Anda di halaman 1dari 28

K3 PESTISIDA

(Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI


No. 03/Men/1986)
Pendahuluan
 Komisi Pestisida beranggotakan wakil dari berbagai instansi
terkait serta perguruan tinggi, yaitu wakil dari Departemen
Pertanian, Departemen Kesehatan, Departemen Perindustrian
dan Perdagangan, Departemen Kehutanan, Departemen
Kelautan dan Perikanan, Departemen Tenaga Kerja, Menteri
Negara Lingkungan Hidup, Badan POM, Institut Pertanian Bogor
dan Universitas Gadjah Mada.
 Pengawasan :
 Pengawas Ketenagakerjaan : Setiap orang atau pengusaha
yang mengedarkan, menyimpan atau menggunakan pestisida
wajib memberikan kesempatan kepada pengawas K3 yang
ditunjuk Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi sesuai dengan
UU No. 1 Tahun 1970
 Pengawas Pestisida : Berasal dari anggota Komisi Pestisida
diberi wewenang oleh Menteri Pertanian berdasarkan PP No. 7
tahun 1973.
DASAR-DASAR K3 PESTISIDA
Pestisida adalah semua zat kimia dan bahan lain serta jasad renik dan
virus yang digunakan untuk :

 Memberantas atau mencegah hama-hama dan penyakit yang


merusak tanaman, bagian-bagian tanaman atau hasil-hasil pertanian
 Memberantas rerumputan
 Mematikan daun dan mencegah pertumbuhan yang tidak diinginkan
 Mengatur atau merangsang pertumbuhan tanaman atau bagian-
bagian tanaman tidak termasuk pupuk
 Memberantas atau mencegah hama-hama luar pada hewan-hewan
piaraan dan ternak
 Memberantas atau mencegah hama-hama air,
 Memberantas atau mencegah binatang-binatang dan jasad renik
dalam rumah tangga, bangunan dan dalam alat-alat pengangkutan
 Memberantas atau mencegah binatang-binatang yang dapat
menyebabkan penyakit pada manusia atau binatang yang perlu
dilindungi dengan penggunaan pada tanaman, tanah atau air.
Jenis dan Klasifikasi Pestisida
Sasaran
 Berdasarkan
sasaran Insektisida Serangga

penggunaan Akarisida Tungau

Nematisida Nematoda

Moluscisida Siput

Herbisida Tanaman pengganggu

Fungisida Cendawan

Bakterisida Bakteri

Rodentisida Binatang pengerat

Antibiotika Kuman-kuman, dsb


Jenis dan Klasifikasi Pestisida
 Berdasarkan jalan masuk
 Kulit
 Mulut, dan
 Paru-paru
 Bentuknya
 Cairan yang dapat diemulsikan (EC)
 Cairan yang larut dalam air (WSC)
 Larutan
 Debu
 Bubuk yang dapat disuspensikan
 Bubuk yang dapat larut dalam air
 Pellet
 Tablet
 Butiran
 Kristal
 Aerosol
 Gas cair
Jenis dan Klasifikasi Pestisida
 Struktur kimia
 Organo chlor
 Organo phospat
 Paraquat
 Dan lain-lain

 Daya racun (toksisitas) atau Tingkat


toksisitas berdasarkan LD 50 dan LC 50
Jenis dan Klasifikasi Pestisida
 Berdasarkan tingkat bahaya
 Berdasarkan sifat fisik dan kimia pestisida dan tingkat bahaya
pestisida, pestisida dapat diklasifikasikan menjadi 2 (dua)
kelompok yaitu:
1. Pestisida yang dapat didaftarkan; dan
2. Pestisida yang dilarang
 Kriteria pestisida yang dilarang sesuai ketentuan internasional
adalah pestisida yang termasuk ke dalam ketegori:
 Formulasi pestisida termasuk kelas la, artinya sangat
berbahaya sekali dan Ib artinya berbahaya sekali menurut
klasifikasi WHO;
 Mempunyai LC50 inhalasi formulasi lebih kecil dari 0,05 mg/l
selama 4 jam periode pemaparan;
 Mempunyai indikasi karsinogenik, onkogenik, teratogenik, dan
mutagenik.
Jenis dan Klasifikasi Pestisida
 Berdasarkan cara penggunaan
Berdasarkan cara penggunaannya, pestisida dapat
diklasifikasikan ke dalam 2 (dua) kelompok yaitu:
1. Pestisida untuk penggunaan umum; dan
2. Pestisida untuk penggunaan terbatas
Jenis perijinan Pestisida
A. Izin Percobaan
 Izin Percobaan diberikan dengan maksud agar pemohon dapat membuktikan kebenaran atas klaim produk yang akan
didaftarkannya, yaitu klaim yang berkaitan dengan mutu, efikasi dan toksisitas pestisida.
 Izin Percobaan diberikan untuk jangka waktu 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang 2 (dua) kali masing-masing untuk jangka
waktu satu tahun.

B. Izin Sementara
 Izin Sementara pestisida diberikan dengan maksud agar pemohon pendaftaran dapat melengkapi data dan informasi sesuai
dengan persyaratan teknis dan administrasi yang telah ditetapkan.
 Pestisida yang telah memperoleh Izin Sementara dapat diproduksi/diedarkan atau digunakan dalam jumlah yang terbatas
dan ditetapkan dengan Keputusan Menteri Pertanian.
 Izin Sementara berlaku selama 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang 3 (tiga) kali, masing-masing untuk jangka waktu satu
tahun.

C. Izin Tetap
 Izin Tetap pestisida diberikan kepada pemohon yang telah memenuhi seluruh persyaratan baik teknis maupun administrasi.
 Pestisida yang telah memperoleh Izin Tetap dapat digunakan/diedarkan secara komersial dengan jumlah yang tidak terbatas
dan ditetapkan dengan Keputusan Menteri Pertanian.
 Izin Tetap berlaku salama 5 (lima) tahun.
 Pestisida yang telah memperoleh Izin Sementara maupun Izin Tetap namun apabila diketahui menimbulkan dampak negatif
terhadap kesehatan manusia dan lingkungan hidup, maka Menteri Pertanian dapat mencabut status izin pestisida tersebut.

 Berdasarkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1973,


maka sebelum ijin dari Menteri Pertanian dikeluarkan, harus terlebih
dahulu mendapatkan rekomendasi keselamatan dan kesehatan
kerja dari Menteri Tenaga Kerja.
DIAGRAM TATACARA PENDAFTARAN PESTISIDA

Pengajuan permohonan izin dengan dilampiri persyaratan administrasi kepada


Dokumen
Dokumen permohonan
permohonan
PEMOHON pendaftaran
pendaftaran
Menteri
Menteri Pertanian
Pertanian melalui
melalui Kepala
Kepala Pusat
Pusat Perlindungan
Perlindungan Varietas
Varietas
Tanaman dan Perizinan Pertanian
Tanaman dan Perizinan Pertanian Evaluasi administrasi oleh Kepala Pusat selambat-lambatnya 3
hari

DITERIMA selanjutnya disampaikan kepada DITOLAK


DITOLAK
Dirjen dengan form model I Pemberitahuan
Pemberitahuan tertulis
tertulis Dengan
Dengan
form
form model
model IIII
EVALUASI
EVALUASI teknis
teknis oleh
oleh Dirjen
Dirjen
Izin percobaan disampaikan ke pemohon melalui Kepala
Diterima dan dikeluarkan izin percobaan oleh Dirjen a.n Menteri Pusat
Pertanian
Pemohon
Pemohon menyerahkan
menyerahkan sempel
sempel ke
ke Dirjen
Dirjen melalui
melalui Kepala
Kepala
Pusat
Pusat untuk
untuk UJI
UJI MUTU
MUTU oleh
oleh Lembaga
Lembaga Uji
Uji yang
yang ditunjuk
ditunjuk

Hasi Uji Mutu dari Kepala Pusat diserahkan ke Dirjen


untuk dievaluasi selambat-lambatnya 3 hari

SESUAI,
SESUAI, sampel
sampel DISEGEL
DISEGEL oleh
oleh Dirjen
Dirjen TIDAK
TIDAK SESUAI,
SESUAI, diminta
diminta uji
uji ulang
ulang dengan
dengan
pemberitahuan
pemberitahuan tertulis
tertulis oleh
oleh Dirjen
Dirjen melalui
melalui
Kepala
Kepala Pusat
Pusat dengan
dengan form
form model
model III
III
Pengujian

LEMBAGA PENGUJIAN EFIKASI DAN Hasil


Hasil Uji
Uji EVALUASI oleh Tim Teknis, selanjutnya dibahas oleh
TOKSISITAS KOMPES

DITERIMAKEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN (IZIN DITUNDA


DITOLAK
SEMENTARA/TETAP) selambat-lambatnya 90 hari kerja. Apabila Pemberitahuan tertulis oleh Dirjen melalui Kepala Pusat
> 90 hari kerja belum ada Keputusan ditetapkan oleh Dirjen a.n dengan form model IV, diminta melengkapi data selambat- Pemberitahuan tertulis oleh Dirjen
melalui Kepala Pusat dengan form
Menteri Pertanian lambatnya 7 Hari Kerja
model IV

Keputusan Menteri Pertanian tentang PENDAFTARAN dan IZIN PESTISIDA di sampaikan


kepada pemohon melalui Kepala Pusat
KETERANGAN YANG WAJIB DICANTUMKAN
PADA LABEL KEMASAN PESTISIDA

1. Nama dagang formula;


2. Jenis pestisida;
3. Nama dan kadar bahan aktif;
4. Isi atau berat bersih dalam kemasan;
5. Peringatan keamanan;
6. Klasifikasi dan simbol bahaya;
7. Petunjuk keamanan;
8. Gejala keracunan;
9. Pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K);
10. Perawatan medis;
11. Petunjuk penyimpanan;
12. Petunjuk penggunaan;
13. Piktogram;
14. Nomor pendaftaran;
15. Nama dan alamat serta nomor telepon pemegang nomor pendaftaran;
16. Nomor produksi, bulan dan tahun produksi (batch number) serta bulan dan
tahun daluwarsa;
17. Petunjuk pemusnahan.
CONTOH LABEL PESTISIDA
KLASIFIKASI DAN SIMBOL
BAHAYA PESTISIDA
Kelas bahaya
Pernyataan bahaya Warna Simbol bahaya Simbol Kata
Ia
Sangat berbahaya
sekali Sangat beracun Cokelat tua

sangat beracun
Ib
Berbahaya sekali
Beracun Merah tua

beracun
II
Berbahaya
Berbahaya Kuning tua

berbahaya
III
Cukup berbahaya
Perhatian Biru muda

Perhatian
IV
Tidak berbahaya Hijau
pada penggunaan
normal
Syarat-syarat Keselamatan dan Kesehatan di Tempat
Kerja yang mengelola Pestisida
( Permenakertrans No. Per.03/Men/1986 )
Tenaga Kerja ( Pasal 2)

 Berumur lebih dari 18 tahun.


 Telah menjalani pemeriksaan kesehatan
 Telah mendapat penjelasan tentang cara pengelolaan pestisida serta
latihan P3K .
 Tidak boleh mengalami paparan lebih dari 5 jam sehari dan 30 jam
seminggu
 Memakai alat pelindung diri yang sesuai.
 Menjaga kebersihan badan, pakaian, alat pelindung diri, perlengkapan
kerja, tempat kerja .
 Dalam penyemprotan tidak boleh menggunakan pestisida dalam bentuk
debu.
 Tidak dalam keadaan mabuk atau kekurangan lain, fisik maupun mental .
 Tenaga kerja yang luka atau mempunyai penyakit kulit dilarang bekerja ,
kecuali bila dilakukan tindakan perlindungan.
 Dilarang bekerja bagi wanita hamil atau menyusui
……………..lanjutan………….

- Tanda - tanda peringatan (Pasal 3)


- Sanitasi dan kebersihan (Pasal 4)
- Nilai Ambang Batas (NAB) dan Pengendalian Bahaya (Pasal 5)
- Fasilitas Pelayanan Kesehatan Kerja (Pasal 6)
- Pemeriksaan Kesehatan Kerja (Pasal 7)
- Syarat - syarat penyimpanan (Pasal 8)
- Syarat - syarat pengangkutan (Pasal 9)
- Wadah (Pasal 10)
- Peralatan dan Alat Pelindung Diri (Pasal 11)
- Pencampuran dan penggunaan dalam ruang tertutup (Pasal 12)
- Limbah dan Pemusnahan (Pasal 13,14)
- Kewajiban pengurus (Pasal 15)
Tanda-tanda peringatan ( Pasal 3 )

 Pada tempat kerja harus di pasang tanda


peringatan, seperti AWAS BAHAN MUDAH
MELEDAK “; “AWAS BAHAN BERACUN “ dsb.

 Pada tempat kerja harus di pasang gambar alat


pelindung diri yang wajib dipakai.
Sanitasi dan kebersihan ( Pasal 4 )

 Tempat kerja harus di


jaga kebersihannya dan
bebas dari ceceran
bahan pestisida atau
bahan kimia lain.
Nilai Ambang Batas (NAB)
dan Pengendalian Bahaya ( Pasal 5)

a. Kadar pestisida di tempat kerja tidak boleh melebihi


nilai ambang batas yang di tentukan. NAB faktor
kimia dapat di lihat di Permenakertrans No. 05
tahun 2018 tentang lingkungn kerja.
b. Tempat yang mengelola pestisida harus di pasang
alat pengendali bahaya dan alat deteksi, ventilasi
dan instalasi pemadam kebakaran.
c. Setiap bahan harus di beri kode secara jelas
sehingga mudah di bedakan dengan bahan-bahan
yang lain.
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Kerja
( Pasal 6 )

a. Tempat dimana dikelola pestisida harus menyediakan


fasilitas pelayanan kesehatan.
b. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja merupakan
upaya dalam rangka perlindungan tenaga kerja terhadap
gangguan kesehatan yang timbul dari pekerjaan atau
lingkungan kerja, meningkatkan kesehatan badan, kondisi
mental (rohani) dan kemampuan fisik.
c. Pelayanan kesehatan kerja yang baik akan meningkatkan
derajat kesehatan tenaga kerja yang merupakan salah
satu faktor meningkatkan produktivitas kerja melalui
upaya-upaya kesehatan promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif.
d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per. 03/Men/1982
tentang Pelayanan Kesehatan Kerja yang menyatakan
bahwa perusahaan wajib melaksanakan pelayanan
kesehatan kerja dan melaporkan hasil-hasilnya.
Pemeriksaan Kesehatan Kerja ( Pasal 7 )

a. Tenaga kerja harus mendapatkan pemeriksaan


kesehatan berkala 1 kali dalam setahun dan
pemeriksaan khusus sekurang-kurangnya satu kali
dalam enam bulan. Jenis pemeriksaan mengacu
pada Permenakertrans No. 02/Men/1980 berupa
pemeriksaan fisik lengkap, kesegaran jasmani,
rontgen paru-paru (bilamana mungkin) dan
laboratorium rutin, serta pemeriksaan lain yang
dianggap perlu.

b. Pemeriksaan khusus dilakukan sesuai dengan


jenis pestisida yang di gunakan. Pemeriksaan
khusus ini antara lain dengan metode-metode
biological monitoring, antara lain pemeriksaan
darah, urine dll.
Syarat –syarat penyimpanan ( Pasal 8 )

a. Lokasi gudang harus terpisah dari aktivitas umum dan tidak


terkena banjir dan lantai gudang harus miring.
b. Dinding dan lantai gudang harus kuat dan mudah di bersihkan.
c. Pintu ditutup rapat dan di beri tanda peringatan atau dengan tulisan
atau gambar.
d. Selalu di kunci apabila tidak ada kegiatan.
e. Tidak boleh disimpan bersama-sama dengan bahan-bahan lain.
f. Mempunyai ventilasi, penerangan yang cukup dan suhu
memenuhi ketentuan yang berlaku.
g. Dilengkapi dengan alat pemadam kebakaran. APAR ( Alat
pemadam api ringan ) harus tersedia pada jarak 15 meter.
h. Perhatikan dan patuhi ketentuan yang tertulis dalam Lembar
Keselamatan Bahan ( SDS ).
Syarat-syarat pengangkutan ( Pasal 9 )

cegah agar tidak terjadi tumpahan atau


percikan dan di awasi seorang petugas sesuai
dengan Peraturan Perundang-undangan yang
berlaku. Dalam Kepmenaker No. 187/Men/1999
menyatakan bahwa perusahaan yang mempunyai potensi
bahaya kimia wajib mempekerjakan petugas K3 Kimia dan
Ahli K3 Kimia.
Wadah ( Pasal 10 )
a. Wadah pestisida harus kuat tidak mudah pecah,
bocor, robek atau bereaksi dengan isinya dan
selalu dalam keadaan tertutup rapat. Tidak ada
ketentuan jenis wadahnya, namun harus
disesuaikan dengan jenis bahan dan bahaya
pestisida.
b. Harus di beri label yang sesuai.
c. Wadah yang kosong harus segera di musnahkan
atau dibersihkan dengan cara yang aman sesuai
dengan bentuk dan sifat pestisida.
ClickTransport pictograms
to edit Master title style
• Click to edit Master text styles
4

– Second level
• Third level
– Fourth level
» Fifth 4level 5 .1
4

‹date/time› ‹footer› ‹#›


U N IT E D N A T IO N S
Peralatan dan Alat Pelindung Diri ( Pasal 11 )

a. Semua peralatan harus sesuai dengan syarat-syarat K3.


b. Semua peralatan yang akan di perbaiki harus dibersihkan
pada tempat khusus.
c. Tenaga kerja harus menggunakan alat pelindung diri.
Alat Pelindung Diri (APD) adalah seperangkat alat yang digunakan
oleh tenaga kerja untuk melindungi seluruh/sebagian tubuhnya
terhadap kemungkinan adanya potensi bahaya/kecelakaan
kerja.
Secara teknis APD tidaklah secara sempurna dapat melindungi
tubuh tetapi akan dapat mengurangi tingkat keparahan
kecelakaan yang terjadi. Dengan kata lain, meskipun telah
menggunakan alat pelindung diri, upaya pencegahan
kecelakaan kerja secara teknis adalah yang paling utama.
Pencampuran dan penggunaan
dalam ruang tertutup ( Pasal 12).

a. Peralatan untuk mengolah pestisida tidak boleh di


gunakan untuk keperluan lain dan di beri tanda
yang jelas.
b. Persiapan dan pencampuran harus dilakukan
sedemikian sehingga mencegah terjadinya
kontaminasi dengan tenaga kerja.
c. Petugas atau pengawas tidak boleh meninggalkan
tempat selama kegiatan persiapan dan
pencampuran.
d. Jika pestisida digunakan di ruang tertutup , maka
setelah selesai penyemprotan, ruang harus diberi
tanda “ dilarang masuk tanpa alat pelindung diri”
untuk jangka waktu tertentu.
Limbah dan Pemusnahan ( Pasal 13,14 )

a.Air limbah yang akan di buang harus


memenuhi nilai baku mutu lingkungan

b.Dilakukan pengawasan terus menerus


untuk mengetahui mutu air buangan.

c.Pemusnahan pestisida atau wadah


harus dengan cara yang tidak
membahayakan tenaga kerja dan
lingkungan.
Kewajiban pengurus ( Pasal 15 )

a. Menyediakan fasilitas perawatan dan pencucian


dan penyimpanan : pakaian dan alat pelindung diri.
b. Menyediakan air, sabun, handuk dan tempat mandi
c. Menyediakan fasilitas makan dan minum
d. Membuat prosedur dan unit penanggulangan
keadaan darurat.
Sangsi ( Pasal 17 )
Sesuai dengan UU No. 1 tahun 1970, kurungan 3
bulan atau denda seratus ribu rupiah.

Anda mungkin juga menyukai