UUD 1945
TAP MPR RI
Kekuatan hukum Peraturan
UU/PERPPU Perundang-undangan
sesuai dengan hierarki
PERATURAN
PEMERINTAH
PERATURAN PRESIDEN
PERDA PROVINSI
PERDA KAB/KOTA
UU No.11/2020 tentang Cipta Kerja PP No.5/2021 tentang
UU No.18/2012 tentang Pangan Penyelengggaraan Perizinan
UU No.20/2008 tentang UMKM Berusaha Berbasis Risiko.
UU No.8/1999 tentang PK PP No.86/2019 tentang KP
Peraturan
Undang- Pemerinta
Undang h
Peraturan/Keputus
an Menteri/ Kepala Persyarata SNI Bahan Baku
n/ Standar SNI Produk
Badan CAC, ISO dll
Lainnya
(Teknis)
Permenperin No.75/2010 tentang Pedoman CPPOB/GMP.
Perka BPOM No.27/2017 tentang Pendaftaran Pangan Olahan
PerBPOM No.31/2018 Tentang Label Pangan Olahan
PerBPOM No.34/2019 tentang Kategori Pangan
dll
KUK 1.2. Mengidentifikasi/ Mengkaji Metode dan persyaratan teknologi proses
pengolahan pangan
Tujuan :
✔ Meningkatkan eating quality (rasa, tekstur, warna) dan keamanan pangan
✔ Layak dikonsumsi manusia
✔ Memudahkan penanganan dan distribusi
✔ Variasi jenis olahan pangan
✔ Meningkatkan nilai ekonomis
✔ Dapat mengawetkan (tidak semua)
Teknologi Pengolahan Pangan dan persyaratannya
Pengolahan dengan suhu tinggi (thermal):
• Blansir: pencelupan di air mendidih 1-2 menit dan Teknologi Pengolahan lainnya:
dicelupkan ke dalam air es (shocking) • Fermentasi: proses perubahan kimiawi, dari
• Pasteurisasi: pemasakan suhu < 100°C selama senyawa kompleks menjadi lebih sederhana
waktu tertentu, contoh: 63°C selama 30 menit. dengan bantuan enzim (milase, protease dan
• Pengisian panas (hot filling) lipase) yang dihasilkan oleh mikroba.
• Ekstrusi • Pengasapan: salah satu cara untuk
• Pemanggangan pengawetan dengan memanfaatkan sumber
panas yang berasal dari asap hasil
• Penggorengan
pembakaran kayu atau bahan lainnya yang
• Pengeringan memberikan rasa dan aroma yang khas.
• Microwave • Penggaraman/Pengasinan: pengawetan
• Sterilisasi makanan menggunakan garam.
• Manisan (penambahan gula): pengawetan
Pengolahan dengan suhu rendah : makanan menggunakan gula.
❖ Pendinginan (suhu -2 s/d 10º C) • Penambahan bahan kimia: BTP Pengawet
❖ Pembekuan (suhu -12 s/d -24º C)
❖ Quick Freezing (suhu -24 s/d -40º C)
CARA PRODUKSI PANGAN OLAHAN YANG BAIK
Adalah suatu pedoman yang menjelaskan bagaimana memproduksi pangan agar aman,
bermutu dan layak untuk dikonsumsi, antara lain dengan cara :
a. Mencegah tercemarnya pangan olahan oleh cemaran biologis, kimia dan benda lain.
b. Mematikan atau mencegah hidupnya jasad renik patogen.
c. Mengendalikan proses produksi
(1) Setiap Orang yang terlibat dalam rantai Pangan wajib mengendalikan risiko bahaya pada
Pangan, baik yang berasal dari bahan, peralatan, sarana produksi, maupun dari perseorangan
sehingga Keamanan Pangan terjamin.
(2) Setiap Orang yang menyelenggarakan kegiatan atau proses produksi, penyimpanan,
pengangkutan, dan/atau peredaran Pangan wajib:
a. memenuhi Persyaratan Sanitasi; dan
b. menjamin Keamanan Pangan dan/atau keselamatan manusia.
CARA PRODUKSI PANGAN OLAHAN YANG BAIK
MANFAAT
• Meningkatkan kepercayaan pelanggan
• Meningkatkan citra/kompetensi industri Mikro
Kecil
Menengah
• Meningkatkan kesempatan industri untuk
memasuki pasar global dengan menyediakan
produk pangan aman Besar
• Perwujudan peran industri sebagai penanggung
jawab keamanan pangan
SUMBER KONTAMINASI
PADA PANGAN
AIR KOTOR
HAMA
KOTORAN/TANAH SAMPAH/LIMBAH
PENYEBAB KONTAMINASI
▪ Praktek higiene personal yang buruk
▪ Pembersihan yang tidak memadai
▪ Kontaminasi silang dari bahan mentah ke
makanan matang
▪ Bangunan dan peralatan tidak dipelihara
▪ Kontrol/monitoring suhu yang buruk
▪ Kurangnya pelatihan karyawan
▪ Kurangnya kesadaran karyawan
▪ Kurangnya komitmen dari manajemen
▪ Kurangnya sumber daya dari manajemen
▪ Serangan hama
▪ Kontaminasi silang alergen
▪ Kondisi penyimpanan yang buruk – suhu,
pemisahan, identifikasi
2. BANGUNAN
• Bangunan dan
Lant Dindi Pintu- Atap Utiliti
ruangan dibuat ai ng Jendela Rangka
berdasarkan
perencanaan
yang
memenuhi
persyaratan
teknik dan
higiene.
• Mudah
dibersihkan,
INDUSTRI UMKM
LANTAI
▪ Permukaan rata, tahan air, tidak licin
▪ Retakan / area yang berlubang harus tertutup rapat (tidak ada celah)
▪ Mudah dibersihkan 🡪 batas dinding dengan lantai harus dibuatkan melengkung atau mudah
dibersihkan
▪ Area basah disediakan saluran air dan lantai dibuat miring searah aliran sehingga air tidak tergenang
Retakan
akan
menyulitkan
pembersihan
dan berisiko
menjadi
Tumpukan bahan baku rumah bagi
tidak menempel di serangga
dinding agar mudah
dibersihkan
Dinding rata dengan cat berwarna Cat yang terkelupas, berisiko jatuh
cerah akan memudahkan pembersihan dan mencemari produk yang sedang
dan terdeteksi jika kotor diolah dibawahnya
DINDING
▪ Kondisi rata dan ditutup dengan permukaan bersih dan mudah dibersihkan
▪ Hindari peralatan berbahan kayu, karena kemungkinan besar akan dihinggapi rayap/ lembab berjamur.
▪ Berwarna cerah dan tidak ada retakan / celah
▪ Barang-barang diletakkan berjarak minimum 50 cm dari dinding agar mudah dibersihkan
ATAP DAN RANGKA
▪ Didesain untuk mencegah tumpukan kotoran dan mengurangi kondensasi / pembentukan jamur.
▪ Struktur rangka terpelihara baik: bebas karat, jaring laba-laba dan mudah dibersihkan
▪ Tidak bocor, lubang (sebagai tempat masuknya binatang)
Door closer/
pintu otomatis
Pintu dan
Pintu
Pintu
toilet
toilet
jendela
Lembaran plastik saling membuka
membuka keke
dilapisi kawat Pintu ruang
menumpuk, ujung dalam
arahtoilet
dalam
nyamuk/ram produksi
bawah plastik tepat toilet (didorong)
membuka ke
menyentuh lantai
arah luar (ditarik)
PINTU DAN JENDELA
▪ Pintu-pintu harus menutup dengan rapat, dan jika perlu menutup sendiri (automatic door closer).
▪ Arah pintu membuka keluar (tidak masuk debu/ kotoran dari luar)
▪ Pintu luar harus selalu tertutup. Jika proses sering memerlukan penggunaan pintu luar, plastic curtain /
pintu otomatis harus dipasang.
▪ Jendela harus tertutup /dipasang kawat jaring untuk mencegah masuknya serangga, tinggi jendela dari
lantai minimal 1 meter
▪ Untuk area yang langsung berhubungan dengan produksi hindari bahan kaca/ gelas.
Beri penanda pada sistem
pemipaan (plumbing) dengan
kode atau warna, antara
saluran untuk air bersih X
limbah X produk inproses, dll
Lap bersih
Sabun
pengemasan
in Pengupasan pencucian pengirisan penggorengan out
pengemasan
Pengupasan penggorengan
in out
Pengupasan
pengemasan
Pengupasan
penggorengan
Area rumah tinggal
pengemasan
out pengemasan
in
Area rumah tinggal out in
out
Area rumah tinggal
5. BAHAN
⦿ Bahan adalah : bahan baku, bahan tambahan, bahan penolong, air, dan BTP.
⦿ Bahan harus tidak rusak atau tidak mengandung bahan berbahaya, tidak merugikan
kesehatan dan memenuhi standar mutu
AIR
• Air yang merupakan bagian dari pangan seharusnya memenuhi
persyaratan air minum
• Air untuk mencuci bahan seharusnya memenuhi persyaratan air
bersih
BTP
• Peraturan Badan POM No 11 Tahun 2019 tentang Bahan
Tambahan Pangan
• Peraturan Badan POM No 13 Tahun 2020 tentang Bahan
Tambahan Pangan Perisa
Bahan Tambahan Pangan (BTP)
Definisi :
34
Bahan yang ditambahkan ke dalam pangan
untuk mempengaruhi sifat atau bentuk pangan
Tujuan penggunaan:
• Membentuk pangan
• Memberikan warna
• Meningkatkan kualitas pangan
• Memperbaiki tekstur
• Meningkatkan cita rasa
• Meningkatkan stabillitas
• Mengawetkan pangan
27 Golongan Bahan Tambahan Pangan
1. Antibuih (antifoaming agent); 14.Pengawet (preservative)*;
2. Antikempal (anticaking agent); 15.Pengembang (raising agent);
3. Antioksidan (antioxidant)*; 16.Pengemulsi (emulsifier);
4. Bahan Pengkarbonasi (carbonating 17.Pengental (thickener);
agent); 18.Pengeras (firming agent);
5. Garam Pengemulsi (emulsifying salt); 19.Penguat Rasa (flavour enhancer)*;
6. Gas untuk Kemasan (packaging gas); 20.Peningkat Volume (bulking agent);
7. Humektan (humectant); 21.Penstabil (stabilizer);
8. Pelapis (glazing agent); 22.Peretensi Warna (colour retention agent);
9. Pemanis (sweetener), termasuk Pemanis 23.Perlakuan Tepung (flour treatment agent);
Alami (natural sweetener) dan Pemanis 24.Pewarna (colour)*, termasuk Pewarna
Buatan (artificial sweetener)*; Alami (natural food colour) dan Pewarna
10.Pembawa (carrier); Sintetis (synthetic food colour);
11.Pembentuk Gel (gelling agent); 25.Propelan (propellant);
12.Pembuih (foaming agent); 26.Sekuestran (sequestrant); dan
13.Pengatur Keasaman (acidity regulator); 27.Perisa (Flavouring)
Bahan yang Dilarang Digunakan sebagai BTP
☺ Asam borat dan senyawanya (Boric acid) Dasar: Permenkes RI No. 033 tahun 2012 tentang
🡪 Boraks Bahan Tambahan Pangan
☺Asam Salisilat dan garamnya
(Salicylic acid and its salt) ☺Sinamil antranilat (Cinamyl
☺ Dietilpirokarbonat (Diethylpyrocarbonate, anthranilate)
DEPC) ☺ Dihirosafrol (Dihydrosafrole)
☺ Dulsin (Dulcin) ☺ Biji tonka (Tonka bean)
☺ Kalium klorat (Potassium chlorate) ☺ Minyak kalamus (Calamus oil)
☺ Kloramfenikol (Chloramphenicol) ☺ Minyak tansi (Tansi oil)
🡪 Salah satu antibiotik ☺ Minyak sasafras (Sasafras oil)
☺ Minyak nabati yang dibrominasi
(Brominated vegetable oils)
☺ Nitrofurazon (Nitrofurazone)
☺ Formalin
☺ Kalium Bromat (Potassium bromate)
☺ Dulkamara (Dulcamara)
☺ Kokain (Cocaine)
☺ Nitrobenzen (Nitrobenzene)
X
CONTOH BAHAN BERBAHAYA DAN
PENYALAHGUNAANNYA DALAM PANGAN OLAHAN
• KERUPUK MERAH (SOTO PADANG, ASINAN SAYUR)
RHODAMIN B • KUE MANGKOK (MERK IJ, SB, SM DLL)
• PACAR CINA, MUTIARA
• CANTIK MANIS, ARUM MANIS
• KERUPUK KUNING
METHANIL • TAHU KUNING
• KUE LAPIS OREN
YELLOW • DLL
MENGAPA BAHAN TAMBAHAN
PANGAN (BTP) DIPERLUKAN ?
▪ Penggunaan BTP sesuai fungsi dan tepat takaran, tidak boleh melebihi batas
maksimum yang diizinkan
Contoh : Sakarin diizinkan pada minuman sebesar: 500 mg/kg 🡪 penggunaan di pangan
yang ditemui: 2.000 mg/kg.
Operator Retort/ Autoklaf : Merupakan personil yang bertanggung jawab untuk memastikan
kinerja retort tetap baik sesuai dengan proses terjadwal selama proses berlangsung dan juga
bertanggung jawab untuk melaporkan segala perubahan atau penyimpangan proses yang terjadi
kepada otoritas proses termal.
b. Pengawasan Bahan:
- Bahan harus memenuhi syarat mutu
- Ada pemeriksaan organoleptik, fisik, kimia
dan mikrobiologi di Laboratorium
- Catatan bahan yang digunakan dipelihara.
c. Pengawasan terhadap Kontaminasi:
- Mencegah masuknya 3 cemaran pada pangan yang
diolah
- B3 disimpan jauh dari penyimpanan pangan dan diberi
label.
- Bahan baku disimpan terpisah dari pangan yang diolah
atau produk akhir.
- Menerapkan higiene karyawan
- Permukaan kerja dan peralatan dijaga kebersihannya
- Menghindari bahan gelas di area produksi
- Lampu berpelindung
- Wadah/alat yang digunakan sudah tara pangan
- Mencatat penyimpangan dan tindakan koreksinya
Jenis,
SPESIFIKASI ukuran, Persyaratan Dokumen
Bahan Kemasan
kemasan Air
ANALISA AIR
Cara Komposisi
Produksi &
Baku Formulasi
Catatan
Catatan
FORMULA BAKU
PROSES PRODUKSI
7. PRODUK AKHIR
Produk Akhir harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan :
✔ Peraturan Badan POM No 13 tahun 2019 tentang Batas Maksimal Cemaran Mikroba dalam
Pangan Olahan (dikecualikan untuk Pangan Steril Komersial)
✔ Peraturan Kepala Badan POM no 9 tahun 2022 tentang Persyaratan Cemaran Logam Berat
dalam Pangan Olahan
jlppi.or.id/ datalab-1--.html
9. Kesehatan Karyawan
KARYAWAN FLU
TIFUS
ISPA SAKIT
MENULAR
Pencemaran Disengaja dan Tidak Disengaja Dsb.
Logam
51
JENIS – JENIS PLASTIK
Polyethylene
Polypropylene
Terephalate
(PP)
(PET)
High Polystyrene
Density (PS)
Polyethylene
(HDPE)
KETERANGAN
YANG WAJIB DICANTUMKAN
Informasi a, c, d, e, g, h wajib
dicantumkan pada bagian yang
paling mudah dilihat dan dibaca
12.
PENYIMPANAN
Penyimpanan bahan dan produk akhir dilakukan dengan
baik agar tetap aman dan bermutu.
Penanganan
limbah
Program Pengendalian
Hama
Menutup akses
masuknya tikus,
serangga
Kisi/Ram
pada pintu
dan jendela
UV lamp
Lem
lalat
Pencegahan Tikus,
Serangga
PERHATIKAN:
- Jangan meletakkan insektisida/
pestisida dekat pangan
- Jangan semprot saat ada proses
produksi
14. PENGANGKUTAN
⦿ Pengangkutan produk akhir membutuhkan pengawasan untuk menghindari
kesalahan yang mengakibatkan kerusakan dan penurunan mutu.
Dokumen Rekaman: Bukti kerja yang merupakan bagian dari dokumen Mutu,
Level 4
Penunjang berupa formulir-formulir isian, check sheet, dll., yang harus diatur
dan dikendalikan secara tersendiri.
Pencatatan dan dokumentasi yang baik diperlukan untuk
memudahkan penelusuran masalah yang berkaitan
dengan proses produksi dan distribusi, mencegah produk
melampaui batas kedaluwarsa, meningkatkan keefektifan
sistem pengawasan pangan.
• Menghentikan sesegera mungkin, distribusi dan penjualan pangan yang berpotensi tidak
aman bagi kesehatan konsumen, tidak memenuhi persyaratan mutu pangan sesuai dengan
Standard Nasional Indonesia yang diwajibkan, tidak memenuhi persyaratan label pangan;
• Menarik kembali pangan yang berpotensi tidak aman dari peredaran secara efektif dan efisien;
• Memberitahukan perihal penarikan pangan secara efektif kepada instansi yang terkait,
produsen pangan, importir pangan, dan konsumen.
AMANKAN PANGAN
dan
BEBASKAN PRODUK
dari
BAHAN BERBAHAYA