a. Sensor Elektrokimia:
Sensor elektrokimia tranduser bekerja dengan prinsip sel galvanis (baterai). Molekul oksigen yang terdapat dalam
gas yang akan diukur melewati membran plastic kedalam cairan elektrolit yang ada dalam sensor yang dipisahkan
untuk mengukur elektroda kedua atom Oksigen. Pada saat yang sama, elektroda mengoksidasi atom oksigen
menjadi timbal oksida. Reaksi ini akan menghasilkan arus listrik yang akan diukur sebagai bagian proporsional dari
tekanan parsial dari oksida.
b. Sensor Katalitik
Gas yang akan dimonitor akan melalui piringan logam ke sensor dimana gas atau uap yang mudah terbakar
akan dibakar secara katalitik pada detektor elemen. Udara
Sumber radiasi cahaya infrared ganda dan penerima ganda digunakan untuk kompensasi perubahan dalam
penyelarasan, intensitas sumber cahaya dan efisiensi komponennya. Sinar yang dikeluarkan oleh sumber
ganda dikeluarkan melalui
Deteksi keberadaan gas atmosfir berbahaya dapat juga dilakukan dengan sistim Colorimetri Tabung Detektor
(Detector Tube System)
Prinsip dari tabung gas detektor adalah metoda analisa kering yang menerapkan reaksi kimia dan absorpsi
fisika. Gas yang diserap kedalam tabung menghasilkan lapisan warna yang dihasilkan dari reaksi antara
reagen dengan gas dalam tabung. Konsentrasi gas secara proposional akan menghasilkan lapisan warna yang
dapat dibaca pada skala yang tertera ditabung.
Setelah mengenal berbagai jenis dan alat deteksi, maka seorang teknisi deteksi gas juga harus mengetahui bagaimana
pengoperasian alat. Semua alat deteksi gas pertama kali harus melalui tahapan kalibrasi sebelum di operasikan.
Proses kalibrasi untuk penggunaan yang tidak spesifik biasanya disebut sebagai penyesuaian output atau indikasi
bahwa pengukuran peralatan sesuai dengan nilai standar yang diaplikasikan dalam range akurasi yang diperlukan.
Respon dari sensor eletrokimia sangat tergantung terhadap kondisi lingkungan. Oleh karena itu proses kalibrasi sebaik
mungkin kalibrasi dilakukan setara dengan kondisi yang sebenarnya. Kebanyakan peralatan dilengkapi dengan dua jenis
alarm, peringatan dan bahaya. Kedua alaram ini akan mendeteksi konsentrasi gas melebihi batas bahaya yang
diprogramkan. Ketepatan respon mendeteksi dan kemampuannya untuk menganalisa menunjukkan akurasi dari
pembacaan. Apabila titik rujukan sudah berubah, maka pembacaanpun akan berubah sehingga menjadi tidak dapat
dipercaya. Hal ini disebut sebagai “calibration drift” dan sering terjadi pada semua detektor. Kalibrasi dengan
menggunakan gas standar yang konsentrasinya disertifikasi dapat memperbaiki titik rujukan ini.
Beberapa masalah yang timbul gas detektor menyimpang dari seting kalibrasi:
Penurunan kemampuan sensor untuk mendeteksi bahan kimia dan penyimpangan dari peralatan elektronik
karena pemakaian sepanjang waktu
Pemaparan yang berlebih, kondisi yang ekstrim seperti suhu dan kelembaban yang rendah atau tinggi dan
tingginya kadar partikulat di udara
Pemaparan konsentrasi (over-range) dari target yang ditetapkan
Pemaparan yang tinggi terhadap sensor katalitik LEL terhadap racun dan inhibitor, termasuk silicon, gas hidrida,
hidrokarbon terhalogenasi, gas sulfide
Pemaparan yang berlebih terhadap sensor elektrokimia terhadap beberapa uap pelarut dan gas-gas yang sangat
korosif
Modul Petugas Ruang Terbatas 52
Penanganan peralatan yang kurang baik, seperti terjatuh, penyimpanan yang kruang baik, goncangan, getaran
dll
Kalibrasi dapat di bagi 2 tahapan yaitu kalibrasi internal dan kalibrasi eksternal.
a. Kalibrasi internal yaitu kalibrasi yang dilakukan oleh internal teknisi gas. Kalibrasi yang dilakukan adalah
dengan pengukuran/ pembacaan alat deteksi gas dan membandingkan hasil pembacaan / pengukuran
terhadap konsentrasi gas standar. Peraturan kalibrasi untuk meyakinkan agar gas detektor dapat bekerja
dengan baik adalah sebagai berikut:
Ikuti petunjuk dari pemasok untuk kalibrasi yang benar. Pergunakan peralatan yang benar,
termasuk gas standar yang sudah dikalibrasi, tabung contoh, flow regulator, adapter dll.
Standar gas yang dipakai untuk kalibrasi tidak boleh kadaluarsa. Gas harus ada sertifikasinya dan
dapat dilacak certificate of analysis.
Personil yang melakukan kalibrasi harus terlatih dan menggunakan metode kalibrasi yang benar
sesuai dengan petunjuk dari pemasok.
Ada dua jenis kalibrasi yang dilakukan yaitu :
1) Fresh Air Calibration (Self Check)
Proses internal kalibrasi ini dilakukan sebagai internal kalibrasi dengan menggunakan udara bebas dan
bersih sebagai referensi dan selanjutnya digunakan sebelum dan setiap menggunakan peralatan
detektor gas. Apabila semua sensor memberikan penunjukkan „OK“ berarti peralatan siap
dipergunakan.
2) Bump Test Calibration.
Proses kalibrasi ini dilakukan dengan menggunakan standar gas yang telah diketahui komposisi dan
konsentrasinya untuk menentukan akurasi pembacaan sensor. Kalibrasi ini dilakukan untuk peralatan
yang
Contoh:
Pengukuran standar gas oksigen,
Pertama kali disiapkan gas standar oksigen dengan gas standar berkadar 19.5% -23% volume.
Selanjutnya alat yang akan di kalibrasikan digunakan untuk mengukur gas
standar tersebut. Jika hasil pembacaan sesuai atau dalam batas toleransi / deviasi yang tercantum
dalam label alat, maka alat tersebut dinyatakan layak pakai. Namun jika diluar batas deviasi, misalkan
ternyata terbaca 16 % maka alat tersebut dinyatakan tidak layak pakai dan harus dilakukan
adjustment ( penyesuaian) melalui kalibrasi eksternal.
Alat deteksi yang telah dikalibrasi dari pabriknya dengan gas kalibrasi standar dan diprogram dengan
batas alarm asal (default) sebagaimana tercantum:
a. Kalibrasi eksternal atau sering pula di sebut full calibration adalah melakukan kalibrasi peralatan secara
menyeluruh terhadap peralatan, termasuk kemampuan sensor dan peralatan lainnya yang dilakukan
oleh lembaga independen, atau jasa kalibrasi atau laboratorium yang telah terakreditasi. Kalibrasi
eksternal dilakukan secara berkala ( umumnya supplier mensyaratkan 6 bulan sekali) atau jika saat
dilakukan kalibrasi internal dinyatakan tidak layak. Semua alat yang telah dilakukan kalibrasi eksternal
mendapat sertifikat/ bukti telah dikalibrasi yang dikeluarkan oleh institusi yang melakukan kalibrasi.
Contoh penggunaan
Pengukuran kwantitatif gas dan uap dapat dilakukan dengan detector gas tube.
Alat ini terdiri dari suatu pompa penghisap dengan volume 50 ml atau 100 ml dan pipa detector (detector tube)
yang bekerja dan digunakan untuk gas atau uap tertentu.
a. Prinsip kerja;
Pompa penghisap digunakan untuk menghisap udara lingkungan kerja dengan volume tertentu misalnya
sebanyak 100 ml. Dengan demikian jumlah udara yang mengalir melalui pipa detector juga sebanyak 100 ml.
Gas dan uap yang akan diselidiki yang berada dalam udara ini akan diabsorbsi oleh absorben dan bereaksi
dengan reagen yang ada dalam pipa detector.
Reaksi ini akan menyebabkan terjadinya perubahan warna. Panjang kolom
perubahan warna dalam pipa detector akan menunjukkan konsentrasi gas atau uap yang diselidiki dalam
udara.
b. Cara penggunaan ;
1) Pilih detector yang sesuai dengan gas atau uap yang akan diselidiki
2) Patahkan kedua ujung pipa detector. Pasang pipa detector tersebut pada ujung pompa hisap
Modul Petugas Ruang Terbatas 57
Gambar alat ;
3) Tarik pompa penghisap sampai maksimal dan dikunci. Sebanyak 100 ml udara akan mengalir melalui pipa
detector
Bahan kimia yang akan diselidiki akan diabsorbsi dan bereaksi dengan reagen, sehingga terjadi perubahan
warna, biarkan selama 3 menit.
c. Pembacaan :
Pada pipa yang sudah mempunyai skala, konsentrasi zat yang diukur sudah dapat dibaca pada skala yang ada
pada pipa detector
Cara pembacaan pada pipa yang tidak mempunyai skala adalah dengan chart, yaitu;
dengan meletakkan pipa detector diatas chart yang sesuai (ada pada kotak setiap pipa detector), sedemikian
rupa sehingga kedua ujung kolom absorben tepat pada masing-masing garis atau bawah pada chart tersebut.
Kemudian batas perubahan warna diproyeksikan pada chart yang akan jatuh pada garis-garis diantara kedua
garis paling atas dan paling bawah tadi yang akan menunjukkan konsentrasi gas/uap yang diselidiki dalam udara
ruang kerja.
d. Kalibrasi
5. Perawatan Alat
Penggunaan peralatan gas detektor didesain untuk melindungi personil dari bahaya gas tidak tampak yang
mungkin ada di lingkungan kerja, termasuk ruang terbatas. Dengan demikian, kehandalan alat menjadi
sangat penting. Adalah sangat vital bahwa peralatan ini harus dirawat dan dikalibrasi secara benar. Ketidak-
akuratan peralatan karena tidak adanya perawatan dan penyimpanan yang tidak sesuai serta kalibrasi yang
tidak benar atau tidak rutin dapat mengakibatkan kecelakaan yang fatal. Seorang teknisi deteksi gas
memiliki kewajiban pula untuk merawat alat deteksi yang menjadi tanggungjawabnya.
Setiap alat deteksi harus memiliki log book dan alat tersebut di simpan dalam tempat yang khusus sesuai
dengan petunjuk penyimpanan yang terdapat pada manual book. Secara umum persyaratan penyimpanan
dan perawatan adalah sebagai berikut:
a. Memperhatikan kebersihan alat sebelum, saat dipakai dan setelah pemakaian.
b. Pengemasan alat detector agar terlindung dari kontaminasi gas – gas dan pencahayaan serta
temperature ruang yang normal yang dapat berpengaruh terhadap peralatan khususnya sensor..
c. Tempat penyimpanan alat detector terhindar dari getaran dan goncangan.
d. Untuk gas detector tube perlu diperhatikan fungsi pompanya.
e. Pastikan log book digunakan pencatatan setiap selesai melakukan pengukuran termasuknya hasil
kalibrasinya.
SCBA adalah alat yang bekerja menggunakan prinsip sirkuit terbuka. Prinsip
sirkuit terbuka menandakan bahwa SCBA beroperasi dengan prinsip
pernafasan pada umumnya: pengguna menghirup udara, menghembuskan
udara, dan kemudian menyebabkan pengurangan/penipisan persediaan
udara dalam tabung. Penggunaan SCBA dengan sirkuit terbuka terbilang
aman karena sistemnya secara otomatis menjaga tekanan udara di dalam
masker lebih tinggi daripada tekanan udara di luar masker. Dengan
demikian, seandainya terjadi kebocoran pada masker, masih ada udara
bersih yang mengalir keluar dan mencegah asap masuk ke dalam masker.