worldwide
SMART Safety
K3 Berbasis Perilaku
Soehatman Ramli
Topik Bahasan
1. Latar Belakang
2. Perkembangan SMK3
3. Konsep SMART Safety
4. ART
5. Peran dalam SMART Safety
6. Penerapan SMART Safety
2
Latar Belakang
Pentingnya K3 dalam Bisnis Global
• Masyarakat dunia sangat peduli terhadap Safety
• Peraturan dan standar safety semakin ketat
• Konsumen semakin kritis.
• Standar dan norma-norma global menjadi
persyaratan utama bisnis antar negara.
• Safety telah menjadi strategi dalam bisnis global
• Menjadi persyaratan bagi Perusahaan kelas dunia
(World Class Company)
• Setiap perusahaan harus mampu meningkatkan
daya saing, menciptakan nilai-nilai unggul,
meningkatkan efesiensi dan menekan biaya
produksi.
WHY?
7
koes
Pertanyaan
Banyak perusahaan yang telah
menjalankan SMK3
namun kecelakaan masih
terjadi
Apa yang salah??????????
8
Mengapa Kecelakaan Masih terjadi
Perusahaan telah menjalankan sistem
manajemen K3 namun kecelakaan masih
terjadi
Mengapa ????
Penerapan SMK3
belum komprehensif
dan holistik
9
KRITERIA PENERAPAN K3
Perusahaan
Perusahaan
Peduli K3
Menjalankan Peduli K3
Kecelakaan
SMK3 Kecelakaan
Tinggi
Rendah
Bad Luck
Program K3/Leading
World Class
Penerapan SMK3 Penerapan SMK3
belum komprehensif Komprehensif
Perusahaan Perusahaan
tidak peduli K3 Tidak Peduli
Kecelakaan Kecelakaan
Tinggi Rendah
Tidak
Good Luck
Pengusaha Hitam
Menjalankan
Tidak menerapkan
Penerapan SMK3
SMK3
SMK3 rendah
Tinggi Rendah
Angka Kecelakaan/Lagging
Safety Management Systems – Why
They Fail and How to Avoid It
Clive Brookes to the Revitalizing Network 29 January 2009
15
Why Safety Management System
• Generally accepted that most accident result from human error
(human factors)
• These human errors indicate carelessness or incompetence on
the job ---but that would be not accurate
• The human is only the last link in a chain that leads to an
accident
• We will not prevent accidents by changing people, we will only
prevent accidents when we address the underlying causal
factors
• Most of the links in an accident chain are under control of the
organization – organizational accident
• After conducting intensive research and consulting world
leaders in safety , Transport Canada Civil Aviation (1991)
concluded that the most efficient way to make the Canadian
Aviation system even safer by adopted a systems
approach to safety management
SoehatmanRamli 2011
SMK3 HOLISTIK
PENERAPAN SMK HOLISTIK
1
PROGRAM
Menciptakan
K3 tempat kerja yang
TUJUAN
(BARRIER) aman dan selamat
K3 RC
3 TOOLS 18 Kriteria
Tempat Kerja Aman
UUNo 1/Pasal 3
4
HOW
SMK3 (HIRA)
2
5 WHAT
MANUSIA WHO
FRAMEWORK MANAJEMEN K3 HOLISTIK SMART SAFETY
HIRA
SMART SAFETY
Psl 3 UU No 1 /1970
19
1
KOMITMEN
SAFE
ACCIDENT
3 OPERATION
KECELAKAAN SAFETY ZERO
LEADERSHIP LOSS
4
BUDAYA K3
??
SMK3
berbasis
Safety
culture
22
Kasus Jembatan Kutai
Kartanegara
Mengapa jembatan
sampai roboh?
Jembatan Baru,
dibangun dengan
teknologi tinggi
• Engineering
• Sistem Manajemen
• Manusia
Jembatan dibangun
1937
Jembatan dibangun 2001
runtuh 2011
23
Perlu Pendekatan Holistik
Untuk menuju “world class
safety” perlu penerapan K3
yang holistik yng terintegrasi
meliputi
• Sistem dan prosedur
(SMK3)
• Operasional/Process
Safety
• Manusia (Budaya Safety)
SMART SAFETY
Safety Management And Attitude Reinforcement Technique
24
Level Budaya K3 (Safety Culture Maturity Level)
Safety culture
PENDEKATAN K3 HOLISTIK
BERBASIS PERILAKU
27
SMART Safety
• SMART Safety (Safety Management & Attitude
Reinforcement Techniques) dikembangkan oleh
Prosafe Institute sejak tahun 2010
• Menjalankan misi WSO making safety a way of life..world
wide
• SMART Safety adalah pendekatan K3 dengan
mensinergikan pendekatan Kesisteman, Operasional
Safety dan Human Factors.
• SMART Safety berdasarkan pendekatan kultur atau
budaya lokal dengan mengadopsi pendekatan K3 yang
sudah berkembang seperti OHS Management System,
BBS, STOP dan Process Safety Management
• Telah dijalankan dan diaplikasi diberbagai perusahaan
Dikembangkan berdasarkan
kearifan budaya lokal dan nilai-
nilai spiritual dalam menerapkan
K3
28
SMART Safety
• Dibangun berdasarkan 3Pilar
K3 aspek Engineering,
Kesisteman dan Manusia
(Behavior)
• Pengembangan K3 dalam
perusahaan harus seimbang
antara kondisi tempat kerja
yang aman, sistem dan
prosedur manajemen dan
unsur Manusia yang
menjalankan.
SMART Safety Element
System
Procedur Training and Competences
Process Safety
Incident Investigation
30
Pilar 1 : Engineering/Operational Safety
Sumber utama kecelakaan adalah kegiatan operasi. Karena
itu, upaya keselamatan harus fokus terhadap seluruh
potensi bahaya yang terdapat dalam kegiatan operasi
Operational Safety harus berbasis Risiko (risk Based Safety
in Operation)
Aspek Operational Safety yang perlu dilaksanakan antara
lain :
Instalasi dan Peralatan
Safe work practices
Management of Change
Keterpaduan mekanis (Design, konstruksi dan pemeliharaan)
Pengelolaan Lingkungan
Pengelolaan Kesehatan dan higiene industri
Pengelolaan kontraktor
Pengelolaan keselamatan operasi dan lainnya
Pilar 2 : OHS Management System
• Sistem Manajemen mendukung keberhasilan
keselamatan dalam operasi
• Sistem Manajemen K3 mencakup berbagai
elemen, seperti Kebijakan, Dokumentasi, Data
Control, dll
• Elemen kesisteman yang perlu dilaksanakan
antara lain :
– Pengembangan Kebijakan dan Kepemimpinan
– Pengembangan perencanaan dan sasaran K3
– Pengembangan sistem dokumentasi yang baik
– Pengembangan sistem pelaporan dan data
– Pengembangan sistem
– Pengembangan sistem pemantauan dan
pengukuran kinerja
– Pengembangan sistem audit dan tinjau ulang
Pilar 3 : Pendekatan Manusia
• Pendekatan Manusia (Human Approach) banyak
dilakukan dalam meningkatkan keselamatan
• Berbagai pendekatan Manusia antara lain
– Pembinaan dan Pelatihan
– Kompetensi Kerja
– Supervisi (K3 melalui pengawasan)
– Ergonomi (Hubungan manusia dengan alat kerja
– Membangun kepedulian dan keterlibatan dalam
K3
– Membangun budaya Keselamatan
– Membangun perilaku aman dalam bekerja
ART
Attitude Reinforcement
Technique
Mengapa Kecelakaan terjadi
Tempat
ENGINEERING
Kerja
HUMAN
HAZARDS interaksi FACTOR
ENGINEERIN
G
Pekerja
HUMAN
Manusia
HUMAN FACTOR IN SAFETY
Human Factors Engineering Human Behavior safety
1 2
SAFETY ENGINEERING SAFETY CULTURE
UNSAFE CONDITION
HUMAN
FACTOR HUMAN
UNSAFE ACT
ENGINEERING BEHAVIOR
ACCIDE
UNSAFE CONDITION NT
UNSAFE PRACTICES
ERGONOMIC
CARA KERJA
DESIGN
HUMAN ERROR
MAN-MACHINE COMPETENCY
PERILAKU
ENVIRONMENT
ACCID
ENT
Perilaku
Perilaku Keselamat
Tidak
aman an
aman
38
Mencegah Kecelakaan
adalah memperbaiki
perilaku
AT RISK
SAFE
BEHAVIOR
UNSAFE ACT BEHAVIOR
SoehatmanRamli 2011
Fenomena Covid-19-PSBB
Indicator of
safety
culture
40
Membangun budaya K3
• Apakah Perilaku
dapat diubah??
• Apakah Budaya K3
bisa dibangun??
• Bagaimana Strategi
yang sesuai???
41
Apakah Perilaku dapat diubah
KOMPAS, Sabtu, 18
Oktober 2003
42
Ternyata…..dapat diubah
2015
Pendekatan Top Down dari Jonan dikombinasi dengan Pendekatan
Kesisteman dan Engineering, dapat merubah perilaku
43
terliha
t
Didalam
diri
1
3
4
MEMBANGUN
BUDAYA PERILAKU
SAFETY AMAN
MENANA
M BUDAYA
NILAI2 SAFETY
45
Managing of Culture Change Start from Value
Value/Belief
Leadership
Value Standard Practices
Melanggar
Rambu
Protokol
Covid
47
Amati dan hitung
jumlah
perlaku tidak
aman
48
SMART Behavior Index
• Perilaku di tempat kerja dapat
diukur dengan teknik Index Number of at risk behavior
Behavior. SBSI = ------------------------------------------------
• Behavior adalah perilaku pekerja
Total hour of observation
ditempat kerjanya yaitu tindakan
tidak aman atau disebut unsafe Semakin tinggi index, semakin tinggi
behavior atau at risk behavior peluang kecelakaan
Index Behavior
PERAN DALAM
SMART SAFETY
51
Peran dalam Membangun Budaya
Peran
Dalam Penerapan
SMART Safety
53
STAR
Peran Manajemen
Puncak
STAR Star for Top Management
• Management is like a
star in the sky that
provides direction, light
and inspiration for safety
implementers
55
STAR
Peran Manajemen Puncak
STAR
• Manajemen puncak memegang peranan kunci
keberhasilan K3
• Keberhasilan ditentukan oleh komitmen
manajemen puncak seperti BINTANG (STAR)
yang menyinari seluruh perusahaan
• Manajemen berkepentingan dan bertanggung
jawab terhadap pelaksanaan dan keberhasilan
K3 dalam perusahaan
Good Safety
is
Good business
Safety equals to
any other
knowledge, science
and technology for
better business
profitability and
sustainability
58
STAR Peran Manajemen Puncak
Peran Kegiatan
• Menetapkan Kebijakan • Melakukan kunjungan ke lapangan
berkala (STAR) mimimal 3 bulan
• Menyediakan sumberdaya sekali
yang diperlukan • Melakukan review K3 setiap bulan
• Memastikan budaya safety (managemen review)
menjadi bagian integrasl dari • Memberikan pesan K3 setiap
melakukan pertemuan manajemen
bisnis perusahaan
• Menjadi roles model dalam setiap
kesempatan
59
5M
For safety
Peran Senior
Manajemen
Peran Manajer Senior
5M
For safety • Setiap manajer senior harus terlibat
langsung dalam penerapan K3 di
organisasinya masing-masing melalui
program 5M
• K3 harus menjadi bagian integral dari
operasinya
• Manajer harus meluangkan waktunya
sekurangnya 5 Menit setiap hari untuk
melihat dan meninjau apakah K3 sudah
berjalan dan masalah apa yang ada di
lingkungan kerjanya
61
Peran Manajer Senior : 5 M
5M
For safety
1. Memulai setiap kegiatan &rapat dengan pesan K3
2. Menghadiri safety training dan rapat-rapat K3
3. Memeriksa dan memastikan K3 telah dijalankan
4. Menjadi role model setiap waktu
5. Meninjau dan mengapresiasi hasil kinerja K3 yang
dicapai hari ini
62
BEKAL
K3
Peran Pengawas
Peran Pengawas : BEKAL
BEKAL KESELAMATAN
K3 • Pengawas merupakan ujung tombak
keberhasilan K3
• Pengawas berperan mengawasi dan membina
langsung bawahannya
• Melakukan BEKAL Keselamatan (Bicarakan,
Kerjakan dan Lanjutkan) semua hasil
observasi yang dilakukan untuk memperbaiki
kondisi lingkungan kerja.
• Melakukan program SIM K3 (Saling Ingat
Mengingatkan) secara rutin di lingkungannya
masing-masing
• Sebagai Safety Champion di tempat masing-
masing
64
BEKAL BEKAL K3 for SUPERVISOR
K3 • BEKAL Keselamatan dilaksanakan oleh
pengawas untuk mengobservasi perilaku
tidak aman di lingkungan kerjanya
• Bicarakan , mengapa seseorang melakukan
• Bicarakan tindakan tidak aman
• Kerjakan langkah perbaikan yang diperlukan
• Kerjakan untuk memperbaiki perilaku tidak aman
• Lanjutkan • Lanjutkan standar kerja aman yang sudah
disepakati
BEKAL
K3
BEKAL Roles of Safety Champion
K3 • Champion/pengawas merupakan ujung
tombak membangun budaya safety
• Para pengawas berada di tempat kerja
• Pengawas paling memahami pekerjaannya
dan potensi bahaya yang ada
• Pengawas memiliki emosi dan hubungan
dekat dengan anak buahnya
• Pengawas menjadi roles models dan
panutan bagi bawahannya
• Pengawas bertanggung jawab menjaga
keselamatan tempat kerja dan anak
buahnya
SIM
K3
Peran Seluruh
Pekerja
Peran setiap pekerja
• Keberhasilan K3 ditentukan oleh
SIM keterlibatan dan kepedulian semua
orang terhadap K3
K3
• Setiap pekerja dan setiap individu wajib
terlibat dalam K3 dan peduli dengan
kondisi tidak aman dan berbahaya yang
ada disekitarnya
• Setiap orang wajib melaporkan
keadaan tidak aman dan keadaan
berbahaya
• Setiap pekerja wajib terlibat aktif dalam
upaya K3 di tempat masing-masing
68
SIM-K3
• SIM-K3 (Saling Ingat Mengingatkan dalam
K3) merupakan kunci keberhasilan program
SMART dalam perusahaan
• Saling ingat mengingatkan adalah ajaran
semua agama yang mengajar untuk berbuat
baik dan SALING INGAT MENGINGATKAN
dalam kebaikan dan kebenaran
• Budaya K3 level tertinggi adalah
“interdependent” dimana setiap orang sudah
sadar untuk saling ingat mengingatkan satu
dengan lainnya
69
CONTOH
PENERAPAN
SMART Safety
BSMART
5 M (untuk Umum)
Yes No
Home Observer Report Company Department Area User Master Point Delete Search Login Logout 1.Memulai setiap kegiatan &rapat dengan pesan SHEQ
2.Menghadiri safety training dan rapat-rapat SHEQ
APLIKASI 3.Memeriksa dan memastikan SHEQ telah dijalankan dan menjadi bagian dalam setiap kegiatan
UPDATED 4.Meninjau dan mengapresiasi hasil kinerja SHEQ yang dicapai hari ini
SMART SAFETY Tgl Input 27/06/20 Resiko Point 5.Menjadi contoh, role model 24x7, setiap waktu
ONLINE PENGAMAT OBYEK (HARUS DIISI LENGKAP)
NIP Perusahaan
DI
PT BADAK
Nama
Departemen
Departemen
Section
5 M (Khusus untuk Evaluator)
Seksi Tanggal 27/06/20 5 4 3 2 1
Perusahaan Lokasi 1.Memulai setiap kegiatan &rapat dengan pesan SHEQ
Area
2.Menghadiri safety training dan rapat-rapat SHEQ
STAR 5M AWAS Plus AWAS
3.Memeriksa dan memastikan SHEQ telah dijalankan dan menjadi
Type ART
bagian dalam setiap kegiatan
4W: What, Where, When, Why + 1H: How
4.Meninjau dan mengapresiasi hasil kinerja SHEQ yang dicapai hari ini
Kondisi 4W:
5.Menjadi contoh, role model 24x7, setiap waktu
PENILAIAN:
1. Hampir tidak pernah - 5 M tidak dianggap sebagai bagian dari tanggungjawabnya
Tindakan 1H: 2. Pernah - Menjalankan 5M jika ada waktu
3. Kadang-kadang - Menjalankan 5M namun belum optimal/tidak terjadwal
4. Sering - Berupaya melaksanakan 5Mwalaupun dalam keadaan sibuk
5. Selalu - 5M sudah menjadi kebutuhan dalam kegiatan sehari-hari
TiMenel
Kondi
Cara
DiMenabrak
Terti
Terj
Jatuh
Terpapar
Terkena
Beban
Gerakan
dtakabrak aipatkerj
n/rusak/ti
emmenggunakan
pissesuai
dari menghi
arus
berul
benda/obj
suhu
keti
abenda/obj
berl
peruntukannya
linasdggi
ting-ul raup/aman
hnetiaankdengakkmenyerap bahanKondi
triakenkbiggi Caradberbahaya
TiMenyesuai
Mengubah
Menyusun
Menghenti
Memasang
akmenggunakan
ssesuai
i rusak/ti
kUlanPosi
kabel
Lock peruntukannya
angdAPD
Pekerj
sakiOut
Pekerj
groundi
aman
tidaakanaanng BlLock
Preventi
Pre-Start
Peral
Pel
ViGas,
Lepas/Patah/Retak
Karat/Lapuk/Keropos
Bypass
Cap isnual
ind&dung
caiaOut
System
/tanAudi
Pl(permi
rvanueUp
dan
Pengaman
gmesi
Mai
bbocor
letTag
/prosedur)
nAltenance
aygOut
rmbergerak
Proses BiKebersi
Suhu
BlSindisanatang
Tpreventi
Pre-Start
Peral
ViGas,
Lepas/Patah/Retak
Karat/Lapuk/Keropos
Bakteri
AlCahaya
TiLantai tem
ual
aktdukur
caiaekstri
System
/ada
tanl/Audi
ihrperi
kuman
cekstri
anan/kerapi
ivnberbi
Up
tiPengaman
ale/kotor
mdbnbocor
aMai
aklgatan
etmpengaman
sberfungsi
Alanatenance
hrmkurang
anProses
burukbaik
71
APLIKASI SMART SAFETY PT BADAK LNG Hanya utk AWAS Plus
dan AWAS, range score
disesuaikan; 5, 10, 15, 20
Kriteria Nilai :
5; Hanya
menulis
temuan dan
Tindakan
secara tdk
terstruktur
10. Temuan
menjelaskan;
Apa, dimana,
Kapan dan
Mengapa
Tindakan;
menjelaskan
bagaimana.
15. Ditto
Hanya dipakai khusus dengan 10
hanya utk AWAS Plus dan ditambah
AWAS dapat
menuliskan
ART STAR 5M AWAS Plus AWAS penyebabnya
20. Ditto 10
Kolom ini akan
4W: What, Where, When, Why. 1H: How dan 15 dan
selalu muncul utk
semua pengamatan,
bisa membuat
Kondisi 4W: rekomendasi
tertulis : Kondisi (utk
menguraikan hasil analisa
kejadian) dan temuannya.
Tindakan 1H : Tindakan (saran
atau tindaklanjut yg
diperlukan)
Hanya utk AWAS Plus
dan AWAS, range score
disesuaikan; 5, 10, 15, 20
Kriteria Nilai :
5; Hanya
menulis
temuan dan
Tindakan
secara tdk
terstruktur
10. Temuan
menjelaskan;
Apa, dimana,
Kapan dan
Mengapa
Tindakan;
menjelaskan
bagaimana.
15. Ditto
Hanya dipakai khusus dengan 10
hanya utk AWAS Plus dan ditambah
AWAS dapat
menuliskan
ART STAR 5M AWAS Plus AWAS penyebabnya
20. Ditto 10
4W: What, Where, When, Why. 1H: How dan 15 dan
bisa membuat
Kondisi 4W: rekomendasi
hasil analisa
temuannya.
Tindakan 1H :
Attachment (Film,
Picture)
Hanya utk AWAS Plus
dan AWAS, range score
disesuaikan; 5, 10, 15, 20
Kriteria Nilai
:
5; Hanya
menulis
temuan dan
Tindakan
secara tdk
terstruktur
10. Temuan
menjelaskan
; Apa,
dimana,
Kapan dan
Mengapa
Tindakan;
Hanya dipakai khusus menjelaskan
hanya utk AWAS Plus dan bagaimana.
AWAS 15. Ditto
ART STAR 5M AWAS Plus AWAS dengan 10
ditambah
4W: What, Where, When, Why. 1H: How dapat
menuliskan
Kondisi 4W: penyebabny
a
20. Ditto 10
Tindakan 1H : dan 15 dan
bisa
membuat
Attachment (Film, rekomendasi
Picture) hasil analisa
temuannya.
1 5 M (Khusus Untuk Evaluator)
5 2
5M 5 Langkah: Pesan -> Datang/hadir-> Cek & pastikan-> Apresiasi -> C 24x7
4 3
5 4 3 2 1
1. Memulai setiap kegiatan &rapat dengan pesan SHEQ
2. Menghadiri safety training dan rapat-rapat SHEQ
3. Memeriksa dan memastikan SHEQ telah dijalankan
dan menjadi bagian dalam setiap kegiatan
4. Meninjau dan mengapresiasi hasil kinerja SHEQ
yang dicapai hari ini
5. Menjadi contoh, role model 24x7, setiap waktu
CATATAN ; Formulir diatas khusus diisi oleh evaluator – SHEQ Dept. atau yang di tunjuk
Hanya utk AWAS Plus
dan AWAS, range score
disesuaikan; 5, 10, 15, 20
Kriteria Nilai :
5; Hanya
menulis
temuan dan
Tindakan
secara tdk
terstruktur
10. Temuan
menjelaskan;
Apa, dimana,
Kapan dan
Mengapa
Tindakan;
menjelaskan
bagaimana.
15. Ditto
Hanya dipakai khusus dengan 10
hanya utk AWAS Plus dan ditambah
AWAS dapat
menuliskan
ART STAR 5M AWAS Plus AWAS penyebabnya
20. Ditto 10
4W: What, Where, When, Why. 1H: How dan 15 dan
bisa membuat
Kondisi 4W: rekomendasi
hasil analisa
temuannya.
Tindakan 1H :
Hanya utk AWAS Plus
dan AWAS, range score
disesuaikan; 5, 10, 15, 20
Kriteria Nilai :
5; Hanya
menulis
temuan dan
Tindakan
secara tdk
terstruktur
10. Temuan
menjelaskan;
Apa, dimana,
Kapan dan
Mengapa
Tindakan;
menjelaskan
bagaimana.
15. Ditto
Hanya dipakai khusus dengan 10
hanya utk AWAS Plus dan ditambah
AWAS dapat
menuliskan
ART STAR 5M AWAS Plus AWAS penyebabnya
20. Ditto 10
4W: What, Where, When, Why. 1H: How dan 15 dan
bisa membuat
Kondisi 4W: rekomendasi
hasil analisa
temuannya.
Tindakan 1H :
Attachment (Film,
Picture)
Proses Penerapan
IMPLEMENTATION PROCESS SMART SAFETY
Safety Culture
Safety Culture
Measurement
Improvement
SCML
SMART ART
80
Step 1. Set up Management Policy
• Langkah pertama adalah
menentapkan kebijakan
manajemen
• Penerapan program biudaya
K3 harusmendapat dukungan
penuh dari manajemen
“You will achieve the
level of safety that • Manajemen akan terlibat dalam
you program budaya K3
demonstrate
you • Manajemen menunjukkan
want to achieve.” komitmen dan menjadi roles
model.
Step 2. Safety Culture Survey
• Melakukan pengukuran level
budaya sebagai base line
dalam menerapkan budaya
K3
• Pengukuran dilakukan
menggunakan acuan yang
diakui
IMPROVEMENT
Step 3. Develop Implementation Program
Berdasarkan hasil survey
budaya disusun program kerja
dan sasaran
• Prosedur manajemen
• Sumberdaya
• Pelatihan
• Sosialisasi
• Sistem dll
Step 4. Establish Implementation Team
• Menetapkan tim
implementasi
• Penugasan
Champion sebagai
agent of change
• Menetapkan ukuran
keberhasilan
Step 5. Training and socialization
• Melakukan pantauan
berkala pelaksanaan
program budaya
• Melakukan
pengukuran indeks
perilaku secara
berkala
87
Step 8 Continual Improvement
• Maintain Safety Culture • Leadership and Management
Level Commitment
• Conduct Safety Survey • Roles Models/Top Down Approach
regularly – 2 years • Participation
period • Strong system safety
• Reward and Punishment
• Consistency
• Measurement
KEY SUCCESS
FACTOR
88
SASARAN SMART SAFETY
• Diberikan kepada
perusahaan yang telah
WISCA
menjalankan budaya K3
• Telah mengukur Level
Budaya K3
• Mendorong perusahaan
agar mendorong budaya
• Membangun komitmen
manajmen dan pekerja
• Diberikan kepada
individu pekerja
• Mengingatkan selalu
tentang K3 dalam
menjalankan pekerjaan
• Menanamkan budaya
K3 pada setiap individu
pekerja
• Sebagai alat kontrol bagi
perusahaan
89
PENUTUP
BUKU-BUKU SERI MANAJEMEN K3 Mahaisswa
Diskon
SOEHATMAN RAMLI-KoMAR ADIWIDJAYA
20%
Seri 3 Seri 4
Manajemen Seri 5 SMART Safety
Seri 1 SMK3 Seri 2 Manajemen Manajemen Bencana
Risiko Rp 75.000 Kebakaran Rp. 125.000
Rp. 90.000
Rp 125.000 Habis Rp. 125.000
Habis
Pemesanan
Neni
081382298546
Indrr
081398082505
Seri 7
Seri 6 Seri 3 Pengukuran Kinerja K3
Seri 7
Manajemen Manajemen
Global Trend in Safety Rp. 100.000
Keselamatan Proses KelangsunganBIsnis
Rp. 100.000
Rp. 130.000 Rp. 125.000
HABIS