Anda di halaman 1dari 3

Pendahuluan

Tirathaba mundella dan T. rufivena dikenal sebagai hama penggerek tandan


buah kelapa sawit di Indonesia, terutama terjadi pada areal yang banyak dijumpai
tandan buah dengan tingkat keberenasan rendah atau terlambat dipanen. Di areal
yang persentase bunga abortus tinggi, tingkat serangan penggerek buah Tirathaba
tinngi.
Umumnya serangan hama ini terjadi pada areal tanaman muda yang mulai
berbunga, namun demikian juga dapat menyerang tanaman tua. Larva dari
Tirathaba memakan bunga jantan maupun bunga betina, menggerek bunga betina
mulai dari bunga yang seludangnya baru membuka sampai dengan buah matang.
Bunga yang terserang akan gugur, sedangkan apabila serangan terjadi pada buah
kelapa sawit yang baru terbentuk sampai ke bagian inti maka buah tersebut akan
rontok atau berkembang tanpa inti. Buah muda dan buah matang biasanya digerek
pada bagian luarnya sehingga akan menimbulkan cacat sampai buah di panen. Sisa
gerekan dan kotoran yang terikat oleh benang-benang liru ulat akan menempel
pada permukaan tandan buah sehingga kelihatan kusam.
Pada serangan yang berat dapat mengakibatkan sebagian besar pangkal
buah berlubang sehingga perlu pengendalian. Namun demikian dalam keadaan
kebun terawat dengan baik jarang dilaporkan adanya kerugian yang diakibatkan
oleh serangan Tirathaba sp.

I. Pengamatan
Sistem Pengamatan
I.1. Monitoring Populasi
Monitoring populasi dilakukan dengan mengamati jumlah dan
intensitas serangan pada tandan buah kelapa sawit, setelah
diketahui ada serangan Tirathaba sp. Dari deteksi secara umum
atau dari laporan mandor panen/pemanen.
I.2. Pada blok yang dilaporkan dicurigai ada serangan Tirathaba sp,
maka langsung dilakukan deteksi khusus terhadap tingkat serangan.
I.3. Pengamatan dilakukan pada semua pokok dalam barisan
pengamatan.

I.4. Baris pengamatan dimulai dari baris pertama, selanjutnya selang 10


baris.
I.5. Sasaran pengamatan adalah tandan buah berumur 1 bulan atau
buah hitam yang termuda pada setiap pokok sampel.
I.6. Apabila pada pokok sampel dijumpai tandan buah ada gejala
serangan hama Tirathaba sp. Maka pada kolom pengamatan diberi
tanda .
I.7. Hasil pengamatan dibagi dalam 3 katagori, yaitu :
a. Serangan ringan jika buah terserang < 25 %
b. Serangan sedang jika buah terserang 25 50 %
c. Serangan berat jika buah terserang > 50 %.

II.

Pengendalian

Untuk mengantisipasi agar serangan hama Tirathaba sp tidak meluas


maka perlu dilakukan tindakan pengendalian dengan tahapan sebagai
berikut :
a. Pada kondisi tingkat serangan ringan sedang
Sanitasi lingkungan.
Tandan buah yang terserang harus diambil/tidak dibiarkan.
Melakukan kastrasi pada tanaman muda dan
Tidak terlambat panen
b. Pada kondisi tingkat serangan berat
Melakukan tahapan seperti pada tingkat serangan ringansedang
Melakukan penyemprotan dengan bio insektisida Thuricide
dosis 500 g/ha.
Penyemprotan dilakukan dengan alat semprot Mistblower
dengan volume 2 lt per pohon. Rotasi penyemprotan dilakukan
3 kali dengan selang waktu 2 minggu sekali. Agar material
dapat bertahan & lebih merata maka perlu ditambahkan
perekat dan perata masing-masing 30 ml dan 15 ml dalam 20 lt
larutan jadi.
Sebelum aplikasi pengendalian agar dibuat plan pengendalian
dalam Form K-3.
Setelah satu bulan aplikasi maka perlu dilakukan deteksi hasil
pengendalian. Hal ini sangat diperlukan untuk mengetahui
keberhasilan dari pengendalian.
DAFTAR PUSTAKA

Purba A.R, Agus S. dkk. 2005. Hama & Penyakit utama Kelapa sawit &
Cara Pengendaliannya. Pusat Penelitian Kelapa Sawit, PPKS. Indonesia.
Hal. 9-12 9-14.
Pamin K. 1999. Pedoman teknis Penggerek Tandan buah Kelapa Sawit
Tirathaba mundella & T. rufivena serta cara pengendaliannya.

Anda mungkin juga menyukai