Anda di halaman 1dari 27

Buku Saku

Proactive Safety Culture


Untuk Karyawan
1. Leadership
Commitment
5 Generative

Proactive
9. Learning
4 2. Communication
Organisation
Calculative
3
Reactive
2
Pathologic

8. HSE Training 1 3. HSE Rules

7. Audit & 4. Involvement &


Inspection Motivation

6. Compliance to 5. Risk
Procedures Management

Hanya untuk digunakan di internal Petrogas (Basin) Ltd.


LEMBAR KOMITMEN

BUKU INI MILIK

NAMA :

DEPARTEMEN :

TANDA TANGAN :

Menyatakan bahwa saya telah mengerti dan memahami


isi buku ini dan saya bertekad untuk menerapkan isinya
demi kesehatan dan keselamatan kerja saya.

3To4 Proactive Safety Culture Hand Book, Petrogas (Basin) Ltd. 1


DAFTAR ISI

1. Lembar Komitmen …………………………………………………….................1


2. Definisi ……………………………………………………………………………………..3
3. Tingkatan Budaya Keselamatan………………………………...................4
4. Ciri-Ciri Budaya Keselamatan Proaktif……………………………………….5
5. Cara Mencapai Budaya Keselamatan Proaktif……………………………6
Element #1 Leadership & Commitment
Element #2 Communication
Element #3 HSE Rules
Element #4 Involvement & Motivation
Element #5 Risk Management
Element #6 Compliance to Procedure
Element #7 Audit & Inspection
Element #8 HSE Training
Element #9 Learning Organization
6. Manfaat Budaya Keselamatan Proaktif…………………………………….25
7. Mengukur Budaya Keselamatan Kerja……………………………………..26

3To4 Proactive Safety Culture Hand Book, Petrogas (Basin) Ltd. 2


A. DEFINISI
Budaya keselamatan kerja adalah produk individu atau kelompok dari
nilai, sikap, persepsi, kompetensi dan kebiasaan yang menentukan
komitmen serta gaya & kecakapan organisasi dalam mengelola
Kesehatan, Keselamatan kerja dan Lindungan Lingkungan (K3LL)
(Definisi: UK Health & Safety Executive 1993).

Budaya keselamatan kerja adalah tentang:


 What people do, apa yang kita lakukan.
 What people think, apa yang kita pikirkan.
 How people acts, bagaimana kita melakukanya.
Dalam kaitanya dengan pekerjaan sehari-hari ditempat kerja kita.

Aspek Budaya Keselamatan

What
People Do

Safety
Culture

How What
People People
Acts Think

3To4 Proactive Safety Culture Hand Book, Petrogas (Basin) Ltd. 3


B. TINGKATAN BUDAYA KESELAMATAN (SAFETY CULTURE).

Budaya keselamatan kerja (Safety Culture) dalam suatu organisasi


dapat digambarkan sebagai tingkatan sebagai berikut:

GENERATIF

Peningkatan Kepercayaan dan Tanggung-Jawab


HSE adalah cara kita berbisnis

PROAKTIVE
Value dan Safety Leadership mendorong
Peningkatan Informasi

perbaikan yg efektif

CALCULATIVE
Kita punya sistem untuk mengelola semua
bahaya

REACTIVE
Safety penting, kita melakukan banyak hal
setiap ada kecelakaan

PHATOLOGICAL
Siapa peduli selama kita tidak celaka

Hudson, P (2007) National Safety Science.

Budaya keselamatan kerja di Petrogas (Basin) Ltd. yang diharapkan


adalah dari 3 (Kalkulatif) ke 4 (Proaktif).

Tugas semua karyawan untuk mencapai tingkatan budaya


keselamatan kerja tersebut agar kecelakaan kerja bisa dicegah.

3To4 Proactive Safety Culture Hand Book, Petrogas (Basin) Ltd. 4


C. CIRI-CIRI BUDAYA KESELAMATAN KERJA PROAKTIF

Budaya keselamatan kerja proaktif mempunyai ciri-ciri seperti dalam


diagram berikut:

1 2
10 TANDA Pemimpin & Masalah K3
BUDAYA manajemen dibicarakan secara
mempunyai rutin dalam
KESELAMATAN YANG komitment kuat kegiatan sehari-
PROAKTIF pada K3 hari

3 4 5 6

Pekerja Pekerja terlibat Pekerja terlibat Setiap kecelakaan


mematuhi dan dalam identifikasi diinvestigasi dan
aturan K3 dan berpartisipasi bahaya dan diperbaiki akar
prosedur kerja aktif dalam pengendaliannya penyebabnya
yang aman menerapkan K3

7 8 9 10

Pekerja aktif Pekerja Selalu mencari Perusahaan


melaporkan mendapatkan cara untuk memandang K3
potensi bahaya pelatihan yang dapat bekerja sebagai
dan terjadinya cukup sesuai dengan lebih investasi bukan
kecelakaan tugasnya aman sebagai biaya

Ciri-ciri terbentuknya budaya keselamatan kerja yang proaktif hanya


bisa terbentuk bila semua pihak berpartisipasi secara aktif.

10 ciri budaya keselamatan kerja proaktif tersebut hanya dapat


dibentuk dengan peran serta semua karyawan melalui pelaksanaan
sistim manajemen K3 yang baik.

3To4 Proactive Safety Culture Hand Book, Petrogas (Basin) Ltd. 5


D. MENCAPAI BUDAYA KESELAMATAN PROAKTIF

Untuk mencapai budaya keselamatan kerja proaktif, maka setiap


karyawan diharapkan dapat melaksanakan 9 elemen berikut:

1. Leadership
Commitment
5
9. Learning
4 2. Communication
Organisation
3

8. HSE Training 1 3. HSE Rules

7. Audit & 4. Involvement &


Inspection Motivation

6. Compliance to 5. Risk
Procedures Management

3To4 Proactive Safety Culture Pillars

1. Leadership & 5. Risk Management


Commitment 6. Compliance to Procedure
2. Communication 7. Audit & Inspection
3. HSE Rules 8. HSE Training
4. Involvement & Motivation 9. Learning Organization

Penerapan 9 pilar tersebut akan diterapkan melalui berbagai program


K3 dan di verifikasi pelaksanaanya melalui audit berkala.

3To4 Proactive Safety Culture Hand Book, Petrogas (Basin) Ltd. 6


ELEMENT #1. LEADERSHIP & COMMITMENT

Adalah sikap, cara berpikir dan komitmen pimpinan setempat untuk


meningkatkan motivasi dan kepedulian anggotanya terhadap masalah
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).

Komitmen manajemen memberikan dampak signifikan pada budaya


keselamatan kerja, hal tersebut dapat dilihat dari porsi sumber daya
(waktu, uang, orang) dan dukungan yang dialokasikan untuk
mengelola masalah K3 dibanding masalah lain seperti produksi dan
biaya.

Pimpinan setempat harus lebih banyak berada di lapangan dan


berbicara mengenai safety dan memberikan contoh nyata untuk
bekerja dengan aman.

PENERAPAN DI PETROGAS (BASIN) LTD.:


 HSE Objective & Target.
 Individual PMS.
 HSE Management visit.
 Safety Leader Program.

TUGAS SUPERVISOR & MANAGER:


 Membuat keputusan dalam pekerjaan dengan selalu
mempertimbangakan aspek K3.
 Menyediakan sumber daya yang dibutuhkan (orang, biaya,
peralatan dll) dalam menerapkan K-3.
 Memastikan program K3 dijalankan di area tanggung jawabnya.
 Lead by example, memimpin dengan keteladanan (memberikan
contoh) dalam hal K-3.
 Memberi arahan kepada bawahanya terkait aspek K3.
 Memberi masukan terkait program K3 yang sedang dijalankan.

3To4 Proactive Safety Culture Hand Book, Petrogas (Basin) Ltd. 7


 Tidak ada pekerjaan yang sangat mendesak dan penting kecuali
bisa dilaksanakan dengan cara yang aman.

TUGAS KERYAWAN:
 Mengikuti instruksi SPV/ atasan.
 Bertanya bila tidak paham.
 Mempunyai komitmen untuk mengikuti peraturan K3LL yang
berlaku.
• Melaksanakan pekerjaan dengan aman, meskipun tanpa
pengawasan atasan.

INDIKATOR PROAKTIF YANG DAPAT DIUKUR:


% Pelaksanaan Safety Leader Program.
% HSE Objective & Target.
% Pelaksanaan HSE management visit.

Ilustrasi tugas pemimpin

3To4 Proactive Safety Culture Hand Book, Petrogas (Basin) Ltd. 8


ELEMENT #2. COMMUNICATION

Adalah proses berkomunikasi di dalam organisasi terkait masalah


Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K-3) sehari-hari. Komunikasi yang
efektif adalah komunikasi timbal-balik dua arah antara manajemen
dan karyawannya.

Manajemen harus menciptakan budaya komunikasi yang transparan


dan terbuka dalam organisasi. Semua Supervisor wajib menyampaikan
setiap masalah kesehatan dan keselamatan kerja dengan jelas.

Setiap karyawan mempunyai hak dan kewajiban untuk memberikan


saran dan masukan tentang masalah K-3 di tempat kerjanya.

Safety Committee Meeting sebagai wadah yang resmi untuk


membicarakan program-program K-3 dapat digunakan secara efektif.

PENERAPAN DI PETROGAS (BASIN) LTD.:


 Quarterly HSE Committee Meeting.
 Pertemuan Safety Committee bulanan di KMT/ Arar.
 Pertemuan Safety bulanan di setiap Departement.
 Pertemuan Safety mingguan di Drilling Rig.
 Pro-Job Safety Meeting (PJSM).
 Tool Box Meeting.
 Safety Moment sebelum meeting.
 Poster, rambu dan tanda K3.
 HSE Quarterly Bulletin.
 Internal Memorandum (IM).
 Safety Alert.
 Health Alert.
 Health Talk.
 Observasi Keselamatan Kerja (ProCard)
 Kampanye K3 (Safety Campaign) dll.

3To4 Proactive Safety Culture Hand Book, Petrogas (Basin) Ltd. 9


TUGAS SUPERVISOR & MANAGER:
 Memimpin pertemuan K3 seperti: safety committee, pertemuan
bulanan K-3 departemen dll.
 Menciptakan suasana berkomunikasi yang terbuka dan
transparan diarea kerjanya masing-masing.
 Mendengarkan masukan dan saran yang diberikan anggotanya.
 Menindak lanjuti masukan dan saran yang baik.
 Memberikan instruksi dan perintah dengan jelas.
 Memastikan anggotanya berpartisipasi dalam kegiatan atau
pertemuan K-3.
 Memastikan pertemuan K-3 dijalankan diarea kerjanya masing-
masing seperti: pertemuan bulanan K-3, PJSM, Tool Box
Meeting, Safety Moment dll.

TUGAS KARYAWAN:
 Mengikuti pertemuan keselamatan yang diadakan, seperti:
PJSM, Tool Box Meeting, Safety Committee Meeting, Pertemuan
Safety di Departemen, Health Talk dll.
 Aktif bertanya dan berpartisipasi dalam setiap pertemuan.
 Mengikuti petunjuk yang diberikan dan rambu-rambu yang ada.

INDIKATOR PROAKTIF YANG DAPAT DIUKUR: :


% Jumlah pelaksanaan Safety Committee Meeting.
% Jumlah pelaksanaan safety meeting tiap Departemen.
% Jumlah pelaksanaan PJSM, Tool Box Meeting.
Jumlah rambu-rambu yang tersedia.
Jumlah saran-saran kesehatan & keselamatan kerja (K-3).

3To4 Proactive Safety Culture Hand Book, Petrogas (Basin) Ltd. 10


ELEMENT #3. HSE RULES

Aturan K-3 yang jelas dan diterapkan dengan baik dapat meningkatkan
meningkatkan ketertiban dan kepatuhan karyawan ditempat kerja. Hal
tersebut pada akhirnya dapat meningkatkan budaya keselamatan
kerja.

Aturan K-3 tersebut harus: tersedia, isinya jelas, dikomunikasikan,


dipatuhi oleh semua karyawan dan ada sanksi bagi pelanggarnya.

PENERAPAN DI PETROGAS (BASIN) LTD.:


 HSE Golden Rules.
 Smoking Policy.
 Drug & Alcohol Policy.
 Aturan Penggunaan APD.
 Dll.

TUGAS SUPERVISOR & MANAGER:


 Memastikan aturan K-3 tersedia dan lengkap.
 Memastikan semua karyawan dibawah tanggung jawabnya
mengerti & memahami aturan yang ada.
 Memastikan semua karyawan mematuhi aturan yang ada.
 Memastikan sarana dan prasarana untuk mematuhi peraturan
tersedia.
 Memberi masukan dan saran bila diperlukan.
 Memberikan sanksi bila diperlukan.

TUGAS KARYAWAN:
 Mengetahui aturan K3 yang berlaku.
 Mematuhi aturan K3 tersebut.
 Memberi masukan dan saran bila diperlukan.

3To4 Proactive Safety Culture Hand Book, Petrogas (Basin) Ltd. 11


INDIKATOR PROATIF YANG DAPAT DIUKUR: :
Jumlah pelanggaran yang terjadi/ sanksi yang diberikan.
Skor Audit Pentaatan (Compliance Audit) terhadap:
- HSE Golden Rules.
- Smoking Policy.
- Drug & Alcohol Policy.
- PPE.
- Prosedur Kerja Aman.
- dll.

HSE Golden Rules

3To4 Proactive Safety Culture Hand Book, Petrogas (Basin) Ltd. 12


ELEMENT #4. INVOLVEMENT & MOTIVATION

Keterlibatan aktif setiap karyawan, penting dalam membangun rasa


memiliki (Ownership) pada setiap program Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K-3).

Manajemen harus menciptakan suasana kerja yang positif agar


karyawan dapat berkontribusi terhadap program-program K-3 yang
dijalankan dan termotivasi untuk bekerja dengan aman.

Semua karyawan secara aktif terlibat dalam setiap program K-3 yang
dijalankan dan mempunyai motivasi untuk bekerja dengan aman.

PENERAPAN DI PETROGAS (BASIN) LTD:


 ProCard (Observasi Keselamtan Kerja).
 Performance Management System (PMS) terkait K-3.
 Kampanye K-3.
 HSE Champions.
 Anggota Safety Committee.
 Kegiatan Bulan K-3 Nasional.
 Emergency & Evacuation Drill.
 Dll.

TUGAS SUPERVISOR & MANAGER:


 Memberikan masukan dan saran K-3 dalam penilaian kinerja
dalam PMS, termasuk penilaian positif bila karyawan aktif
dalam K-3.
 Memonitor penerapan program K-3, misal: ProCard dan
memastikan target tercapai.
 Menunjuk HSE Champion and anggota Safety Committee.
 Memberikan arahan dan motivasi yang positif untuk bekerja
dengan aman.
 Menciptakan tempat kerja kerja yang aman dan nyaman.

3To4 Proactive Safety Culture Hand Book, Petrogas (Basin) Ltd. 13


TUGAS KARYAWAN:
 Membuat laporan ProCard 1 kartu/bulan/orang (Jakarta) dan 2
katu/on duty/ orang (KMT & Arar).
 Mengetahui kegiatan & program HSE di PBL.
 Secara aktif ikut serta dalam semua kegiatan K-3.
 Memberikan saran bila diperlukan.

INDIKATOR PROAKTIF YANG DAPAT DIUKUR: :


% Jumlah laporan ProCard.
Partisipasi karyawan dalam kegiatan K-3.

CONTOH TREND PROCARD CONTOH TREND PROCARD


SUBMISSION DI KMT(MEI 2018) SUBMISSION DI JKT (MEI 2018)

100% 100%

Target 100% Target 100%

80% 80%

60% 60%

40% 40%

20% 20%

0% 0%

3To4 Proactive Safety Culture Hand Book, Petrogas (Basin) Ltd. 14


ELEMENT #5. RISK MANAGEMENT

Manajemen resiko adalah prinsip pengelolaan resiko teridentifikasi


serta tindakan mitigasi yang dilakukan sehingga tingkat resiko suatu
pekerjaan bisa diterima atau berada pada level ALARP (As Low As
Reasonably & Practicable).

Manajemen Resiko harus komprehensif, terukur dan difollow up.


Tidak ada pekerjaan yang begitu mendesak dan penting sehingga
harus mengabaikan keselamatan kerja.

Bekerja ditempat kerja yang nyaman dengan cara yang aman adalah
hak setiap pekerja.

PENERAPAN DI PETROGAS (BASIN) LTD:


 Hazard Identification, Risk Assessment & Determining Control
(HIRA DC).
 Risk Assessment (RA)
 Audit Izin Kerj (PTW Audit)
 Job Safety Analysis (JSA).
 Journey Management Plan (JMP).
 Dll.

TUGAS SUPERVISOR & MANAGER:


 Memastikan setiap pekerjaan hanya dapat dilakukan bila telah
mempunyai mitigasi resiko yang baik.
 Menghentikan pekerjaan bila membahayakan.
 Menerima laporan bahaya dan memastikan tindakan perbaikan
telah dilaksanakan.
 Menyampaikan informasi bahaya dan cara penanggulannya
kepada semua karyawan sebelum bekerja.
 Menyediakan sarana dan sumber daya termasuk peralatan yang
dibutuhkan.

3To4 Proactive Safety Culture Hand Book, Petrogas (Basin) Ltd. 15


 Melakukan review terhadap JSA, PTW, HIRA DC, JMP, Laporan
bahaya.

TUGAS KARYAWAN:
 Mengetahui dan memahami manajemen resiko.
 Berpartisipasi dalam membuat manajemen resiko.
 Menghentikan pekerjaan bila resiko tidak dapat diterima.
 Melaporkan keatasan bila pekerjaan berbahaya.

INDIKATOR PROATIF YANG DAPAT DIUKUR: :


Skor Audit Kepatuhan (Compliance Audit) terhadap pelaksanaan:
- HIRA DC.
- JSA, JMP & RA.
Skor Audit Kepatuhan (Compliance Audit) terhadap pelaksanaan
Izin Kerja (PTW).

PTW merupakan salah satu bentu manajemen resiko yang diterapkan di PBL

3To4 Proactive Safety Culture Hand Book, Petrogas (Basin) Ltd. 16


ELEMENT #6 COMPLIANCE TO PROCEDURE

Prosedur adalah acuan yang harus diikuti agar pekerjaan dapat


dilakukan dengan aman. Tanpa prosedur yang baik pekerjaan tidak
dapat dijalankan dengan aman.

Prosedur K-3 harus tersedia, cukup (adequate), dikomunikasikan,


dipahami dan diterapkan ditempat kerja.

Prosedur yang baik adalah prosedur yang mudah dipahami dan


diterapkan.

PENERAPAN DI PETROGAS (BASIN) LTD:


Ada 2 jenis SOP & Prosedur di PBL:
 Temporary SOP: dibuat sebelum pekerjaan dimulai dan berlaku
sementara, dilampirkan dalam PTW.
 Prosedur baku: prosedur dengan template baku dan berlaku
seterusnya.
- Prosedur Izin Kerja.
- Prosedur pelaporan kecelakaan
- Prosedur penggunaan APD
- dll.

TUGAS SUPERVISOR & MANAGER:


 Memastikan prosedur kerja aman tersedia ditempat kerja.
 Memastikan isi setiap prosedur cukup untuk digunakan sebagai
panduan dalam bekerja.
 Memastikan setiap karyawan mendapat pelatihan tentang
prosedur secara berkala.
 Melakukan review dan merevisi prosedur bilamana:
- Minimal 1 tahun sekali.
- Setelah terjadinya kecelakaan.
- Bila ada perubahan peraturan.
- Setelah ada perubahan desain, peralatan, material dll.

3To4 Proactive Safety Culture Hand Book, Petrogas (Basin) Ltd. 17


TUGAS KARYAWAN:
 Mengetahui isi prosedur kerja.
 Ikut serta membuat prosedur kerja bila diperlukan.
 Memberikan saran terhadap isi prosedur
 Mengikuti pelatihan dan training.
 Menerapkan prosedur/ SOP ditempat kerja.

INDIKATOR PROATIF YANG DAPAT DIUKUR: :


Skor audit kepatuhan (Compliance Audit) setiap prosedur HSE
yang ada, difokuskan pada 10 Essensial Safety Procedure (ESP)
yaitu:
- Prosedur Izin Kerja (PTW).
- Prosedur penggunaan APD.
- Prosedur JSA.
- Prosedur bekerja di ketinggian.
- Prosedur pengangkatan.
- Prosedur pengelasan (welding & cutting).
- Prosedur berkendara.
- Prosedur kendaraan berat (heavy equipment).
- Prosedur masuk ruang tertutup (confined space).
- Prosedur bekerja dengan peralatan listrik.

Prosedur keselamatan harus di baca dan


dipahami sebelum mulai bekerja.

3To4 Proactive Safety Culture Hand Book, Petrogas (Basin) Ltd. 18


ELEMENT #7. AUDIT & INSPECTION

Audit adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur kinerja


penerapan sistem manajemen K-3 dibandingkan dengan standard
yang diacu.

Inspeksi adalah kegiatan yang dilakukan untuk melihat adanya kondisi


atau tindakan yang tidak aman disuatu tempat kerja.

Audit & Inspeksi harus terjadwal, diikuti/ dilakukan oleh penanggung


jawab area dan hasil temuannya ditindak lanjuti.

PENERAPAN DI PETROGAS (BASIN) LTD:


 Corporate HSE Audit.
 Inpeksi tempat kerja (Workplace Safety Inspection).
 Inspeksi K-3 umum (General Safety Inspection).
 PTW Audit.
 Dll.

TUGAS SUPERVISOR & MANAGER:


 Membuat jadwal audit/ inspeksi dan menunjuk tim audit/
inspeksi ditempat kerja.
 Memastikan audit/ inspeksi tempat kerja dilakukan secara
teratur.
 Memastikan temuan hasil audit dan hasil inspeksi tempat kerja
ditindak lanjuti.

TUGAS KARYAWAN:
 Mengetahui jadwal audit/ inspeksi.
 Terlibat dalam inspeksi tempat kerja.
 Melakukan tindakan perbaikan dari hasil audit/ inspeksi.
 Menciptakan tempat kerja yang bersih dan aman.

3To4 Proactive Safety Culture Hand Book, Petrogas (Basin) Ltd. 19


INDIKATOR PROAKTIF YANG DAPAT DIUKUR: :
% Jumlah audit/ inspeksi:
- Corporate HSE Audit.
- Inspeksi tempat kerja.
- Inspeksi Industrial Hygiene.

% Follow up tindakan perbaikan hasil audit/ inspeksi biasa


dimasukkan dalam register CATS (Corrective Actions Tracking
System).

Contoh data statistik hasil audit:


CATS HSE Audit
S-1 2018

CATS HSE Audit 40%


S-2 2017
60%

24%

CATS HSE Audit Open Closed


S-1 2017

4% 76%

Open Closed

96%

Open Closed

3To4 Proactive Safety Culture Hand Book, Petrogas (Basin) Ltd. 20


ELEMENT #8. HSE TRAINING

Pelatihan/ training dibutuhkan untuk memastikan semua personnel


mempunyai Kompetensi, Skill dan Attitude (KSA) yang dibutuhkan
untuk bekerja dengan aman.

HSE training harus terencana/ terjadwal, terintegrasi & konsisten


dengan Training Matrix yang telah dibuat.

HSE training dibagi menjadi 3 kelompok yaitu:


- HSE training mandatory non-sertifikasi, yang bersifat wajib
tetapi tidak untuk mendapat sertifikasi seperti training PTW,
HSE induction dll.
- HSE training sertifikasi, yang sifatnya wajib untuk memperoleh
sertifikasi seperti operator alat angkat, welder dll.
- HSE training recommended, yang sifatnya anjuran untuk
meningkatkan kesadaran (Awareness) dan pengetahuan
(Knowledge).

PENERAPAN DI PETROGAS (BASIN) LTD:


 HSE Induction.
 HSE Training Matrix.
 Jadwal HSE training tahunan.
 Matrix SAFECOMP (Safety Competency).

TUGAS SUPERVISOR & MANAGER:


 Mereview matrix pelatihan dan SAFECOMP.
 Memastikan semua anggotanya mengikuti pelatihan sesuai
matrix.
 Memonitor hasil pelatihan dan menciptakan suasana yang
mendukung untuk penerapannya.
 Memastikan semua anggotanya mempunyai sertifikasi dan
kompetensi yang dibutuhkan.

3To4 Proactive Safety Culture Hand Book, Petrogas (Basin) Ltd. 21


 Memastikan hanya personel yang kompetensi cukup diijinkan
untuk bekerja sesuai kompetensinya.

TUGAS KARYAWAN:
 Mengetahui jenis kompetensi individualnya.
 Mengikuti training/ pelatihan yang diadakan.
 Mengikuti kompetensi tes yang diadakan.

INDIKATOR PROAKTIF YANG DAPAT DIUKUR: :


% Kepatuhan terhadap HSE training matrix.
% kepatuhan terhadap matrix SAFECOMP.

PBL HSE Training Matrix


Post Category HSE Training Matrix as Mininum Requirement LEGEND:
Manager HSE-1 HSE-2 HSE-3 HSE-4 S-5 HSE-5 HSE-6 S-6 HSE-2 PBL HSE-Management System
Engineer HSE-1 S-2 S-3 S-4 HSE-5 HSE-6 S-5 HSE-7 HSE-3 HSE Leadership
Staff (non technical) HSE-1 S-4 HSE-5 S-5 HSE-4 Risk Management (HIRA)
Admin HSE-1 S-4 HSE-5 S-2 Permit to Work (PTW)
Security HSE-2 S-5 HSE-6 S-5 S-3 Job Safety Analysis (JSA)
Field Operation Manager (FOM) HSE-1 HSE-2 HSE-3 HSE-4 S-2 S-3 S-4 HSE-5 HSE-6 S-4 Safety Obs. (Procard)
Superintendent/ Coordinator/ Sr. Supervisor HSE-1 HSE-2 HSE-3 HSE-4 S-2 S-3 S-4 HSE-5 HSE-6 HSE-5 HSE Golden Rules
Engineer HSE-1 HSE-2 HSE-4 S-2 S-3 S-4 HSE-5 HSE-6 S-7 HSE-6 HSE Hand Book
Supervisor HSE-1 HSE-2 HSE-3 HSE-4 S-2 S-3 S-4 HSE-5 HSE-6 S-5 Basic Fire Fighting
Foreman/ Sr. Operator/ Sr. Technician HSE-1 HSE-2 S-2 S-3 S-4 HSE-5 HSE-6 S-7 H-3 H-1 Basic First Aids & CPR
Operator/ Technician HSE-1 S-2 S-3 S-4 HSE-5 HSE-6 S-6 H-2 S-7 S-6 H2S Awareness
Assistance Operator HSE-1 S-4 HSE-5 HSE-6 S-6 H-2 S-7 HSE-7 HSE-7 Safe Work Procedure
Clerk/ Admin HSE-1 S-4 HSE-5 HSE-6 S-6 HSE-7 HSE-8 ISO & OHSAS Internal Auditor
Incident Commander S-5 H-1 HSE-16 HSE-9 SMK-3 Internal Auditor
Fire Fighting Team S-6 H-2 S-12 S-7 Crane Operator
First Aid Team S-7 H-3 H-3 S-8 Forklift Operator
Oil Spill Combat Team E-1 S-9 Authorized gas tester
Doctor/ Paramedic H-2 S-10 Ahli K3 (Umum, Kimia, Listrik)
Crane Operator S-7 H-2 ATLS/ BCLS
Forklift Operator S-8 E-1 IMO L-1 & 2
Riger/ Signal Man S-11 S-11 Rigging & Signalman
Welder S-13 S-12 Fire Fighting Team
Isolation Authority S-17 H-3 First Aid Team
Incident Investigation Team S-16 S-13 Certified Welder (1-4 G)
ISO/ OHSAS/ Auditor HSE-8 S-14 Devensive Driving (DDT)
SMK-3 Auditor HSE-9 HSE-10 Incident Command System (ICS)
Safety Committee Secretary S-10 HSE-11 Contractor HSE-MS
Confined Space Entrance S-19 HSE-12 HSE Inspection
Company Car Users/ Drivers S-14 S-15 Manual Handling
Confined space standby personnel S-19 S-16 Root Cause Analysis & Investigation
Fire watchman S-5 S-17 Isolation (LOTO)
Contract owner, contract user, buyer HSE-11 S-18 PPE awareness
Scaffold errector/ inspector S-22 S-19 Confined Space Entry
Inspection team HSE-12 S-20 Fall Prevention
Authorized Gas Tester S-9 S-21 Hazmat & Handling

3To4 Proactive Safety Culture Hand Book, Petrogas (Basin) Ltd. 22


ELEMENT #9. LEARNING ORGANIZATION
Adalah budaya organisasi untuk belajar dari suatu kesalahan dan
secara proaktif bisa memperbaiki suatu hal sebelum kecelakaan
terjadi.

Proses pembelajaran dapat ditemukan dari tindakan perbaikan dari


hasil investigasi suatu kecelakaan, atau tindakan perbaikan dari
laporan kondisi berbahaya/ tindakan tidak aman (unsafe condition/
unsafe action).

Learning organization yang efektif adalah, tindakan perbaikan


organisasi yang dilakukan sebelum kecelakaan terjadi.

PENERAPAN DI PETROGAS (BASIN) LTD:


 Laporan investigasi kecelakaan.
 Laporan hasil audit & inspeksi.
 Laporan potensi bahaya.
 Safety Alert.
 Dll

TUGAS SUPERVISOR & MANAGER:


 Memastikan semua kecelakaan diinvestigasi.
 Memastikan tim investigasi dibentuk.
 Memastikan tindakan perbaikan dari hasil investigasi, inspeksi
dan laporan bahaya di tindak lanjuti.
 Mengkomunikasikan safety alert.
 Melaksanakan Stand Down meeting setelah ada kecelakaan.

TUGAS KARYAWAN:
 Melaporkan setiap potensi bahaya.
 Melaporkan setiap kecelakaan sekecil apapun.
 Melaksanakan tindakan perbaikan dari:
- Investigasi kecelakaan.
- Inspeksi & Audit.

3To4 Proactive Safety Culture Hand Book, Petrogas (Basin) Ltd. 23


- Laporan bahaya.
- Emergency drill, dll.

INDIKATOR PROAKTIF YANG DAPAT DIUKUR: :


Jumlah laporan potensi bahaya.
Setiap kecelakaan dilaporkan.
% Follow-up tindakan perbaikan dari:
- Investigasi kecelakaan.
- Inspeksi & Audit.
- Laporan bahaya.
- Emergency drill, dll.

Safety Alert didistribusikan setiap kali terjadi kecelakaan agar jadi bahan pembelajaran

3To4 Proactive Safety Culture Hand Book, Petrogas (Basin) Ltd. 24


E. MANFAAT BUDAYA KESELAMATAN PROAKTIF

Setiap orang menginginkan mempunyai tempat kerja yang aman,


nyaman dan sehat. Budaya keselamatan kerja proaktif dapat
mendorong terciptanya tempat kerja yang diinginkan tersebut.

Hanya dengan melaksanakan prinsip-prinsip yang terdapat dalam 9


elemen diatas budaya keselamatan proaktif dapat dicapai. Tentunya
hal tersebut membutuhkan komitmen dan partisipasi semua
karyawan.

Beberapa manfaat budaya keselamatan kerja proaktif adalah:


 Angka kecelakaan kerja yang menurun.
 Tempat kerja yang nyaman, bersih dan teratur.
 Produktivitas meningkat.
 Suasana tempat kerja yang baik.

Recordable Injury Rate (IR) sebagai salah satu tolok ukur tingkat keselamatan di suatu
lokasi kerja

3To4 Proactive Safety Culture Hand Book, Petrogas (Basin) Ltd. 25


F. MENGUKUR BUDAYA KESELAMATAN KERJA

Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengukur budaya


keselamatan kerja, salah satunya dengan cara mengukur parameter-
parameter yang telah di pilih dalam 9 elemen diatas yaitu:

3To4 Proactive Safety Culture Hand Book, Petrogas (Basin) Ltd. 26

Anda mungkin juga menyukai