Anda di halaman 1dari 34

Dosen Pengampu mata Kuliah :

Prof. Dr. H.Bunyamin Maftuh M.Pd., M.A


Prof. Dr. Elly Malihah, M.Si

DESAIN ILMU SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN HOTS DAN STEM


MELALUI PENDIDIKAN KARAKTER
Tugas Mata Kuliah Resolusi Konflik
A. FENOMENA PERMASALAHAN SOSIAL DENGAN KENDALI KARAKTER YANG
AKAN DPROYEKSIKAN SECARA KONTEKSTUAL

Fenomena Sosial
(yang dipilih ) Pasar Bunga Rawabelong Hasilkan Delapan Ton Sampah per
Hari
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Pasar Bunga
Rawabelong Hasilkan Delapan Ton Sampah per Hari,
https://wartakota.tribunnews.com/2017/03/17/pasar-bunga-
rawabelong-hasilkan-delapan-ton-sampah-per-hari.
Penulis: Theo Yonathan Simon Laturiuw
Editor: Yaspen Martinus

Dari hasil artikel Berikut dapat di ambil kesimpulan bahwa


Sampah di Pasar Bunga Rawa Belong sampai saat ini memiliki
produksi sampah yang banyak. solusi pemecahan Sampah-sampah itu
dipilah oleh Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Barat. Tak
seluruhnya dibuang ke TPA Bantar Gebang. Ada sebagian dibawa ke
bank sampah induk Jakarta Barat untuk diolah jadi pupuk kompos.
Padahal sampah bunga kering dikelola dapat dibuat berbagai
hiasan yang dapat bernilai ekonomi yang tinggi jika di jual di pasaran,
Melihat kondisi ini hana sebagai warga yang baik memiliki Hak dan
kewajiban dan tanggungwab terhadap lingkungan disekitarnya,
beinisiatif untuk mengelola sampah bunga dipasar rawa belong
menjadi bunga kering hiasan , untuk memproses bunga menjadi bunga
kering dengan metode Osibana atau di Indonesia lebih dikenal dengan
herbarium, kreatifitas dan pemikiran inovasi muncul di benak hana
untuk mengelola sampah bunga menjadi bunga kering yang bernilai
jual. Jika limbah bunga dapat di kelola maka akan mengurangi limbah
sampah dipasar bunga Rawa Belong serta menambah Omset penjualan
bagi hana dan bagi masyarakat sekitar di area Rawa Belong.
Pembuatan alat ini digunakan dengan limbah yang berada di pasar
bunga Belong agar meminimalisir biaya produksi pembuatan Osibana.

Kendali
Pengembangn Alasan dan manfaat bagi pengembangan karakter :
karakter dalam
pemanfaatan 1. Perilaku peduli lingkungan
produk. 2. Memanfaatkan peluang untuk menciptakan sumber perekonomian
baru.
3. Mengurangi Sampah

Page | 1
B. DESAIN PRODUK STEM

Desain Deskripsi
Nama Produk Metode Pengering Bunga ( OSHIBANA atau HERBARIUM)

Level V/II
/Kelas/semester
Tujuan Mengawetkan bunga hidup dengan metode Oshibana/ Herbarium ini
bertujuan untuk melatih para guru agar mampu menerapkan konsep
STEM dalam pembelajaran di SD
Deskripsi Produk Oshibana adalah seni merangkai atau menghias dengan bunga atau
dedaunan yang dikeringkan dengan cara ditekan. Oshibana berasal dari
bahasa Jepang 'oshi' artinya ditekan dan 'bana' artinya bunga. Agak
mirip dengan herbarium yang murni pengeringan bunga atau tumbuhan
kering dan berwarna kecoklatan, dalam penerapannya oshibana bisa
menghasilkan bunga kering yang masih berwarna aslinya.

Keterkaitan konsep a. IPS : Perekonomian untuk menyejahterakan masyarakat


antar mapel / b. PPKn: Hak dan kewajiban Tehadap pelastarian lingkungan
keterkaitan dengan hidup berserta sumber daya alam.
mapel. c. IPA : Proses Pengeringan menyangkut perpindahan massa
(uap) dari bahan dan energi panas ke bahan secara simultan.
d. Bahasa Indonesia : Teks Bacaan hubungan antara Konsep
e. Matematika : Bangun Datar ( Pengubinan)
f. SBdP : Seni Rupa Kolase

Page | 2
Bahan dan media Alat pengeringan bunga yang digunakan terdiri dari :
-Kertas Bekas
- Busa
-Kertas Minyak
-Plastik klip Seald ( Besar)
- Gunting
-Cutter
-Pinter
-Piring Kertas
-Papan Pres
-Setrika
-Plastik Seald ( Kecil)
-Silikagel
-Box Kedap udara
Proses Cara
Pembuatan 1. Bunga tersebut dipotong sesuai bentuk yang diinginkan termasuk
kelopak dan batangnya.
2. Siapkan kertas buram/Kertas bekas 10 lembar dengan ukuran sama.
Diatas kertas itu diberi lembaran busa, diatas busa diberi kertas
minyak. Jika Anda tidak mempunya kertas buram, bisa juga
digunakan kertas koran. Fungsi dari kertas dan busa ini adalah
untuk menyerap kandungan air media yang akan dikeringkan secara
bertahap.
3. Diatas kertas minyak diambil bunga dan bagian-bagian yang akan
dikeringkan, dilapisi lagi dengan kertas minyak, lalu dilapisi lagi
dengan kertas bekas. Fungsi kertas minyak disini adalah untuk
mempertahankan kelembaban alami media agar tidak terlepas
langsung.
4. Lakukan hal serupa sampai 5 tumpuk. Masukkan ke kantong plastik
yang bisa ditutup rapat [bagian atas ada flip-nya] sehingga kedap
udara. Sebelum ditutup, tekan agar udara didalam plastik keluar.
Jangan tekan terlalu keras yang bisa mengakibatkan bunga atau
tanaman rusak.
5. Esok harinya dibuka. Kertas diseterika lembar per lembar. Gunanya
untuk mengurangi kadar air dalam bunga. Anda dapat juga
menggantinya dengan kertas bekas yang baru.
6. Setelah itu disusun lagi seperti semula, ditekan lagi, disimpan lagi.
Selang 2 hari dibuka. Lakukan hal serupa seperti diatas.
Tahapannya adalah hari pertama setelah Anda memasukkan media
simpan selama 2 hari. Kemudian Anda mengeringkan kertas lalu
simpan kembali dan tunggu hingga 3 hari.
7. Pada hari ke tiga buka lagi. Biasanya setelah seminggu pengeringan
bunga sudah sempurna. Untuk tanaman yang bertekstur lebih tebal
akan memakan waktu pengeringan lebih lama.
Pengeringan yang baik tidak mengubah warna asli media [bunga, daun,
kelopak dan batang].

Page | 3
Rancangan 1. Pembatas Buku
Prototype

2. Taplak Meja

3. Kartu Ucapan

4. Lukisan Bunga

https://yayujapan.wordpress.com/2012/02/06/oshibana/

Page | 4
C. PEMETAAN KD DAN INDIKATOR
Pemetaan Kompetensi Dasar Pembelajaran

STEM Berbasis Metode Pengeringan Bunga

( OSHIBANA atau HERBARIUM)

PPKN:
KD 1.2, KD 2.2, 3.2
Dan KD 4.2

SPdP: IPS : KD 3.3 Dan


KD 3.4 Dan 4.4 4.3

Metode
Pengering Bunga
( OSHIBANA atau
HERBARIUM)

Matematika:KD
3.6 Dan 4.6 IPA:
KD 3.6 Dan 4.6

Bahasa
Indonesia:
KD 3.7 Dan 4.7

Keterangan:
KD 1.2 : Kompetensi Dasar Spiritual (PPKn)
KD 2.2 : Kompetensi Dasar Sosial (PPkn)
KD 3.2, 3.3, 3.4, 3.6 dan 3.7 Kompetensi Dasar Pengetahuan (PPKn, IPS,
Matematika, Bahasa Indonesia, SBdP, dan IPA)
KD 4.2, 4.3, 4.4, 4.6 : Kompetensi Dasar Keterampilan (PPKn, IPS,
Matematika, Bahasa Indonesia, SBdP, dan IPA)

Page | 5
1. PPKn
Kompetensi Dasar:
No KD Uraian Kompetensi Dasar
1.2 Menghargai makna kewajiban, hak, dan tanggung jawab sebagai warga
negara dalam menjalankan agama
2.1 Melaksanakan kewajiban, hak, dan tanggung jawab sebagai warga
negara sebagai wujud cinta tanah air
3.2 Menganalisis pelaksanaan kewajiban, hak, dan tanggung jawab sebagai
warga negara dalam pelestarian lingkungan dan sumber daya alam beserta
dampaknya dalam kehidupan sehari-hari
4.2 Menyajikan hasil analisis pelaksanaan kewajiban, hak, dan tanggung
jawab sebagai warga masyarakat dalam pelestarian lingkungan dan sumber
daya alam beserta dampaknya dalam kehidupan sehari-hari
Indikator kunci :
No Indikator Uraian
indikator
1.2.1 Memperjelas makna kewajiban, hak, dan tanggung jawab sebagai
warga negara dalam menjalankan agama
2.1.1 Membiasakan kewajiban, hak, dan tanggung jawab sebagai warga
negara sebagai wujud cinta tanah air
3.2.1 Merinci pelaksanaan kewajiban, hak, dan tanggung jawab sebagai
warga negara dalam pelestarian lingkungan dan sumber daya alam beserta
dampaknya dalam kehidupan sehari-hari
4.2.1 Menunjukkan hasil analisis pelaksanaan kewajiban, hak, dan tanggung jawab
sebagai warga negara dalam pelestarian lingkungan dan sumber daya alam
beserta dampaknya dalam kehidupan sehari-hari
2. IPS
Kompetensi Dasar:
No KD Uraian Kompetensi Dasar
3.3 Menganalisis peran ekonomi dalam upaya menyejahterakan kehidupan
masyarakat di bidang sosial dan budaya untuk memperkuat kesatuan
dan persatuan bangsa
4.3 Menyajikan hasil analisis tentang peran ekonomi dalam
upaya menyejahterakan kehidupan masyarakat di bidang sosial dan
budaya untuk memperkuat kesatuan dan persatuan bangsa.
Indikator kunci :
No Indikator Uraian
indikator
3.3.1 Menelaah peran ekonomi dalam upaya menyejahterakan
kehidupan masyarakat di bidang sosial dan budaya untuk memperkuat
kesatuan dan persatuan bangsa
4.3.1 Menunjukkan hasil analisis tentang peran ekonomi dalam upaya
menyejahterakan kehidupan masyarakat di bidang sosial dan
budaya untuk memperkuat kesatuan dan persatuan bangsa

3. IPA
Kompetensi Dasar
No KD Uraian Kompetensi Dasar
3.6 Menerapkan konsep pengeringan di kehidupan sehari-hari
4.6 Melaporkan hasil pengamatan tentang pengeringan bunga

Page | 6
Indikator kunci :
No Indikator Uraian
indikator
3.6.1 Menentukan konsep perngeringan dalam kehidupan sehari-
Hari
4.6.1 Menunjukkan hasil pengamatan tentang pengeringan

4. Matematika
Kompetensi Dasar
No KD Uraian Kompetensi Dasar
Pengetahuan
dan
keterampila
n
3.6 Menjelaskan dan menemukan bangun datar (Pengubinan)
4.6 Membuat bangun datar(Pengubinan)

Indikator kunci :
No Indikator Uraian
indikator
3.6.1 Memperkirakan dan merancang bangun datar (pengubinan)
4.6.1 Mendesain bangun datar (pengubinan)

5. Bahasa Indonesia
Kompetensi Dasar
No KD Uraian Kompetensi Dasar
Pengetahuan
dan
keterampila
n
3.7 Menguraikan konsep-konsep yang saling berkaitan pada teks nonfiksi
4.7 Menyajikan konsep-konsep yang saling berkaitan pada teks
nonfiksi ke dalam tulisan dengan bahasa sendiri

Indikator kunci :
No Indikator Uraian
indikator
3.7.1 Merinci konsep-konsep yang saling berkaitan pada teks nonfiksi
4.7.1 Menunjukkan konsep-konsep yang saling berkaitan pada teks
nonfiksi ke dalam tulisan dengan bahasa sendiri

Page | 7
6. SBdP
Kompetensi Dasar
No KD Uraian Kompetensi
Pengetahuan Dasar
dan
keterampilan
3.4 Memahami karya seni rupa kolase
4.4 Membuat karya seni rupa kolase

Indikator kunci :
No Indikator Uraian
indikator
3.4.1 Menjelaskan karya seni rupa kolase
4.4.1 Mendesain karya seni rupa kolase

Page | 8
D. DESAIN PEMBELAJARAN

Kelas/ Semester : IV/II


Materi Pokok : Peduli terhadap lingkungan
Mata Pelajaran : .IPS,PPKn, IPA, Bahasa Indonesia, Matematika, dan SBdP
Alokasi Waktu : 6x 45 Menit

A. Kompetensi Inti
1. Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang dianutnya
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru dan
tetangganya serta cinta tanah air
3. Memahami pengetahuan faktual dan konseptual dengan cara mengamati,
menanya, dan mencoba berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya,
makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah, di sekolah dan di tempat bermain
4. Menyajikan pengetahuan faktual dan konseptual dalam bahasa yang jelas,
sistematis, logis, dan kritis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan
perilaku anak beriman dan berakhlak mulia

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


PPKn
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
1.2 Menghargai makna kewajiban, hak, dan 1.2.1 Memperjelas makna kewajiban, hak, dan
tanggung jawab sebagai warga negara dalam tanggung jawab sebagai warga negara dalam
menjalankan agama menjalankan agama

2.2 Melaksanakan kewajiban, hak, dan 2.2.1 Membiasakan kewajiban, hak, dan
tanggung jawab sebagai warga negara tanggung jawab sebagai warga negara
sebagai wujud cinta tanah air sebagai wujud cinta tanah air

3.2 Menganalisis kewajiban, hak, dan tanggung 3.2.1 Merinci pelaksanaan kewajiban, hak, dan
jawab sebagai warga negara dalam pelestarian tanggung jawab sebagai warga negara dalam
lingkungan dan sumber daya alam beserta pelestarian lingkungan dan sumber daya alam
dampaknya dalam kehidupan sehari-hari beserta dampaknya dalam kehidupan sehari-
hari

Page | 9
4.2 Menyajikan hasil analisis pelaksanaan 4.2.1 Menunjukkan hasil analisis pelaksanaan
kewajiban, hak, dan tanggung jawab sebagai kewajiban, hak, dan tanggung jawab sebagai
warga negara dalam pelestarian lingkungan warga negara dalam pelestarian lingkungan
dan sumber daya alam beserta dampaknya dan sumber daya alam beserta dampaknya
dalam kehidupan sehari-hari dalam kehidupan sehari-hari.

IPS
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.3 Menganalisis peran ekonomi dalam upaya 3.3.1 Menelaah peran ekonomi dalam upaya
menyejahterakan kehidupan masyarakat di menyejahterakan kehidupan masyarakat di
bidang sosial dan budaya untuk memperkuat bidang sosial dan budaya untuk memperkuat
kesatuan dan kesatuan dan
persatuan bangsa persatuan bangsa
4.3 Menyajikan hasil analisis tentang peran 4.3.1 Menunjukkan hasil analisis tentang
ekonomi dalam upaya menyejahterakan peran ekonomi dalam upaya
kehidupan masyarakat di bidang sosial dan menyejahterakan kehidupan masyarakat di
budaya untuk memperkuat kesatuan dan bidang sosial dan budaya untuk memperkuat
persatuan bangsa kesatuan dan persatuan
Bangsa

IPA

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi


3.6 Menerapkan konsep pengeringan 3.6.1 Menentukan konsep pengeringan
dalam kehidupan sehari-hari dalam kehidupan sehari-hari
4.6 Melaporkan hasil pengamatan tentang 4.6.1 Menunjukkan hasil pengamatan

Bahasa Indonesia

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi


3.7 Menguraikan konsep-konsep yang 3.7.1 Merinci konsep-konsep yang saling
saling berkaitan pada teks nonfiksi berkaitan pada teks nonfiksi
4.7 Menyajikan konsep-konsep yang saling 4.7.1Menunjukkan konsep-konsep yang
berkaitan pada teks nonfiksi ke dalam tulisan saling berkaitan pada teks nonfiksi ke dalam
dengan bahasa sendiri tulisan dengan bahasa sendiri

Matematika
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.6. Menjelaskan dan menemukan bangun 3.6.1 Memperkirakan dan merancang
datar (Pengubinan) Bangun datar (pengubinan)

4.6 Membuat bangun datar (Pengubinan) 4.6.1 Mendesain bagun datar(pengubinan)

Page | 10
SBdP
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.4 Memahami karya seni kolase 3.4.1 Menjelaskan karya seni rupa
Kolase
4.4 Membuat karya seni rupa kolase 4.4.1 Mendesain karya seni rupa kolase

C. Tujuan Pembelajaran
PPkn
Melalui pembelajaran STEM berbasis Metode Pengering Bunga ( OSHIBANA atau HERBARIUM),
siswa dapat menganalisis pelaksanaan kewajiban, hak, dan tanggung jawab sebagai warga negara
dalam pelestarian lingkungan dan sumber daya dengan benar
IPS
Melalui pembelajaran STEM berbasis Metode Pengering Bunga ( OSHIBANA atau HERBARIUM),
siswa dapat menganalisis peran ekonomi dalam upaya menyejahterakan kehidupan masyarakat di
bidang sosial dan budaya dengan tepat
IPA
Melalui pembelajaran STEM berbasis Metode Pengering Bunga ( OSHIBANA atau
HERBARIUM), siswa dapat menerapkan konsep perpindahan kalor dalam kehidupan sehari-hari
secara tepat
Bahasa Indonesia
Melalui pembelajaran STEM berbasis Metode Pengering Bunga ( OSHIBANA atau
HERBARIUM), siswa dapat menguraikan konsep-konsep yang saling berkaitan pada teks
nonfiksi dengan tepat

SBdP
Melalui pembelajaran STEM berbasis Metode Pengering Bunga ( OSHIBANA atau
HERBARIUM), siswa dapat memahami karya seni kolase dengan tepat
Matematika
Melalui pembelajaran STEM berbasis Metode Pengering Bunga ( OSHIBANA atau
HERBARIUM), siswa dapat menjelaskan dan menemukan bangun datar ( pengubinan)

Page | 11
D. Materi Pembelajaran

1. PPKn : kewajiban, hak, dan tanggung jawab sebagai warga negara dalam pelestarian lingkungan
dan sumber daya
Lingkungan merupakan tempat bagi manusia dan makhluk hidup lainnya untuk hidup, bertempat tinggal,
dan berkembang biak. Sebagai satu kesatuan tempat, makhluk, benda, dan kondisi pada suatu ruang di
mana manusia terikat di dalamnya maka lingkungan sangat mempengaruhi keberlanjutan hidup manusia.
Pengertian lingkungan hidup memiliki makna serupa dengan environment and human environtment di
dalam bahasa Inggris. Ada dua jenis lingkungan yaitu natural environtment atau lingkungan hidup yang
alami, dan man-made environtment atau lingkungan hidup buatan.
Namun seiring berkembangnya umat manusia, kebutuhan terhadap ruang dan penggunaan teknologi yang
semakin tinggi di era globalisasi membuat lingkungan lambat laun mengalami perubahan. Hubungan
timbal balik yang selaras antara manusia dengan alam mengalami gangguan bahkan tak jarang
menimbulkan konflik antara keduanya. Perusakan alam menimbulkan bencana yang mengancam hidup
manusia. Dalam hal ini manusia menjadi korban sekaligus pelaku dari perusakan tersebut.
Jutaan tahun yang lalu manusia masih sangat menggantungkan hidupnya dari alam. Mereka meramu
makanan dan membuat pakaian dari benda-benda yang disediakan oleh alam. Keterikatan manusia
dengan lingkungannya tampak begitu kuat sehingga budaya yang lahir selaras dengan kelestarian alam
sekitar.
Di Indonesia, lingkungan hidup yang baik dan sehat diakui sebagai salah satu kebutuhan dasar manusia
sehingga dipandang perlu adanya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang terencana
sebagai salah satu aspek dalam pembangunan yang berkelanjutan. Sasaran pengelolaan lingkungan hidup
sebagaimana digariskan dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan
Hidup disebutkan sebagai berikut:
1. Tercapainya keselarasan, keserasian, dan keseimbangan antara manusia dan lingkungan
hidup;
2. Terwujudnya manusia Indonesia sebagai insan lingkungan hidup yang memiliki sikap
dan tindak melindungi dan membina lingkungan hidup;
3. Terjaminnya kepentingan generasi masa kini dan generasi masa depan;
4. Tercapainya kelestarian fungsi lingkungan hidup;
5. Terkendalinya pemanfaatan sumber daya secara bijaksana;
6. Terlindunginya Negara Kesatuan Republik Indonesia terhadap dampak dan/atau
kegiatan di luar wilayah negara yang menyebabkan pencemaran dan/atau perusakan
lingkungan hidup.

Dalam mencapai sasaran sebagai disebutkan di atas maka fungsi negara berperan untuk
mengatur hak dan kewajiban warga negara terhadap tersedianya lingkungan yang baik dan
sehat.

Hak Warga Negara Atas Lingkungan Hidup


Negara Indonesia mengakui sepenuhnya bahwa lingkungan hidup merupakan karunia dari Tuhan Yang Maha
Esa untuk seluruh rakyat dan bangsa Indonesia secara keseluruhan dan tanpa pengecualian. Landasan hukum
terkait hak atas lingkungan yang baik dan sehat tersebut, antara lain:

Page | 12
1. Pasal 28 H ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945 bahwa “Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan
batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh
pelayanan kesehatan.”
2. UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Azasi Manusia yang berbunyi: “Setiap orang berhak atas
lingkungan hidup yang bak dan sehat.”
3. Pasal 5 ayat (1) UU Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup yang berbunyi: “Setiap
orang mempunyai hak yang sama atas lingkungan hidup yang baik dan sehat.”
Kewajiban Warga Negara Atas Lingkungan Hidup
Manusia hidup di lingkungan yang sama dengan orang lain yang menimbulkan konsekuensi adanya
kewajiban untuk sama-sama menjaga kelestarian lingkungan mereka. Potensi yang ada pada lingkungan
sebagai kekayaan milik bersama harus dijaga sebaik-baiknya agar dapat dimanfaatkan untuk memenuhi
hajat hidup orang banyak, baik pada masa sekarang ini maupun untuk kepentingan generasi selanjutnya
di masa mendatang.
Demi menjaga kesinambungan potensi sumber daya alam sebagai bagian dari pembangunan yang
berkelanjutan maka pemerintah Indonesia mengatur pengelolaan lingkungan hidup yang terpadu.
Pemeritah, masyarakat, serta pelaku pembangunan lainnya adalah satu keterikatan yang sama-sama
berkewajiban menjaga lingkungan sesuai dengan fungsi, tugas, dan tanggung jawab masing-masing.
Dalam hubungan negara dengan warga negara tersebut UU Pengelolaan Lingkungan Hidup telah
mengatur adanya pembagian kewajiban antara pemerintah dan warga negara dalam pengelolaan
lingkungan. Di dalam Pasal 10 UU Pengelolaan Lingkungan Hidup dijabarkan bahwa dalam rangka
pengelolaan lingkungan hidup Pemerintah berkewajiban:

1. Mewujudkan, menumbuhkan, mengembangkan, dan meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab


para pengambil keputusan dalam pengelolaan lingkungan hidup;
2. Mewujudkan, menumbuhkan, mengembangkan, dan meningkatkan kesadaran akan hak dan
tanggung jawab masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup;
3. Mewujudkan, menumbuhkan, mengembangkan, dan meningkatkan kemitraan antara masyarakat,
dunia usaha dan Pemerintah dalam upaya daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup;
4. Mengembangkan dan menerapkan kebijaksanaan nasional pengelolaan lingkungan hidup yang
menjamin terpeliharanya daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup;
5. Mengembangkan perangkat yang bersifat preemptif, preventif, dan proaktif dalam upaya
pencegahan penurunan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup;
6. Memanfaatkan dan mengembangkan teknologi yang akrab lingkungan hidup;
7. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan di bidang lingkungan hidup;
8. Menyediakan informasi lingkungan hidup dan menyebarluaskannya kepada masyarakat;
9. Memberikan penghargaan kepada orang atau lembaga yang berjasa di bidang lingkungan hidup.

Sedangkan kewajiban masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup ialah segala hal yang memenuhi
ketentuan di bawah ini:

1. Setiap orang berkewajiban memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup serta mencegah dan
menanggulangi pencemaran dan perusakan lingkungan hidup.
2. Setiap orang yang melakukan usaha dan/atau kegiatan berkewajiban memberikan informasi yang
benar dan akurat mengenai pengelolaan lingkungan hidup.

Sebagai bagian dari masyarakat, maka siapapun yang hidup dan bertempat tinggal di Indonesia memiliki
kesempatan yang sama untuk berperan dalam pengelolaan lingkungan hidup. Dalam hal ini peran
masyarakat tersebut dapat dilakukan dengan cara:
Page | 13
1. Meningkatkan kemandirian, keberdayaan masyarakat, dan kemitraan;
2. Menumbuhkembangkan kemmapuan dan kepeloporan masyarakat;
3. Menumbuhkan ketanggapsertaan masyarakat untuk melakukan pengawasan sosial;
4. Memberikan saran pendapat;
5. Menyapaikan informasi dan/atau menyampaikan laporan.

2. IPS

Sampah daun, bunga dan akar kering menjadi nilai ekonomi tinggi

https://balicitizen.com/hiasan-sampah-daun-kering-tembus-pasar-eropa/

Sampah daun kering, bunga dan akar bisa disulap jadi hiasan bernilai tinggi. Selain ramah
dan peduli lingkungan, sampah dan bisa bernilai ekonomi tinggi.Banyak cara untuk
memanfaatkan limbah menjadi barang bernilai ekonomi. Salah satunya mendaur ulang
limbah tanaman menjadi hiasan bunga. Asri, salah satu pengrajin hiasan bunga dari sisa
tanaman kering ini menyulap menjadi barang yang mempunyai nilai jual. Hiasan bunga
yang diproduksinya ini merupakan dari limbah tanaman mulai dari akar, batang, ranting,
daun, bunga yang dirangkai menjadi hiasan bunga.
Menurutnya Indonesia mempunyai banyak jenis tumbuhan dibanding negara lain. Dia
menceritakan, untuk bahan baku tidaklah sulit didapat,sebab semua bisa didapat dari
alam,bisa di sekitar rumah, di jalan atau menemukan tanaman unik yang sudah mati dia
pungut. Bahan yang biasa digunakan mulai dari rumput kering, kulit jagung, akar
tanaman, ranting, bunga hingga biji-bijian.
Dalam satu bulan dia bisa memproduksi 3.000-an tangkai bunga kering.Harga dipatok
mulai dari Rp 10 ribu- 65 ribu rupiah per batang atau untuk rangkaian bunga dipatok 100
ribu- 2,5 juta rupiah. Rangkaian bunga tersebut bisa dijadikan penghias ruangan.

Page | 14
3. IPA

Pengeringan
Pengeringan adalah terjadinya penguapan air ke udara karena perbedaan kandungan uap air antara udara
dengan bahan yang dikeringkan. Dalam hal ini kandungan uap air udara lebih sedikit atau udara
mempunyai kelembaban nisbi yang rendah sehingga terjadi penguapan
Kemampuan udara membawa uap air bertambah besar jika perbedaan antara kelembaban udara pengering
dengan udara sekitar bahan semakin besar. Salah satu faktor yang mempercepat proses pengeringan adalah
kecepatan angin atau udara yang mengalir. Udara yang tidak mengalir menyebabkan kandungan uap air
disekitar bahan yang dikeringkan semakin jenuh sehingga pengeringan semakin lambat. Kelembaban udara
berpengaruh terhadap proses pemindahan uap air. Apabila kelembaban udara tinggi, maka perbedaan tekanan
uap di dalam dan di luar menjadi kecil sehingga menghambat pemindahan uap air dalam bahan ke luar.
Kemampuan bahan untuk melepaskan air dari permukaan akan semakin besar dengan meningkatnya suhu
udaara pengering yang digunakan. Peningkatan suhu juga menyebabkan kecilnya jumlah panas yang
dibutuhkan untuk menguapkan air bahan.
pengeringan merupakan proses penghilangan sejumlah air dari material. Dalampengeringan, air dihilangkan
dengan prinsip perbedaan kelembaban antara udara pengering dengan bahan makanan yang dikeringkan.
Material biasanya dikontakkan dengan udara kering yang kemudian terjadi perpindahan massa air dari
material ke udara pengering.Tujuan pengeringan untuk mengurangi kadar air bahan sampai batas
perkembangan mikroorganisme dan kegiatan enzim yang dapat menyebabkan pembusukan terhambat atau
bahkan terhenti sama sekali. Dengan demikian, bahan yang dikeringkan mempunyai waktu simpan lebih lama,
terdapat 2 faktor utama yang mempengaruhi pengeringan, yaitu:
1.Faktor yang berhubungan dengan udara pengering,
a. Suhu Semakin tinggi suhu udara maka pengeringan akan semakin cepat
b. Kecepatan aliran udara Semakin cepat udara maka pengeringan akan semakin cepat
c. .Kelembaban udaraSemakin lembab udara, proses pengeringan akan semakin lambat
d. Arah aliran udara Semakin kecil sudut arah udara terhadap posisi bahan, maka bahan
semakin cepat kering.
2.Faktor yang berhubungan dengan sifat bahan,
a. Ukuran bahan Semakin kecil ukuran bahan, pengeringan akan makin cepat.
b.Kadar air Semakin sedikit air yang dikandung, pengeringan akan makin cepat.

Page | 15
4. MATEMATIKA

Bangun Datar ( Pengubinan)

Pengubinan adalah proses menutup suatu permukaan dengan suatu bangun datar sedemikian hingga tidak saling tindih
dan tidak terdapat celah. Terdapat 3 (tiga) macam pengubinan, yaitu:
1. Pengubinan beraturan (regular tessellation), yaitu pengubinan pengubinan dengan menggunakan 1 (satu)
macam segi-n beraturan.
Bangun apa saja yang dapat digunakan? Untuk menjawab pertanyaan ini, pertama ingat bahwa besar sudut
sebuah segi-n adalah

Selanjutnya, agar tidak saling tindih dan tidak ada celah, maka p buah ubin tersebut harus tepat menutup
permukaan. Ini berarti,

Persamaan terakhir hanya dipenuhi berturut-turut untuk nilai n = 3, p = 6, n = 4, p = 4, dan n = 6, p = 3.


Dengan demikian, hanya terdapat tepat 3 (tiga) bangun datar yang bias digunakan pada pengubinan beraturan,
yaitu segitiga samasisi, persegi, dan segienam beraturan.

Gambar situasinya: (http://www.mathsisfun.com/geometry/tessellation.html)

2. Pengubinan semi beraturan (semi regular tessellation), yaitu pengubinan yang menggunakan dua atau lebih
segi-n beraturan.
Contoh: (http://www.mathsisfun.com/geometry/tessellation.html)

3. Pengubinan tidak beraturan (non regular tessellation), pengubinan yang menggunakan bangun-bangun datar
yang tidak beraturan.
Contoh: (http://www.mathsisfun.com/geometry/tessellation.html)

Page | 16
5. BAHASA INDONESIA

Makale tinggal di sebuah desa yang selalu kekeringan sehingga tidak banyak tumbuhan. Suatu hari Bu Mala
memberi seluruh siswanya masing-masing sebuah buku tulis. Nola ingin menulis catatan harian, Wendi ingin
menggambar wajah setiap orang yang ditemui, dan Makale ingin membuat herbarium.
Bu Mala heran mendengar makale ingin membuat herbarium. Ternyata makale ingin membuat herbarium
karena seorang pelancong menunjukkan buku herbariumnya yang sangat indah.
Bu Mala memberitahu Makale bahwa untuk membuat herbarium membutuhkan banyak daun. Makale tahu
bahwa untuk membuat herbarium membutuhkan daun atau bunga.
Teman-teman Makale menanyakan di mana tempat makale mendapatkan bunga. Makale yakin akan
mendapatkan bunga walaupun daerahnya jarang ada tumbuhan.
Waktu berlalu dengan cepat dan buku tulis merah milik para siswa telah berisi berbagai cerita, gambar, dan
foto, namun buku tulis Makale masih kosong.
Pada suatu hari di daerah Makale turun hujan yang sangat deras sehingga benih-benih tumbuh dan bunga-
bunga merah kecil memenuhi petak kebun.
Makale memetik sekuntum bunga merah kemudian menempelkanya di dalam buku. Hari berikutnya bunga-
bunga di kebun telah layu karena terbakar matahari.
Makale gembira karena sudah membuat berhasil herbarium dan menunjukannya kepada Bu Mala. Bu Mala
membuka buku tulis merah Makale yang hanya berisi satu halaman dan hanya satu bunga di dalamnya. Bunga
terebut merupakan paling berharga di dunia karena hanya mekar sehari dalam setahun.

6. SBdP

SENI RUPA KOLASE


Kolase adalah komposisi artistik yang dibuat dari bermacam-macam bahan, seperti kertas, kain, kaca,
logam, kayu, dan lainnya yang ditempelkan pada permukaan gambar. Kolase adalah karya seni rupa dua
dimensi yang menggunakan bermacam-macam macam paduan bahan. Selama bahan itu dapat dipadukan
dengan bahan dasar, akan menjadi karya seni kolase yang dapat mewakili persaan estetis orang yang
membuatnya.
Seni kolase berlawanan sifatnya dengan seni lukis, pahat atau cetak dimana karya yang dihasilkan tidak
lagi memperlihatkan bentuk asal material yang dipakai. Pada seni lukis, misalnya, dari kanvas putih
menjadi lukisan yang berwarna-warni. Dalam seni kolase bentuk asli dari material yang digunakan harus
tetap terlihat. Jadi kalau menggunakan kerang-kerangan atau potongan-potongan foto, material itu wajib
masih dapat dikenali bentuk aslinya meskipun sudah dirakit menjadi satu kesatuan.

Unsur-unsur rupa yang terdapat pada kolase antara lain :

• Titik dan Bintik: titik adalah unit unsur rupa yang terkecil yang tidak mempunyai ukuran
panjang dan lebar, sedang bintik adalah titik yang sedikit lebih besar. Unsur titik pada

Page | 17
kolase dapat diwujudkan dari butir-butir pasir laut. Sedang bintik dapat diwujudkan
dari lada atau biji-bijian yang berukuran kecil dan sejenisnya.
• Garis: adalah perpanjangan dari titik yang mempunyai ukuran panjang namun relatif
tidak mempunyai lebar. Ditinjau dari jenisnya garis dapat dibedakan menjadi: garis
lurus, garis lengkung, garis putus-putus dan garis spiral. Unsur garis pada kolase dapat
diwujudkan dari potongan kawat, lidi, batang korek, benang dan sebagainya.
• Bidang: adalah unsur rupa yang terjadi sebab pertemuan beberapa garis. Bidang dapat
dibedakan menjadi bidang horizontal, vertikal, melintang. Aplikasi unsur bidang pada
kolase bisa berupa bidang datar (2D) dan bidang bervolume (3D).
• Warna: adalah unsur rupa yang penting dan salah satu wujud keindahan yang dapat
dicerap oleh indera penglihatan manusia. Warna secara nyata dapat dibedakan menjadi
warna primer, sekunder dan tertier. Unsur warna pada kolase dapat diwujudkan dari
unsur cat, pita/renda, kertas warna, kain warna-warni dan sebagainya.

Cara Membuat Karya Seni Kolase dengan Benar

Bahan-bahan pembuatan kolase antara lain:


1. Serutan Kayu
Untuk bahan kolase dapat digunakan serutan kayu yang wajib dikeringkan dahulu. Hal ini
dimaksudkan agar warnanya tidak berubah, lalu serutan kayu dipotongpotong sesuai dengan
ukuran yang diinginkan dan siap untuk ditempel.

2. Kaca
Kaca yang digunakan adalah bekas potongan kaca yang biasa didapat di tempat orang yang
memasang bingkai untuk gambar pajangan yang sudah tidak digunakanlagi. Agar kaca berwarna,
dapat digunakan kaca biasa yang dicat. Kalau pemotong kacatidak ada, kaca dapat dibentuk
dengan cara mengetok atau menghempaskan ke atas permukaan yang keras. Dengan cara ini akan
diperoleh ukuran kaca yang tidak teratur dan tidak sama besar. Dalam pengolahan kaca
diharapkan berhati-hati agar tidak terluka.

3. Batu
Batu yang cocok adalah batu akik sebab memiliki bermacam-macam warna, lalu diasah sehingga
warnanya akan kelihatan lebih cemerlang.

4. Logam
Untuk kolase sebaiknya dipilih bekas-bekas logam yang gampang didapat, seperti seng,
kuningan, dan aluminium. Plat logam dapat dipotong-potong dengan ukuran yang dikehendaki,
lalu baru didatarkan ke bidang dasar kolase.

5. Keramik
Keramik mempunyai warna yang cukup banyak. Untuk keperluan membuat kolase dapat
digunakan bekas potongan keramik untuk lantai rumah. Bahan ini dapat dipotongpotong, sesuai
ukuran yang dikehendaki.

6. Tempurung (batok kelapa)


Untuk bahan kolase sebaiknya dipilih tempurung dari kelapa setengah tua sampai kelapa tua, lalu
dibersihkan dari serat-serat sabut itu dihaluskan dengan ampelas. Setelah halus, baru dipotong
dengan ukuruan yang dikehendaki.Tempurung dapat dipotong-potong dengan gergaji besi sesuai
dengan ukuran yang dikehendaki.
Page | 18
7. Biji-Bijian
Biji-bijian diperoleh dari tumbuh-tumbuhan, biji-bijian ini banyak pula macamnya, demikian
pula bentuk, ukuran, warna, dan teksturnya. Biji-bijian ini hendaknya dikeringkan terlebih dahulu
agar warnanya tidak berubah lagi demikian pula penyusutannya. Bila perlu, dapat pula digoreng
tanpa minyak.

8. Bunga &Daun-daunan
Bunga &Daun-daunan adalah bahan kolase yang sangat gampang diperoleh. Untuk dijadikan
bahan kolase, diambil daun kering atau daun yang sudah gugur. Pilihlah warna daun kering yang
berbeda-beda agar dalam penyusunannya menjadi sebuah lukisan atau desain akan lebih mudah.

9. Kulit-kulitan
Kulit-kulit berasal dari kulit buah dan kulit batang tumbuh-tumbuhan. Tidak semua kulit buah
dapat dijadikan bahan kolase, demikian pula dengan kulit batang, kulit salak, kulit kacang tanah,
kulit jeruk, dan kulit rambutan. Kulit batang yang dapat dijadikan kolase di antaranya: rambutan,
kulit pisang, dan kelopak bambu. Semua kulit-kulitan haruslah dikeringkan dahulu sebelum
digunakan sebagai bahan kolase, lalu dipotong-potong sesuai dengan ukuran yang dikehendaki.

10. Kertas Bekas


Untuk bahan kolase sebainya dipilih kertas yang berwarna. Semua kertas berwarna pada dasarnya
dapat dijadikan bahan kolase. Kertas-kertas bekas sampul, majalah, poster-poster, almanak-
almanak, kemasan rokok atau kemasan produk-produk industri dapat pula digunakan sebagai
bahan kolase. Dalam pemakaian, kertas dipotong-potong sesuai dengan ukuran yang
dikehendaki.

Teknik Pembuatan Kolase

1. Siapkan bahan dari barang bekas, seperti koran, majalah, dan kertas. Media dan perangkat
yang dibutuhkan: kalender bekas/kertas gambar, pewarna, gunting pensil, dan lem.

2. Buat gambar bunga (atau gambar lain yang kalian inginkan) di kalender bekas/kertas gambar.

3. Rencanakan penempelan bahan bekas pada gambar yang sudah kamu buat. Bahan bekas diberi
pewarna terlebih dahulu.

4. Gunting atau sobek bahan bekas menjadi ukuran kecil.

5. Oleskan lem sedikit demi sedikit pada gambar yang akan ditempeli kertas.

6. Tempelkan guntingan atau sobekan bahan bekas tadi pada kertas.

7. Lakukan dengan rapi sesuai kreativitasmu. Usahan tempelan kertas tertata dengan rajin
sehingga hasil kolase juga rajin.

Page | 19
A. Model Pembelajaran:
Project Based Learning
Metode Pembelajaran:
1. Brainstorming
2. Ceramah
3. Tanya jawab
4. Diskusi
5. Penugasan
6. Presentasi
7. Unjuk karya

B. Langkah-langkah Pembelajaran;
Tahap
Kegiatan Pembelajaran (Berpusat pada siswa)
Pembelajaran
1. Mengajak semua siswa berdo’a menurut agama dan keyakinan
masing-masing, dilanjutkan dengan
2. Guru memberikan salam dan mengajak berdoa. (Integritas :
membiasakan sikap santun, religius dan hormat)
3. Melakukan komunikasi tentang kehadiran siswa.
4. Mengajak berdinamika dengan tepuk kompak/dinamika dan lagu
yang relevan.
5. Guru dan siswa menyanyikan lagu “Mari Jaga lingkungan”
Pendahuluan

“Mari Jaga Lingkungan”


Cipt. Isromi Setiawan

Page | 20
Ayo Kawan semua, Mari bersama-sama
Jaga lingkungan kita, agar bersih dan sehat
Lingkungan bersih lingkungan sehat,Udara bersih semua terawat
Buanglah sampah pada tempatnya, agar semua bahagia.
Reff 3x
Mari- mari kita bersama-sama, mari-mari kita rawat bersama
Mari-mari jaga lingkungan kita, badan sehat lingkungan juga nyaman

6. Guru menyiapkan fisik dan psikhis anak dalam mengawali


kegiatan pembelajaran serta menyapa anak.
7. Menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini.
8. Guru melakukan kegiatan tanya jawab:
“ Mengapa kita semua harus menjaga lingkungan ?
9. Guru menampung jawaban siswa
10. Guru dan siswa melakukan kegiatan brainstrorming:
“Setelah kalian mengetahui tujuan menjaga lingkungan
sekarang bapak/ibu guru akan bertanya tentang Hak dan
kewajiban warga negara atas lingkungan hidup?
Apakah kalian mengetahui pasal dan undang-undang yang mengatur tentang
hak dan kewajiban menjaga lingkungan hidup?
5. Guru memberi penjelasan undang-undang tentang Hak dan kewajiban
menjaga lingkungan
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup disebutkan sebagai berikut:
1. Tercapainya keselarasan, keserasian, dan keseimbangan
antara manusia dan lingkungan hidup;
2. Terwujudnya manusia Indonesia sebagai insan lingkungan
hidup yang memiliki sikap dan tindak melindungi dan membina
lingkungan hidup;
3. Terjaminnya kepentingan generasi masa kini dan generasi
masa depan;
4. Tercapainya kelestarian fungsi lingkungan hidup;
5. Terkendalinya pemanfaatan sumber daya secara bijaksana;
6. Terlindunginya Negara Kesatuan Republik Indonesia
terhadap dampak dan/atau kegiatan di luar wilayah negara yang
menyebabkan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup.

Landasan hukum terkait hak atas lingkungan yang baik dan sehat tersebut,
antara lain:

1. Pasal 28 H ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945 bahwa “Setiap orang


berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan
lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan
kesehatan.”
2. UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Azasi Manusia yang berbunyi:
Page | 21
“Setiap orang berhak atas lingkungan hidup yang bak dan sehat.”Pasal 5
ayat (1) UU Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
yang berbunyi: “Setiap orang mempunyai hak yang sama atas lingkungan
hidup yang baik dan sehat.”
Di dalam Pasal 10 UU Pengelolaan Lingkungan Hidup dijabarkan bahwa
dalam rangka pengelolaan lingkungan hidup Pemerintah
berkewajiban:
1. Mewujudkan, menumbuhkan, mengembangkan, dan
meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab para pengambil
keputusan dalam pengelolaan lingkungan hidup;
2. Mewujudkan, menumbuhkan, mengembangkan, dan
meningkatkan kesadaran akan hak dan tanggung jawab
masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup;
3. Mewujudkan, menumbuhkan, mengembangkan, dan
meningkatkan kemitraan antara masyarakat, dunia usaha dan
Pemerintah dalam upaya daya dukung dan daya tampung
lingkungan hidup;
4. Mengembangkan dan menerapkan kebijaksanaan nasional
pengelolaan lingkungan hidup yang menjamin terpeliharanya
daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup;
5. Mengembangkan perangkat yang bersifat preemptif,
preventif, dan proaktif dalam upaya pencegahan penurunan daya
dukung dan daya tampung lingkungan hidup;
6. Memanfaatkan dan mengembangkan teknologi yang akrab
lingkungan hidup;
7. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan di bidang
lingkungan hidup;
8. Menyediakan informasi lingkungan hidup dan
menyebarluaskannya kepada masyarakat;
9. Memberikan penghargaan kepada orang atau lembaga yang
berjasa di bidang lingkungan hidup.
Sedangkan kewajiban masyarakat dalam pengelolaan
lingkungan hidup ialah segala hal yang memenuhi ketentuan di
bawah ini:
1. Setiap orang berkewajiban memelihara kelestarian fungsi
lingkungan hidup serta mencegah dan menanggulangi
pencemaran dan perusakan lingkungan hidup.
2. Setiap orang yang melakukan usaha dan/atau kegiatan
berkewajiban memberikan informasi yang benar dan akurat
mengenai pengelolaan lingkungan hidup.

Setelah guru memberikan informasi tentang Undang-Udang Hak dan


kewajiban menjaga lingkungan hidup guru, menanyakan kembali kapada
siswa
Bagaimana cara menjaga lingkungan?
Page | 22
Beberapa siswa menjawab :
1. Membuang sampah pada tempatnya
2. Mengurangi sampah
3. Memanfaatkan sampah
Setelah siswa menjawab guru mengaitkan jawaban siswa dengan
mestimulus sampah dedaunan dan bunga dapat di manfaatkan dan
menjadikan bernilai ekonomi yang tinggi

6. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran


“ Kali ini kita anak belajar tentang kegiatan Pengeringan sampah
dedauan dan bunga kering yang di olah menjadi bernilai ekonomi sehingga
meningkatkan kesejahteraan hidup. Tujuan setelah kalian
memahaminya, kalian akan lebih mejaga lingkungan dan
memanfaatkan sampah menjadi bernilai ekonomi.
7. Guru menyampaikan agenda kegiatan yang akan dilakukan selama
proses pembelajaran:
“Selama kegiatan pembelajaran ini, kalian akan belajar metode
pengeringan Herbarium/Oshibana yang nantinya dapat
digunakan untuk menjadi kreatifitas yang bernilai jual

Tahapan Project Base Learning


Pertanyaan 1. Kelas dikondisikan menjadi 4-5 kelompok kecil
mendasar 2. Setiap kelompok diberikan bahan bacaan tentang Sampah di pasar
rawa belong (terlampir)
3. Kelompok menemukan akar permasalahan dengan cara
menyusun daftar pertanyaan tentang:
a. Mengapa permasalahan tersebut bisa terjadi?
b. Apa yang harus dilakukan oleh masyarakat agar hal tersebut tidak
terulang lagi?
c. Apa yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk
memecahkan masalah tersebut?
d. Bagaimana cara mewujudkannya?
4. Setiap kelompok menentukan solusi yang akan diterapkan

Mendesain
perencanaan
produk

Page | 23
masing anggotanya untuk menyampaikan pendapat mengenai:
a. Desain/ bentuk produk yang akan dibuat
b. Bahan dan alat yang dibutuhkan
c. Langkah-langkah pembuat
4. Kelompok menentukan prototipe yang akan diselesaikan sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan

Menyusun 1. Kelompok berdiskusi menyepakati jumlah pertemuan yang


jadwal diperlukan dan target/ progress yang harus dicapai di setiap
pertemuan (format jadwal terlampir)
2. Guru membimbing proses penyusunan jadwal
3. Guru meminta jadwal dan progress dari setiap kelompok sebagai
panduan dalam monitoring pembuatan produk

Monitoring 1. Setiap kelompok melaporkan perkembangan (progress report)


keaktifan dan ketercapaian proyek di setiap pertemuan
perkembangan 2. Guru menanyakan perkembangan yang dicapai dan kendala yang
proyek dialami oleh setiap kelompok
3. Guru membimbing dan memberikan bantuan jika ada kelompok yang
belum bisa mencapai target
4. Guru dan siswa mencatat hasil perkembangan proyek pada setiap kali
pertemuan
5. Setiap kelompok memastikan prototipe produk harus bisa
diselesaikan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan

Page | 24
Menguji hasil 1. Pada waktu yang telah ditentukan, setiap kelompok membawa
prototipe produk untuk dipresentasikan
2. Presentasi kelompok meliputi:
a. Bahan dan alat yang dibutuhkan
b. Proses pembuatan produk
c. Pihak yang berperan dalam penyelesaian produk
d. Kelebihan yang dimiliki oleh produk yang telah dibuat
3. Guru membimbing proses uji keefektifan prototipe
4. Setiap kelompok melakukan uji coba prototipe produk
sementara kelompok yang lain mengamati dan mencatat hasil
yang diperoleh (kelebihan dan kekurangannya)
5. Presentasi hasil pengamatan setiap kelompok

Evaluasi 1. Guru memberikan masukan untuk perbaikan/ penyempurnaan


pengalaman prototipe
belajar 2. Setiap kelompok memperbaiki kelemahan/ kekurangan prototipe
3. Kelompok mendesain protipe final hasil revisi

Penutup 1. Guru membantu siswa untuk merefleksikan pengalaman selama


menyelesaikan produk
2. Guru memberikan penguatan
3. Guru menyampaikan tindak lanjut/ penugasan

C. Penilaian
1. Jenis dan teknik penilaian
a. Jenis penilai: Tes Tertulis, Non tes
b. Teknik penilaian: Isian, Pengamatan Unjuk kinerja
2. Instrumen penilaian
a. Instrumen penilaian pengetahuan
b. Instrumen penilaian sikap
c. Instrumen penilaian keterampilan
d. Instrumen produk
3. Remidial dan Pengayaan
D. Media/ Alat, Bahan, dan Sumber Belajar
1. Media/ Alat/ Bahan
Kertas Bekas
Busa

Page | 25
Kertas Minyak
Plastik klip Seald ( Besar)
Gunting
Cutter
Pinter
Piring Kertas
Papan Pres
Setrika
Plastik Seald ( Kecil)
Silikagel
Box Kedap udara
2. Sumber Belajar

http://pro-edukasi.blogspot.com/2012/08/macam-macam-pengubinan-tessellation.html

Kemdikbud. 2016. Tema 8 Lingkungan Sahabat Kita. Buku Guru Kelas V SD/MI:
Jakarta: Puskur Balitbang

Kemdikbud. 2016. Tema 8 Lingkungan Sahabat Kita. Buku Siswa Kelas V SD/MI: Jakarta: Puskur
Balitbang

Kemdikbud.2016. Tema 8 daerah Tempat Tinggalku. Buku Siswa Kelas IV SD/MI.


Jakarta: Puskur Balitbang

E. PENILAIAN PROJECT STEM

Penilaian dalam pembelajaran STEM setidaknya meliputi proses (praktik) dan hasil. Penilaian
proses adalah penilaian yang dilakukan oleh gusru untuk mengetahui keaktifan siswa selama
menyelesaikan proyek. Sementara itu penilaian hasil dilakukan untuk mengetahui tingkat
keefektifan produk yang telah dihasilkan sesuai dengan tujuan

Penilaian proses dalam pembelajaran STEM menggunakan instrumen sikap dan


keterampilan. Instrumen sikap menekankan tingkah laku siswa selama menyelesaikan
proyek dari mulai perencanaan, penyusunan, dan pelaporan. Penilaian sikap dalam
pembelajaran biasanya mengukur aspek: semangat, disiplin,tanggung jawab, dan kerjasama.

Page | 26
Instrumen yang digunakan untuk mengukur keterampilan lebih menekankan pada
keterlibatan siswa dalam aspek fisk/ gerak (melakukan sesuatu), meliputi: kecekatan,
kecermatan, dan ketepatan menggunakan bahan dan media selama menyelesaikan proyek.

Penilaian produk merupakan muara dari pengukuran proses pembelajaran STEM. Artinya,
pengalaman belajar siswa harus dituangkan ke dalam sebuah benda konkrit yang dapat
divisualisasikan, diujicobakan, hingga akhirnya bisa diterapkan dalam memecahkan
masalah kontekstual. Aspek yang diukur dalam penilaian produk meliputi: kesesuaian
dengan petunjuk, kompleksitas bahan/ alat, proporsi bentuk dan ukuran, kreativitas, hingga
keefektifan.

Meskipun oreintasi penilaian pembelajaran STEM lebih menekankan pada proses dan
produk, namun tidak berarti mengesampingkan penilaian aspek pengetahuan. Pengukuran
aspek pengetahuan harus tetap dilakukan untuk mengetahui pemahaman konsep yang telah
dikuasai siswa. Soal tertulis yang disusun harus mengukur aspek keterampilan berpikir
tingkat tinggi (HOTS).

Berikut ini adalah instrumen penilaian yang digunakan dalam pembelajaran STEM berbasis
proyek metode pengeringan di kelas IV Sekolah Dasar:

1. Penilaian Pengetahuan

a. Kisi-kisi

No Mapel Kompetensi Dasar Indikator soal Level Bentuk


soal
1 IPS 3.3 Menganalisis Disajikan penalaran Pilihan
peran ekonomi pernyataan, siswa ganda
dalam upaya dapat menentukan
menyejahterakan kegiatan ekonomi
kehidupan yang disesuaikan
masyarakat di dengan kondisi
bidang sosial dan sosial budaya
budaya untuk masyarakat
memperkuat
kesatuan dan
persatuan bangsa
2 PPKn 3.2 Menganalisis disajikan penalaran Pilihan
pelaksanaan pernyataan, siswa ganda

Page | 27
kewajiban, hak, dan dapat menentukan
tanggung jawab hak dan tanggung
sebagai warga jawab pembeli dan
negara beserta pedagang dalam
dampaknya dalam kehidupan sehari-
kehidupan sehari- hari
hari
3 Bahasa 3.7 Menguraikan disajikan bacaan, penalaran Pilihan
Indonesia konsep-konsep yang siswa dapat ganda
saling berkaitan pada menentukan
teks nonfiksi hubungan antara
konsep-konsep yang
terdapat
dalam bacaan teks
nonfiksi
4 IPA 3.6 Menerapkan disajikan
konsep pengeringan pernyataan, siswa
dalam kehidupan dapat menentukan
sehari-hari konsep pengeringan
dalam kehidupan
sehari-hari

5 Matematika 3.6. Menjelaskan disajikan beberapa penalaran Pilihan


dan menemukan pengubinan, siswa ganda
bangun datar dapat mentukan
sederhana
(Pengubinan)

Soal :

1. Perhatikanlah teks di bawah ini!


Makale tinggal di sebuah desa yang selalu kekeringan sehingga tidak banyak tumbuhan. Suatu hari Bu
Mala memberi seluruh siswanya masing-masing sebuah buku tulis. Nola ingin menulis catatan
harian, Wendi ingin menggambar wajah setiap orang yang ditemui, dan Makale ingin membuat
herbarium.
Bu Mala heran mendengar makale ingin membuat herbarium. Ternyata makale ingin membuat
herbarium karena seorang pelancong menunjukkan buku herbariumnya yang sangat indah.
Bu Mala memberitahu Makale bahwa untuk membuat herbarium membutuhkan banyak daun. Makale
tahu bahwa untuk membuat herbarium membutuhkan daun atau bunga.
Teman-teman Makale menanyakan di mana tempat makale mendapatkan bunga. Makale yakin akan
mendapatkan bunga walaupun daerahnya jarang ada tumbuhan.
Waktu berlalu dengan cepat dan buku tulis merah milik para siswa telah berisi berbagai cerita, gambar,
dan foto, namun buku tulis Makale masih kosong.
Pada suatu hari di daerah Makale turun hujan yang sangat deras sehingga benih-benih tumbuh dan
bunga-bunga merah kecil memenuhi petak kebun.
Makale memetik sekuntum bunga merah kemudian menempelkanya di dalam buku. Hari berikutnya
bunga-bunga di kebun telah layu karena terbakar matahari.
Makale gembira karena sudah membuat berhasil herbarium dan menunjukannya kepada Bu Mala.
Bu Mala membuka buku tulis merah Makale yang hanya berisi satu halaman dan hanya satu bunga
di dalamnya. Bunga terebut merupakan paling berharga di dunia karena hanya mekar sehari dalam
setahun.
Page | 28
Proses apakah yang di ceritakan pada teks di atas ?
a. Pemanasan
b. Pendinginan
c. Herbarium
d. Penguapan
2.

Contoh: (http://www.mathsisfun.com/geometry/tessellation.html)

Gambar di atas merupakan bentuk bangun datar pengubinan bentuk?


a. Pengubinan beraturan
b. Pengubinan semi beraturan
c. Pengubinan tidak beraturan
d. Pengubinan dinamis
3. Sebutkan undang-undang yang mengatur tentang kewajiban pemerintah dan masyarakat dalam
menjaga lingkungan?
a. UU nomor 23 tahun 1997
b. Pasal 28 H ayat 1 UUD 1945
c. UU Nomor 39 Tahun 1999
d. UU Nomor 23 tahun 2009
4. Sebutkan Faktor yang berhubungan dengan udara pengering Kecuali
a. Suhu Semakin tinggi suhu udara maka pengeringan akan semakin cepat
b. Kecepatan aliran udara Semakin cepat udara maka pengeringan akan semakin cepat
c. Kelembaban udaraSemakin lembab udara, proses pengeringan akan semakin lambat
d. Ukuran bahan Semakin kecil ukuran bahan, pengeringan akan makin cepat.
5. Bagaimana cara agar mengurangi sampah?
a. Pemanfaatan sampah dengan Daur ulang
b. Pemanfaatan sampah dengan pembuatan pupuk
c. Pembakaran sampah
d. Pemanfaatan sampah dengan pengunaan tumbler

Kunci Jawaban :
1. C
2. B
3. D
4. D
5. C

Pedoman penskoran Jawaban benar x 20 Skor maksimal = 100

Page | 29
E. PENILAIAN PROYEK.
1. Penilaian Keterampilan
a. Rubrik penilaian keterampilan
No Aspek Kriteria pensokran Ket

4 3 2 1

1 Ketepatan Selalu tepat dalam Selalu tepat Tidak tepat memilih Selalu salah
memilih bahan dan memilih bahan bahan dan kurang dalam memilih
cekatan tetapi kurang cekatan bahan dan
menggunakan alat cekatan menggunakan alat lambat
menggunakan menggunakan
alat alat

2 Kecermatan Selalu cermat Pernah Banyak mengulang selalu salah saat


dalam mengukur setiap mengulang pengukuran setiap mengukur
mengukur komponen pengukuran komponen karena setiap
prototipe dan tidak karena banyak melakukan komponen
pernah mengulangi mengalami kesalahan ptototipe/
kesalahan mendasar selalu
mengulang

3 Kecepatan Selalu Menyelesaikan Masih ada Tidak pernah


menyelesaikan menyelesaikan proyek sesuai beberapa target menyelesaikan
proyek proyek melebihi dengan target di yang belum proyek sesuai
target yang telah setiap tahapan terpenuhi di setiap dengan target
ditentukan di setiap tahapan yang telah
tahapan ditentukan di
setiap tahapan

4 Kerapian Semua hasil yang Sebagian kecil Sebagian besar Setiap hasil
dalam diperoleh di setiap hasil yang hasil yang yang diperoleh
pembuatan tahapan selalu rapi diperoleh di diperoleh di setiap di setiap
setiap tahapan tahapan tidak rapi tahapan tidak
masih kurang rapi pernah rapi

5 Ketelitian Selalu meninaju Meninjau Meninjau ulang Tidak pernah


ulang hasil yang sebagain besar sebagian kecil hasil meninjau ulang
diperoleh di setiap hasil yang yang diperoleh hasil yang
tahapan diperoleh di setiap tahapan diperoleh di
setiap tahapan setiap tahapan

Page | 30
b. Instrumen penilaian keterampilan

No Aspek Penilaian Keterampilan Kriteria pensokran Ket

4 3 2 1

1 Ketepatan

2 Kecermatan

3 Kecepatan

4 Kerapian

5 Ketelitian

c. Pedoman pensokran

Skor Perolehan
X 100
Skor Maksimal

d. Kriteria penilaian keterampilan

No Rentang Kriteria Predikat

1 17-20 Sangat baik A

2 13-16 Baik B

3 9-12 Cukup C

4 5-8 Kurang D

Page | 31
2. Penilaian Produk (hasil karya)
a. Rubrik
No Aspek Kriteria Penskoran Ket
Penilaian 4 3 2 1
1 Perencanaan Setiap komponen Sebagian besar Sebagian kecil Tidak ada
produk komponen produk komponen produk persiapan sama
menggunakan dibuat dengan dibuat dengan sekali dalam
perencanaan perencanaan perencanaan membuat
matang semua
komponen
produk
2 Kesesuaian Semua langkah- Sebagian besar Sebagian kecil langkah- Semua langkah-
dengan langkah dalam langkah-langkah langkah dalam langkah dalam
petunjuk pembuatan dalam pembuatan pembuatan mengacu pembuatan
mengacu pada mengacu pada pada petunjuk tidak ada yang
petunjuk petunjuk pembuatan mengacu pada
pembuatan pembuatan petunjuk
pembuatan
3 Pemilihan Semua bahan Sebagian kecil Sebagian besar bahan Semua bahan
bahan diperoleh dengan bahan sulit sulit diperoleh di sulit diperoleh
mudah di diperoleh di lingkungan sekitar di lingkungan
lingkungan lingkungan sekitar sekitar
sekitar
4 Penggunaan Menggunakan Menggunakan Menggunakan sebagian Menggunakan
alat semua alat yang sebagian besar alat alat yang tersedia sebagian kecil
tersedia yang tersedia alat yang
tersedia
5 Kesesuaian Produk yang Produk yang dihasil Produk yang dihasilkan Tidak
konsep STEM dihasilkan mengakomodasi mengakomodasi mengakomodasi
dan tepat mengakomodasi sebagian besar sebagian kecil konsep satupun konsep
guna semua konsep konsep mapel mapel mapel
mapel
6 Kepraktisan bentuknya kecil/ bentuknya kecil/ bentuknya besar dan bentuknya
ringkas dan ringkas tetapi sulit membutuhkan bantuan besar dan tidak
mudah untuk alat untuk memindahkan bisa pindahkan
dipindahkan/ dipindahkan/
dibawa dibawa

7 Kreativitas Menggunakan Menggunakan Menggunakan salah satu Bentuk standar


perpaduan perpaduan bentuk perpaduan (warna, tidak ada
bentuk, warna, atau bahan saja (2 bentuk, atau bahan saja) perpaduan
dan bahan (3 atau perpaduan)
lebih perpaduan)
8 Kemenarikan Produk sangat Produk rapi tetapi Prduk kurang rapi dan Produk tidak
rapi dan menarik kurang menarik kurang menarik rapi dan tidak
menarik
9 Hasil Uji coba Hasil uji coba Hasil uji coba Hasil uji coba dengan Hasil uji coba
dan tanpa perbaikan/ dengan sedikit banyak perbaikan (lebih harus merevisi
keefektifan revisi dan tepat perbaikan (1-2 dari 2 revisi) dan tepat semua
untuk revisi) dan tepat untuk memecahkan komponen dan
memecahkan untuk memecahkan masalah tidak tepat
masalah masalah memecahkan

Page | 32
masalah
10 Ketepatan Produk slesai Produk selesai Masih ada beberapa Sebagian besar
waktu sebelum waktu pada wajtu yang komponen produk yang komponen
yang telah telah ditentukan belum selesai produk tidak
ditentukan selesai hingga
batas waktu
yang telah
ditentukan

b. Instrumen Penilaian produk

No Aspek Penilaian Kriteria Penskoran Jumlah


4 3 2 1
1 Perencanaan
2 Kesesuaian dengan petunjuk
3 Pemilihan bahan
4 Penggunaan alat
5 Kesesuaian konsep STEM dan tepat guna
6 Kepraktisan

7 Kreativitas
8 Kerapian dan Kemenarikan
9 Hasil Uji coba dan keefektifan
10 Ketepatan waktu
Jumlah Perolehan

c. Pedoman penskoran

Skor Perolehan
X 100
Skor Maksimal

d. Kriteria penilaian

No Rentang Kriteria Predikat


1 34-40 Sangat baik A
2 26-33 Baik B
3 18-25 Cukup C
4 10-17 Kurang D

Page | 33

Anda mungkin juga menyukai