Staff Manager MR
1. TUJUAN
1.1. Menguraikan cara identifikasi dan penilaian aspek dampak atau bahaya risiko
(Asdam) lingkungan, keselamatan, dan kesehatan kerja, (K3L) dari kegiatan
operasional perusahaan.
1.2. Menguraikan cara evaluasi (memantau dan mengukur) dan penentuan Asdam penting
K3L dari kegiatan operasional perusahaan, serta melakukan pengendalian agar tidak
menimbulkan pencemaran, kecelakaan, gangguan kesehatan, dan penyakit akibat
kerja. Mengevaluasi hasil pengendalian, sejauh mana Asdam masih berpengaruh
terhadap kesehatan karyawan.
1.3. Menguraikan cara membuat, merubah, dan memperbaharui Asdam K3L perusahaan
1.4. Sebagai dasar untuk menetapkan sasaran dan tujuan.
TIM ASDAM
MR
CR
Engineering P2K3L
Rep
3. REFERENSI
3.1. Undang-undang No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
3.2. Undang-undang No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
3.3. Undang-undang No.23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
3.4. Kebijakan K3L
3.5. Nike CLS: Occupational Health Management Rev 10/29/01 BEB
3.6. Nike ESH Hand Book: Industrial Health
3.1. Peraturan Pemerintah No. 50 tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan & Kesehatan Kerja.
3.1. OHSAS 18001:2007, ISO 14001:2004 dan ISO 9001:2008.
4. DEFINISI
4.1. K3L adalah singkatan dari Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan
4.2. CR (Corporate Responsibility) adalah departemen dari ESH
4.3. ESH (Environment Safety & Health) adalah bagian dari CR
4.4. POD (People and Organization Development) adalah departemen yang mengkoordinir
pelatihan untuk pengembangan sumber daya manusia.
4.5. ACGIH (American Conference of Government Industrial Hygiene) adalah lembaga
yang mengeluarkan standar industrial hygiene
4.6. Istilah aspek dan dampak untuk lingkungan, bahaya dan risiko untuk K3, selanjutnya
disebut Asdam
PROSEDUR
IDENTIFIKASI DAN EVALUASI DAMPAK/RESIKO
Hazard Identification Corp.
4.7. Identifikasi Asdam adalah suatu upaya pengkajian aspek/bahaya di tempat kerja yang
dapat menimbulkan dampak/risiko terhadap pekerja, pengusaha, dan lingkungan yang
dilakukan secara berkelanjutan.
4.8. Aspek/bahaya K3L
Elemen dari aktivitas organisasi, produk atau pelayanan jasa dari organisasi yang
berinteraksi dengan K3L
Sumber, situasi atau tindakan yang berpotensi mencelakakan kepada manusia atau
sakit penyakit atau kombinasi dari semuanya
Bahaya keselamatan misalnya unsafe act dan unsafe condition
Bahaya kesehatan misalnya kebisingan, panas, ultra violet, infrared, getaran,
gelombang elektromagnetik, solvent, uap logam, serat asbestos, debu kimia,
mikro organisme, binatang, tumbuhan, postur janggal, posisi statis, gerakan
berulang, pencahayaan yang tidak memadai, stress kerja, shift malam, hubungan
yang tidak harmonis, dan lain-lain
Aspek lingkungan misalnya limbah, polusi, tumpahan bahan kimia, dan lain-lain
4.9. Faktor aspek/bahaya terdiri:
Fisika: berupa energi seperti kebisingan, getaran, radiasi, temperature ekstrim,
pencahayaan, tekanan udara, dll
Kimia: berupa bahan kimia baik dalam bentuk gas, cair, dan padat yang
mempunyai sifat beracun, iritan, asphyxian, patologik
Biologi: bahaya yang berasal dari mikro-organisme dan makhluk hidup lain
Ergonomi: bahaya yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan sebagai akbat
dari ketidaksesuain desain kerja dengan pekerja
Psikososial: mentalitas, overload, stress, substan abuse, organization behavior.
4.10. Dampak/risiko K3L
Setiap perubahan K3L dan tenaga kerja baik yang merugikan maupun
menguntungkan seluruhnya atau sebagian yang diakibatkan oleh aktivitas organisasi,
produk atau pelayanan jasa secara sendiri-sendiri atau gabungan.
Kombinasi dari kemungkinan terjadinya suatu keadaan bahaya atau paparan dan
konsekwensi kecelakaan atau sakit penyakit yang dapat disebabkan oleh kejadian
atau paparan tersebut.
Risiko keselamatan misalnya cidera dan kematian.
Risiko kesehatan misalnya gangguan pendengaran, dehidrasi, gangguan kulit,
gangguan pernapasan, gangguan otot dan sendi, gangguan emosional, dan lain-
lain.
Dampak lingkungan misalnya pencemaran tanah, pencemaran air, pencemaran
udara, kerusakan aset, dan lain-lain.
PROSEDUR
IDENTIFIKASI DAN EVALUASI DAMPAK/RESIKO
Hazard Identification Corp.
4.11. Kegiatan Operasional Perusahaan: Kegiatan yang menghasilkan produk maupun jasa
baik melalui proses produksi maupun nonproduksi (tidak termasuk proyek
pengembangan).
5. PROSEDUR
5.1. Prosedur tertulis
5.1.1. Setiap aspek yang ada memiliki prosedur tertulis yang memuat tata cara pelaksanaan
mulai dari pengukuran sampai dengan evaluasi hasil serta umpan baliknya dan
ditandatangani oleh wakil manajemen.
5.1.2. Tiap-tiap prosedur tersebut ditinjau paling kurang sekali dalam setahun untuk dapat
mengikuti perkembangan pengetahuan dan praktek yang ada
5.1.3. Peninjauan dilakukan oleh tim terkait yang terdiri dari CR, Personalia, dan
Engineering.
5.2. Langkah-langkah
5.2.1. Daftar Aspek K3L (Form Identifikasi Asdam Awal, Form/CR-01/01) didistribusikan dan
dikomunikasikan kepada para manajer operasional yang akan melakukan peninjauan
5.2.2. Seluruh pimpinan kerja melakukan pengenalan secara kualitatif mengenai aspek yang
ada di tempat kerja.
5.2.3. Kemudian bila diperlukan CR melakukan pengukuran kuantitatif dengan
menggunakan instrumen pengukuran lingkungan kerja, hingga didapat angka yang
dapat dibandingkan dengan nilai ambang batas atau standar yang berlaku.
5.2.4. Hasil pengukuran/pemantauan dilaporkan kepada Tim Asdam.
5.2.5. Tim Asdam melakukan peninjauan dan dituangkan dalam form Daftar Penilaian Risiko
(Form/CR-01/02).
5.2.6. Tim Asdam menentukan prioritas tingkat aspek/bahaya. Untuk total nilai ±13
(Moderate), maka dimasukan ke dalam Form Risiko Signifikan (Form/CR-01/03).
5.2.7. Risiko Signifikan didistribusikan dan dikomunikasikan kepada pimpinan kerja dan
manajemen.
5.2.8. Risiko Signifikan dituangkan ke dalam Management Program Project (Form/CR-01/04,
Form/CR-01/05, dan Form/CR-01/06) yang tidak masuk ke dalam Management
Program Activity (Form/CR-01/07). Management Program berisi strategi pengendalian
berdasarkan hirarki kontrol, Engineering melakukan pengendalian teknis, pimpinan
kerja mengendalikan secara administratif, dan penyediaan alat pelindung diri bila
diperlukan.
5.2.9. Mereview keberhasilan suatu pengendalian dengan cara:
Pengukuran kuantitatif terhadap lingkungan
Pemeriksaan kesehatan karyawan (MCU job related)
5.3. Asdam K3L akan dilakukan evaluasi bila terdapat adanya:
perubahan proses produksi dan atau produk;
PROSEDUR
IDENTIFIKASI DAN EVALUASI DAMPAK/RESIKO
Hazard Identification Corp.
6. DOKUMENTASI
6.1. Daftar Identifikasi Awal
6.2. Daftar Penilaian Risiko
6.3. Data hasil pengukuran
6.4. Daftar Risiko Signifikan
6.5. Daftar, Visual, dan Rekap Management Program Project
6.6. Daftar Management Program Activity
6.7. Daftar Rangkuman Undang-undang dan Peraturan
PROSEDUR
IDENTIFIKASI DAN EVALUASI DAMPAK/RESIKO
Hazard Identification Corp.
LAMPIRAN 1
FLOW CHART ASDAM
CR,
Manajer Operasional
Mendistribusikan dan
komunikasikan Daftar
Aspek K3L
Form/CR-01-01
(Identifikasi Awal)
CR
Pimpinan Kerja
Mengukur
Mengenal aspek yang
aspek/bahaya
ada di tempat kerja.
lingkungan kerja
Form/CR-01-01
Hasil pengukuran
(Identifikasi Awal)
Tim Asdam
Melakukan peninjauan/
cross check lapangan
Form/CR-01-02 (Daftar
Penilaian Risiko)
Tim Asdam
Menentukan prioritas
tingkat aspek/bahaya
Form/CR-01-03 (Risiko
Signifikan)
Manajemen,
Engineering, Pimpinan
kerja
Melakukan
pengendalian
Form/CR-01-04, Form
CR-01-05, Form/CR-01-
06 (MP Project) &
Form/CR-01-07 (MP
Activity)
Tim Asdam
Mereview keberhasilan
suatu pengendalian
Hasil pengukuran,
hasil MCU
LAMPIRAN 2
CARA PENGISIAN DAFTAR ASDAM K3L
Daftar Penilaian Risiko
Proses aktivitas yang terdiri dari: Barang, Orang, Cara, Alat, Lingkungan (BOCAL)
yang menimbulkan sumber bahaya K3L
4.5. Kolom 5 diisi berdasarkan faktor sumber bahaya yang terdiri dari: Fisika, Kimia,
Biologi, Ergonomi, dan Psikologi (F/K/B/E/P), yang dapat menimbulkan aspek/potensi
bahaya K3L.
4.6. Kolom 6 diisi berdasarkan sumber bahaya, kondisi bahaya, tindakan tidak aman yang
dapat menimbulkan aspek/potensi bahaya K3L.
4.7. Kolom 7 diisi berdasarkan Aspek/potensi bahaya yang dapat menimbulkan
dampak/risiko K3L.
4.8. Kolom 8 diisi berdasarkan Aspek Environment, Health, Safety (E/H/S). Aspek E
berhubungan dengan factor kimia (K), aspek S berhubungan dengan faktor fisik (F),
dan aspek H berhubungan dengan semua faktor.
4.9. Kolom 9 diisi berdasarkan Dampak/potensi risiko
4.10. Kolom 10 diisi berdasarkan Kondisi (R, NR, N, AN, E)
4.11. Kolom 11 diisi berdasarkan Peraturan perundangan terkait (lihat lampiran 2: Kode
Undang-undang)
4.12. Kolom 12 diisi berdasarkan Pengendalian yang ada saat ini, ditulis berdasarkan hirarki
pengendalian yang sudah dilaksanakan.
4.13. Kolom 13 diisi berdasarkan Skala
Total nilai menjadi patokan dalam menentukan tingkat risiko. Range angka dari:
1 – 32, dibagi dalam 5 kriteria:
Total
4 10 18 26 32
nilai
Range 1-6 7 - 12 13 - 18 19 - 25 26 - 32
Deret
5 5 5 6 6
hitung
Tingkat Trivial Acceptable Moderate Substansial Unacceptable
PROSEDUR
IDENTIFIKASI DAN EVALUASI DAMPAK/RESIKO
Hazard Identification Corp.
risiko
1. Menetapkan lingkup dari operasi bisnis yang menggunakan Sumber Daya Alam (SDA),
misal: fasilitas, aktivitas kerja yang menunjang operasi bisnis.
2. Kegiatan yang dimasukkan ke dalam Daftar AsDam SDA hanya yang mencakup operasi
dalam serangkaian aktifitas-aktifitas bisnis yang menggunakan Sumber Daya Alam
misalnya: air, solar, natural gas dan listrik.
3. Untuk setiap aktifitas bisnis terkait dengan SDA, gunakan formulir Identifikasi Awal yang
disediakan (Form/CR-01/01), buat daftar dari kegiatan-kegiatan operasi yang memiliki
interaksi dengan lingkungan, misal : bila pemakaian SDA tidak terkontrol maka akan
mempercepat habisnya sumber daya alam yang ada.
Daftar aspek/bahaya K3L harus mempertimbangkan kondisi berikut:
a). R-Rutin (K3) tingkat risiko yang akan di nilai adalah hasil kegiatan yang menggunakan
sumber daya alam dan digunakan secara rutin.
b). NR-Non Rutin (K3) tingkat risiko yang akan di nilai adalah hasil kegiatan yang
menggunakan sumber daya alam dan digunakan secara tidak rutin.
c). N-Normal (L) Aspek yang timbul akibat kegiatan yang menggunakan sumber daya
alam.
d). AN-Abnormal (L) Aspek yang tidak biasa timbul akibat kegiatan yang menggunakan
sumber daya alam
e). E-Emergency (K3L) Bahaya yang terjadi di luar aktifitas rutin, tidak rutin, normal, dan
abnormal yang menimbulkan risiko dan berdampak fatal akibat menggunakan sumber
daya alam.
Interaksi-interaksi tersebut adalah aspek/bahaya K3L dari operasi-operasi bisnis.
4. Cara pengisian daftar penilaian risiko SDA
4.1. Kolom 1 diisi nomor urut.
4.2. Kolom 2 diisi berdasarkan bagian
4.3. Kolom 3 diisi berdasarkan Sub bagian
4.4. Kolom 4 diisi berdasarkan proses, aktivitas, produk
4.5. Proses aktivitas yang dimuat dalam kolom ini adalah berupa kegiatan menghitung
pemakaian SDA.
4.6. Kolom 5 yang tertulis: faktor sumber bahaya yang terdiri dari: F/K/B/E/P, yang dapat
menimbulkan potensi berkurangnya sumber daya alam, maka untuk SDA ini masuk
ke dalam faktor F (Fisika).
4.7. Kolom 6: Sumber daya alam yang digunakan, diisi berdasarkan sumber daya alam
apakah yang digunakan untuk operasi bisnis.
4.8. Kolom 7 diisi berdasarkan Aspek/potensi apa yang dapat ditimbulkan dari
penggunaan sumber daya alam.
4.9. Kolom 8 diisi berdasarkan Aspek Environment, Health, Safety (E/H/S). Maka untuk
AsDam SDA ini ditetapkan masuk sebagai aspek E (environment).
4.10. Kolom 9 diisi berdasarkan Dampak/potensi risiko
PROSEDUR
IDENTIFIKASI DAN EVALUASI DAMPAK/RESIKO
Hazard Identification Corp.
4.11. Kolom 10, sedikit berbeda dengan daftar aspek/bahaya pada K3L yang
memasukkan 5 kriteria (R, NR, N, AN dan E), dalam daftar penilaian AsDam SDA ini
hanya memasukkan kriteria R (rutin) karena tingkat risiko yang akan di nilai adalah
hasil kegiatan yang menggunakan sumber daya alam dan digunakan secara rutin.
4.12. Kolom 11 diisi berdasarkan Peraturan perundangan terkait (lihat lampiran 2: Kode
Undang-undang, atau tulis langsung dalam kolom 11)
4.13. Kolom 12 diisi berdasarkan Pengendalian yang ada saat ini, ditulis berdasarkan
hirarki pengendalian yang sudah dilaksanakan.
4.14. Kolom 13 diisi berdasarkan Skala (3 kriteria)
Tolok ukur untuk menentukan kriteria pemakaian sumber daya alam adalah sebagai berikut :
Total
4 10 18 26
nilai
Range 1-6 7 - 12 13 - 18 19 - 25
Deret
5 5 5 6
hitung
Tingkat Trivial Acceptable Moderate Substansial
risiko
LAMPIRAN 3
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN (KODE)
Kode
PERATURAN PERUNDANGAN MANAJEMEN
UNDANG-UNDANG
Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 Ketenagakerjaan M1
CLS (Code Leadership Standard) NIKE
REV 9/8/02 TM Keamanan M2
REV 06/10/03 FH Pengupahan M3
REV 7/11/02 TM Hak-Hak Pekerja Perempuan M4
REV 9/8/02 TM Pengujian (Kebenaran) Umur M5
REV 9/8/02 TM Pelatihan Karyawan M6
REV 7/11/02 TM Tenaga Kerja Paksa M7
REV 7/16/02 TM Pelecehan dan Kekerasan M8
REV 6/10/03 FH Jam Kerja M9
REV 7/11/02 TM Kebijakan dan Prosedur Cuti M10
REV 7/11/02 TM Pemegang Lisensi/Agen M11
REV 9/8/02 TM Pekerja Pendatang M12
REV 9/8/02 TM Anti Diskriminasi M13
PERATURAN PERUNDANGAN LINGKUNGAN HIDUP
UNDANG-UNDANG
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1992 Penataan Ruang E2
KepKa Bapedal Nomor 01 Tahun 1995 Tata cara dan Persyaratan Teknis Penyimpanan dan E22
Pengumpulan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
KepKa Bapedal Nomor 02 Tahun 1995 Dokumen Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun E23
KepKa Bapedal Nomor 05 Tahun 1995 Simbol dan Label Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun E24
KepKa Bapedal Nomor 255 Tahun 1996 Tata Cara dan Persyaratan Penyimpanan dan Pengumpulan E25
Minyak Pelumas Bekas
INTERNATIONAL PROTOCOL & CONVENTION
Montreal Protocol E28
Vienna Convention E29
KEPUTUSAN MENTERI INSTANSI LAIN
Keputusan Menteri Perindustrian
Keputusan Menteri Perindustrian No. 12 Tahun 1978 Pencegahan Dan Penanggulangan Pencemaran Lingkungan E26
Sebagai Akibat Dari Usaha Industri
Keputusan Menteri Perindustrian No. 148 Tahun 1985 Pengamanan Bahan Beracun Dan Berbahaya Di Perusahaan E27
Industri
CLS (Code Leadership Standard) NIKE
E001 (REV 9/10/01 BEB) Emisi udara E30
E002 (REV 12/04/01 BN) Tangki Penyimpan di atas tanah (AST) E31
E004 (REV 12/04/01 BN) Limbah berbahaya E32
E005 (REV 12/04/01 BN) ESHMS (sistem pengaturan lingkungan, keselamatan dan E33
kesehatan kerja)
E008 (REV 12/04/01 BN) Limbah Padat E34
E012 (REV 12/04/01 BN) Air Limbah E35
Rev 12/04/01 BN Respon terhadap tumpahan. E36
REV 12/04/01 BN Tangki penyimpanan bawah tanah (UST) E37
PERATURAN PERUNDANGAN K3
UNDANG-UNDANG
Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 Ketenagakerjaan SH1
Undang-undang Nomor 01 Tahun 1970 Keselamatan Kerja SH2
Undang-undang No 23 Tahun 1992 Kesehatan SH72
Undang-undang No 3 Tahun 1969 Hygiene dalam perniagaan dan kantor-kantor. SH68
Undang-undang No 3 Tahun 1992 Jaminan sosial tenaga kerja. SH71
KEPUTUSAN PRESIDEN
Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 1993 Penyakit Yang Timbul Akibat Hubungan Kerja SH18
KEPUTUSAN DAN PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA &/ATAU MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia (SNI) Nomor: SNI- SH30
Indonesia Nomor: Kep-75/MEN/2002 04-0225-2000 Mengenai Persyaratan Umum Instalasi Listrik
2000 (Puil 2000) di Tempat Kerja
Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep-186/MEN/1999 Unit Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja SH7
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per-03/MEN/1999 Syarat-syarat Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lift Untuk SH8
Pengangkutan Orang dan Barang
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per-02/MEN/1992 Tata Cara Penunjukan Kewajiban dan Wewenang Ahli SH22
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per-02/MEN/1989 Pengawasan Instalasi Penyalur Petir SH13
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per-04/MEN/1987 Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja Serta SH5
Tata Cara Penunjukan Ahli Keselamatan Kerja
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per-03/MEN/1985 Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Pemakaian Asbes SH23
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per-05/MEN/1985 Pesawat Angkat dan Angkut SH4
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per-04/MEN/1985 Pesawat Tenaga dan Produksi SH9
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per-02/MEN/1983 Instalasi Alarm Kebakaran Automatik SH10
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per-03/MEN/1982 Pelayanan Kesehatan Tenaga Kerja SH19
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per-02/MEN/1982 Kwalifikasi Juru Las SH11
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per-01/MEN/1982 Bejana Tekanan SH12
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per-01/MEN/1981 Kewajiban Melapor Penyakit Akibat Kerja SH21
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per-04/MEN/1980 Syarat-syarat Pemasangan Dan Pemeliharaan Alat Pemadam SH6
Api Ringan
SH20
PROSEDUR
IDENTIFIKASI DAN EVALUASI DAMPAK/RESIKO
Hazard Identification Corp.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per- Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja Dalam SH20
02/MEN/1980 Penyelenggaraan Keselamatan Kerja
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per- Kewajiban Latihan Hygiene Perusahaan Kesehatan dan SH24
01/MEN/1979 Keselamatan Kerja Bagi Paramedis Perusahaan
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per- Penunjukan dan Wewenang Serta Kewajiban Pegawai SH14
03/MEN/1978 Pengawas Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Ahli
Keselamatan Kerja
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per- Syarat-syarat Keselamatan dan Kesehatan di Tempat Kerja SH3
03/MEN/1986 yang Mengelola Pestisida
Permenaker No. Per. 01/Men/1998 Penyelenggaraan pemeliharaan kesehatan bagi tenaga SH69
kerja dengan manfaat lebih baik dari paket jaminan
pemeliharaan kesehatan dasar Jamsostek
Permenaker No. Per. 03/Men/1998 Tata cara pelaporan dan pemeriksaan kecelakaan SH70
Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep- Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya di Tempat Kerja SH17
187/MEN/1999
Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep- Nilai Ambang Batas Faktor Fisika di Tempat Kerja SH26
51/MEN/1999
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per- Tata Cara Pelaporan Dan Pemeriksaan Kecelakaan SH27
03/MEN/1998
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per-05/MEN/1996 Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja SH28
Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep- Diagnosis dan Pelaporan Penyakit Akibat Kerja SH29
333/MEN/1989
Peraturan Menteri Perburuhan No. 7/1964 Syarat kebersihan, kesehatan serta penerangan dalam SH67
tempat kerja.
INSTRUKSI DAN SURAT EDARAN MENTERI TENAGA KERJA &/ATAU MENTERI TENAGA KERJA TRANSMIGRASI
Instruksi Menteri Tenaga Kerja RI No. Ins. Pengawasan Khusus K3 Penanggulangan Kebakaran SH15
11/M/BW/1997
Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja RI No. SE- Ambang Batas Faktor Kimia Di Udara Lingkungan Kerja SH25
01/MEN/1997
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL
Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Pemberlakuan Sertifikasi Kompetensi Keselamatan dan SH16
Industrial Dan Pengawasan Ketenagakerjaan No. Kep- Kesehatan Kerja Teknisi Listrik
311/BW/2002
CLS (Code Leadership Standard) NIKE
REV 12/04/01 BN Sistem Pengaturan Lingkungan, Keselamatan & Kesehatan SH31
Lampiran 4 Form-Form