PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejalan dengan semakin cepatnya perkembangan industri, penerapan teknologi tinggi,
penggunaan bahan serta peralatan yang semakin rumit dan kompleks tidak bisa dihindari,
sehingga memerlukan tenaga kerja yang ahli dan terampil. Berkembangnya ilmu dan
teknologi dapat terlihat dalam penggunaan mesin-mesin, peralatan produksi, bahan baku
produksi ataupun bahan berbahaya yang terus meningkat dan modern.
Penerapan teknologi dan penggunaan bahan tersebut tidak selamanya selaras dengan
keahlian dan keterampilan tenaga kerja yang mengoperasikannya. Semakin kompleksnya
peralatan dan semakin canggihnya penerapan teknologi dan proses industri yang
berlangsung, maka tingkat bahaya yang ditimbulkan akan semakin tinggi, baik secara
langsung ataupun tidak langsung yang akan berdampak pada tenaga kerja dan lingkungan
sekitarnya.
Mengingat pentingnya keselamatan tenaga kerja dan lingkungannya, maka diperlukan
adanya perlindungan dan tindakan pencegahannya. Pemerintah telah menyusun peraturan
perundangan yang mengatur tentang keselamatan dan kesehatan kerja sebagai pedoman
pengurus atau pengusaha dalam melaksanakan K3 di tempat kerjanya. Sebagai calon ahli
K3 yang telah mendapatkan pelatihan tentang peraturan perundangan yang berhubungan
dengan K3 ditempat kerja diperlukan praktik langsung ke lapangan melalui kunjungan ke
perusahaan untuk mengimplementasikan ilmu yang telah di dapat.
Dalam suatu kegiatan industri, paparan dan resiko terhadap pekerja akan bahaya yang
ada di tempat kerja tersebut pasti selalu terjadi. Berbagai usaha pencegahan dan
penanggulangan terhadap kemungkinan resiko tersebut harus senantiasa diupayakan.
Salah satu bidang yang harus diupayakan adalah dalam pengawasan lingkungan kerja dan
kesehatan para pekerja. Seperti yang diamanatkan dalam Undang-undang No 1 tahun
1970 tentang faktor lingkungan kerja pada pasal 3 ayat 1 serta untuk pengawasan
kesehatan kerja pada pasal 2, pasal 3, pasal 5, pasal 8, pasal 9, pasal 11, pasal 12, dan
pasal 14. Berdasarkan hal tersebut maka diwajibkan bagi seluruh perusahaan untuk
menerapkan
Wewenang Ahli K3
Peraturan Pemerintah No. 50 th 2012 dan Permen No. 05/1996 tentang SMK3
Permenaker No. 03/1998 tentang Tata Cara Pelaporan Kecelakaan Kerja
Konstruksi Bangunan.
Surat Keputusan Bersama Mentri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan Umum
No. 104/Kpts/1986 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Tempat Kegiatan
Konstruksi.
dengan
pengamatan
secara
langsung
terhadap
Laporan PKL AK3 Umum Pengawasan K3 Mekanik Pesawat Tenaga Produksi dan
Pesawat Angkat Angkut, serta Konstruksi
Page
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengawasan K3 Mekanik Pesawat Tenaga Produksi dan Pesawat Angkat Angkut
K3 Mekanik Pesawat Tenaga Produksi dan Pesawat Angkat Angkut adalah
serangkaian kegiatan pengawasan dan semua tindakan yang dilakukan oleh pengawas
ketenagakerjaan atas pemenuhan pelaksanaan peraturan perundang-undangan terhadap
obyek pengawasan K3 Mekanik Pesawat Tenaga Produksi dan Pesawat Angkat Angkut
di tempat kerja.
2.1.1.
a. Penggerak mula
Mesin kalor, yaitu mesin yang menggunakan energi termal untuk melakukan
kerja mekanik
b. Turbin
Adalah mesin penggerak, dimana energi fluida kerja dipergunakan langsung
untuk memutar roda turbin dan biasa dibedakan 3 macam:
Turbin air
Turbin uap
Turbin gas
Roda-roda gesek
Mesin perkakas kerja gerak utama berputar, missal; mesin bor, mesin
bubut dll
Mesin perkakas kerja gerak utama lurus antara lain, mesin sekrap, mesin
tempa, mesin gergaji, dll
d. Mesin Gerinda
Penggerindaan adalah proses pemotongan logam kedalam suatu bentuk
tertentu dengan menggunakan roda gerinda padat yang dibuat dari butir-butir
batu abrasive yang diikat oleh bahan pengikat. Syarat-syarat pemasangan batu
gerinda, antara lain:
Roda gerinda yang terpasang pada poros utama mesin gerinda harus
dilengkapi dengan alat-alat perlindungan, yaitu; Kap perlindungan, Kaca
perlindungan dan penahan pahat.
e. Mesin pres
Ialah mesin yang digerakkan secara mekanis atau dengan bantuan kaki dan
tangan operator dan digunakan untuk memotong, melubangi, membentuk atau
merangkai bahan-bahan logam dan non logam. Pengamanan dapat dilakukan
antara lain dengan:
Dll
f. Tanur / dapur
Adalah merupakan dapur pembakar dan biasa ditemui di pabrik pengecoran
logam. Menurut jenisnya, adalah:
Laporan PKL AK3 Umum Pengawasan K3 Mekanik Pesawat Tenaga Produksi dan
Pesawat Angkat Angkut, serta Konstruksi
Page
Dapur baja
Dapur besi
g. Pondasi mesin
h. Pesawat angkat dan angkut
2.3
2.4
Sumber Bahaya
1. Pesawat Tenaga dan produksi
Laporan PKL AK3 Umum Pengawasan K3 Mekanik Pesawat Tenaga Produksi dan
Pesawat Angkat Angkut, serta Konstruksi
Page
Bagi berbagai mesin dan operasi dapat diadakan asas-asas keselamatan kerja
umum dan dikontrol baik sebelum atau selama operasi.
3. Konstruksi Mesin
Semua mesin harus dibuat dan dipelihara sedemikian rupa sehingga bilamana
berjalan dengan kecepatan tinggi atau lambat akan bebas dari kebisingan dan
getaran-getaran
4. Kelistrikan
Harus ada saklar listrik untuk memutuskan aliran listrik yang dapat dikunci
pada posisi putus
Laporan PKL AK3 Umum Pengawasan K3 Mekanik Pesawat Tenaga Produksi dan
Pesawat Angkat Angkut, serta Konstruksi
Page
6. Kesehatan
Resiko bahaya yang paling sering diakibatkan oleh mesin adalah; debu dan
kebisingan. Bila melebihi NAB (85 dBA), maka harus dilakukan:
Tutup mesin
7. Pengaman Mesin
Mesin terdiri dari mesin penggerak utama, mesin-mesin transmisi dan mesin kerja
yang masing-masing punya keanekaragaman. Dalam rangka usaha pencegahan
kecelakaan mesin-mesin perlu diberi pengaman. Meskipun kecelakaan akibat
mesin faktornya sangat kecil, yaitu; 15 % 25 %, tetapi tingkat keparahan dari
kecelakaan tersebut sangat tinggi.
8. Pesawat Angkat dan Angkut
a. Sumber bahaya umum :
-
Kesalahan pemakaian
Kesalahan perawatan
Bagian-bagian yang menanggung beban antara lain; pondasi, kolomkolom, chasis/kerangka, dll
Laporan PKL AK3 Umum Pengawasan K3 Mekanik Pesawat Tenaga Produksi dan
Pesawat Angkat Angkut, serta Konstruksi
Page
2.5
Pekerjaan berbahaya
2.6
Laporan PKL AK3 Umum Pengawasan K3 Mekanik Pesawat Tenaga Produksi dan
Pesawat Angkat Angkut, serta Konstruksi
Page
Konstruksi bangunan ialah kegiatan yang berhubungan dengan seluruh tahapan yang
dilakukan di tempat kerja. Sarana bangunan adalah instalasi/pesawat yang digunakan
selama proses pekerjaan konstruksi. Safety Officer adalah petugas/pekerja dari
kontraktor untuk melaksanakan K3 ditempat kerja Ahli K3 Konstruksi adalah
ahli/ekspert dari kontraktor yang ditunjuk Menaker untuk mengawasi ditaatinya
Undang-undang K3.
2.7
2.8
Perlunya pemeriksaan terhadap pipa gas, pipa air dan konduktor listrik
yang melalui area pekerjaan
Parit yang di gali pada daerah yang berpenduduk dan daerah ramai lalin
harus diberi pagar
b. Pekerjaan Pondasi
-
Menara bak muatan yang harus disediakan oleh seorang ahli dan diperiksa
setiap hari
Laporan PKL AK3 Umum Pengawasan K3 Mekanik Pesawat Tenaga Produksi dan
Pesawat Angkat Angkut, serta Konstruksi
Page 10
Bangunan konstruksi baja tidak boleh dikerjakan pada saat angina kencang
dan keadaan licin/hujan.
konstruksi
(kontraktor),
khususnya
keberadaan
wajib
lapor
e. Unit K3 proyek
f. Kompetensi personil K3
g. Jumlah pekerjaan
h. Bahan-bahan berbahaya
i. Cara kerja aman dan Prosedur Operasi Standar (SOP)
Selain itu terdapat pula akte pengawasan Ketenagakerjaan konstruksi yang
merupakan dokumen teknis K3 yang diterbitkan setelah lama proyek berjalan 6
(enam) bulan atau lebih. Akte tersebut diterbitkan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota
setempat setelah dilakukan pemeriksaan K3 oleh pengawas K3 spesialis Konstruksi
Bangunan dan wajib dipelihara / disimpan oleh pelaksana konstruksi. Akte ini terdiri
dari :
a. Data pelaksana konstruksi
b. Data proyek
c. Berita Acara Pemeriksaan
d. Kartu Pemeriksaan
e. Lembaran Pemeriksaan.
2.10 Perancah Bangunan
Adalah platform yang dibuat sementara dan digunakan sebagai penyangga untuk
tenaga kerja, bahan-bahan dan peralatan kerja. Sifat pekerjaan perancah berada pada
tempat ketinggian di atas tanah dan permukaan lantai. Potensi bahaya yang mungkin
timbul adalah; terjatuh, roboh, tertimpa jatuhan benda, terperosok. Sebelum dipakai
atau digunakan, perancah tersebut harus diperiksa/diuji oleh Pengawas Spesialis K3
Konstruksi dan memiliki pengesahan penggunaan.
2.11
Pekerjaan Plambing
Adalah suatu instalasi untuk mendistribusikan air bersih ke tempat-tempat yang
dikehendaki atau membuang air kotor dari tempat-tempat tertentu tanpa mencemarkan
bagian lain. Setiap instalasi plambing yang digunakan harus memiliki pengesahan
penggunaan instalasi dan harus dilakukan pemeriksaan dan pengujian sesuai dengan
ketentuan.
Laporan PKL AK3 Umum Pengawasan K3 Mekanik Pesawat Tenaga Produksi dan
Pesawat Angkat Angkut, serta Konstruksi
Page 12
2.12
Penanganan Bahan
Pada pekerjaan penanganan bahan banyak mengandung resiko kecelakaan kerja yang
tinggi. Pekerjaan tersebut meliputi; mengangkat, memindahkan, menggunakan dan
menyimpan bahan yang dapat menggunakan tenaga manusia atau dengan bantuan
mesin). Dengan penanganan bahan yang baik dapat dicapai penghematan waktu dan
mengurangi atau meminimalkan terjadinya kecelakaan. Jenis-jenis dan alat yang
digunakan untuk penanganan bahan adalah dengan:
1. Tenaga manusia (Manual Handling)
Pekerja harus mengetahui cara-cara mengangkat dan membawa secara tepat.
Beberapa hal yang harus diperhatikan oleh pekerja adalah; Kapasitas fisik, sifat
beban/bentuk, keadaan lingkungan kerja, latihan mengangkat/membawa material
2. Tenaga mesin (mechanical handling)
Digunakan jika beban tidak dapat diangkat secara manual karena beberapa hal,
missal; terlalu berat, terlalu besar dll. Jenis-jenis alat yang sering dipakai adalah;
Peralatan angkat, pita transport, pesawat angkut, alat angkut rel. Mekanisme
penanganan bahan yang baik dan benar akan mendatangkan manfaat sebagai
berikut :
a. Menghemat waktu
b. Mengurangi kecelakaan kerja
c. Meningkatkan produktifitas
d. Menghemat ruangar
Agar penanganan berjalan aman dan selamat, maka harus dipertimbangkan hal-hal
sebagai berikut :
a. Jelas awal mula operasinya
b. Proses pengangkatan, pengangkutan harus dilakukan tepat dan cepat
c. Segala sumber bahaya pada rute harus disingkirkan
d. Tiba pada titik akhir harus selamat
e. Bahan yang diterima harus diperiksa dahulu.
2.13
Peralatan Bangunan
Laporan PKL AK3 Umum Pengawasan K3 Mekanik Pesawat Tenaga Produksi dan
Pesawat Angkat Angkut, serta Konstruksi
Page 13
1. Lift Barang, adalah pesawat dengan peralatan yang mempunyai kereta bergerak
naik-turun mengikuti rel pemandu yang dipasang pada bangunan dan digunakan
untuk mengangkut bahan. Lift tersebut digunakan selama masa konstruksi.
2. Lift Orang, sama halnya dengan lift barang tetapi peruntukkannya adalah untuk
orang.
3. Instalasi Listrik, adalah susunan perlengkapan listrik yang bertalian satu dengan
yang lain serta memiliki cirri terkoordinasi, untuk memenuhi satu atau sejumlah
tujuan tertentu, yang mencakup Distribusi, Peralatan dan pengaman instalasi
listrik.
4. Instalasi Penyalur Petir, adalah susunan sarana penyalur petir terdiri dari
penerima, penghantar penurunan, elektroda bumi dan termasuk perlengkapan
lainnya yang berfungsi untuk menangkap muatan petir dan menyalurkannya ke
bumi. Setiap instalasi penyaur petir harus memiliki pengesahan dari Disnaker
Kab/kota.
5. Instalasi Tata Udara / Ventilasi, adalah suatu instalasi untuk mengatur penyegaran
udara. Sasaran penyegaran udara adalah agar temperature, kelembaban,
kebersihan dab distribusi udara bersih dapat dipertahankan sesuai kondisi yang
diinginkan. Instalasi tersebut juga harus memiliki pengesahan penggunaan
instalasi dan dipelihara serta diperiksa secara rutin.
Komponen instalasi tata udara, antara lain :
a. Tata udara jenis paket :
-
Peralatan penyegar
Refrigator
d. Instalasi listrik
2.14
2.15
Laporan PKL AK3 Umum Pengawasan K3 Mekanik Pesawat Tenaga Produksi dan
Pesawat Angkat Angkut, serta Konstruksi
Page 15
Laporan PKL AK3 Umum Pengawasan K3 Mekanik Pesawat Tenaga Produksi dan
Pesawat Angkat Angkut, serta Konstruksi
Page 16
BAB III
METODE PENGUMPULAN DATA
2.1. Flow Chart Pengerjaan
Mulai
ulai
Pelaksanaan PKL
Identifikasi
Studi Literatur
Survey Lapangan
Pengumpulan Data
Selesai
mulai
Pelaksanaan PKL
Pelaksanaan PKL dilakukan di PT. Bangun Sarana Baja dengan mengambil obyek di
PT. BSB dengan mengangkat topik Pengawasan K3 Mekanik Pesawat Tenaga
Produksi dan Pesawat Angkat Angkut, serta Konstruksi. Observasi dilakukan untuk
mengenal dan memahami obyek di PT. BSB sehingga dapat di manfaatkan untuk
bahan diskusi. Gambar 3.1 memperlihatkan urutan pelaksanaan PKL hingga laporan.
Laporan PKL AK3 Umum Pengawasan K3 Mekanik Pesawat Tenaga Produksi dan
Pesawat Angkat Angkut, serta Konstruksi
Page 17
3.3
Tahapan Identifikasi
Tahap identifikasi ditujukan untuk menetapkan tujuan dan diadakan identifikasi
mengenai permasalahan dalam tugas kunjungan industri ini.
3.4
3.5
3.6
3.7
Laporan PKL AK3 Umum Pengawasan K3 Mekanik Pesawat Tenaga Produksi dan
Pesawat Angkat Angkut, serta Konstruksi
Page 18
Tahap ini dilakukan analisis terhadap data-data yang telah diolah dan
dibandingkan.
2. Pemecahan Masalah
Tahap ini merupakan tahap pengambilan kesimpulan dari hasil analisis dan
pengolahan data yang telah dilakukan. Kesimpulan dari tugas ini mengacu pada
hasil dari analisa yang dilakukan.
Laporan PKL AK3 Umum Pengawasan K3 Mekanik Pesawat Tenaga Produksi dan
Pesawat Angkat Angkut, serta Konstruksi
Page 19
BAB IV
4.1.
Gambar 4.1. Denah Lokasi Praktik Kerja Lapangan PT. Bangun Sarana Baja
Laporan PKL AK3 Umum Pengawasan K3 Mekanik Pesawat Tenaga Produksi dan
Pesawat Angkat Angkut, serta Konstruksi
Page 20
PT. Bangun Sarana Baja telah memiliki struktur organisasi departemen HSE sesuai
Gambar 4.2.
Gambar 4.2. Bagan Struktur Organisasi Departemen HSE PT. Bangun Sarana Baja
Dari Gambar 4.2. dapat dilihat bahwa organisasi departemen HSE PT. Bangun Sarana
Baja dikepalai oleh HSE Manajer yang dibantu dengan HSE SDM Training and Modul
beserta HSE Admin. Di mana pada setiap bidang HSE memiliki peran masing-masing antara
lain di bidang Health BSB, HSE Inspector, Environment. HSE Inspector membawahi
officer/project. Untuk Environment menaungi bagian office, workshop luar, dan workshop
dalam.
Sertifikasi dan kualifikasi yang telah dipenuhi PT Ecolab Indonesia site Citeureup
antara lain :
2012 ISO 9001:2008 certified
2015 OHSAS 18001:2007 certified
Laporan PKL AK3 Umum Pengawasan K3 Mekanik Pesawat Tenaga Produksi dan
Pesawat Angkat Angkut, serta Konstruksi
Page 21
4.2. Masalah
Selama melakukan peninjauan, ditemukan beberapa hal yang dapat dijadikan pertimbangan dan observasi, baik temuan positif maupun
negatif. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1. Hasil Temuan Positif dan Negatif di PT. Bangun Sarana Baja
No.
1.
Hasil Temuan
Deskripsi
TEMUAN POSITIF
Peraturan Terkait
Keterangan/Dokumentasi
Sertifikasi dari
operator forklift,
mendapatkan sertifikasi
untuk pengoperasian
welder.
mesin-mesin tersebut.
Laporan PKL AK3 Umum Pengawasan K3 Mekanik Pesawat Tenaga Produksi dan Pesawat Angkat Angkut, serta Konstruksi
Page 22
2.
Terdapat jalur
evakuasi di tempat
evakuasi sehinggga
kerja.
memudahkan apabila
Penanggulangan Kebakaran di
terjadi kebakaran.
3.
Terdapat petunjuk
peringatan hati-hati
Poin b.
di lokasi workshop.
dalam bekerja.
Laporan PKL AK3 Umum Pengawasan K3 Mekanik Pesawat Tenaga Produksi dan Pesawat Angkat Angkut, serta Konstruksi
Page 23
4.
painting.
pencahayaan alami
5.
Terdapat tanda
Sesuai dengan
layak pakai.
(contoh: genset).
Laporan PKL AK3 Umum Pengawasan K3 Mekanik Pesawat Tenaga Produksi dan Pesawat Angkat Angkut, serta Konstruksi
Page 24
6.
Terdapat tanda
Budaya K3 yang
wajib penggunaan
diterapkan di workshop.
APD.
Poin c.
7.
Proses loading
angkut (truk).
Laporan PKL AK3 Umum Pengawasan K3 Mekanik Pesawat Tenaga Produksi dan Pesawat Angkat Angkut, serta Konstruksi
Page 25
TEMUAN NEGATIF
No.
Hasil Temuan
1.
Deskripsi
Forklift mengangkat
ideal.
Keterangan/Dokumentasi
Laporan PKL AK3 Umum Pengawasan K3 Mekanik Pesawat Tenaga Produksi dan Pesawat Angkat Angkut, serta Konstruksi
Page 26
2.
3.
Workshop tidak
peringatan tanpa
pelindung pengaman di
alat.
Laporan PKL AK3 Umum Pengawasan K3 Mekanik Pesawat Tenaga Produksi dan Pesawat Angkat Angkut, serta Konstruksi
Page 27
4.
5.
6.
Dapat
membahayakan
Dapat merusak
Dapat
tenaga kerja.
berakibat
fatal
Laporan PKL AK3 Umum Pengawasan K3 Mekanik Pesawat Tenaga Produksi dan Pesawat Angkat Angkut, serta Konstruksi
Page 28
Laporan PKL AK3 Umum Pengawasan K3 Mekanik Pesawat Tenaga Produksi dan Pesawat Angkat Angkut, serta Konstruksi
Page 29
BAB V
ANALISA DAN PEMECAHAN
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di PT. Bangun Sarana Baja, terdapat beberapa temuan negatif yang telah dianalisa dan
ditemukan beberapa alternatif pemecahan masalah yang sesuai dengan Perundang-undangan Tenaga Kerja tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja. Penjelasan analisa dan pemecahan masalah dapat dilihat pada Tabel 5.1.
Tabel 5.1. Hasil Analisa dan Pemecahan Masalah di PT. Bangun Sarana Baja
TEMUAN NEGATIF
No
Kategori Temuan
1. Penggunaan forklift tidak ideal.
2.
Ketidaksesuaian
Potensi Bahaya
PeraturanTerkait
Peraturan Menaker
Saran
Melakukan
No. 05/MEN/1985
pengawasan dan
Tentang Pesawat
memonitoring
kinerja operator
forklift.
pasal 113
Peraturan Menaker
menerus, bangunan
No. 01/MEN/1980
perbaikan/reparasi
workshop akan
mengakibatkan
pada Konstruksi
keruntuhan.
Bangunan pasal 92
Forklift mengangkat
forklift.
dengan baik.
Melakukan
berlubang.
Laporan PKL AK3 Umum Pengawasan K3 Mekanik Pesawat Tenaga Produksi dan Pesawat Angkat Angkut, serta Konstruksi
Page 30
dapat
mengakibatkan
kecelakaan kerja
pada tenaga kerja.
3.
4.
Dapat membahayakan
bagi tenaga kerja selain
operator alat mekanik
tersebut.
5.
Dapat mengganggu
kesehatan mata tenaga
kerja.
Menyebabkan iritasi
pada mata hingga
menimbulkan cidera
mata yang serius.
6.
Peraturan Menaker
Perlu dilengkapi
No. 04/MEN/1985
cover
Tentang Pesawat
pengaman/pelindung.
Dilakukan
No. 08/MEN/2010
pembinaan dan
Tentang Alat
pemberian APD.
Dilakukan
No. 08/MEN/2010
pembinaan dan
Tentang Alat
pemberian APD.
2 ayat 1
Peraturan Menaker
No. 05/MEN/1985
Tentang Pesawat
masih memenuhi
merusak
barang/material yang
Laporan PKL AK3 Umum Pengawasan K3 Mekanik Pesawat Tenaga Produksi dan Pesawat Angkat Angkut, serta Konstruksi
Page 31
diangkat/diangkut.
Dapat mengakibatkan
cidera bagi tenaga
kerja yang berada
ketentuan atau
Angkat dan Angkut
pasal 9
dekat di bawah.
Laporan PKL AK3 Umum Pengawasan K3 Mekanik Pesawat Tenaga Produksi dan Pesawat Angkat Angkut, serta Konstruksi
Page 32
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Dari hasil pembahasan tentang pengawasan K3 Mekanik Pesawat Tenaga Produksi dan
Pesawat Angkat Angkut, serta Konstruksi pada PT. Bangun Sarana Baja Gresik (BSB),
maka diambil kesimpulan:
1. Ditemukannya alat mekanik yang ada di Bangun Sarana Baja Gresik tidak terdapat
tanda peringatan tanpa pelindung pengaman di alat sehingga dapat membahayakan
bagi tenaga kerja. Dimana diatur olehPeraturan Menaker No. 04/MEN/1985
Tentang Pesawat Tenaga dan Produksi pasal 1 poin p.
2. Pada konstruksi bangunan di PT. Bangun Sarana Baja terdapat lubang pada tembok
bangunan konstruksi workshop dan tidak tertatanya material baja yang dapat
menggangu kelancarann proses produksi sebagaimana telah diatur dalam Perturan
Pemerintah No.1 Tahun 1980 pasal 6.
3. Alat Angkat Angkut yang ada di PT. Bangun Sarana Baja khususnya untuk Over
Head Crane Wire rope pada safety latch sudah rantas. dan akses jalan untuk forklift
sehingga forklift tidak bisa mengangkat beban secara ideal dan mengundang adanya
kecelakaan kerja. Dimana harus sesuai dengan Peraturan Menaker No.
05/MEN/1985 Tentang Pesawat Angkat dan Angkut pasal 9.
6.2 Saran
Laporan PKL AK3 Umum Pengawasan K3 Mekanik, Konstruksi, dan Angkat Angkut
Page 33
Untuk pengembangan lebih lanjut maka penulis memberikan saran yang sangat
bermanfaat dan dapat membantu membenahi Sistem Manajemen K3 di PT. Bangun
Sarana Baja Gresik (BSB) untuk masa yang akan datang, yaitu:
1.
Alat mekanik yang ada di PT. Bangun Sarana Baja Gresik (BSB) Perlu dilengkapi
cover pengaman/pelindung yg dapat mencegah resiko terjadinya kecelakaan.
2. Melakukan reparasi atau perbaikan pda gedung yang dindingnya berlubang pada
gedung PT, Bangun Sarana Baja Gresik (BSB)
3. Melakukan pengawasan dan monitoring kinerja operator forklift yang ada di PT.
Bangun Sarana Baja Gresik sehingga tidak melanggar aturan dan melakukan uji
kelayakan pakai pada wirerope.
Pada lampiran II Peraturan Pemerintah nomor 50 tahun 2012 tentang penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan kerja, sesuai dengan lampiran 8 tentang
pelaporan dan perbaikan kekurangan. membenahi terutama pada pengawasan K3
Mekanik Pesawat Tenaga Produksi dan Pesawat Angkat Angkut, serta Konstruksi agar
dapat berjalan sesuai standar yang telah ditentukan.
Laporan PKL AK3 Umum Pengawasan K3 Mekanik, Konstruksi, dan Angkat Angkut
Page 34