Lembar Pengesahan
ii
Kata Pengantar
Koperasi Bangun Indonesia Global (BIG) sebagai badan usaha yang menaungi kegiatan Angkutan Sewa
Khusus berupaya untuk mengoptimalkan pelayanan dengan melindungi seluruh orang yang berhubungan
dengan lingkungan kerja pada usaha angkutan sewa khusus dari Koperasi Bangun Indonesia Global (BIG).
Sehingga koperasi melakukan panduan keselamatan yang sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Keselamatan adalah kebutuhan untuk setiap pihak, mulai dari penumpang, pengemudi, karyawan dan
juga masyarakat umum di lingkungan pekerjaan.
Daftar Isi
iv
Kata Pengantar................................................................................................................ ii
1. Pendahuluan .............................................................................................................. 1
2. Dasar .......................................................................................................................... 1
1. Pendahuluan
Koperasi Bangun Indonesia Global (BIG) merupakan badan usaha yang menyediakan layanan kendaraan
sewa khusus. Angkutan Sewa Khusus adalah pelayanan Angkutan dari pintu ke pintu dengan pengemudi,
memiliki wilayah operasi dalam wilayah perkotaan, dari dan ke bandar udara, pelabuhan, atau simpul
transportasi lainnya serta pemesanan menggunakan aplikasi berbasis teknologi informasi, dengan
besaran tarif tercantum dalam aplikasi. Koperasi Bangun Indonesia Global (BIG) berupaya meningkatkan
serta menjamin keselamatan dalam pengoperasian layanan angkutan untuk bisa melindungi aset
Koperasi dan awak angkutan, menjaga kepuasan pelanggan serta memenuhi persyaratan, kebijakan
manajemen yang berlaku dengan cara melaksanakan Sistem Manajemen Keselamatan.
2. Dasar
1. Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
2. Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13 tahun 2003 pasal 86 yang menyebutkan setiap pekerja /
buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja serta
Pasal 87 bahwa setiap Koperasi wajib menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja yang terintegrasi dengan manajemen Koperasi.
3. Undang-undang no. 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan pasal 204, Koperasi
Angkutan Umum wajib membuat, melaksanakan, dan menyempurnakan Sistem Manajemen
Keselamatan dengan berpedoman pada rencana umum nasional Keselamatan Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2017 tentang Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
5. Peraturan Menteri Perhubungan RI, No. 85 Tahun 2018, Tentang Sistem Manajemen
Keselamatan Koperasi Angkutan Umum
• Sebagai bentuk penyediaan instrumen atau perangkat yang digunakan sebagai acuan oleh
stakeholders dalam rangka meningkatkan keselamatan moda angkutan.
• Sebagai wujud komitmen manajemen terhadap keselamatan dalam
pengoperasian angkutan guna melindungi melindungi aset Koperasi, awak angkutan dan
pelanggan.
• Mencegah kecelakaan dan kerugian yang timbul guna meningkatkan efisiensi Koperasi.
2
3.2 Sasaran
Sasaran dari Manajemen Keselamatan mencakup seluruh kegiatan operasi angkutan yang meliputi
pekerja, pengemudi, penumpang, aset serta mitra kerja dan sarana pendukungnya.
4. Profil Koperasi
Koperasi Bangun Indonesia Global (BIG) adalah salah satu koperasi yang bergerak di Bidang Jasa
Transportasi yaitu layanan Angkutan Sewa Khusus yaitu bagian dari angkutan orang dengan kendaraan
bermotor umum tidak dalam trayek, angkutan orang dengan tujuan tertentu. layanan Angkutan Sewa
Khusus yang dijalankan oleh Koperasi Bangun Indonesia Global (BIG) berupa Layanan Antar Jemput
Bandara Internasional Radin Inten II Lampung. Anggota dari Koperasi Bangun Indonesia Global (BIG)
memiliki jalinan kerjasama dengan Koperasi start-up Grab dan Traveloka.
Dalam sistem manajemen keselamatan disusun secara sistematis seperti gambaran di bawah ini:
3
Prosedur Terkait:
a. Kebijakan Keselamatan Koperasi
b. Visi dan Misi Koperasi yang ditandatangani oleh Pimpinan Koperasi tertinggi.
c. Komitmen Koperasi terhadap Keselamatan.
d. Peraturan Menteri Perhubungan RI No. 118 Tahun 2019 Tentang Penyelenggaraan
Angkutan Sewa Khusus
e. Peraturan Menteri Perhubungan RI No. 85 Tahun 2018 tentang Sistem Manajemen Keselamatan
Koperasi Angkutan Umum.
A. Komitmen
Koperasi Bangun Indonesia Global (KOP BIG) mewajibkan para pengemudi untuk berkomitmen terhadap
keselamatan serta membentuk keselamatan pengemudi sebagai budaya. Hal ini ditandai dengan
pernyataan komitmen para pengemudi.
Komitmen Keselamatan Koperasi Bangun Indonesia Global (KOP BIG) sebagai bentuk komitmen
memberikan pelayanan prima:
1. Koperasi Bangun Indonesia Global (KOP BIG) bersedia untuk mematuhi seluruh peraturan lalu
lintas yang berlaku dan melaksanakan tindak pencegahan terjadinya kecelakaan.
2. Koperasi Bangun Indonesia Global (KOP BIG) akan selalu proaktif dalam upaya meminimalisir
risiko serta bahaya jika terjadi kecelakaan
3. Koperasi Bangun Indonesia Global (KOP BIG) berkomitmen untuk pengemudi memiliki
pengetahuan mengenali rute pelayanan dan tanggap darurat dalam pelayanan.
4. Koperasi Bangun Indonesia Global (KOP BIG) akan menyediakan sistem informulisasi dan
komunikasi sebagai wadah untuk seluruh anggota koperasi, penumpang dan pihak lainnya.
5
Dalam upaya menjalankan angkutan sewa khusus yang mengutamakan keselamatan baik pengemudi
maupun penumpang, berikut adalah komitmen pengemudi.
B. Kebijakan
Koperasi Bangun Indonesia Global (KOP BIG) sebagai penyedia angkutan sewa khusus yaitu
layanan jasa angkutan dari pintu ke pintu dengan orang atau penumpang pada kendaraan
bermotor umum tidak dalam trayek, atau angkutan tersebut melayani orang dengan tujuan
tertentu, sehingga dalam operasi angkutan sewa khusus menempatkan aspek keselamatan
sebagai prioritas untuk menjamin keselamatan awak angkutan, penumpang, aset Koperasi, dan
masyarakat luas.
Untuk itu koperasi menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dengan pokokpokok sebagai
berikut :
Untuk mencapai keberhasilan keselamatan, Koperasi akan melibatkan semua unsur dalam
Koperasi termasuk pengguna jasa agar senantiasa mengutamakan keselamatan. Adapun visi misi
KOP BIG sebagai berikut.
Visi
Menjadi badan usaha penyedia angkutan sewa khusus yang dapat memberikan perlindungan kepada
pengemudi dan penumpang
6
Misi
Dalam menjalankan visi dan mencapai sasaran yang hendak dicapai KOP BIG melaksanakan misi sebagai
berikut:
dalam Sistem Manajemen Keselamatan diwujudkan dalam pembagian tanggung jawab yang jelas untuk
semua posisi jabatan yang terdapat dalam Koperasi.
Untuk mendukung pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan Koperasi Bangun Indonesia Global
(KOP BIG) membentuk unit/petugas keselamatan yang bertanggung jawab dalam Sistem Manajemen
Keselamatan. Unit ini juga bertanggung jawab untuk mengkomunikasikan semua aspek keselamatan
kepada seluruh personil Koperasi terhadap pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan. Dengan
adanya unit yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan maka
struktur organisasi Koperasi Angkutan Sewa Khusus Koperasi Bangun Indonesia Global (KOP BIG)
mengalami penyempurnaan.
Ketua
Unit
Manajemen
Kesalamatan
Bagian
Bagian SDM Bagian Laka
Armada
2. memberikan pembinaan dan pelatihan kepada seluruh pekerja atau pengemudi agar terus
meningkatkan kesadaran mengutamakan keselamatan
3. melakukan pemeriksaan tempat kerja serta armada yang akan beroperasi secara berkala
4. memastikan bahwa seluruh sistem yang mengatur prosedur keselamatan dijalankan oleh setiap
penanggung jawab dan driver
5. melakukan penyelidikan saat terjadi kecelakan untuk menemukan solusi agar meminimalisir atau
terhindar dari kemungkinan terjadinya celaka.
6. Mengadakan pertemuan untuk membahas isu-isu keselamatan
7. Menyerahkan laporan secara berkala mengenai pelaksanaan sistem keselamatan
3. Bagian Armada memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa kendaraan bermotor atau
armada yang digunakan untuk melayani customer dalam kondisi aman dan menyampaikan hal hal yang
perlu disediakan koperasi untuk memperlancar jalannya operasi angkutan sewa khusus.
4. Bagian SDM memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa anggota atau driver merupakan
pengemudi yang layak dan sesuai dengan kebijakan prosedur keselamatan serta dalam kondisi prima
yaitu sehat fisik dan mental untuk mengoperasikan kendaraan dalam melayani penumpang. Pada bagian
SDM akan bekerja sama dengan bagian laka untuk menyediakan pelatihan pelatihan untuk pengemudi.
5. Bagian Laka memiliki tanggung jawab untuk menangani segala urusan yang berkaitan dengan
hal yang berhubungan dengan kecelakaan baik dari pencatatan kejadian/data kecelakaan, penanganan
kecelakaan dan evaluasi kejadian kecelakaan sebagai upaya antisipasi kecelakaan.
18
Bahaya merupakan sebuah kejadian atau peristiwa yang berpotensi menyebabkan kerusakan, cidera,
atau kehilangan nyawa. Risiko adalah perubahan yang disebabkan oleh kerusakan yang terjadi, sehingga
sering disebutkan bahwa risiko adalah chance of loss atau kerugian. Dalam Koperasi, bahaya dan risiko
merupakan dua hal yang dapat menyebabkan terganggunya pencapaian tujuan, merugikan Koperasi,
dan menimbulkan ketidakpercayaan dari masyarakat. Oleh karena itu potensi bahaya dan risiko harus
diidentifikasi untuk mengurangi atau menghilangkan kemungkinan terjadinya kedua hal tersebut.
Elemen keselamatan mengharuskan adanya sistem manajemen untuk mengelola potensi bahaya dan
risiko dalam suatu perencanaan yang matang. Berdasarkan elemen manajemen bahaya dan risiko maka
Koperasi Bangun Indonesia Global (KOP BIG) melakukan identifikasi terhadap bahaya dan risiko atas 3
(tiga) faktor yaitu:
a. Manusia faktor-faktor yang diidentifikasi meliputi usia pekerja, kesehatan, kelelahan dan stres,
keterampilan, alat-alat perlindungan, faktor kejahatan lalu lintas
b. Lingkungan faktor-faktor yang diidentifikasi meliputi kondisi jalan, cuaca, dan lain-lain
c. Kendaraan Bermotor
Faktor-faktor yang diidentifikasi meliputi apakah kendaraan bermotor kecil, menengah atau
besar, ikut mempengaruhi besar kecilnya bahaya dan risiko yang akan terjadi atau faktor lain
dari kendaraan bermotor. Salah satu contohnya yaitu Blind Spot, Rusaknya Ban Mobil, Rem
Kendaraan, dll
Identifikasi bahaya dan risiko dinilai menggunakan pendekatan metode matriks bahaya dan resiko yang
relatif sederhana namun dapat mempresentasikan bahaya dan risiko. matrik penilaian bahaya dan risiko
dilakukan dengan mengkombinasikan antara kemungkinan terjadi kecelakaan dengan tingkat keparahan
atau kerusakan dari suatu kejadian celaka.
Identifikasi penilaian bahaya dan risiko dilakukan dengan menganalisa seluruh risiko menggunakan
matrik penilaian bahaya dan risiko dengan tingkat keparahan dari suatu kecelakaan (kecelakaan kerja
dan kecelakaan lalu lintas)
19
Tahap selanjutnya setelah identifikasi bahaya dan risiko dilakukan pengendalian sebagai berikut:
1. Eliminasi
Pengendalian risiko dengan eliminasi pada prosedur kerja, alat, bahan ataupun kegiatan operasional
kendaraan yang menyebabkan bahaya dan dapat ditiadakan. Seperti meniadakan rute yang berbahaya.
2. Substitusi
Pengendalian risiko dengan substitusi yaitu cara untuk mengurangi risiko dengan melakukan pengganti
pada prosedur kerja, alat, bahan ataupun kegiatan operasional kendaraan yang menyebabkan bahaya.
4. Administrasi
Pengendalian risiko dengan cara prosedur kerja, alat, bahan ataupun kegiatan operasional kendaraan
yang menyebabkan bahaya dibantu pengendaliannya dengan cara administratif seperti mengisi form
Kesehatan kendaraan secara berkala, memiliki kelengkapan surat berkendara, dll.
C. Evaluasi
Unit Manajemen Risiko melakukan evaluasi dari hasil penilaian risiko yang sudah dilakukan, untuk
memastikan kesesuaian penilaian bahaya risiko dengan kondisi eksisting.
20
D. Tinjau Ulang
Secara berkala dilakukan tinjauan ulang untuk memperbarui kemungkinan penyebab lain dalam
penilaian risiko sehingga identifikasi bahaya dan risiko sesuai dengan kondisi sebenarnya. Jika terjadi
perubahan proses, metode kerja, lingkungan kerja, rute dalam pengoperesian angkutan sewa khusus.
Sosialisasi dilakukan untuk memastikan bahwa setiap pengemudi sudah memahami potensi bahaya dan
risiko serta mengikuti arahan pengendalian risiko.
21
Penilaian
Risiko Risiko Peringkat Pengendalian Risiko
Aktivitas Sub-aktivitas Potensi Bahaya Awal Risiko
LL S RR
memasang cedera menempatkan dongkrak
dongkrak dimulai dari bagian mobil
yang kokoh dan letakkan ban
cadangan di bawah badan
2 3 6 Sedang mobil tepatnya di bagian
roda untuk berjagajaga jika
dongkrak tidak mampu
menopang badan mobil
dengan baik.
polusi sakit seperti menggunakan masker atau
gangguan apd selama pengecekan
3 2 6 Sedang
pernafasan,
iritasi mata
pelaksanaan penjemputan dan jatuh /terpeleset / cedera pastikan kendaraan terparkir
selama menurunkan tertabrak pada jalan yang tidak licin
pelayanan penumpang kendaraan lain dan tidak parkir dipinggir
1 3 3 Rendah
(penjemputan jalan selama menurunkan
hingga atau
pengantaran) menjemput penumpang
23
Penilaian
Risiko Risiko Peringkat Pengendalian Risiko
Aktivitas Sub-aktivitas Potensi Bahaya Awal Risiko
LL S RR
segera mendatangi bengkel
atau berhenti dan
menghubungi tim laka
jalanan padat tertabrak atau menjaga jarak dan
menabrak mengalah pada kendaraan
2 2 4 Rendah
kendaraan lain yang dikemudikan secara ugal
ugalan.
kebakaran kendaraan menghindari kebakaran dan
tersambar, selalu sedia APAR dan
penumpang dan tanggap menggunakannya
pengemudi 1 4 4 Rendah jika terkena sambaran
mengalami luka
bakar
24
Penilaian
Risiko Risiko Peringkat Pengendalian Risiko
Aktivitas Sub-aktivitas Potensi Bahaya Awal Risiko
LL S RR
aktivitas perpindahan orang akses jalan, tejatuh, akses jalan tidak terhalang
umum kantor dari kantor ke luar tumpukan barang terpeleset, oleh benda, pencahayaan
kantor, dari 1 ruang tertabrak suatu pada kantor terang atau
ke ruang lain benda 2 1 2 Rendah
cukup, tidak ada kabel yang
terjuntai dan
menghalangi akses
25
Keterangan:
LL= Likelihood / Kemungkinan Risiko
S = Severity , Keparahan
RR = Risk Rating, Nilai Risiko/Peringkat Risiko
27
Materi Rapat :
Mensosialisasikan kebijakan dan komitmen untuk menjalankan sistem manajemen keselamatan &
Mensosialisasikan manajemen bahaya dan risiko
Meliputi:
1. Ekspektasi
2. Prosedur Terkait
Fasilitas Gudang
Penyimpanan
31
Tempat Ibadah/Mushola
Ruang Istirahat
Pengemudi
32
Dapur
33
1. Ekspektasi
a. Memiliki dokumentasi dan data yang berhubungan dengan prosedur sistem keselamatan.
b. Memahami fungsi keselamatan utama dan prosesnya dalam mengembangkan dokumentasi
standar. Dilakukan dengan cara mengidentifikasi sumber daya yang berpotensi digunakan.
c. Hasil identifikasi berupa data yang secara berkala diperbaharui
38
Lembaran
Pemeriksaan
Lembar Servis
Berkala 6 Bulan
Misno Lembaran
Pemeriksaan
38
Lembar
Pemeriksaan
KM
Lembar Servis
Berkala 6 Bulan
Dokumen Perizinan
45
Kontrak Mitra
47
Koperasi BIG telah membuat prosedur terkait pelatihan dan kompetensi bagi karyawan khususnya
pengemudi untuk mendukung keselamatan dalam penyelenggaraan angkutan. Persyaratan pelatihan
dan kompetensi terkait Sistem Manajemen Keselamatan Koperasi Angkutan Umum Koperasi BIG
didasarkan pada program Koperasi terkait dalam pengembangan Sumber Daya Manusia yang
direncanakan oleh bagian Training. Program program pelatihan dan kompetensi ini secara rutin
dilaksanakan oleh Koperasi. Pelaksanaan pelatihan secara rutin dilakukan oleh Tim Training internal dan
eksternal bila dibutuhkan dalam program pengembangan Sumber Daya Manusia. Dokumen terkait
pelatihan dan kompetensi terhadap pengemudi dan mekanik terekam dan terdokumentasi dengan baik
dan tersimpan aman oleh Koperasi, dan dapat digunakan sewaktu-waktu untuk kepentingan Koperasi
dan kepentingan lainnya yang dianggap penting
1. Ekspektasi
a. Koperasi telah memiliki standar kompetensi untuk setiap jenis pekerjaan, terutama pengemudi
sarana pengangkutan sesuai dengan persyaratan.
b. Koperasi melakukan program pembinaan dan pelatihan bagi tenaga kerjanya secara berkala
sesuai dengan kebutuhan khususnya yang mengandung risiko tinggi.
PROSEDUR PELATIHAN
Agustus September
Kegiatan yang Dibutuhkan
MG MG MG MG MG MG MG MG
1 2 3 4 1 2 3 4
Prosedur Standar
Pelayanan Pengemudi
Manajemen Bahaya dan Risiko
Tanggap Darurat
Pelaporan Kecelakaan Internal
Pelatihan Safety Driving
Safety driving adalah pendekatan mengemudi yang aman serta terampil. Untuk mengurangi bahaya,
keselamatan berkendara adalah praktik mengoperasikan kendaraan sesuai dengan standar keselamatan
yang ditetapkan.
1. pelatihan safety driving dilaksanakan oleh bagian training dari tim SDM untuk kepentingan
pemenuhan tujuan koperasi yang tertuang dalam Visi dan Misi
2. setiap pengemudi akan mendapatkan pelatihan baik untuk pengemudi lama maupun yang
baru bergabung
3. bagian training akan mengeluarkan sertifikat dan membuat stiker tanda safety driving untuk
ditempel pada mobil sebagai tanda bahwa driver yang mengemudi sudah memiliki keahlian
mengemudi yang aman
4. sertifikat yang diberikan berupa bentuk copy dan sertifikat asli akan disimpan oleh koperasi
untuk mendukung kegiatan koperasi (seperti untuk keperluan dokumentasi)
50
1. Ekspektasi
a. Koperasi telah melakukan identifikasi semua potensi keadaan darurat yang mungkin timbul
dalam kegiatan operasi angkutan sewa khusus.
b. Koperasi memiliki prosedur manajemen krisis dan tanggap darurat telah berjalan dengan baik.
Pelaksanaan Tanggap Darurat untuk mengantisipasi dampak kecelakaan atau meminimalkan dampak
kecelakaan Badan Usaha Angkutan Sewa Khusus wajib menyusun dokumen yang memuat ketentuan dan
pelaksanaan tanggap darurat kecelakaan kendaraan bermotor dalam bentuk:
Dokumen tertulis yang jelas dan mudah dibaca dalam bentuk selebaran yang diletakkan pada setiap
tempat duduk penumpang
Dokumen tertulis yang jelas dan mudah dibaca dalam bentuk selebaran terkait keamanan dan
keselamatan yang jelas dan mudah dibaca oleh karyawan dan pengemudi
Instruksi lisan bagi penumpang sebelum kendaraan bermotor berangkat meliputi letak fasilitas tanggap
darurat, fungsi fasilitas tanggap darurat, dan cara penggunaan fasilitas tanggap darurat.
Implementasi elemen tanggap darurat yang dilakukan Koperasi BIG dengan menyiapkan unit SDM untuk
memberikan arahan pada para karyawan dan pengemudi
52
53
Perlengkapan
P3K (kapas, Untuk
minyak memberikan
angin) pertolongan
pertama untuk
kecelakaan
ringan
Untuk
memberikan
Perlengkapan
pertolongan
P3K ( obat
pertama untuk
merah) kecelakaan
ringan
Sebagai alat
APAR pemadam api
kecelakaan berguna untuk mengetahui faktor-faktor penyebab kecelakaan yang dan digunakan untuk
evaluasi mengidentifikasi bahaya dan risiko.
Badan usaha Angkutan Sewa Khusus mempunyai sistem pelaporan, penyelidikan, analisa, dan tindak
lanjut insiden untuk mencari akar penyebab (root causes) dan bisa digunakan untuk mengembangkan
sistem pencatatan dan pelaporan kejadian oleh instansi berwenang.
1. Ekspektasi
Adanya suatu sistem pelaporan, penyelidikan, analisa, dan tindak lanjut insiden untuk mencari akar
penyebab (root causes).
Koperasi telah memiliki dan mengembangkan sistem pencatatan dan pelaporan kejadian ke instansi
berwenang. Implementasi
3. Tim laka melakukan koordinasi dengan pengemudi untuk penanganan dini untuk pengemudi dan
penumpang serta tim laka akan datang ke TKP dan mencatat segala informasi kecelakaan.
4. Jika kondisi penumpang dan pengemudi benar benar dalam kondisi tidak terluka atau dapat
ditangani dengan perlengkapan P3K dan mobil dalam kondisi aman, maka pengemudi
melanjutkan perjalanan, namun jika tidak dalam kondisi yang disebutkan maka tim laka akan
berkoordinasi dengan staf lain untuk menyediakan kebutuhan dalam penanganan kecelakaan.
1. Tim laka mendapatkan informasi melalui masyarakat, kepolisian, yang menangani kecelakaan di
TKP.
2. Segera tim laka datang ke TKP untuk membantu lancarnya penanganan LAKA.
3. Tim laka akan bekerja sama dengan petugas lantas untuk melakukan tindakan penanganan laka.
4. Pada seluruh mobil pengemudi harus tersedia perlengkapan P3K, sebagai bentuk tindakan
darurat untuk pertolongan pertama pada korban kecelakaan.
57
1. Ekspektasi
a. Koperasi telah mengembangkan, menetapkan dan melakukan audit dan tinjau ulang Manajemen
secara berkala.
b. Hasil tinjau ulang dijadikan masukan peningkatan berkelanjutan (continual improvement) melalui
perbaikan Sistem Manajemen Keselamatan, kebijakan dan sasaran Keselamatan.
1. Tujuan
1. Memastikan prosedur keselamatan berjalan
2. Memastikan teridentifikasinya kelebihan dan kelemahan dalam pelaksanaan sistem Manajemen
Keselamatan.
3. Menemukan ketidaksesuaian prosedur yang dilaksanakan untuk ditindaklanjuti dengan perbaikan
yang efektif
2. Referensi
1. Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
2. Undang-undang no. 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
3. Peraturan Menteri Perhubungan RI, No. 85 Tahun 2018, Tentang Sistem Manajemen
Keselamatan Koperasi Angkutan Umum.
4. Peraturan Menteri Perhubungan RI, No 118 Tahun 2018 Tentang
Penyelenggaraan Angkutan Sewa Khusus
3. Tugas dan Tanggung Jawab
a. Ketua
Memantau pelaksaan monitoring dan evaluasi serta pengelolaan ketidaksesuaian yang perlu diperbaiki.
c. Tim SDM
1. Melakukan pengecekan dan membuat perbaikan dengan tim lainnya dalam menyusun
perbaikan mengenai keluhan pelanggan yang berhubungan dengan pelayanan pengemudi.
61
4. Setiap karyawan dan pengemudi mengidentifikasi ketidaksesuaian dan rasa tidak nyaman
dalam menjalankan prosedur keselamatan dengan mengisi mengisi Formulir Pelaporan
Ketidaksesuaian Prosedur (FM-02)
Dan diserahkan kepada tim manajemen keselamatan
5. Setiap karyawan dan pengemudi melaporkan mengenai kondisi kerja dan hal lainnya yang
berisiko terhadap keselamatan dalam pekerjaan.
6. Tim dibawah naungan manajemen keselamatan menerima laporan mengenai
ketidaksesuaian ataupun tidak nyaman pengemudi dan karyawan dalam menjalani
manajemen keselamatan.
7. Tim manajemen keselamatan bersama Tim dibawah naungan manajemen keselamatan
mengidentifikasi prosedur yang perlu diperbaiki untuk menemukan solusi yang paling
efisien.
8. Ketua tim manajemen keselamatan menyampaikan hasil monitoring untuk menyampaikan
hal yang perlu dilakukan (sebagai contoh melakukan sosialisasi prosedur prosedur
keselamatan Kembali) dan menyampaikan prosedur yang perlu diperbaiki.
5. Prosedur Audit
1. Ketua membuat tim audit dapat berasal dari karyawan ataupun auditor dari luar
2. Kegiatan audit meliputi 10 elemen manajemen keselamatan, tim yang bertanggung jawab ,
keryawan, dan para pengemudi dalam menjalankan tugasnya.
3. Audit ini dilakukan secara berkala dalam jangka waktu 1 tahun sekali
4. Memastikan kesesuaian dan ketidaksesuaian antara sistem manajemen keselamatan dan
kondisi sebenarnya diaudit dengan sejujur-jujurnya oleh Tim audit
5. Melakukan audit dengan mengisi seluruh FM-01 disertai dengan lampiran pendukung hasil
penilaian
6. Melakukan audit secara menyeluruh seperti kinerja tim manajemen keselamatan dan tim di
bawah naungannya, pemeriksaan validitas surat surat SIM dan kesesuaian data, dll
7. Memberikan masukan perbaikan untuk memperbaiki prosedur manajemen keselamatan.
(FM-01)
2. Pengorganisasian
terdapat struktur organisasi
manajemen keselamatan
para karyawan yang tergabung
dalam tim di struktur organisasi
menjalankan tugas dalam anggota
dari berbagai fungsi.
(FM-02)
tgl/bln/thn: nama:
nama prosedur:
saran perbaikan:
Koperasi Bangun Indonesia Global (BIG) melakukan pengukuran dan pemantauan kinerja yang berlaku
untuk segenap unsur yang terkait dengan keselamatan angkutan umum. Prioritas dapat diberikan
kepada unsur yang langsung terkait dengan keselamatan angkutan umum.
1. Ekpektasi
a. Koperasi telah mengembangkan dan menetapkan sistem pengukuran kinerja keselamatan.
b. Koperasi telah mengembangkan sistem, prosedur analisis dan evaluasi kejadian.
c. Rasio antara jumlah kejadian kecelakaan dengan kendaraan bermotor kilometer.
d. Rasio antara korban kecelakaan dengan kejadian kecelakaan.
Tujuan
1. Untuk mengetahui efektivitas sistem manajemen keselamatan dalam melancarkan kegiatan usaha
angkutan sewa khusus
2. Pengukuran kinerja koperasi dalam menjalankan usah angkutan sewa khusu penting diukur atau
dipantau secara berkala untuk mengetahui tingkat keselamatan Koperasi BIG
Tugas dan Tangung Jawab
a. Ketua
Memantau dan memastikan berjalannya pelaksanaan pengukuran kinerja manajemen keselamatan
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑀 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ
lalu mencari X’
X’ = AR rata rata + Sd
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑐𝑒𝑙𝑎𝑘𝑎𝑎𝑛
lalu mencari X’
X’ = SI rata rata + Sd
Catatan: Sd adalah standar deviasi Setelah itu:
1. Jika SI > X’ maka kinerja keselamatan koperasi tersbut pada bulan tersebut sangat buruk
2. Jika SI < X rat < X’ maka kinerja keselamatan koperasi tersbut pada bulan tersebut buruk
3. Jika SI < X rat > 0, maka kinerja keselamatan koperasi tersbut pada bulan tersebut baik
4. Jika SI = 0, maka kinerja keselamatan koperasi tersbut pada bulan tersebut sangat baik
73
Sd=
X'=
74
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Total
Rata- rata=
Sd=
X'=
75
Koperasi Bangun Indonesia Global (BIG) dalam menjalankan usaha angkutan sewa khusus dalam
beroperasi melayani penumpang dengan titik jemput Bandara Radin Intan II hingga mengantar
penumpang ke lokasi yang dituju tidak pernah mengalami kecelakaan. Sejak awal beroperasinya 5
armada tidak ada satupun yang mengalami kecelakaan hingga saat penilaian ini (Zero Accident).
Sehingga saat dilakukan perhitungan Angka kecelakaan per 100.000 Km kendaraan dan indeks
keparahan (SI) menghasilkan nilai=0 maka diartikan bahwa kinerja keselamatan koperasi sangat baik
karena Jika nilai AR dan SI = 0 maka kinerja keselamatan koperasi tersebut sangat baik.
Pengukuran kinerja keselamatan Koperasi Bangun Indonesia Global (BIG) dari awal beroperasi hingga
Agustus 2022 (waktu pengukuran dilakukan) memiliki kinerja keselamatan yang sangat baik.
Perlu dilakukan pengukuran kinerja kembali secara berkala untuk meninjau apakah sistem manajemen
keselamatan yang dibuat masih sangat efektif melindungi keamanan penumpang dan pengemudi.