Anda di halaman 1dari 55

PENGENDALIAN BAHAN KIMIA

BERBAHAYA
DI TEMPAT KERJA
(Kep.Men. Tenaga Kerja No. KEP.187/MEN/1999)
PENGENDALIAN BAHAN KIMIA BERBAHAYA
DI TEMPAT KERJA
Kepmenaker No. KEP.187/MEN/1999

Latar belakang:
Kegiatan industri yang mengolah, menyimpan,
mengedarkan, mengangkut dan mempergunakan
bahan-bahan kimia berbahaya akan terus meningkat
sejalan dengan perkembangan pembangunan sehingga
berpotensi untuk menimbulkan bahaya besar bagi
industri, tenaga kerja, lingkungan maupun sumberdaya
lainnya.
Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya Dan
Limbah Industri

 Konvensi ILO No. 174 tentang Pengendalian Bahaya


Besar (Major Hazard Control)
 Kepmennaker No. Kep. 187/Men/1999 tentang
Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya
 Kasus Petro Widada
 SE. Mennakertrans No. SE. 140/Men/PPK-KK/II/2004
tentang Pemenuhan Kewajiban Syarat-syarat
Keselamatan dan Kesehatan kerja di Industri Kimia
Dengan Potensi Bahaya Besar (Major Hazard
Instalation)
 Kasus Pencemaran Lingkungan di Teluk Buyat
DEFINISI ( Pasal 1)
 Bahan Kimia Berbahaya
Bahan kimia dalam bentuk tunggal atau campuran yang
berdasarkan sifat kimia atau fisika dan atau toksikologi
berbahaya terhadap tenaga kerja, instalasi dan lingkungan.

 Nilai Ambang Kuantitas (NAK)


Standar kuantitas bahan kimia berbahaya untuk menetapkan
potensi bahaya bahan kimia di tempat kerja.

 Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya


Upaya yang dilakukan untuk mencegah dan atau mengurangi
risiko akibat penggunaan bahan kimia berbahaya di tempat kerja
terhadap tenaga kerja, alat-alat kerja dan lingkungan.
DEFINISI ( Pasal 1)
 Lethal Dose 50 (LD50)
Dosis yang menyebabkan kematian pada 50% binatang
percobaan.
 Lethal Concentration 50 (LC50)
Konsentrasi yang menyebabkan kematian pada 50% binatang
percobaan.
 Pengusaha
1. Orang, perseorangan, persekutuan atau badan hukum yang menjalankan
suatu perusahaan milik sendiri;
2. Orang, perseorangan, persekutuan atau badan hukum yang secara berdiri
sendiri menjalankan perusahaan bukan miliknya;
3. Orang, perseorangan, persekutuan atau badan hukum yang berada di
Indonesia mewakili perusahaan sebagaimana dimaksud dalam angka 1 dan
angka 2 yang berkedudukan di luar wilayah Indonesia.
DEFINISI ( Pasal 1)
 Pengurus
orang yang ditunjuk untuk memimpin langsung suatu kegiatan
kerja atau bagiannya yang berdiri sendiri.

 Tenaga kerja
setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan baik di dalam
maupun di luar hubungan kerja, guna menghasilkan jasa atau
barang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Dan Definisi Lain Lain


Pengusaha/Pengurus yang :
• Menggunakan
• Menyimpan
• Memakai  Lengkapi dengan:
• Memproduksi • LDKB
• Mengangkut bahan kimia • Label
berbahaya, wajib melakukan  Petugas K3 Kimia
pengendalian bahan kimia dan Ahli K3 Kimia
berbahaya untuk mencegah (Pasal 3)
terjadinya kecelakaan kerja
dan penyakit akibat kerja.
(Pasal 2)

LDKB dan Label di letakan di tempat yang mudah diketahui


oleh Tenaga Kerja dan Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan
(Pasal 6)
Lembar Data Keselamatan Bahan
(LDKB) berisikan keterangan ( Pasal 4) :
a) Identitas Bahan dan Perusahaan
i) Sifat Fisika dan Kimia
b) Komposisi Bahan j) Stabilitas dan Reaktifitas Bahan
c) Identifikasi Bahaya k) Informasi Toksikologi
d) Tindakan P3K l) Informasi Ekologi
e) Tindakan Penanggulangan m) Pembuangan Limbah
Kebakaran n) Pengangkutan Bahan
o) Informasi Perat.Peruu yang
f) Tindakan Mengatasi Kebocoran & berlaku
Tumpahan p) Informasi Lain yang Diperlukan.
g) Penyimpanan & Penanganan
Bahan
h) Pengendalian Pemajanan & APD
Format di Lampiran 1
LABEL ( Pasal 5 )
berisikan tentang :

a) Nama produk g) Instruksi Kebakaran


b) Identifikasi Bahaya h) Instruksi Tumpahan atau
c) Tanda Bahaya dan Artinya Bocoran
d) Uraian Risiko dan i) Instruksi Pengisian dan
Penanggulangannya Penyimpanan
e) Tindakan Pencegahan j) Referensi
f) Instruksi apabila Terkena k) Nama, Alamat dan No.
atau Terpapar Telp. Pabrik Pembuat atau
Distributor
PENEMPATAN ( Pasal 6) :
Lembar Data Keselamatan Bahan (LDKB) & Label

 Ditempatkan pada tempat yang mudah diketahui


oleh :
 Tenaga Kerja
 Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan
Alur Proses Penetapan Perusahaan Potensi Bahaya Besar
IDENTIFIKASI DAN LAPORAN ( Pasal 7
(1) )
• Nama Bahan
• Sifat Bahan
• Kuantitas Bahan
Formulir Laporan Seperti Lamp. II
Kepmenaker No.187/1999

Pemeriksaan oleh Dinas Tenaga Kerja


Kabupaten/ Kota/Propinsi ( Pasal 7(2) )
Administratif
Lapangan

Dinas Tenaga Kerja menetapkan potensi


bahaya suatu perusahaan berdasarkan NAK
(Pasal 8 )
Pasal 13 , Pasal 14

Potensi Bahaya Besar Potensi Bahaya Menengah


Psl. 15(1) Psl.15(2)
> NAK <NAK
Major Accident (Kecelakaan Besar)
•Pelepasan gas-gas beracun
•Pelepasan gas-gas mudah terbakar
•Kebocoran cairan mudah terbakar
•Peledakan bahan yg tdk stabil/bahan yg sgt
reaktif
Kewajiban Perusahaan dengan Tingkat Potensi Bahaya Besar
Kewajiban berdasarkan Psl. 16 :
g. Petugas K3 Kimia :
- Non shift : 2 org
- Shift : 5 org
h. Ahli K3 Kimia
i. DPPB Besar
j. Lapor perubahan
k. Riksa Uji faktor kimia 6 bln 1 x
l. Riksa Uji instalasi setiap 2 th 1 x
m. Pemeriksaan Kesehatan TK 1 th 1 x

Petugas K3 Kimia &


Dokumen Pengendalian Ahli K3 Kimia(Ps.22&23)
Potensi Bahaya Besar • Kursus
(DPBB Bsr) Psl. 19(1) •Surat Keputusan
penunjukan
Perbaikan/ Oleh Kepala Dinas/
revisi pemerintah
Penelitian DPPB Bsr oleh
Dinas Tenaga Kerja Propinsi+Rakor Di tolak
instansi terkait+rekomendasi
Depnakertrans
(selama-lamanya 30 hari kerja) Di terima

Persetujuan oleh Gubernur

Acuan Pelaksanaan K3 / Pengendalian


Bahan Kimia Berbahaya
• Perusahaan
•Pengawas Ketenagakerjaan
•Audit SMK3
Pengisian Daftar Nama, Sifat dan Kuantitas BahanDiisi sesuai
DETAIL
Kimia Berbahaya informasi rating
Diisi sesuai nama bahaya thd
Diisi
perusahaan yang sesuai alamat Diisi kesehatan (H),
Diisisesuai
sesuai informasi
informasi
tertera
Diisi sesuai perusahaan
dalamno akte yang kuantitas kebakaran
maksimal (F)
penggunaan bahan
telp/faks Diisi tertera
notaris
perusahaan dalam akte Diisi
bahan Diisi
sesuai
dan
kimia sesuai
stabilitas
yang bahan (S)
berada
sesuai informasi
Diisi %
sesuai kimia
informasi sebagai
Nama Perusahaan : PT Jenggot Abadinotaris informasi sifat
yang
Diisi
dapat
sesuai
volumedihubungi
informasi
batas rendah dan informasi
dalambaku, sifat
yang
penyimpanan,tertera
pendukung,
Alamat : Jl Jend Gatot Koco Kav.LD50 dan
51 Surabaya LC50
Diisi
Jawa yang
sesuai
Timur
mudahNAB meledak
Diisi sesuai
No Diisi
Telp/Fax titik nama
batasbahan
nyala/flash
: 45856120 point terbakar
atas dapat oksidator
proses dalam
maupun
bahan yang
LDKB
jadi dalamatau
jaringan
tertera dalam LDKB
yang bag.
terterayang tertera
sesuaikimiayangdan tertera
nomor
yang CAS dalam LDKB
tertera dalam LDKBdalam 11
tertera dalam
NFPA
perpipaan
penyimpanan rating
ataupun
yang tertera dalam LDKB LDKB dalam bag.
LDKB bag. proses 3, 10 bag.
LDKB
no urut bag.
bag. 9 5 , 9 atau 10
Sifat Bahan Kimia Klas

bag 2 atau 3 8 3, 10
NFPA
1,2,3… Batas Mudah Toksisitas Oksidtor Eksplosif
Titik Terbakar Kuantit
No Nama Bahan Nyala Batas Batas LD50 mulut LD50 kulit LC50 NAB Ya Tdk Ya Tdk H F S as Ket
(0C) Terendah Tertinggi (mg/KgBB) (mg/KgBB) napas (ppm) Bahan
/LFL (%) /UFL (%) (ppm/m
g/l)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 LPG -60 1,8 8,5 - - 658 1000 V V 2 TON Pros


(68476-85-7) es
2 Sodium Hidroksida, - - - - - - V V 3 0 1 5 TON Tang
40% (1310-73-2) ki
3 Ammonia, 25% - - - 350 - 400 V V 25 Pros
(7664-41-7) TON es
4 Asam Sulfat 95- 2140 - - 1 V V 50,100 Tang
98% (7664-93-9) mg/m3 Kg ki
5 Benzena -1 1,2 8 636 12124 - V V 2 3 0 12500 Gud
(71-43-2) L ang
PENETAPAN
POTENSI BAHAYA INSTALASI

 Pengusaha atau Pengurus wajib menyampaikan :


 Daftar Nama
 Sifat
 Kuantitas
Bahan Kimia Berbahaya di Tempat Kerja
Kepada Dinas Tenaga Kerja Setempat
 Dinas Tenaga Kerja setelah 14 hari menerima daftar, sifat dan
kuantitas BKB harus meneliti kebenaran data tersebut
 Berdasarkan hasil penelitian ditetapkan kategori potensi bahaya
perusahaan/industri ybs.
PENETAPAN
POTENSI BAHAYA INSTALASI

 POTENSI BAHAYA terdiri dari :


 Bahaya Besar
 Bahaya Menengah
 KATEGORI POTENSI BAHAYA berdasarkan :
 Nama
 Kriteria
 Nilai Ambang Kuantitas (NAK)
KRITERIA
BAHAN KIMIA BERBAHAYA ( Pasal 9 )

1. Bahan beracun
2. Bahan sangat beracun
3. Cairan mudah terbakar
4. Cairan sangat mudah terbakar
5. Gas mudah terbakar
6. Bahan mudah meledak
7. Bahan reaktif
8. Bahan oksidator
KRITERIA
BAHAN BERACUN ( Pasal 10 )

 Ditetapkan dengan memperhatikan sifat kimia, fisika


dan toksik sbb. :
 Mulut :
LD 50 > 25 atau < 200 mg/kg berat badan
 Kulit :
LD 50 > 25 atau < 400 mg/kg berat badan
 Pernafasan :
LC 50 > 0.5 atau < 2 mg/l
KRITERIA
SANGAT BERACUN ( Pasal 10 )
 Ditetapkan dengan memperhatikan sifat kimia,
fisika dan toksik sbb. :
 Mulut :
 LD 50 < 25 mg/kg berat badan
 Kulit :
 LD 50 < 25 mg/kg berat badan
 Pernafasan :
 LC 50 < 0.5 mg/l
 Bahan-bahan beracun dalam industri dapat dibagi
dalam beberapa kelompok :
a. Senyawa logam dan metaloid : Pb, Hg, kadmium,
krom arsen dan fosfor
b. Bahan pelarut organik : kloroform, etanol,
metanol
c. Gas-gas beracun : N2, CO2, HCN, H2s
d. Bahan karsinogenik : Benzena, asbes, benzidin,
vinil klorida
e. Pestisida : organoklorin, organo fosfat
KRITERIA
Cairan Mudah Terbakar, Cairan Sangat Mudah Terbakar
dan Gas Mudah Terbakar ( Pasal 11 )

Cairan Mudah Cairan Sangat Gas Mudah


Terbakar : Mudah Terbakar : Terbakar :
Berdasarkan sifat Berdasarkan sifat
Berdasarkan sifat
kimia dan fisika : kimia dan fisika : kimia dan fisika :
 Titik nyala: Titik nyala :
 Titik didih :
>21* C dan < 55* C < 21* C < 20 * C
Pada tek. 1 atm  Titik didih : > 20*C
Pada tek. 1 atm
Pada tek. 1atm
Bahan Mudah terbakar biasanya dibagi dalam 3
kelompok :

 Zat padat mudah terbakar : Belerang , fosfor,


kertas/rayon, kapas, hidrida logam, logam dalam
keadaan murni (aluminum, magnesium, zink).
 Zat cair mudah terbakar : eter, alkohol, aseton,
benzena, Formaldehyde
 Gas mudah terbakar : hidrogen, asetilen, etilen
oksida, gas alam.
KRITERIA
MUDAH MELEDAK ( Pasal 12(1) )
Apabila Reaksi Kimia Bahan tsb menghasilkan :
 Gas dalam jumlah yang besar
 Tekanan yang besar
 Suhu yang tinggi
Sehingga menimbulkan kerusakan disekelilingnya.

Beberapa contoh bahan mudah meledak :


 Bahan kimia eksplosif : Trinitoluen (TNT), nitrogliserin
 Debu eksplosif : debu karbon, zat warna diazo, magnesium
 Campuran eksplosif : Campuran bahan oksidator dan reduktor
( as.nitrat + etanol)
Ciri-ciri bahan mudah meledak
 Sifat peka terhadap panas dan terhadap pengaruh
mekanis
a.l. Ammonium Nitrat , Nitroglicerine , TNT, Tetra nitro glicerin
 Debu eksplosif
a.l. debu karbon, magnesium
 Campuran eksplosif campuran beberapa
bahan oksidator dan reduktor
a.l. KCLO3, Al nitrat, K. Permanganat
KRITERIA REAKTIF ( Pasal 12(2))

Apabila bahan tsb.bereaksi dengan :


 Air mengeluarkan panas dan gas yang mudah
terbakar
contoh seperti : Alkali,alkalitana,logam halida,oksida anhidrat,
oksida non logam halida
( Lithium, Sodium, Potasium, Calcium,Cobalt, Nitrat ,
Sulfid, Carbid, Asam pekat, dll.)
 Asam mengeluarkan panas dan gas yang mudah
terbakar atau beracun atau korosif
Seperti : kalium klorat, kalium permanganat, asam kromat,
Lithium,Sodium,Potasium,Calcium Sulfida, Cyanida, Asam pekat
KRITERIA OKSIDATOR ( Pasal 12(3))
 Apabila reaksi kimia atau penguraiannya
menghasilkan Oksigen yang dapat menyebabkan
kebakaran
Terdiri dari :
a. Oksidator anorganik : permanganat, perklorat
dikromat,
b. Peroksida organik : bensil peroksida, eter
oksida, asam perasetat Organik dan
anorganik nitrat,Bromat,Dicromat.
NILAI AMBANG KUANTITAS (NAK)

 Kriteria Beracun
 Kriteria Sangat Beracun
 Kriteria Mudah Meledak
 Kriteria Reaktif
 Mudah Meledak

Ditetapkan dalam Lampiran III Kep.Mennaker


No. Kep.187/MEN/1999
NILAI AMBANG KUANTITAS (NAK) :
Beracun – Lampiran III (I)
No. Nama Bahan Kimia NAK

1. Aceton Cyanohydrin (2-Cyanopropan-2-1) 200 ton


2. Acrolein (2-propenal) 200 ton
3. Acrylonitrile 20 ton
4. Allyl alcohol (2-propen-1-1) 200 ton
5. Allyamine 200 ton
6. Ammonia 100 ton
7. Bromine 10 ton
8. Carbon disulphide 200 ton
9. Chlorine 10 ton
10. Diphenil methane di-isocyanate (MDT) 200 ton
11. Dst
NILAI AMBANG KUANTITAS (NAK)
Sangat Beracun – Lampiran III (II)
No. Nama Bahan Kimia NAK
1. Aldicarb 100 kg
2. 4-Aminodiphenil 1 kg
3. Amiton 1 kg
4. Anabasine 100 kg
5. Arsenic pentoxide 500 kg
6. Arsenic trioxide 100 kg
7. Arsine ( Arsenic hydride) 10 kg
8. Azinphos – ethyl 100 kg
9. Benzidine 1 kg
10. Beryllium (powder compounds) 10 kg
11. Dst.
NILAI AMBANG KUANTITAS (NAK)
Sangat Reaktif – Lampiran III(III)

No. Nama Bahan Kimia NAK


1. Acethylene 50 ton
2. Ammonium nitrate 500 ton
3. Ethylene oxide 50 ton
4. Ethylene nitrate 50 ton
5. Hydrogen 10 ton
6. Oxygen 500 ton
7. Paracetic Acid (Concent. >60%) 50 ton
8. Propylene Oxide 50 ton
9. Sodium Chlorate 20 ton
10. Dst.
NILAI AMBANG KUANTITAS (NAK)
Mudah Meledak – Lampiran III(IV)

No. Nama Bahan Kimia NAK

1. Barium Azide 50 ton


2. Chlorotrinitrobenzene 50 ton
3. Cellulose nitrate (contain.>12.6% nitrogen) 50 ton
4. Cyclotetramethylene-trinitramine 50 ton
5. Diazodinitrophenol 10 ton
6. Diethylene glycol dinitrate 10 ton
7. Hydrazine nitrate 50 ton
8. Lead Azide 50 ton
9. Mercury Fluminate 50 ton
10. dst
NAK DAPAT PULA DITETAPKAN SBB
(Pasal 14) :

No. Kriteria Bahan Kimia Berbahaya NAK


1. Beracun 10 ton
2. Sangat Beracun 5 ton
3. Reaktif 50 ton
4. Mudah Meledak 10 ton
5. Oksidator 10 ton
6. Cairan Mudah Terbakar 200 ton
7. Cairan Sangat Mudah Terbakar 100 ton
8. Gas Mudah Terbakar 50 ton
POTENSI BAHAYA BESAR
( Pasal 15 (1) )

 Apabila :

Kuantitas Bahan Kimia Berbahaya yang


digunakan MELEBIHI atau LEBIH BESAR dari
Nilai Ambang Kuantitas (NAK).
POTENSI BAHAYA MENENGAH
Pasal 15 (2)
 Apabila :
Kuantitas Bahan Kimia Berbahaya yang
Digunakan SAMA atau LEBIH KECIL dari
Nilai Ambang Kuantitas (NAK).
KEWAJIBAN PENGUSAHA ATAU PENGURUS
Perusahaan Potensi Bahaya Besar
Pasal 16(1)
 Mempekerjakan Petugas K3 Kimia :
 Sistem Kerja Non Shift min. 2 orang
 Sistem Kerja Shift min. 5 orang
 Mempekerjakan Ahli K3 Kimia min. 1 orang
 Membuat Dokumen Pengendalian Potensi Bahaya
Besar
 Melaporkan Setiap Perubahan (bahan, kuantitas,
proses dan modifikasi instalasi)
KEWAJIBAN PENGUSAHA ATAU PENGURUS
Persh. Potensi Bahaya Besar
Pasal 16(1) - lanjutan
 Melakukan Pemeriksaan dan Pengujian Faktor
Kimia min. 6 bulan sekali.
 Melakukan Pemeriksaan dan Pengujian Instalasi
min. 2 tahun sekali.
 Melakukan Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja
min. 1 tahun sekali.
Pasal 16(2)
Pengujian faktor kimia dan instalasi dilakukan oleh
perusahaan jasa K3 atau instansi yang berwenang.
KEWAJIBAN PENGUSAHA ATAU PENGURUS
Persh. Potensi Bahaya Menengah
Pasal 17(1)

 Mempekerjakan Petugas K3 Kimia :


 Sistem Kerja Non Shift min. 1 orang
 Sistem Kerja Shift min. 3 orang
 Membuat Dokumen Pengendalian Potensi Bahaya
Menengah
 Melaporkan Setiap Perubahan (bahan, kuantitas,
proses dan modifikasi instalasi)
KEWAJIBAN PENGUSAHA ATAU PENGURUS
Persh. Potensi Bahaya Menengah
Pasal 17(1) - lanjutan

 Melakukan Pemeriksaan dan Pengujian Faktor


Kimia min. 1 tahun sekali
 Melakukan Pemeriksaan dan Pengujian Instalasi
min. 3 tahun sekali
 Melakukan Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja
min. 1 tahun sekali
Pasal 17(2)
Pengujian faktor kimia dan instalasi dilakukan oleh
perusahaan jasa K3 atau instansi yang berwenang.
DOKUMEN PENGENDALIAN POTENSI
BAHAYA BESAR ( Pasal 19(1))
Berisikan :
 Identifikasi Bahaya, Penilaian dan Pengendalian
Risiko
 Kegiatan Tehnis, Rancang Bangun, Konstruksi,
Pemilihan Bahan Kimia, Pengoperasian dan
Pemeliharaan Instalasi
 Kegiatan Pembinaan Tenaga Kerja
 Rencana dan Prosedur Penanggulangan Keadaan
Darurat
 Prosedur Kerja Aman

CARA PEMBUATAN DPPB DAN DPPM


DOKUMEN PENGENDALIAN POTENSI
BAHAYA MENENGAH ( Pasal 19 (2))
Berisikan :

 Identifikasi Bahaya, Penilaian dan Pengendalian


Risiko
 Kegiatan Tehnis, Rancang Bangun, Konstruksi,
Pemilihan Bahan Kimia, Pengoperasian dan
Pemeliharaan Instalasi
 Kegiatan Pembinaan Tenaga Kerja
 Prosedur Kerja Aman
Pasal 20 (1)

DOKUMEN PENGENDALIAN POTENSI


BAHAYA BESAR  disampaikan kepada Kantor Wilayah
Departemen Tenaga Kerja dengan tembusan kepada Kantor
Departemen/Dinas Tenaga Kerja setempat.

Pasal 20 (2)

DOKUMEN PENGENDALIAN POTENSI


BAHAYA MENENGAH  disampaikan kepada
Departemen/Dinas Tenaga Kerja setempat.
PETUGAS K3 KIMIA ( Pasal 22(1))
Kewajiban :

 Melakukan Identifikasi Bahaya


 Melaksanakan Prosedur Kerja Aman
 Melaksanakan Prosedur Penanggulangan Keadaan
Darurat
 Mengembangkan K3 Bidang Kimia
PETUGAS K3 KIMIA ( Pasal 22(2))
Persyaratan Penunjukan :

 Bekerja pada Perusahaan ybs.


 Tidak Dalam Masa Percobaan
 Hubungan Kerja Tidak Didasarkan PKWT
( Perjanjian Kerja Waktu Tertentu)
 Telah Mengikuti Tehnis K3 Kimia
PETUGAS K3 KIMIA ( Pasal 24)
Permohonan tertulis dari Pengusaha atau Pengurus
kepada Menteri atau Pejabat yang ditunjuk.

Lampiran Surat Permohonan :


Daftar Riwayat Hidup

Surat Keterangan Berbadan Sehat dari Dokter

Surat Keterangan Pernyataan Bekerja Penuh dari Perusahaan


ybs.
Fotocopy Ijazah atau STTB terakhir

Sertifikat Kursus Tehnis Petugas K3 Kimia


PETUGAS K3 KIMIA
Kurikulum Kursus Tehnis – Lampiran IV :

No. Kurikulum

I. KELOMPOK UMUM
1. Kebijakan Pemerintah di bidang K3
2. Perat. Peruu di bidang K3
3. Peraturan ttg Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya
PETUGAS K3 KIMIA
Kurikulum Kursus Tehnis – Lampiran IV :

No. Kurikulum
II. KELOMPOK INTI
1. Pengetahuan Dasar Bhn Kimia Berbahaya
2. Penyimpanan & Penanganan Bhn Kimia Berbahaya
3. Prosedur Kerja Aman
4. Prosedur Penanganan Kebocoran & Tumpahan
5. Penilaian & Pengendalian Risiko Bhn Kimia Berbahaya
6. Pengendalian Lingkungan Kerja
7. PAK yg Disebabkan Faktor Kimia & Cara Pencegahannya
8. Rencana dan Prosedur Tanggap Darurat
9. Lembar Data Kesekamatan Bahan dan Label
10. Dasar-Dasar Toksikologi
11. P3K
PETUGAS K3 KIMIA
Kurikulum Kursus Tehnis – Lampiran IV :

No. Kurikulum

III. KELOMPOK PENUNJANG


1. Peningkatan Aktivitas P2K3
2. Studi Kasus
3. Kunjungan Lapangan
4. Evaluasi
AHLI K3 KIMIA ( Pasal 23)
Kewajiban :

 Membantu Mengawasi Pelaksanaan Peraturan


Perundangan K3 Kimia
 Memberikan Laporan kpd Menteri atau Pejabat yg
Ditunjuk ttg Hasil Pelaksanaan Tugas
 Merahasiakan Segala Keterangan yg Berkaitan
dgn Rahasia Perusahaan
AHLI K3 KIMIA ( Pasal 23)
Kewajiban :

 Menyusun Program Kerja Pengendalian Bahaya


 Melakukan Identifikasi Bahaya, Penilaian dan
Pengendalian Risiko
 Mengusulkan Pembuatan Prosedur Kerja Aman
dan Penanggulangan Keadaan Darurat kpd
Pengusaha atau Pengurus
SE No. 140 / DPKK/III/2004
PEMENUHAN KEWAJIBAN SYARAT-SYARAT
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI INDUSTRI
KIMIA DENGAN POTENSI BAHAYA BESAR
( MAJOR HAZARD INSTALLATION )

Latar belakang
 bencana industri ( major accident) telah menimbulkan
kerugian yang tidak sedikit baik tenaga kerja, moril dan
material.
 Guna mengantisipasi terulangnya kembali bencana
industri tersebut dipandang perlu mengambil langkah-
langkah segera dan sistimatis untuk mengendalikan
potensi bahaya industri kimia baik potensi bahaya
berskala kecil, sedang maupun potensi bahaya besar
( major hazard installation ).
SE No. 140 / DPKK/III/2004

1. Melaksanakan secara utuh ketentuan dalam


Kepmenaker No. Kep. 186/Men/1999 tentang Unit
Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja meliputi :

 Pengendalian setiap bentuk energi;


 Penyediaan sarana deteksi, alarm, pemadam kebakaran dan
sarana evakuasi;
 Pengendalian penyebaran asap, panas dan gas;
 Pembentukan unit penanggulangan kebakaran di tempat kerja;
 Menyelenggarakan latihan dan gladi penanggulangan kebakaran
secara berkala.;
 Memiliki buku rencana penanggulangan keadaan darurat
kebakaran;
 Memiliki Ahli K3 Kebakaran, koordinator unit penanggulangan
kebakaran dan petugas peran kebakaran;
SE No. 140 / DPKK/III/2004

2. Melaksanakan secara utuh ketentuan dalam


Kepmenaker No. Kep. 187/Men/1999 tentang
Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya di Tempat Kerja,
meliputi :

 Penyediaan Lembar Data Keselamatan Bahan dan label;


 Memiliki Ahli K3 Kimia dan Petugas K3 Kimia;
 Menyampaikan daftar nama dan sifat kimia serta kuantitas bahan kimia
berbahaya (Formulir Lampiran II Kep. 187/Men/1999)
 Membuat Dokumen Pengendalian Instalasi Potensi Bahaya Besar /
Menengah .
 Melakukan riksauji faktor kimia sekurang-kurangnya /6 bln
 Melakukan riksauji instalasi sekurang-kurangnya 2 tahun sekali;
 Melakukan pemeriksaan kesehatan tenaga kerja
SE No. 140 / DPKK/III/2004

3. Review sistem tanggap darurat ( emergency response )


bagi perusahaan yang sudah memiliki sistem tersebut.

4. Bagi perusahaan yang belum memiliki sistim tanggap


darurat ( emergency response ) untuk segera membuat
sistem tersebut.

Anda mungkin juga menyukai