Anda di halaman 1dari 92

Making safety a way of life…..

worldwide

Holistic Approach of Safety Management


Safety Management & Attitute Reinforcement Technique

SMART Safety
K3 Berbasis Perilaku
Topik Bahasan
1. Latar Belakang
2. Perkembangan SMK3
3. Konsep SMART Safety
4. ART
5. Peran dalam SMART Safety
6. Penerapan SMART Safety

2
Latar Belakang
Pentingnya K3 dalam Bisnis Global
• Masyarakat dunia sangat peduli terhadap Safety
• Peraturan dan standar safety semakin ketat
• Konsumen semakin kritis.
• Standar dan norma-norma global menjadi
persyaratan utama bisnis antar negara.
• Safety telah menjadi strategi dalam bisnis global
• Menjadi persyaratan bagi Perusahaan kelas dunia
(World Class Company)
• Setiap perusahaan harus mampu meningkatkan
daya saing, menciptakan nilai-nilai unggul,
meningkatkan efesiensi dan menekan biaya
produksi.

Safety equals to any other knowledge, science


and technology for better business
profitability and sustainability
The Straits Times, July 24, 2003
Pabrik Petasan
Kosambi,
Tangerang Proyek Jalan Tol
52 meninggal 1 orang meninggal

Pabrik Mandom Pabrik Mancis


Bekasi, Belawan
20 meninggal 24 Tewas
BP’s Texas City
Refinery Explosion BP Deepwater Horizon
2005
April 20, 2010
15 dead 170 injuries
Disaster
menimpa
perusahaan
kelas dunia Kecelakaan di
Freeport Empat
Pekerja Chevron Oil Explosion –
Dikabarkan Tewas, Richmond, California
(August, 2013)
5 Orang Terluka

WHY?

7
koes
Pertanyaan
Banyak perusahaan yang telah
menjalankan SMK3
namun kecelakaan masih
terjadi
Apa yang salah??????????

8
Mengapa Kecelakaan Masih terjadi
Perusahaan telah menjalankan sistem
manajemen K3 namun kecelakaan masih
terjadi
Mengapa ????

Penerapan SMK3
belum komprehensif
dan holistik
9
KRITERIA PENERAPAN K3
Perusahaan
Perusahaan
Peduli K3
Menjalankan Peduli K3
Kecelakaan
SMK3 Kecelakaan
Tinggi
Rendah

Bad Luck
Program K3/Leading

World Class
Penerapan SMK3 Penerapan SMK3
belum komprehensif Komprehensif

Perusahaan Perusahaan
tidak peduli K3 Tidak Peduli
Kecelakaan Kecelakaan
Tinggi Rendah

Tidak
Good Luck
Pengusaha Hitam
Menjalankan
Tidak menerapkan
Penerapan SMK3
SMK3
SMK3 rendah
Tinggi Rendah
Angka Kecelakaan/Lagging
Safety Management Systems – Why
They Fail and How to Avoid It
Clive Brookes to the Revitalizing Network 29 January 2009

• Perusahaan peduli • Companies


K3 dan telah • Sector culture
menerapkan SMK3 • Senior Management
• Middle Management
• Sarana dan fasllitas
• Line Management
lengkap REASON
for • People in the company
• Sumberdaya Failure • Safety advisers
terpenuhi of SMS
• Inflexibilities of proprietary SMS
• Mengapa systems
Kecelakaan masih • Inadequately scoped bespoke
terjadi???? systems
• Consultants

UNSUR MANUSIA MENJADI KUNCI KEBERHASILAN PENERAPAN SMK3


11
Perkembangan
SMK3
Perkembangan Manajemen K3

1930 1980 1990 2000 2010


Safety OHS MS SMK3 SMK3
Upaya K3
Management Sistem Berbasis Risiko Berbasis
Unsafe Act
IEDIM Manajemen K3 Risk Based Budaya
Unsafe
Condition PDCA
Henrich Frank Bird, Dan Petersen, ILCI, NSC, HSE James Reason,Trevor Hollnagel/DUPONT
• Pencegahan James Tye Ececutive.OSHA • Barrier • Resilience
Kecelakaan • Organisasi K3 Pendekatan kesisteman Management • Pendekatan Holistik
• Inspeksi • Program-2 K3 • Elemen Sistem • ISO 45000 • Safety Culture
• Supervision • Ahli K3 • Audit Sistem • ISO 31000 • Budaya K3
• Inspeksi • BS 8800 • RBPS • Human Factor
• Lagging • SMK3 • SMK3 PP 50
• IEDIM • OHSAS 18001
• ISRS
• PSM
• API 754
The Next Generation of Safety Strategy
CCPS UU no1 SMK3
1970 ISO BBS
ASTM
API

STANDARD COMPLIANCE CONTINUOS


RISK BASED
BASED IMPROVEMENT
BASE BASED
STRATEGY &
STRATEGY
STRATEGY STRATEGY
CULTURE

WHAT WHAT DO I HOW CAN I HOW CAN I


SHOULD WE HAVE TO DO IMPROVED BETTER
DO BASED ON MY MANAGE RISK
EXPERIENCE
SMK3 (OH&S Management System) merupakan
ketentuan perundangan yang wajib dilaksanakan oleh
setiap perusahaan
• Kepmenaker 05/1996 tentang SMK3
SMK • UU Ketenagakerjaan No. 13 tahun 2003 pasal 87 :
• PP No 50 tahun 2012 tentang SMK3
3
• Pasal 86
– Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh
perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja
– Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna
mewujudkan produktivitas kerja yang optimal diselenggarakan
upaya keselamatan dan kesehatan kerja
• Pasal 87
– Setiap perusahaan wajib menerapkan sistim manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja yang terintegrasi dengan
sistim manajemen perusahaan

15
Why Safety Management System
• Generally accepted that most accident result from human error
(human factors)
• These human errors indicate carelessness or incompetence on
the job ---but that would be not accurate
• The human is only the last link in a chain that leads to an
accident
• We will not prevent accidents by changing people, we will only
prevent accidents when we address the underlying causal
factors
• Most of the links in an accident chain are under control of the
organization – organizational accident
• After conducting intensive research and consulting world
leaders in safety , Transport Canada Civil Aviation (1991)
concluded that the most efficient way to make the Canadian
Aviation system even safer by adopted a systems
approach to safety management

SoehatmanRamli 2011
SMK3 HOLISTIK
PENERAPAN SMK HOLISTIK

1
PROGRAM
Menciptakan
K3 tempat kerja yang
TUJUAN
(BARRIER) aman dan selamat
K3 RC

3 TOOLS 18 Kriteria
Tempat Kerja Aman
UUNo 1/Pasal 3
4

HOW
SMK3 (HIRA)
2

5 WHAT
MANUSIA WHO
FRAMEWORK MANAJEMEN K3 HOLISTIK SMART SAFETY

HIRA

SMART SAFETY
Psl 3 UU No 1 /1970
19
1

SMK3 WOLRD CLASS


Harus SMS
dicegah 2

KOMITMEN

SAFE
ACCIDENT
3 OPERATION
KECELAKAAN SAFETY ZERO
LEADERSHIP LOSS

4
BUDAYA K3

UNSAFE BEHAVIOR SAFE BEHAVIOR


Tiga Pilar Keselamatan

??
SMK3
berbasis
Safety
culture

22
Kasus Jembatan Kutai
Kartanegara
Mengapa jembatan
sampai roboh?
Jembatan Baru,
dibangun dengan
teknologi tinggi
• Engineering
• Sistem Manajemen
• Manusia
Jembatan dibangun
1937
Jembatan dibangun 2001
runtuh 2011

23
Perlu Pendekatan Holistik
Untuk menuju “world class
safety” perlu penerapan K3
yang holistik yng terintegrasi
meliputi
• Sistem dan prosedur
(SMK3)
• Operasional/Process
Safety
• Manusia (Budaya Safety)

SMART SAFETY
Safety Management And Attitude Reinforcement Technique
24
Level Budaya K3 (Safety Culture Maturity Level)

The Keil Centre : Safety Culture Maturity® Model (SCMM)


25
SMARTS SAFETY
CONCEPT
SMART SAFETY UNTUK K3 ERA 4.0

Safety culture

PENDEKATAN K3 HOLISTIK
BERBASIS PERILAKU
27
SMART Safety
• SMART Safety (Safety Management & Attitude
Reinforcement Techniques) dikembangkan oleh
Prosafe Institute sejak tahun 2010
• Menjalankan misi WSO making safety a way of life..world
wide
• SMART Safety adalah pendekatan K3 dengan
mensinergikan pendekatan Kesisteman, Operasional
Safety dan Human Factors.
• SMART Safety berdasarkan pendekatan kultur atau
budaya lokal dengan mengadopsi pendekatan K3 yang
sudah berkembang seperti OHS Management System,
BBS, STOP dan Process Safety Management
• Telah dijalankan dan diaplikasi diberbagai perusahaan

Dikembangkan berdasarkan
kearifan budaya lokal dan nilai-
nilai spiritual dalam menerapkan
K3
28
SMART Safety
• Dibangun berdasarkan 3Pilar
K3 aspek Engineering,
Kesisteman dan Manusia
(Behavior)
• Pengembangan K3 dalam
perusahaan harus seimbang
antara kondisi tempat kerja
yang aman, sistem dan
prosedur manajemen dan
unsur Manusia yang
menjalankan.
SMART Safety Element

Commitment, Leadership and Policy

Resources and Organization

Objectives, Target and Program

Monitoring and Performance

Audit and Review

System
Procedur Training and Competences

30% Awareness and Behavior

Operation Risk Management


30% Mechanical Integrity

Process Safety

Incident Investigation

Emergency and BCP

30
Pilar 1 : Engineering/Operational Safety
 Sumber utama kecelakaan adalah kegiatan operasi. Karena
itu, upaya keselamatan harus fokus terhadap seluruh
potensi bahaya yang terdapat dalam kegiatan operasi
 Operational Safety harus berbasis Risiko (risk Based Safety
in Operation)
 Aspek Operational Safety yang perlu dilaksanakan antara
lain :
 Instalasi dan Peralatan
 Safe work practices
 Management of Change
 Keterpaduan mekanis (Design, konstruksi dan pemeliharaan)
 Pengelolaan Lingkungan
Pengelolaan Kesehatan dan higiene industri
 Pengelolaan kontraktor
 Pengelolaan keselamatan operasi dan lainnya
Pilar 2 : OHS Management System
• Sistem Manajemen mendukung keberhasilan
keselamatan dalam operasi
• Sistem Manajemen K3 mencakup berbagai
elemen, seperti Kebijakan, Dokumentasi, Data
Control, dll
• Elemen kesisteman yang perlu dilaksanakan
antara lain :
– Pengembangan Kebijakan dan Kepemimpinan
– Pengembangan perencanaan dan sasaran K3
– Pengembangan sistem dokumentasi yang baik
– Pengembangan sistem pelaporan dan data
– Pengembangan sistem
– Pengembangan sistem pemantauan dan
pengukuran kinerja
– Pengembangan sistem audit dan tinjau ulang
Pilar 3 : Pendekatan Manusia
• Pendekatan Manusia (Human Approach) banyak
dilakukan dalam meningkatkan keselamatan
• Berbagai pendekatan Manusia antara lain
– Pembinaan dan Pelatihan
– Kompetensi Kerja
– Supervisi (K3 melalui pengawasan)
– Ergonomi (Hubungan manusia dengan alat kerja
– Membangun kepedulian dan keterlibatan dalam
K3
– Membangun budaya Keselamatan
– Membangun perilaku aman dalam bekerja
ART
Attitude Reinforcement
Technique
Mengapa Kecelakaan terjadi

Tempat
ENGINEERING
Kerja

HUMAN
HAZARDS interaksi FACTOR
ENGINEERIN
G

Pekerja
HUMAN
Manusia
FAKTOR
MANUSIA
DALAM
KECELAKAAN
HUMAN FACTOR IN SAFETY
Human Factors Engineering Human Behavior safety
1 2
SAFETY ENGINEERING SAFETY CULTURE

UNSAFE CONDITION
HUMAN
FACTOR HUMAN

UNSAFE ACT
ENGINEERING BEHAVIOR

ACCIDE
UNSAFE CONDITION NT
UNSAFE PRACTICES
ERGONOMIC
CARA KERJA

DESIGN
HUMAN ERROR

MAN-MACHINE COMPETENCY

PERILAKU
ENVIRONMENT
ACCID
ENT

TEMPAT KERJA PEKERJA


Mencegah Kecelakaan = Merubah Perilaku

Perilaku
Perilaku Keselamat
Tidak
aman an
aman

39
Mencegah Kecelakaan
adalah memperbaiki
perilaku

AT RISK
SAFE
BEHAVIOR
UNSAFE ACT BEHAVIOR

SoehatmanRamli 2011
Fenomena Covid-19-PSBB

Indicator of
safety
culture

41
Membangun budaya K3
• Apakah Perilaku
dapat diubah??
• Apakah Budaya K3
bisa dibangun??
• Bagaimana Strategi
yang sesuai???

42
Apakah Perilaku dapat diubah
KOMPAS, Sabtu, 18
Oktober 2003

2003 2012 2013

43
Ternyata…..dapat diubah

2015
Pendekatan Top Down dari Jonan dikombinasi dengan Pendekatan
Kesisteman dan Engineering, dapat merubah perilaku
44
terliha
t
Didalam
diri
1

3
4

What is safety culture? Safety culture adalah nilai-


“The safety culture of an organisation is the nilai yang ada dalam diri
product of individual and group values, attitudes, manusia yang menganggap
perceptions, competencies, and patterns of bahwa Safety adalah unsur
behaviour. penting dalam
ACSNI Human Factors Study Group: Third report - Organising for safety HSE
Books 1993 kehidupannya yang
kemudian akan tercermin
dalam sikap dan
MEMBANGUN BUDAYA SAFETY DALAM ERA KENORMALAN BARU
Kombinasi pendekatan Top-down dan Bottom-up

MEMBANGUN
BUDAYA PERILAKU
SAFETY AMAN

BOTTOM UP TOP DOWN


APPROACH APPROACH
• Membangun • Mengawasi dan
kesadaran dan paksaan
nilai2 K3 • Lama kelamaan
• Lama kelamaan menjadi budaya
menjadi budaya • Lebih cepat
• Perlu waktu • Tidak pasti
• Permanen permanen

MENANA
M BUDAYA
NILAI2 SAFETY

46
Managing of Culture Change Start from Value

Value/Belief
Leadership
Value  Standard  Practices

A Safety Culture starts


with leadership;
leadership drives
culture, which in turn
Belief  AttitudeBehavior drives behavior.
People
MODEL ABC
Ingin cepat menghadiri meeting BEHAVIOR

Melanggar
Rambu

Protokol
Covid

ditilang polisi-kecelakaan-cepat sampai

48
Amati dan hitung
jumlah
perlaku tidak
aman

49
SMART Behavior Index
• Perilaku di tempat kerja dapat
diukur dengan teknik Index Number of at risk behavior
Behavior. SBSI = ------------------------------------------------
• Behavior adalah perilaku pekerja
Total hour of observation
ditempat kerjanya yaitu tindakan
tidak aman atau disebut unsafe Semakin tinggi index, semakin tinggi
behavior atau at risk behavior peluang kecelakaan
Index Behavior
PERAN DALAM
SMART SAFETY

52
Peran dalam Membangun Budaya

• Membangun budaya melibatkan


seluruh lapisan dalam organisasi
• Setiap level memiliki peran dan
STAR tanggung jawab
• K3 menjadi bagian integral
dalam operasi
5M • K3 menjadi kebutuhan

Roles of Management in SMART Safety Program


1. Set up Policy and visible commitment
BEKAL K3 2. Roles Model
3. Reward and punishment
4. Safety Tour and Review
5. Participation and Communication
SIM K3
6. Review implementation program
(STAR,5M,BekalK3.SIMK3)
53
STAR

Peran
Dalam Penerapan
SMART Safety

54
STAR

Peran Manajemen
Puncak
STAR Star for Top Management

• Top management is the


key to the success of
safety in the company

• Management is like a
star in the sky that
provides direction, light
and inspiration for safety
implementers

“The Leader is a Mirror of the Company.”


-- Business Quote

56
STAR
Peran Manajemen Puncak
STAR
• Manajemen puncak memegang peranan kunci
keberhasilan K3
• Keberhasilan ditentukan oleh komitmen
manajemen puncak seperti BINTANG (STAR)
yang menyinari seluruh perusahaan
• Manajemen berkepentingan dan bertanggung
jawab terhadap pelaksanaan dan keberhasilan
K3 dalam perusahaan

Manajemen menjadi Roles Models dan


menunjukkan komitmennya (visible commitment)
dalam membangun budaya K3 melalui program
STAR (Safety Tour And Review)
57
Felt Leadership
STAR “You will achieve the
level of safety that
you demonstrate
you
want to
achieve.”

• Manajemen harus menunjukkan “The Leader is a


komitmennya terhadap Keselamatan Mirror of the
• Komitmen manajemen harus dilihat, Company.”
dirasakan dan dipahami oleh semua -- Business Quote
unsur dalam perusahaan.
New Paradigm of Safety Management
STAR
The Straits Times, July 24, 2003

Good Safety
is
Good business

Safety equals to
any other
knowledge, science
and technology for
better business
profitability and
sustainability

59
STAR Peran Manajemen Puncak

Peran Kegiatan
• Menetapkan Kebijakan • Melakukan kunjungan ke lapangan
berkala (STAR) mimimal 3 bulan
• Menyediakan sumberdaya sekali
yang diperlukan • Melakukan review K3 setiap bulan
• Memastikan budaya safety (managemen review)
menjadi bagian integrasl dari • Memberikan pesan K3 setiap
melakukan pertemuan manajemen
bisnis perusahaan
• Menjadi roles model dalam setiap
kesempatan

60
5M
For safety

Peran Senior
Manajemen
Peran Manajer Senior
5M
For safety • Setiap manajer senior harus terlibat
langsung dalam penerapan K3 di
organisasinya masing-masing melalui
program 5M
• K3 harus menjadi bagian integral dari
operasinya
• Manajer harus meluangkan waktunya
sekurangnya 5 Menit setiap hari untuk
melihat dan meninjau apakah K3 sudah
berjalan dan masalah apa yang ada di
lingkungan kerjanya

62
Peran Manajer Senior : 5 M
5M
For safety
1. Memulai setiap kegiatan &rapat dengan pesan K3
2. Menghadiri safety training dan rapat-rapat K3
3. Memeriksa dan memastikan K3 telah dijalankan
4. Menjadi role model setiap waktu
5. Meninjau dan mengapresiasi hasil kinerja K3 yang
dicapai hari ini

63
BEKAL
K3

Peran Pengawas
Peran Pengawas : BEKAL
BEKAL KESELAMATAN
K3 • Pengawas merupakan ujung tombak
keberhasilan K3
• Pengawas berperan mengawasi dan membina
langsung bawahannya
• Melakukan BEKAL Keselamatan (Bicarakan,
Kerjakan dan Lanjutkan) semua hasil
observasi yang dilakukan untuk memperbaiki
kondisi lingkungan kerja.
• Melakukan program SIM K3 (Saling Ingat
Mengingatkan) secara rutin di lingkungannya
masing-masing
• Sebagai Safety Champion di tempat masing-
masing

65
BEKAL BEKAL K3 for SUPERVISOR
K3 • BEKAL Keselamatan dilaksanakan oleh
pengawas untuk mengobservasi perilaku
tidak aman di lingkungan kerjanya
• Bicarakan , mengapa seseorang melakukan
• Bicarakan tindakan tidak aman
• Kerjakan langkah perbaikan yang diperlukan
• Kerjakan untuk memperbaiki perilaku tidak aman
• Lanjutkan • Lanjutkan standar kerja aman yang sudah
disepakati

BEKAL
K3
BEKAL Roles of Safety Champion
K3 • Champion/pengawas merupakan ujung
tombak membangun budaya safety
• Para pengawas berada di tempat kerja
• Pengawas paling memahami pekerjaannya
dan potensi bahaya yang ada
• Pengawas memiliki emosi dan hubungan
dekat dengan anak buahnya
• Pengawas menjadi roles models dan
panutan bagi bawahannya
• Pengawas bertanggung jawab menjaga
keselamatan tempat kerja dan anak
buahnya
SIM
K3

Peran Seluruh
Pekerja
Peran setiap pekerja
• Keberhasilan K3 ditentukan oleh
SIM keterlibatan dan kepedulian semua
orang terhadap K3
K3
• Setiap pekerja dan setiap individu wajib
terlibat dalam K3 dan peduli dengan
kondisi tidak aman dan berbahaya yang
ada disekitarnya
• Setiap orang wajib melaporkan
keadaan tidak aman dan keadaan
berbahaya
• Setiap pekerja wajib terlibat aktif dalam
upaya K3 di tempat masing-masing

69
SIM-K3
• SIM-K3 (Saling Ingat Mengingatkan dalam
K3) merupakan kunci keberhasilan program
SMART dalam perusahaan
• Saling ingat mengingatkan adalah ajaran
semua agama yang mengajar untuk berbuat
baik dan SALING INGAT MENGINGATKAN
dalam kebaikan dan kebenaran
• Budaya K3 level tertinggi adalah
“interdependent” dimana setiap orang sudah
sadar untuk saling ingat mengingatkan satu
dengan lainnya

70
CONTOH
PENERAPAN
SMART Safety
BSMART

5 M (untuk Umum)
Yes No
Home Observer Report Company Department Area User Master Point Delete Search Login Logout 1.Memulai setiap kegiatan &rapat dengan pesan SHEQ
2.Menghadiri safety training dan rapat-rapat SHEQ
APLIKASI 3.Memeriksa dan memastikan SHEQ telah dijalankan dan menjadi bagian dalam setiap kegiatan
UPDATED 4.Meninjau dan mengapresiasi hasil kinerja SHEQ yang dicapai hari ini
SMART SAFETY Tgl Input 27/06/20 Resiko Point 5.Menjadi contoh, role model 24x7, setiap waktu
ONLINE PENGAMAT OBYEK (HARUS DIISI LENGKAP)
NIP Perusahaan
DI
PT BADAK
Nama
Departemen
Departemen
Section
5 M (Khusus untuk Evaluator)
Seksi Tanggal 27/06/20 5 4 3 2 1
Perusahaan Lokasi 1.Memulai setiap kegiatan &rapat dengan pesan SHEQ
Area
2.Menghadiri safety training dan rapat-rapat SHEQ
STAR 5M AWAS Plus AWAS
3.Memeriksa dan memastikan SHEQ telah dijalankan dan menjadi
Type ART
bagian dalam setiap kegiatan
4W: What, Where, When, Why + 1H: How
4.Meninjau dan mengapresiasi hasil kinerja SHEQ yang dicapai hari ini
Kondisi 4W:
5.Menjadi contoh, role model 24x7, setiap waktu

PENILAIAN:
1. Hampir tidak pernah - 5 M tidak dianggap sebagai bagian dari tanggungjawabnya
Tindakan 1H: 2. Pernah - Menjalankan 5M jika ada waktu
3. Kadang-kadang - Menjalankan 5M namun belum optimal/tidak terjadwal
4. Sering - Berupaya melaksanakan 5Mwalaupun dalam keadaan sibuk
5. Selalu - 5M sudah menjadi kebutuhan dalam kegiatan sehari-hari

Menel
Kondi
Cara
TiGerakan
DiMenabrak
Terti
Terj
Jatuh
Terpapar
Terkena
Beban
dtakabrak aipatkerj
n/rusak/ti
emmenggunakan
pissesuai
dari menghi
arus
berul
benda/obj
suhu
keti
abenda/obj
berl
peruntukannya
linasdtiggi
ng-ul raup/aman
hnetiaankdengakkmenyerap bahanKondi
triakenbikggi Caradberbahaya
TiMenyesuai
Mengubah
Menyusun
Menghenti
Memasang
akmenggunakan
ssesuai
i rusak/ti
kUlanPosi
kabel
Lock peruntukannya
angdAPD
Pekerj
sakiOut
Pekerj
groundi
aman
tidaakanaanng BlLock
Preventi
Pre-Start
Peral
Pel
ViGas,
Lepas/Patah/Retak
Karat/Lapuk/Keropos
Bypass
Cap isnual
ind&dung
caiaOut
System
/tanAudi
Pl(permi
rvanueUp
dan
Pengaman
gmesi
bMai
bocor
letTag
/prosedur)
nAltenance
aygOut
rmbergerak
Proses BiKebersi
Suhu
BlSindisanatang
Tpreventi
Pre-Start
Peral
ViGas,
Lepas/Patah/Retak
Karat/Lapuk/Keropos
Bakteri
AlCahaya
TiLantai tem
ual
aktdukur
caiaekstri
System
/ada
tanl/Audi
ihrperi
kuman
cekstri
anan/kerapi
ivnberbi
Up
tiPengaman
ale/kotor
mdbnbocor
aMai
aklgatan
etmpengaman
sberfungsi
Alanatenance
hrmkurang
anProses
burukbaik
72
APLIKASI SMART SAFETY PT BADAK LNG Hanya utk AWAS Plus
dan AWAS, range score
disesuaikan; 5, 10, 15, 20

Kriteria Nilai :
5; Hanya
menulis
temuan dan
Tindakan
secara tdk
terstruktur
10. Temuan
menjelaskan;
Apa, dimana,
Kapan dan
Mengapa
Tindakan;
menjelaskan
bagaimana.
15. Ditto
Hanya dipakai khusus dengan 10
hanya utk AWAS Plus dan ditambah
AWAS dapat
menuliskan
ART STAR 5M AWAS Plus AWAS penyebabnya
20. Ditto 10
Kolom ini akan
4W: What, Where, When, Why. 1H: How dan 15 dan
selalu muncul utk
bisa membuat
Kondisi 4W: semua pengamatan,
tertulis : Kondisi (utk rekomendasi
menguraikan hasil analisa
kejadian) dan temuannya.
Tindakan 1H : Tindakan (saran
atau tindaklanjut yg
diperlukan)
Hanya utk AWAS Plus
dan AWAS, range score
disesuaikan; 5, 10, 15, 20

Kriteria Nilai :
5; Hanya
menulis
temuan dan
Tindakan
secara tdk
terstruktur
10. Temuan
menjelaskan;
Apa, dimana,
Kapan dan
Mengapa
Tindakan;
menjelaskan
bagaimana.
15. Ditto
Hanya dipakai khusus dengan 10
hanya utk AWAS Plus dan ditambah
AWAS dapat
menuliskan
ART STAR 5M AWAS Plus AWAS penyebabnya
20. Ditto 10
4W: What, Where, When, Why. 1H: How dan 15 dan
bisa membuat
Kondisi 4W: rekomendasi
hasil analisa
temuannya.
Tindakan 1H :

Attachment (Film,
Picture)
Hanya utk AWAS Plus
dan AWAS, range score
disesuaikan; 5, 10, 15, 20

Kriteria Nilai
:
5; Hanya
menulis
temuan dan
Tindakan
secara tdk
terstruktur
10. Temuan
menjelaskan
; Apa,
dimana,
Kapan dan
Mengapa
Tindakan;
Hanya dipakai khusus menjelaskan
hanya utk AWAS Plus dan bagaimana.
AWAS 15. Ditto
ART STAR 5M AWAS Plus AWAS dengan 10
ditambah
4W: What, Where, When, Why. 1H: How dapat
menuliskan
Kondisi 4W: penyebabny
a
20. Ditto 10
Tindakan 1H : dan 15 dan
bisa
membuat
Attachment (Film, rekomendasi
Picture) hasil analisa
temuannya.
1 5 M (Khusus Untuk Evaluator)
5 2
5M 5 Langkah: Pesan -> Datang/hadir-> Cek & pastikan-> Apresiasi -> C 24x7
4 3
5 4 3 2 1
1. Memulai setiap kegiatan &rapat dengan pesan SHEQ
2. Menghadiri safety training dan rapat-rapat SHEQ
3. Memeriksa dan memastikan SHEQ telah dijalankan
dan menjadi bagian dalam setiap kegiatan
4. Meninjau dan mengapresiasi hasil kinerja SHEQ
yang dicapai hari ini
5. Menjadi contoh, role model 24x7, setiap waktu

5 Selalu 5M sudah menjadi kebutuhan dalam kegiatan sehari-hari

4 Sering Berupaya melaksanakan 5Mwalaupun dalam keadaan sibuk

3 Kadang-kadang Menjalankan 5M namun belum optimal/tidak terjadwal


2 Pernah Menjalankan 5M jika ada waktu

1 Hampir tidak 5 M tidak dianggap sebagai bagian dari tanggungjawabnya


pernah

CATATAN ; Formulir diatas khusus diisi oleh evaluator – SHEQ Dept. atau yang di tunjuk
Hanya utk AWAS Plus
dan AWAS, range score
disesuaikan; 5, 10, 15, 20

Kriteria Nilai :
5; Hanya
menulis
temuan dan
Tindakan
secara tdk
terstruktur
10. Temuan
menjelaskan;
Apa, dimana,
Kapan dan
Mengapa
Tindakan;
menjelaskan
bagaimana.
15. Ditto
Hanya dipakai khusus dengan 10
hanya utk AWAS Plus dan ditambah
AWAS dapat
menuliskan
ART STAR 5M AWAS Plus AWAS penyebabnya
20. Ditto 10
4W: What, Where, When, Why. 1H: How dan 15 dan
bisa membuat
Kondisi 4W: rekomendasi
hasil analisa
temuannya.
Tindakan 1H :
Hanya utk AWAS Plus
dan AWAS, range score
disesuaikan; 5, 10, 15, 20

Kriteria Nilai :
5; Hanya
menulis
temuan dan
Tindakan
secara tdk
terstruktur
10. Temuan
menjelaskan;
Apa, dimana,
Kapan dan
Mengapa
Tindakan;
menjelaskan
bagaimana.
15. Ditto
Hanya dipakai khusus dengan 10
hanya utk AWAS Plus dan ditambah
AWAS dapat
menuliskan
ART STAR 5M AWAS Plus AWAS penyebabnya
20. Ditto 10
4W: What, Where, When, Why. 1H: How dan 15 dan
bisa membuat
Kondisi 4W: rekomendasi
hasil analisa
temuannya.
Tindakan 1H :

Attachment (Film,
Picture)
Proses Penerapan
IMPLEMENTATION PROCESS SMART SAFETY
Safety Culture
Safety Culture
Measurement
Improvement
SCML
SMART ART

81
Step 1. Set up Management Policy
• Langkah pertama adalah
menentapkan kebijakan
manajemen
• Penerapan program biudaya
K3 harusmendapat dukungan
penuh dari manajemen
“You will achieve the
level of safety that • Manajemen akan terlibat dalam
you program budaya K3
demonstrate
you • Manajemen menunjukkan
want to achieve.” komitmen dan menjadi roles
model.
Step 2. Safety Culture Survey
• Melakukan pengukuran level
budaya sebagai base line
dalam menerapkan budaya
K3
• Pengukuran dilakukan
menggunakan acuan yang
diakui

IMPROVEMENT
Step 3. Develop Implementation Program
Berdasarkan hasil survey
budaya disusun program kerja
dan sasaran
• Prosedur manajemen
• Sumberdaya
• Pelatihan
• Sosialisasi
• Sistem dll
Step 4. Establish Implementation Team

• Menetapkan tim
implementasi
• Penugasan
Champion sebagai
agent of change
• Menetapkan ukuran
keberhasilan
Step 5. Training and socialization

• Cultural change must be supported by all


workers in the company
• Performed coaching, training, campaigns,
and socialization
– Senior Management : Safety Leadership
– Manager : Safety Leadership – BBS
– Supervisor: Safety Leadership, Safety Observation
– Workers : Basic Safety, Observation
Step 6. Implement SMART safety

• STAR for Top


Management
• 5M for Senior
Management
• BEKAL K3 for
Supervisors and
champions
• SIM K3 for everybody
Step 7 Pemantauan Berkala

• Melakukan pantauan
berkala pelaksanaan
program budaya
• Melakukan
pengukuran indeks
perilaku secara
berkala

88
Step 8 Continual Improvement
• Maintain Safety Culture • Leadership and Management
Level Commitment
• Conduct Safety Survey • Roles Models/Top Down Approach
regularly – 2 years • Participation
period • Strong system safety
• Reward and Punishment
• Consistency
• Measurement
KEY SUCCESS
FACTOR
89
SASARAN SMART SAFETY
• Diberikan kepada
perusahaan yang telah
WISCA
menjalankan budaya K3
• Telah mengukur Level
Budaya K3
• Mendorong perusahaan
agar mendorong budaya
• Membangun komitmen
manajmen dan pekerja

• Diberikan kepada
individu pekerja
• Mengingatkan selalu
tentang K3 dalam
menjalankan pekerjaan
• Menanamkan budaya
K3 pada setiap individu
pekerja
• Sebagai alat kontrol bagi
perusahaan
90
PENUTUP
BUKU-BUKU SERI MANAJEMEN K3 Mahaisswa
Diskon
SOEHATMAN RAMLI-KoMAR ADIWIDJAYA
20%

Seri 3 Seri 4
Manajemen Seri 5 SMART Safety
Seri 1 SMK3 Seri 2 Manajemen Manajemen Bencana
Risiko Rp 75.000 Kebakaran Rp. 125.000
Rp. 90.000
Rp 125.000 Habis Rp. 125.000
Habis

Pemesanan
Neni
081382298546
Indrr
081398082505

Seri 7
Seri 6 Seri 3 Pengukuran Kinerja K3
Seri 7
Manajemen Manajemen
Global Trend in Safety Rp. 100.000
Keselamatan Proses KelangsunganBIsnis
Rp. 100.000
Rp. 130.000 Rp. 125.000
HABIS

Anda mungkin juga menyukai