Training Rules
2
Topik Bahasan
Tujuan Pelatihan
Definisi & Pengertian Ruangan Terbatas
Contoh Pekerjaan di Ruangan Terbatas
Contoh Kecelakaan Kerja di Ruangan Terbatas
Prosedur Bekerja Aman di Ruangan Terbatas
Peralatan Kerja dan APD
Identifikasi Bahaya di Ruangan Terbatas
Jenis-jenis Bahaya di Ruangan Terbatas
Nilai Ambang Batas Aman Bekerja di Ruangan Terbatas
Deteksi Gas di Ruangan Terbatas
Penilaian Risiko Bekerja di Ruangan Terbatas
3
Tujuan Pelatihan
4
Definisi & Pengertian
Mengacu prosedur PTBC;
5
Definisi & Pengertian (lanjutan)
Contoh gambar ruangan terbatas/confined space
6
Contoh Pekerjaan
Welding = Menghasilkan gas beracun
Coating = Menghasilkan partikel dan gas beracun
Grinding = Menghasilkan debu logam berbahaya
Sandblasting = Menghasilkan bahan karsinogen
Hydro blasting = Menghasilkan aerosol beracun
NDT Operation (Non Destructive Test) =
Menghasilkan bahan kimia berbahaya dan radiasi
ultrasonik.
7
Contoh Kecelakaan Kerja
Kematian di tangki LPG akibat kekurangan O2
• Pengawas hanya memeriksa bau LPG dari luar, tanpa deteksi kadar
O2 dalam tangki.
• Pelaksana 1 tanpa APD masuk tangki, pingsan.
• Pelaksana 2 tanpa APD ikut masuk tangki, pingsan.
• Tangki dialiri O2 murni = bahaya meledak. Harusnya udara bersih.
• Pelaksana 1 meninggal setelah 9 bulan di Rumah Sakit.
• Terserang kerusakan paru-paru (bronchopneumonia) & kerusakan
otak.
• Perusahaan dan pengawas tersebut kena sanksi.
8
Contoh Kecelakaan Kerja
Kematian akibat keracunan gas CO (Monoksida)
• Tangki air raksasa dipompa selama 2 hari menggunakan pompa
mesin bensin dalam tangki.
• Hari kedua, selang tidak cukup panjang hingga dasar tangki
• Satu pekerja tanpa APD masuk tangki, pingsan
• Temannya ikut masuk tangki, pingsan
• Teman satunya lagi mau bantu, sadar adanya asap sisa mesin
pompa
• Keduanya meninggal setelah diangkat dan dibawa ke RS
• Akibat gas CO yang tinggi dalam tangki.
• Gas CO meracuni Haemoblobin darah.
9
Contoh Kecelakaan Kerja
Kematian dalam mother vessel batubara
• Tahun 2001, empat orang hendak perbaiki kebocoran kapal
• Pekerja 1 tanpa APD masuk lubang 450 mm x 520 mm
• Pekerja 1 tidak kembali keluar
• Pekerja 2 masuk, tidak keluar
• Pekerja 3 (Kepala Regu) ikut masuk, tidak keluar
• Pekerja 4 ikut masuk, tidak keluar
• Dipanggil tim Rescue dilengkapi alat bantu nafas/tabung oksigen
• Mereka masuk dan mengangkat keempat jenazah
10
Prosedur Kerja Aman
Terdapat 5 langkah utama:
1.Persiapan pekerjaan di ruangan terbatas
2. Kondisi Personil
3. Ijin Bekerja
4. Bekerja aman di ruangan terbatas
5. Penyelesaian Pekerjaan
11
Prosedur Kerja Aman (lanjutan)
Persiapan pekerjaan di ruangan terbatas
1. a. Analisa Bahaya:
• Pertimbangkan perlu/tidaknya masuk ke ruang
terbatas.
• Harus telah di-JSA dan di-Inspeksi keamanannya,
meliputi;
–Kondisi atmosfir dalam ruangan (suhu ekstrim,
kandungan O2, gas dan debu eksplosif, gas
beracun)
–Kondisi fisik ruangan terbatas
–Adanya padatan/cairan mudah terbakar/meledak
–Getaran mekanik
12
Prosedur Kerja Aman (lanjutan)
1. a. Analisa Bahaya (lanjutan)
• Harus telah di-JSA dan di-Inspeksi keamanannya, meliputi
(lanjutan);
– Elektrisitas, Kebisingan, Radiasi
– Adanya konduktor listrik, seperti air
– Jenis pekerjaan
– Kelengkapan & berfungsinya alat pendukung bekerja aman
– Penggunaan bahan/materi berbahaya
14
DO and DONT
15
Prosedur Kerja Aman (lanjutan)
2. Kondisi Personil
• Sehat fisik & mental sesuai rujukan dokter
perusahaan
• Telah mengikuti pelatihan khusus & praktek bekerja
aman di ruangan terbatas
• Harus bersertifikat jika dipersyaratkan
• Harus mengetahui potensi bahaya, risiko
kecelakaan kerja dan cara mencegahnya
16
Prosedur Kerja Aman (lanjutan)
3. Ijin Bekerja
F – CMP – 13.01
17
Prosedur Kerja Aman (lanjutan)
4. Bekerja Aman di Ruangan Terbatas
4. a. Petugas Pantau
• Harus diawasi 1 orang supervisor sebagai petugas pantau
• Petugas pantau ada di luar dan memantau keadaan sekitar
• Petugas pantau harus memahami potensi bahaya dan cara
mencegah terjadinya
• Petugas pantau harus berkomunikasi dengan pekerja pelaksana
di dalam ruangan
• Petugas pantau harus sigap dan mampu menangani P3K di
ruangan terbatas.
18
Prosedur Kerja Aman (lanjutan)
4. Bekerja Aman di Ruangan Terbatas (lanjutan)
4. b. Pengendalian Operasi
• Gunakan JSA dan hasil Inspeksi sebagai acuan
• Pastikan kondisi ruangan bebas hantaran listrik
• Terapkan LOTO.
• Gunakan perlengkapan yang berfungsi baik
• Pastikan terdapat ventilasi dalam ruangan.
• Minum air putih setiap 15-20 menit sekali.
19
Prosedur Kerja Aman (lanjutan)
4. Bekerja Aman di Ruangan Terbatas (lanjutan)
20
Prosedur Kerja Aman (lanjutan)
5. Penyelesaian Pekerjaan
• Pastikan tempat kerja kembali bersih dan rapih
• Pastikan aman sebelum melakukan Tag Out
• Matikan semua alat alat, ringkas semua alat kerja,
pastikan valve ventilasi di tutup kembali.
• Lengkapi Form Confined Space Permit
• Jika berlanjut pekerjaan shift, lakukan briefing
serah terima shift, terapkan LOTO.
• Pekerjaan shift lanjutan, memastikan prosedur 1-5
dijalankan.
21
Perlengkapan Kerja & APD
• Baju khusus bekerja di dalam ruangan terbatas
• Topi helm khusus bekerja di dalam ruangan terbatas
• Sepatu safety (oil resistant, yang terikat kuat/tidak mudah lepas)
• Sarung tangan
• Kacamata Safety
• Pelindung telinga (ear plug)
• Gas Meter (bisa deteksi: H2S, CO, O2, Hidrokarbon)
• Lampu senter khusus bekerja di dalam ruangan terbatas
APD harus mempertimbangkan:
Efektifitas, Kesesuaian, Penggunaan, Sesuai Standard.
22
Identifikasi Bahaya
23
Identifikasi Bahaya
I. Kewajiban mengidentifikasi bahaya;
Bahaya / hazard =
Sesuatu yang berpotensi menyebabkan cidera/sakit
• Identifikasi dilakukan oleh setiap pengawas & safety
officer
24
Identifikasi Bahaya
II. Bagaimana mengidentifikasi bahaya;
Proses mengidentifikasi semua situasi ataupun kejadian
• Sumberyang berpotensi
informasi menyebabkan
identifikasi bahaya;cidera/sakit
- Berdiskusi dengan penanggung jawab lokasi kerja
- Mendapatkan saran dari ahli/pekerja berpengalaman
- Review catatan kecelakaan/cidera/sakit
- Mengikuti informasi ‘accident allert’ dari assosiasi profesi
- Mengikuti perkembangan pengetahuan, jurnal, artikel
tentang bahaya bekerja di ruangan terbatas.
25
Identifikasi Bahaya
III. Kapan identifikasi bahaya dilakukan;
Harus dilakukan identifikasi bahaya dulu,
sebelum ruangan terbatas dimasuki pekerja
• Bila menjadi rutinitas / berulang, lakukan
identifikasi bahaya terhadap perubahan;
- Kondisi / Spesifikasi ruangan terbatas
- Kegunaan / penggunaan ruangan terbatas
- Proses bekerja di ruangan terbatas
26
Jenis-jenis Bahaya
IV. Jenis-jenis bahaya di ruangan terbatas ;
1. Bahan-bahan berbahaya
2. Kontaminan mudah terbakar
3. Level oksigen yang tidak aman
4. Terjerumus dan tenggelam dalam material
(engulfment)
5. Bahaya-bahaya lainnya
27
Jenis-jenis Bahaya
1. Bahan-bahan berbahaya
- Uap, gas, debu, fume kontak dengan pernafasan, kulit,
pencernaan.
- Bahan berbahaya bersifat; karsinogen, korosif, toksik, iritan
- Tidak sengaja tangan kotor, termakan, merasuk dalam pori-
pori kulit.
Jika terpajan/terpapar
berulang lama/menahun
menyebabkan penyakit
akut ataupun kronis.
28
Jenis-jenis Bahaya
1. Bahan-bahan berbahaya (lanjutan)
- Bahan berbahaya dapat berasal dari;
Penyimpanan bahan material organik dalam tangki.
(gas sulfida / H2S)
Pekerjaan di ruang terbatas (mengecat, mengelas).
(gas beracun, mudah terbakar, polimer bahaya, timbal)
Operasi mesin di ruangan terbatas.
(gas monoksida / CO)
Gas alami berbahaya masuk ruangan terbatas.
(gas metan, air tanah asam + limestone = CO)
29
Jenis-jenis Bahaya
2. Kontaminan mudah terbakar
- Kombinasi O2 dalam udara + gas, debu, uap
mudah terbakar dalam kondisi tertentu.
- Dalam ruangan terbatas, berasal dari;
penguapan residu bahan mudah terbakar
reaksi kimia spontan/spontaneous combustion
30
Jenis-jenis Bahaya
3. Level oksigen yang tidak aman
- Kurang oksigen.
Gejala: sakit kepala, mual, lemas, pingsan,
Penyebab: reaksi oksidasi alami/pengkaratan.
Misal: kontainer kapal dibiarkan tertutup lama.
- Kelebihan oksigen.
Kandungan O2 aman di udara = 21%
31
Jenis-jenis Bahaya
Ingat Oksigen = Ingat Segitiga Api !
32
Jenis-jenis Bahaya
Kandungan Oksigen dan Bahayanya
33
Jenis-jenis Bahaya
4. Terjerumus, tenggelam oleh material/engulfment
- Bisa menyebabkan cidera bahkan kematian
- Bisa terjadi pada tumpukan materi yang berongga di
dalamnya, misal:
- Tumpukan; batubara, konsentrat mineral, pupuk,
potongan/gergajian kayu, plastik
34
Jenis-jenis Bahaya
5. Bahaya-bahaya lainnya
- Bahaya mekanik = tergencet, terpotong, terjepit, tertembus.
- Bahaya pencetus api = menimbulkan ledakan mendadak.
- Bahaya listrik = tersengat / kesetrum, korsleting, kebakaran.
- Adanya bahan tak terkendali = uap, gas, debu, asap, aerosol.
- Kebisingan = menyebabkan kurang pendengaran.
- Manual Handling = cidera akibat ruang gerakan terbatas.
- Radiasi = radio frequency, microwave, welding flash.
- Bahaya lingkungan kerja = licin, lembab, panas, dingin, kering.
- Bahaya biologi = jamur penyebab radang paru, leptospirosis.
- Bahaya lalulintas = pintu tidak aman, orang kejeblos.
35
Nilai Ambang Batas Aman
36
Nilai Ambang Batas Aman
Batas Aman Keberadaan Oksigen Dalam Udara
37
Nilai Ambang Batas Aman
38
Deteksi Gas
Komposisi Udara Kering-Bersih
39
Deteksi Gas
Kontaminan Udara Bersih
40
Deteksi Gas
Jangan Masuk Tangki Sebelum Dideteksi Gas Menggunakan
Detektor Terkalibrasi !
41
Deteksi Gas
Kontaminan Udara Bersih
1. Karbon Monoksida (CO)
• Tidak berbau, tidak berasa, lebih ringan dari udara.
• Mudah meledak, mudah terbakar.
• Penyebab:
o Proses pembakaran karbon tidak sempurna.
o Reaksi CO2 dan karbon pada suhu tinggi.
• Sangat toksik pada paparan 0.15 - 0.20 %.
• Mengikat sel darah merah menjadi Hb-CO, harusnya Hb-O.
Menimbulkan fatality mendadak tanpa gejala mencolok.
Gejala awal = Sakit Kepala.
Konsentrasi 0.05 % bisa fatal dalam waktu 3 jam.
42
Deteksi Gas
Kontaminan Udara Bersih
2. Nitrogen Dioksida (NO2)
• Tidak berwarna pada suhu rendah.
• Berwarna coklat pada suhu tinggi, beraroma seperti ledakan.
• Tidak meledak, tidak terbakar.
• Penyebab:
o Proses pembakaran mesin bensin/diesel.
o Bunga api listrik, operasi blasting.
• Bereaksi dengan uap air menjadi asam nitrat (HNO3)
Bisa mengiritasi saluran pernafasan
Konsentrasi 0.01 – 0.015 % berbahaya
Konsentrasi 0.02 – 0.07 % berakibat Fatal
43
Deteksi Gas
Kontaminan Udara Bersih
3. Sulfur Dioksida (SO2)
• Tidak berwarna, berasa asam, berbau sulfur (bawang putih).
• Berat jenis tinggi, sulit hilang meski ada ventilasi.
• Tidak meledak, tidak terbakar.
• Penyebab:
o Pembakaran besi pyrit, peledakan batuan sulfur.
o Pembakaran mesin diesel
• Bereaksi dengan uap air menjadi asam sulfat (H2SO4)
Konsentrasi 0.001 % bisa mengiritasi mata dan pernafasan
Konsentrasi > 0.001 % bisa merusak paru-paru, dan
kelumpuhan sistem pernafasan.
44
Deteksi Gas
Kontaminan Udara Bersih
4. Hidrogen Sulfida (H2S)
• Tidak berwarna, beracun, berbau telur busuk.
• Eksplosif, pada 4.3 – 4.5%. Jika > 14.2 % = Sangat Eksplosif !
• Penyebab:
o Air tambang yang mengandung H2S.
o Peledakan tambang di batuan mengandung sulfida.
o Di lapangan pengeboran migas
• Bisa mengurangi sensitifitas indra penciuman.
Konsentrasi 0.005-0.01% = radang mata & pernafasan
Konsentrasi 0.02-0.07% = broncitis/pneumonia
Konsentrasi 0.07-10% = pingsan, nafas berhenti, fatal
Konsentrasi 0.1-20% = fatal langsung.
45
Deteksi Gas
Kontaminan Udara Bersih
4. Ammonia (NH4)
• Tidak berwarna, beracun, berbau pesing.
• Tidak mudah meledak, tidak mudah terbakar.
• Penyebab:
o Kebocoran gas pendingin penyimpan ikan/daging
• Bisa mengurangi sensitifitas indra penciuman.
Konsentrasi 20-50 ppm = bau pesing
Konsentrasi 40-100 ppm = mengiritasi mata/pernafasan sedang
Konsentrasi 400-700 ppm = iritasi mata/pernafasan serius
Konsentrasi 1700 ppm = fatal dalam waktu ½ jam
Konsentrasi 5000-10000 ppm = langsung mematikan.
46
Deteksi Gas
Gas-gas Eksplosif
47
Deteksi Gas
Waktu Maksimum Terpapar Gas Beracun
48
Deteksi Gas
Ventilasi
51
Deteksi Gas
Kapan Harus Deteksi Gas
52
Penilaian Risiko
53
Penilaian Risiko
1. Bagaimana melakukan penilaian risiko ?
54
Penilaian Risiko
2. Apa faktor-faktor pertimbangan menilai risiko ?
55
Penilaian Risiko
3. Apa saja Faktor Fisik & Psikis ?
56