Anda di halaman 1dari 63

LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI

PT JAPFA COMFEED INDONESIA TBK UNIT LAMPUNG

“PENCEGAHAN COVID-19”

DISUSUN OLEH :

1. MARIFAH ( 1913451001 )

2. LIANTI ( 1913451003 )

3. MONICA YOLANDA ( 1913451004 )

4. ANNISA PUTRI AZZAHRA (1913451006)

PRODI DIPLOMA-III SANITASI

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG

TAHUN AJARAN 2021/2022


LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan Praktik Kerja Lapangan Industri Mahasiswa Program Studi Diploma III

Sanitasi Politeknik Kesehatan Kemenkes TanjungKarang

Bandar Lampung, 30 Oktober 2021

MENGETAHUI

PEMBIMBING INDUSTRI

Deden Sumawan,SKM

NIP.10010596

1
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI

PT JAPFA COMFEED INDONESIA TBK UNIT LAMPUNG

“PENCEGAHAN COVID-19”

Laporan hasil praktik kerja lapangan ini disusun sebagai Hasil Praktik Kerja

Lapangan Industri PT JAPFA COMFEED INDONESIA TBK UNIT LAMPUNG

yang telah selesai dilakukan dan memenuhi kewajiban mata kuliah di Politeknik

Kesehatan Tanjung Karang

Disahkan di Bandar Lampung pada Tanggal 30 Oktober 2021

BandarLampung, 30 Oktober 2021

DOSEN PEMBIMBING KAPRODI D3 SANITASI

Mei Ahyanti,SKM.,M.Kes Wibowo Ady Sapta, ST., M.Kes

NIP.197505092005012002 NIP.196212071985031005

2
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah kami panjatkan puji syukur kami ke hadirat Allah SWT.

Sehingga Kami telah menyelesaikan laporan kunjungan Industri ke PT Japfa

Comfeed Indonesia Tbk Unit Lampung .

Salah satu tujuan kami dalam menulis laporan kunjungan industri ini

adalah sebagai dokumentasi dan juga bentuk evaluasi kegiatan kunjungan industri.

Laporan yang kami buat ini berdasarkan data-data yang valid yang telah

dikumpulkan dalam berbagai metode.

Kami menyampaikan terima kasih pada beberapa pihak yang ikut

mendukung proses praktik ini hingga selesai. Kami menyadari atas ketidak

sempurnaan penyusunan laporan kegiatan kunjungan industri ini. namun kami

tetap berharap laporan ini akan memberikan manfaat bagi para pembaca. Demi

kemajuan kami, dan kami juga mengharapkan adanya masukan berupa kritik atau

saran yang berguna. Terima kasih.

BandarLampung,30 Oktober 2021

penulis

3
DAFTAR ISI

JUDUL

LEMBAR PERSETUJUAN ........................................................................... 1

LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... 2

KATA PENGANTAR ................................................................................... 3

DAFTAR ISI .................................................................................................. 4

BAB I

PENDAHULUAN ............................................................................................6

A. LATAR BELAKANG ..........................................................6

B. TUJUAN PENELITIAN ........................................................ 10

C. MANFAAT PENELITIAN .................................................... 11

D. RUANG LINGKUP ............................................................... 11

BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN… .................................................................. 12

A. PENGERTIAN INDUSTRI ................................................. 12

B. PENGERTIAN SANITASI/KESEHATAN

LINGKUNGAN KERJA INDUSTRI ................................. 12

C. PROGRAM KESEHATAN LINGKUNGAN

KERJA INDUSTRI ........................................................ 13

D. PENGERTIAN KESELAMATAN DAN

KESEHATAN KERJA INDUSTRI .......................................14

4
E. PROGRAM KESELAMATAN DAN

KESEHATAN KERJA INDUSTRI ..................................... 15

BAB III

PELAKSANAAN PKL ..................................................................................... 31

A. LOKASI DAN WAKTU PRATIK KERJA

INDUSTRI ..................................................................... 31

B. PESERTA ....................................................................... 31

C. DATA YANG DIKUMPULKAN ...................................... 32

D. SUMBER DATA .................................................................... 32

E. TEKNIK PENGUMPULAN DATA ....................................... 32

F. KEGIATAN ..................................................................... 32

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................... 33

A. GAMBAR UMUM INDUSTRI ......................................... 33

B. GAMBARAN UMUM PROSES PRODUKSI INDUSTRI…44

C. GAMBARAN PRODUKSI DAN DAMPAK PROSES

PRODUKSI INDUSTRI ....................................................... 47

D. IDENTIFIKASI MASALAH ................................................ 49

E. PEMECAHAN MASALAH .................................................. 49

F. KEGIATAN ............................................................................ 49

G. HASIL KEGIATAN ............................................................... 50

BAB V

A. KESIMPULAN……………………………………………………………………58

5
B. SARAN……………………………………………………………………………58

DAFTAR PUSTAKA ...…………………………………………………………………..59

LMAPIRAN……………………………………………………………………………….60

6
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 70 Tahun

2016 Tentang Standar dan Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja

Industri Menjelaskan bahwa Pengelolaan bahaya kesehatan di lingkungan

kerja industri maupun pemenuhan persyaratan kesehatan lingkungan

merupakan salah satu aspek penting dalam penerapan sistem manajemen

keselamatan dan kesehatan kerja seperti yang diamanatkan dalam Undang-

Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan, Peraturan Pemerintah

Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen

Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan Peraturan Pemerintah Nomor 66

Tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan. Lingkungan kerja industri

yang sehat merupakan salah satu faktor yang menunjang meningkatnya

kinerja dan produksi yang secara bersamaan dapat menurunkan risiko

gangguan kesehatan maupun penyakit akibat kerja.

Lingkungan kerja industri harus memenuhi standar dan persyaratan

kesehatan lingkungan kerja industri sebagai persyaratan minimal yang

harus dipenuhi. Standar dan persyaratan kesehatan lingkungan kerja

industri terdiri atas nilai ambang batas, indikator pajanan biologi, dan dan

persyaratan kesehatan lingkungan kerja industri.

7
Ketentuan mengenai standar dan persyaratan kesehatan lingkungan

kerja industri sebelumnya telah diatur dalam Keputusan Menteri

Kesehatan Nomor 1405/Menkes/SK/XI/2002 tentang Persyaratan

Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri.

Undang-undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan Pasal 162

menjelaskan bahwa upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk

mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia, biologi,

maupun sosial yang memungkinkan setiap orang mencapai derajat

kesehatan yang setinggi-tingginya. Pasal 163 ayat 1 menegaskan bahwa

pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat menjamin ketersediaan

lingkungan yang sehat dan tidak mempunyai resiko buruk bagi kesehatan.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) menjadi bagian penting

bagi para pekerja. Lingkungan mempunyai pengaruh yang paling besar

dalam kelangsungan hidup pekerja. Kesehatan Lingkungan menjadi upaya

pencegahan penyakit dari faktor resiko lingkungan untuk mewujudkan

kualitas lingkungan yang sehat dari aspek fisik, kimia, biologi, dan sosial.

Upaya kesehatan lingkungan terdiri dari penyediaan air bersih,

pengelolaan air limbah, penyediaan jamban, hygiene makanan, dan

pengelolaan sampah (Permenkes RI, 2015).

Kesehatan lingkungan yang juga dikenal sebagai sanitasi sering

dipahami sebagai upaya dan kondisi yang berkaitan dengan kesehatan.

Sebagai upaya kesehatan, maka kesehatan lingkungan menjadi salah satu

program pembangunan pada sektor kesehatan dan sektor lain yang terkait.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) harus diterapkan oleh semua

8
instansi atau lembaga tak terkecuali perusahaan industri kecil hingga

besar. Hal tersebut untuk menekan angka kecelakaan kerja dan penyakit

akibat kerja. Pemerintah mengajak seluruh stakeholder (pengusaha, serikat

pekerja, dan pekerja) untuk meningkatkan kesadaran pentingnya

Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta pengawasan (Plt Kepala

Disnakertrans Jabar).

Dalam perusahaan, peran dari Keselamatan dan Kesehatan Kerja

dan Kesehatan Lingkungan sangat penting. Dalam Keselamatan dan

Kesehatan Kerja, pengaruh para pekerja pun menjadi hal yang utama demi

kesejahteraan pekerja dan perusahaan. Bila Keselamataan dan Kesehatan

Kerja tidak berjalan dengan baik di suatu perusahaan tentu ini berakibat

seperti kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang akan mengganggu

kesehatan bagi pekerja. Kesehatan Lingkungan membawa pengaruh

dalam melaksanakan kegiatan proses produksi.

PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk Unit Lampung adalah

perusahaan yang bergerak di bidang agroindustri pakan ternak agri food

penghasil protein hewani yaitu produksi makanan ternak, pemerasan susu,

penggemukan hewan ternak dan makanan unggas.

Dengan melihat pandemi COVID-19 yang menghantam

Indonesia selama tiga bulan terakhir tidak dipungkiri membawa

pengaruh yang signifikan terhadap sektor perekonomian. Pemberlakuan

PSBB secara langsung ataupun tidak, telah berdampak pada sektor

industri yang harus mengurangi biaya produksi dengan menutup pabrik,

merumahkan karyawan, hingga melakukan PHK, sebagai upaya

9
rasional dalam merespons penurunan jumlah permintaan dan

pendapatan. Hal ini membawa efek domino seperti meningkatnya

jumlah pengangguran dan penurunan kualitas hidup masyarakat.

Meskipun demikian, PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA)

telah melakukan sejumlah strategi untuk menghadapi dampak pandemi

virus corona. Kesejahteraan karyawan menjadi perhatian utama dengan

tetap mempertahankan jumlah tenaga kerja. Bahkan, Financial Controller

JPFA Erwin Djohan menjelaskan, bahwa perusahaan terus memperhatikan

kesejahteraan dan kesehatan karyawannya selama masa pandemi virus

Corona. Meski sempat mengalami kendala pada awal masa pandemi virus

Corona, JPFA tidak melakukan pengurangan tenaga kerja baik melalui

PHK atau jalan lain.

Berdasarkan hal tersebut perlu dilakukan pencegahan dan

penambahan wawasan terkait Covid-19 agar setiap karyawan dapat dengan

tertib mematuhi protokol kesehatan. Untuk itu, kami mahasiswa

Politeknik kesehatan Tanjung Karang melakukan Praktik Kerja Lapangan

( PKL ) yang berfokus pada “Preventif Pencegahan Corona”.

10
B. Tujuan PKL

1. Tujuan Umum dari PKL

a. Mahasiswa memperoleh keterampilan dan pengalaman kerja praktis

dan dapat memecahkan masalah yang ada dalam kegiatan di bidang

sanitasi industri dan keselamatan kerja.

b. Mahasiswa dapat menerapkan teori yang diterima selama

perkuliahan, serta mampu bekerja sama dalam sebuah tim work pada

praktikum dilapangan.

c. Menjalin kerja sama hubungan yang baik dengan perusahaan lokasi

magang sehingga kedepan diharapkan kerja sama yang terjalin dapat

berlanjut.

2. Tujuan Khusus dari PKL

a. Mengetahui alur proses produksi di industri.

b. Mengetahui proses sanitasi industri yang dilakukan oleh perusahaan

sesuai persyaratan dan tata cara penyelenggaraan kesehatan

lingkungan kerja industri.

c. Melihat dan memahami secara langsung proses pengendalian mutu ,

keselamatan dan kesehatan kerja.

d. Mengetahui prefentif pencegahan Covid-19 di masa pandemi.

11
C. Manfaat PKL

1) Memperoleh gambaran sanitasi industri di perusahaan.

2) Memperoleh pengalaman kerja secara langsung sehingga dapat

digunakan sebagai bekal bagi mahasiswa ketika terjun di dunia kerja.

3) Memperoleh pengalaman penyusunan rencana melaksanakan

kegiatan menganalisis dan menyimpulkan kegiatan pengawasan

kesehatan lingkungan di tempat industri.

4) Meperoleh pengetahuan terkait penerapan preventif pencegahan

Covid-19.

D. Ruang Lingkup

Ruang lingkup dalam PKL ini adalah tentang

kesehatan,keselamatan kerja lingkungan dan sanitasi yang ada di Industri

terutama terkait preventif pencegahan Covid-19.

12
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Industri

Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 3 tahun 2014

Tentang Perindustrian Pasal 1 menyebutkan bahwa indusri adalah seluruh

bentuk kegiatan ekonomi yang mengolah bahan baku dan/atau

memanfaatkan sumber daya industri sehingga menghasilkan barang yang

mempunyai nilai tambah atau manfaat yang lebih tinggi.

Industri adalah suatu bidang atau kegiatan ekonomi yang berkaitan

dengan pengolahan bahan baku atau pembuatan barang jadi di pabrik

dengan menggunakan keterampilan dan tenaga kerja dan penggunaan alat-

alat di bidang pengolahan hasil bumi, dan distribusinya sebagai kegiatan

utama.

B. Pengertian Sanitasi / Kesehatan Lingkungan Kerja Industri

Menurut WHO 1965 bahwa sanitasi merupakan suatu

pengendalian atau pengawasan semua factor-faktor lingkungan fisik

manusia yang dalam praktik atau pada praktiknya berdampak mengerikan

terhadap perkembangan fisik, kesehatan, dan kelangsungan hidup.

Sanitasi menurut victor M. Ehlers dan Steel (1958) bahwa

pencegahan penyakit dengan menghilangkan atau mengendalikan factor

lingkungan yang menjadi rantai penularan. Sedangkan menurut Ditjen

PPM dan PL Dep. Kes. RI, 2001 bahwa sanitasi didefinisikan sebagai

upaya pencegahan penyakit melalui pengendalian factor lingkungan yang

menjadi mata rantai penularan penyakit.

13
Kesehatan Lingkungan diartikan sebagai ilmu dan seni dalam

mencapai kesinambungan, keselarasan dan keserasian lingkungan hidup

melalui upaya pengembangan budaya perilaku hidup bersih, sehat dan

pengelolaan lingkungan sehingga dicapai kondisi bersih, aman, nyaman

dan sejahtera sehingga dicapai kondisi terhindar dari penyakit, pencemaran

dan kecelakaan, sesuai dengan harkat dan martabat manusia, menurut hasil

musda Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI) di

Bogor 21 agustus 1994.

Menurut Undang – Undang Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor 70 Tahun 2016 Tentang standar Dan Persyaratan Kesehatan

Lingkungan Kerja Industri, kesehatan lingkungan kerja industri adalah

upaya pencegahan penyakit dan/atau gangguan kesehatan dari faktor

resiko lingkungan kerja industri yang terdiri dari faktor bahaya fisik,

kimia, biologi, ergonomi, dan sanitasi untuk mewujudkan kualitas

lingkugan kerja industri yang sehat.

Sanitasi dalam dunia industri berkaitan dengan proses-proses yang

didesain untuk melindungi kesehatan dan keamanan pekerja dalam dunia

lingkungan industri. Dalam prakteknya, sanitasi dalam dunia industri juga

memiliki fungsi untuk melindungi produk-produk yang dihasilkan agar

tidak terkontaminasi oleh bahan kimia maupun mikroba yang bisa muncul

karena proses produksi.

C. Program Kesehatan Lingkungan Kerja Industri

Memanfaatkan limbah hasil industri berupa tongkol jagung dan

menjadikan tongkol tersebut menjadi tumpi jagung, tongkol jagung

14
tersebut dimanfaatkan menjadi pakan ternak dan kompos agar limbah

tersebut tidak mencemari lingkungan dan menjadikan nilai ekonomi atau

nilai jual .

D. Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja Industri

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah semua factor yang

dapat berdampak pada keselamatan dan kesehatan kerja tenaga kerja

maupun orang lain (kontraktor, pemasok, pengunjung dan tamu) ditempat

kerja, menurut OHSAS 18001:2007.

Menurut pasal 1,ayat 1 Peratuaran Menteri Ketenaga Kerja RI

Nomor. 5 Tahun 2018 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja bahwa

K3 adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan

dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja

dan penyakit akibat kerja.

Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan pemikiran dan upaya

untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jarmani maupun rohani,

dengan keselamatan dan kesehatan kerja maka para pihak diharapkan

dapat melakukan pekerjaan dengan aman dan nyaman. Pekerjaan

dikatakan nyaman jika para pekerja yang bersangkutan dapat melakukan

pekerjaan dengan merasa nyaman dan betah sehingga tidak mudah lelah.

Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu aspek

perlindungan tenaga kerja yang diatur dalam Undang – Undang No. 13

Tahun 2003. Dengan menerapkan teknologi pengendalian keselamataan

dan kesehatan kerja, diharapkan tenaga kerjaa akan mencapai ketahanan

fisik, daya kerja, dan tingkat kesehatan yang tinggi. Disamping itu

15
keselamatan dan kesehatan kerja dapat diharapkan untuk menciptakan

kenyamanan kerja dan keselamatan kerja yang tinggi.

Keselamatan Dan Kesehatan Kerja adalah bagian dari sistem

manjemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, tanggung

jawab, implementasi, prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan

bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan

kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka penanganan

risiko yang berkaitan dengan aktivitas kerja guna terciptanya tempat kerja

yang aman, efisien, dan efektif.

E. Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja Industri

Sebagai mana yang telah tercantum didalam Undang – Undang No. 1

Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja.

1. Setiap pekerja berhak mendapat proteksi atas keselamatannya dalam

melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan

produksi serta produktivitad nasional

2. Setiap orang lainnya yang berada ditempat kerja perlu terjamin pula

keselamatannya

3. Bahwa setiap sumber produksi perlu dipakai dan dipergunakan secara

aman dan efisien

4. Bahwa berhubungan dengan itu perlu diadakan segala usaha untuk

membina norma – norma proteksi kerja

5. Bahwa pembinaan norma – norma itu perlu diwujudkan dalam

Undang – Undang yang memuat ketentuan – ketentuan umum tentang

16
keselamatan kerja yang sesuai dengan perkembangan masyarakat,

industrilisasi, teknik dan teknologi.

Berikut ini adalah program kerja k3 di industri

1. Penyusunan kebijakan K3 unit

2. Training HIRADC + Awarenees PP 50/2012

3. Penyusunan HIRADC

4. Identifikasi Peraturan perundang undangan dan kebutuhan pelatihan

personil K3 sesuai dengan peraturan

5. Pembuatan dokumen terkait SMK3

6. Pemantauan kesesuaian dokumen dan infrakstruktur SMK3 yang sudah

berjalan di perusahaan

7. Pengadaan sefty Equipment yang wajib tersedia

8. Kick off SMK3

9. Cek impementasi ( dokumen dan rekaman )

10. Cek implementasi (infrakstruktur/ safety equipment)

11. Pra audit INTERNAL

12. Audit internal

13. Tinjauan menejemen

14. Koordinasi P2K3

15. Audit external

17
F. Dengan kondisi Covid-19 saat ini, PT JAPFA telah mengeluarkan SOP
terkait kesiapsiagaan menghadapi wabah coronavirus disease (Covid-19).
Berdasarkan SOP yang telah diberlakukan:
a) Terdapat kajian teori definisi, dasar hokum dan referensi, surveilans
epidimiologi dan manajamen kesehatan masyarakat terkait wabah
Covid-19.
b) Terdapat kajian teori terkait pencegahan dan pengendalian Covid-19
c) Terdapat skema pedoman kesiapsiagaan penangan Coronavirus
DiseaseCovid-19.

Data Perkembangan Coronaviruses (Covid-19) di Indonesia

Sumber: KEMENKES RI

Berdasatkan data yang bersumber dari kemenkes RI tanggal 31 Oktober


2021 kasus positif Covid-19 masih berada dalam tren kasus tertinggi.

18
1. Proses Awal Munculnya COVID-19
China tercatat sebagai negara yang pertama kali melaporkan kasus Covid-
19 di dunia. Untuk pertama kalinya, China melaporkan adanya penyakit
baru ini pada 31 Desember 2019. Pada pengujung tahun 2019 itu, kantor
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di China mendapatkan
pemberitahuan tentang adanya sejenis pneumonia yang penyebabnya tidak
diketahui. Infeksi pernapasan akut yang menyerang paru-paru itu
terdeteksi di kota Wuhan, Provinsi Hubei, China. Menurut pihak
berwenang, beberapa pasien adalah pedagang yang beroperasi di Pasar
Ikan Huanan.

Seiring waktu, penelusuran menyebutkan, kasus Covid-19 sudah muncul


sebelumnya. Merujuk pada laporan WHO ke-37 tentang situasi Covid-19,
26 Februari 2020,kasus Covid-19 pertama yang dikonfirmasi di China
adalah pada 8 Desember.Hanya saja,informasi tersebut juga bergantung
pada inisiatif negara-negara yang memberikan informasi penyakit kepada
badan kesehatan global tersebut.

Adapun sebuah laporan yang diterbitkan dalam lama jurnal medis The
Lancet oleh dokter China dari Rumah Sakit Jin Yin-tan di Wuhan, yang
merawat beberapa pasien yang paling awal, menyebutkan tanggal infeksi
pertama yang diketahui pada 1 Desember 2019.

Informasi awal mula munculnya Covid-19 masih terus berjalan


kebelakang. Pada 16 Desember, dokter di Rumah Sakit Pusat Wuhan
mengirim sampel dari pasien lain dengan demam persis untuk pengujian
laboratorium. Hasil-hasil itu menunjukkan virus menyerupai sindrom
penapasan akut parah (severe acute respiratory syndrome/SARS).

Pada 30 Desember 2019, Ai Fen, dokter yang juga kepala departemen


ruang gawat darurat rumah sakit tersebut, mengunggah gambar laporan
laboratorium di media social Tiongkok. Gambar itu diposting ulang dan
diedarkan oleh dokter lain, Li Wenliang.

Menurut data Pemerintah China yang dilihat South China Morning Post,
seorang penduduk Provinsi Hubei berusia 55 tahun kemungkinan menjadi

19
orang pertama yang terjangkit Covid-19 pada 17 November 2019. Sejak
tanggal itu dan seterusnya, satu hingga lima kasus baru dilaporkan setiap
hari.

Angka penduduk di China yang terjangkit Covid-19 menunjukkan tren


eksponensial. Pada 15 Desember 2019, jumlah total infeksi mencapai 27.

Peningkatan kasus Covid-19 harian mencapai dua digit untuk pertama


kalinya dilaporkan juga terjadi di China pada 17 Desember 2020. Tiga hari
berikutnya, jumlah total kasus penduduk China terkonfirmasi Covid-19
telah mencapai 60 orang.

2. Penyebaran COVID-19 di Dunia


Kasus covid-19 pertama di luar China dilaporkan di Thailand pada 13
Januari 2020. Masih di Benua Asia, pada 29 Januari 2020 Covid-19
mencapai Timur Tengah untuk pertama kalinya saat jumlah kasus Covid-
19 bertambah dan menyebar kelebih banyak negara. Saat itu Uni Emirat
Arab melaporkan kasus impor dalam keluarga empat orang.

Empat hari sebelum Covid-19 mencapai kawasan Timur Tengah, dua


benua sekaligus juga melaporkan masuknya virus yang sama. Perancis
menjadi Negara pertama di Benua Eropa yang mengonfirmasi tiga kasus
Covid-19 tanggal 25 Januari 2020.

Pada tanggal yang sama, kasus pertama Covid-19 juga merambah Benua
Australia. Kasus Covid-19 dikonfirmasi oleh Victoria Health Authorities
tanggal 25 Januari. Departemen Kesehatan Common wealth berhubungan
erat dengan otoritas kesehatan Victoria dan telah memberitahu WHO.
Pasien, seorang pria dari Wuhan, terbangke Melbourne dari Guandong
pada 19 Januari.

Dalam perkembangannya, Covid-19 menyebar ke BenuaAfrika. Tanggal


14 Februari 2020, kementerian kesehatan dan WHO mengumumkan
bahwa kasus virus korona orang asing pertama kali dikonfirmasi di
Mesir,negeri yang terletak di Benua Asia dan Afrika. Dalam pernyataan

20
bersama WHO, Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mesir Khaled
Mogahed mengatakan bahwa kasus tersebut dinyatakan positif covid-19
setelah menjalani tes laboratorium.
Hanya berselang 11 hari, 25 Februari 2020, Kementerian Kesehatan,
Penduduk, dan Reformasi Rumah Sakit Aljazair melaporkan kasus Covid-
19 pertama di Negara Benua Afrika itu. Otoritas kesehatan melaporkan
bahwa tes menunjukkan orang dewasa Italia, yang tiba di Aljazair pada 17
Februari 2020, telah dinyatakan positif Covid-19.

3. Kematian dan Kesembuhan


Korban pertama akibat Covid-19 terjadi 11 Januari 2020. China mencatat
kematian pertama penduduk akibat Covid-19. Namun, lebih kurang tiga
minggu kemudian China juga mencatat adanya orang yang pertama kali
mampu bertahan melawan virus Korona.

Pria berusia 23 tahun yang dikenal dengan nama keluarganya Huang


tersebut bekerja di Stasiun Kereta Hankou. Pusat transportasi ini berlokasi
sekitar 1 kilometer (0,6 mil) barat dari Pasar Ikan Huanan, tempat yang
dianggap sebagai awal munculnya Covid-19.

Kurang dari sebulan berikutnya, tepatnya 2 Februari 2020, kematian


akibat Covid-19 di luar China untuk pertama kalinya dilaporkan di
Filipina. Pasien itu adalah pria China berusia 44 tahun dan diketahui
sebagai teman wanita berusia 38 tahun yang di tes positif Covid-19 pada
30 Januari dan kasus pertama di Filipina.

Tanggal 1 April 2020, seorang bayi berusia enam minggu di Negara


Bagian Connecticut, AS, meninggal karena Covid-19. Meninggalnya bayi
itu menandai kasus kematian penduduk termuda yang sangat jarang dalam
pandemi Covid-19.

28 Maret, Spanyol dan Italia mencapai rekor pertama kali untuk jumlah
korban meninggal dalam satu hari akibat Covid-19. Spanyol mencatat 832
orang dan Italia mencatat 889 orang penduduk meninggal. Dalam
perkembangannya, AS mencatat angka kematian penduduk terbesar di

21
dunia dalam sehari akibat virus yang sama, yakni mencapai 2.000 orang
pada 10 April 2020.

Perjalanan wabah Covid-19 juga menunjukkan kemampuan orang lanjut


usia bertahan dari virus Corona. Tanggal 8 April 2020, dilaporkan seorang
perempuan asal Belanda berusia 107 tahun sejauh ini menjadi manusia
tertua di dunia yang dinyatakan sembuh setelah mengidap Covid-19.

4. Pembatasan dan Pengobatan


Pembatasan pertama kali terjadi di China, Negara asal munculnya Covid-
19.

Tanggal 23 Januari 2020 diberlakukan lockdown atau karantina di kota


Wuhan. Wilayah Provinsi Hubei lainnya kemudian mengikuti dalam
beberapa hari sesudahnya.

Sejak pemberlakuan kebijakan di kota Wuhan, istilah lockdown atau


karantina dikenal luas di seluruh dunia. Sejumlah Negara juga tercatat
melakukan karantina. Pada 2 Februari, Filipina memberlakukan larangan
perjalanan bagi wisatawan yang datang dari China, Hong Kong, dan
Makau, dan masa karantina 14 hari untuk penduduk Filipina.

Dalam upaya penanganan wabah, otoritas di sejumlah Negara kemudian


menerapkan kebijakan pembatasan yang beragam. Namun, kebijakan
pembatasan yang berujung kerusuhan besar pertama kali dilaporkan terjadi
di India, 28 Maret 2020.

Pada 27 Maret 2020, WHO mengumumkan bahwa pasien pertama akan


segera terdaftar di Norwegia dan Spanyol dalam ujicoba yang disebut
solidarity trial. Uji coba ini membandingkan efektivitas empat obat yang
berbeda atau kombinasi obat terhadap Covid-19.

Pada 19 Maret, China mengumumkan untuk pertama kalinya tidak ada lagi
korban meninggal akibat Covid-19 sejak kasus ini mulai rutin dikabar
kandari China pada Januari lalu. Mendekati sebulan sesudahnya, tepatnya
10 April 2020, Vietnam mengumumkan tidak ada kasus baru Covid-19 di
negara yang berdekatan dengan China itu.

22
Kabar tersebut sangat mengesankan mengingat belum ada korban jiwa dan
hanya tercatat 268 kasus Covid-19 sampai dengan 17 April 2020 di
Vietnam. Kesuksesan Vietnam menangani wabah Covid-19 tak lepas dari
ketegasan pemerintahnya melaksanakan karantina nasional.

5. Penyebaran Covid-19 di Indonesia


Presiden Joko Widodo mengumumkan secara resmi kasus pertama Covid-
19 di Indonesia di Istana Negara tanggal 2 Maret 2020. Dua warga negara
Indonesia yang positif Covid-19 tersebut mengadakan kontak dengan
warga Negara Jepang yang dating ke Indonesia.

Pada 11 Maret 2020, untuk pertama kalinya warga negara Indonesia


meninggal akibat Covid-19. Korban yang meninggal di Solo adalah
seorang laki-laki berusia 59 tahun, diketahui sebelumnya menghadiri
seminar di kota Bogor, Jawa Barat, 25-28 Februari 2020.

Di minggu yang sama, pasien 01 dan 03 dinyatakan sembuh. Kedua pasien


yang resmi dinyatakan sembuh dan boleh meninggalkan rumah sakit pada
13 Maret 2020 itu adalah kesembuhan pertama kali pengidap Covid-19 di
Indonesia. Pasien 02 yang berusia lanjut, yakni 64 tahun, juga berhasil
mengatasi Covid-19.

Dua bulan lebih sesudah masuknya Covid-19 ke Indonesia, untuk pertama


kalinya tercatat kesembuhan pengidap covid-19 lebih besar dari jumlah
penduduk yang meninggal karena virus tersebut. Tanggal 07 Mei 2020,
data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 menunjukkan 2317
pasien yang sembuh, sedangkan jumlah pasien meninggal 895 orang.

Namun, data kesembuhan pasien Covid-19 yang melampaui angka pasien


meninggal bukanlah tanda bahwa wabah virus ini akan segera teratasi di
Indonesia. Sejauh ini, angka kasus Covid-19 di Indonesia terus meningkat.
Dua bulan lebih sejak dinyatakan resmi, jumlah kasus pengidap Covid-19
di Indonesia tercatat per tanggal 7 Mei 2020 mencapai 12.438 kasus.

23
6. Pengertian Virus Corona
Corona virus adalah keluarga besar virus yang dapat menyebabkan
penyakit pada hewan atau manusia. Pada manusia, beberapa corona virus
diketahui menyebabkan infeksi pernafasan mulai dari flu biasa hingga
penyakit yang lebih parah seperti Middle East Respiratory Syndrome
(MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Virus corona
yang paling baru ditemukan menyebabkan penyakit corona virus COVID-
19.
7. Pengertian COVID-19
COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh corona virus
yang paling baru ditemukan. Virus dan penyakit baru ini tidak diketahui
sebelum wabah dimulai di Wuhan, Cina, pada Desember 2019. COVID-19
sekarang menjadi pandemi yang menyerang banyak Negara secara global.

8. Gejala dari COVID-19


Gejala COVID-19 yang paling umum adalah demam, batu kkering, dan
kelelahan. Gejala lain yang kurang umum dan dapat mempengaruhi
beberapa pasien termasuk sakit dan nyeri, hidung tersumbat, sakit kepala,
konjungtivitis, sakit tenggorokan, diare, kehilangan rasa atau bau, atau
ruam pada kulit atau perubahan warna jari tangan atau kaki. Gejala-gejala
ini biasa nyaringan dan mulai secara bertahap. Beberapa orang menjadi
terinfeksi tetapi hanya memiliki gejala yang sangat ringan.

Kebanyakan orang (sekitar 80%) pulih dari penyakit tanpa perlu


perawatan di rumah sakit. Sekitar 1 dari 5 orang yang mendapat COVID-
19 sakit parah dan mengalami kesulitan bernapas. Orang yang lebih tua,
dan mereka yang memiliki masalah medis mendasar seperti tekanan darah
tinggi, masalah jantung dan paru-paru, diabetes, atau kanker, memiliki
risiko lebih tinggi terkena penyakit serius. Namun, siapa pun dapat terkena
COVID-19. Orang-orang dari segala usia yang mengalami demam dan /
atau batuk yang berhubungan dengan kesulitan bernafas / sesak nafas,
nyeri / tekanan dada, kehilangan kemampuan berbicara atau bergerak
harus segera mencari perhatian medis. Jika memungkinkan, disarankan

24
untuk memanggil penyedia layanan kesehatan atau fasilitas terlebih
dahulu, sehingga pasien dapat diarahkan keklinik yang tepat.

9. Bagaimana Penyebaran Dari COVID-19


Orang dapat terkena COVID-19 dari orang lain yang terinfeksi virus.
Penyakit ini menyebar dari orang ke orang melalui tetesan kecil dari
hidung atau mulut yang dikeluarkan ketika orang dengan COVID-19
batuk, bersin atau berbicara. Orang orang dapat terkena COVID-19 jika
mereka menghirup tetesan-tetesan ini dari seseorang yang terinfeksi virus.
Inilah sebab nya mengapa penting untuk menjaga jarak setidaknya 1 meter
dari orang lain. Tetesan ini dapat mendarat di benda dan permukaan di
sekitar orang seperti meja, gagang pintu, dan pegangan tangan. Orang
dapat terinfeksi dengan menyentuh benda atau permukaan ini, kemudian
menyentuh mata, hidung, atau mulut mereka. Inilah sebab nya mengapa
penting untuk mencuci tangan secara teratur dengan sabun dan air atau
membersihkannya dengan alkohol.

10. Pencegahan COVID-19


Menerapkan 5 M:

1) Mencuci Tangan

Rutin mencuci tangan hingga bersih adalah salah satu protokol kesehatan
yang cukup efektif untuk mencegah penularan virus corona. Untuk hasil
yang maksimal, kamu disarankan untuk mencuci tangan setidaknya
selama 20 detik beberapa kali sehari, terutama saat:

A. Sebelum memasak atau makan;


B. Setelah menggunakan kamar mandi;
C. Setelah menutup hidung saat batuk atau bersin.

Untuk membunuh virus dan kuman-kuman lainnya, gunakan sabun


dan air atau pembersih tangan dengan alkohol setidaknya dengan
kadar 60 persen.

25
2) Memakai Masker

Pada awal pandemi virus corona tahun lalu, Organisasi Kesehatan


Dunia (WHO) mengatakan bahwa penggunaan masker hanya
direkomendasikan untuk orang sakit, bukan orang sehat. Namun,
virus corona jenis SARS-CoV-2 yang merajalela hingga saat ini
membuat protokol kesehatan bisa berubah-ubah seiring bergulirnya
waktu.

Beberapa waktu selang kebijakan WHO di atas, WHO akhirnya


mengeluarkan himbauan agar semua orang (baik yang sehat atau
sakit) agar selalu menggunakan masker saat beraktivitas di luar
rumah. Kebijakan WHO ini juga sempat ditegaskan oleh Presiden
Joko Widodo.

Protokol kesehatan virus corona terkait masker pun semakin digalakkan


di beberapa negara. Di Amerika Serikat (AS), Centers for Disease
Control and Prevention (CDC), memperbarui pedoman terkait
penggunaan masker. CDC mengimbau masyarakat AS harus memakai
masker meski berada di dalam rumah pada kondisi tertentu. Menurut
CDC, penggunaan masker di dalam rumah perlu dilakukan ketika:

A. Terdapat anggota keluarga yang terinfeksi COVID-19.


B. Terdapat anggota keluarga yang berpotensi terkena COVID-19
karena aktivitas di luar rumah.
C. Merasa terjangkit atau mengalami gejala COVID-19.
D. Ruangan sempit.
E. Tidak bisa menjaga jarak minimal dua meter.
3) Menjaga Jarak

Protokol kesehatan lainnya yang perlu dipatuhi adalah menjaga jarak.


Protokol kesehatan ini dimuat dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI
dalam “Protokol Kesehatan Bagi Masyarakat di Tempat dan Fasilitas
Umum Dalam Rangka Pencegahan dan Pengendalian COVID-19.”

26
Di sana disebutkan, menjaga jarak minimal 1 meter dengan orang lain
untuk menghindari terkena droplets dari orang yang bicara, batuk, atau
bersin, serta menghindari kerumunan, keramaian, dan berdesakan. Bila
tidak memungkinkan melakukan jaga jarak, maka dapat dilakukan
berbagai rekayasa administrasi dan teknis lainnya.

Rekayasa administrasi dapat berupa pembatasan jumlah orang,


pengaturan jadwal, dan sebagainya. Sedangkan rekayasa teknis, antara
lain dapat berupa pembuatan partisi, pengaturan jalur masuk dan keluar,
dan sebagainya.

4) Menjauhi Kerumunan

Selain tiga hal di atas, menjauhi kerumunan merupakan protokol


kesehatan yang juga harus dilakukan. Menurut Kementerian Kesehatan
RI (Kemenkes), masyarakat diminta untuk menjauhi kerumunan saat
berada di luar rumah. Ingat, semakin banyak dan sering kamu bertemu
orang, maka kemungkinan terinfeksi virus corona pun semakin tinggi.

Oleh sebab itu, hindari tempat keramaian terutama bila sedang sakit atau
berusia di atas 60 tahun (lansia). Menurut riset lansia dan pengidap
penyakit kronis memiliki risiko yang lebih tinggi terserang virus corona.

5) Mengurangi Mobilitas

Virus penyebab corona bisa berada di mana saja. Jadi, semakin banyak
dirimu menghabiskan waktu di luar rumah, maka semakin tinggi pula
terpapar virus jahat ini. Oleh karena itu, bila tidak ada keperluan yang
mendesak, tetaplah berada di rumah.

Menurut Kemenkes, meski sehat dan tidak ada gejala penyakit, belum
tentu dirimu pulang ke rumah dengan keadaan yang masih sama.
Pasalnya, virus corona dapat menyebar dan menginfeksi seseorang
dengan cepat.

27
Melakukan Vaksinasi:
Vaksinasi adalah proses di dalam tubuh, dimana seseorang menjadi
kebal atau terlindungi dari suatu penyakit sehingga apabila suatu saat
terpajan dengan penyakit tersebut maka tidak akan sakit atau hanya
mengalami sakit ringan, biasanya dengan pemberian vaksin.
Vaksin adalah produk biologi yang berisi antigen berupa
mikroorganisme atau bagiannya atau zat yang dihasilkannya yang telah
diolah sedemikian rupa sehingga aman, yang apabila diberikan kepada
seseorang akan menimbulkan kekebalan spesifik secara aktif terhadap
penyakit tertentu.

PT JAPFA sudah melakukan vaksinasi kepada setiap keryawan san


pasangannya. Jenis vaksin yang digunakan ialah vaksin gotong royong
yang dianjurkan pemerintah untuk perusahaan swasta.

Tahapan pelaksanaan Vaksinasi Covid-19:

Dilaksanakan dalam 4 tahapan dengan mempertimbangkan


ketersediaan, waktu kedatangan dan Tahapan pelaksanaan vaksinasi
COVID 19 dilaksanakan sebagai berikut:
1. Tahap 1 dengan waktu pelaksanaan Januari-April 2021 Sasaran
vaksinasi COVID-19 tahap 1 adalah tenaga kesehatan, asisten
tenaga kesehatan, tenaga penunjang serta mahasiswa yang
sedang menjalani pendidikan profesi kedokteran yang bekerja
pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
2. Tahap 2 dengan waktu pelaksanaan Januari-April 2021 Sasaran
vaksinasi COVID19 tahap 2 adalah:
A. Petugas pelayanan publik yaitu Tentara Nasional
Indonesia/Kepolisian Negara Republik Indonesia, aparat
28
hukum, dan petugas pelayanan publik lainnya yang
meliputi petugas di bandara/pelabuhan/stasiun/terminal,
perbankan, perusahaan listrik negara, dan perusahaan
daerah air minum, serta petugas lain yang terlibat secara
langsung memberikan pelayanan kepada masyarakat.
B. Kelompok usia lanjut (≥ 60 tahun).

29
3. Tahap 3 dengan waktu pelaksanaan April 2021-Maret 2022
Sasaran vaksinasi COVID-19 tahap 3 adalah masyarakat rentan
dari aspek geospasial, sosial, dan ekonomi. 4.
4. Tahap 4 dengan waktu pelaksanaan April 2021-Maret 2022
Sasaran vaksinasi tahap 4 adalah masyarakat dan pelaku
perekonomian lainnya dengan pendekatan kluster sesuai
dengan ketersediaan vaksin. Pentahapan dan penetapan
kelompok prioritas penerima vaksin dilakukan dengan
memperhatikan Roadmap WHO Strategic Advisory Group of
Experts on Immunization (SAGE) serta kajian dari Komite
Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (Indonesian Technical
Advisory Group.
Siapa saja yang termasuk tenaga kesehatan yang menjadi
prioritas utama vaksinasi COVID-19

SDM Kesehatan yang mendapatkan vaksinasi:


• Dokter
• Perawat
• Bidan
• Tenaga Kesehatan lainnya (farmasi, gizi, kesmas, dsb)
• Asisten tenaga Kesehatan
• Tenaga penunjang
• Koas
• SDMK TNI/POLRI Selain tenaga kesehatan,

Tempat Pelayanan Vaksinasi COVID-19

Pelayanan vaksinasi COVID-19 dilaksanakan di Fasilitas


Pelayanan Kesehatan milik Pemerintah Pusat, Pemerintah
Daerah Provinsi, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota atau
milik masyarakat/ swasta yang memenuhi persyaratan,
meliputi:

30
1. Puskesmas, Puskesmas Pembantu
2. Klinik
3. Rumah Sakit dan/ atau
4. Unit Pelayanan Kesehatan di Kantor Kesehatan Pelabuhan
(KKP)

Kapan vaksinasi COVID-19 dilaksanakan

Vaksinasi COVID-19 dilaksanakan secara bertahap setelah


vaksin mendapatkan izin dari BPOM berupa Emergency Use of
Authorization (EUA). Calon penerima vaksin COVID-19 akan
mendapatkan SMS-Blast untuk melakukan registrasi ulang dan
memilih tempat dan waktu pelayanan vaksinasi COVID-19.
Siapa yang melakukan Vaksinasi Covid-19

Pemberian vaksinasi COVID-19 dilakukan oleh dokter,


perawat atau bidan yang memiliki kompetensi.

Siapa saja yang boleh dan tidak boleh divaksinasi COVID-


19

Vaksin diberikan hanya untuk mereka yang sehat. Ada


beberapa kriteria inidvidu atau kelompok yang tidak boleh di
imunisasi Covid-19
a. Orang yang sedang sakit Orang yang sedang sakit, tidak
boleh menjalani vaksinasi. Jika sedang sakit, peserta harus
sembuh terlebih dahulu sebelum divaksin.
b. Memiliki penyakit penyerta. Orang dengan penyakit
penyerta yang tidak terkontrol seperti diabetes atau hipertensi
disarankan tidak menerima vaksin. Oleh karena itu, sebelum
pelaksanaan vaksinasi, semua orang akan dicek kondisi
tubuhnya terlebih dahulu. Mereka yang memiliki penyakit

31
komorbid harus dalam kondisi terkontrol untuk mendapat
persetujuan vaksinasi dari dokter yang merawat.
c. Tidak sesuai usia Sesuai anjuran pemerintah, orang yang
mendapat vaksin COVID-19 adalah kelompok usia 18+ tahun.
Artinya, mereka yang diluar kelompok tersebut seperti anak-
anak, belum boleh menerima vaksin.
d. Memiliki riwayat autoimun.
e. Penyintas COVID-19 f. wanita hamil dan menyusui

Manfaat vaksinasi COVID-19?


1. Merangsang sistem kekebalan tubuh
2. Mengurangi risiko terjadinya penularan Covid-19
3. Ketika tertular Covid-19 dampaknya tidak berat
4. Mencapai herd immunity (imunitas kelompok)

32
BAB III

PELAKSANAAN PKL

A. Lokasi dan Waktu Praktik Kerja Industri

1. Lokasi Perusahaan

Kegiatan praktik kerja industri berlokasi di Jl. Insinyur sutami

Km. 18,2 Tanjung Bintang Lampung Selatan Indonesia dengan nama

perusahaan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk.

2. Waktu

Kegiatan praktik kerja industri berlangsung selama 3 minggu pada

tanggal 10-30 oktober 2021 , dengan jam kerja pada pukul 16:00 WIB

(menyesuaikan dengan kebijakan perusahaan).

B. Peserta

Mahasiswa Peserta praktik kerja industri di PT Japfa Comfeed

Indonesia Tbk berjumlah 4 Orang (4 perempuan) Berasal dari Prodi

sanitasi program diploma 3 jurusan kesehatan lingkungan poltekes

tanjungkarang

No Nama Nim (Nomor Induk Mahasiswa

1 Marifah 1913451001

2 Lianti 1913451003

3 Monica Yolanda 1913451004

4 Annisa Putri Azzahra 1913451006

33
C. Data Yang Dikumpulkan

Dalam praktik kerja industri di PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk

beberapa data yaitu :

1. Profil PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk

2. Masalah yang di temukan di PT.JAPFA

3. Data potensi pemecahan masalah

D. Sumber Data

Sumber data yang dikumpulkan tersebut kami dapat

memperolehnya melalui pengamatan/observasi secara langsung yang

diberikan oleh perusahaan terkait SOP Kesiapsiagan Covid-19 sehingga

menghasilkan data yang tepat dan akurat serta menggali informasi dengan

pembimbing PKL industri kami yang memang merupakan salah satu

karyawan PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data kami menggunakan metode observasi

(pengamatan/observasi secara langsung yang diberikan oleh pihak perusahaan).

F. Kegiatan

Dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan kegiatan yang kami

laksanakan adalah membuat video preventif pencegahan Covid-19 untuk

menambah wawasan agar setiap karyawan dapat menerapkan protocol kesehatan

secara benar dan tertib.

34
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN

A. HASIL KEGIATAN

1. Gambaran Umum Industri

1) Profil PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk Unit Lampung

Nama Perusahaan : PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Unit Lampung

Penghubung : Undip Inaguratif ( Managemen Representative )

Alamat kantor : Jl. Insinyur sutami Km. 18,2 Tanjung Bintang

Lampng Selatan Indonesia

Jenis Produk : Pakan (pellet dan crumble) dan konsetrat (tepung)

Pelanggan : 1. Perusahaan Peternekan (Farm)

2. Agen

Perusahaan ini semula bernama PT Ometraco yang berstatus kantor

cabang sesuai dengan Akte kuasa yang di buat dihadapan notaris Sastra

Kokasih, SH. Nomor 37 tanggal 22 juni 1968 di Surabaya. Perusahaan

ini bergerak di bidang ekspor khusus nya ekspor komoditas non migas

yang saat itu sedang digalakan pemerintah dalam usaha peningkatan

pemasukan devisi negara.

Pada tingkat awal perusahaan mencoba untuk melakukan sesuatu

kegiatan ekspor dengan jenis komoduli sebagai berikut :

1. Gaplek pellet

2. Katul pellet

35
3. Kopra pellet

4. Bungkil

Pada perkembangan selanjutnya ternyata usaha ekspor

perusahaan tidak seperti yang diharapkan. Hal ini disebabkan harga

didalam negara yang tidak sesuai atau seimbang dengan harga

pasaran Eropa.

Pada tahun 1981 terbit Kepres Nomor 50 tahun 1981 yang

menghimbau agar perusahaan swasta berpartisipasi meningkatkan

taraf hidup petani kecil dengan jalan membantu pembuatan

makanan ternak secara alamiah maka pada saat itulah perusahaan

mulai mengahlikan usaha dari perusahaan yang bergerak dibidang

ekspor menjadi perusahaan industri ransum makanan ternak.

Dengan peralatan yang masih sangat sederhana, mulailah

perusahaan melakukan produksi komersial. Sejak bulan Agustus

1981 omzetnya baru antara 300 ton sampai 400 ton perbulannya.

Dan setelah omzet perusahaan ini sudah bisa mencapai 400 ton

perbulan, perusahaan ini dianjurkan untuk berdiri sendiri.

Berdasarkan akte nomor 305 tanggal 21 November 1987

yang dikeluarkan oleh Notaris Abdul Rohim SH. Perusahaan

berubah nama menjadi PT Ometraco Satwafeed. Dan sejak bulan

November 1987 perusahaan ini menggunakan mesin otomatis yang

digunakan dari pabrik VAN AARSEN NETHERLAND Belanda.

Perusahaan ini berkembang terus hingga sampai akhir

tahun 1989 berdasarkan akte nomor 179 tanggal 12 Desember

36
1989 yang dikeluarkan oleh Notaris Susanti SH. Yang

berkedudukan di Surabaya, nama perusahaann berubah lagi

menjadi PT Japfa Comfeed Indonesia. Saat ini perusahaan sudah

ke public dan berstatus PMDN.

PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Selain unit Lmapung

juga memiliki unit unit lain seperti dibawah ini :

NO Nama Unit Nama Perusahaan

1 Unit Sidoharjo PT Japfa Comfeed Indonesia

2 Unit Cirebon PT Japfa Comfeed Indonesia

3 Unit Tangerang PT Japfa Comfeed Indonesia

4 Unit Sragen PT Japfa Comfeed Indonesia

5 Unit Medan PT Indojaya Agrinusa

6 Unit Cikande PT Japfa Comfeed Indonesia

7 Unit Gedangan,Sidoarjo PT Japfa Comfeed Indonesia

8 Unit Margomulyo,Surabaya PT Japfa Comfeed Indonesia

9 Unit Makassar PT Japfa Comfeed Indonesia

10 Unit Banjarmasin PT Japfa Comfeed Indonesia

11 Unit Padang PT Japfa Comfeed Indonesia

12 Unit Purwakarta PT Japfa Comfeed Indonesia

Kesemua perusahaan perusahaan tersebut diatas tergabung dalam PT

JAPFA GROUP.

37
2). VISI DAN MISI

VISI :

PT Japfa Comfeed Indonesia Unit Lampung menjadi Perusahaan

menghasilkan Penghasil Pakan Ternak Terkemuka di Sumbagsel

MISI :

Ikut Berperan Serta Dalam Dunia Perternakan di Indonesia Sebagai

Penghasil Pakan Ternak Yang Bermutu Dengan Memanfaatkan

Sumber Daya Yang Dimiliki.

38
STUKTUR ORGANISASI PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk UNIT LAMPUNG

Head Of Unit
GUANTORO

Management
Document Controller Representative
CAECILLA UDIP INAGURATI
MELVINA IT : YOYO SUBAGIO
YOLANDA

Head Of Sales Head Of Head Of Plant Head Of QC Head Of Head Of


Dept : Procurement Dept : Dept : HRD & GAD F & A Dept :
RUSLAN DWI Dept : CHANDRA UDIP Dept : JUMAIN
FAHRUDY VANI WIJAYA INAGURATI HELLEN

37
Berikut merupakan rincian tugas dari masing masing bagian organisasi :

a) Head Of Unit

1) Menetapkan peluang dan resiko yang mungkin mempengaruhi organisasi

dan memastikan ketetapan tersebut ditindak lanjuti

2) Mengambil tindakan yang diperlukan untuk mengidentifikasi peluang dan

resiko

3) Memimpin organisasi dalam peningkatkan dan perbaikan sistem dengan

menanggapi perubahan peluang dan resiko.

b) Management Representative

1) Memastikan proses proses yang dibutuhkan dalam sistem manajemen

mutu ditetapkan ,diimplementasikan dan dipelihara

2) Mempromosikan kesadaran akan pentingnya memnuhi persyaratan

pelanggan kepada seluruh karyawan

3) Berhubungan dengan pihak luar yang berkaitan dengan kepentingan

organisasi.

c) Document Controller

1) Menerbitkan dokumen baru atas masukan dari departemen departemen

dilingkungan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Unit Lampung

2) Merevisi dokumen sesuai dengan permintaan perubahan dokumen yang

telah disetujui oleh pihak berwenang.

3) Mendistribusikan dokumen dan mendistribusikan ulang dokumen yang telah

mengalami revisi.

38
4) Memantau situasi revisi dokumen, daftar dokumen eksternal,daftar rekaman

dan hal hal lain yang berkaitan dengan dokumen dan rekaman yang diatur

dalam standar operating procedure yang berkaitan

5) Membantu tugas tugas manajemen representative

d) Head Of Departemen Sales

1) Memimpin departemennya dalam peningkatan dan perbaikan sistem dengan

menanggapi perubahan peluang resiko

2) Menjaga dan menambah pelanggan eksternal guna meningkatkan volume

penjualan

3) Mengelola margin dan ACP untuk mencapai target

4) Mengawasi kredit pelanggan untuk menghindar kredit macet baru

5) Menetapkan harga guna pengaturan pasar

6) Menganalisa pasar untuk menentukan promosi

e) Head Of Departemen Procurement

1) Memimpin departemen dalam peningkatan dan perbaikan sistem dengan

menanggapi perubahan peluang dan resiko

2) Mengkoordinasi pengadaan bahan baku, bahan pembuatan dan bahan

pembungkus untuk proses produksi

3) Mengkoordinasi pengadaan barang teknik

4) Mengkoordinasi pengadaan barang QC Laboratorium

5) Melakukan survey lapangan untuk membuat estimasi pengadaan bahan baku

6) Mengambil keputusan harga supplier tentang pembelian barang

39
7) Melakukan pengawasan mengenai barang barang impor mulai dokumen

sampai barang masuk ke warchouse

f) Head Of Departement plant

1) Memimpin departemennya dalam peningkatan dan perbaikan sistem dengan

menanggapi perubahan peluang dan resiko

2) Membuat dan menetapkan perencanaan, penjadwalan dan target plant

3) Mengkoordinasi, mengontrol dan mendelegasikan pelaksanaan seluruh

aktivitas dan adminitrasi departemen plant kepada bawahan serta

mendistribusikan ke bagian terkait

4) Menganalisisan mengevaluasi sistem pelaksanaan seluruh aktivitas

departemen plant

5) Melakukan koordinasi, analisis dan supervisi bagian warehouse produksi

maupun PPIC untuk menghasilkan produk dengan kualitas dan kuantitas

yang ditargetkan

6) Melakukan koordinasi dan supervisi bagian warehouse agar penerimaan

maupun pengeluaran bahan baku dan pakan sesuai standard operating

prosedur yang berlaku dengan cepat, tepat dan benar

7) Melakukan koordinasi dan supervise bagian teknik agar mesin produksi

berjalan lancar dan efisien serta melakukan modifikasi untuk meningkatkan

kinerja mesin produksi

8) Melakukan tindakan koreksi atau mengambil tindakan antisipasi apabila

ditemukan penyimpanan dalam aktifitas kerja jajarannya

40
9) Melakukan improvenment instalasi mesin produksi serta seluruh kinerja

bawahannya

10) Merencanakan dan mengkoordinasikan pemeliharaan dan perbaikan seluruh

mesin produksi dan fasilitas pendukungnya

11) Menganalisis dan mengevaluasi sistem pelaksanaan kerja jajaran plan agar

dapat berjalan efektif fan efisien serta berkelanjutan

g) Head Of Departemen Quality Control

1) Memimpin departemennya dalam peningkatan dan perbaikan sistem dengan

menanggapi perubahan resiko dan peluang

2) Memastikan bahan baku yang masuk warehouse sudah memenuhi standard

yang telah ditentukan

3) Memastikan bahan baku selama masa penyimpanan di warehouse tetap

terjaga kualitasnya

4) Mendukung bagian produksi dalam hal pengawasan proses produksi agar

tetap memenuhi syarat syarat yang telah ditetukan

5) Memastikan produk tetap terjaga kualitasnya selama masa penyimpanan di

warehouse

6) Memotivasi seluruh jajaran QC agar selalu menunjukan kinerja yang baik

dan pekerja sesuai standard operating procedure yang berlaku

7) Mengkoordinasi pemeriksaan hama pada bahan baku dan pakan,

pelaksanaan fumigasi, penentuan dosis fumigant dan evaluasi pelaksanaan

pengendalian hama

41
h) Head Of Departement Quality Control

1) Memimpin departemennya dalam peningkatan dan perbaikan sestem dengan

menanggapi perubahan resiko dan peluang

2) Mengamankan dan melaksanakan kebijakan kantor pusat yang berkaitan

dengan HRM dan GA

3) Mengkoordinasikan proses rektrutment dan seleksi, pelatihan, penilaian

kinerja karyawan sesuai kebutuhan perusahaan

4) Mengkoordinasikan dan mengembanhkan adminitrasi kepersionalian serta

mengusulkan perubahan status (levelling) secara keseluruhan

5) Menjadi wakil perusahaan dalam negosiasi dengan serikat pekerja

6) Mengadakan diskusi dengan manajemen untuk menetukan arah kebijakan

perusahaan dalam hal ketenagakerjaan serta aktif dalam kegiatan diluar

perusahaan

7) Mengkoordinasikan dan mengembangkan semua hal yang berhubungan

dengan pihak luar

8) Mengkoordinasikan pembayaran gaji, uang makan, lembur karyawan dan

hak hak karyawan lainnya

9) Memonitor keamanaan dengan koordinasi dengan SIGAP, baik keamanan

internal maupun ekternal.

10) Mengontrol dan mengurus semua kebutuhan perijinan perijinan perusahaan

4. TENAGA KERJA

Tenaga kerja di perusahaan PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk.

Unit Lampung terdiri dari :

42
a. Karyawan bagian produksi yaitu 276 orang

b. Karyawan bagian kantor yaitu 45 orang

5. FASILITAS KESEJAHTERAAN

Fasilitas di perusahaan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Unit lampung terdiri

dari:

a. gedung serba guna yang digunakan untuk olahraga dan acara penting

diperusahaan

b. koperasi

c. kantin

6. SARANA DAN PRASARANA INDUSTRI

Sarana dan prasarana di perusahaan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Unit

Lampung terdiri dari:

a. Area parkir

b. Mushola

c. Loker karyawan

7. PROGRAM CORPORATURE SOCIAL RESPONCIBILITY (CSR)

PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Unit Lampung memiliki program Corporature

Social Responcibility yaitu :

a. Penanaman bibit mangrove

b. Bantuan dan social ke setiap sekolah disekitar perusahaan

c. Donor darah setiap 3 bulan sekali

43
A. Gambaran Umum Proses Produksi Industri

1. Proses Produksi Pada Industri

Gambar 4.1 Proses produksi kompos dari tumpi jagung

BAHAN BAKU PROSES PRODUKSI JENIS LIMBAH


/ADDITIVE

BAHAN BAKU YANG


BERASAL DARI
BIN RAW MATERIAL
TUMBUHAN JAGUNG

BAHAN BAKU YANG


BERASAL DARI
DEDAK,SEKAM, DOSING
KOTORAN KAMBING

PEMBERSIHAN DAN GRINDING


PENGERINGAN BAHAN
BAKU

MIXING EM4 KONSENTRAT


FEED ADDITIVE, OBAT LIQUID
OBATAN DAN PAKAN TERNAK
VITAMIN EM4 TUMBUHAN
STEAM PELLETING

CRUMBING DEDAK,SEKAM,
PELLET KOTORAN
KAMBING
SIEVING

44
KARUNG PLASTIK
BENANG JAHIT PACKING
LABEL
FINISH

45
Gambar 4.2 Proses Produksi Pakan Ternak Dari Tumpi Jagung

BAHAN BAKU PROSES PRODUKSI JENIS LIMBAH


/ADDITIVE

BAHAN BAKU YANG


BERASAL DARI BIN RAW MATERIAL
TUMBUHAN JAGUNG

BAHAN BAKU YANG


BERASAL DARI DEDAK DOSING

PEMBERSIHAN DAN GRINDING


PENGERINGAN BAHAN
BAKU

MIXING EM4 KONSENTRAT


FEED ADDITIVE, OBAT LIQUID
OBATAN DAN PAKAN TERNAK
VITAMIN EM4 TUMBUHAN
STEAM PELLETING

DEDAK
CRUMBING
PELLET
SIEVING

KARUNG PLASTIK
BENANG JAHIT PACKING
FINISH
LABEL

46
b. Bahan Baku

Bahan baku utama:

Bahan baku utama yang digunakan adalah jagung.

3. Gambaran Produksi Dan Dampak Proses Produksi Industri

a. Diagram Alir Proses Produksi

Proses produksi pakan ternak merupakan produksi sistem kering

dimana penggunaan air sangat sedikit yaitu hanya dibutuhkan

untuk pembentukan pakan ternak sapi berbentuk butiran ( pellet ).

Secara lebih terinci, proses produksi pakan ternak. Jagung yang di

proleh sebelum melalui tahapan produksi dipisahkan dari tongkol

nya menggunakan cara pemilahan ,jagung akan masuk ke proses

produksi sementara tongkol jagung di buang di pembuangan yang

sudah di siapkan oleh PT.JAPFA

Berikut tahapan sesuai dengan uraian bagan alir proses produksi

sebagai berikut :

a. Pemasukan Bahan Baku

Di tahap ini merupakan tahap pengisian bahan baku di tempat

penampungan yang di namakan Bin Raw Material

47
b. Dosing ( Penimbangan Bahan Baku )

Setelah bahan baku di yang diperlukan masuk ke Bin Raw

Material lalu dilakukan penimbangan ( dosing ) sesuai dengan

takaran.

c. Grinding ( Penghancuran Bahan Baku )

Pada tahap ketiga setelah bahan baku di timbang sesuai

takaran, dilanjutkan proses penghancuran.

d. Mixing ( Pencampuran Bahan Baku )

Pada tahap ini dilakukan pencampuran antara bahan baku yang

sudah dihancurkan dengan bahan baku tambahan antara lain

vitamin

e. Pelleting ( Pembentukan Pellet )

Pada tahap ini bahan baku yang telah di campur tersebut di

semprotkan uap steam yang dihasilkan dari mesin uap/boiler.

Setelah itu di proses menjadi pellet.

f. Crumbling ( Pembentukan Ukuran )

Dalam tahap ini juga dilakukan Crumbling yaitu pembentukan

pellet sesuai ukuran yang telah ditentukan.

g. Sieving ( Pengayakan )

setelah berbentuk pellet langkah selanjutnya diayak/sortir

sesuai dengan ukuran ayakan yang di inginkan. Jika ada yang

tidak sesuai dengan ukuran tersebut maka ditampung

kemudian dimasukkan kembali ke proses palleting.

48
h. Bagging ( Pengepakan )

Pakan yang berbentuk pellet yang telah diayak/disortir tersebut

kemudian dikemas dalam karung dan ditimbang sesuai dengan

berat yang diinginkan.

1. Indentifikasi masalah

Kami mengidentifikasi masalah tentang preventif pencegahan Covid-19

agar setiap karyawan bias menerapkan protocol kesehatan dengan baik dan

benar dan dapat mengetahui dampak Covid-19.

2. Pemecahan masalah

Dalam memecahkan masalah diatas kami mahasiswa Politeknik Kesehatan

Kemenkes Tanjungkarang membuat video preventif pencegahan Covid-

19. Dengan tujuan agar video tersebut bisa menambah wawasan setiap

karyawan dan semakin memperkokoh minset setiap karyawan bahwa

menjaga dan menerapkan protokol kesehatan secara benar itu sangatlah

penting untuk kondisi saat ini.

3. Kegiatan

Kegiatan yang di lakukan adalah pembuatan video preventif pencegahan

Covid-19. Semoga dengan adanya kegiatan ini bisa menambah meningkan

wawasan dan pengetahuan setiap karyawan PT JAPFA Comfeed Tbk akan

Covid-19.

49
4. Hasil Kegiatan

NO HARI/TANGGAL KEGIATAN

1 Kamis , 14 Oktober 2021 Materi daring dan diskusi bersama terkait

Kesehatan, Keselamatan, Kerja (K3).

2 Kamis , 20 Oktober 2021 Presentasi mengenai preventif pencegahan

Covid-19 dan penayangan video

2 Jum’at, 29 Oktober 2021 Presentasi lanjutan mengenai preventif

pencegahan Covid-19 dan penayangan

video

4 Sabtu, 30 Oktober 2021 Presentasi akhir mengenai preventif

pencegahan Covid-19 dan penayangan

video

4. Gambaran Khusus Pelaksanaa Sanitasi/Kesehatan Lingkungan Kerja

Industri

1. Penyediaan Air Bersih , Pengelolaan Limbah

2. Monitoring

5. Gambaran Khusus Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Industri

1. Pelaksanaan Penerapan K3 Industri

Pelaksanaan K3 dilaksanakan PT Japfa Comfeed Indonesia

Tbk dengan:

1). Pengadaan Sumber Daya manusia (SDM)

Prosedur pengadaan SDM dengan membuat prosedur pengadaan

50
secara efektif dengan SDM yang mempunyai sertifikat K3 seperti

sertifikat ahli K3 umum dan auditor SMK3.

2). Komunikasi K3

Kebijakan K3 dan seluruh prosedur, instruksi kerja

dikomunikasikan ke pekerja melalui pelatihan, papan

pengumuman K3 dan rapat pengurus P2K3 yang minimal

dilakukan satu kali setiap bulan. Manajemen Representatif K3

bertanggung jawab untuk menanggapi komunikasi internal dan

eksternal. Saat persyaratan K3 mempengaruhi jasa dan atau

produk yang disediakan subkontraktor dan telah diidentifikasi

adanya potensi bahaya dan evaluasi risiko, maka komunikasi

akan dilakukan dengan pihak subkontraktor dalam proses

pengadaan barang dan jasa serta label, peraturan K3, dan lain-

lain. Konsultasi antara pekerja dan manajemen dilakukan dalam

rapat pengurus rutin P2K3. Kinerja K3 PT Japfa Comfeed

Indonesia Tbk akan dimasukan dalam laporan kinerja PT Japfa

Comfeed Indonesia Tbk .

3). Tanggung Jawab dan Tanggung Gugat

Head of Unit PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk menunjuk

seseorang sebagai Manajemen Representatif K3 yang mempunyai

peran, tanggung jawab dan wewenang untuk, memastikan

persyaratan SMK3 dibuat, diterapkan dan dipelihara sesuai

standar PP RI No. 50 tahun 2012 serta, melaporkan unjuk kerja

SMK3 kepada Direksi sebagai wakil dari PT Japfa Comfeed

51
Indonesia Tbk dengan pihak eksternal yang berkaitan dengan

K3.

4). Pelatihan dan Kompetensi Kerja

PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk menyusun dan memelihara

prosedur pelatihan yang meliputi identifikasi kebutuhan pelatihan

yang dibutuhkan pekerja. Pelatihan dapat dilaksanakan oleh

internal PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk atau badan eksternal.

Semua pekerja yang dapat menimbulkan risiko penting

memperoleh pelatihan yang memadai. Hanya pekerja yang

mempunyai ijin dan kompetensi yang dipersyaratkan untuk dapat

mengikuti tugas tersebut. Seluruh karyawan PT Japfa Comfeed

Indonesia Tbk akan dilatih mengenai kepedulian terhadap

SMK3. Bila dirasa perlu, maka akan dilakukan pelatihan

penyegaran (refresh) untuk memelihara kepedulian terhadap K3.

Catatan K3 dipelihara dan riwayat pelatihan pekerja selalu

diperbarui.

5). Sistem Kerja

A. Organisasi/Unit yang bertanggung jawab dibidang K3

Direksi PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk Unit Cirebon

membentuk Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(P2K3). Ketua P2K3 adalah seseorang yang ditunjuk oleh Head

of Unit, Sekretaris P2K3 adalah Ahli K3 Umum atau HSE

Officer dan Anggota P2K3 merupakan wakil dari pekerja dari

setiap bagian,

52
B. Prosedur operasi/kerja, informasi dan pelaporan

PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk membuat dan memelihara

prosedur pengendalian operasi terhadap bahaya potensial yang

memiliki risiko penting. Setiap manajer, supervisor

bertanggung jawab terhadap pelaksanaan prosedur

pengendalian operasi. Pengendalian risiko yang dilaksanakan

ditetapkan berdasarkan pada hirarki pengendalian. Penempatan

pekerja untuk suatu pekerjaan memperhatikan persyaratan

perijinan, kompetensi, kesehatan, identifikasi bahaya potensial

dan evaluasi risiko.

PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk memberlakukan sistem ijin

kerja dan ijin masuk pada pekerja dan daerah-daerah yang

teridentifikasi berdasarkan hasil identifikasi bahaya potensial

dan evaluasi risiko. Tempat dengan ijin masuk dibuat

pengendalian seperti pemberian tanda larangan dan membuat

pagar.

PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk menyediakan alat pelindung

diri (APD) untuk seluruh pekerja yang membutuhkan sesuai

dengan tugas dan bahaya potensial yang teridentifikasi.

Pemeliharaan APD merupakan tanggung jawab dari pekerja.

Seluruh APD dibuat dalam menilai tempat kerja untuk

menentukan jika terdapat bahaya potensial atau yang akan

muncul, yang memerlukan penggunaan APD. Pemeliharaan

APD dikomunikasikan kepada pekerja yang terkena paparan.

53
APD yang rusak atau tidak efektif dilarang digunakan. Pekerja

dapat meminta penggantian APD kepada supervisornya.

Berdasarkan identifikasi bahaya potensial dan evaluasi risiko,

pemantauan dan pengukuran, setiap ddaerah yang memiliki

risiko penting diberi tanda peringatan K3 sesuai standar yang

berlaku. PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk menyediakan

layanan yang sesuai dengan standar yang berlaku untuk bekerja.

Untuk mencegah pencemaran lingkungan, Team Lingkungan

Hidup melakukan pengukuran dan pengujian NAB, Air Limbah,

Kualitas Air Minum dan Air Bawah Tanah. Sedangkan Team

HAZOP dalam selang waktu terencana melakukan pengujian

Bejana Tekanan, Kelayakan Boiler, Kelayakan Alat Angkat dan

Angkut (Lift & Forklift) serta pemeriksaan APD, Alat Pemadam

Api Ringan (APAR) dan isi kotak P3K.

C. Pengendalian Dokumen K3

PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk Unit Cirebon melakukan

pengendalian dokumen SMK3 yang meliputi manual SMK3,

Prosedur, Instruksi Kerja untuk menjamin bahwa :

1. Dokumen ditempatkan pada lokasi yang membutuhkan dan

ditentukan

2. Dokumen dikaji secara berkala

3. Hanya dokumen terbaru yang tersedia diseluruh lokasi yang

penting

54
4. Dokumen kadaluarsa segera ditarik atau dimusnahkan dan master copy-nya

disimpan sebagai catatan sejarah perubahan dokumen.

Direksi PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk bertanggung jawab untuk

mengesahkan Manual SMK3. Manajemen Representatif bertanggung jawab

untuk mengesahkan prosedur, instruksi kerja dan Form K3.

Masing-masing manajer bertanggung jawab untuk membuat dan mengusulkan

pengesahan prosedur, Instruksi Kerja dan Form K3 kepada Manajemen

Representatif K3. Prosedur K3 dapat diubah berdasarkan kebutuhan dengan

menggunakan penomoran dokumen yang spesifik proyek dengan pengesahan

dan Manajemen Representatif K3

5. Pengawasan Lingkungan Industri

A. Pemeriksaan, pengujian dan pengukuran

Prosedur pemeriksan, pengujian dan pengukuran secara umum meliputi :

1. Catatan pemeriksaan, pengujian dan pengukuran

Seluruh catatan K3 akan diidentifikasi dan dipelihara, disimpan dalam

jangka waktu tertentu. Catatan yang telah disimpan dalam jangka

waktu tertentu akan dimusnahkan. Disposisi catatan K3 dilakukan

sesuai dengan peruntukan untuk menjaga keserasian, sebagaimana

telah diidentifikasi dan diatur oleh Manajemen Respentatif K3.

2. Peralatan dan metode pengujian

Manajemen Representatif K3 bertanggung jawab untuk kalibrasi dan

membuat daftar alat kalibrasi yang berisi status kalibrasi. Kalibrasi

dapat dilakukan pihak internal atau pihak eksternal yang terakreditasi

atau direkomendasi pemerintah atau rekomendasi pemasok alat.

55
3. Tindakan perbaikan

Seluruh pegawai PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk bertanggung jawab

untuk melaporkan ketidaksesuaian K3 ataupun potensi ketidaksesuaian

kepada Manajemen Representatif K3 untuk dievaluasi dan diambil

tindakan yang perlu dilaksanakan. Jika menurut Manajemen

Representatif K3 hal tersebut merupakan ketidaksesuaian maka akan

muncul laporan ketidaksesuaian yang akan diperhatikan dan

diposisikan dan diverifikasi hasil tindak lanjutnya untuk memenuhi

persyaratan yang telah ditentukan.

Penyelidikan akan dilakukan untuk setiap kecelakaan, nearmiss –

accident oleh supervisor bersama dengan Manajemen Representatif K3

untuk kemudian dievaluasi dan dilaporkan kepada Direksi. Setiap

tindakan perbaikan dan pencegahan yang diambil akan

mempertimbangkan hirarki pengendalian risiko.

4. Penyelidikan

Seluruh pekerja PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk dan subkontraktor

harus melaporkan kecelakaan. Penyelidikan kecelakaan dilakukan

untuk setiap kecelakaan, nearmiss – accident yang dilakukan oleh

supervisor bersama-sama dengan Manajemen Representatif K3. Hasil

penyelidikan tersebut dievaluasi oleh P2K3 dan dilaporkan ke Direksi

PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk untuk kemudian dilakukan tindakan

koreksi dan pencegahan agar kecelakaan atau nearmiss – accident

tidak terulang lagi.

56
5. Audit Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Audit Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

dilaksanakan minimum dua kali setahun yang dilaksanakan oleh

auditor yang memiliki kriteria tertentu.

Manajemen Representatif K3 akan melaporkan hasil audit Sistem

Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam rapat tinjauan

Manajemen.

57
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Pada praktikum kami praktikum ini kami melakukan pencegahan

K3 melalui pendidikan yang berffokus pada prevenrif pencegahan Covid-

19 dengan menggunakan median audio dan visual dalam bentuk video.

Dengan tujuan agar bisa menambah wawasan setiap karyawan PT JAPFA

akan bahaya Covid-19.

B. Saran

Saran setalah melakukan kegiatan PKL yang dilaksanakan dengan

lancar dan baik ini sebainya PT JAPFA dapat menyampaikan kepada

setiap karyawan akan video preventif pencegahan Covid-19.

Semoga kami peserta PKL dari mahasiswa Jurusan Kesehatan

Lingkungan dapat menguasai pelajaran dan pengetahuan yang telah

diterapkan dalam industri.

58
DAFTAR PUSTA

CDC. Diakses pada 2020. Considerations for Wearing Masks


Google News,https://news.google.com/covid19/map?hl=en-

ID&gl=ID&ceid=ID%3Aen&mid=%2Fm%2F03ryn((diaksespada 09
Oktober 2021)

Inews (2020) : https://www.inews.id/lifestyle/health/3-saran-who-agar-tidak


-cemas-hadapi-pandemi-covid19 (diakses pada 09 Oktober 2021))
Kementerian Kesehatan RI. Diakses pada 2021. 5 M Di Masa Pandemi COVID
19 di Indonesia.
Kementerian Kesehatan RI. Diakses pada 2021. Panduan Pencegahan Penularan
COVID-19 untuk Masyarakat
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Diakses Pada 2021. Protokol
Kesehatan Bagi Masyarakat di Tempat dan Fasilitas Umum dalam
Rangka Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus
Disease 2019 (Covid-19)
Kompas,https://bebas.kompas.id/baca/riset/2020/04/18/rangkaian-peristiwa
-pertama-covid-19/ (diakses pada 09 Oktober 2021) Kompas.com.
Diakses pada 2021. Jokowi: Semua Orang yangKeluar Rumah
Wajib Pakai Masker

59
LAMPIRAN

60

Anda mungkin juga menyukai