minyak mudah terbakar,
terutama minyak tumbuh-tumbuhah. Banyaknya panas yang tejadi ditentukan oleh luas
permukaan yang bersinggungan de ngan udara. Karena itu perlu diiden tifikasi bahanbahan yang mudah terbakar untuk ditempatkan pada tempat yang aman.
f.
Reaksi kimia
15
Sarung tangan panjang, lemas, kuat, dan memiliki daya isolator yang sesuai.
Sarung tangan untuk bekerja adalah lemas, kuat, dan tahan gesekan terhadap kawat
penghantar.
Pedoman instalasi dan syarat-syarat perlengkapan listrik yaitu sebagai berikut:
1). Pemasangan peralatan listrik
pesawat listrik harus di tempatkan dalam ruangan ter pisah yang ukurannya memadai,
dan hanya orang-orang berkom peten boleh masuk ke dalam ruang tersebut.
Jika alat-alat atau pesawat listrik terpaksa ditempatkan di tempat kerja dalam ruang
produksi, ha rus dibuat pagar pengaman untuk melindungi bagian atau penghan tar
yang bertegangan.
Pagar pengaman berfungsi men cegah kecelakaan. Rangka pagar dapat terbuat dari
kayu, besi pipa, besi siku, kawat baja, besi pelat berlubang atau plastik. Dalam hal ini,
kayu kering atau plastik me miliki sifat yang lebih bailk, karena zat-zat tersebut tidak
menghantar kan listrik. Namun, kayu memiliki kerugian karena mudah terbakar. Rangka
besi harus disertai hu bungan ke tanah secara tepat.
Perlu dipasang papan tanda la rangan masuk bagi mereka yang tidak
berkepentingan dan disertai peringatan "Awas bahaya listrik". Tanda peringatan di
pasang pada tempat masuk ke ruangan, de ngan huruf yang jelas dan mudah dibaca.
Petugas perawatan peralatan lis trik harus tahu benar bahaya-bahaya yang berkaitan
dengan instalasi listrik dan peralatan lainnya,
Apapun tipe sakelar, yaitu tombol tekan, tuas, putar atau otomatis, harus memenuhi
syarat keselamatan. Sakelar untuk keperluan motor, pesawat listrik, instalasi cahaya
dan tenaga, harus ditutup.
Tidak boleh dipakai sakelar tuas yang terbuka, karena bagian terbuka yang
bertegangan akan menimbulkan bahaya tekanan arus listrik sehingga dapat meng
akibatkan loncatan api, bila sakelar diputuskan arusnya.
Sakelar tuas harus tertutup, tutup dan poros pegangan (handel) harus dihubungkan
ke tanah
17
yang dapat
Bila dipakai sakelar pemisah untuk tegangan tinggi, sakelar harus dipasang di luar
batas jangkauan tangan dan pelayanannya dilakukan dengan menggunakan tongkat
pengaman.
Bila pemasangan seperti butir 3 dan 4 tidak dimungkinkan, sakelar tersebut harus
tertutup atau di pagar secara tepat agar tidak membahayakan, sedangkan pela
yanannya tetap dilakukan dengan memakai tongkat pengaman.
Untuk keperluan pemakaian se cara umum, dianjurkan agar di pakai sakelar putar
dan tombol tekan, karena bagian yang bertegangan berada di tempat tertutup. Sakelar
yang dapat me nimbulkan loncatan api harus di pasang dalam peta penghubung.
Setiap sakelar harus disertai suatu petunjuk untuk posisi tertutup atau terbuka.
3). Sekring dan pengaman otomatis
Sekring dan pengaman otomatis memutuskan arus, manakala ter jadi arus lebih
sebagai akibat ke salahan hubungan tanah, hubung an pendek dan beban lebih.
Pengaman arus lebih yang di tempatkan pada setiap bagian ins talasi yang
diamankan, harus me miliki jenis dan ukuran yang se suai, yaitu memutus arus apabila
arus yang lebih dari batas yang ditentukan melaluinya.
Pemasangan sekring pada me sin-mesin dan peralatan listrik ti dak hanya ditentukan
oleh kekuatan arus, tetapi juga oleh tenaga listrik yang tersedia dari transformator atau
generator, kemung kinan terjadinya hubungan tanah, beban lebih dan hubungan pen
dek yang membahayakan.
Penggunaan sekring harus dise suaikan dengan kuat arus yang tertera pada sekring.
Sebelum pemasangan, kabel- kabel yang bersangkutan harus bebas arus dan
tegangan.
Setiap kerusakan pada sekring harus diikuti dengan pemeriksaan segera terhadap
faktor penyebab nya seperti adanya hubungan pendek atau beban lebih.
Sekring yang putus harus diganti dengan macam dan ukuran yang sama.
Pengaman otomatis dipakai untuk jaringan instalasi tegangan tinggi, untuk arus yang
besar, dan juga untuk instalasi tegangan rendah.
18
Bekerjanya pengaman otomatis ada yang bersifat sesaat dan ada pula yang
disertai perlengkapan perlam batan waktu. Menurut bekerjanya pengaman otomatis
tergantung pada jenis termis dan jenis magnetis. Pengaman otomatis jenis termis be
kerja atas dasar peningkatan suhu, maka tergantung pada suhu ruang an. Sedangkan
pengaman otomatis jenis magnetis, bekerja atas dasar kuat arus yang melalui jaringan
instalasi.
AIat listrik memiliki ukuran pengaman otomatis untuk dipasang. Perawatan terhadap
pengaman otomatis dilaku kan oleh tenaga ahli yang berpe ngalaman.
4. Pencegahan Kebakaran
Untuk menghindari terjadinya ke bakaran, beberapa hal yang perlu dilakukan
pencegahan dan per lindungan yaitu :
a). Penyimpanan
Dalam pengorganisasian usaha ke selamatan kerja terhadap bahaya kebakaran,
perhatian yang cermat harus diberikan tehadap lokasi dan disain gudang. Aneka bahan,
khusus nya zat-zat yang dapat terbakar merupakan sumber utama terjadinya. Dalam
perencanaan gudang atau tempat penyimpanan bahan, baik sifat maupun bentuk
bahan harus diperhatikan. Zat cair yang memiliki titik nyala lebih kecil dari 32 0C harus
ditempatkan dalam wadah atau tangki tertutup dan disimpan dalam tangki dan
ditempatkan di tempat yang terpisah atau di luar gudang dan jauh dari bahan-bahan
lain yang mudah terbakar.
b). Pengolahan
Jika proses produksi memungkinkan penggantian bahan yang kurang berbahaya
ditinjau dari segi kebakaran, maka resiko dapat dikurangi atau ditiadakan. Jumlah
bahan yang mu dah terbakar sedapat mungkin di kurangi dalam penggunaannya pada
proses produksi. Zat padat yang mudah terbakar harus diletakkan tersusun rapi dan
aman, sehingga memudahkan pekerjaan. Bahan cair yang mudah terbakar harus
19
disalur kan ke tempat kerja melalui pipa-pipa penyalur atau drum-drum yang di lengkapi
dengan pompa tangan. Perlu dilakukan pengaturan agar ba han cair tidak tumpah ke
sekitar, misalnya dengan penempatan drum- drum pada landasan yang me nampung
bahan tertumpah.
c). Meniadakan sumber kebakaran
Pada semua proses pemanasan harus terdapat pemisah yang tepat antara
bahan-bahan yang mu dah terbakar dan alat pemanas.
Bahan-bahan yang dapat ter ba kar sendiri harus selalu diamati agar tidak ada
kenaikan suhu.
Semua pemasangan jaringan listrik dan peralatan listrik harus memenuhi standar
atau ketentuan yang berlaku
Perawatan mesin harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak terjadi panas
akibat gesekan.
20
dihindar kan, maka harus digunakan dalam batas-batas aman, baik terhadap ma nusia,
hasil produksi dan lingkungan.
6. Keracunan Pestisida
Pestisida adalah bahan kimia yang biasa dipergunakan untuk mengen dalikan
hama dan penyakit tanaman. Sifat pestisida tersebut sangat berbahaya terhadap
kesehatan karena dapat menyebabkan sakit atau ke matian. Berdasarkan cara
pengguna annya dikenal insektisida yang di semprotkan dalam bentuk aerosol maupun
pengasapan (fumigan). Keracunan insektisida cepat terjadi melalui beberapa cara,
seperti kulit, mulut atau hisapan udara melalui hidung. Keracunan melalui kulit mudah
terjadi jika kulit terbuka. Ka rena itu, proses pembuatan larutan dan penyemprotan
pestisida harus dilakukan secara hati-hati dan meng gunakan peralatan pelindung agar
pestisida tidak terkena tubuh, seperti penggunaan masker, sarung tangan, pakaian
yang tertutup dan lainya.
Beberapa hal penting agar terhindar dari bahaya keracunan pestisida antara lain :
Semua pestisida adalah racun berbahaya dan harus dihindari. Oleh sebab itu harus
dijauhkan dari makanan, minuman dan he wan ternak.
Alatt pencampur dan penyimpan pestisida harus diletakkan terpisah dari gudang dan
dijauhkan dari jangkauan anak anak.
Hindari kontak langsung antara tubuh dengan pestisida. Kontak dengan pestisida
tidak boleh lebih dari 8 jam setiap harinya, karena dapat terjadi penyerapan melalui
kulit.
Setelah menyemprot dengan pes tisida, cucilah pakaian dan badan dengan air yang
mengalir dan menggunakan sabun.
Jika alat penyemprot pestisida tersumbat, jangan sekali-kali ditiup atau dihisap
dengan mulut.
merupakan uraian tahapan suatu pekerjaan yang harus diikuti oleh pekerja dalam
melakukan suatu pekerjaan. Sifatnya memberi penjelasan bagaimana suatu proses
pekerjaan yang seharusnya dijalan kan secara konsisten, efektif dan efisien agar dapat
dicapai hasil yang berkualitas. Produk berkualitas ada lah sesuai harapan pelanggan,
har ganya terjangkau dan mudah/cepat diperoleh.
B. SOP budidaya pertanian dan SOP pasca panen
SOP budidaya tanaman perkebunan secara prinsip mencakup uraian tahapan
pekerjaan dimulai dari pe kerjaan:
a. Proses budidaya tanaman
Penyiapan lahan
Pembibitan tanaman
Penanaman tanaman
Pemeliharaan tanaman
Pemanenan
b. Standarisasi
c. Sarana budidaya tanaman
d. Pelestarian lingkungan
e. Pengawasan
Sedangkan SOP pada pekerjaan pasca panen meliputi:
a. Proses penanganan pasca panen
b. Standarisasi
c. Sarana pasca panen
d. Pelestarian Lingkungan
e. Pengawasan
24
Pendahuluan
A. Latar belakang
B. Maksud
C. Tujuan
D. Ruang lingkup
II.
Pengertian
25
Tujuan yang ingin dicapai dari pe nerapan SOP Penanganan Pasca Panen Kakao
adalah:
a. Mempertahankan dan meningkat kan mutu biji kakao
b. Menurunkan kehilangan hasil atau susut hasil kakao
c. Memudahkan dalam pengangkut an hasil kakao
d. Meningkatkan efisiensi proses penanganan pasca panen kakao
e. Meningkatkan daya saing hasil kakao
f.
1.
2.
3.
4.
.
A. Penanganan Kondisi
Kecelakaan)
Darurat di Lapangan
(Pertolongan
Pertama
pada
Banyak resiko pekerjaan yang akan terjadi di lapangan, yang dihadapi oleh
pekerja dalam bidang pertanian, khususnya di bidang perkebunan. Resiko tersebut
mulai dari hal-hal yang kecil seperti anggota tubuh terluka, digigit hewan berbisa,
keracunan bahan kimia/ pestisida dan lain-lain yang mungkin terjadi. Bila bekerja di
lapangan, biasanya lokasi tempat bekerja jauh dari pemukiman. Jika terjadi kecelakaan
maka kepada setiap pekerja harus dibekali kemampuan untuk memberikan pertolongan
pertama pada kecelakaan. Pertolongan Pertama (PP) adalah perawatan pertama yang
diberikan kepada orang yang mendapat kecelakaan atau sakit yang tiba-tiba datang
sebelum mendapatkan per olongan dari tenaga medis. Hal Ini berarti :
a. Pertolongan Pertama harus diberi kan secara cepat walaupun perawatan selanjutnya
tertunda.
b. Pertolongan Pertama harus tepat sehingga akan meringankan sakit bukan menambah
sakit korban.
Umumnya para pekerja bidang pertanian berada di lapangan, bekerja dalam
kelompok kecil di lokasi ter pisah, sehingga setiap pekerja harus dilatih tentang PP.
Beberapa ke trampilan dasar yang perlu dikuasai adalah bagaimana melakukan
resusitasi jantung paru (RJP), bagaimana mengatasi korban tersedak, bagaimana
mengatasi korban per darahan, bagaimana mengatasi kor ban patah tulang, bagaimana
me ngatasi korban luka bakar dan lain sebagainya. Pelatihan pertolongan pertama
harus dilakukan secara berulang pada interval yang teratur, untuk memasti kan bahwa
ketrampilan dan penge tahuan tidak ketinggalan jaman atau dilupakan. Ketetapan
tentang fasilitas PP dan personil yang terlatih harus ditetapkan melalui peraturan Alat
atau kotak PPPK yang dirawat dengan baik harus siap tersedia di tempat kerja dan
dilindungi terhadap pencemaran, kelembaban dan ko toran. Wadah ditandai dengan
jelas dan tidak berisi apapun selain peralat an PPPK. Semua operator harus diberitahu
27
tentang lokasi peralatan PPPK dan prosedur untuk mem peroleh persediaan. Kotak
PPPK
B.
rusahaan dan
b.
c.
d.
e.
f.
28
c. Pergunakanlah sumber daya yang ada; baik alat, manusia maupun sarana pendukung
lainnya. Bila bekerja dalam tim, buatlah pe rencanaan yang matang dan dipahami oleh
seluruh anggota.
d. Buatlah catatan usaha-usaha per tolongan yang telah dilakukan yakni memuat identitas
korban, tempat dan waktu kejadian. Catatan tersebut berguna bagi penderita untuk
mendapat rujukan atau pertolongan tambahan oleh pihak lain.
Gejala
Perasaan limbung
Penanganan
Baringkan korban dalam posisi terlentang
29
Pandangan berkunang-kunang
Telinga berdenging
Nafas tidak teratur
Muka pucat
Biji mata melebar
Lemas
Keringat dingin
Menguap berlebihan
Tak respon (beberapa menit)
Denyut nadi lambat
b. Dehidrasi yaitu suatu keadaan dimana tubuh mengalami ke kurangan cairan. Hal ini
terjadi apabila cairan yang dikeluarkan tubuh melebihi cairan yang ma suk. Keluarnya
cairan ini biasanya disertai dengan elektrolit (K, Na, Cl, Ca). Dehidrasi disebabkan ka
rena kurang minum dan disertai kehilangan cairan/banyak keringat karena udara terlalu
panas atau aktivitas yang terlalu berlebihan.
Gejala
Ggejala dehidrasi ringan
Nadi lemah
Sangat haus
Ggejala dehidrasi berat
Hipotensi
Mata cekung
Kejang-kejang
Penanganan
Mengganti cairan yang hilang
dan mengatasi shock
Mengganti elektrolit yang le
mah
Mengenal dan mengatasi
kom plikasi yang ada
Memberantas penyebabnya
Rutinlah minum jangan
tunggu haus
Gejala
Sukar bicara tanpa berhenti, untuk
menarik nafas
Terdengar suara nafas tambah an
Otot Bantu nafas terlihat menonjol
(dileher)
Irama nafas tidak teratur
Terjadinya perubahan warna kulit
merah/pucat/ kebiruan/ sianosis)
Kesadaran menurun (gelisah/meracau)
Penanganan
Tenangkan korban
Bawa ketempat yang luas dan sejuk
Posisikan duduk
Atur nafas
Beri (bantu) oksigen bila diperlukan
d. Memar yaitu pendarahan yang terjadi di lapisan bawah kulit akibat dari benturan keras
Gejala
Warna kebiruan/merah pada kulit
Nyeri jika di tekan
Kadang disertai bengkak
Penanganan
Kompres dingin
Balut tekan
Tinggikan bagian luka
e. Luka yaitu suatu keadaan terputus nya kontinuitas jaringan secara tiba-tiba karena
kekerasan/injury.
Gejala
f.
Penanganan
Bersihkan
luka
dengan
anti
septic(alcohol/boorwater)
Tutup luka dengan kasa steril/ plester
Balut tekan (jika pendarahan nya
besar)
Jika hanya lecet, biarkan ter buka
untuk proses pengeringan luka
Terbukanya kulit
Pendarahan
Rasa nyeri
Luka bakar yaitu luka yang terjadi akibat sentuhan tubuh dengan benda-benda yang
menghasilkan panas (api, air panas, listrik, atau zat-zat yang bersifat membakar).
31
Gejala
Penanganan
Luka ditutup dengan perban atau
kain bersih kering yang tak dapat
melekat pada luka
Penderita dikerudungi kain pu tih
Luka jangan diberi zat yang tak larut
dalam air seperti mentega, kecap
Khusus untuk luka bakar di daerah
wajah, posisi kepala harus lebih tinggi
dari tubuh
g. Gigitan binatang; gigitan binatang dan sengatan, biasanya merupa kan alat dari
binatang tersebut untuk mempertahankan diri dari lingkungan atau sesuatu yang me
ngancam keselamatan jiwanya. Gigitan binatang terbagi menjadi dua jenis; yang
berbisa (beracun) dan yang tidak memiliki bisa. Pada umumnya resiko infeksi pada
gigitan binatang lebih besar dari pada luka biasa.
Gejala
Penanganan
Cucilah bagian yang tergigit dengan
air hangat dengan sedikit antiseptik.
Bila pendarahan, segera dira wat
kemudian dibalut.
h. Gigitan ular; tidak semua ular ber bisa, akan tetapi hidup penderita/ korban tergantung
dari ketepatan diagnosa, maka pada keadaan yang meragukan ambillah sikap
menganggap bahwa ular tersebut berbisa. Sifat bisa atau racun ular terbagi menjadi 3,
yaitu :
Gejala
Penanganan
Hematotoksin
Terlentangkan/ baringkan pen derita dengan bagian yang ter gigit
(keracunan
lebih rendah dari jantung.
dalam)
Tenangkan penderita, agar pen jalaran bisa/racun ular tidak se
menye
rang
Torniquet di bagian proximal daerah gigitan pembengkak an untuk
sistem saraf)
membendung se bagian aliran limfa dan vena, tetapi tidak
Histaminik
menghalangi alir an arteri. Torniquet / toniket dikendorkan setiap 15
(bisa
menit selama + 30 detik
menyebabkan
Letakkan daerah gigitan dari tubuh
alergi
pada
Lakukan kompres es
korban)
Usahakan agar penderita se tenang mungkin, bila perlu berikan
petidine 50 mg/im un tuk menghilangkan rasa nyeri.
Perawatan luka
Hindari kontak luka dengan larutan asam KMn0 4, yo dium atau
benda panas
Zat anestetik disuntikkan sekitar luka jangan ke dalam lukanya,
bila perlu pengeluar an ini dibantu dengan pe ngisapan
melalui breast pump sprit atau dengan isapan mu lut sebab bisa ular
tidak ber bahaya bila ditelan (selama tidak ada luka di mulut).
Bila memungkinkan, berikan suntikan anti bisa (antifenin)
Perbaikan sirkulasi darah
Kopi pahit pekat
Kafein nabenzoat 0,5 gr im/iv
Bila perlu diberikan pula vasakonstriktor
i. Gigitan lipan
Gejala
Penanganan
Sekitar luka bengkak, rasa ter bakar, pegal dengan obat antiseptik
Beri obat pelawan rasa sakit, bila
dan sakit biasanya hilang dengan sendirinya
se telah 4-5 jam
gelisah bawa ke paramedik
j. Gigitan Lintah dan Pacet
Gejala
Penanganan
ke merah- Lepaskan
lintah/pacet
dengan
bantuan air tembakau/ air garam
Bila
ada
tanda-tanda
reaksi
kepekaan, gosok dengan obat atau
salep anti gatal
33
a. Manusia
Manusia sebagai pengangkutnya langsung. Peranan dan jumlah pe ngangkut
mempengaruhi cara angkut yang dilaksanakan. Bila petugas penolong satu orang maka
korban dapat dievakuasi dengan cara :
Digendong; untuk korban sadar dan tidak terlalu berat serta tidak patah tulang
Dipanggul/digendong
diterapkan bila korban tak perlu diangkut berbaring dan tidak boleh untuk mengangkut
korban patah tulang leher atau tulang punggung. Karena itu cara evakuasi dapat
dilakukan dengan cara:
Tandu permanen
Tandu darurat
Tali/webbing
informasi tentang kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Keadaan berikut merupakan
hal yang harus dilaporkan dan diberitahukan :
a. Semua kecelakaan fatal
35
b. Kecelakaan kerja yang menye babkan hilangnya waktu kerja, dan kerugian tidak
bermakna.
c. Semua penyakit akibat kerja, yang terjadi pada setiap orang, apakah orang yang
dipekerjakan atau usaha mandiri.
Untuk manajemen keselamatan dan kesehatan kerja internal, pencatatan pada
tingkat perusahaan diperluas dari syarat-syarat yang ditetapkan di atas, yaitu
kecelakaan selama per jalanan pulang pergi, kecelakaan dan kejadian berbahaya yang
tidak me nyebabkan hilangnya waktu kerja.
Pelaporan, pencatatan, pemberitahu an dan penyelidikan tentang ke celakaan
dan penyakit akibat kerja harus mengikuti prosedur standar. Semua kecelakaan dan
penyakit akibat kerja harus dilaporkan secara tertulis dengan menggunakan suatu
format standar. Informasi mengenai kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang harus
diberitakan dan format standar pemberitahuan yang disaran kan harus ditetapkan
melalui peratur an secara nasional.
Kecelakaan dan penyakit akibat kerja harus diberitahukan kepada yang
disyaratkan oleh peraturan, antara lain kepada :
a. Keluarga korban kecelakaan, yang harus diberitahukan secepat mungkin:
b. Otoritas yang kompeten;
c. Otoritas ganti-rugi yang sesuai (sebagai contoh jaminan sosial atau penjamin
asuransi)
d. Badan/ instansi yang menyusun statistik keselamatan dan kesehatan kerja
nasional.
e. Badan/instansi lain yang terkait.
Tugas Aplikasi Konsep
Jelaskan makna dari P3K !
1. Bila Anda seorang pekerja memahami tentang K3, persiapan apa saja
berkaitan dengan P3K ?
2. Jenis kecelakaan apa saja yang sering terjadi pada kegiatan bu didaya tanaman ?
3. Ketrampilan apa saja yang harus Anda miliki agar dapat mengobati diri sendiri
atau menolong orang lain yang mendapat suatu ke celakaan kerja ?
36
Daftar Pustaka
Ali A. & Tanzili, 2006, Pedoman Lengkap Menulis Surat, PT Kawan Pustaka, Depok.
Aviana, 2007, Perbedaan Cara Berkomunikasi Antara Pekerja Jepang dan
Pekerja Indonesia Dalam Penerapan Horenso, tesis S2.
Program Pasca Sarjana Universitas Indonesia. Billy, Betty K., 2007,Akuntansi,Arya Duta,
Depok.
Depdiknas, 2004, Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Edisi 2004 Depdiknas,
Jakarta.
________, 2004,
Standar
Kompetensi
Nasional
Indonesia
Bidang
Sekretaris/Administrasi Bisnis , Depdiknas, Jakarta.
Hamdani D. & Sutisna A., 2002, Surat Niaga & Kearsipan, CV.Yrama Widya,Bandung.
Hendarto H. & Tulusharyono, 2002, Menjadi Sekretaris Profesional, Penerbit P P M , Jakarta.
Katayama T., 2005,Tegami No Kakikata Jiten (Ensiklopedia Korespondensi), Daiso, Hiroshima
Japan.
Kitamura, Hiroaki dkk, 1997, Joohoo To Hyoogen (Informasi Dan Ekspresi), Sobunsha
Shuppan, Tokyo Japan.
Madiana, Gina, 2004, Pengarsipan Surat Dan Dokumen Kantor, Cv.Armico,Bandung.
37
Maruyama, Keisuke dkk, 1999, Writing Business Letters in Japanese, The Japan Times, Tokyo
Japan.
Mulyana, Deddy, 2004, Komunikasi Efektif, P T Remaja Rosdakarya, Bandung.
Nakamaki H. & Hioki K.,Ed., 1997, Keiei Jinruigaku Koto Hajime (Antropologi Administrasi),
Toho Shuppasn, Osaka Japan.
Nugroho, Adi, 1996, Penuntun Teknis Surat Menyurat., Penerbit Indah, Surabaya. Ooishi,
Yutaka,1998, Komyunikeeshon Kenkyu, (Suatu Penelitian Tentang Komunikasi), Keio
Gijuku Daigaku Shuppankai, Tokyo Japan.
Puspitasari, Devi, 2007, Menangani penerimaan dan pengiriman Surat/ Dokumen, Arya Duta,
Depok.
________, 2007, Mengelola dan Menjaga Sistem Kearsipan, Arya Duta,Depok.
________, 2007, Bekerja Sama Dengan Kolega dan Pelanggan, Arya Duta Depok.
Puspitasari D. & Aulia R., 2007, Berkomunikasi Melalui Telepon, Arya Duta,Depok.
________, 2007, Mengaplikasikan Keterampilan Dasar Komunikasi, Arya Duta, Depok. Sato,
Rieko, 2006, Sekkyaku No Kihon Ga Omoshiroi
Hodo Mi Ni Tsuku Hon (Buku Pedoman Menarik Tentang Cara Melayani Tamu), Chukei
Shuppan, Tokyo Japan.
Sedarmayanti, 2001,Manajemen Perkantoran, Penerbit Mandar Maju, Bandung.
Sukoco, Badri M., 2002, Manajemen Administrasi Perkantoran Modern,Erlangga, Jakarta.
Sumamur, 1987, Kesehatan Kerja dan Pencegahan Kesehatan, CV. Haji Mas
Agung, Jakarta 1980, Sumpriana, Euis, 2004,Melakukan Pekerjaan Surat Menyurat, CV.
Armico, Bandung.
Sumpriana, Euis, 2004, Melakukan Pekerjaan Surat Menyurat, CV. Armico, Bandung.
Takashi, Ryuzaki, 2002, Giin Hisho (Sekretaris Anggota Parlemen), PHP Kenkyuujo, Tokyo,
Japan.
Tim Administrasi Perkantoran, 2005, Administrasi Perkantoran 1 A, PT Galaxy Puspa Mega,
Jakarta.
Tsubosaka, Tatsuya, 2005, Seirisuru Gijutsu Ga Omoshiroi Hodo Mi Ni Tsuku Hon (Buku
Pedoman Menarik Tentang Teknik Merapikan Barang), Chukei Shuppan, Tokyo Japan.
UU no.1 Th 1970, Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
UU no.13 Th 2003,Ketenagakerjaan.
Woworuntu, Tony, 1991, Manajemen Untuk Sekretaris, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Wuryantari, Sri, 2007, Melakukan Proses Administrasi Transaksi, Arya Duta Depok.
________, 2007, Melakukan Prosedur Administrasi, Arya Duta, Depok.
________, 2007, Menggunakan Peralatan Kantor, Arya Duta, Depok.
Wuryantari S. & Puspitasari D., 2007, Keamanan, Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Arya
Duta, Depok.
Yoshihara, Yasuhiko, 2006, Fairingu No Kihon Ga Omoshiroi Hodo Mi Ni Tsuku Hon (Buku
Pedoman Menarik Tentang Pengarsipan Dokumen), Chukei Shuppan, Tokyo J
38