Anda di halaman 1dari 76

MATERI POKOK

 Pengantar JSA
 Metode Pembuatan JSA
 Tujuan & Manfaat JSA

 Menginventarisir tugas-tugas yang belum mempunyai JSA


 Menentukan Pekerjaan yang akan dibuat JSA
LANGKAH
 Menguraikan langkah pekerjaan
PEMBUATAN
 Mengidentifikasi Potensi Bahaya JSA
 Menentukan Tindakan Pencegahan / Pengendalian

 Menggunakan Hasil JSA


 (Sosialisasi, Pelaksanaan & Evaluasi JSA
3
Melakukan Analisis Keselamatan Kerja

No. Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja


1. Menginventarisir tugas-tugas 1.1. Tugas baru didaftarakan
yang belum ada JSA 1.2. Tugas-tugas yang belum ada JSA didaftarkan

2. Menentukan metode JSA 2.1. JSA dengan metode observasi dan diskusi dijelaskan
2.2. JSA dengan metode diskusi dijelaskan

3. Menentukan pekerjaan yang 3.1. Faktor kekerapan (frequency) dijelaskan


akan dibuat JSA 3.2. Faktor keparahan (saverity) dijelaskan
3.3. Faktor kemungkinan (probability) dijelaskan
3.4. Faktor tugas baru dipertimbangkan untuk menentukan
prioritas
3.5. Prioritas pekerjaan yang akan dianalisis ditentukan
berdasarkan faktor F, S, P dan tugas baru
4. Menguraikan langkah pekerjaan 4.1. Langkah-langkah signifikan diidentifikasi
4.2. Langkah-langkah signifikan diurutkan sesuai dengan urutan
pekerjaan

5. Mengidentifikasi potensi bahaya 5.1. Potensi bahaya setiap langkah diidentifikasi


5.2. Potensi bahaya untuk setiap uraian langkah diurutkan

6. Menentukan tindakan 6.1. Tindakan pencegahan untuk setiap potensi bahaya


pencegahan /pengendalian ditentukan
6.2. Tindakan pencegahan untuk setiap potensi bahaya durutkan
sesuai dengan hirarki penegendalian risiko
Deskripsi Materi & Tujuan Pembelajaran

Deskripsi Materi
Dalam mata pelajaran ini akan dibahas mengenai :
 Metode, Langkah pembuatan, dan manfaat JSA, serta tatacara sosialisasi,
pelaksanaan & evaluasi JSA.

Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti Pelatihan ini, maka peserta akan mampu :
 Menentukan pekerjaan yang akan dibuat JSA
 Membuat JSA
 Menggunakan JSA
 Mengelola JSA 5
Dasar Pemikiran:
 Setiap terjadinya kecelakaan selalu ada penyebabnya.
 Setiap tugas dalam suatu pekerjaan dapat diuraikan kedalam suatu urutan
tahapan / langkah yang sederhana.
 Setiap tahapan pekerjaan dapat dikenali bahaya dan risikonya
 Setiap bahaya dan risiko dalam langkah kerja dapat dikendalikan atau
diatasi.

Persyaratan agar seseorang dapat bekerja dengan aman :


1. Harus mengetahui pekerjaan yang akan dilakukan
2. Harus mengetahui potensi bahaya – risiko yang dapat timbul pada aktifitas
pekerjaan tersebut

6
Pengertian JSA

Analisa Keselamatan Pekerjaan adalah sebuah tools/alat


digunakan untuk :
 menganalisis suatu pekerjaan secara sistematis
 mengidentifikasi potensi bahaya dan risko pada setiap
langkah/tahapan pekerjaan; dan
 membuat pengendalian terhadap bahaya dan risiko dalam
setiap langkah/tahapan pekerjaan, sehingga kecelakaan tidak
terjadi.

7
Perbandingan JSA dengan SOP

8
Siapa yang paling bertanggung jawab
terhadap Analisa Keselamatan Pekerjaan?

“Pengawas Lapangan / Group Leader”

Alasannya adalah :
Menguasai dan mempunyai kepentingan langsung
dengan tiap jenis pekerjaan yang menjadi tugas anak
buahnya.
Mempunyai kepentingan langsung untuk menyelamatkan
anak buahnya.
Mempunyai pengalaman tentang potensi bahaya, risiko
dan pengendaliannya.
Mempunyai catatan tentang terjadinya kecelakaan di
lokasi kerja tersebut paling lengkap. 9
Metode Pembuatan JSA :

1. Observasi dan Diskusi

2. Diskusi Saja

10
1. Metode Observasi & Diskusi
Langkah-langkah :
1. SELEKSI PEKERJA yang akan diobservasi

2. BERI PENJELASAN kepada pekerja mengenai maksud & tujuan

3. OBSERVASI SETIAP LANGKAH KERJA yang dilakuan pekerja

4. PERIKSA LANGKAH KERJA dengan pekerja lain (observasi pekerja lain

5. ULANGI (-2-3-4) dengan pekerja lain

6. IDENTIFIKASI POTENSI KERUGIAN (BAHAYA & RISIKO) dari setiap langkah kerja standar

7. BUAT TINDAKAN PENGENDALIAN untuk setiap potensi bahaya & risiko yang sudah
diidentifikasi

11
Metode Observasi & Diskusi
Metode dengan observasi dan diskusi akan lebih akurat
dibanding dengan metode diskusi saja. Hal ini dikarenakan
pada metode observasi dan diskusi kita dapat melihat orang,
peralatan, bahan, lingkungannya dan prosesnya secara
detail sehingga hasil analisa yang diperoleh akan lebih
akurat dan lebih terpakai

12
2. Metode Diskusi Saja
Langkah-langkah :
1. Cari beberapa orang yg berpengalaman terkait pekerjaan yg akan dibuat
JSA

2. Tentukan jadwal & lakukan pertemuan satu kali atau lebih

3. Jelaskan maksud & tujuan, penggunaan & cara pendekatannya

4. Tentukan langkah kerja yg signifikan dan aktifitas yg kritis

5. Identifikasi kerugian yg terpapar (bahaya & risiko) dari setiap langkah kerja

6. Buat tindakan pengendalian untuk setiap potensi bahaya & risiko yang telah
diidentifikasi
13
Metode Diskusi Saja
Analis dengan diskusi saja dilakukan apabila suatu pekerjaan
tidak memungkinkan untuk diobservasi secara langsung. Ini
biasanya untuk tugas baru yang belum pernah dikerjakan atau
untuk suatu pekerjaan yang lokasinya terpencil sehingga tidak
praktis untuk dikunjungi atau dilakukan pengamatan, dan juga
untuk tugas yang jarang dikerjakan tapi tugas tersebut adalah
kritis

14
LANGKAH-LANGKAH PEMBUATAN JSA
Langkah – langkah pembuatan JSA :
1. Inventarisasi tugas yang belum ada JSA / yang akan dibuat JSA

2. Identifikasi tugas Kritis / tugas yang berisiko tinggi

3. Menguraikan tugas/pekerjaan menjadi langkah atau aktifitas.

4. Mengidentifikasi bahaya dan risiko kerugiannya pada setiap langkah.


5. Menentukan tindakan pencegahan/pengendalian dan prosedur atas
potensi kerugian yang teridentifikasi

6. Penggunaan JSA pada pekerjaan.

15
LANGKAH-LANGKAH PEMBUATAN JSA
Langkah – langkah dalam pembuatan JSA :

1. Inventarisasi Tugas yang belum ada JSA atau yang akan dibuat JSA

 Pengawas membuat daftar pekerjaan yang berada dibawah tanggung


jawabnya.
 Pekerjaan yang di daftar B U K A N pekerjaan dalam arti luas
( jabatan) seperti : mekanik, tukang las, operator, dll.
 Tetapi pekerjaan dalam arti kecil yaitu tugas/ single task, seperti :
mengganti ban, memeriksa alat, meratakan jalan, dll
 Setiap pekerjaan diberi keterangan apakah sudah memiliki JSA atau
belum.
 Selain itu ditambahkan keterangan apakah pekerjaan tsb termasuk
tugas baru atau tidak.

16
LANGKAH-LANGKAH PEMBUATAN JSA

Langkah – langkah dalam pembuatan JSA :


1. Inventarisasi Pekerjaan/Tugas yang belum ada JSA

2. Identifikasi pekerjaan/tugas Kritis.


Adalah menyusun atau melakukan inventarisasi tugas yang
kritis, yaitu membuat suatu daftar yang sistematis dari
semua jabatan pekerjaan, kemudian membagi setiap
jabatan pekerjaan ke dalam tugas – tugas sehingga setiap
tugas dapat diteliti dengan seksama untuk menentukan
tugas mana yang kritis/berpotensi risiko tinggi.
17
1. Inventarisasi Tugas yang belum ada JSA
2. Identifikasi Pekerjaan/Tugas Kritis
 Cara melakukan identifikasi tugas kritis :
Mengumpulkan dan mengkaji kecelakaan yang pernah terjadi, baik berakibat
cidera pada manusia maupun kerusakan harta benda serta kerugian produksi.
Tugas yang mempunyai potensi bahaya & risiko tinggi walaupun belum pernah
terjadi kecelakaan. (atau near miss)
 Keparahan tinggi (severity);
 Kekerapan tinggi (frequency);
 Kemungkinan tinggi (probability);
proses kerja yang berubah karena perubahan teknologi atau peralatan
(pekerjaan baru)
Tugas yang belum memiliki SOP
Pekerjaan/tugas non rutin,
Pekerjaan berpindah-pindah;
18
PRAKTIK
PEMBUATAN JSA
1. Memilih “Pekerjaan” yang akan dianalisa
2. Menguraikan pekerjaan menjadi langkah-langkah kerja
3. Menganalisis bahaya & risiko setiap langkah kerja
4. Menentukan langkah-langkah pencegahan &
pengendalian untuk setiap bahaya yang ada.

19
PRAKTIK - 1
MEMBUAT DAFTAR PEKERJAAN UNTUK SETIAP JABATAN
MEMBUAT PRIORITAS / MEMILIH PEKERJAAN PADA
DAFTAR PEKERJAAN DI SETIAP JABATAN

20
Definis Pekerjaan
Bukan “pekerjaan” dalam arti luas, seperti:
 Tukang las
 Mekanik
 Tukang listrik
 dsb
Tapi “pekerjaan” dalam arti sempit, seperti:
 Mengganti bola lampu
 Mengganti ban kempes
 Memindahkan mesin
 dsb 21
Definisi istilah
Pekerjaan – mengganti bola lampu
Langkah kerja – memanjat tangga
Bahaya – kerusakan pada tangga
Terpapar – cedera jatuh dari tangga
Kontrol – periksa tangga sebelum
memakai, dan singkirkan tangga bila
rusak
Accident/incident – jatuh terluka maupun
tidak 22
Membuat Daftar Pekerjaan Risiko Tinggi

Untuk setiap jabatan pekerjaan, buat daftar


pekerjaan ber risiko tinggi
Ambil satu jabatan, lalu daftar semua pekerjaan di
jabatan itu
Dari daftar tsb tentukan prioritas berdasarkan
tingkat dan sejarah bahayanya
Lalu urutkan mulai dari yang berisiko paling tinggi
Buatkan JSA menurut urutas tsb

23
Pekerjaan mana yang akan dianalisa
terlebih dahulu ?

Prioritaskan pekerjaan yang :


Banyak kecelakaannya
Kecelakaannya selalu serius
Potensi kecelakaannya tinggi
Pekerjaan baru
Pekerjaan tidak rutin
Pekerjaan yang terjadi perubahan

24
LANGKAH-LANGKAH PEMBUATAN JSA

Langkah – langkah dalam pembuatan JSA :


1. Inventarisasi Tugas yang belum ada JSA
2. Identifikasi Tugas - tugas yang Kritis.

3. Menguraikan Tugas/pekerjaan menjadi langkah


atau aktifitas.

25
3. Mengurai Tugas menjadi Langkah / Aktifitas

Cara paling effisien dalam melakukan penguraian tugas adalah


 memasukkan semua langkah utama yang kritis, dan
 tidak memasukkan langkah yang kemungkinan tidak akan
menimbulkan masalah besar apabila langkah tersebut tidak
terlalu diperhatikan.

Keputusan untuk menentukan apakah langkah tersebut


dimasukkan atau tidak adalah dengan sebuah pertanyaan “Apakah
langkah ini menjadi langkah kritis apabila dilakukan dengan
salah?” atau dikatakan sebagai langkah yg signifikan
Kunci utama dalam menyeleksi langkah tugas adalah untuk
mencegah kerugian baik cidera pada manusia, kerugian pada
alat, terganggunya produksi maupun penurunan kualitas. 26
Mengurai Tugas menjadi Langkah - langkah

ISI lah dengan langkah


tugas dari suatu pekerjaan
minimal 7 langkah tugas
dan maxsimal 15 langkah
tugas

27
Mengurai Tugas menjadi Langkah / aktifitas
 Tentukan langkah awal sampai langkah akhir dalam melaksanakan suatu pekerjaan
 Uraikan langkah kerja menurut apa yang seharusnya pekerjaan tsb dilakukan
 Gunakan kata kerja aktif atau operasional, seperti : memotong, mengelas, mengangkat, dll;
 Hindari kata yang terlalu umum/luas pengertiannya seperti : mengoperasikan, merawat,
membangun, dsb;
 Hindari terlalu detil, seperti: menekan tombol, start, menutup pintu, mengenakan safety
belt, melihat jarum penunjuk, dsb.

Contoh menguraikan tugas kritis menjadi langkah kerja:


Nama Pekerjaan : Dumping OB di Disposal dengan HD 465
1. HD 465 memasuki Lokasi Disposal.
2. HD 465 Mendekati Dumping Point
3. Melakukan Manuver di Disposal.
4. HD 465 Bergerak Mundur.
5. Melakukan Dumping OB
6. Menurunkan Vessel
7. HD 465 bergerak maju untuk keluar disposal 28
Praktik - 2
MENGURAIKAN PEKERJAAN MENJADI
LANGKAH-LANGKAH YANG AKAN DIANALISIS

29
Menguraikan pekerjaan menjadi
langkah-langkah pekerjaan

Setiap pekerjaan selalu dilakukan


bertahap langkah demi langkah sampai
selesai.
Urutkan langkah tsb tentu saja dibuat
yang paling praktis dan aman.

30
Contoh : Mengganti ban kempes di jalan
Urutannya kurang lebih adalah sbb:
1. Memarkir kendaraan
2. Mengambil ban serep
3. Mengambil dongkrak dan peralatan
4. Memasang dongkrak
5. Menaikkan dongkrak
6. Membuka baut roda
7. Melepas roda yang kempes
8. Memasang roda serep
9. Mengencangi baut roda
10. Menurunkan dongkrak
11. Menaikkan ban kempes
12. Mengembalikan dongkrak dan semua peralatan
13. Membersihkan lokasi
31
Contoh : mengganti bolam neon mati

Buatkan urutan langkah-langkah


kerjanya :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8. 32
Kesalahan terbanyak dalam membuat
langkah pekerjaan (1)
Kesalahan terbanyak pada tahap ini adalah
memasukkan kegiatan untuk mengatasi
bahaya ke dalam langkah pekerjaan,
contohnya:
 Memarkir di tempat rata
 Memasang persneling ke gigi 1
 Mengganjal ban
 Memakai sarung tangan, dsb
 Mengangkat ban dengan cara yang benar
 dsb
33
Kesalahan terbanyak dalam membuat
langkah pekerjaan (2)
Kesalahan terbanyak kedua, memuat
langkah kerja yang terlalu detil,
contohnya :
 Menutup pintu
 Menekan tombol start
 Mengenakan helm
 Melihat jarum penunjuk

34
Kesalahan terbanyak dalam membuat
langkah pekerjaan (3)
Kesalahan terbanyak ketiga, memuat kegiatan yang
terlalu luas, sehingga beberapa langkah kerja yang
harus dicantumkan menjadi hilang, contohnya :
Melepas ban yang kempes, padahal langkah ini masih
berisi langkah-langkah seperti:
 Memasang dongkrak,
 Melepas baut roda,
 Melepas ban yang kempes,
 Memasang ban yang bagus,
 Mengencangkan baut roda,
 Menurunkan dongkrak
Jumlah
Idealnya untuklangkah
suatu jenisideal adalah
pekerjaan tidaklangkah
memiliki melebihi 15 langkah
pekerjaan sekitar 6-10
langkah saja dan maksimum 15
35
LANGKAH-LANGKAH PEMBUATAN JSA

Langkah – langkah dalam pembuatan JSA :


1. Inventarisasi Tugas yang belum ada JSA
2. Identifikasi Tugas - tugas yang Kritis.
3. Mengurai Tugas menjadi langkah atau aktifitas.

4. Mengidentifikasi potensi bahaya dan risiko


kerugiannya pada setiap langkah.

36
4. Identifikasi & Analisa Potensi Bahaya
dan Risko Kerugian

Adalah melakukan identifikasi dan analisa untuk menentukan


keterpaparan dari kerugian yang ada pada setiap langkah
tersebut pada saat melakukan tugas.

Setiap langkah harus dianalisa untuk menentukan apa saja


kerugian yang mungkin timbul mencakup aspek keselamatan,
kualitas dan produksi.
Faktor untuk identifikasi potensi kerugian meliputi (4M + 1L) :
Faktor Manusia
Faktor Mesin / peralatan
Faktor Material
Faktor Metode
Faktor Lingkungan/Environment 37
Identifikasi & Analisa Potensi Bahaya dan Risiko Kerugian

ISI lah kemungkinan BAHAYA


terbesar yang akan timbul
(sesuai dengan urutan 4M + 1L)

38
Identifikasi & Analisa Potensi Bahaya dan Risiko Kerugian
1. Faktor Manusia :
 Perilaku & kebiasaan kerja yang berisiko tdk selamat 3. Faktor Material :
Apakah dapat menyebabkan cidera, penyakit,dll.  Apa bahaya dari bahan kimia yang terpapar.
 Apakah pekerja dapat terjepit, terjatuh, terbentur  Jenis & sifat bahan yang digunakan untuk
 Apakah tindakannya dapat menurunkan tingkat melakukan pekerjaan
keselamatan, produksi atau kualitas. Apa masalah yang spesifik dari penanganan

2. Faktor Peralatan : material.

 Apa bahaya yang ditimbulkan oleh peralatan.  Bagaimana kemungkinan material dapat

 Apa saja kondisi Kedaruratan dari peralatan tsb. menyebabkan kerugian terhadap Keselamatan,

 Apakah peralatan dapat menyebabkan kerugian produksi dan kualitas kerja.

terhadap Keselamatan, Produksi atau kualitas.

5. Faktor Lingkungan : 4. Faktor Metode :


 Masalah Tata Griya/Housekeeping.  Apakah metoda kerja yang dilakukan salah?.
 Masalah kebisingan, temperatur, getaran,  Apakah ada metoda kerja lain yang efektif?.
ventilasi, penerangan, radiasi.
 Kerugian terhadap Keselamatan, Produksi
39
dan Kualitas Kerja.
Identifikasi & Analisa Potensi Bahaya dan Risiko Kerugian

Bahaya-bahaya yang mungkin ada :



40
Identifikasi & Analisa Potensi Bahaya dan Risiko Kerugian

Bahaya-bahaya yang mungkin ada (lanjutan)




41
Praktik - 3

 MENGANALISIS BAHAYA & RISIKO


UNTUK SETIAP LANGKAH KERJA

42
Mengidentifikasi Bahaya di Setiap Langkah

Mengidentifikasi bahaya di setiap


langkah akan lebih mudah daripada
mengidentifikasi bahaya dari
keseluruhan pekerjaan itu
Untuk bisa mengidentifikasi bahaya
dengan baik, perlu memahami benar-
benar tentang teori proses terjadinya
kecelakaan

43
Identifikasi Bahaya
Apakah karyawan bisa KONTAK dengan
energi atau bahan kimia berbahaya?
Apakah karyawan bisa
terpukul / tertimpa
sesuatu?

a) Barang apa yang bergerak?


b) Barang apa yang hampir bergerak atau jatuh?
c) Barang apa yang akan bergerak bila diganggu
oleh aktivitas karyawan?
44
Bisa terbentur sesuatu?

Apakah karyawan bisa


terbentur sesuatu?

a. Membentur pipa yang digantung

45
Bisa terpapar bahan kimia
berbahaya?

Apakah karyawan bisa


menyentuh atau terkena
bahan kimia berbahaya

Barang atau bahan yang:


 Panas
 Korosif
 caustics

46
Bisa terjepit?

Apakah karyawan bisa


terjepit?

 Kendaraan yang mundur?


 Jari waktu membawa barang
lewat pintu sempit?
 Baju tersangkut ke mesin?

47
Bisa jatuh?

Apakah karyawan bisa


jatuh di level yang
sama atau berbeda?

 Waktu bekerja di ketinggian ?


 Jatuh karena tersandung
atau terpeleset?

48
Bisa terpapar sesuatu
yang berbahaya?

Apakah karyawan bisa


terpapar gas kimia
berbahaya/beracun?

 Uap kimia berbahaya


 Gas beracun
 Lingkungan yang kurang
oksigen
 Suhu terlalu panas atau dingin?
49
Bisa terlalu memforsir
tenaga?

 Mengangkat
 Manarik
 Mendorong
 Meraih sesuatu

50
Kesalahan terbanyak dalam melakukan identifikasi bahaya & risiko adalah terlalu singkat,
seperti: terjepit, jatuh, tertabrak, usahakan memberikan info yang cukup untuk
memudahkan karyawan mengerti bahayanya apa dan membahayakan apa serta kapan.

No Kasus Kesalahan Yang Sering Terjadi Seharusnya, ditulis :


1 Terjepit Jari terjepit di antara transmisi yang diangkat dengan lantai.

2 Terjepit Badan terjepit di antara bumper unit ke dinding.


3 Terpukul tangga Ujung tangga memukul orang di sekitar kita
4 Terjepit Jari terjepit di antara lipatan tangga
5 Tertimpa batu Tertimpa batu yang jatuh dari lereng tebing
6 Terkena air radiator Tersembur air panas dari radiator ke tangan, muka atau tubuh
7 Terpeleset Terpeleset di lantai yang licin karena lumpur
8 Tersandung Kaki tersandung batu sehingga terjatuh
9 Cedera punggung (pinggang) Cedera tulang punggung karena salah cara mengangkat
10 Menforsir tenaga Menforsir tenaga waktu menarik, mendorong, memutar,
menjangkau, mengangkat (pilih yang sesuai saja)
11 Debu Debu masuk pernapasan atau debu masuk mata
12 Meledak Tangki fuel meledak karena tersulut api las
13 Meletus Ban meletus karena kena panas api las
14 Kesetrum Kesetrum aliran listrik dari .....
15 Percikan dari gurinda Butiran logam dari mesin gurinda menghantam mata 51
LANGKAH-LANGKAH PEMBUATAN JSA

Langkah – langkah dalam pembuatan JSA :


1. Inventarisasi Tugas yang belum ada JSA
2. Identifikasi Tugas - tugas yang Kritis.
3. Mengurai Tugas menjadi langkah atau aktifitas.
4. Mengidentifikasi potensi bahaya dan risiko pada setiap
langkah.

5. Menentukan tindakan pengendalian bahaya dan


risiko

52
5. TINDAKAN PENCEGAHAN & PENGENDALIAN

Pengendalian Adalah tindakan dan pencegahan yang akan


mencegah terjadinya potensi kerugian dan akan memastikan bahwa
pekerjaan dilakukan dengan aman dan effisien.

 Tindakan pencegahan/pengendalian untuk setiap potensi bahaya


ditentukan
 Tindakan pencegahan untuk setiap potensi bahaya diurutkan
sesuai dengan hierarki pengendalian risiko

Rekomendasi Pengendalian akan dibuat sebagai :


1. Harus Singkat, Jelas, benar dan lengkap
2. Dimulai dengan pernyataan perlu dan gunanya tugas ini
3. Menghadirkan langkah demi langkah uraian & prosesnya
4. Mengungkapkan langkah yang positip.
5. Dibuat dalam format yang sederhana. 53
Pengendalian, Prosedur dan Instruksi Kerja

Isi dengan pengendalian


bahaya yang sesuai dengan
urutan hierarki pengendalian
dan terukur

54
Menentukan Usaha Pencegahan & Pengendalian Insiden
Mengurangi peluang untuk terjadinya
Menghilangkan sama sekali potensi bahaya: insiden:
 Pemilihan teknologi atau peralatan yang tidak  Mencari cara lain atau mengubah cara kerja
memiliki potensi bahaya. (prosedur) atau cara menjalankan
 Pemilihan bahan kimia atau mengganti peralatan.
(substitusi) dengan bahan kimia yang lebih  Melengkapi peralatan dengan alarm
aman. peringatan bahaya.
 Melakukan pengendalian pada sumber bahaya  Memberikan pelatihan kepada pekerja.
dengan melengkapi pengaman atau pelindung  Melakukan seleksi dan pemilihan pekerja
keselamatan yang kompeten.
 Menjauhkan pekerja dari sumber potensi  Menggunakan peralatan yang telah
bahaya. dilakukan pemeriksaan, pengujian, dan
 Membersihkan dan menata tempat kerja. pemeliharaan secara berkala.
 Memasang tanda-tanda peringatan bahaya.
 Melakukan pemantauan dan memberikan
pengawasan terhadap pekerja.

Mengurangi dampak atau kerugian yang ditimbulkan oleh insiden:


 Melengkapai peralatan dan mesin dengan sistem untuk penghentian bila
terjadi keadaan darurat (emergency shutdown).
 Melengkapi peralatan dengan sistem kendali otomatis seperti water
spray system untuk pemadaman kebakaran.
 Menggunakan alat pelindung diri (APD) yang sesuai dengan benar.
 Memberikan pengetahuan tentang tindakan segera yang harus dilakukan
pada saat terjadi insiden.
 Melakukan latihan kesiapan dan tanggap darurat. 55
PRAKTIK - 4

MENENTUKAN LANGKAH-LANGKAH
PENCEGAHAN & PENGENDALIAN
UNTUK SETIAP BAHAYA YANG ADA

56
Pengontrolan Risiko
Hirarki Kontrol Paling efektif
Eliminasi/Dihilangkan
Diganti/Substitution
Dipisahkan/Separation
Rekayasa/Engineering
Administrasi
Alat Pelindung Diri
Paling kurang efektif
57
Pengontrolan Risiko
Posisi yang aman:
Jangan berada pada di posisi yang bisa:
 Terpukul oleh, tertimpa oleh
 Terjepit
 Terpapar panas, dingin, listrik, radiasi
 Terjatuh
 Kelebihan beban

58
Pengontrolan Risiko
Komunikasi:
 Lakukan komunikasi yang baik,
terutama waktu bekerja dalam team
atau lebih dari 1 orang. Lakukan setiap
gerakan bersama dengan sistem
komando.
 Gunakan spotter atau signal man
waktu operator tidak bisa melihat posisi
barang yang akan diangkat. Buat
standar signal man.
59
Kesalahan terbanyak dalam melakukan pengendalian bahaya
untuk mencegah insiden/kecelakaan.
No Kasus Kesalahan Yang Sering Terjadi Seharusnya, ditulis :
1 Memakai kata-kata yang masih
memberikan peluang kepada karyawan
untuk menterjemahkan dan
memutuskan sendiri
Hati-hati, "....dengan aman", SEHARUSNYA, di bawah ini:
"....dengan benar", ".....sesuai
standar", "......dengan semestinya"
a. Hati-hati waktu berjalan a. Perhatikan setiap langkah sehingga tidak tersandung
sesuatu.
b. Jangan berlari, jangan berjalan terburuburu
c. Pastikan tanah yang akan dipijak tidak longsor
d. Pelan-pelan berjalan waktu lantai basah.
e. Konsentrasi penuh pada setiap langkah.
b. Hati-hati waktu memakai alat a. Memeriksa alat sebelum memakai
b. Memakai alat sesuai peruntukannya
c. Memastikan alat dalam kondisi baik

c. Hati-hati terkena benda tajam a. Jangan memegang ujung tajam dari drum yang baru
dipotong
b. Pakai sarung tangan waktu membuang potongan-
potonganbesi 60
Kesalahan terbanyak dalam melakukan pengendalian bahaya
untuk mencegah insiden/kecelakaan.
No Kasus Kesalahan Yang Sering Terjadi Seharusnya, ditulis :
1 Memakai kata-kata yang masih
memberikan peluang kepada karyawan
untuk menterjemahkan dan
memutuskan sendir
Hati-hati, "....dengan aman", SEHARUSNYA, di bawah ini:
"....dengan benar", ".....sesuai
standar", "......dengan semestinya"
d. Bawa tangga dengan hati-hati a. Bawa tangga dengan memperhatikan ujung tangga tidak
memukul orang atau barang yang dilewati
e. Ambil posisi yang aman a. Ambil posisi yang tidak berada di sudut buta (blind spot) dari
operator
b. Ambil posisi yang bisa terlihat oleh operator
c. Berdirilah di tempat yang tidak tertimpa barang yang sedang
diangkat bila jatuh
d. Berdirilah di posisi yang tidak tertabrak unit, bila unit itu
bergerak tidak terduga
e. Pegang meja di bagian dalamnya waktu melewati pintu, agar
tidak terjepit di antara meja dan pintu.
f. Jauhkan tangan anda dari titik jepit

61
Kesalahan terbanyak dalam melakukan pengendalian bahaya
untuk mencegah insiden/kecelakaan.
No Kasus Kesalahan Yang Sering Terjadi Seharusnya, ditulis :
1 Memakai kata-kata yang masih
memberikan peluang kepada karyawan
untuk menterjemahkan dan
memutuskan sendir
Hati-hati, "....dengan aman", SEHARUSNYA, di bawah ini:
"....dengan benar", ".....sesuai standar",
"......dengan semestinya"
f. Letakkan alat di tempat yang a. Letakkan mesin yang tidak menghalangi orang lewat
aman
b. Letakkan alat di tempat yang tidak membuat orang
tersandung atau terpeleset
c. Letakkan alat di tempat yang telah disediakan.
d. Letakkan alat di tempat yang tidak bisa dicuri oleh orang
g. Pakai APD yang layak a. Pakai topeng las yang disediakan perusahaan, yang dalam
kondisi baik
h. Lakukan pengangkatan yang a. Lakukan pengangkatan dengan teknik memakai tenaga paha,
benar bukan tenaga punggung (kalau belum bisa, hubungi atasan
untuk dilatih)
b. Angkat dengan minimal 2 orang, salah satu pemberi komando,
dan mengangkat dengan tenaga paha bukan tenaga punggung
secara bersama-sama mengikuti aba-aba
c. Mengangkat barang rapat ke tubuh.
62
d. Tidak memutar tubuh waktu membawa barang berat
Kesalahan terbanyak dalam melakukan pengendalian bahaya
untuk mencegah insiden/kecelakaan.

No Kasus Kesalahan Yang Sering Terjadi Seharusnya, ditulis :


2 Sistem kendali di kolom 3 tidak Setiap sistem kendali ditetapkan dan dimasukkanke dalam JSA
nyambung atau tidak cukup melindungi dengan tujuan agar setiap bahaya bisa dikendalikan dengan
dari bahaya di kolom 2 tuntas, dan tidak ada yang terlewat
a. Bahaya TERJEPIT dikendalikan a. INI SALAH BESAR. Justru memakai sarung tangan di dekat
dengan SARUNG TANGAN mesin yang berputar, akan memudahkan tangan dan jari kita
ini tertarik putaran mesin.
b. Bahaya terjepit hanya diatasi dengan menjauhi titip jepit,
atau menutup bagian mesin yang berputar dengan
kerangkeng atau penutup mesin.
b. Bahaya TERSANDUNG Karena SEPATU SAFETY sudah menjadi standar MINIMAL APD
dikendalikan dengan pakai di perusahaan, maka sistem kendali terhadap BAHAYA
SEPATU SAFETY TERSANDUNG adalah:
a. Melihat arah kita berjalan untuk memastikan tidak ada
halangan apapun yang bisa membuat kita tersandung
b. Menyimpan barang tidak menghalangi orang berjalan
c. Menarik kabel, pipa, slang, tali tidak melintang di jalan

63
Kesalahan terbanyak dalam melakukan pengendalian bahaya
untuk mencegah insiden/kecelakaan.

No Kasus Kesalahan Yang Sering Terjadi Seharusnya, ditulis :


2 Sistem kendali di kolom 3 tidak Setiap sistem kendali ditetapkan dan dimasukkanke dalam JSA
nyambung atau tidak cukup melindungi dengan tujuan agar setiap bahaya bisa dikendalikan dengan
dari bahaya di kolom 2 tuntas, dan tidak ada yang terlewat
c. Bahaya TERPELESET Karena SEPATU SAFETY sudah menjadi standar MINIMAL APD
dikendalikan dengan pakai di perusahaan, maka sistem kendali terhadap bahaya
SEPATU SAFETY TERPELESET adalah:
a. Bersihkan lantai dari minyak, oli, baut, bola besi, pipa, dsb
yang kalau kita injak terpeleset.
b. Pastikan tempat berpijak tidak licin
c. Jangan berlari di tempat kerja
d. Jangan berjalan dengan terburu-buru
d. Tertimpa batu dari lereng Seharusnya dikendalikan dengan:
dikendalikan dengan memakai
helmet. a. Jangan berdiri di bawah lereng yang batu bisa jatuh
b. Lakukan pengecekan kestabilan lereng secara rutin

c. Turunkan batuan yang menggantung.

64
Kesalahan terbanyak dalam melakukan pengendalian bahaya
untuk mencegah insiden/kecelakaan.

No Kasus Kesalahan Yang Sering Terjadi Seharusnya, ditulis :


3 Pemakaian kata PASTIKAN yang Seharusnya :
tidak tepat. Contohnya:

a. Pastikan yang mengoperasikan a. Tugaskan hanya operator yang berKIMPER.


kendaraan memiliki KIMPER
yang sesuai
b. Pastikan kendaraan diparkir di b. Parkir di tempat yang rata
tempat rata
c. Pastikan tangan tidak pada c. Posisikan tangan jauh dari titik jepit
posisi titik jepi
d. Pastikan kunci yang dipakai d. Pakai kunci yang sesuai
sesuai
e. Pastikan parking brake e. Pasang parkir brake sebelum turun.
terpasang sebelum turun.
f. Pastikan tidak ada orang di f. Jangan ada orang berada di dalam kendaraan yang
dalam kendaraan sebelum diparkir.
ditinggalkan.
g. Pastikan tidak melewati jalan g. Jangan melewati jalan berlubang
berlubang
h. Pastikan tidak memegang h. Jangan memegang bagian pipa yang tajam
bagian pipa yang tajam 65
Kesalahan terbanyak dalam melakukan pengendalian bahaya
untuk mencegah insiden/kecelakaan.
No Kasus Kesalahan Yang Sering Terjadi Seharusnya, ditulis :
3 Pemakaian kata PASTIKAN yang PEMAKAIAN KATA “PASTIKAN” YANG BENAR :
tidak tepat. Contohnya:

a. Pastikan semua karyawan sudah di tempat aman sebelum


peledakan dimulai.
b. Pastikan kendaraan sudah di P2H di awal shift.
c. Pastikan tidak ada orang atau alat dalam radius swing
excavator, sebelum melakukan swing
d. Pastikan jalan yang akan anda lewati bersih dari bahaya
tersandung atau terpeleset
e. Pastikan tangan anda tidak berada di titik jepit sebelum
menutup pintu.

66
Implementasi Pengendalian
Setelah menetapkan pengendalian, maka :
 Implementasi kontrol yang telah ditetapkan
 JSA harus diikuti oleh seluruh pekerja Pastikan
dokumen JSA telah diketahui dan dimengerti oleh
seluruh pekerja
 Pastikan dokumen JSA disimpan dengan baik sebagai
evidence
 Pekerja dapat mengajukan keberatan jika JSA tidak
sesuai/ relevan lagi
 Secara reguler JSA harus ditinjau kembali

Meninjau kembali JSA yg telah jadi adalah penting untuk mengetahui apakah JSA masih memadai untuk
waktu sekarang ataukah tidak, karena jika ada perubahan terhadap metode, peralatan dan lingkungan kerja
maka JSA yg telah dibuat kemungkinan besar perlu dirubah atau diperbaharui
67
6. Penggunaan JSA
 Orientasi pekerja baru / penugasan baru

 Pelatihan pengawas baru

 Instruksi tugas yang benar

 Observasi tugas terencana

 Pertemuan kelompok / safety talk

 Penyelidikan kecelakaan

 Pelatihan keterampilan
68
Sosialisasi,Pelaksanaan & Evaluasi
 JSA harus selalu tersedia ditempat kerja

 JSA harus dievaluasi secara berkala

 Perlu pengawasan oleh pengawas untuk menjamin


dipatuhinya JSA

 JSA harus disosialisasikan dan dimengerti oleh pekerja

 Sosialisasi dapat dilakukan melalui pertemuan K3 dan


papan pengumuman

69
Form Pembuatan JSA :

70
Contoh Format Pengisian JSA : Penggantian AC
URAIAN/TAHAPAN POTENSI DARI BAHAYA YG PENCEGAHAN/
PEKERJAAN MUNGKIN TIMBUL PENGENDALIAN
1 Persiapkan peralatan, 1.1 - Tangan Terjepit oleh..... 1.1.1 memastikan saat
berupa ; Obeng, Tang, mengambil
Tangga. peralatan, posisi
tangan tidak pada
lokasi titik jepit

2 Matikan Arus Listrik 2.1 - Tangan Tersetrum oleh.... 2.1.1. . . . .. . . .

3 Pasang Tangga. 3.1 - Kaki Terpeleset karena.. 3.1.1. ....

4 Melepas Cover 4.1 - Kepala Terbentur oleh... 4.1.1 .......

5 Melepas baut perekat AC 5.1 - Terjatuh karena.... 5.1.1 .........

6 Turunkan AC 6.1 - Tertimpa oleh.... 6.1.1 ....


7 Angkat AC yang baru 7.1 - Tertimpa oleh.... 7.1.1
8 Pasang AC yang baru 8.1 - Tertimpa oleh.... 8.1.1
9 Menurunkan Tangga 9.1 - Terbentur oleh... 9.1.1
71
10 Hidupkan Arus 10.1 - Tersetrum oleh... 10.1.1
Contoh Format Pengisian JSA

Pemeriksaan Unit HD 785

URAIAN LANGKAH PEKERJAAN BAHAYA YANG BISA TIMBUL TINDAKAN PENCEGAHAN/PENGENDALIAN

1. Mengelilingi unit 1.1. Tubuh terjatuh pada area beda tinggi / 1.1.1. Saat mengelilingi unit pijaklah pada area yang rata /

permukaan tidak rata/permukaan keras / kering

lembek

1.2. Tubuh tertimpa material sisa dari atas 1.2.1. Saat pemeriksaan kelilingunit, jaga jarak

minimal 1,5 meter dari unit

2. ……………………. 2.1. ………………… 2.1.1. ………………………………..

2.2. …………………. 2.2.1. …………………………………

3. ………………………. 3.1. …………………. 3.1.1. …………………………………. Dst

72
Contoh Format Pengisian JSA

Pengambilan sample pada loading point

URAIAN LANGKAH PEKERJAAN BAHAYA YANG BISA TIMBUL TINDAKAN PENCEGAHAN/PENGENDALIAN

2. Melangkah / berjalan menuju loading point 2.1. Tubuh terkena swing dari excavator 2.1.1. Komunikasi dua arah dengan pengawas untuk

menghentikan sementara aktivitas excavator

2.1.2. Informasikan apabila posisi sudah berada pada

jarak aman (≥ 15 m) agar aktivitas loading

berjalan kembali

2.2. Tubuh terkena longsoran / 2.1.1. ………………………………

batu dari dinding

2.1.2. ………………………

3. ……………………. 3.1. …………………………… 3.1.1. ………………………………. dst

73
Contoh Format Pengisian JSA

Penggantian Filter Dust Collector


URAIAN LANGKAH PEKERJAAN BAHAYA YANG BISA TIMBUL TINDAKAN PENCEGAHAN/PENGENDALIAN

3. Membuka baut filer 3.1. Tersengat listrik dari kabel terkelupas 3.1.1. Baut filter dibuka menggunakan power tools

3.1.2. Cek kondisi kabel dan tagging sebelum penggunaan tools

3.2. Tangan terpukul mata tools yang lepas 3.2.1. Digunakan lacking pin pada power tools

3.2.2. Tunggu putara tools berhenti sebelum pengangkatan

power tools dari baut

4. ………………………… 4.1. …………………………….. 4.1.1. ………………………………… dst

74
ANALISA KESELAMATAN PEKERJAAN
(Job Safety Analysis)

Nama Pekerjaan Mengganti Roda Light Vehicle Tanggal 02 Desember 2021

Kempes di Jalan Tanjakan


Bagian Light Vehicle Maintenance Dianalisis Oleh
Seksi/Lokasi Repair / …. Disetujui Oleh

Alat Pelindung Diri Yang Harus Digunakan : helmet, sepatu safety, kacamata safety, kaos tangan

1/3

URAIAN LANGKAH PEKERJAAN BAHAYA YANG BISA TIMBUL TINDAKAN PENCEGAHAN/PENGENDALIAN

1. Persiapan

1.1. Menyiapkan peralatan dongkrak, ganjal & 1.1. Tangan terkilir saat mengangkat kayu 1.1.1. Waspada tangan dari kemungkinan terkilir

ganjal & kunci roda, serta kayu balok balok & ganjal

1.1.2. Gunakan helmet, sepatu safety, kaos tangan, kacamata

safety

2. Memarkir kendaraan & mematikan engine 2.1. Kendaraan bergerak dengan sendirinya 2.1.1. Kendaraan
Kendaraan
yangyang
diparkir
diparkir
di pinggir jalan yang aman,

matikan engine, pasang rem parkir, masukan gigi 1 maju

dan pasang ganjal benar-benar merapat ke roda

2.2. Kendaraan tertabrak kendaraan lain 2.2.1. Pasang safety cone / tanda segitiga muka belakang

2.3. Engine dihidupkan oleh orang lain 2.2.2. Cabut kunci kontak dan amankan & beri tanda

out of service tag

3. Menyiapkan roda serep 3.1. Tangan terkilir saat buka bolt roda 3.1.1. Pastikan posisi tangan aman dan waspada tangan

dari kemungkinan terkilir


75
2/3

URAIAN LANGKAH PEKERJAAN BAHAYA YANG BISA TIMBUL TINDAKAN PENCEGAHAN/PENGENDALIAN

3.2. Pinggang terkilir saat mengangkat/ 3.2.1. Posisikan posisi tubuh dengan aman dan ikuti prosedur

menurunkan roda dari bracket mmengangkat manual

3.2.2. Minta bantuan orang lain bila berat melebihi 20 kg

4. Melepas dan memasang roda 4.1. Tertimpa kendaraan karena 4.1.1. Periksa & pastikan kelayakan pakai dongkrak dan

kegagalan dongkrak SWL sesuai

4.1.2. Pasang stand/penyangga beban di bawah kayu balok

4.1.3. pasang kayu balok di bawah dongkrak sebagai landasan

4.2. Ban memutar saat dibuka 4.2.1. Kendorkan nut roda sebelum didongkrak

4.3. Tangan dan pinggang terkilir saat 4.3.1. Waspadai tangan & pinggang dari kemungkinan terkilr

mengangkat roda 4.3.2. Ikuti prosedur mengangkat manual

4.4. Ban lepas saat jalan 4.4.1. Kencangkan nut roda dengan kunci torgue wrench

sesuai spesifikasi

76
3/3
URAIAN LANGKAH PEKERJAAN BAHAYA YANG BISA TIMBUL TINDAKAN PENCEGAHAN/PENGENDALIAN

5. Mengamankan area kerja & mengoperasikan 5.1. Kendaraan ditabrak oleh kendaraan 5.1.1. Amankan semua peralatan yang digunakan sebelum

kembali kendaraan lain saat akan berangkat mengoperasikan kendaraan

5.1.2. Periksa kendaraan lain dari arah belakang & depan

sebelum mengoperasikan kendaraan meninggalkan area

6. Flushing dengan menggunakan oil Sae 30 6.1. Tersembur 6.1.1. Pastikan valve terbuka / ditutup pada waktunya

6.2. Oil tercecer / tumpah 6.2.1. Disiapkan absorber untuk mengumpulkan tumpahan oil

6.2.2. Disiapkan bak penampungan

7. membuka sumber energi 7.1. Terjepit 7.1.1. Pastikan posisi tangan aman

(Melepas lock di pompa)

7.1.2. Menggunakan sarung tangan

7.2. Tersengat arus listrik 7.2.1. Menggunakan sarung tangan isolasi

77
TERIMA KASIH

79

Anda mungkin juga menyukai