Anda di halaman 1dari 6

I.

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kelapa sawit merupakan komoditas unggulan bagi Indonesia dalam
perdagangan internasional. Kelapa sawit termasuk dalam sepuluh komoditas
ekspor utama.1Salah satu hal yang membuat kelapa sawit masuk ke dalam
sepuluh komoditas ekspor utama Indonesia adalah daya saingnya yang
kompetitif dalam perdagangan internasional. Daya saing tersebut didasarkan
pada produktivitas perhektar kelapa sawit di Indonesia yang cukup tinggi.2Di sisi
lain, kelapa sawit juga merupakan tanaman yang cukup handal terhadap
perubahan iklim sehingga membuat kemungkinan terjadinya gagal panen dapat
diminimalisir.Kelapa sawit juga mengandung nutrisi yang tinggi dan baik bagi
kesehatan manusia jika dilihat dari nilai kalori, vitamin, dan kadar kolesterolnya
yang rendah. Jika dilihat dari fungsinya, kelapa sawit tidak hanya sebagai bahan
pangan, kelapa sawit juga sebagai minyak nabati yang berpotensi untuk
dijadikanbahan bakar biodiesel.Daya saing yang dimiliki kelapa sawit dalam
perdagangan internasional telah berhasil menjadikan Indonesia sebagai
penghasil kelapa sawit terbesar di dunia. Pada dasarnya kelapa sawit dipanen
dalam bentuk tandan buah segar (TBS). TBS ini diolah menjadi produk setengah
jadi dalam bentuk minyak kelapa sawit atau crude palm oil(CPO) dan inti kelapa
sawit atau palm kernel. Jika dikaitkan dengan perdagangan internasional,
Indonesia merupakan penghasil CPO terbesar di dunia. CPO yang diproduksi
oleh Indonesia sebanyak 25,5 juta ton pada tahun 2012.Hal ini yang menjadikan
CPO merupakan produk kelapa sawit yang paling banyak diekspor oleh
Indonesia.

B. Tujuan
1. Memberikan petunjuk yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam mengatur cara-cara
pelaksanaan teknis panen dan penjualan tandan buah segar kelapa sawit.

2. Memanen semua buah pada tingkat kematangan yang optimum, yaitu pada saat tandan buah
segar (TBS) mengandung minyak dan kernel tertinggi.

3. Memanen hanya buah yang matang dan mengutip brondolan.

4. Mengirim TBS ke pabrik dalam waktu 24 jam setelah panen. Hal ini dimaksudkan untuk
mengurangi kandungan asam lemak bebas di dalam minyak sawit mentah.
5. Terjaganya mutu TBS melalui sistem pengawasan internal (SPI) yang dilakukan oleh kelompok
tani dan koperasi.

II. PEMBAHASAN
A. Persiapan Panen
Sebelum tanaman memasuki masa panen, perlu dilakukan persiapan
panen yang berguna untuk mendapatkan hasil dari produksi tanaman yang
maksimal. Persiapan panen biasanya dilakukan pada saat tanaman
memasuki masa TBM akhir. Kegiatan yang perlu dilakukan dalam persiapan
panen yaitu :
1. Kastrasi
Kastrasi yaitu: pembuangan bunga bunga pertama baik jantan
maupun betina serta buah-buah pasir pada tanaman Kelapa Sawit yang belum
siap untuk memasuki masa panen normal. Masa panen normal yaitu:
memasuki usia 12 bulan sejak mulai tanam.
 Tujuan dari Kastrasi yaitu :
- Memaksimalkan fase vegetatif pada tanaman sehingga, tanaman
menjadi kokoh pada fase Generatif.
- Mencegah terserangnya Hama Penyakit pada tanaman Biasanya hama
yang menyerang buah adalah Ulat Terataba Kastrasi mulai di hentikan 6
bulan sebelum tanaman memasuki masa panen. Jika pada usia
tanaman 24 bulan tanaman sudah panen, di usia 12 bulan tanaman
mulai dilakukan Kastrasi & memasuki usia 18 bulan Kastrasi sudah di
hentikan

2. Pruning
Pruning atau pemangkasan adalah pembuangan pelepah- pelepah
yang sudah tidak produktif / pelepah kering pada tanaman kelapa sawit.
Pruning / pemangkasan merupakan termasuk dalam kegiatan persiapan
panen. Pruning atau pemangkasan dilakukan dengan tujuan untuk :
Memangkas pelepah yang sudah tidak produktif. Mempermudah di
dalam proses pemanenan serta pengutipan brondolan.
Mempertahankan jumlah pelepah setiap pokoknya minimal 56-64
pelepah. Sanitasi ( Menjaga kebersihan ) tanaman agar tidak diserang
oleh Hama & Penyakit. Pruning perlu dilakukan untuk menjaga jumlah
pelepah yang optimal yang berguna untuk tempat munculnya bunga &
pemasakan buah. Pruning dilakukan setelah dilakukan kastrasi &
tanaman sudah mulai memasuki tahap awal panen. Teknis pruning
dilakukan dengan cara : Memangkas pelepah searah dengan arah spiral
/letak alur pelepah. Supaya hasil dari pangkasan terlihat rapi.
Memangkas pelepah yang tidak produktif, dengan ciri-ciri : Pelepah yang
sudah tua dan kering Pelepah sudah tidak dijadikan pelepah songgo
( minimal songgo 2). Memangkas pelepah secara mepet & tepat pada bagian
bawah pangkal pelepah. Pelepah harus dipangkas mepet dengan tujuan
untuk mencegah tersangkutnya brondolan pada pelepah. Menyusun
pelepah hasil sisa pangkasan di Gawangan Mati atau disusun di antara pokok
tanaman & dipotong menjadi 3 bagian.

3. Piringan
Piringan merupakan daerah yang berada di sekitar pokok kelapa
sawit yang berbentuk lingkaran dengan diameter ± 4 m. Pada setiap
pokok kelapa sawit harus di beri piringan dengan Tujuan : Memudahkan
dalam proses pemanenan. Memudahkan dalam pengutipan brondolan &
perawatan tanaman. Mencegah terjadinya Hama & Penyakit pada
tanaman.Khususnya hama yang menyerang buah yaitu: Ulat Terataba Dalam
pembuatan piringan biasanya dilakukan secara manual terlebih dahulu
setelah itu dilakukan secara chemis. Dengan manual biasanya untuk
membentuk piringan pada pokok sesuai dengan diameter yang di
tentukan,dengan membabat gulma yang tumbuh di sekitar piringan
Setelah piringan pada setiap pokok sudah mulai terbentuk kemudian
dilakukan secara chemis dengan menyemprot gulma yang tumbuh
dengan larutan herbisida. Apabila pada setiap pokok sawit sudah di beri
piringan dapat memudahkan pemanenan & sekitar pokok sawit tidak
terlihat gulma yang tumbuh sehingga pokok sawit dapat mampu
menyerap berbagai unsur hara di sekitar piringan. Lebar piringan
menurut umur sawit : Tanaman umur 2-6 bulan lebar piringan jari jari 60
cm, Tanaman umur 6-12 bulan lebar piringan jari jari 75 cm, Tanaman
umur 12-24 bulan lebar piringan jari jari 100 cm, Tanaman umur 24-36
bulan lebar piringan jari jari 100-125 cm, Tanaman umur lebih dari 24
bulan laebar piringan jari jari 200 cm.

4. Pasar pikul
Jalan / akses panen yang di buat diantara dua jalan jaluran
tanaman. Pembuatan pasar pikul dilakukan pada persiapan panen,
sehingga dapat memudahkan didalam proses pemanenan, terutama
pada proses pengangkutan TBS dari dalam blok ke TPH. Pada setiap
pasar pikul biasanya memiliki ukuran dengan lebar ±1,2 m Pada setiap
blok tanaman kelapa sawit perlu diberi pasar pikul dengan Tujuan
untuk : Sebagai jalan panen Yang digunakan untuk mengangkut &
mengeluarkan buah yang telah di panen untuk di susun di TPH.
Sebagai tempat sementara untuk meletakkan buah yang telah di panen
dari setiap pokok, supaya buah yang telah di panen tidak tertinggal.
Dalam pembuatan pasar pikul dapat di lakukan dengan 2 cara:
 Dengan cara Manual
- Membersihkan gulma pada daerah yang akan di buat pasar pikul
- Meratakan tanah daerah yang akan di buat pasar pikul selebar 1.2.
 Dengan cara mekanis Pembuatan pasar pikul dengan cara mekanis,
dapat di lakukan di 2 areal, yaitu :
- Pada areal daratan Pembuatan pasar pikul di arel ini
menggunakan alat berat berupa Buldozer. Cara pembuatannya
dengan meratakan tanah yang berada pada daerah yang akan di buat Pasar
pikul.
- Pada areal Low Land Pembuatan pasar pikul di arel ini, cara
pembuatannya dengan meratakan & membentuk jalan yang dibuat
di antara 2 jaluran tanaman. Alat berat yang biasa di gunakan
yaitu ; Excavator & Buldozer

5. Titi Panen
Titi panen merupakan titian yang di buat sebagai jalan untuk
menyebrangi parit dari jalan Collection menuju ke dalam blok. Titi panen
ini hanya di gunakan pada kondisi lahan yang antara TPH & pasar pikul
terpisahkan oleh parit. Titi panen ini biasanya digunakan pada kondisi
lahan Low land, titi panen ini biasa di letakkan pada setiap pasar pikul
yang terpisahkan oleh parit
6. TPH
Tempat pengumpulan hasil ( TPH ) yaitu: Tempat yang di gunakan
untuk meletakkan & menyusun buah hasil dari pemanenan. Biasanya
dalam 3 pasar pikul terdapat 1 TPH yang letaknnya di depan jalur pokok
yang berada di pinggir jalan koleksi. Tujuan dari pembuatan TPH yaitu:
Memudahkan dalam perhitungan jumlah janjang yang telah di panen.
Mempermudah dalam proses pengangkutan buah. Dalam pembuatan
TPH dalam suatu blok dilakukan ketika tanaman akan memasuki masa
produksi. Pembuatan TPH dilakukan dengan cara : Meratakan tanah
yang akan di buat TPH, bentuk dari TPH yaitu: persegi panjang dengan
ukuran panjang 4 m & lebar 2m

B. Alat Pemanenan
Dalam kegiatan panen Tanaman Kelapa Sawit, hal utama yang paling di
butuhkan oleh para pemanen yaitu: Alat kerja yang sering digunakan pada
kegiatan panen adalah :
 Dodos ( Chissel ),
 Gancu,
 Angkong,
 Batu Asah

C. Operasional Pelaksanaan Pemanenan


Semua pemanen harus sudah tiba di ancak dan siap memanen paling lambat jam 6.00
pagi, dengan membawa peralatan yang cukup : dodos/egrek yang tajam, ganco,
goni/angkong yang baik. Kepala Afdeling harus memberi pengertian kepada pemanen
tentang pentingnya peralatan yang baik agar dapat mencapai borong.
Urutan pekerjaan panen adalah sebagai berikut :
1. Potong semua pelepah rapat dengan batang jangan sampai ada yang
tertinggal menggantung (sengkleh), dengan ketentuan sebagai berikut :
 Untuk panen awal umur tanaman 3-4 tahun yang dipotong hanya
pelepah kering saja
 Untuk panen pada tanaman umur 5-6 tahun, sisakan tiga pelepah di
bawah buah paling rendah (songgo tiga)
 Untuk panen pada tanaman umur 7-10 tahun sisakan dua pelepah
(songgo dua)
 Untuk panen tanaman umur 11 tahun keatas sisakan satu pelepah
(songgo satu) di bawah buah paling rendah.
2. Potong buah yang masak. Tangkai buah dipotong rapat, tapi jangan
sampai terkena tandan.
3. Korek dan “sogrok“ semua brondolan yang tersangkut/terselip diketiak
pelepah.
4. Susun pelepah di gawangan mati. Jika di tengah gawangan ada parit,
maka pelepah harus dipotong 3 (tiga) dan dirumpuk diantara pokok
dalam barisan.
5. Kumpulkan brondolan, tapi masih tetap di piringan dan bebas dari
sampah – sampah.
6. Pindah (maju) ke pokok berikutnya.
7. Sesudah selesai panen 1 (satu) ancak, pemanen harus langsung mengeluarkan
buah ke TPH, disusun rapi dan diberi nomer pemanen. Hal ini perlu agar
transport buah sudah dapat dimulai paling lambat jam 9.00.

Anda mungkin juga menyukai