Anda di halaman 1dari 63

www.smart-tbk.

com

TOPIK BASIC LK3


Modul 3 – Dasar Operasional K3

Training Wajib Untuk Karyawan Baru dan Refreshment


BASIC LK3
DAFTAR ISI

Modul 1 Modul 2 Modul 3 Modul 4


Dasar K3 Sistem K3 Perusahaan Dasar Operasional K3 Dasar Tanggap Darurat

Visi Misi K3
SMART D_SAFE Pengenalan Bahaya Prosedur Tanggap
PT SMART, Tbk. Darurat

Inspeksi dan
Pengertian K3 Awareness SMK3
Observasi
Pelaporan Kejadian
Dasar Hukum Awareness ISO Pengendalian Operasional
Work Permit, LOTOTO, Chemical
Penerapan K3 14001 Handling, Pengelolaan LB3

Peralatan Tanggap
Manfaat Penerapan Awareness ISO Pencegahan
Darurat
K3 45001 Kecelakaan Kerja

2
MODUL 3 : Dasar Operasional K3

a. Pengenalan Bahaya
MODUL 3 : Dasar Operasional K3
a. Pengenalan Bahaya

APA itu BAHAYA ?

Bahaya adalah semua sumber termasuk benda, bahan, peralatan,


situasi/kondisi ataupun aktivitas yang dapat menimbulkan
cidera/kecelakaan, kerugian, kebakaran, pencemaran ataupun
penyakit akibat kerja.

4
MODUL 3 : Dasar Operasional K3
a. Pengenalan Bahaya

FAKTOR / JENIS BAHAYA

Bahaya Fisik Bahaya Kimia Bahaya Biologis Bahaya Ergonomi Bahaya Psikologis

• Bahan yang
berbahaya, Beracun, • Stress, Intimidasi,
• Kebisingan, Suhu, Kekerasan, Emosi
Reaktif, Mudah • Posisi Kerja / Postur,
Cahaya / Penerangan, Negatif, Pelecehan,
menyala, Mudah • Virus, Bakteri, Jamur, Pengangkatan
Radiasi, Ketinggian,
meledak, Iritan, Tanaman, Hewan Pengucilan
Konstruksi manual / Manual
Korosif, Radioaktif
(infrastruktur), Listrik, Handling, Repetitif /
Getaran, Ruang Gerakan Berulang,
terbatas, dll Desain tempat
kerja/alat/mesin, dll

5
MODUL 3 : Dasar Operasional K3
a. Pengenalan Bahaya

RISIKO
Kemungkinan satu atau lebih keadaan bahaya yang dapat terjadi yang mengakibatkan cidera/kecelakaan, kerugian,
kebakaran, pencemaran ataupun penyakit akibat kerja.

Penilaian Risiko adalah hasil perkalian antara nilai kekerapan/frekuensi dengan nilai keparahan suatu risiko.

R = Probability x Severity
Note :
R = Nilai Risiko
Probability = Kekerapan atau frekuensi terjadinya suatu bahaya
Severity = Nilai keparahan dari suatu dampak yang akan terjadi

DAMPAK
merupakan konsekuensi dari risiko ataupun bahaya yang muncul. Termasuk didalamnya injury (luka pada
orang), kebakaran, Penyakit Akibat Kerja, kerusakan properti dan pencemaran lingkungan. Bisa juga
masuk didalamnya reputasi dan pelanggaran peraturan perundangan.
6
MODUL 3 : Dasar Operasional K3
a. Pengenalan Bahaya

Pengendalian Bahaya
Upaya yang dilakukan untuk menghilangkan dan menurunkan nilai risiko dari suatu bahaya
atau memelihara nilai risiko yang sudah dapat diterima dari suatu bahaya.

Hierarki Pengendalian Bahaya / Kontrol Risiko

Eliminasi Menghilangkan sumber bahaya

Substitusi Mengganti alat / mesin / bahan menjadi lebih aman

Rekayasa Modifikasi / perancangan alat/mesin/tempat kerja lebih aman

Administrasi Prosedur, aturan, pelatihan, durasi kerja, Rambu / tanda bahaya

APD Alternatif terakhir Alat Pelindung Diri


7
MODUL 3 : Dasar Operasional K3
a. Pengenalan Bahaya

Tahapan Pengelolaan Bahaya


1. Klasifikasikan aktivitas kerja 2. Identifikasi Bahaya dan Risiko

Tentukan
bahaya dan
sumbernya serta
risiko dari
bahaya tersebut.

5. Menentukan pengendalian tambahan 4. Analisa Nilai Risiko 3. Identifikasi Pengendalian Risiko

Buatkan program sesuai dengan Hirarki Apakah


kontrol risiko yang dapat diimplementasikan risiko bisa
di unit. diterima?
MODUL 3 : Dasar Operasional K3
a. Pengenalan Bahaya

Contoh Pengelolaan Bahaya: sesuai ilustri gambar sebelumnya


No Aktivitas Bahaya Sumber Dampak Risiko Pengendalian Bahaya
Bahaya
Ergonomi Posisi duduk Pegal / tulang LOW 1. WI pengoperasian computer
belakang 2. Sosialisasi cara duduk di depan
komputer
Mengoperasikan
1 LOW
komputer Radiasi Layar Iritasi mata / 1. Screen anti radiasi / kacamata radiasi
komputer rabun
Listrik Instalasi listrik Fatality HIGH 1. Inspeksi reguler instalasi komputer
Benda Mata bor Tangan HIGH 1. Guarding untuk mesin bor
berputar terpotong 2. SILO Mesin Bor
3. WI Mesin Bor & Rambu bahaya
4. Training operator

Mengoperasikan Benda tajam Bahan sisa bor Tangan luka MEDIUM 1. Menggunakan alat bantu
2 2. APD sarung tangan kulit
mesin bor
Listrik Instalasi listrik Fatality HIGH 1. Grounding
2. Inspeksi peralatan
Panas Gesekan antar Tangan MEDIUM 1. Alat bantu
metal melepuh 2. APD sarung tangan
MODUL 3
Quiz #Sub a
1. Bahan atau kondisi yang dapat menimbulkan kecelakaan kerja disebut ……..
Sedangkan kemungkinan bahaya menyebabkan terjadinya kecelakaaan disebut …..
a. Risiko & Bahaya b. Bahaya & Risiko c. Bahaya & Kontrol Risiko d. Kekerapan & Keparahan

2. Apabila dari suatu kegiatan ditemukan adanya ruang terbatas maka disebut dengan faktor bahaya …….. dan kegiatan
mengangkat barang manual disebut dengan faktor bahaya ……….
a. Ergonomi & Psikologis b. Fisik & Psikologis c. Psikologis & Fisik d. Fisik & Ergonomi

2. Dari hierarki pengendalian bahaya, metode yang paling efektif untuk menghilangkan bahaya adalah:
a. Substitusi b. Eliminasi c. Rekayasa / Engineering d. APD
MODUL 3 : Dasar Operasional K3

b. Inspeksi & Observasi (BBS)


MODUL 3 : Dasar Operasional K3
b. Inspeksi & Observasi (BBS)

Inspeksi K3 adalah kegiatan untuk memeriksa dan mendeteksi


semua kondisi termasuk peralatan, proses kerja, material, lokasi
kerja dan prosedur yang berpotensi menimbulkan cidera,
penyakit akibat kerja ataupun pencemaran lingkungan sehingga
dapat dicegah atau diminimalkan risikonya.

12
MODUL 3 : Dasar Operasional K3
b. Inspeksi & Observasi (BBS)

a Menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman dan bebas bahaya

b Mengamati dan memastikan pelaksanaan norma-norma K3 di lapangan dijalankan

Tujuan
Inspeksi c Mengidentifikasi dan mengendalikan bahaya-bahaya yang muncul di lapangan
K3
d Memelihara kualitas produksi dan jalannya operasional yang lebih menguntungkan

e Menemukan perilaku kerja aman karyawan

13
MODUL 3 : Dasar Operasional K3
b. Inspeksi & Observasi (BBS)

Apa saja yang perlu diinspeksi di tempat kerja?


Fasilitas Pengelolaan Lingkungan (udara, air
Mesin Produksi: melakukan inspeksi terhadap kondisi & tanah): memeriksa semua fasilitas seperti
mesin produksi diantaranya yang memiliki potensi
bahaya tinggi (mesin bertekanan, temperatur tinggi, IPAL, WTP, Alat pengendali udara dan TPS
mesin berputar, dll.). LB3. Pastikan tidak ada bahan yang keluar
melebihi baku mutu.

Peralatan Kerja: memastikan semua peralatan kerja Area Kerja: memastikan housekeeping di
yang digunakan dalam kondisi laik fungsi (tools, alat
berat termasuk alat angkat-angkut beserta area kerja tertata dengan baik dan kondisi
perangkatnya). aman untuk melakukan aktivitas kerja.

Peralatan Emergency: Memastikan kondisi


Material/Bahan: memeriksa semua kondisi bahan
masih baik (tidak kadaluarsa), disimpan dan dikelola
termasuk kecukupan dan kelayakan peralatan
dengan baik. tanggap darurat di lokasi kerja dalam
keadaan baik.

14
MODUL 3 : Dasar Operasional K3
b. Inspeksi & Observasi (BBS)

PENANGANAN KABEL LISTRIK

Jangan abai untuk kondisi


yang tidak aman.

Laporkan segera sebelum


mencelakakan kita, rekan
kerja atau perusahaan.

15
MODUL 3 : Dasar Operasional K3
b. Inspeksi & Observasi (BBS)

1. Pengetahuan tentang peraturan dan prosedur K3

Hal yang 2. Pengetahuan tentang undang-undang K3 / standard


dibutuhkan
Internasional
dalam
3. Pengetahuan tentang potensi bahaya
melakukan
inspeksi
4. Pengalaman dengan prosedur kerja

16
MODUL 3 : Dasar Operasional K3
b. Inspeksi & Observasi (BBS)

Observasi K3
adalah suatu upaya untuk memastikan perilaku kerja
karyawan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.

Hal ini bertujuan untuk menghilangkan atau meminimalkan


tindakan tidak aman yang membahayakan dalam pekerjaan.

17
MODUL 3 : Dasar Operasional K3
b. Inspeksi & Observasi (BBS)

Hal apa yang diamati dalam Observasi?

Perilaku aman (Safe behavior) Perilaku tidak aman (Unsafe behavior)


yaitu perilaku yang mempraktikkan cara kerja yaitu perilaku kerja yang berpotensi
yang sesuai dengan persyaratan dan norma- mengakibatkan cidera, penyakit akibat kerja,
norma K3 perusahaan. kerusakan properti, pencemaran lingkungan
dan gangguan proses produksi.
Contoh perilaku yang tidak aman :
1) Cara kerja yang tidak sesuai dengan prosedur.
2) Sikap kerja yang tergesa-gesa.
3) Kekurangan pengetahuan dan ketrampilan.
4) Kelelahan dan kejenuhan.
5) Mengambil jalan pintas.

18
MODUL 3 : Dasar Operasional K3
b. Inspeksi & Observasi (BBS)

Tersinggung karena menegur rekan kerja jauh lebih baik dari pada membiarkan mereka celaka

19
MODUL 3 : Dasar Operasional K3
b. Inspeksi & Observasi (BBS)

Hubungan Perilaku kerja dengan produktivitas & Kecelakaan

Berperilaku aman
akan mendukung kita
untuk mencapai
produktivitas
maksimal.

20
MODUL 3 : Dasar Operasional K3
b. Inspeksi & Observasi (BBS)

Tool Observasi (BBS) – D_SAFE (web/Android based)


• Semua karyawan wajib
melakukan Observasi.

• Input BBS bisa lewat


Web (komputer/laptop)
ataupun Mobile
(Android based) –
silahkan daftar ke supervisor

• FITUR D_Safe
• BBS - Perilaku
• Inspection - Kondisi

21
MODUL 3
Quiz #Sub b
Beberapa yang perlu dilakukan inspeksi ditempat kerja adalah
a. Mesin – Peralatan – Area Kerja – Perilaku aman
b. Mesin – Bahan/material – Perilaku tidak aman – ruang kerja
c. Mesin – Peralatan – Bahan/material – Peralatan emergency
d. Peralatan – Fasilitas pengelolaan Lingkungan – Perilaku aman – Peralatan emergency

Pernyataan yang benar dibawah ini adalah :


a. Perilaku aman akan meningkatkan kecelakaan kerja dan menurunkan produktivitas
b. Perilaku tidak aman akan meningkatkan kecelakaan kerja dan menurunkan produktivitas
c. Kerja cepat merupakan salah satu perilaku yang aman dan produktif
d. Observasi dilakukan untuk melihat perilaku kerja dan kondisi tempat kerja

Sistem observasi di PT SMART Tbk Downstream adalah BBS. Pernyataan Tersebut adalah
a. Benar b. Salah
MODUL 3 : Dasar Operasional K3

c. Pengendalian Operasioanal
c.1. Work Permit (Izin Kerja)
MODUL 3 : Dasar Operational K3
c.1. Work Permit (Izin Kerja)

Izin Kerja
Adalah permohonan yang diajukan untuk
mendapatkan persetujuan kerja dari Pemilik
Pekerjaan, Pemilik Area dan EHFS Unit.
Permohonan ini diajukan untuk:
• semua jenis pekerjaan non-rutin, atau
=
• pekerjaan rutin lainnya yang dilakukan
namun tidak sesuai dengan prosedur kerja
(SOP/IK), atau
• tidak didukung peralatan yang sesuai, atau
=
Tujuan Izin Kerja
• pekerjaan non-rutin yang dilakukan di area Untuk memberikan perlindungan yang
yang berisiko Tinggi (Oleo-Chemical, sistematis bagi karyawan maupun kontraktor
Biodiesel, Hexane, dan Hydrogen Plant). yang harus melakukan pekerjaan berpotensi
bahaya.

24
MODUL 3 : Dasar Operational K3
c.1. Work Permit (Izin Kerja)

Jenis-jenis Pekerjaan yang memerlukan Izin Kerja


a. Kerja Dingin
1. Kerja di ketinggian
2. Kerja di ruang terbatas
3. Kerja galian
4. Pekerjaan pengangkatan
5. Pekerjaan di dalam air Siapa sajakah
pemohon Izin
Kerja?
b. Kerja Panas
Semua aktifitas yang dapat menimbulkan sumber nyala api.

Pemohon Izin Kerja:


Utility/Engineering, Kontraktor/Sub-kontraktor
25
MODUL 3 : Dasar Operational K3
c.1. Work Permit (Izin Kerja)

Kerja di ketinggian Kerja di ruang terbatas Kerja galian

Pekerjaan yang dilakukan pada ruangan


Pekerjaan dengan ketinggian > 1.8m tertutup atau sebagian tertutup yang Pekerjaan ekskavasi / mengangkat /
bertekanan atmosfir : memindahkan sebagian tanah dari suatu
dari permukaan lantai kerja yang stabil
1. Tidak dimaksudkan sebagai ruang kerja
atau pekerjaan dengan lantai pijak yang normal lokasi ke lokasi lainnya, sehingga

tidak stabil/standar, tidak ada railing 2. Suatu saat mungkin memiliki atmosfir terbentuk kondisi fisik permukaan tanah
yang mengandung gas
penahan atau pekerjaan diatas berbahaya/beracun, yang baru, pada lahan atau bangunan
3. Kurang atau lebih kadar oksigen dengan kedalaman >1.2 m. Sehingga
perancah menyebabkan kesulitan bernafas atau
4. Memiliki akses keluar masuk yang membutuhkan pengamanan disekitar
terbatas lokasi ataupun akses untuk keluar
masuknya.

26
MODUL 3 : Dasar Operational K3
c.1. Work Permit (Izin Kerja)

Pekerjaan pengangkatan Pekerjaan di dalam air

Pekerjaan memindahkan bahan atau barang dari Pekerjaan di area yang berdekatan dengan air
suatu tempat ke tempat lainnya yang bukan rutin yang luas dan dalam (diperkirakan >1.2 meter),
dan menggunakan alat khusus sehingga seperti diarea jetty dan danau dimana area
memerlukan perhitungan tertentu , penutupan tersebut tidak dilengkapi dengan hand rail dan
akses sementara dan lain sebagainya. platform yang permanen ataupun menggunakan
alat bantu apung seperti perahu.

27
MODUL 3 : Dasar Operational K3
c.1. Work Permit (Izin Kerja)

Pekerjaan Panas
yaitu semua pekerjaan yang dapat memicu timbulnya api maupun nyala api

Pekerjaan Pengelasan Pekerjaan pemotongan bahan metal Pekerjaan memecah beton (concrete chipping)
menggunakan gerinda ataupun dilakukan diarea bahan mudah terbakar ;
biodiesel, hexane plant (KCEP) dan oleokimia
menggunakan alat las (Torch cutting)
28
MODUL 3
Quiz #Sub c.1.
1. Izin Kerja disetujui oleh? a. ………. (pemilik pekerjaan), b. ……… (Pemilik area) dan c. ……… (EHFS
Unit).

2. Bila ada pekerjaan perbaikan pipa air di area Hexane, apakah memerlukan izin kerja? Ya Mengapa? Bahan
mudah terbakar
3. Manakah pekerjaan dingin yang membutuhkan izin kerja :
a. Pekerjaan galian sedalam 90 cm
b. Pekerjaan perbaikan selungkup luar tangki
c. Pekerjaan pemasangan atap
d. b dan c benar
MODUL 3 : Dasar Operasional K3

c.2. LOTOTO
MODUL 3 : Basic Operational K3
c.2. LOTOTO

LOTOTO Adalah singkatan dari Lock Out, Tag Out dan Try Out.

• Lock Out
Merupakan tindakan pencegahan
(isolation) dengan menggunakan alat
gembok (lock) untuk mengunci
peralatan/mesin dari potensi pelepasan
energi (berbahaya) pada saat diperbaiki
sehingga orang lain tidak bisa
mengoperasikan peralatan/mesin
tersebut.

31
MODUL 3 : Basic Operational K3
c.2. LOTOTO

LOTOTO Adalah singkatan dari Lock Out, Tag Out dan Try Out.
• Tag Out
Merupakan tindakan pencegahan dengan
memasang tanda bahaya (tag) untuk
melarang pengoperasian suatu
peralatan/mesin yang sedang diperbaiki.

32
MODUL 3 : Basic Operational K3
c.2. LOTOTO

LOTOTO Adalah singkatan dari Lock Out, Tag Out dan Try Out.
• Try Out
Merupakan tindakan pengujian terhadap semua sumber
energi sudah terisolasi (off) sebelum memulai pekerjaan
perbaikan.
Tindakan ini juga dilakukan sebelum menyerahkan
peralatan/mesin kepada user.
Tujuan LOTOTO
Untuk memastikan bahwa semua sumber
energi dalam posisi tidak aktif sebelum
pekerjaan perbaikan dimulai.

33
MODUL 3 : Basic Operational K3
c.2. LOTOTO

• Jenis Sumber Energi dan Potensi Bahaya


1. Listrik 2. Mekanik 3. Hidrolik
Sengatan Terjepit. Semburan oli.
listrik Terhimpit. Bagian alat yang
Tertabrak. bergerak.
4. Pneumatik 5. Thermal/ 6. Kimia
Semburan angin. Suhu Tumpahan Bahan
Bagian mesin yang Semburan steam. Kimia.
bergerak Permukaan panas. Keracunan.
7. Air Bertekanan 8. Radiasi Iritasi.
Tinggi Kebocoran reaktor
Semburan air dari alat pengujian.
Pipa Proses.
34
MODUL 3

Quiz #Sub c.2.


1. Pada tahap apa Try Out dilakukan? Sebelum memulai pekerjaan

2. Tujuan dilakukannya LOTOTO adalah untuk? memastikan bahwa semua


sumber energi dalam posisi tidak aktif sebelum pekerjaan perbaikan
dimulai
MODUL 3 : Dasar Operasional K3

c.3. Chemical Handling


MODUL 3 : Dasar Operasional K3
c.3. Chemical Handling

Dasar Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya di Tempat Kerja


Kepmenaker No. KEP.187/MEN/1999

Kegiatan industri yang mengolah, menyimpan, mengedarkan, mengangkut dan


mempergunakan bahan-bahan kimia berbahaya akan terus meningkat sejalan dengan
perkembangan pembangunan sehingga berpotensi untuk menimbulkan bahaya besar bagi
industri, tenaga kerja, lingkungan maupun sumber daya lainnya.

Definisi
Bahan Kimia Berbahaya (BKB) adalah bahan kimia dalam
bentuk tunggal atau campuran yang berdasarkan sifat kimia
atau fisika dan atau toksikologi berbahaya terhadap tenaga
kerja, instalasi dan lingkungan.

37
MODUL 3 : Dasar Operasional K3
c.3. Chemical Handling

SIFAT Bahan Kimia Berbahaya


Toxic
Beracun Bahan yang menyebabkan bahaya terhadap kesehatan manusia / kematian. Proses masuknya ke
(T) dalam tubuh bisa terserap karena tertelan, lewat pernapasan atau kontak lewat kulit.

Corrosive Bahan kimia yang karena reaksinya dapat merusak jaringan hidup, logam atau bahan
Korosif (C) lainnya.

Flammable Bahan kimia dengan sifat fisika dan kimianya ditetapkan untuk cairan
Mudah 1. Cairan mudah terbakar, titik nyala >21 oC dan <51 oC pada 1 atm
terbakar
2. Cairan sangat mudah terbakar, titik nyala < 21 oC dan titik didih >20 oC pada 1 atm
(F)
3. Gas mudah terbakar terbakar, titik nyala <20 oC pada 1 atm
Explosive
Mudah Apabila reaksi kimia bahan tersebut menghasilkan gas dalam jumlah dan tekanan yang
meledak besar serta suhu yang tinggi, sehingga menimbulkan kerusakan disekelilingnya.
(E)
38
MODUL 3 : Dasar Operasional K3
c.3. Chemical Handling

SIFAT Bahan Kimia Berbahaya

Oxidator
Apabila reaksi kimia atau pengurainya menghasilkan oksigen yang dapat
Oksidator menyebabkan kebakaran.
(O)

Environmental Bahan kimia yang karena sifatnya dapat membahayakan bagi lingkungan
Hazard (U)
baik hewan ataupun tumbuhan.

Iritant Bahan kimia yang reaksinya dapat menimbulkan kerusakan atau peradangan atau
Iritasi (I) iritasi apabila kontak dengan permukaan kulit, mata ataupun saluran pernafasan.

39
MODUL 3 : Dasar Operasional K3
c.3. Chemical Handling

Pengetahuan dasar untuk menangani bahan kimia dengan baik

Mengetahui sifat bahan


Material Safety Data Sheet /
MSDS Lembar Data Keselamatan Bahan
1. Sifat Kimia (LDKB)
2. Sifat Fisika
3. Bahaya & akibat
LABEL

Kenali sifat bahan sebelum menggunakan atau menangani bahan kimia


40
MODUL 3 : Dasar Operasional K3
c.3. Chemical Handling

Material Safety Data Sheet, terdiri dari :


1. Identitas Bahan dan Perusahaan 9. Sifat Fisika dan Kimia
2. Komposisi Bahan 10. Stabilitas dan Reaktifitas Bahan
3. Identifikasi Bahaya 11. Informasi Toksikologi
4. Tindakan P3K 12. Informasi Ekologi
5. Tindakan Penanggulangan 13. Pembuangan Limbah
Kebakaran 14. Pengangkutan Bahan
6. Tindakan Mengatasi Kebocoran & 15. Informasi Peraturan
Tumpahan Perundangang-undangan yang
7. Penyimpanan & Penanganan Bahan berlaku
8. Pengendalian Pemajanan & APD 16. Informasi lain yang diperlukan.

41
MODUL 3 : Dasar Operasional K3
c.3. Chemical Handling

LABEL BKB, terdiri dari :


1. Nama produk
2. Identifikasi Bahaya
3. Tanda Bahaya dan Artinya
4. Uraian Risiko dan Penanggulangannya
5. Tindakan Pencegahan
6. Instruksi apabila Terkena atau Terpapar
7. Instruksi Kebakaran
8. Instruksi Tumpahan atau Bocoran
9. Instruksi Pengisian dan Penyimpanan
10. Referensi
11. Nama, Alamat dan No. Telp. Pabrik Pembuat atau Distributor
42
MODUL 3 : Dasar Operasional K3
c.3. Chemical Handling

Prinsip utama dalam menangani bahan kimia berbahaya

“Think before doing”


Apa maksudnya?

Maksudnya: sebelum mencampur, mereaksikan, memindahkan atau menyimpan


bahan kimia perlu dipikirkan kemungkinan apa yang terjadi akibat tindakan
tersebut.

43
MODUL 3 : Dasar Operasional K3
c.3. Chemical Handling

Langkah-langkah sebelum bekerja dengan bahan kimia

Respirator/ masker
kimia
Membaca MSDS (pernafasan),
untuk mengetahui kacamata untuk
sifat dan cara penanganan kimia,
penanganan sarung tangan
Kenali Bahan bahan Pahami SOP karet, dll Emergency KIT

mengetahui Kenali Sifat Memahami menyiapkan


bahan kimia yang Bahan prosedur kerja
Pakai APD peralatan seperti
akan dikelola / penanganan spill kit dan alat
ditangani bahan kimia emergency
lainnya

44
MODUL 3
Quiz #Sub c.3.
Beberapa bahan kimia yang digunakan di SMART seperti Methanol (titik nyala 11-12 oC) dan HCl yang dapat merusak jaringan
hidup dan logam. Sifat kedua bahan tersebut adalah …
a. Flammable – toxic b. Flammable – corrosive c. Explosive – corrosive d. Explosive - irritant

Berikut langkah aman dalam penanganan bahan kimia adalah …


a. Mengenal bahan dan sifatnya
b. Memahami prosedur penanganan dan APD yang digunakan
c. Menyiapkan alat emergency seperti spill kit
d. a,b dan c benar

Dokumen yang menunjukkan keterangan bahan kimia secara lengkap (16 parameter) adalah …
a. Label b. Sifat Kimia c. MSDS d. Sifat Fisika
MODUL 3 : Dasar Operasional K3

c.4. Pengelolaan LB3


MODUL 3 : Dasar Operasional K3
c.4. Pengelolaan LB3

Dasar Hukum Pengelolaan LB3

UU No. 32 / 2009 - Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup


1. Setiap orang yang menghasilkan limbah B3 wajib melakukan pengelolaan limbah B3 yang
dihasilkan (Pasal 59 ayat 1);
2. Pengelolaan limbah B3 wajib mendapat izin dari Menteri, Gubernur, Bupati/Walikota sesuai
dengan kewenangannya (Pasal 59 ayat 4).

PP No. 101 Tahun 2014 - Pengelolaan Limbah B3:


Pasal 12 s/d Pasal 190: pelaku pengelola limbah B3 (penghasil, pengumpul, pengangkut,
pemanfaat, pengolah dan/atau penimbun limbah B3) wajib melakukan pengelolaan limbah
B3 sesuai ketentuan yang berlaku.

47
MODUL 3 : Dasar Operasional K3
c.4. Pengelolaan LB3

Definisi Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) Simbol Limbah B3

Limbah B3 adalah Sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang


mengandung zat, energi, dan/atau komponen lain yang karena
sifat, konsentrasi, dan/atau jumlahnya, baik secara langsung
maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusak
lingkungan hidup, dan/atau membahayakan lingkungan hidup,
kesehatan, serta kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup
lain (Peraturan Pemerintah No. 101 Tahun 2004).

Sisa bahan yang mengandung B3 atau terkontaminasi B3 adalah Limbah B3 48


MODUL 3 : Dasar Operasional K3
c.4. Pengelolaan LB3

Kegiatan Pengelolaan Limbah B3

Izin TPS (Tempat


Penyimpanan Sementara)
Izin Pengumpul
Izin Pengolahan

Izin Pemanfaatan

Izin Penimbunan

Izin Pengangkutan

Semua kegiatan pengelolaan LB3 harus memiliki izin 49


MODUL 3 : Dasar Operasional K3
c.4. Pengelolaan LB3

Contoh Jenis & Sumber Limbah B3


No Jenis Limbah Karakteristik Kode Limbah B3 Sumber Limbah
1 Oli Bekas Beracun (B105d) Maintenance
2 Pelumas Bekas/Grease Beracun (B105d) Maintenance
3 Filter Bekas Padatan Mudah Menyala (B109d) Maintenance
4 Sludge WWTP Beracun (B108d) WWTP
5 Kemasan bekas B3 Beracun (B104d) Kemasan yang Terkontaminasi
6 Kain Majun Bekas Beracun (B110d) Maintenance dan Cleaning
7 Limbah Kimia Beracun (A106d) Laboratorium
8 Catridge Bekas Padatan Beracun (B107d) Main Office
9 Limbah Medis Infeksius (A337-1) Klinik
10 Aki/Baterai Bekas Padatan Beracun dan Korosif (A102d) Maintenance
11 Limbah Elektronik Beracun (B107d) Plant
12 Fly Ash Beracun (B409) Proses Pembakaran Batu Bara
13 Bottom Ash Beracun (B410) Proses Pembakaran Batu Bara
14 Spent Bleaching Earth Beracun (B413) Proses Refinery Pengolahan Minyak Nabati
(SBE)

50
MODUL 3 : Dasar Operasional K3
c.4. Pengelolaan LB3

Prosedur Pengelolaan Limbah B3 (LB3)

Tidak mencampur LB3 dengan Menata dan menyimpan LB3 sesuai Memasang simbol dan label LB3
sampah / limbah domestik lainnya dengan jenisnya disemua kemasan LB3

Melaporkan semua LB3 yang


Menempatkan LB3 di TPS LB3
dihasilkan di area kerja masing-
berizin yang sudah ditetapkan
masing ke EHFS

51
MODUL 3
Quiz #Sub c.4.
Dasar Hukum pengelolaan limbah B3 adalah …
a. UU No 32 Tahun 2009 b. PP No 101 tahun 2014 c. Kepmenaker 187 Tahun 1999 d. a dan b Benar

Berikut ini adalah pengelolaan LB3 yang tidak sesuai, yaitu …


a. Menata dan menyimpan LB3 sesuai dengan jenisnya
b. Memasang Simbol dan Label B3 dikemasan yang digunakan
c. Menempatkan LB3 di luar area karena tempat penyimpanan penuh
d. Tidak mencampur LB3 dengan sampah atau limbah domestik

Apabila PT SMART akan membakar LB3 di incinerator maka izin yang harus dimiliki adalah …
a. Izin pemanfaatan b. Izin Pengolahan c. Izin Pengumpul d. Izin Pengangkutan
MODUL 3 : Dasar Operasional K3

d. Pencegahan Kecelakaan Kerja


MODUL 3 : Dasar Operasional K3
d. Kecelakaan Kerja

Definisi

Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tidak diinginkan yang berakibat
cedera pada manusia, kerusakan barang dan pencemaran lingkungan.

Kecelakaan yang terjadi terkait dengan hubungan kerja termasuk penyakit


yang timbul karena hubungan kerja dan kecelakaan yang terjadi dalam
perjalanan berangkat dari rumah menuju tempat kerja dan pulang ke rumah
melalui jalan yang biasa atau wajar dilalui.

54
MODUL 3 : Dasar Operasional K3
d. Kecelakaan Kerja

Teori DOMINO Heinrich

Faktor yang
saling
Kurangnya Penyebab Penyebab Terjadinya Cidera /
berhubungan Dasar Langsung Kerugian
Kontrol Insiden
dalam
kecelakaan 1 2 3 4 5
55
MODUL 3 : Dasar Operasional K3
d. Kecelakaan Kerja

Kurangnya Pengendalian

1. Tidak adanya aturan LK3 di perusahaan


2. Program K3 yang tidak memadai
Komitmen manajemen 3. Standard K3 yang tidak memadai
adalah faktor utama dalam 4. Kepatuhan terhadap standard yang kurang
pencegahan kecelakaan

56
MODUL 3 : Dasar Operasional K3
d. Kecelakaan Kerja

Faktor Pekerjaan

1. Struktur organisasi tidak jelas


2. Kepemimpinan yang tidak memadai
3. Pengawasan yang tidak memadai
4. Peluang/kesempatan yang tidak
memadai
5. Supply chain management yang tidak
memadai
6. Pemeliharaan/inspeksi yang tidak
memadai
7. Pemakaian/penggunaan yang berlebihan
8. Peralatan/mesin/perangkat tidak
Faktor Pribadi
memadai
9. Produk tidak memadai
1. Kemampuan fisik
10. Standar kerja/produksi tidak memadai
2. Kemampuan mental
11. Komunikasi/informasi tidak memadai
3. Stress psikologi/fisik
4. Tekanan psikologis/mental
5. Kurangnya pengetahuan
6. Kurangnya keahlian
7. Motivasi yang tidak layak
57
MODUL 3 : Dasar Operasional K3
d. Kecelakaan Kerja

Tindakan Tidak Aman Kondisi Tidak Aman

1. Mengoperasikan alat tanpa wewenang. 1. Alat/peralatan yang rusak.


2. Gagal memberitahu/mengingatkan. 2. Alat/peralatan yang tidak memadai.
3. Gagal untuk mengamankan. 3. Bahan/komposisi yang tidak tepat.
4. Menggunakan alat/mesin yang rusak. 4. Model/sistem operasi yang tidak
5. Membuat peralatan tidak berfungsi. memadai.
6. Menggunakan bahan yang salah. 5. Pelindung/pembatas yang tidak
7. Gagal mengikuti prosedur. memadai.
8. Gagal mengidentifikasi bahaya. 6. Warning system yang tidak memadai.
9. Pemuatan/penempatan/pengangkatan 7. Kurangnya housekeeping.
yang tidak layak. 8. Kebisingan diluar batas normal.
10. Tidak menggunakan APD/menggunakan 9. Kekurangan/kelebihan pencahayaan, dll.
APD yang tidak layak, dll.

Faktor penyebab kecelakaan yang


tertinggi adalah tindakan tidak aman

58
MODUL 3 : Dasar Operasional K3
d. Kecelakaan Kerja

Jenis Insiden / Kecelakaan

Fatality Lost Time Injury

Injury

Medical
First Aid
Treatment Injury

59
MODUL 3 : Dasar Operasional K3
d. Kecelakaan Kerja

Piramida Kecelakaan
1. Semakin banyak kondisi dan
tindakan tidak aman di lapangan
maka akan meningkatkan jumlah
insiden atau kecelakaan kerja
yang terjadi. Fatality
2. Langkah terbaik untuk mencegah Tingkatan
fatality atau major insiden adalah Major insiden yang
terjadi
dengan tidak mengabaikan
insiden kecil dan nearmiss di
lapangan. Perkecil
piramida
Minor
3. Lakukan pengendalian kondisi Tindakan &
dan tindakan tidak aman dengan
maksimal sehingga piramida
Near miss Kondisi
Tidak aman
insiden semakin kecil.

60
MODUL 3 : Dasar Operasional K3
d. Kecelakaan Kerja

Apa yang harus dilakukan untuk mencegah kecelakaan berulang

Melaporkan semua kecelakaan


• Kecelakaan sekecil apapun harus segera dilaporkan supaya bisa dilakukan
investigasi untuk mencegah kecelakaan yang lebih besar terjadi.
Melakukan tindakan pencegahan kecelakaan
• Jangan mentolerir kondisi dan tindakan tidak aman. Segera laporkan atau
lakukan tindakan perbaikan terhadap semua kondisi dan tindakan yang
tidak aman di lapangan.
• Kecelakaan bisa terjadi kapan dan kepada siapa saja. Pastikan kita dan
tim selalu sadar untuk bekerja aman setiap saat.
Memberikan saran perbaikan untuk kondisi yang lebih aman
• Semua karyawan berhak untuk untuk memberikan masukan demi
terciptanya area kerja yang lebih aman.

61
MODUL 3
Quiz #Sub 4

Pernyataan yang paling tepat mengenai kecelakaan kerja berikut ini adalah:
a. Insiden terjadi kapan saja jadi tidak perlu sistem yang terlalu ketat.
b. Penyebab langsung terjadinya kecelakaan kerja adalah tindakan tidak aman dan factor pribadi.
c. Kecelakaan yang disebabkan oleh kelalaian dalam menggunakan APD merupakan faktor pekerjaan.
d. Dalam piramida kecelakaan; semakin tinggi kondisi dan tindakan tidak aman maka potensi kecelakaan kerja juga semakin tinggi.

Faktor penyebab dasar kecelakaan adalah


a. Faktor Pribadi b. Faktor Pekerjaan c. a dan b Benar d. a dan b Salah

Yang termasuk upaya pencegahan kecelakaan berulang kecuali ;


a. Semua kecelakaan harus dilaporkan dan diinvestigasi
b. Melakukan pengendalian kondisi aman setiap akan memulai pekerjaan
c. Semua karyawan berperan dalam memerikan masukan untuk perbaikan kondisi area kerja aman
d. Melaporkan kondisi dan tindakan tidak aman yang sifatnya kritikal saja
Thank You

pt-smart-tbk
@SMART_Sinarmas
@sinarmas_agri
@SMARTSinarmasagri
Sinar Mas Agribusiness and Food

Anda mungkin juga menyukai