Anda di halaman 1dari 15

Teknik Deteksi Gas Atmosfer Berbahaya

Modul Petugas Ruang Terbatas 46


 Sensor sinar infra-red

a. Sensor Elektrokimia:

Sensor elektrokimia tranduser bekerja dengan prinsip sel galvanis (baterai). Molekul oksigen yang terdapat dalam
gas yang akan diukur melewati membran plastic kedalam cairan elektrolit yang ada dalam sensor yang dipisahkan
untuk mengukur elektroda kedua atom Oksigen. Pada saat yang sama, elektroda mengoksidasi atom oksigen
menjadi timbal oksida. Reaksi ini akan menghasilkan arus listrik yang akan diukur sebagai bagian proporsional dari
tekanan parsial dari oksida.

1. Gas yang akan diukur


2. Saringan debu
3. Membran
4. Elektroda pengukur
5. Elektrolit
6. Elektroda rujukan
7. Elektroda penghitung

b. Sensor Katalitik

Gas yang akan dimonitor akan melalui piringan logam ke sensor dimana gas atau uap yang mudah terbakar
akan dibakar secara katalitik pada detektor elemen. Udara

Modul Petugas Ruang Terbatas 47


yang dibutuhkan untuk membakar diambil dari udara. Panas yang dihasilkan dari pembakaran akan
memanaskan elemen detektor dimana reaksi panas ini akan merubah hambatan pada elemen detektor
sebanding dengan tekanan parsial dari gas atau uap. Selain elemen detektor, sensor juga memiliki elemen
kompensator. Kedua elemen adalah bagian dari “Wheatstone bridge” Konsentrasi gas diukur dari voltasi pada
“Wheatstone bridge” dalam ukuruan % LEL atau % by Volume.

c. Sensor Non-Dispersive Infrared

Sumber radiasi cahaya infrared ganda dan penerima ganda digunakan untuk kompensasi perubahan dalam
penyelarasan, intensitas sumber cahaya dan efisiensi komponennya. Sinar yang dikeluarkan oleh sumber
ganda dikeluarkan melalui

Modul Petugas Ruang Terbatas 48


pemilah cahaya (beam splitter). Sebagian sinar akan dikenakan kepada contoh dan signal rujukan dikeluarkan
dan direfleksikan kembali kepada detektor pengukuran. Adanya gas yang mudah terbakar akan mengurangi
intensitas sinar untuk contoh, tidak untuk sinar rujukan, perbedaan dari dua signal ini akan secara
proporsional menunjukkan konsentrasi gas yang diukur.

Deteksi keberadaan gas atmosfir berbahaya dapat juga dilakukan dengan sistim Colorimetri Tabung Detektor
(Detector Tube System)

Prinsip dari tabung gas detektor adalah metoda analisa kering yang menerapkan reaksi kimia dan absorpsi
fisika. Gas yang diserap kedalam tabung menghasilkan lapisan warna yang dihasilkan dari reaksi antara
reagen dengan gas dalam tabung. Konsentrasi gas secara proposional akan menghasilkan lapisan warna yang
dapat dibaca pada skala yang tertera ditabung.

Modul Petugas Ruang Terbatas 49


Beberapa tipe deteksi gas adalah sebagai berikut :
Catalytic Sensor
Prinsip kerja : gas yang akan diukur teroksidasi pada elemen katalis dan
menimbulkan perubahan suhu yang sekaligus akan merubah nilai tahanan pada elemen katalis, perubahan
tahan menunjukan kadar gas yang teroksidasi Applikasi : Pengukuran gas dapat terbakar (combustible gases)
Keuntungan : Usia alat panjang
Kelemahan : Setiap gas yang berbeda memiliki respon berbeda pula Dapat menimbulakan
keracunan
Memerlukan kandungan oksigen minimal 10 % ketika pengukuran Keterbatasan pengukuran
persen kandungan gas
Metal Oxide Semiconductor Sensor
Prinsip Kerja : Gas yang diukur akan bereakasi dengan Metal Oxide
Semiconductor (SnO2) kemudian akan timbul perubahan tahanan listriknya, perubahan tahanan diukur dan
dinyatakan sebagai kandungan gas.
Applikasi : Hampir semua jenis gas yang dapat dioksidasi
Keuntungan : Harga murah
Kelemahan : Tidak selektip dalam pengukuran,Terpengaruh oleh humidity, Tidak mampu menganalisa, tapi
hanya mampu menentukan ya atau tidak.
Non Dispersive Infrared (NDIR)
Prinsip Kerja : Gas yang diukur akan menyerap sinar infrared pada gelombang
tertentu, merujuk pada perhitungan prinsip Beers Law, sehingga konsentrasi gas dapat ditentukan
Applikasi : Untuk berbagai gas organic
Keuntungan : Sangat luas penggunaanya
Kelemahan : Mahal dan mudah rusak dan sulit untuk diperbaiki

Modul Petugas Ruang Terbatas 50


Photoionazation Detector (PID)
Prinsip Kerja : Sinar ultra violet mengionisasi gas yang terukur dan membangkitkan
arus listrik yang sebanding dengan konsentrasi gas yang terukur Applikasi : Mengukur senyawa organik yang
mudah menguap (VOC’s) Keuntungan : Dapat mengukur berbagai senyawa organic yang mudah menguap,
dan sangat effektip bila digabungkan dengan GC (Gas Chromathography) Kelemahan : Tidak bisa menseleksi
jenis gas senyawa organik, apabila dibawah daya ionisasi lampu
Dipengaruhi oleh humidity yang tinggi Harga lampu UV mahal

Electro Chemical Sensor


Prinsip Kerja : Gas yang terukur diserap pada elektroda sensor elektrokatalitik , setelah gas terukur melalui
penghamburan pada media dan bereaksi secara elektrokimia yang membangkitkan arus listrik yang
sebanding dengan konsentrasi gas terukur.
Applikasi : Mengukur berbagai gas : Br2, Cl2, CO, CLO2, C2H4, HCO2, H2, H2S, SO2, O2, dll
Keuntungan : Murah, Hasil pengukuran yang linear, unit alat ukur bisa dibentuk kecil
Kelemahan : Hasil data pengukuran sangat di pengaruhi oleh kecakapan teknisi dan dipengaruhi oleh suhu

6.3. KALIBRASI ALAT DETEKSI GAS

Setelah mengenal berbagai jenis dan alat deteksi, maka seorang teknisi deteksi gas juga harus mengetahui bagaimana
pengoperasian alat. Semua alat deteksi gas pertama kali harus melalui tahapan kalibrasi sebelum di operasikan.

Modul Petugas Ruang Terbatas 51


Kalibrasi alat ukur gas merupakan hal sangat penting untuk memastikan bahwa alat deteksi gas tersebut layak
digunakan. Kalibrasi peralatan dibutuhkan agar ketepatan dan akurasi alat dapat dipertanggung jawabkan. Kalibrasi
merujuk kepada proses penetapan hubungan antara output atau respon dari peralatan pengukuran dengan nilai atau
ukuran kwantitas input atau atribut dari pengukuran yang standar.

Proses kalibrasi untuk penggunaan yang tidak spesifik biasanya disebut sebagai penyesuaian output atau indikasi
bahwa pengukuran peralatan sesuai dengan nilai standar yang diaplikasikan dalam range akurasi yang diperlukan.
Respon dari sensor eletrokimia sangat tergantung terhadap kondisi lingkungan. Oleh karena itu proses kalibrasi sebaik
mungkin kalibrasi dilakukan setara dengan kondisi yang sebenarnya. Kebanyakan peralatan dilengkapi dengan dua jenis
alarm, peringatan dan bahaya. Kedua alaram ini akan mendeteksi konsentrasi gas melebihi batas bahaya yang
diprogramkan. Ketepatan respon mendeteksi dan kemampuannya untuk menganalisa menunjukkan akurasi dari
pembacaan. Apabila titik rujukan sudah berubah, maka pembacaanpun akan berubah sehingga menjadi tidak dapat
dipercaya. Hal ini disebut sebagai “calibration drift” dan sering terjadi pada semua detektor. Kalibrasi dengan
menggunakan gas standar yang konsentrasinya disertifikasi dapat memperbaiki titik rujukan ini.

Beberapa masalah yang timbul gas detektor menyimpang dari seting kalibrasi:
 Penurunan kemampuan sensor untuk mendeteksi bahan kimia dan penyimpangan dari peralatan elektronik
karena pemakaian sepanjang waktu
 Pemaparan yang berlebih, kondisi yang ekstrim seperti suhu dan kelembaban yang rendah atau tinggi dan
tingginya kadar partikulat di udara
 Pemaparan konsentrasi (over-range) dari target yang ditetapkan
 Pemaparan yang tinggi terhadap sensor katalitik LEL terhadap racun dan inhibitor, termasuk silicon, gas hidrida,
hidrokarbon terhalogenasi, gas sulfide
 Pemaparan yang berlebih terhadap sensor elektrokimia terhadap beberapa uap pelarut dan gas-gas yang sangat
korosif
Modul Petugas Ruang Terbatas 52
 Penanganan peralatan yang kurang baik, seperti terjatuh, penyimpanan yang kruang baik, goncangan, getaran
dll
Kalibrasi dapat di bagi 2 tahapan yaitu kalibrasi internal dan kalibrasi eksternal.
a. Kalibrasi internal yaitu kalibrasi yang dilakukan oleh internal teknisi gas. Kalibrasi yang dilakukan adalah
dengan pengukuran/ pembacaan alat deteksi gas dan membandingkan hasil pembacaan / pengukuran
terhadap konsentrasi gas standar. Peraturan kalibrasi untuk meyakinkan agar gas detektor dapat bekerja
dengan baik adalah sebagai berikut:

 Ikuti petunjuk dari pemasok untuk kalibrasi yang benar. Pergunakan peralatan yang benar,
termasuk gas standar yang sudah dikalibrasi, tabung contoh, flow regulator, adapter dll.
 Standar gas yang dipakai untuk kalibrasi tidak boleh kadaluarsa. Gas harus ada sertifikasinya dan
dapat dilacak certificate of analysis.
 Personil yang melakukan kalibrasi harus terlatih dan menggunakan metode kalibrasi yang benar
sesuai dengan petunjuk dari pemasok.
Ada dua jenis kalibrasi yang dilakukan yaitu :
1) Fresh Air Calibration (Self Check)
Proses internal kalibrasi ini dilakukan sebagai internal kalibrasi dengan menggunakan udara bebas dan
bersih sebagai referensi dan selanjutnya digunakan sebelum dan setiap menggunakan peralatan
detektor gas. Apabila semua sensor memberikan penunjukkan „OK“ berarti peralatan siap
dipergunakan.
2) Bump Test Calibration.
 Proses kalibrasi ini dilakukan dengan menggunakan standar gas yang telah diketahui komposisi dan
konsentrasinya untuk menentukan akurasi pembacaan sensor. Kalibrasi ini dilakukan untuk peralatan
yang

Modul Petugas Ruang Terbatas 53


penggunaannya tertentu dan ketepatannya diharapkan, sebagai contoh di industri petrokimia
yang perlu melakukan pengukuran suatu gas tertentu.
 Peralatan harus di”Nol” kan sebelum dilakukan bump-test. Konsentrasi gas standar harus cukup
tinggi untuk bisa memicu terjadinya alarm. Apabila hasil “bump test” tidak menunjukkan alarm
atau dalam range yang dapat diterima, maka kalibrasi penuh harus dilakukan.

Contoh:
Pengukuran standar gas oksigen,
Pertama kali disiapkan gas standar oksigen dengan gas standar berkadar 19.5% -23% volume.
Selanjutnya alat yang akan di kalibrasikan digunakan untuk mengukur gas
standar tersebut. Jika hasil pembacaan sesuai atau dalam batas toleransi / deviasi yang tercantum
dalam label alat, maka alat tersebut dinyatakan layak pakai. Namun jika diluar batas deviasi, misalkan
ternyata terbaca 16 % maka alat tersebut dinyatakan tidak layak pakai dan harus dilakukan
adjustment ( penyesuaian) melalui kalibrasi eksternal.

Alat deteksi yang telah dikalibrasi dari pabriknya dengan gas kalibrasi standar dan diprogram dengan
batas alarm asal (default) sebagaimana tercantum:

Gas Gas Kal/ Satuan TWA STEL Rendah Tinggi


Keseimban gan

CO 50/Udara Ppm 35 100 35 200


H2S 25/N2 Ppm 10 15 10 20
SO2 5/N2 Ppm 2 5 2 10

Modul Petugas Ruang Terbatas 54


NO 25/N2 Ppm 25 25 25 50
NO2 5/Udara Ppm 1 1 1 10
Cl2 10/N2 Ppm 0,5 1 0,5 5
O2 20,9/N2 % Vol - - 19,5 23,5
CH4 50/Udara %LEL - - 10 20
HCN 10/N2 Ppm 5 5 5 50
NH3 50/N2 Ppm 25 35 25 50
PH3 5/N2 Ppm 0,3 1 1 2
VOC* 100/Udara Ppm 10,0 25,0 50,0 100

a. Kalibrasi eksternal atau sering pula di sebut full calibration adalah melakukan kalibrasi peralatan secara
menyeluruh terhadap peralatan, termasuk kemampuan sensor dan peralatan lainnya yang dilakukan
oleh lembaga independen, atau jasa kalibrasi atau laboratorium yang telah terakreditasi. Kalibrasi
eksternal dilakukan secara berkala ( umumnya supplier mensyaratkan 6 bulan sekali) atau jika saat
dilakukan kalibrasi internal dinyatakan tidak layak. Semua alat yang telah dilakukan kalibrasi eksternal
mendapat sertifikat/ bukti telah dikalibrasi yang dikeluarkan oleh institusi yang melakukan kalibrasi.

6.4. Petunjuk Penggunaan Alat Deteksi Gas


Cara pengoperasian alat deteksi ada dalam setiap manual alat deteksi. Sehingga wajib bagi setiap teknisi
untuk membaca dan memahami manual setiap alat deteksi yang di gunakan. Pengoperasian alat ada yang
bersifat analog dan ada pula yang digital
Metoda penggunaan gas detektor tergantung dari jenis dan tipe dari masing- masing pemasok. Sebagai
gambaran umum penggunaan gas detektor sesuai dengan peruntukannya adalah sebagai berikut:

Modul Petugas Ruang Terbatas 55


1. Isi (charge) baterai atau peralatan sampai petunjuk display isi baterai penuh atau semalaman
2. Tekan tombol “ON” beberapa saat sampai alat melakukan self check
3. Apabila peralatan normal, maka display akan menunjukkan “OK” dan peralatan siap untuk dipakai
4. Apabila ditemukan alarm atau display yang menunjukkan kondisi peralatan yang tidak normal, tekan
tombol “OFF” beberapa saat dan lanjutkan dengan proses “ON” kembali
5. Apabila ditemukan display untuk melakukan kalibrasi, maka lakukan “Bump- Test” calibration atau
kirimkan ke pemasok.
6. Apabila tetap ditemukan kondisi tidak normal, perlu diperhatikan informasi display. Segera hubungi
pihak pemasok untuk memberitahukan informasi yang
diperlukan
7. Apabila peralatan normal, peralatan dapat segera dipakai dan catat nilai penunjukaanya
8. Untuk multi-gas, dapat dipilih jenis gas yang diinginkan dan akan ditunjukkan
pembacaan ukuran yang diinginkan, apakah ppm, % Vol
9. Untuk pembacaan konsentrasi gas oksigen, akan ditunjukkan % Vol. Apabila konsentrasi dari masing-
masing gas, atau konsentrasi oksigen diluar range, maka akan didengar alarm atau signal
10. Pada beberapa peralatan tertentu, nilai pembacaannya dapat disimpan sesuai
dengan kapasitas memori yang ada di peralatan
11. Pada beberapa peralatan tertentu, data nilai pembacaannya dapat ditransfer ke komputer dan dapat
diolah untuk menjadi informasi
12. Apabila selesai penggunaannya, sebaiknya baterai atau alatnya di charge agar
dapat dipakai setiap saat.

Modul Petugas Ruang Terbatas 56


Sistim Tabung Gas Detektor

1. Pecahkan kedua ujung tabung detektor dengan menggunakan pemotong (cutter)


2. Masukkan ujung yang bertanda panah kedalam kedalam alat pengisap
3. Hisap atau jalankan pompa pengisap berdasarkan volume gas yang akan dianalisa
4. Biarkan beberapa saat sampai warna yang dihasilkan terlihat konstan
5. Baca skala warna yang dihasilkan

Contoh penggunaan

Pengukuran kwantitatif gas dan uap dapat dilakukan dengan detector gas tube.
Alat ini terdiri dari suatu pompa penghisap dengan volume 50 ml atau 100 ml dan pipa detector (detector tube)
yang bekerja dan digunakan untuk gas atau uap tertentu.

a. Prinsip kerja;
Pompa penghisap digunakan untuk menghisap udara lingkungan kerja dengan volume tertentu misalnya
sebanyak 100 ml. Dengan demikian jumlah udara yang mengalir melalui pipa detector juga sebanyak 100 ml.
Gas dan uap yang akan diselidiki yang berada dalam udara ini akan diabsorbsi oleh absorben dan bereaksi
dengan reagen yang ada dalam pipa detector.
Reaksi ini akan menyebabkan terjadinya perubahan warna. Panjang kolom
perubahan warna dalam pipa detector akan menunjukkan konsentrasi gas atau uap yang diselidiki dalam
udara.

b. Cara penggunaan ;
1) Pilih detector yang sesuai dengan gas atau uap yang akan diselidiki
2) Patahkan kedua ujung pipa detector. Pasang pipa detector tersebut pada ujung pompa hisap
Modul Petugas Ruang Terbatas 57
Gambar alat ;

3) Tarik pompa penghisap sampai maksimal dan dikunci. Sebanyak 100 ml udara akan mengalir melalui pipa
detector
Bahan kimia yang akan diselidiki akan diabsorbsi dan bereaksi dengan reagen, sehingga terjadi perubahan
warna, biarkan selama 3 menit.
c. Pembacaan :
Pada pipa yang sudah mempunyai skala, konsentrasi zat yang diukur sudah dapat dibaca pada skala yang ada
pada pipa detector
Cara pembacaan pada pipa yang tidak mempunyai skala adalah dengan chart, yaitu;
dengan meletakkan pipa detector diatas chart yang sesuai (ada pada kotak setiap pipa detector), sedemikian
rupa sehingga kedua ujung kolom absorben tepat pada masing-masing garis atau bawah pada chart tersebut.
Kemudian batas perubahan warna diproyeksikan pada chart yang akan jatuh pada garis-garis diantara kedua
garis paling atas dan paling bawah tadi yang akan menunjukkan konsentrasi gas/uap yang diselidiki dalam udara
ruang kerja.
d. Kalibrasi

Modul Petugas Ruang Terbatas 58


Tarik pompa semaksimal mungkin (100 ml) dan lepaskan, apabila pompa kembali penuh (0 ml) berarti pompa
masih baik dan alat masih dapat dipergunakan.

5. Perawatan Alat

Penggunaan peralatan gas detektor didesain untuk melindungi personil dari bahaya gas tidak tampak yang
mungkin ada di lingkungan kerja, termasuk ruang terbatas. Dengan demikian, kehandalan alat menjadi
sangat penting. Adalah sangat vital bahwa peralatan ini harus dirawat dan dikalibrasi secara benar. Ketidak-
akuratan peralatan karena tidak adanya perawatan dan penyimpanan yang tidak sesuai serta kalibrasi yang
tidak benar atau tidak rutin dapat mengakibatkan kecelakaan yang fatal. Seorang teknisi deteksi gas
memiliki kewajiban pula untuk merawat alat deteksi yang menjadi tanggungjawabnya.

Setiap alat deteksi harus memiliki log book dan alat tersebut di simpan dalam tempat yang khusus sesuai
dengan petunjuk penyimpanan yang terdapat pada manual book. Secara umum persyaratan penyimpanan
dan perawatan adalah sebagai berikut:
a. Memperhatikan kebersihan alat sebelum, saat dipakai dan setelah pemakaian.
b. Pengemasan alat detector agar terlindung dari kontaminasi gas – gas dan pencahayaan serta
temperature ruang yang normal yang dapat berpengaruh terhadap peralatan khususnya sensor..
c. Tempat penyimpanan alat detector terhindar dari getaran dan goncangan.
d. Untuk gas detector tube perlu diperhatikan fungsi pompanya.
e. Pastikan log book digunakan pencatatan setiap selesai melakukan pengukuran termasuknya hasil
kalibrasinya.

Modul Petugas Ruang Terbatas 59


Alat pelindung diri (APD) harus digunakan setiap kali memasuki ruang
terbatas. APD yang wajib digunakan untuk mengurangi risiko kekurangan
oksigen adalah Self-Contained Breathing Apparatus (SCBA). SCBA adalah
alat bantu pernafasan, Alat ini memberikan udara layak untuk bernafas
dalam kondisi hidup-mati atau IDLH (immediate danger to life and health)
melalui tabung udara bertekanan.

SCBA adalah alat yang bekerja menggunakan prinsip sirkuit terbuka. Prinsip
sirkuit terbuka menandakan bahwa SCBA beroperasi dengan prinsip
pernafasan pada umumnya: pengguna menghirup udara, menghembuskan
udara, dan kemudian menyebabkan pengurangan/penipisan persediaan
udara dalam tabung. Penggunaan SCBA dengan sirkuit terbuka terbilang
aman karena sistemnya secara otomatis menjaga tekanan udara di dalam
masker lebih tinggi daripada tekanan udara di luar masker. Dengan
demikian, seandainya terjadi kebocoran pada masker, masih ada udara
bersih yang mengalir keluar dan mencegah asap masuk ke dalam masker.

Anda mungkin juga menyukai