Anda di halaman 1dari 34

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejalan dengan semakin cepatnya perkembangan industri, penerapan teknologi tinggi,
penggunaan bahan serta peralatan yang semakin rumit dan kompleks tidak bisa dihindari,
sehingga memerlukan tenaga kerja yang ahli dan terampil. Berkembangnya ilmu dan
teknologi dapat terlihat dalam penggunaan mesin-mesin, peralatan produksi, bahan baku
produksi ataupun bahan berbahaya yang terus meningkat dan modern.
Penerapan teknologi dan penggunaan bahan tersebut tidak selamanya selaras dengan
keahlian dan keterampilan tenaga kerja yang mengoperasikannya. Semakin kompleksnya
peralatan dan semakin canggihnya penerapan teknologi dan proses industri yang
berlangsung, maka tingkat bahaya yang ditimbulkan akan semakin tinggi, baik secara
langsung ataupun tidak langsung yang akan berdampak pada tenaga kerja dan lingkungan
sekitarnya.
Mengingat pentingnya keselamatan tenaga kerja dan lingkungannya, maka diperlukan
adanya perlindungan dan tindakan pencegahannya. Pemerintah telah menyusun peraturan
perundangan yang mengatur tentang keselamatan dan kesehatan kerja sebagai pedoman
pengurus atau pengusaha dalam melaksanakan K3 di tempat kerjanya. Sebagai calon ahli
K3 yang telah mendapatkan pelatihan tentang peraturan perundangan yang berhubungan
dengan K3 ditempat kerja diperlukan praktik langsung ke lapangan melalui kunjungan ke
perusahaan untuk mengimplementasikan ilmu yang telah di dapat.
Dalam suatu kegiatan industri, paparan dan resiko terhadap pekerja akan bahaya yang
ada di tempat kerja tersebut pasti selalu terjadi. Berbagai usaha pencegahan dan
penanggulangan terhadap kemungkinan resiko tersebut harus senantiasa diupayakan.
Salah satu bidang yang harus diupayakan adalah dalam pengawasan lingkungan kerja dan
kesehatan para pekerja. Seperti yang diamanatkan dalam Undang-undang No 1 tahun
1970 tentang faktor lingkungan kerja pada pasal 3 ayat 1 serta untuk pengawasan
kesehatan kerja pada pasal 2, pasal 3, pasal 5, pasal 8, pasal 9, pasal 11, pasal 12, dan
pasal 14. Berdasarkan hal tersebut maka diwajibkan bagi seluruh perusahaan untuk
menerapkan

atau mengimplementasikan SMK3 untuk menjamin keselamatan dan

kesehatan kerja karyawannya.


Laporan PKL AK3 Umum Pengawasan K3 Mekanik Pesawat Tenaga Produksi dan
Pesawat Angkat Angkut, serta Konstruksi
Page

Pada praktik lapangan ini kami mendapatkan materi tentang pengawasan K3 di


bidang Pengawasan K3 Mekanik Pesawat Tenaga Produksi dan Pesawat Angkat Angkut,
serta Konstruksi di PT Bangun Sarana Baja, Gresik. Melalui praktik ini diharapkan dapat
melihat secara langsung pemenuhan peraturan perundangan yang berlaku sehingga
nantinya dapat menjadi bahan pembelajaran buat kami dan masukan untuk perusahaan
serta pembelajaran di perusahaan lainnya.
1.2 Maksud dan Tujuan
Praktik kerja lapangan di PT Bangun Sarana Baja, Gresik bertujuan untuk mengetahui
secara real kondisi lapangan dihubungkan dengan pemenuhan peraturan K3 di bidang
Pengawasan K3 Mekanik Pesawat Tenaga Produksi dan Pesawat Angkat Angkut, serta
Konstruksi sebagai persyaratan penilaian ahli K3 umum.
1.3 Ruang Lingkup
a. Praktik kerja lapangan (PKL) dilaksanakan di PT Bangun Sarana Baja, Gresik, pada
hari Kamis tanggal 19 November pukul 10.30 s/d 11.30 WIB.
b. Yang menjadi perhatian khusus:
Bidang K3 Mekanik Pesawat Tenaga Produksi dan Pesawat Angkat Angkut
Bidang Konstruksi
1.4 Dasar Hukum
a. Umum
UU No.1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan dan kesehatan kerja
Permenaker No. 03/1978 tentang Persyaratan Penunjukan dan Wewenang serta

Kewajiban Pegawai Pengawas atau Ahli K3


Permenaker No. 04/1987 tentang Tata Cara Penunjukan, Kewajiban dan

Wewenang Ahli K3 dan P2K3


Permenaker No. 02/1992 tentang Tata Cara Penunjukan Kewajiban dan

Wewenang Ahli K3
Peraturan Pemerintah No. 50 th 2012 dan Permen No. 05/1996 tentang SMK3
Permenaker No. 03/1998 tentang Tata Cara Pelaporan Kecelakaan Kerja

b. Bidang K3 Mekanik Pesawat Tenaga Produksi dan Pesawat Angkat Angkut


Permenaker No.4 Tahun 1985 tentang Pesawat Tenaga dan Produksi.
Permenaker No.5 Tahun 1985 tentang Pesawat Angkat dan Angkut.
Permen No. 09 /Men/ 2010 tentang Operator dan Petugas Pesawat Angkat dan
Angkut
c. Bidang Konstruksi
Laporan PKL AK3 Umum Pengawasan K3 Mekanik Pesawat Tenaga Produksi dan
Pesawat Angkat Angkut, serta Konstruksi
Page

UU No.1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan dan kesehatan kerja.


Permenaker No. 1/Men/1980 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Konstruksi Bangunan.
Surat Keputusan Bersama Mentri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan Umum
No. 104/Kpts/1986 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Tempat Kegiatan
Konstruksi.

1.5 Metode Pengumpulan Data


1. Observasi
1.1.1. Observasi dilakukan

dengan

pengamatan

secara

langsung

terhadap

pengawasan norma K3 di bidang K3 Mekanik Pesawat Tenaga Produksi dan


Pesawat Angkat Angkut, serta Konstruksi.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan kepada pihak-pihak yang berhubungan dengan objek penelitian
yaitu Tim HSE officer Pak Alex M. untuk memperoleh informasi mengenai objek
yang diteliti.

Laporan PKL AK3 Umum Pengawasan K3 Mekanik Pesawat Tenaga Produksi dan
Pesawat Angkat Angkut, serta Konstruksi
Page

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengawasan K3 Mekanik Pesawat Tenaga Produksi dan Pesawat Angkat Angkut
K3 Mekanik Pesawat Tenaga Produksi dan Pesawat Angkat Angkut adalah
serangkaian kegiatan pengawasan dan semua tindakan yang dilakukan oleh pengawas
ketenagakerjaan atas pemenuhan pelaksanaan peraturan perundang-undangan terhadap
obyek pengawasan K3 Mekanik Pesawat Tenaga Produksi dan Pesawat Angkat Angkut
di tempat kerja.
2.1.1.

Pesawat Tenaga dan Produksi

a. Penggerak mula
Mesin kalor, yaitu mesin yang menggunakan energi termal untuk melakukan
kerja mekanik
b. Turbin
Adalah mesin penggerak, dimana energi fluida kerja dipergunakan langsung
untuk memutar roda turbin dan biasa dibedakan 3 macam:

Turbin air

Turbin uap

Turbin gas

c. Perlengkapan Transmisi Tenaga Mekanik


Pemindahan daya dan putaran mesin baik putarannya berlawanan atau searah
dapat dilakukan dengan Speed Reducer. Macam-macam Speed reducer,antara
lain:

Pulli dengan ban mesin

Roda gigi dengan roda gigi

Rantai dengan piringan roda gigi

Batang berulir dengan roda gigi

Roda-roda gesek

d. Mesin Perkakas Kerja dan Mesin Produksi


Dibedakan 2 golongan besar menurut gerakannya menjadi:
Laporan PKL AK3 Umum Pengawasan K3 Mekanik Pesawat Tenaga Produksi dan
Pesawat Angkat Angkut, serta Konstruksi
Page

Mesin perkakas kerja gerak utama berputar, missal; mesin bor, mesin
bubut dll

Mesin perkakas kerja gerak utama lurus antara lain, mesin sekrap, mesin
tempa, mesin gergaji, dll

d. Mesin Gerinda
Penggerindaan adalah proses pemotongan logam kedalam suatu bentuk
tertentu dengan menggunakan roda gerinda padat yang dibuat dari butir-butir
batu abrasive yang diikat oleh bahan pengikat. Syarat-syarat pemasangan batu
gerinda, antara lain:

Sebelum dipasang harus diperiksa keretakannya

Pemasangan harus dengan dua flens

Diameter flens sekurang-kurangnya 1/3 dari diameter batu roda gerinda

Flens harus mampu menahan tegangan lengkung yang terjadi.

Roda gerinda yang terpasang pada poros utama mesin gerinda harus
dilengkapi dengan alat-alat perlindungan, yaitu; Kap perlindungan, Kaca
perlindungan dan penahan pahat.

e. Mesin pres
Ialah mesin yang digerakkan secara mekanis atau dengan bantuan kaki dan
tangan operator dan digunakan untuk memotong, melubangi, membentuk atau
merangkai bahan-bahan logam dan non logam. Pengamanan dapat dilakukan
antara lain dengan:

Kurungan pada stempel

Membatasi jarak jalan luncur stempel

Perlindungan pintu geser

Knop tekan dua tangan

Pengaman tarik dua tangan

Dll

f. Tanur / dapur
Adalah merupakan dapur pembakar dan biasa ditemui di pabrik pengecoran
logam. Menurut jenisnya, adalah:
Laporan PKL AK3 Umum Pengawasan K3 Mekanik Pesawat Tenaga Produksi dan
Pesawat Angkat Angkut, serta Konstruksi
Page

Dapur tinggi/tanur tinggi

Dapur baja

Dapur besi

g. Pondasi mesin
h. Pesawat angkat dan angkut

Peralatan angkat, missal; Roisting machinery, Crane, Elevator

Alat pengangkut, missal; Roisting equipment, Conveying equipment,


Surface and overhead equipment

i. Operator mekanik dan Perusahaan jasa teknik


2.2

Dasar Hukum Pengawasan K3 Mekanik Pesawat Tenaga Produksi dan Pesawat


Angkat Angkut
Dasar hukum pengawasan K3 Mekanik Pesawat Tenaga Produksi dan Pesawat Angkat
Angkut:
1. Undang-undang No.1 Tahun 1970, tentang Keselamatan Kerja
2. Permen No.04/Men/1985,tentang pesawat tenaga dan produksi
3. Permen No.05/Men/1985, tentang pesawat angkat dan angkut
4. Permen No. 09 /Men/ 2010 tentang Operator dan Petugas Pesawat Angkat dan
Angkut.

2.3

Ruang Lingkup Pengawasan K3 Mekanik Pesawat Tenaga Produksi dan


Pesawat Angkat Angkut
1. Perencanaan, pembuatan, pemasangan atau perakitan, penggunaan atau
pengoperasian, dan pemeliharaan pesawat tenaga dan produksi.
2. Perencanaan, pembuatan atau perakitan, penggunaan atau pengoperasian, dan
pemeliharaan pesawat angkat dan angkut.
3. Operator yang mengoperasikan peralatan tersebut

2.4

Sumber Bahaya
1. Pesawat Tenaga dan produksi

Laporan PKL AK3 Umum Pengawasan K3 Mekanik Pesawat Tenaga Produksi dan
Pesawat Angkat Angkut, serta Konstruksi
Page

Penggunaan pesawat-pesawat, alat-alat dan mesin-mesin di tempat kerja dapat


mengakibatkan kecelakaan. Aturan umum keselamatan kerja adalah; Tangan
operator senantiasa harus sejauh mungkin dari titik operasi suatu mesin

Peralatan harus memenuhi standar keselamatan

Bagi berbagai mesin dan operasi dapat diadakan asas-asas keselamatan kerja
umum dan dikontrol baik sebelum atau selama operasi.

2. Penanggulangan Lingkungan dan Bahan :

Tata letak mesin

Lantai harus dirawat baik

Lorong-lorong terusan harus ditandai

Ruang kerja disekitar mesin harus cukup

Penempatan mesin-mesin harus sesuai terkait dengan pencahayaan

Harus dibuat ketentuan-ketentuan untuk membuang limbah

3. Konstruksi Mesin
Semua mesin harus dibuat dan dipelihara sedemikian rupa sehingga bilamana
berjalan dengan kecepatan tinggi atau lambat akan bebas dari kebisingan dan
getaran-getaran
4. Kelistrikan

Pentanahan (grounding) mesin-mesin yang mapan adalah yang utama

Harus ada saklar listrik untuk memutuskan aliran listrik yang dapat dikunci
pada posisi putus

Saklar putus harus kembali secara otomastis ke posisi putus (off)

Pada beberapa mesin sebaiknya dipasang suatu rem otomatis (automatic


brake) yaitu suatu rem listrik untuk menghentikan aliran di saklar putus

Kabel dan saklar harus sesuai dengan persyaratan yang berlaku

5. Pemeliharaan dan Pengawasan


Harus diadakan suatu sistim pemeliharaan dan pengawasan secara berkala,
melarang perbaikan pada mesin yang sedang beroperasi dan setiap pergantian
shift, operator harus terlebih dahulu memeriksa kondisi mesin.

Laporan PKL AK3 Umum Pengawasan K3 Mekanik Pesawat Tenaga Produksi dan
Pesawat Angkat Angkut, serta Konstruksi
Page

6. Kesehatan
Resiko bahaya yang paling sering diakibatkan oleh mesin adalah; debu dan
kebisingan. Bila melebihi NAB (85 dBA), maka harus dilakukan:

Tutup mesin

Jam kerja lebih pendek

Alat Pelindung Diri (APD)

7. Pengaman Mesin
Mesin terdiri dari mesin penggerak utama, mesin-mesin transmisi dan mesin kerja
yang masing-masing punya keanekaragaman. Dalam rangka usaha pencegahan
kecelakaan mesin-mesin perlu diberi pengaman. Meskipun kecelakaan akibat
mesin faktornya sangat kecil, yaitu; 15 % 25 %, tetapi tingkat keparahan dari
kecelakaan tersebut sangat tinggi.
8. Pesawat Angkat dan Angkut
a. Sumber bahaya umum :
-

Kesalahan designKesalahan pemasangan

Kesalahan pemakaian

Kesalahan perawatan

Tidak pernah diperiksa dan diuji kelaikannya

b. Sumber bahaya khusus :


-

Bagian-bagian berputar; poros, roda, puli, roda, dll

Bagian-bagian bergerak; Gerak vertical, horizontal, maju dan mundur

Bagian-bagian yang menanggung beban antara lain; pondasi, kolomkolom, chasis/kerangka, dll

Tenaga penggerak; peledakan, suhu tinggi, kebisingan, getaran.

c. Pencegahan kecelakaan kerja


Yang perlu diperhatikan dalam upaya pencegahan kecelakaan adalah;
lingkungan kerja, manusia yang dan peralatan yang digunakan. Sertifikat
layak pakai pesawat yang akan digunakan juga layak kerja bagi operator yang
menjalankan pesawat yang bersangkutan. Adapun hal-hal yang perlu
diperhatikan kaitannya dengan pesawat angkut, yaitu :
-

Tahapan sebelum mengoperasikan crane

Sebelum crane beroperasi

Laporan PKL AK3 Umum Pengawasan K3 Mekanik Pesawat Tenaga Produksi dan
Pesawat Angkat Angkut, serta Konstruksi
Page

2.5

Selama crane operasi

Prosedur pengangkatan beban normal

Prosedur pengangkatan beban kritis

Pekerjaan berbahaya

Keselamatan selama beroperasi

Syarat Syarat K3 Pengawasan Mekanik


1. Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk pengaman mesin yang akan harus
dianalisa sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam model Code of Safety
Regulations for Industrial Establishment. Dalam regulasi 82 dari model code ini
dijelaskan sebagai berikut :
a. Pengaman-pengaman harus direncanakan, dibuat dan dipakai sehingga
memenuhi kebutuhan perlindungan yang positif.
b. Tidak menggangu keamanan dan ketenangan bagi operator.
c. Mencegah pendekatan terhadap semua wilayah berbahaya
d. Tidak mengganggu jalannya produksi
e. Dapat dipergunakan secara otomatis atau dengan sedikit usaha
f. Sesuai untuk pekerjaan dan mesin
g. Lebih disenangi dalam bentuk sudah terpasang (built in)
h. Tidak mengganggu kebutuhan merawat
i. Tahan terhadap pemakaian jangka panjang
j. Tahan terhadap pemakaian secara normal dan dalam keadaan shock
k. Tahan lama, tahan api dan tahan korosi
l. Tidak menimbulkan bahaya
m. Melindungi kecerobohan pemakaian yang tidak terduga
2. Pengaman dan biaya produksi
3. Pengaman mesin yang langsung terpasang
4. Perlengkapan Keselamatan Kerja Keran Angkat; dynamometer dan load indicator

2.6

Pengawasan K3 Konstruksi Bangunan

Laporan PKL AK3 Umum Pengawasan K3 Mekanik Pesawat Tenaga Produksi dan
Pesawat Angkat Angkut, serta Konstruksi
Page

Konstruksi bangunan ialah kegiatan yang berhubungan dengan seluruh tahapan yang
dilakukan di tempat kerja. Sarana bangunan adalah instalasi/pesawat yang digunakan
selama proses pekerjaan konstruksi. Safety Officer adalah petugas/pekerja dari
kontraktor untuk melaksanakan K3 ditempat kerja Ahli K3 Konstruksi adalah
ahli/ekspert dari kontraktor yang ditunjuk Menaker untuk mengawasi ditaatinya
Undang-undang K3.

2.7

Ruang Lingkup K3 Konstruksi dan Sarana Bangunan


1. Bahwa ruang lingkup K3 Konstruksi meliputi; pekerjaan penggalian, pekerjaan
pondasi, pekerjaan konstruksi beton, pekerjaan konstruksi baja dan pembongkaran
2. Bahwa ruang lingkup K3 Sarana bangunan meliputi perancah bangunan,
plambing, penanganan bahan dan peralatan bangunan.

2.8

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi dan Sarana Bangunan


1. K3 Konstruksi meliputi :
a. Pekerjaan penggalian
-

Perlunya pemeriksaan terhadap pipa gas, pipa air dan konduktor listrik
yang melalui area pekerjaan

Perlu dinding-dinding penahan

Parit yang di gali pada daerah yang berpenduduk dan daerah ramai lalin
harus diberi pagar

b. Pekerjaan Pondasi
-

Mesin pancang (piling)

Pemeriksaan dan pemeliharaan mesin

c. Pekerjaan Konstruksi Beton


-

Perlunya pekerja mengenakan peralatan keselamatan

Menara bak muatan yang harus disediakan oleh seorang ahli dan diperiksa
setiap hari

d. Pekerjaan Konstruksi Baja


-

Perlunya pekerja mengenakan peralatan keselamatan

Laporan PKL AK3 Umum Pengawasan K3 Mekanik Pesawat Tenaga Produksi dan
Pesawat Angkat Angkut, serta Konstruksi
Page 10

Bangunan konstruksi baja tidak boleh dikerjakan pada saat angina kencang
dan keadaan licin/hujan.

2. K3 Sarana Bangunan, meliputi :


a. Perancah, bahwa perancah harus dibuatkan untuk semua pekerjaan yang tidak
bias dikerjakan secara aman dalam ketinggian dan pembuatannya harus
menggunakan bahan yang baik, beurat lurus padat, tidak ada mata kayu yang
besar, kering, tidak busuk, tidak ada lubang ulat serta kerusakan-kerusakan
yang membahayakan.
b. Pelataran tempat pekerja / platform, adalah merupakan landasan pijak bagi
perancah serta digunakan sebelum betul-betul selesai dan diberi pengaman
yang baik dan mempunyai jarak tepi luar berjarak 60 cm dari sisi dinding
bangunan.
c. Balustrade pengaman dan papan pengaman kaki (guard rails and toe boards)
d. Gang, ramp, dan jalur pengangkut bahan, harus dibuat dengan kuat dan
ditutp rapat dengan papan apabila tingginya lebih dari 2 meter serta
mempunyai lebar >60 cm dan bebas dari hambatan berupa barang atau bahan
lainnya.
2.9

Pengawasan K3 Konstruksi dan Sarana Bangunan


Pengawasan K3 konstruksi dan sarana bangunan mempunyai mekanisme terutama
mekanisme yang menyangkut administrasi teknis K3 yang wajib dilaksanakan oleh
pelaksana

konstruksi

(kontraktor),

khususnya

keberadaan

wajib

lapor

pekerjaan/proyek konstruksi bangunan dan akte pengawasan ketenagakerjaan tempat


kerja konstruksi. Bahwa wajib lapor pekerjaan konstruksi bangunan wajib dilaporkan
oleh pelaksana kepada pihak yang terkait, yaitu; Dinas Tenaga Kerja Kab/kota.
Pemerintah Kabupaten/Kota kemudian melakukan pencatatan/register dan Pelaksana
konstruksi harus memahami tanggung jawab K3 pada pekerjaannya. Isi materi
laporan, meliputi :
a. Data-data pelaksana konstruksi/konsultan pengawas/konsultan perencana.
b. Data-data teknis proyek
c. Tahapan pekerjaan konstruksi
d. Instalasi/pesawat/alat yang dipakai
Laporan PKL AK3 Umum Pengawasan K3 Mekanik Pesawat Tenaga Produksi dan
Pesawat Angkat Angkut, serta Konstruksi
Page 11

e. Unit K3 proyek
f. Kompetensi personil K3
g. Jumlah pekerjaan
h. Bahan-bahan berbahaya
i. Cara kerja aman dan Prosedur Operasi Standar (SOP)
Selain itu terdapat pula akte pengawasan Ketenagakerjaan konstruksi yang
merupakan dokumen teknis K3 yang diterbitkan setelah lama proyek berjalan 6
(enam) bulan atau lebih. Akte tersebut diterbitkan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota
setempat setelah dilakukan pemeriksaan K3 oleh pengawas K3 spesialis Konstruksi
Bangunan dan wajib dipelihara / disimpan oleh pelaksana konstruksi. Akte ini terdiri
dari :
a. Data pelaksana konstruksi
b. Data proyek
c. Berita Acara Pemeriksaan
d. Kartu Pemeriksaan
e. Lembaran Pemeriksaan.
2.10 Perancah Bangunan
Adalah platform yang dibuat sementara dan digunakan sebagai penyangga untuk
tenaga kerja, bahan-bahan dan peralatan kerja. Sifat pekerjaan perancah berada pada
tempat ketinggian di atas tanah dan permukaan lantai. Potensi bahaya yang mungkin
timbul adalah; terjatuh, roboh, tertimpa jatuhan benda, terperosok. Sebelum dipakai
atau digunakan, perancah tersebut harus diperiksa/diuji oleh Pengawas Spesialis K3
Konstruksi dan memiliki pengesahan penggunaan.
2.11

Pekerjaan Plambing
Adalah suatu instalasi untuk mendistribusikan air bersih ke tempat-tempat yang
dikehendaki atau membuang air kotor dari tempat-tempat tertentu tanpa mencemarkan
bagian lain. Setiap instalasi plambing yang digunakan harus memiliki pengesahan
penggunaan instalasi dan harus dilakukan pemeriksaan dan pengujian sesuai dengan
ketentuan.

Laporan PKL AK3 Umum Pengawasan K3 Mekanik Pesawat Tenaga Produksi dan
Pesawat Angkat Angkut, serta Konstruksi
Page 12

2.12

Penanganan Bahan
Pada pekerjaan penanganan bahan banyak mengandung resiko kecelakaan kerja yang
tinggi. Pekerjaan tersebut meliputi; mengangkat, memindahkan, menggunakan dan
menyimpan bahan yang dapat menggunakan tenaga manusia atau dengan bantuan
mesin). Dengan penanganan bahan yang baik dapat dicapai penghematan waktu dan
mengurangi atau meminimalkan terjadinya kecelakaan. Jenis-jenis dan alat yang
digunakan untuk penanganan bahan adalah dengan:
1. Tenaga manusia (Manual Handling)
Pekerja harus mengetahui cara-cara mengangkat dan membawa secara tepat.
Beberapa hal yang harus diperhatikan oleh pekerja adalah; Kapasitas fisik, sifat
beban/bentuk, keadaan lingkungan kerja, latihan mengangkat/membawa material
2. Tenaga mesin (mechanical handling)
Digunakan jika beban tidak dapat diangkat secara manual karena beberapa hal,
missal; terlalu berat, terlalu besar dll. Jenis-jenis alat yang sering dipakai adalah;
Peralatan angkat, pita transport, pesawat angkut, alat angkut rel. Mekanisme
penanganan bahan yang baik dan benar akan mendatangkan manfaat sebagai
berikut :
a. Menghemat waktu
b. Mengurangi kecelakaan kerja
c. Meningkatkan produktifitas
d. Menghemat ruangar
Agar penanganan berjalan aman dan selamat, maka harus dipertimbangkan hal-hal
sebagai berikut :
a. Jelas awal mula operasinya
b. Proses pengangkatan, pengangkutan harus dilakukan tepat dan cepat
c. Segala sumber bahaya pada rute harus disingkirkan
d. Tiba pada titik akhir harus selamat
e. Bahan yang diterima harus diperiksa dahulu.

2.13

Peralatan Bangunan

Laporan PKL AK3 Umum Pengawasan K3 Mekanik Pesawat Tenaga Produksi dan
Pesawat Angkat Angkut, serta Konstruksi
Page 13

1. Lift Barang, adalah pesawat dengan peralatan yang mempunyai kereta bergerak
naik-turun mengikuti rel pemandu yang dipasang pada bangunan dan digunakan
untuk mengangkut bahan. Lift tersebut digunakan selama masa konstruksi.
2. Lift Orang, sama halnya dengan lift barang tetapi peruntukkannya adalah untuk
orang.
3. Instalasi Listrik, adalah susunan perlengkapan listrik yang bertalian satu dengan
yang lain serta memiliki cirri terkoordinasi, untuk memenuhi satu atau sejumlah
tujuan tertentu, yang mencakup Distribusi, Peralatan dan pengaman instalasi
listrik.
4. Instalasi Penyalur Petir, adalah susunan sarana penyalur petir terdiri dari
penerima, penghantar penurunan, elektroda bumi dan termasuk perlengkapan
lainnya yang berfungsi untuk menangkap muatan petir dan menyalurkannya ke
bumi. Setiap instalasi penyaur petir harus memiliki pengesahan dari Disnaker
Kab/kota.
5. Instalasi Tata Udara / Ventilasi, adalah suatu instalasi untuk mengatur penyegaran
udara. Sasaran penyegaran udara adalah agar temperature, kelembaban,
kebersihan dab distribusi udara bersih dapat dipertahankan sesuai kondisi yang
diinginkan. Instalasi tersebut juga harus memiliki pengesahan penggunaan
instalasi dan dipelihara serta diperiksa secara rutin.
Komponen instalasi tata udara, antara lain :
a. Tata udara jenis paket :
-

Peralatan penyegar

Refrigator

b. Instalasi tata udara jenis kamar


c. Instalasi tata udara jenis air udara
d. Suhu udara
Administrasi pengesahan; sebelum instalasi tata udara digunakan, pengurus harus
mengajukan permohonan pengesahan penggunaan kepada disnaker dengan
melampirkan :
a. Gambar konstruksi
b. Sertifikat bahan
c. Perhitungan instalasi
Laporan PKL AK3 Umum Pengawasan K3 Mekanik Pesawat Tenaga Produksi dan
Pesawat Angkat Angkut, serta Konstruksi
Page 14

d. Instalasi listrik
2.14

Dasar Hukum K3 dan Sarana Bangunan


1. Undang-Undang Dasar 1945
2. Undang-Undang No.1 Tahun 1970
3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 1/Men/1980 tentang K3 Konstruksi
Bangunan Terdiri dari : Kewajiban administrasi teknis K3 dan kewajiban teknis
K3 bagi pelaksana konstruksi/kontraktor
4. Surat Keputusan Bersama Menteri Tenaga kerja dan Menteri Pekerjaan Umum
No.Kep.174/Men/1986 dan No.104/Kpts/1986, terdiri dari :
a. Ada pengawasan fungsional dari Depnakertrans dan Departemen Pekerjaan
Umum (Kimpraswil)
b. Kewajiban setiap pengurus/pemimpin pelaksanaan pekerjaan atau bagian
pekerjaan pelaksana syarat-syarat K3
c. Pedoman pelaksanaan tentang keselamatan dan kesehatan kerja pada tempat
kegiatan konstruksi.

2.15

Alat Angkat Angkut


Alat berat adalah segala macam peralatan/pesawat mekanis termasuk attachment &
implementnya baik yang bergerak dengan tenaga sendiri (self propelled) atau ditarik
(towed-type) maupun yang diam ditempat (stationer) dan mempunyai daya lebih dari
satu kilo-watt, yang dipakai untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan Konstruksi
pertambangan, industri umum, pertanian/kehutanan dan/atau bidang-bidang pekerjaan
lainnya, sepanjang tidak merupakan alat processing langsung. Dalam pengoperasian
alat berat banyak hal dan aspek yang harus diperhatikan, mulai dari ketrampilan dan
skill operator, prosedur pengoperasian alat, aspek keselamatan kerja (K3) dan aspek
perawatan dan troubleshooting. Alat berat ini merupakan peralatan teknik yang
mengandung resiko bahaya tinggi yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan
kerja bilamana tidak ditangani secara baik dan benar. Dengan semakin meningkatnya
penggunaan alat berat (Tractor, Loader, Excavator, & ALAT BERAT) di bidang
industri dan jasa, dimana keran angkat/ALAT BERAT dapat juga menyebabkan
kecelakaan yang dapat menimbulkan kerugian baik terhadap harta maupun jiwa

Laporan PKL AK3 Umum Pengawasan K3 Mekanik Pesawat Tenaga Produksi dan
Pesawat Angkat Angkut, serta Konstruksi
Page 15

manusia, maka perlu diusahakan pencegahan. Untuk mencegah kecelakaan perlu


suatu kualifikasi dan syarat-syarat bagi operator ALAT BERAT sesuai dengan :
1. Peraturan Menteri Tenaga Kerja R.I. No. PER.05/MEN/1985 tentang pesawat
angkat dan angkut
2. Surat keputusan Dirjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan Depnakertrans
R.I No No. SKP. 003/DJPPK/PJK3-LAT/2009 tentang penunjukan Kami sebagai
Perusahaan Jasa K3 (penyedia jasa pembinaan/pelatihan sertifikasi DepnakertranS
RI).

Laporan PKL AK3 Umum Pengawasan K3 Mekanik Pesawat Tenaga Produksi dan
Pesawat Angkat Angkut, serta Konstruksi
Page 16

BAB III
METODE PENGUMPULAN DATA
2.1. Flow Chart Pengerjaan

Mulai
ulai
Pelaksanaan PKL

Identifikasi

Studi Literatur

Survey Lapangan

Pengumpulan Data

Fakta dan Masalah yang di Lapapangan

Analisa dan Pemecahan Masalah

Selesai
mulai

Gambar 3.1. Diagram Aliran Proses Pengumpulan Data


3.2

Pelaksanaan PKL
Pelaksanaan PKL dilakukan di PT. Bangun Sarana Baja dengan mengambil obyek di
PT. BSB dengan mengangkat topik Pengawasan K3 Mekanik Pesawat Tenaga
Produksi dan Pesawat Angkat Angkut, serta Konstruksi. Observasi dilakukan untuk
mengenal dan memahami obyek di PT. BSB sehingga dapat di manfaatkan untuk
bahan diskusi. Gambar 3.1 memperlihatkan urutan pelaksanaan PKL hingga laporan.

Laporan PKL AK3 Umum Pengawasan K3 Mekanik Pesawat Tenaga Produksi dan
Pesawat Angkat Angkut, serta Konstruksi
Page 17

3.3

Tahapan Identifikasi
Tahap identifikasi ditujukan untuk menetapkan tujuan dan diadakan identifikasi
mengenai permasalahan dalam tugas kunjungan industri ini.

3.4

Tahapan Pengumpulan Data


Tahap pengumpulan data merupakan tahap untuk mengumpulkan data yang
berhubungan dengan permasalahan yang didapat. Data-data tersebut dijabarkan
dibawah ini.
1. Survey lapangan
Pada tahap ini akan dilakukan pengamatan secara langsung terhadap kondisi
actual di lapangan. Pengamatan dilakukan di PT. Bangun Sarana Baja dengan
bimbingan di lapangan.
2. Studi literatur
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan teori-teori yang berhubungan dengan
Pengawasan K3 Mekanik Pesawat Tenaga Produksi dan Pesawat Angkat Angkut,
serta Konstruksi ini yang nantinya akan digunakan sebagai acuan dalam Tugas
Kunjungan Industri ini. Dalam Tugas ini teori-teori yang diangkat adalah teori
yang berhubungan dengan K3.

3.5

Tahapan Pengumpulan Data


Data yang diambil adalah data primer yaitu data yang didapatkan dari hasil tanya
jawab dengan koordinator Inspector HSE.

3.6

Tahapan Fakta dan Masalah di Lapangan


Tahap fakta dan masalah di lapangan merupakan tindak lanjut dari pengumpulan data
yang telah dilakukan, dengan melihat keadaan yang berada di PT. Bangun Sarana
Baja.

3.7

Tahapan Analisa dan Pemecahan Masalah


Tahap ini merupakan tahap akhir dalam melakukan tugas kunjungan industri dan halhal yang dilakukan adalah:
1. Analisa

Laporan PKL AK3 Umum Pengawasan K3 Mekanik Pesawat Tenaga Produksi dan
Pesawat Angkat Angkut, serta Konstruksi
Page 18

Tahap ini dilakukan analisis terhadap data-data yang telah diolah dan
dibandingkan.
2. Pemecahan Masalah
Tahap ini merupakan tahap pengambilan kesimpulan dari hasil analisis dan
pengolahan data yang telah dilakukan. Kesimpulan dari tugas ini mengacu pada
hasil dari analisa yang dilakukan.

Laporan PKL AK3 Umum Pengawasan K3 Mekanik Pesawat Tenaga Produksi dan
Pesawat Angkat Angkut, serta Konstruksi
Page 19

BAB IV
4.1.

FAKTA DAN MASALAH


Gambaran Umum Praktik Kerja Lapangan
PT. Bangun Sarana Baja terletak di Jl. Mayjen Sungkono XII / 8, Gresik (61161),
Indonesia. Perusahaan ini berdiri sejak tahun 1985 dengan luas area 16.000 m 2 oleh
Hendra Kurniawan sebagai President Director. Dengan pengalamannya lebih dari 40
tahun dalam bidang fabrikasi struktur baja, PT. Bangun Sarana Baja telah berkembang
luasnya menjadi 130.000 m2 dengan rincian luas 90.000 m2 untuk fabrikasi, 10.000 m2
untuk luas blasting dan painting, dan 30.000 m2 untuk area terbuka. Denah lokasi
praktik kerja ini dapat dilihat pada Gambar 4.1.

Gambar 4.1. Denah Lokasi Praktik Kerja Lapangan PT. Bangun Sarana Baja

Laporan PKL AK3 Umum Pengawasan K3 Mekanik Pesawat Tenaga Produksi dan
Pesawat Angkat Angkut, serta Konstruksi
Page 20

PT. Bangun Sarana Baja telah memiliki struktur organisasi departemen HSE sesuai
Gambar 4.2.

Gambar 4.2. Bagan Struktur Organisasi Departemen HSE PT. Bangun Sarana Baja
Dari Gambar 4.2. dapat dilihat bahwa organisasi departemen HSE PT. Bangun Sarana
Baja dikepalai oleh HSE Manajer yang dibantu dengan HSE SDM Training and Modul
beserta HSE Admin. Di mana pada setiap bidang HSE memiliki peran masing-masing antara
lain di bidang Health BSB, HSE Inspector, Environment. HSE Inspector membawahi
officer/project. Untuk Environment menaungi bagian office, workshop luar, dan workshop
dalam.
Sertifikasi dan kualifikasi yang telah dipenuhi PT Ecolab Indonesia site Citeureup
antara lain :
2012 ISO 9001:2008 certified
2015 OHSAS 18001:2007 certified

Laporan PKL AK3 Umum Pengawasan K3 Mekanik Pesawat Tenaga Produksi dan
Pesawat Angkat Angkut, serta Konstruksi
Page 21

4.2. Masalah
Selama melakukan peninjauan, ditemukan beberapa hal yang dapat dijadikan pertimbangan dan observasi, baik temuan positif maupun
negatif. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1. Hasil Temuan Positif dan Negatif di PT. Bangun Sarana Baja

No.
1.

Hasil Temuan

Deskripsi

TEMUAN POSITIF
Peraturan Terkait

Keterangan/Dokumentasi

Sertifikasi dari

Semua operator sudah

Peraturan Menaker No.

Berdasarkan wawancara dengan Bapak Alex, HSE

operator forklift,

mendapatkan sertifikasi

09/MEN/2010 Tentang Operator

Inspector PT. Bangun Sarana Baja.

hoist crane, dan

untuk pengoperasian

dan Petugas Pesawat Angkat

welder.

mesin-mesin tersebut.

dan Angkut Pasal 5 ayat 1

Laporan PKL AK3 Umum Pengawasan K3 Mekanik Pesawat Tenaga Produksi dan Pesawat Angkat Angkut, serta Konstruksi
Page 22

2.

Terdapat jalur

Ada petunjuk arah di jalur

Keputusan Menaker No.

evakuasi di tempat

evakuasi sehinggga

186/MEN/1999 Tentang Unit

kerja.

memudahkan apabila

Penanggulangan Kebakaran di

terjadi kebakaran.

Tempat Kerja Pasal 2 ayat 2


poin b

3.

Terdapat petunjuk

Telah ditempatkan sesuai

UU No. 1 Tahun 1970 Tentang

area kerja dan tanda

dengan area kerja atau

Keselamatan Kerja Pasal 14

peringatan hati-hati

workshop agar selamat

Poin b.

di lokasi workshop.

dalam bekerja.

Laporan PKL AK3 Umum Pengawasan K3 Mekanik Pesawat Tenaga Produksi dan Pesawat Angkat Angkut, serta Konstruksi
Page 23

4.

Area untuk gudang

Tinggi konstruksi gudang

Permen Perburuhan No.07

painting.

painting dan sirkulasi

Tahun 1964 Tentang Syarat

udara memadai, serta

Kesehatan, Kebersihan serta

pencahayaan alami

Penerangan dalam Tempat

melalui atap tembus

Kerja. Pasal 5 ayat 1

cahaya dan pintu gudang.

5.

Terdapat tanda

Sesuai dengan

Permenaker No. 04/MEN/1985

layak pakai.

standarisasi dan izin

Tentang Pesawat Tenaga dan

penggunaan alat mekanik

Produksi Pasal 135 Ayat 1

(contoh: genset).

Laporan PKL AK3 Umum Pengawasan K3 Mekanik Pesawat Tenaga Produksi dan Pesawat Angkat Angkut, serta Konstruksi
Page 24

6.

Terdapat tanda

Budaya K3 yang

UU No. 1 Tahun 1970 Tentang

wajib penggunaan

diterapkan di workshop.

Keselamatan Kerja Pasal 14

APD.

Tanda ini juga telah

Poin c.

dipasang di area yang


dapat dilihat oleh orang
yang memasuki ruang
workshop, baik tenaga
kerja maupun tamu dll.

7.

Proses loading

Truk berada pada jalur

Permenaker No. 05/MEN/1985

material pada alat

yang telah ditentukan.

Tentang Pesawat Angkat dan

angkut (truk).

Angkut Pasal 105 Poin c.

Laporan PKL AK3 Umum Pengawasan K3 Mekanik Pesawat Tenaga Produksi dan Pesawat Angkat Angkut, serta Konstruksi
Page 25

TEMUAN NEGATIF
No.
Hasil Temuan
1.

Deskripsi

Penggunaan forklift tidak

Forklift mengangkat

ideal.

material terlalu tinggi

Keterangan/Dokumentasi

yang memiliki luasan


yang terlalu lebar.

Laporan PKL AK3 Umum Pengawasan K3 Mekanik Pesawat Tenaga Produksi dan Pesawat Angkat Angkut, serta Konstruksi
Page 26

2.

3.

Terdapat lubang pada


tembok bangunan
konstruksi workshop.

Workshop tidak

Terdapat alat mekanik


tanpa penghalang.

Hanya terdapat tanda

terisolasi dengan baik.

peringatan tanpa
pelindung pengaman di
alat.

Laporan PKL AK3 Umum Pengawasan K3 Mekanik Pesawat Tenaga Produksi dan Pesawat Angkat Angkut, serta Konstruksi
Page 27

4.

5.

6.

Tenaga kerja tidak


menggunakan sarung
tangan pada saat
pengikatan material.

Dapat

membahayakan

Tenaga kerja tidak


menggunakan kacamata
pada pengoperasian las
OAW.

Dapat merusak

Wire rope pada safety


latch sudah rantas.

Dapat

tenaga kerja.

kesehatan mata tenaga


kerja.

berakibat

fatal

bila wire rope sampai


putus.

Laporan PKL AK3 Umum Pengawasan K3 Mekanik Pesawat Tenaga Produksi dan Pesawat Angkat Angkut, serta Konstruksi
Page 28

Laporan PKL AK3 Umum Pengawasan K3 Mekanik Pesawat Tenaga Produksi dan Pesawat Angkat Angkut, serta Konstruksi
Page 29

BAB V
ANALISA DAN PEMECAHAN
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di PT. Bangun Sarana Baja, terdapat beberapa temuan negatif yang telah dianalisa dan
ditemukan beberapa alternatif pemecahan masalah yang sesuai dengan Perundang-undangan Tenaga Kerja tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja. Penjelasan analisa dan pemecahan masalah dapat dilihat pada Tabel 5.1.
Tabel 5.1. Hasil Analisa dan Pemecahan Masalah di PT. Bangun Sarana Baja

TEMUAN NEGATIF
No
Kategori Temuan
1. Penggunaan forklift tidak ideal.

2.

Terdapat lubang pada tembok


bangunan konstruksi workshop.

Ketidaksesuaian

Potensi Bahaya

PeraturanTerkait
Peraturan Menaker

Saran
Melakukan

No. 05/MEN/1985

pengawasan dan

Tentang Pesawat

memonitoring

Angkat dan Angkut

kinerja operator
forklift.

Jika dibiarkan terus-

pasal 113
Peraturan Menaker

menerus, bangunan

No. 01/MEN/1980

perbaikan/reparasi

workshop akan

Tentang Keselamatan pada tembok yang

mudah retak hingga

dan Kesehatan Kerja

mengakibatkan

pada Konstruksi

keruntuhan.

Bangunan pasal 92

Forklift mengangkat

Material bisa mudah

material terlalu tinggi

jatuh dan menimpa orang

yang memiliki luasan

yang dilewati oleh

yang terlalu lebar.

forklift.

Workshop tidak terisolasi

dengan baik.

Melakukan

berlubang.

Jika tembok runtuh,

Laporan PKL AK3 Umum Pengawasan K3 Mekanik Pesawat Tenaga Produksi dan Pesawat Angkat Angkut, serta Konstruksi
Page 30

dapat
mengakibatkan
kecelakaan kerja
pada tenaga kerja.
3.

Terdapat alat mekanik tanpa


penghalang.

Hanya terdapat tanda


peringatan tanpa
pelindung pengaman di
alat.

4.

Tenaga kerja tidak menggunakan


Dapat
membahayakan
sarung tangan pada saat pengikatan
tenaga kerja.
material.

Dapat membahayakan
bagi tenaga kerja selain
operator alat mekanik
tersebut.

Tangan mudah terluka


jika tidak berhati-hati.

5.

Tenaga kerja tidak menggunakan


kacamata pada pengoperasian las
OAW.

Dapat mengganggu
kesehatan mata tenaga
kerja.

Menyebabkan iritasi
pada mata hingga
menimbulkan cidera
mata yang serius.

6.

Wire rope pada safety latch sudah


rantas.

Peraturan Menaker

Perlu dilengkapi

No. 04/MEN/1985

cover

Tentang Pesawat

pengaman/pelindung.

Tenaga dan Produksi


pasal 1 poin p
Peraturan Menaker

Dilakukan

No. 08/MEN/2010

pembinaan dan

Tentang Alat

pemberian APD.

Pelindung Diri pasal


2 ayat 1
Peraturan Menaker

Dilakukan

No. 08/MEN/2010

pembinaan dan

Tentang Alat

pemberian APD.

Pelindung Diri pasal

Dapat berakibat fatal bila Jika terputus, dapat

2 ayat 1
Peraturan Menaker

Perlu dipotong jika

wire rope sampai putus.

No. 05/MEN/1985

panjang wire rope

Tentang Pesawat

masih memenuhi

merusak
barang/material yang

Laporan PKL AK3 Umum Pengawasan K3 Mekanik Pesawat Tenaga Produksi dan Pesawat Angkat Angkut, serta Konstruksi
Page 31

diangkat/diangkut.
Dapat mengakibatkan
cidera bagi tenaga
kerja yang berada

ketentuan atau
Angkat dan Angkut
pasal 9

diganti dengan wire


rope yang baru.

dekat di bawah.

Laporan PKL AK3 Umum Pengawasan K3 Mekanik Pesawat Tenaga Produksi dan Pesawat Angkat Angkut, serta Konstruksi
Page 32

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
Dari hasil pembahasan tentang pengawasan K3 Mekanik Pesawat Tenaga Produksi dan
Pesawat Angkat Angkut, serta Konstruksi pada PT. Bangun Sarana Baja Gresik (BSB),
maka diambil kesimpulan:
1. Ditemukannya alat mekanik yang ada di Bangun Sarana Baja Gresik tidak terdapat
tanda peringatan tanpa pelindung pengaman di alat sehingga dapat membahayakan
bagi tenaga kerja. Dimana diatur olehPeraturan Menaker No. 04/MEN/1985
Tentang Pesawat Tenaga dan Produksi pasal 1 poin p.
2. Pada konstruksi bangunan di PT. Bangun Sarana Baja terdapat lubang pada tembok
bangunan konstruksi workshop dan tidak tertatanya material baja yang dapat
menggangu kelancarann proses produksi sebagaimana telah diatur dalam Perturan
Pemerintah No.1 Tahun 1980 pasal 6.
3. Alat Angkat Angkut yang ada di PT. Bangun Sarana Baja khususnya untuk Over
Head Crane Wire rope pada safety latch sudah rantas. dan akses jalan untuk forklift
sehingga forklift tidak bisa mengangkat beban secara ideal dan mengundang adanya
kecelakaan kerja. Dimana harus sesuai dengan Peraturan Menaker No.
05/MEN/1985 Tentang Pesawat Angkat dan Angkut pasal 9.

6.2 Saran

Laporan PKL AK3 Umum Pengawasan K3 Mekanik, Konstruksi, dan Angkat Angkut
Page 33

Untuk pengembangan lebih lanjut maka penulis memberikan saran yang sangat
bermanfaat dan dapat membantu membenahi Sistem Manajemen K3 di PT. Bangun
Sarana Baja Gresik (BSB) untuk masa yang akan datang, yaitu:
1.

Alat mekanik yang ada di PT. Bangun Sarana Baja Gresik (BSB) Perlu dilengkapi
cover pengaman/pelindung yg dapat mencegah resiko terjadinya kecelakaan.

2. Melakukan reparasi atau perbaikan pda gedung yang dindingnya berlubang pada
gedung PT, Bangun Sarana Baja Gresik (BSB)
3. Melakukan pengawasan dan monitoring kinerja operator forklift yang ada di PT.
Bangun Sarana Baja Gresik sehingga tidak melanggar aturan dan melakukan uji
kelayakan pakai pada wirerope.
Pada lampiran II Peraturan Pemerintah nomor 50 tahun 2012 tentang penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan kerja, sesuai dengan lampiran 8 tentang
pelaporan dan perbaikan kekurangan. membenahi terutama pada pengawasan K3
Mekanik Pesawat Tenaga Produksi dan Pesawat Angkat Angkut, serta Konstruksi agar
dapat berjalan sesuai standar yang telah ditentukan.

Laporan PKL AK3 Umum Pengawasan K3 Mekanik, Konstruksi, dan Angkat Angkut
Page 34

Anda mungkin juga menyukai