Anda di halaman 1dari 39

Keselamatan Dan Keamanan

Pengangkutan Zat Radioaktif


Direktorat Perizinan Fasilitas Radiasi dan Zat Radioaktif
Badan Pengawas Tenaga Nuklir
Bandung, 16 Juli 2010

1
Kerangka Pemaparan
• Keselamatan pengangkutan ZR
– Dasar hukum
– Aspek keselamatan
– Kewajiban pengirim, pengangkut, penerima
– Praktik-praktik terbaik dalam pengangkutan
– Ketentuan perizinan
– Impor dan Ekspor ZR

2
Regulasi (1)

UU No. 10 / 1997

PP No. 26 / 2002
PP No. 33 / 2007
PP No. 29 / 2008
PP No. 27 / 2009

SK No. 04/Ka-BAPETEN/V-99
SK No. 05-P/Ka-BAPETEN/VII-00

3
Regulasi (2)
• UU No. 10 / 1997 Tentang Ketenaganukliran
– Pemanfaatan : penelitian, pengembangan, …, pengangkutan,
penyimpanan, pengalihan, ekspor, impor, …
– Badan Pengawas : Peraturan, Perizinan, Inspeksi
– Setiap pemanfaatan wajib memiliki izin
• PP No. 26 / 2002 Tentang Keselamatan Pengangkutan
Zat Radioaktif (dalam proses amandemen)
– Perizinan
– Kewajiban & tanggung jawab
– Pembungkusan
– Program proteksi radiasi
– Program jaminan kualitas
– Penanggulangan keadaan darurat

4
Regulasi (3)
• PP No. 33 / 2007 Tentang Keselamatan Sumber Radiasi
Pengion dan Keamanan Sumber Radioaktif
– Keamanan sumber radioaktif : impor, ekspor, penggunaan,
penyimpanan, pengangkutan
– Intervensi TENORM
– Berlaku wajib mulai Juni 2010
• PP No. 29 / 2008 Tentang Perizinan Pemanfaatan
Sumber Radiasi Pengion
– Tatacara permohonan izin
– Persyaratan permohonan izin
– Pengecualian izin
– Masa berlaku izin

5
Regulasi (4)
• SK No. 04/Ka-BAPETEN/V-99 Tentang Ketentuan
Keselamatan Untuk Pengangkutan Zat Radioaktif, dan
SK No. 05-P/Ka-BAPETEN/VII-00 Tentang Pedoman
Persyaratan Untuk Keselamatan Pengangkutan Zat
Radioaktif
– Limit aktivitas dan aktivitas jenis
– Kriteria pengujian bungkusan
– Penentuan kategori bungkusan
– Tatacara penandaan, pelabelan dan pemasangan
plakat
– Ketentuan teknis lainnya

6
Harmonisasi Internasional

IAEA Transport IMDG Code ICAO Technical IATA Dangerous


Safety Regulations Instructions Goods Regulations

7
Pengangkutan Zat Radioaktif
• Pemindahan zat radioaktif dari suatu tempat ke
tempat lain melalui jaringan lalu lintas umum,
dengan menggunakan sarana angkutan darat,
air atau udara
• Kecuali :
– Pemindahan dalam suatu instalasi
– Dalam tubuh manusia atau hewan (untuk diagnosa /
terapi)
– Bagian melekat dari sarana angkutan
– Produk konsumen
– Zat radioaktif alam

8
Kegiatan Pengangkutan Zat Radioaktif
Impor Distribusi

Penggunaan
Manufaktur (terpasang tetap
atau berpindah-
pindah)

Repatriasi
Pelimbahan
(PTLR-BATAN)

9
Contoh Penggunaan Di Industri (1)

Radiografi Gauging
Mengetahui defek pada suatu bahan Mengukur kepadatan dan
kelembaban tanah
10
Contoh Penggunaan Di Industri (2)

Well logging
Eksplorasi sumur bor migas 11
Contoh Penggunaan Di Medis

Radioterapi
Radioterapi
Teleterapi kanker dengan zat
Brakiterapi kanker serviks
radioaktif Co-60
12
Indeks Angkutan / IA
• Bilangan yang digunakan untuk mengawasi keselamatan
kekritisan dan radiasi selama pengangkutan
• Laju paparan radiasi terbesar pada jarak 1 meter dari
titik terluar bungkusan radioaktif, dinyatakan dalam
satuan mRem / jam

1 meter
Surveymeter

Bungkusan radioaktif

13
Kategori Bungkusan
KONDISI

Tingkat radiasi maksimum di Kategori


Indeks Angkutan setiap titik pada permukaan luar Bungkusan
bungkusan
0 (nol) Tidak lebih dari 0,005 mSv/jam I-PUTIH
IA = 0 (0,5 mrem/jam)
Lebih besar dari 0 (nol), tetapi Lebih dari 0,005 mSv/jam
tidak lebih besar dari 1 (0,5 mrem/jam), tetapi tidak lebih II-KUNING
(0 < IA < 1) dari 0,5 mSv/jam (50 mrem/jam)
Lebih besar dari 1, tetapi tidak Lebih dari 0,5 mSv/jam
lebih besar dari 10 (50 mrem/jam), tetapi tidak lebih III-KUNING
(1 < IA < 10) dari 2 mSv/jam (200 mrem/jam)
Lebih dari 2 mSv/jam III-KUNING
Lebih besar dari 10 (200 mrem/jam), tetapi tidak lebih dan
IA > 10 dari 10 ( 1000 mrem/ jam) pengangkutan
tunggal 14
Penyimpanan Selama Transit
• Bungkusan harus dipisahkan dari :
– tempat dimana para pekerja atau anggota
masyarakat pada umumnya berada
– film fotografi yang belum diproses
– bahan berbahaya dan beracun (B3) lain sesuai
dengan peraturan perundangan yang berlaku
• Jumlah bungkusan kategori II-Kuning dan III-
Kuning dalam tiap daerah penyimpanan dibatasi
agar jumlah IA < 50,
• Bila jumlah IA > 50, jarak antar tiap kelompok
bungkusan harus > 6 meter

15
Pengangkutan Dengan Kapal
• Bungkusan yang mempunyai tingkat radiasi permukaan > 2 mSv/jam
(200 mrem/jam), kecuali apabila kalau diangkut secara Penggunaan
tunggal, tidak boleh dikapalkan kecuali dengan penatalaksanaan
khusus.
• Pengangkutan barang kiriman dengan kapal khusus, karena didisain
secara khusus, atau karena disewa seluruhnya, atau karena khusus
digunakan untuk mengangkut zat radioaktif, dikecualikan dari
persyaratan batasan indeks angkut asalkan kondisi yang berikut ini
dipenuhi :
– disusun program proteksi radiasi untuk Pengiriman tersebut yang
disetujui oleh Instansi Yang Berwenang dari negara bendera kapal yang
bersangkutan, dan apabila diminta dari Instansi Yang Berwenang dari
semua negara/pelabuhan yang dikunjungi;
– cara pemuatan harus ditentukan terlebih dahulu untuk seluruhpelayaran,
termasuk setiap barang kiriman yang akan dimuat di pelabuhan yang
dikunjungi selama pelayaran; dan
– penanganan, pemuatan, dan pembongkaran barang kiriman harus
diawasi oleh orang yang mampu dalam bidang pengangkutan zat
radioaktif.

16
BATAS IA UNTUK PETI KEMAS DAN
 
KENDARAAN PENGANGKUT (1)
Tipe peti
kemas dan Bukan secara
Secara Penggunaan tunggal
kendaraan Penggunaan tunggal
pengangkut

  Bukan Zat Bukan zat dapat belah zat dapat belah


zat dapat dapat
belah belah
Peti kemas –
50 50 - -
kecil
Peti Kemas –
50 50 Tanpa batas 100
besar
Kendaraan 50 50 aTanpa batas 100
Pesawat
       
terbang
- penumpang 50 50 - -
- barang 200 50 tanpa batas 100
Kapal        
- Sungai /
danau / 50 50 tanpa batas 100
pedalaman
       
17
BATAS IA UNTUK PETI KEMAS DAN
KENDARAAN PENGANGKUT (2)

Tipe peti
kemas dan Bukan secara
Secara Penggunaan tunggal
kendaaran Penggunaan tunggal
pengangkut

  Bukan Zat Bukan zat dapat belah zat dapat belah


zat dapat dapat
belah belah
1. Palka, kompartemen atau daerah dek tertentu :
- bungkusan,
bungkus luar,
50 50 tanpa batas 100
peti kemas
kecil
- peti kemas
200b) 50 tanpa batas 100
besar
2. Seluruh
       
kapal barang :
- bungkusan,
200 200 tanpa batas 200
dll
- peti kemas Tanpa Tanpa
tanpa batas Tanpa batas
besar batas batas 18
Kewajiban Pengirim
• Berikan informasi yang lengkap dan benar secara tertulis
kepada Pengangkut tentang bungkusan, bahaya radiasi
dan sifat bahaya lain yang mungkin terjadi, dan cara
penanggulangannya;
• Berikan tanda, label, dan atau plakat pada kendaraan
angkutan jalan dan jalan rel;
• Berikan petunjuk secara tertulis kepada Pengangkut
apabila tidak mungkin menyerahkan bungkusan kepada
Penerima
• Berikan kesempatan kepada Badan Pengawas untuk
melakukan pemeriksaan terhadap pelaksanaan
pengangkutan.
• segera beritahukan kepada Penerima mengenai saat
datangnya bungkusan di tempat tujuan.

19
Contoh Label dan Plakat

20
Kewajiban Pengangkut
• Pengangkut bertanggung jawab atas
keselamatan bungkusan yang diangkut sejak
menerima dari Pengirim sampai saat
penyerahan kepada Penerima, kecuali
ditentukan lain dalam surat perjanjian
pengangkutan.
• Kerusakan selama pengangkutan
– Beritahukan kepada Badan Pengawas dan Pengirim
– Awasi akses ke bungkusan.
• Penyitaan oleh yang berwajib atau bungkusan
hilang
– Laporkan kepada Badan Pengawas dan Pengirim.

21
Kewajiban Penerima
• Periksa bungkusan dari kemungkinan terjadinya
kerusakan atau kebocoran.
• Bila terjadi, lakukan pengukuran tingkat radiasi dan atau
kontaminasi.
• Laporkan hasil pengukuran kepada Badan Pengawas
dan Pengirim paling lama 5 (lima) hari sesudah
pengukuran.
• Bila kerusakan dan kebocoran dapat menyebabkan
bahaya radiasi dan atau kontaminasi, lakukan tindakan
pengamanan sesuai yang tercantum dalam dokumen
pengangkutan.
• Laporkan tindakan pengamanan kepada Badan
Pengawas dan Pengirim paling lama 5 (lima) hari setelah
tindakan pengamanan.

22
Contoh Best Practices : Pengirim
• Berikan kepada pengemudi instruksi tertulis yang
mudah dipahami, mencakup :
– prosedur tanggap darurat
– ketentuan trans-shipment
– penyimpanan selama transit
• Tentukan radioaktivitas, indeks angkut dan kategori
bungkusan sebelum setiap pengiriman.
• Isi manifes barang dengan lengkap, mencakup :
– Data radionuklida, aktivitas, tipe dan kategori bungkusan
– Indeks angkut untuk setiap bungkusan, dan indeks angkut total

23
Contoh Best Practices : Pengangkut
• Memelihara kompetensi petugas yang menangani
barang berbahaya
• Memiliki program perawatan rutin kendaraan
pengangkut, termasuk pengujian rutin seluruh tie down
dan anchorage points
• Selalu memberikan plakat yang sesuai terhadap
kendaraan angkutan jalan dan rel
• Menyediakan instruksi kerja penyimpanan, pemuatan,
penempatan, pengangkutan dan pembongkaran
bungkusan radioaktif
• Selalu memastikan dokumen instruksi kerja, manifes
barang, dan prosedur tanggap darurat yang sesuai
berada dalam kendaraan pengangkut.
24
Contoh Best Practices : Penerima

• Selalu memeriksa bungkusan ketika tiba


baik secara visual maupun dengan
menggunakan surveymeter
• Membandingkan pengukuran dengan
indeks angkut

25
Ketentuan Perizinan Dalam Pengangkutan
• Pengirim dan Penerima harus telah
memiliki izin dari BAPETEN
• Sebelum setiap pengiriman, pengirim
harus mendapat persetujuan pengiriman
dari BAPETEN

26
Tata Cara Permohonan Persetujuan Pengiriman
• Mengisi formulir permohonan persetujuan
pengiriman, tersedia di www.bapeten.go.id untuk
diunduh
• Melampirkan :
– Sertifikat zat radioaktif
– Sertifikat bentuk khusus (hanya untuk zat radioaktif
bentuk khusus)
– Sertifikat persetujuan desain bungkusan (hanya untuk
bungkusan tipe B)
– Sertifikat kalibrasi surveymeter
• Proses penerbitan persetujuan 1 hari kerja
• Biaya permohonan Rp. 293.500,-

27
Tata Cara Permohonan : Diagram Alir

Permohonan Terbit
secara tertulis Ya persetujuan
Memenuhi ?
pengiriman
Formulir zat radioaktif
permohonan

Tidak

Pemberitahuan
bahwa
permohonan tidak
memenuhi

28
29
30
Impor dan Ekspor Zat Radioaktif

31
Impor & Ekspor Zat Radioaktif
• PP No. 29 / 2008 :
– Pelaksana harus memiliki izin impor / izin
ekspor dari BAPETEN
– Sebelum barang keluar dari kawasan pabean,
importir / eksportir harus mendapat
persetujuan impor / ekspor dari BAPETEN
• BAPETEN telah menerapkan sistem
Indonesia National Single Window
(www.insw.go.id)
32
Penerapan INSW
• Penyiapan infrastruktur regulasi
– PP No. 29 Tahun 2008
– Instruksi Kerja (IK) No. IK/DPFRZR/015 Rev 1.0 sebagai
Standard Operating Procedure (SOP) dan Service Level
Arrangement (SLA);
• Diseminasi informasi
– "buku pintar" dan leaflet
– Website www.bapeten.go.id
• Pelatihan personil BAPETEN
• Penyempurnaan rancangan Sistem Informasi
Manajemen Perizinan untuk meningkatkan kehandalan
sistem
• Penyediaan jaringan internet tambahan khusus untuk
aplikasi interkoneksi dan pertukaran data dengan portal
INSW.
33
Tata Cara Permohonan
• Ajukan permohonan tertulis ke BAPETEN
• Lampirkan :
– Airwaybill / Bill of lading
– Commercial invoice
– Packing list
– Shipper’s declaration for dangerous goods
– PIB / PEB
• Proses penerbitan persetujuan 1 hari kerja
• Biaya permohonan Rp. 198.000,-
34
Alur Penerbitan Persetujuan Impor / Ekspor
Mulai

Registrasi
Permohonan Penagihan
PNBP ke
pemohon
Penilaian

Tidak Pemberitahuan
Memenuhi ? permohonan
tidak memenuhi
Ya
Penerbitan
Persetujuan

Pengiriman data
Persetujuan ke
Portal INSW

Pengarsipan

Selesai
35
36
37
Kontak Perizinan BAPETEN
Jl. Gajah Mada No. 8, Jakarta 10120
Telp. (021) 63854883, 63854879, 63854871
Fax. (021) 63856613
Website : www.bapeten.go.id
E-mail : dpfrzr@bapeten.go.id
SMS Centre : 0815-11-858-858

Hotline Kesiapsiagaan Nuklir


Telp. (021) 63856518
Fax. (021) 6302181
E-mail : sos@bapeten.go.id

38
39

Anda mungkin juga menyukai