Anda di halaman 1dari 76

i

Lembar Pengesahan
ii

Kata Pengantar
Koperasi Bangun Indonesia Global (BIG) sebagai badan usaha yang menaungi kegiatan Angkutan Sewa
Khusus berupaya untuk mengoptimalkan pelayanan dengan melindungi seluruh orang yang berhubungan
dengan lingkungan kerja pada usaha angkutan sewa khusus dari Koperasi Bangun Indonesia Global (BIG).
Sehingga koperasi melakukan panduan keselamatan yang sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Sistem Manajemen Keselamatan berfungsi untuk memastikan berjalannya manajemen keselamatan di


setiap program dan memastikan bahwa manajemen keselamatan selalu terbarukan menyesuaikan
kondisi yang terjadi demi menjaga dampak baik dari penerapan Sistem Manajemen Keselamatan.

Keselamatan adalah kebutuhan untuk setiap pihak, mulai dari penumpang, pengemudi, karyawan dan
juga masyarakat umum di lingkungan pekerjaan.

Selamat Bekerja dan Tetap Selamat


iii

Kebijakan Keselamatan Koperasi

Daftar Isi
iv

Lembar Pengesahan ........................................................................................................i

Kata Pengantar................................................................................................................ ii

Kebijakan Keselamatan Koperasi ................................................................................... iii

1. Pendahuluan .............................................................................................................. 1

2. Dasar .......................................................................................................................... 1

3. Tujuan dan Sasaran ................................................................................................... 1

3.1 Tujuan ................................................................................................................... 1

3.2 Sasaran ................................................................................................................ 2

4. Profil Koperasi ............................................................................................................ 2

5. Struktur Sistem Manajemen Keselamatan .................................................................. 2

6. Elemen dan Ekspektasi; Penjelasan 10 Elemen ......................................................... 3

6.1 ELEMEN 1 - Komitmen dan Kebijakan .................................................................. 4

6.2 ELEMEN 2 - Pengorganisasian ........................................................................... 15

6.3 ELEMEN 3 - Manajemen Bahaya dan Risiko ...................................................... 18

6.4 ELEMEN 4 - Fasilitas Pemeliharaan dan Perbaikan Kendaraan Bermotor .......... 28

6.5 ELEMEN 5 - Dokumentasi dan Data ................................................................... 35

6.6 ELEMEN 6 - Peningkatan Kompetensi dan Pelatihan ......................................... 48

6.7 ELEMEN 7 - Tanggap Darurat ............................................................................ 51

6.8 ELEMEN 8 - Pelaporan Kecelakaan Internal ....................................................... 54

6.9 ELEMEN 9 - Monitoring dan Evaluasi ................................................................. 59

6.10 ELEMEN 10 - Pengukuran Kinerja .................................................................... 66


1

1. Pendahuluan
Koperasi Bangun Indonesia Global (BIG) merupakan badan usaha yang menyediakan layanan kendaraan
sewa khusus. Angkutan Sewa Khusus adalah pelayanan Angkutan dari pintu ke pintu dengan pengemudi,
memiliki wilayah operasi dalam wilayah perkotaan, dari dan ke bandar udara, pelabuhan, atau simpul
transportasi lainnya serta pemesanan menggunakan aplikasi berbasis teknologi informasi, dengan
besaran tarif tercantum dalam aplikasi. Koperasi Bangun Indonesia Global (BIG) berupaya meningkatkan
serta menjamin keselamatan dalam pengoperasian layanan angkutan untuk bisa melindungi aset
Koperasi dan awak angkutan, menjaga kepuasan pelanggan serta memenuhi persyaratan, kebijakan
manajemen yang berlaku dengan cara melaksanakan Sistem Manajemen Keselamatan.

2. Dasar
1. Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
2. Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13 tahun 2003 pasal 86 yang menyebutkan setiap pekerja /
buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja serta
Pasal 87 bahwa setiap Koperasi wajib menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja yang terintegrasi dengan manajemen Koperasi.
3. Undang-undang no. 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan pasal 204, Koperasi
Angkutan Umum wajib membuat, melaksanakan, dan menyempurnakan Sistem Manajemen
Keselamatan dengan berpedoman pada rencana umum nasional Keselamatan Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2017 tentang Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
5. Peraturan Menteri Perhubungan RI, No. 85 Tahun 2018, Tentang Sistem Manajemen
Keselamatan Koperasi Angkutan Umum

3. Tujuan dan Sasaran


3.1 Tujuan
Tujuan Sistem Manajemen Keselamatan Koperasi adalah sebagai berikut:

• Sebagai bentuk penyediaan instrumen atau perangkat yang digunakan sebagai acuan oleh
stakeholders dalam rangka meningkatkan keselamatan moda angkutan.
• Sebagai wujud komitmen manajemen terhadap keselamatan dalam
pengoperasian angkutan guna melindungi melindungi aset Koperasi, awak angkutan dan
pelanggan.
• Mencegah kecelakaan dan kerugian yang timbul guna meningkatkan efisiensi Koperasi.
2

3.2 Sasaran
Sasaran dari Manajemen Keselamatan mencakup seluruh kegiatan operasi angkutan yang meliputi
pekerja, pengemudi, penumpang, aset serta mitra kerja dan sarana pendukungnya.

4. Profil Koperasi
Koperasi Bangun Indonesia Global (BIG) adalah salah satu koperasi yang bergerak di Bidang Jasa
Transportasi yaitu layanan Angkutan Sewa Khusus yaitu bagian dari angkutan orang dengan kendaraan
bermotor umum tidak dalam trayek, angkutan orang dengan tujuan tertentu. layanan Angkutan Sewa
Khusus yang dijalankan oleh Koperasi Bangun Indonesia Global (BIG) berupa Layanan Antar Jemput
Bandara Internasional Radin Inten II Lampung. Anggota dari Koperasi Bangun Indonesia Global (BIG)
memiliki jalinan kerjasama dengan Koperasi start-up Grab dan Traveloka.

Gambar 4. 1 Lambang Koperasi Bangun Indonesia Global (BIG)


Berdasarkan dari lambang Koperasi Bangun Indonesia Global (BIG) terdapat makna untuk menjunjung
kepentingan anggota yaitu dari arti lambang koperasi warna hijau yang menggambarkan warna alam,
dedaunan, kesegaran, relaksasi, harmoni, alami, sejuk mempunyai makna koperasi bersifat
menenangkan dan menentramkan bagi seluruh anggotanya, serta usaha koperasi yang dilaksanakan
Koperasi Bangun Indonesia Global (BIG) berdasarkan arti dari Lambang Padi dan Kapas yang Tersambung
dan Tak Terputus Menggambarkan produktif mempunyai makna luasnya bidang usaha koperasi untuk
mensejahterakan anggotanya dan mengutamakan kebersamaan.

5. Struktur Sistem Manajemen Keselamatan


Sebagai bentuk keseriusan menjalankan usaha angkutan sewa khusus Koperasi Bangun Indonesia Global
(BIG) berprinsip untuk memenuhi izin usaha yaitu melaksanakan standar kegiatan usaha dan produk
berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia N0. 12 Tahun 2021 dan ketentuan
Lembaga OSS yaitu persyaratan khusus usaha sewa khusus wajib menyiapkan dokumen Sistem
Manajemen Keselamatan untuk badan hukum.

Dalam sistem manajemen keselamatan disusun secara sistematis seperti gambaran di bawah ini:
3

Gambar 5. 1 Proses Sistem Manajemen Keselamatan Proses Sistem


Manajemen Keselamatan sebagai berikut :

• Sistem Manajemen Keselamatan dimulai dengan penetapan Kebijakan Keselamatan tertulis


sebagai wujud komitmen dan kepemimpinan manajemen.
• Proses berikutnya adalah proses perencanaan yang dimulai dengan pengroganisasian untuk
pembagian tanggung jawab danidentifikasi bahaya yang ada dalam Koperasi, yang harus
dikendalikan dan dikelola sehingga kejadian yang tidak diinginkan dapat dihindarkan.
• Selanjutnya masuk ke tahap implementasi yang mencakup pembinaan sumber daya manusia dan
kompetensi, komunikasi dan konsultasi serta pengendalian operasi angkutan termasuk tanggap
darurat.
• Hasil pelaksanaan tersebut selanjutnya dipantau dan diukur secara berkala guna memastikan
bahwa sasaran telah tercapai.
• Jika terjadi penyimpangan, manajemen segera melakukan peninjauan ulang untuk kemudian
menetapkan langkah perbaikan.

6. Elemen dan Ekspektasi; Penjelasan 10 Elemen


Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan mengenai Sistem Manajemen Keselamatan Koperasi
Angkutan Umum ditetapkan 10 elemen tersebut dan diciptakan harapan atau ekspektasi yang
diinginkan dalam upaya menerapkan sistem manajemen yang kemudian dituangkan dalam program
implementasi.Sistem Manajemen Keselamatan untuk badan hukum meliputi:

a. komitmen dan kebijakan;


b. pengorganisasian;
c. manajemen bahaya dan risiko;
d. fasilitas pemeliharaan dan perbaikan kendaraan bermotor;
4

e. dokumentasi dan data;


f. peningkatan kompetensi dan pelatihan;
g. tanggap darurat;
h. pelaporan kecelakaan internal;
i. monitoring dan evaluasi; dan
j. pengukuran kinerja.

6.1 ELEMEN 1 - Komitmen dan Kebijakan


Komitmen dan Kebijakan merupakan landasan penerapan keselamatan dalam Koperasi ataupun badan
usaha. Program dalam manajemen keselamatan tidak akan berhasil dengan baik jika perusahaan atau
badan usaha tidak memegang teguh komitmen dan tidak memiliki kebijakan yang menjadi dasar
pelaksanaan sistem manajemen keselamatan, Karena itu untuk menunjukkan komitmen dan dukungan
tersebut manajemen perlu memiliki komitmen dan kebijakan keselamatan Koperasi.

Prosedur Terkait:
a. Kebijakan Keselamatan Koperasi
b. Visi dan Misi Koperasi yang ditandatangani oleh Pimpinan Koperasi tertinggi.
c. Komitmen Koperasi terhadap Keselamatan.
d. Peraturan Menteri Perhubungan RI No. 118 Tahun 2019 Tentang Penyelenggaraan
Angkutan Sewa Khusus
e. Peraturan Menteri Perhubungan RI No. 85 Tahun 2018 tentang Sistem Manajemen Keselamatan
Koperasi Angkutan Umum.
A. Komitmen
Koperasi Bangun Indonesia Global (KOP BIG) mewajibkan para pengemudi untuk berkomitmen terhadap
keselamatan serta membentuk keselamatan pengemudi sebagai budaya. Hal ini ditandai dengan
pernyataan komitmen para pengemudi.

Komitmen Keselamatan Koperasi Bangun Indonesia Global (KOP BIG) sebagai bentuk komitmen
memberikan pelayanan prima:

1. Koperasi Bangun Indonesia Global (KOP BIG) bersedia untuk mematuhi seluruh peraturan lalu
lintas yang berlaku dan melaksanakan tindak pencegahan terjadinya kecelakaan.
2. Koperasi Bangun Indonesia Global (KOP BIG) akan selalu proaktif dalam upaya meminimalisir
risiko serta bahaya jika terjadi kecelakaan
3. Koperasi Bangun Indonesia Global (KOP BIG) berkomitmen untuk pengemudi memiliki
pengetahuan mengenali rute pelayanan dan tanggap darurat dalam pelayanan.
4. Koperasi Bangun Indonesia Global (KOP BIG) akan menyediakan sistem informulisasi dan
komunikasi sebagai wadah untuk seluruh anggota koperasi, penumpang dan pihak lainnya.
5

Pengawasan terhadap keselamatan merupakan tanggung jawab seluruh anggota,pengurus, dan


manajemen dalam memastikan bahwa keselamatan merupakan hal paling penting.

Dalam upaya menjalankan angkutan sewa khusus yang mengutamakan keselamatan baik pengemudi
maupun penumpang, berikut adalah komitmen pengemudi.

B. Kebijakan
Koperasi Bangun Indonesia Global (KOP BIG) sebagai penyedia angkutan sewa khusus yaitu
layanan jasa angkutan dari pintu ke pintu dengan orang atau penumpang pada kendaraan
bermotor umum tidak dalam trayek, atau angkutan tersebut melayani orang dengan tujuan
tertentu, sehingga dalam operasi angkutan sewa khusus menempatkan aspek keselamatan
sebagai prioritas untuk menjamin keselamatan awak angkutan, penumpang, aset Koperasi, dan
masyarakat luas.

Untuk itu koperasi menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dengan pokokpokok sebagai
berikut :

a. Keselamatan transportasi merupakan komitmen dan kebijakan manajemen


Koperasi;
b. Koperasi akan menerapkan keselamatan dalam operasi sejak tahap persiapan,
pemberangkatan, perjalanan sampai ke tempat tujuan;
c. Koperasi akan memenuhi semua persyaratan peraturan perundang-undangan yang
mengatur pengelolaan keselamatan lalu lintas dan angkutan angkutan sewa khusus;dan
d. Koperasi akan senantiasa berupaya menyediakan sumberdaya yang diperlukan untuk
keberhasilan program Sistem Manajemen Keselamatan Koperasi Angkutan Umum.

Untuk mencapai keberhasilan keselamatan, Koperasi akan melibatkan semua unsur dalam
Koperasi termasuk pengguna jasa agar senantiasa mengutamakan keselamatan. Adapun visi misi
KOP BIG sebagai berikut.

VISI & MISI KESELAMATAN KOPERASI BANGUN INDONESIA GLOBAL

Visi

Menjadi badan usaha penyedia angkutan sewa khusus yang dapat memberikan perlindungan kepada
pengemudi dan penumpang
6

Misi

Dalam menjalankan visi dan mencapai sasaran yang hendak dicapai KOP BIG melaksanakan misi sebagai
berikut:

a) Memberikan jasa transportasi terbaik yang aman dan nyaman;


b) Mengutamakan aspek keselamatan dalam segala aktifitas;

c) Memberikan kepuasan dan kebanggaan kerja pada anggota koperasi;


d) Meningkatkan produktivitas melalui kerjasama tim manajemen dan operasional yang solid
7
8

Gambar 6. 1 Komitmen Keselamatan KOP BIG

Gambar 6. 2 Kebijakan Keselamatan KOP BIG


9
10

Gambar 6. 3 Kebijakan Larangan KOP BIG


11
12
13
14
15

Gambar 6. 4 Komitmen Pengemudi (Driver) KOP BIG

6.2 ELEMEN 2 - Pengorganisasian


Keberhasilan penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dalam Koperasi memerlukan
pengorganisasian dan penyediaan sumber daya yang memadai. Manajemen dan pengorganisasian
16

dalam Sistem Manajemen Keselamatan diwujudkan dalam pembagian tanggung jawab yang jelas untuk
semua posisi jabatan yang terdapat dalam Koperasi.

Untuk mendukung pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan Koperasi Bangun Indonesia Global
(KOP BIG) membentuk unit/petugas keselamatan yang bertanggung jawab dalam Sistem Manajemen
Keselamatan. Unit ini juga bertanggung jawab untuk mengkomunikasikan semua aspek keselamatan
kepada seluruh personil Koperasi terhadap pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan. Dengan
adanya unit yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan maka
struktur organisasi Koperasi Angkutan Sewa Khusus Koperasi Bangun Indonesia Global (KOP BIG)
mengalami penyempurnaan.

STRUKTUR ORGANISASI KESELAMATAN

Ketua

Unit
Manajemen
Kesalamatan

Bagian
Bagian SDM Bagian Laka
Armada

Gambar 6. 5 Struktur Organisasi Keselamatan KOP BIG

Tugas dan Tanggung jawab:

1. Ketua bertanggung jawab untuk memastikan terlaksananya keselamatan transportasi pada


Koperasi Bangun Indonesia Global (BIG) berupaya meningkatkan serta menjamin keselamatan dalam
pengoperasian layanan angkutan sewa khusus serta memberikan dukungan sebagai komitmen terhadap
keselamatan untuk bisa melindungi penumpang, awak angkutan dan aset Koperasi.

2. Dalam manajemen fungsi Sistem Manajemen Keselamatan unit manajemen keselamatan


memiliki tugas untuk melaksanakan:
1. melakukan pemantauan pelaksanaan keselamatan dalam Koperasi
17

2. memberikan pembinaan dan pelatihan kepada seluruh pekerja atau pengemudi agar terus
meningkatkan kesadaran mengutamakan keselamatan
3. melakukan pemeriksaan tempat kerja serta armada yang akan beroperasi secara berkala
4. memastikan bahwa seluruh sistem yang mengatur prosedur keselamatan dijalankan oleh setiap
penanggung jawab dan driver
5. melakukan penyelidikan saat terjadi kecelakan untuk menemukan solusi agar meminimalisir atau
terhindar dari kemungkinan terjadinya celaka.
6. Mengadakan pertemuan untuk membahas isu-isu keselamatan
7. Menyerahkan laporan secara berkala mengenai pelaksanaan sistem keselamatan

3. Bagian Armada memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa kendaraan bermotor atau
armada yang digunakan untuk melayani customer dalam kondisi aman dan menyampaikan hal hal yang
perlu disediakan koperasi untuk memperlancar jalannya operasi angkutan sewa khusus.

4. Bagian SDM memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa anggota atau driver merupakan
pengemudi yang layak dan sesuai dengan kebijakan prosedur keselamatan serta dalam kondisi prima
yaitu sehat fisik dan mental untuk mengoperasikan kendaraan dalam melayani penumpang. Pada bagian
SDM akan bekerja sama dengan bagian laka untuk menyediakan pelatihan pelatihan untuk pengemudi.

5. Bagian Laka memiliki tanggung jawab untuk menangani segala urusan yang berkaitan dengan
hal yang berhubungan dengan kecelakaan baik dari pencatatan kejadian/data kecelakaan, penanganan
kecelakaan dan evaluasi kejadian kecelakaan sebagai upaya antisipasi kecelakaan.
18

6.3 ELEMEN 3 - Manajemen Bahaya dan Risiko


Kegiatan pengangkutan mengandung berbagai potensi bahaya yang dapat mengakibatkan kecelakaan
atau kerusakan materi.Sebelum menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dilakukan kajian awal
untuk mengidentifikasi potensi risiko dan bahaya dari setiap kegiatan operasi angkutan di seluruh lokasi
kegiatan dan fungsi dalam Koperasi yang meliputi bahaya kecelakaan lalu lintas, kebakaran, bencana
alam, dan lainnya.

Bahaya merupakan sebuah kejadian atau peristiwa yang berpotensi menyebabkan kerusakan, cidera,
atau kehilangan nyawa. Risiko adalah perubahan yang disebabkan oleh kerusakan yang terjadi, sehingga
sering disebutkan bahwa risiko adalah chance of loss atau kerugian. Dalam Koperasi, bahaya dan risiko
merupakan dua hal yang dapat menyebabkan terganggunya pencapaian tujuan, merugikan Koperasi,
dan menimbulkan ketidakpercayaan dari masyarakat. Oleh karena itu potensi bahaya dan risiko harus
diidentifikasi untuk mengurangi atau menghilangkan kemungkinan terjadinya kedua hal tersebut.
Elemen keselamatan mengharuskan adanya sistem manajemen untuk mengelola potensi bahaya dan
risiko dalam suatu perencanaan yang matang. Berdasarkan elemen manajemen bahaya dan risiko maka
Koperasi Bangun Indonesia Global (KOP BIG) melakukan identifikasi terhadap bahaya dan risiko atas 3
(tiga) faktor yaitu:

a. Manusia faktor-faktor yang diidentifikasi meliputi usia pekerja, kesehatan, kelelahan dan stres,
keterampilan, alat-alat perlindungan, faktor kejahatan lalu lintas
b. Lingkungan faktor-faktor yang diidentifikasi meliputi kondisi jalan, cuaca, dan lain-lain
c. Kendaraan Bermotor
Faktor-faktor yang diidentifikasi meliputi apakah kendaraan bermotor kecil, menengah atau
besar, ikut mempengaruhi besar kecilnya bahaya dan risiko yang akan terjadi atau faktor lain
dari kendaraan bermotor. Salah satu contohnya yaitu Blind Spot, Rusaknya Ban Mobil, Rem
Kendaraan, dll

Prosedur Bahaya dan Risiko

A. Identifikasi Penilaian Bahaya dan Penilaian Risiko

Identifikasi bahaya dan risiko dinilai menggunakan pendekatan metode matriks bahaya dan resiko yang
relatif sederhana namun dapat mempresentasikan bahaya dan risiko. matrik penilaian bahaya dan risiko
dilakukan dengan mengkombinasikan antara kemungkinan terjadi kecelakaan dengan tingkat keparahan
atau kerusakan dari suatu kejadian celaka.

Identifikasi penilaian bahaya dan risiko dilakukan dengan menganalisa seluruh risiko menggunakan
matrik penilaian bahaya dan risiko dengan tingkat keparahan dari suatu kecelakaan (kecelakaan kerja
dan kecelakaan lalu lintas)
19

Gambar 6. 6 Matrik Penilaian Bahaya dan Risiko


B. Pengendalian Resiko

Tahap selanjutnya setelah identifikasi bahaya dan risiko dilakukan pengendalian sebagai berikut:

1. Eliminasi
Pengendalian risiko dengan eliminasi pada prosedur kerja, alat, bahan ataupun kegiatan operasional
kendaraan yang menyebabkan bahaya dan dapat ditiadakan. Seperti meniadakan rute yang berbahaya.

2. Substitusi
Pengendalian risiko dengan substitusi yaitu cara untuk mengurangi risiko dengan melakukan pengganti
pada prosedur kerja, alat, bahan ataupun kegiatan operasional kendaraan yang menyebabkan bahaya.

3. Perancangan Rekayasa Risiko


Pengendalian risiko dengan membuat rekayasa yang dapat menghindari atau meminimalisir risiko
bahaya pada prosedur kerja, alat, bahan ataupun kegiatan operasional kendaraan.

4. Administrasi
Pengendalian risiko dengan cara prosedur kerja, alat, bahan ataupun kegiatan operasional kendaraan
yang menyebabkan bahaya dibantu pengendaliannya dengan cara administratif seperti mengisi form
Kesehatan kendaraan secara berkala, memiliki kelengkapan surat berkendara, dll.

5. Alat Pelindung Diri


Pengendalian risiko dengan memiliki dan bisa mengggunakan alat pelindung diri untuk meminimalisir
dampak dari prosedur kerja, alat, bahan ataupun kegiatan operasional kendaraan yang menyebabkan
bahaya

C. Evaluasi

Unit Manajemen Risiko melakukan evaluasi dari hasil penilaian risiko yang sudah dilakukan, untuk
memastikan kesesuaian penilaian bahaya risiko dengan kondisi eksisting.
20

D. Tinjau Ulang

Penilaian bahaya risiko perlu dilakukan pengkajian ulang karena:

Secara berkala dilakukan tinjauan ulang untuk memperbarui kemungkinan penyebab lain dalam
penilaian risiko sehingga identifikasi bahaya dan risiko sesuai dengan kondisi sebenarnya. Jika terjadi
perubahan proses, metode kerja, lingkungan kerja, rute dalam pengoperesian angkutan sewa khusus.

E. Sosialisasi Bahaya dan Risiko

Sosialisasi dilakukan untuk memastikan bahwa setiap pengemudi sudah memahami potensi bahaya dan
risiko serta mengikuti arahan pengendalian risiko.
21

Tabel 6. 1 Identifikasi Penilaian Bahaya dan Risiko


Penilaian
Risiko Risiko Peringkat Pengendalian Risiko
Aktivitas Sub-aktivitas Potensi Bahaya Awal Risiko
LL S RR
Perawatan Mengisi air radiator Terkena mata Dapat membilas dengan air
Kendaraan menyebabkan mengalir yang bersih selama
iritasi, 10-15 menit, melepaskan
kemerahan, lensa kontak apabila
2 1 2 Rendah
hingga digunakan, hindari membilas
menyebabkan dengan cairan lain,
kerusakan pada
kornea
Penggantian oli Terpeleset, Cedera selalu menyediakan drip pan
terjatuh, cedera 3 2 6 Sedang untuk menampung oli lama
dan kain perca/ majun
Mmencuci mobil Terpeleset Cedera selalu gunakan alas anti slip
seperti sepatu boot atau alas
dengan dasar bahan karet
3 2 6 Sedang
dan tersedia pel karet untuk
membersihkan lantai licin

Membuka/ ganti Penggunaan alat Cedera memberikan instruksi untuk


ban tidak sesuai menggunakan alat yang
3 1 3 Rendah sesuai dan memberikan
pengetahuan penggunaan
alat yang benar
22

Pengecekan Tertimpa ban Cedera menggunakan sepatu,


kendaraan mengangkat ban gunakan
2 2 4 Rendah
alat bantu/ diangkat oleh 2
orang

Penilaian
Risiko Risiko Peringkat Pengendalian Risiko
Aktivitas Sub-aktivitas Potensi Bahaya Awal Risiko
LL S RR
memasang cedera menempatkan dongkrak
dongkrak dimulai dari bagian mobil
yang kokoh dan letakkan ban
cadangan di bawah badan
2 3 6 Sedang mobil tepatnya di bagian
roda untuk berjagajaga jika
dongkrak tidak mampu
menopang badan mobil
dengan baik.
polusi sakit seperti menggunakan masker atau
gangguan apd selama pengecekan
3 2 6 Sedang
pernafasan,
iritasi mata
pelaksanaan penjemputan dan jatuh /terpeleset / cedera pastikan kendaraan terparkir
selama menurunkan tertabrak pada jalan yang tidak licin
pelayanan penumpang kendaraan lain dan tidak parkir dipinggir
1 3 3 Rendah
(penjemputan jalan selama menurunkan
hingga atau
pengantaran) menjemput penumpang
23

perjalanan pengemudi menabrak orang menjaga kecepatan dan


pengemudi melewati pasar 1 3 3 Rendah waspada pada lingkungan
jalan
tekanan angin pada tergelincirnya selalu mengecek kondisi ban
ban tidak sesuai kendaraaan saat sebelum
di jalan 1 3 3 Rendah menggunakan kendaraan dan
selama perjalanan terasa
ban yang tidak stabil

Penilaian
Risiko Risiko Peringkat Pengendalian Risiko
Aktivitas Sub-aktivitas Potensi Bahaya Awal Risiko
LL S RR
segera mendatangi bengkel
atau berhenti dan
menghubungi tim laka
jalanan padat tertabrak atau menjaga jarak dan
menabrak mengalah pada kendaraan
2 2 4 Rendah
kendaraan lain yang dikemudikan secara ugal
ugalan.
kebakaran kendaraan menghindari kebakaran dan
tersambar, selalu sedia APAR dan
penumpang dan tanggap menggunakannya
pengemudi 1 4 4 Rendah jika terkena sambaran
mengalami luka
bakar
24

jalan licin kecelakaan, mengurangi kecepatan


penumpang kendaraan dan menjaga jarak
cedera dan 2 4 8 Sedang dengan kendaraan lain
kendaraan rusak

kecepatan tinggi tertabrak menjaga jarak dan


kendaraan lain kendaraan mengalah pada kendaraan
2 3 6 Sedang
yang dikemudikan secara ugal
ugalan.

Penilaian
Risiko Risiko Peringkat Pengendalian Risiko
Aktivitas Sub-aktivitas Potensi Bahaya Awal Risiko
LL S RR
aktivitas perpindahan orang akses jalan, tejatuh, akses jalan tidak terhalang
umum kantor dari kantor ke luar tumpukan barang terpeleset, oleh benda, pencahayaan
kantor, dari 1 ruang tertabrak suatu pada kantor terang atau
ke ruang lain benda 2 1 2 Rendah
cukup, tidak ada kabel yang
terjuntai dan
menghalangi akses
25

penggunaan alat elektronik: aliran listrik kematian melakukan pemeriksaan


alat elektronik dispenser, secara visual pada alat alat
komputer/laptop, elektronik, penggunaan alat
printer, kipas, dll alat elektronik sesuai dengan
petunjuk, memastikan steker
2 3 6 Sedang dan stopkontak dalam
kondisi baik dan kering.
Tangan dalam kondisi kering
saat menyambungkan steker
listrik pada stopkontak

penggunaan durasi bekerja di radiasi sinar menggunakan monitor


komputer/laptop depan pada mata dengan low radiasi,
komputer/laptop 2 2 4 Rendah memastikan bahwa
pencahayaan, jarak laptop
dan mata sudah cukup.
duduk terlalu mengatur posisi duduk
lama dengan postur yang baik
3 2 6 Sedang dengan mengatur meja dan
kursi kerja, melakukan
peregangan/
Penilaian
Risiko Risiko Peringkat Pengendalian Risiko
Aktivitas Sub-aktivitas Potensi Bahaya Awal Risiko
LL S RR
berdiri/berjalan di sela waktu
pekerjaan
26

aktivitas penyimpanan memanjat terjatuh, menggunakan tangga yang


administrasi, dokumen di atas rak menggunakan memar, patah kokoh dan menyediakan rak
penyimpanan yang tidak mudah kursi tulang penyimpanan baru
2 2 4 Rendah
dokumen dan dijangkau karena
data terlalu tinggi

Keterangan:
LL= Likelihood / Kemungkinan Risiko
S = Severity , Keparahan
RR = Risk Rating, Nilai Risiko/Peringkat Risiko
27

Penjabaran dan Informasi Tabel Identifikasi Penilaian Bahaya dan Risiko:

i. Identifikasi bahaya dan risiko dilakukan berdasarkan seluruh kemungkinankemungkinan bahaya


yang bisa terjadi selama pengoperasian usaha angkutan sewa khusus di seluruh lingkungan kerja
(kantor dan jalan yang digunakan pengemudi)
ii. Identifikasi bahaya dan risiko juga memuat kondisi yang terjadi secara eksisting yang dilaporkan
oleh pengemudi dan karyawan
iii. Seluruh pengemudi dan karyawan harus bersikap mawas terhadap sub aktivitas yang telah
teridentifikasi penilaian risiko dan bahaya. iv. Pengendalian risiko yang tertera pada tabel identifikasi
bahaya dan risiko harus diterapkan oleh pengemudi dan seluruh karyawan
v. Identifikasi penilaian bahaya dan risiko dapat bertambah jika ditemukan potensi bahaya yang dapat
menimbulkan risiko dalam pengoperasian angkutan sewa khusus NOTULENSI RAPAT

Waktu : 25 Agustus 2022

Peserta : pengemudi, pengurus koperasi dan karyawan

Materi Rapat :

Mensosialisasikan kebijakan dan komitmen untuk menjalankan sistem manajemen keselamatan &
Mensosialisasikan manajemen bahaya dan risiko

Meliputi:

1. Koperasi BIG berkomitmen untuk menjalankan sistem manajemen keselamatan dalam


pengoperasian usaha angkutan sewa khusus
2. Koperasi mengeluarkan kebijakan keselamatan dan prosedur yang harus dijalankan dan dipatuhi
pengemudi dan karyawan
3. Pengemudi dan karyawan memahami manajemen bahaya dan risiko, mawas pada risiko serta
menerapkan pengendalian risiko
28

Disusun Oleh Diketahui Oleh

Ketua Unit Manajemen


Sekretasis Keselamatan

6.4 ELEMEN 4 - Fasilitas Pemeliharaan dan Perbaikan Kendaraan Bermotor


Sesuai Pasal 48 (1) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan,
setiap kendaraan bermotor yang dioperasikan di jalan harus memenuhi persyaratan teknis dan laik
jalan. Koperasi BIG berupaya untuk dapat menjamin kelayakan serta keselamatan semua sarana yang
terkait dengan berjalannya usaha angkutan sewa khusus ini, serta untuk mendukung keselamatan dalam
operasi angkutan diperlukan dukungan fasilitas pemeliharaan dan perbaikan yang baik dan memadai
yang mencakup armada angkutan, sarana pemeliharaan, administrasi dan lainnya. Banyak terjadi
kecelakaan karena kondisi kendaraan bermotor tidak layak operasi seperti kondisi rem, ban, mesin dan
lainnya. Untuk itu, semua sarana angkutan harus dalam kondisi baik dan dioperasikan dengan aman.

1. Ekspektasi

a. Koperasi melengkapi kegiatan operasional angkutan dengan menyediakan fasilitas


pemeliharaan dan perbaikan kendaraan bermotor sebagai syarat utama keselamatan dan perbaikan
kendaraan bermotor yang digunakan untuk mendukung kegiatan Koperasi.

b. Fasilitas Pemeliharaan dan perbaikan kendaraan meliputi:


- Fasilitas pemeriksaan, perawatan dan pemantauan fisik kendaraan bermotor.
- Fasilitas penyediaan sarana dan prasarana pendukung yang memadai untuk mendukung
keselamatan, seperti bengkel, klinik, ruang pengemudi, ruang parkir.
- Fasilitas penyimpanan suku cadang.
29

2. Prosedur Terkait

a. Prosedur Keselamatan Operasi.


b. Prosedur Pemeliharaan dan Perbaikan.
menyediakan fasilitas pemeliharaan dan perbaikan kendaraan bermotor sebagai syarat utama
keselamatan berupa fasilitas penyimpanan suku cadang serta pemeliharaan dan perbaikan kendaraan
bermotor yang digunakan untuk mendukung kegiatan Koperasi.

Fasilitas pemeliharaan dan perbaikan kendaraan bermotor meliputi:

1. Fasilitas pemeriksaan, perawatan, dan pemantauan fisik kendaraan bermotor.


2. Fasilitas penyediaan sarana pendukung yang memadai untuk mendukung.
3. Fasilitas penyimpanan suku cadang
Fasilitas pemeriksaan, perawatan, dan pemantauan fisik kendaraan bermotor

Tabel 6. 2 Fasilitas KOP BIG

Foto Fasilitas Fungsi Fasilitas

Area Pemeriksaan Awal dan


Parkir
30

Fasilitas Area Pergantian Oli


dan Cuci Mobil

Foto Fasilitas Fungsi Fasilitas

Fasilitas Gudang
Penyimpanan
31

Tempat Ibadah/Mushola

Foto Fasilitas Fungsi Fasilitas

Ruang Istirahat
Pengemudi
32

Dapur
33

Lembar Pemeriksaan Kendaraan Sebelum Operasi

Gambar 6. 7 Lembar Pemeriksaan Kendarran Sebelum Operasi


34

Format List Pelanggaran

Gambar 6. 8 Format List Pelanggaran


35

6.5 ELEMEN 5 - Dokumentasi dan Data


Pegawai dan anggota Koperasi Bangun Indonesia Global (KOP BIG) dalam menjalankan usaha angkutan
sewa khusus diharapkan memahami fungsi keselamatan utama dan prosesnya dalam mengembangkan
dokumentasi standar. Proses ini dilakukan dengan cara mengidentifikasi sumber daya yang berpotensi
digunakan misalnya sarana kendaraan bermotor, peralatan, karyawan/pengemudi, kejadian/data
kecelakaan dan sistem tertentu. Hasil yang diharapkan merupakan data yang teridentifikasi senantiasa
diperbaharui (Update). Media dokumentasi yang digunakan berupa media kertas (cetak), digital (foto
dan file program komputer), dokumentasi online maupun media-media lain yang relevan dengan
teknologi yang digunakan manajemen Koperasi dengan membentuk database (baik manual maupun
elektronik. Semua elemen dalam Sistem Manajemen Keselamatan didokumentasikan dan dikendalikan
(diatur dan distribusikan /diidentifikasi) oleh Unit Manajemen Keselamatan/Petugas Keselamatan.

1. Ekspektasi

a. Memiliki dokumentasi dan data yang berhubungan dengan prosedur sistem keselamatan.
b. Memahami fungsi keselamatan utama dan prosesnya dalam mengembangkan dokumentasi
standar. Dilakukan dengan cara mengidentifikasi sumber daya yang berpotensi digunakan.
c. Hasil identifikasi berupa data yang secara berkala diperbaharui
38

Tabel 6. 3 Data Pengemudi


37

Tabel 6. 4 Data Pemeliharaan Kendaraan


Nama Driver Foto Keterangan

Budi Hartono Buku Service

Lembaran
Pemeriksaan

Lembar Servis
Berkala 6 Bulan

Misno Lembaran
Pemeriksaan
38

Nama Driver Foto Keterangan

Lembar
Pemeriksaan
KM

Muhammad Zaini Lembaran


Pemeriksaan

Lembar Servis
Berkala 6 Bulan

Dokumentasi Perlengkapan Keselamatan di Mobil


39

Gambar 6.9 Dokumentasi Perlengkapan Keselamatan


40

Data Prosedur Keselamatan


41

Gambar 6. 10 Prosedur Standar Pelayanan Pengemudi


42

Dokumentasi surat menyurat, pengumuman dll


43

Gambar 6. 11 Surat Pernyataan Driver


44

Dokumen Perizinan
45

Gambar 6. 12 Dokumen Perizinan


46

Kontrak Mitra
47

Gambar 6. 3 Kontrak Mitra


48

6.6 ELEMEN 6 - Peningkatan Kompetensi dan Pelatihan


Pelatihan merupakan unsur penting dalam mendukung Sistem Manajemen Keselamatan untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta kompetensi pekerja khususnya pengemudi untuk
menjalankan tugas dengan aman dan selamat. Dalam elemen ini Koperasi menjelaskan pelaksanaan dan
program-program terkait penyelenggaraan pelatihan bagi pengemudi dan mekanik beserta
kompetensinya.

Koperasi BIG telah membuat prosedur terkait pelatihan dan kompetensi bagi karyawan khususnya
pengemudi untuk mendukung keselamatan dalam penyelenggaraan angkutan. Persyaratan pelatihan
dan kompetensi terkait Sistem Manajemen Keselamatan Koperasi Angkutan Umum Koperasi BIG
didasarkan pada program Koperasi terkait dalam pengembangan Sumber Daya Manusia yang
direncanakan oleh bagian Training. Program program pelatihan dan kompetensi ini secara rutin
dilaksanakan oleh Koperasi. Pelaksanaan pelatihan secara rutin dilakukan oleh Tim Training internal dan
eksternal bila dibutuhkan dalam program pengembangan Sumber Daya Manusia. Dokumen terkait
pelatihan dan kompetensi terhadap pengemudi dan mekanik terekam dan terdokumentasi dengan baik
dan tersimpan aman oleh Koperasi, dan dapat digunakan sewaktu-waktu untuk kepentingan Koperasi
dan kepentingan lainnya yang dianggap penting

1. Ekspektasi

a. Koperasi telah memiliki standar kompetensi untuk setiap jenis pekerjaan, terutama pengemudi
sarana pengangkutan sesuai dengan persyaratan.

b. Koperasi melakukan program pembinaan dan pelatihan bagi tenaga kerjanya secara berkala
sesuai dengan kebutuhan khususnya yang mengandung risiko tinggi.

PROSEDUR PELATIHAN

1. Tim Manajemen Keselamatan mengidentifikasi kebutuhan pelatihan untuk mendukung Sistem


Manajemen Keselamatan
2. Tim Manajemen Keselamatan membuat matriks kebutuhan pelatihan beserta timeline
pelaksanaan
3. Tim Manajemen Keselamatan akan bertangung jawab untuk mendapat pengisi materi atau
pemberi pelatihan
4. Tim SDM mendata pengemudi atau karyawan yang perlu mengikuti pelatihan dan mengajukan
pelaksanaan pelatihan Kembali saat terdapat pengemudi atau karyawan baru ataupun yang
membutuhkan penyegaran pelatihan (melakukan pengulangan pelatihan)
49

Tabel 6. 5 Matriks Kebutuhan Pelatihan KOP BIG Dalam Penyelenggaraan


Angkutan Sewa Bus
Waktu Pelaksanaan

Agustus September
Kegiatan yang Dibutuhkan
MG MG MG MG MG MG MG MG
1 2 3 4 1 2 3 4
Prosedur Standar
Pelayanan Pengemudi
Manajemen Bahaya dan Risiko
Tanggap Darurat
Pelaporan Kecelakaan Internal
Pelatihan Safety Driving

Pelatihan Safety Driving

Safety driving adalah pendekatan mengemudi yang aman serta terampil. Untuk mengurangi bahaya,
keselamatan berkendara adalah praktik mengoperasikan kendaraan sesuai dengan standar keselamatan
yang ditetapkan.

Ketentuan pelatihan safety driving:

1. pelatihan safety driving dilaksanakan oleh bagian training dari tim SDM untuk kepentingan
pemenuhan tujuan koperasi yang tertuang dalam Visi dan Misi
2. setiap pengemudi akan mendapatkan pelatihan baik untuk pengemudi lama maupun yang
baru bergabung
3. bagian training akan mengeluarkan sertifikat dan membuat stiker tanda safety driving untuk
ditempel pada mobil sebagai tanda bahwa driver yang mengemudi sudah memiliki keahlian
mengemudi yang aman
4. sertifikat yang diberikan berupa bentuk copy dan sertifikat asli akan disimpan oleh koperasi
untuk mendukung kegiatan koperasi (seperti untuk keperluan dokumentasi)
50

5. penyegaran pelatihan dapat dilakukan sewaktu waktu apabila pengemudi mengalami


kecelakaan dalam kategori yang besar atau sering mengalami kecelakaan kecil/ sedang dan
pelatihan untuk pengemudi tersebut bersifat WAJIB.
6. Pengemudi yang telah mendapatkan pelatihan safety dribing harus menjalankan tugas
sesuai dengan aturan

Prosedur untuk pelaksanaan Safety Driving:

1. Team SDM mendata pengemudi baru


2. Team SDM juga mendata pengemudi yang sudah mendapatkan pelatihan safety driving yang
pernah mengalami kecelakaan dalam kategori yang besar atau sering mengalami kecelakaan
kecil/ sedang setelah mengikuti safety driving.
3. Team SDM mendata pengemudi lama yang belum mendapatkan pelatihan safety driving dan
yang perlu penyegaran training
4. Penjadwalan training
5. Training safety driving dilaksanakan
6. Menentukan pengemudi lulus atau tidak
7. Jika pengemudi lulus maka akan di data untuk mendapatkan safety driving dan stiker untuk
diberikan ke pengemudi
8. Jika pengemudi tidak lulus maka akan di data untuk memperoleh training atau pelatihan
Kembali
51

6.7 ELEMEN 7 - Tanggap Darurat


Membuat dan memelihara prosedur untuk mengidentifikasi potensi dan respon terhadap insiden /
situasi darurat dan untuk mencegah dan mengurangi kemungkinan sakit dan luka yang berhubungan
dengan situasi atau kejadian darurat tersebut.

1. Ekspektasi

a. Koperasi telah melakukan identifikasi semua potensi keadaan darurat yang mungkin timbul
dalam kegiatan operasi angkutan sewa khusus.

b. Koperasi memiliki prosedur manajemen krisis dan tanggap darurat telah berjalan dengan baik.

Pelaksanaan Tanggap Darurat untuk mengantisipasi dampak kecelakaan atau meminimalkan dampak
kecelakaan Badan Usaha Angkutan Sewa Khusus wajib menyusun dokumen yang memuat ketentuan dan
pelaksanaan tanggap darurat kecelakaan kendaraan bermotor dalam bentuk:

Dokumen tertulis yang jelas dan mudah dibaca dalam bentuk selebaran yang diletakkan pada setiap
tempat duduk penumpang

Dokumen tertulis yang jelas dan mudah dibaca dalam bentuk selebaran terkait keamanan dan
keselamatan yang jelas dan mudah dibaca oleh karyawan dan pengemudi

Instruksi lisan bagi penumpang sebelum kendaraan bermotor berangkat meliputi letak fasilitas tanggap
darurat, fungsi fasilitas tanggap darurat, dan cara penggunaan fasilitas tanggap darurat.

Implementasi elemen tanggap darurat yang dilakukan Koperasi BIG dengan menyiapkan unit SDM untuk
memberikan arahan pada para karyawan dan pengemudi
52
53

Gambar 6. 9 Prosedur Kondisi Gawat Darurat

Tabel 6.6 Kelengkapan Peralatan Tanggap Darurat


Gambar Nama Alat Kegunaan
54

Perlengkapan
P3K (kapas, Untuk
minyak memberikan
angin) pertolongan
pertama untuk
kecelakaan
ringan

Untuk
memberikan
Perlengkapan
pertolongan
P3K ( obat
pertama untuk
merah) kecelakaan
ringan

Sebagai alat
APAR pemadam api

6.8 ELEMEN 8 - Pelaporan Kecelakaan Internal


Setiap Badan usaha Angkutan Sewa Khusus harus melakukan penelitian dan pelaporan jika terjadi
kecelakaan yang terlibat di dalam pengoperasian angkutan sewa khusus. Setiap kejadian harus diselidiki
untuk mengetahui faktor penyebab sehingga dapat dilakukan langkah dan upaya perbaikan dan
menemukan tindakan yang dapat mencegah terulang kembali kejadian laka tersebut. Pelaporan
55

kecelakaan berguna untuk mengetahui faktor-faktor penyebab kecelakaan yang dan digunakan untuk
evaluasi mengidentifikasi bahaya dan risiko.

Badan usaha Angkutan Sewa Khusus mempunyai sistem pelaporan, penyelidikan, analisa, dan tindak
lanjut insiden untuk mencari akar penyebab (root causes) dan bisa digunakan untuk mengembangkan
sistem pencatatan dan pelaporan kejadian oleh instansi berwenang.

1. Ekspektasi
Adanya suatu sistem pelaporan, penyelidikan, analisa, dan tindak lanjut insiden untuk mencari akar
penyebab (root causes).

Koperasi telah memiliki dan mengembangkan sistem pencatatan dan pelaporan kejadian ke instansi
berwenang. Implementasi

1. Menetapkan Prosedur dan Pedoman Penyelidikan Kecelakaan dan melakukan investigasi


kecelakaan di kantor pusat.
2. Melaksanakan pelaporan setiap kecelakaan yang terjadi mulai kecelakaan ringan sampai
kecelakaan berat.
Prosedur pelaporan kecelakaan terbagi menjadi 2 jenis, berdasarkan dari berat ringannya akibat atau
dampak yang ditimbulkan berdasar dari Pasal 229 UU No. 22 Tahun 2009

Tentang Lalu lintas Angkutan Jalan, terdiri atas:


1. Kecelakaan Lalu lintas ringan
Merupakan kecelakaan yang hanya mengakibatkan kerusakan kendaraan dan/atau barang

2. Kecelakaan Lalu lintas sedang


Merupakan kecelakaan yang mengakibatkan luka ringan dan kerusakan kendaraan dan/atau barang

3. Kecelakaan Lalu lintas berat


Merupakan kecelakaan yang mengakibatkan korban meniggal dunia atau luka berat
Prosedur Pelaporan Kecelakaan Internal
Setiap kejadian dan kecelakaan lalu lintas yang terjadi dalam lingkup jalannya angkutan sewa khusus
wajib dilaporkan ke tim laka koperasi BIG guna dapat diselidiki dan ditemukan faktor faktor penyebab
kecelakaan.

Prosedur penanganan kecelakaan ringan-sedang dalam kondisi pengemudi sadar

1. Segera terjadi kecelakaan pengemudi bertanggung jawab untuk menginformasikan kejadian


kecelakaan kepada tim laka.
2. Laporan yang disampaikan kepada tim laka disampaikan secara rinci mengenai lokasi, waktu,
kondisi penumpang, kondisi mobil, dan kondisi lawan kecelakaan (jika ada).
56

3. Tim laka melakukan koordinasi dengan pengemudi untuk penanganan dini untuk pengemudi dan
penumpang serta tim laka akan datang ke TKP dan mencatat segala informasi kecelakaan.
4. Jika kondisi penumpang dan pengemudi benar benar dalam kondisi tidak terluka atau dapat
ditangani dengan perlengkapan P3K dan mobil dalam kondisi aman, maka pengemudi
melanjutkan perjalanan, namun jika tidak dalam kondisi yang disebutkan maka tim laka akan
berkoordinasi dengan staf lain untuk menyediakan kebutuhan dalam penanganan kecelakaan.

Prosedur penanganan kecelakaan ringan-berat dalam kondisi pengemudi tidak sadar

1. Tim laka mendapatkan informasi melalui masyarakat, kepolisian, yang menangani kecelakaan di
TKP.
2. Segera tim laka datang ke TKP untuk membantu lancarnya penanganan LAKA.
3. Tim laka akan bekerja sama dengan petugas lantas untuk melakukan tindakan penanganan laka.
4. Pada seluruh mobil pengemudi harus tersedia perlengkapan P3K, sebagai bentuk tindakan
darurat untuk pertolongan pertama pada korban kecelakaan.
57

Gambar 6. 10 Flowchart Penanganan Laka Ringan-Sedang Pengemudi Sadar


58
59

Gambar 6. 11 Flowchart Penanganan Laka Ringan-Berat Pengemudi Tidak Sadar


Formulir pelaporan kecelakaan

Gambar 6. 12 Formulir Pelaporan Kecelakaan

6.9 ELEMEN 9 - Monitoring dan Evaluasi


Setiap aktivitas operasional yang mengandung risiko kecelakaan harus dikendalikan dengan baik.
Koperasi menerapkan prosedur monitoring serta evaluasi untuk mengendalikan bahaya dan risiko. Audit
Keselamatan dilakukan secara berkala untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan dalam pelaksanaan
sistem Manajemen Keselamatan. Monitoring dan Evaluasi dilakukan secara berkala untuk memastikan
bahwa manajemen keselamatan sudah diterapkan sesuai dengan prosedur atau ketentuan yang berlaku
60

1. Ekspektasi

a. Koperasi telah mengembangkan, menetapkan dan melakukan audit dan tinjau ulang Manajemen
secara berkala.

b. Hasil tinjau ulang dijadikan masukan peningkatan berkelanjutan (continual improvement) melalui
perbaikan Sistem Manajemen Keselamatan, kebijakan dan sasaran Keselamatan.

PROSEDUR MONITORING SISTEM MANAJEMEN KESELAMETAN KOPERASI BIG

1. Tujuan
1. Memastikan prosedur keselamatan berjalan
2. Memastikan teridentifikasinya kelebihan dan kelemahan dalam pelaksanaan sistem Manajemen
Keselamatan.
3. Menemukan ketidaksesuaian prosedur yang dilaksanakan untuk ditindaklanjuti dengan perbaikan
yang efektif
2. Referensi
1. Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
2. Undang-undang no. 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
3. Peraturan Menteri Perhubungan RI, No. 85 Tahun 2018, Tentang Sistem Manajemen
Keselamatan Koperasi Angkutan Umum.
4. Peraturan Menteri Perhubungan RI, No 118 Tahun 2018 Tentang
Penyelenggaraan Angkutan Sewa Khusus
3. Tugas dan Tanggung Jawab
a. Ketua
Memantau pelaksaan monitoring dan evaluasi serta pengelolaan ketidaksesuaian yang perlu diperbaiki.

b. Tim Manajemen Keselamatan


Melakukan monitoring secara berkala dan saat urgent (karena kondisi tertentu seperti: kecelakaan yang
terus terjadi) dan akan melakukan perbaikan prosedur manajemen keselamatan Bersama tim laka,
armada dan SDM sesuai dengan hal yang dibutuhkan serta untuk menemukan solusi yang paling efisien.

c. Tim SDM
1. Melakukan pengecekan dan membuat perbaikan dengan tim lainnya dalam menyusun
perbaikan mengenai keluhan pelanggan yang berhubungan dengan pelayanan pengemudi.
61

2. Melakukan pengecekan pada pengemudi dalam mengimplementasikan wawasannya


terhadap prosedur pelayanan koperasi.
3. Melakukan
d. Tim LAKA
1. Melakukan pengecekan dan membuat perbaikan dengan tim lainnya dalam menyusun
perbaikan mengenai keluhan pelanggan yang berhubungan dengan tindakan pengemudi
dalam mengendarai dan tindakan dalam kejadian tanggap darurat
2. Melakukan pengecekan dan membuat perbaikan dengan tim lainnya dalam menyusun
perbaikan mengenai prosedur yang berkaitan dengan tanggap bencana dan pelaporan
kecelakaan.
e. Tim Armada
Melakukan pengecekan dan membuat perbaikan dengan tim lainnya dalam menyusun perbaikan
mengenai prosedur yang berkaitan dengan pengecekan armada dan perawatan armada serta mengecek
kondisi fasilitas pemeliharaan dan perbaikan kendaraan bermotor.

f. Pengemudi dan Karyawan


1. Berpartisipasi dalam pelaksanaan monitoring dan evaluasi serta pengelolaan
ketidaksesuaian mengenai perannya dalam melaksanakan prosedur keselamatan koperasi
dan kebijakan lalu lintas
2. Berpartisipasi untuk melaporkan bentuk penyelewengan yang berhubungan dengan
keselamatan
4.Prosedur monitoring dan evaluasi

1. Tim manajemen keselamatan melaksanakan monitoring dan evaluasi dilakukan secara


berkala dalam waktu 3 bulan untuk memastikan prosedur keselamatan dijalani oleh setiap
tim, pengemudi dan karyawan yang terlibat.
2. Monitoring yang dilakukan tim manajemen keselamatan dan tim yang berada di naungan
manajemen keselamatan dilakukan dengan mengisi Tabel Monitoring Dan Penilaian
Manajemen Keselamatan (FM-01) sesuai dengan kepentingannya dan jika terdapat
tambahan dan ketidaksesuaian dapat mengisi Formulir Pelaporan Ketidaksesuaian
Prosedur (FM-02)
3. Seluruh tim di bawah manajemen keselamatan bersama mengidentifikasi kelemahan dan
kelebihan pada tiap prosedur keselamatan
62

4. Setiap karyawan dan pengemudi mengidentifikasi ketidaksesuaian dan rasa tidak nyaman
dalam menjalankan prosedur keselamatan dengan mengisi mengisi Formulir Pelaporan
Ketidaksesuaian Prosedur (FM-02)
Dan diserahkan kepada tim manajemen keselamatan
5. Setiap karyawan dan pengemudi melaporkan mengenai kondisi kerja dan hal lainnya yang
berisiko terhadap keselamatan dalam pekerjaan.
6. Tim dibawah naungan manajemen keselamatan menerima laporan mengenai
ketidaksesuaian ataupun tidak nyaman pengemudi dan karyawan dalam menjalani
manajemen keselamatan.
7. Tim manajemen keselamatan bersama Tim dibawah naungan manajemen keselamatan
mengidentifikasi prosedur yang perlu diperbaiki untuk menemukan solusi yang paling
efisien.
8. Ketua tim manajemen keselamatan menyampaikan hasil monitoring untuk menyampaikan
hal yang perlu dilakukan (sebagai contoh melakukan sosialisasi prosedur prosedur
keselamatan Kembali) dan menyampaikan prosedur yang perlu diperbaiki.
5. Prosedur Audit
1. Ketua membuat tim audit dapat berasal dari karyawan ataupun auditor dari luar
2. Kegiatan audit meliputi 10 elemen manajemen keselamatan, tim yang bertanggung jawab ,
keryawan, dan para pengemudi dalam menjalankan tugasnya.
3. Audit ini dilakukan secara berkala dalam jangka waktu 1 tahun sekali
4. Memastikan kesesuaian dan ketidaksesuaian antara sistem manajemen keselamatan dan
kondisi sebenarnya diaudit dengan sejujur-jujurnya oleh Tim audit
5. Melakukan audit dengan mengisi seluruh FM-01 disertai dengan lampiran pendukung hasil
penilaian
6. Melakukan audit secara menyeluruh seperti kinerja tim manajemen keselamatan dan tim di
bawah naungannya, pemeriksaan validitas surat surat SIM dan kesesuaian data, dll
7. Memberikan masukan perbaikan untuk memperbaiki prosedur manajemen keselamatan.

(FM-01)

Tabel 6. 7 Monitoring dan Penilaian Manajemen Keselamatan


Elemen Ketersediaan kondisi Nilai Keterangan Tambahan
63

1. Komitmen dan Kebijakan


koperasi memiliki komitmen
keselamatan yang dipegang kuat
oleh seluruh orang yang terlibat
dalam angkuran sewa khusus KOP
BIG
visi misi keselamatan memuat
tujuan dan sasaran yang ingin
dicapai dan harus dipahami oleh
semua yang terlibat dalam
angkutan sewa khusus
KOP BIG
koperasi memiliki komitmen
keselamatan yang dipatuhi semua
orang terlibat dalam angkutan
sewa khusus KOP BIG

2. Pengorganisasian
terdapat struktur organisasi
manajemen keselamatan
para karyawan yang tergabung
dalam tim di struktur organisasi
menjalankan tugas dalam anggota
dari berbagai fungsi.

3. Manajemen Bahaya dan Risiko


melakukan identifikasi risiko dan
bahaya dan terus diperbarui sesuai
dengan
kondisi yang terjadi
menetapkan prosedur manajemen
risiko dan terus menyesuaikan
dengan
kondisi yang terjadi
seluruh karyawan dan pengemudi
yang terkait dengan angkutan sewa
khusus mawas dengan risiko
bahaya yang ada dan mengikuti
prosedur
pengendalian risiko

Elemen Ketersediaan kondisi Nilai Keterangan Tambahan


4. Fasilitas Pemeliharaan dan Perbaikan Kendaraan Bermotor
64

ketersediaan dan kondisi fasilitas


pemeriksaan, perawatan dan
pemantauan fisik kendaraan
bermotor
ketersediaan dan kondisi fasilitas
penyediaan sarana dan prasarana
pendukung yang memadai untuk
mendukung keselamatan
pengemudi dan karyawan

ketersediaan dan kondisi fasilitas


penyimpanan suku cadang.

5. Dokumentasi dan Data


memiliki SOP atau formulir yang
memudahkan
dokumentasi
data yang harus tersedia dan
diperbarui/ditambah setiap ada
perubahan
6. Peningkatan Kompetensi dan Pelatihan
memiliki prosedur pelatihan
terlaksananya program
pelatihan
7. Tanggap Darurat
koperasi memiliki prosedur kondisi
gawat darurat
ketersediaanperalatan keselamatan
gawat darurat
8. Pelaporan Kecelakaan Internal
koperasi memiliki prosedur
pelaporan kecelakaan
9. monitoring dan evaluasi
koperasi memiliki prosedur
monitoring dan evaluasi
10. Pengkuran Kinerja
melakukan pengukuran kinerja
tingkat keselamatan pelayanan
dengan
menghitung AR dan SI
Nama Auditor:
tgl/bln/thn:
Catatan: Sebagai bukti Penilaian monitoring disertai dengan lampiran
65

(FM-02)

Tabel 6. 8Formulir Pelaporan Ketidaksesuaian Prosedur


Formulir Pelaporan Ketidaksuaian Prosedur

tgl/bln/thn: nama:

nama prosedur:

kendala atau ketidaksuaian pada:

saran perbaikan:

tanda tangan pelapor: penerima laporan :

form ini digunakan untuk pengemudi atau karyawan yang mengalami


gangguan pada pekerjaan ataupun ketidaknyamanan pada prosedur yang
menyebabkan atau tidak dapat meminimalasir bahaya
66

6.10 ELEMEN 10 - Pengukuran Kinerja


Koperasi mengembangkan sistem untuk mengukur dan memantau kinerja Keselamatan secara berkala
untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan sehingga dapat diambil tindakan dan langkah perbaikan.

Koperasi Bangun Indonesia Global (BIG) melakukan pengukuran dan pemantauan kinerja yang berlaku
untuk segenap unsur yang terkait dengan keselamatan angkutan umum. Prioritas dapat diberikan
kepada unsur yang langsung terkait dengan keselamatan angkutan umum.

1. Ekpektasi
a. Koperasi telah mengembangkan dan menetapkan sistem pengukuran kinerja keselamatan.
b. Koperasi telah mengembangkan sistem, prosedur analisis dan evaluasi kejadian.
c. Rasio antara jumlah kejadian kecelakaan dengan kendaraan bermotor kilometer.
d. Rasio antara korban kecelakaan dengan kejadian kecelakaan.

PROSEDUR PENGUKURAN KINERJA SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN

Tujuan
1. Untuk mengetahui efektivitas sistem manajemen keselamatan dalam melancarkan kegiatan usaha
angkutan sewa khusus
2. Pengukuran kinerja koperasi dalam menjalankan usah angkutan sewa khusu penting diukur atau
dipantau secara berkala untuk mengetahui tingkat keselamatan Koperasi BIG
Tugas dan Tangung Jawab
a. Ketua
Memantau dan memastikan berjalannya pelaksanaan pengukuran kinerja manajemen keselamatan

b. Tim Manajemen Keselamatan


Melakukan pengukuran kinerja manajemen keselamatan secara berkala dan akan melakukan perbaikan
prosedur manajemen keselamatan Bersama tim laka, armada dan SDM sesuai dengan hal yang
dibutuhkan serta untuk menemukan solusi yang paling efisien.

Tata cara pelaksanaan


1. Pengukuran kinerja merupakan kegiatan berkala yang dinyatakan dengan indeks keparahan (SI) dan
angka kecelakaan per 100.000 Km kendaraan (AR)
2. Langkah awal mengumpulkan data yang dibutuhkan yaitu data yang tercatat pada pelaporan laka
3. Data yang dibutuhkan berupa jarak tempuh kendaraan, jumlah kecelakaan beserta tingkat
keparahannya, banyaknya korban meninggal
67

4. Cara melakukan perhitungan:

A. Angka kecelakaan per 100.000 Km kendaraan


AR= Jumlah kecelakaan X 100.000

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑀 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ

lalu mencari X’

X’ = AR rata rata + Sd

Catatan: Sd adalah standar deviasi Setelah itu:


1. Jika AR > X’ maka kinerja keselamatan koperasi tersbut pada bulan tersebut sangat buruk
2. Jika AR < X rat < X’ maka kinerja keselamatan koperasi tersbut pada bulan tersebut buruk
3. Jika AR < X rat > 0, maka kinerja keselamatan koperasi tersbut pada bulan tersebut baik
4. Jika AR = 0, maka kinerja keselamatan koperasi tersbut pada bulan tersebut sangat baik

B. Indeks Keparahan (SI)


SI= Jumlah korban meninggal

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑐𝑒𝑙𝑎𝑘𝑎𝑎𝑛

lalu mencari X’

X’ = SI rata rata + Sd
Catatan: Sd adalah standar deviasi Setelah itu:
1. Jika SI > X’ maka kinerja keselamatan koperasi tersbut pada bulan tersebut sangat buruk
2. Jika SI < X rat < X’ maka kinerja keselamatan koperasi tersbut pada bulan tersebut buruk
3. Jika SI < X rat > 0, maka kinerja keselamatan koperasi tersbut pada bulan tersebut baik
4. Jika SI = 0, maka kinerja keselamatan koperasi tersbut pada bulan tersebut sangat baik
73

Tabel 6. 9 Perhitungan Angka kecelakaan per 100.000 Km kendaraan (AR)

Jumlah Kecelakaan Lalu Lintas


Bulan Jumlah Km Total Laka AR Kecelakaan AR Kecelakaan^2 Ket
Ringan Sedang Berat
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Total
Rata- rata=

Sd=

X'=
74

Tabel 6. 10 Perhitungan indeks keparahan (SI)

Jumlah Korban Jumlah Kecelakaan Lalu Lintas


Bulan Total Laka SI SI^2 Keterangan
Meninggal
Ringan Sedang Berat

Januari

Februari

Maret

April

Mei

Juni

Juli

Agustus

September

Oktober

November
Desember

Total

Rata- rata=

Sd=

X'=
75

Pengukuran Kinerja Keselamatan

Koperasi Bangun Indonesia Global (BIG) dalam menjalankan usaha angkutan sewa khusus dalam
beroperasi melayani penumpang dengan titik jemput Bandara Radin Intan II hingga mengantar
penumpang ke lokasi yang dituju tidak pernah mengalami kecelakaan. Sejak awal beroperasinya 5
armada tidak ada satupun yang mengalami kecelakaan hingga saat penilaian ini (Zero Accident).
Sehingga saat dilakukan perhitungan Angka kecelakaan per 100.000 Km kendaraan dan indeks
keparahan (SI) menghasilkan nilai=0 maka diartikan bahwa kinerja keselamatan koperasi sangat baik
karena Jika nilai AR dan SI = 0 maka kinerja keselamatan koperasi tersebut sangat baik.

Pengukuran kinerja keselamatan Koperasi Bangun Indonesia Global (BIG) dari awal beroperasi hingga
Agustus 2022 (waktu pengukuran dilakukan) memiliki kinerja keselamatan yang sangat baik.

Perlu dilakukan pengukuran kinerja kembali secara berkala untuk meninjau apakah sistem manajemen
keselamatan yang dibuat masih sangat efektif melindungi keamanan penumpang dan pengemudi.

Bandar Lampung, 27 Agustus 2022

TIM LAKA KETUA

Anda mungkin juga menyukai