1506120472 AGROTEKNOLOGI - D Hasil Pembahasan Pada Kegiatan Praktikum Pengendalian Hama Terpadu I yaitu mengidentifikasi dan status hama di lahan kelapa sawit. Dalam mengidentifikasi serangan dan status hama maka diambil 10 sampel tanaman kelapa sawit dari populasi 25 tanaman kelapa sawit. Dari 10 sampel tanaman kelapa sawit tersebut diamati jenis hama apa yang terdapat disekitar tanaman, diamati morfologi hama, diamati gejala serangan yang ditimbulkan oleh hama, status hama dan diamati kondisi agroekosistem. Dari 10 sampel tanaman kelapa sawit telah diamati kondisi agroekosistemnya yaitu sebagai berikut : 1) Pokok kelapa sawit terawat dan kondisi piringan bersih, 2) Pokok kelapa sawit terawat dan kondisi piringan bersih, 3) Pokok kelapa sawit terawat dan kondisi piringan bersih, 4) Pokok kelapa sawit terawatt dan kondisi piringan bersih, 5) Pokok kelapa sawit terawat dan kondisi piringan bersih, 6) Pokok kelapa sawit terawat dan kondisi piringan bersih, 7) Pokok kelapa sawit terawat dan kondisi piringan bersih, 8) Pokok kelapa sawit terawat dan kondisi piringan bersih, 9) Pokok kelapa sawit terawat dan kondisi piringan bersih, dan 10) Pokok kelapa sawit terawat dan kondisi piringan bersih. Lanjutan… Pengelolaan serangga hama dalam agroekosistem apabila perencanaan dilakukan dengan baik, maka jumlah hama penting yang menyerang tanaman kelapa sawit dapat dikendalikan. Hasl ini sesuai dengan hasil penelitian Altieri & Nicholls (2004) membuktikan bahwa populasi serangga hama di dalam agroekosistem yang tidak terwat dengan salinitas rendah dapat mengakibatkan jumlah populasi hama di sekitar tanaman budidaya akan melonjak tajam. Menurut Vandermeer & Perfecto (1995) bahwa poulasi hama dapat diturunkan di bawah ambang ekonomi yaitu dengan meningkatkan populasi musuh alami atau yang memiliki efek pencegahan langsung terhadap serangga herbivora. Oleh sebab itu perlu dilakukan identifikasikan tipe-tipe jrenis hama untuk memelihara dan atau meningkatkan pengaruh- pengaruh ekologis, dan memberikan perlakuan terbaik dalam peningkatan salinitas agroekosistem terjaga dengan baik (Altieri & Nicholls, 2004). Lanjutan… Dari 10 sampel tanaman kelapa sawit terdapat hama yang dijumpai yaitu sebagai berikut : 1) musuh alami = semut merah dan hitam, 2) musuh alami = semut hitam dan hama kepik, 3) musuh alami = semut merah, 4) musuh alami = semut rang-rang dan laba-laba, 5) musuh alami = semut hitam dan laba-laba, 6) kelabang dan laba-laba, 7) musuh alami = semut hitam dan laba-laba, 8) musuh alami = semut hitam dan hama stadia uat api, 9) musuh alami = semut hitam dan laba-laba, 10) musuh alami = semut hitam dan laba-laba. Kumbang tanduk Morfologi Kumbang Tanduk adalah secara fisik kumbang tanduk memiliki panjang 3,5 cm sampai dengan 11,5 cm. Kumbang memiliki rangka (exoskeleton) dan sayap yang sangat keras. Exoskeleton ini terdiri dari beberapa lapisan yang disebut sclerite. Sclerite ini kemudian dipisahkan oleh jahitan tipis. Kepala memiliki tekstur yang keras dan sangat bervariasi. Pada bagian kepala terdapat mulut yang mengarah ke depan dan juga ke bawa. Kumbang memiliki mata yang majemuk dan mata ocelli. Umumnya pada bagian mulut dikenal dengan rahang atau mandible. Dada depan (prothrax) dan pterathorax. Pterathorax adalah gabungan dari dada tengah dan belakang maka dada tempat melekatnya 3 pasang kaki dan 2 pasang sayap. Kumbang memiliki kaki yang beruas-ruas, umumnya setiap kaki memiliki 3-5 ruas kecil disebut dengan tarsi Perut atau abdomen terletak pada bagian belakang dari dada belakang. Perut terdiri atas serangkaian cincin Gejala Serangan daun muda yang belum membuka (biasa disebut pupus/janur) dan pada pangkal daun berlubang-lubang karena dimakan oleh kumbang ini. Status hama kumbang tanduk adalah hama utama. Ulat Api Morfologi Ulat Api adalah warna ulat bermacam-macam, ada yang hijau kuning, hijau biru, kuning oranye, dan merah oranye. Punggungnya terlihat ada pita yang berwarna ungu, biru dan abu-abu bercampur hitam, cokelat dan warna lainnya. Kedua sisi badan sejajar terdapat duri-duri yang tegak. Semetara itu, kedua ujungnya terdapat sepasang tajuk yang berduri api dengan ujung paling luar yang terbesar. Dalam keadaan normal, duri tertarik ke dalam. Namun, jika terganggu, duri tegak siap menusuk penggangu. Gejala Serangan adalah Helaian daun berlubang atau habis sama sekali sehingga hanya tinggal tulang daun. Gejala ini dimulai dari daun bagian bawah. Dalam kondisi yang parah tanaman akan kehilangan daun sekitar 90%. Pada tahun pertama setelah serangan dapat menurunkan produksi sekitar 69% dan sekitar 27% pada tahun kedua, Ulat muda (di bawah instar 3) biasanya bergerombol di sekitar tempat peletakkan telur dan mengikis daun mulai dari perukaan bawah daun kelapa sawit, serta meninggalkan epidermis daun bagian atas. Bekas serangan terlihat seperti jendela-jendela memanjang pada helaian daun. Mulai instar ketiga biasanya ulat memakan semua helaian daun dan meninggalkan lidinya saja Serangan ulat ini biasanya mulai dari pelepah daun yang terletak di strata tengah dari tajuk kelapa sawit ke arah pelepah daun yang lebih muda atau lebih atas. Tetapi pada serangan yang lebih berat daun yang tua sekalipun dimakan juga oleh S. asigna tersebut. Pada serangan yang berat, semua helaian daun dimakan oleh S. asigna dan hanya tinggal pelepah beserta lidinya saja. Gejala serangan ini sering disebut gejala melidi. Status hama ulat api adalah hama utama. Semut rang-rang Mofologi Tubuh semut terbagi atas tiga bagian, yakni kepala, mesosoma (dada), dan metasoma (perut). Morfologi semut cukup jelas dibandingkan dengan serangga lain yang juga memiliki antena, kelenjar metapleural, dan bagian perut kedua yang berhubungan ke tangkai semut membentuk pinggang sempit (pedunkel) di antara mesosoma (bagian rongga dada dan daerah perut) dan metasoma (perut yang kurang abdominal segmen dalam petiole). Petiole yang dapat dibentuk oleh satu atau dua node (hanya yang kedua, atau yang kedua dan ketiga abdominal segmen ini bisa terwujud). Tubuh semut, seperti pada serangga lainnya, memiliki eksoskeleton atau kerangka luar yang memberikan perlindungan, berbeda dengan kerangka manusia dan hewan bertulang belakang. Serangga tidak memiliki paru-paru, tetapi mereka memiliki lubang-lubang pernapasan di bagian dada bernama spirakel untuk sirkulasi udara dalam sistem respirasi mereka. Serangga juga tidak memiliki sistem peredaran darah tertutup. Sebagai gantinya, mereka memiliki saluran berbentuk panjang dan tipis di sepanjang bagian atas tubuhnya yang disebut "aorta punggung" yang fungsinya mirip dengan jantung. Pada kelapa semut memiliki mata majemuk yang terdiri dari kumpulan lensa mata yang lebih kecil dan tergabung untuk mendeteksi gerakan dengan sangat baik. Semut juga punya tiga oselus di bagian puncak kepalanya untuk mendeteksi perubahan cahaya dan polarisasi. Pada bagian depan kepala semut juga terdapat sepasang rahang atau mandibula yang digunakan untuk membawa makanan, memanipulasi objek, membangun sarang, dan untuk pertahanan. Belalang (Valanga nigricornis) Morfologi Belalang Secara umum tubuh belalang dibagi menjadi tiga bagian yaitu kepala, dada dan perut. Belalang memiliki tiga pasang kaki bersendi, dua pasang sayap dan sepasang sungut. Kaki belakang yang panjang digunakan untuk melompat sedangkan kaki depan yang pendek digunakan untuk berjalan. Meskipun tidak memiliki telinga, belalang dapat mendengar. Alat pendengar pada belalang disebut dengan tympanum dan terletak pada abdomen dekat sayap. Tympanum berbentuk menyerupai disk bulat besar yang terdiri dari beberapa prosesor dan saraf yang digunakan untuk memantau getaran di udara, secara fungsional mirip dengan gendang telinga manusia. Belalang bernafas dengan trakea. Belalang punya 5 mata (2 compound eye, dan 3 ocelli). Belalang termasuk dalam kelompok hewan berkerangka luar (exoskeleton). Belalang betina dewasa berukuran lebih besar daripada belalang jantan dewasa, yaitu 58-71 mm sedangkan belalang jantan 49-63 mm dengan berat tubuh sekitar 2-3 gram. Tikus (Rattus rattus exula) Tikus memiliki panjang kepala-badan 130-230 mm. Ekor biasanya lebih pendek daripada panjang kepala-badan yaitu 110- 160 mm dengan rasio 0,96±1,3 persen. Tubuh bagian atas (dorsal) berwarna coklat kekuningan dengan bercak-bercak hitam di rambut. Tubuh bagian bawah (ventral) berwarna putih keabu- abuan. Warna pada permukaan atas kaki sama dengan badan sedangkan bagian bawah (karpal) berwarna coklat tua. Ekor berwarna coklat tua. Ekor relatif lebih pendek daripada kepala dan badan. Kemampuan tikus dalam memakan buah kelapa sawit bisa mencapai 6-14 gram/hari. Artinya dalam setahun para petani berisiko kehilangan 328-962 minyak sawit/hektar bilamana terdapat tikus dengan populasi 183-537 ekor/hektar. Gejala serangan hama tikus ditandai dari adanya bagian tanaman yang berkarat, khususnya pada bagian pangkal batang. Serangan juga bisa terjadi pada bagian umbut yang mengakibatkan pertumbuhan tanaman tidak normal dan mati. Belum lagi kerusakan pada bagian pelepah menyebabkan tingkat produktifitas kelapa sawit menurut hingga 20 persen setiap tahun. Tikus juga kerap merusak bunga kelapa sawit, baik bunga jantan maupun bunga betina. Akibatnya tanaman tidak bisa menghasilkan buah sehingga menyebabkan kerugian yang amat besar. Beberapa tikus juga dapat menyerang tandan sawit yang ditandai dari munculnya bercak semacam karatan. Status hama tikus adalah hama kedua. Kumbang koksi Morfologi Kumbang Koksi (Epilachna admirabilis) memiliki penampilan yang cukup khas sehingga mudah dibedakan dari serangga lainnya. Tubuhnya berbentuk bulat dengan sayap keras di punggungnya yang disebut dengan elitra. Elitra berwarna merah ditambah dengan pola seperti totol-totol berwarna hitam yang bervariasi pada tiap individu. Elitra pada E. admirabilis telihat kusam tidak mengkilat. Fungsi elitra adalah sebagai pelindung sayap belakang. Sayap belakangnya berwarna bening dan dilipat di bawah sayap depan. Saat terbang kumbang koksi mengepakkan sayap belakangnya secara cepat, sementara sayap depan direntangkan untuk menambah daya angkat. Kumbang koksi (E. admirabilis) memiliki kaki yang pendek serta kepala yang terlihat membungkuk ke bawah. Gejala Serangan timbulnya lobang-lobang pada permukaan daun tanaman. Belalang Sembah Morfologi Belalang sembah (Mantis religiosa) memiliki ukuran tubuh dari medium sampai besar, bersifat hemimetabola, mulutnya tipe pengunyah, memiliki dua pasang sayap, sayap depan lebih tebal dan seperti kertas dari kulit yang disebut tegumina. Sayap belakang berupa membran dan dilipat seperti kipas dan terletak di bawah sayap depan. Tubuhnya juga terbungkus oleh eksoskleton yang melindungi sistem organ yang lunak sebelah dalam. eksoskeleton merupakan kutikula yang tersusun dari kitin dan terbagi atas segmen - segmen. Belalang sembah merupakan musuh alami bagi hama lainnya yang berukuran kecil. Status hama belalang sembah adalah musuh alami (predator). Kodok Morfologi kodok terdiri dari kepala (caput), badan (truncus), dan anggota depan belakang (ekskrimitas anterior dan posterior). Dari morfologi, dapat dibedakan kodok jantan dan kodok betina karena kodok jantan tubuhnya lebih kecil, pada kaki depan terdapat bantalan kawin (nuptial flight yang berfungsi untuk menekan tubuh betina seta memberi tanda apabila jantan akan mengeluarkan spermatozoa), dan pada bagian rahang bawah (mandibula) terdapat sepasang noda hitam yang menandakan bahwa katak jantan mempunyai sepasang kantung suara (saccus vocalis), yang berfungsi sebagai resonansi suara. Mata menonjol dan dilindungi oleh dua kelopak mata yang tidak dapat bergerak, bagian atas disebut valvebra superior, bagian bawah disebut valvebra inferior serta kelopak mata ketiga berupa selaput bening yang dapat digerakkan dari bawah keatas disebut membrane nictitans yang berfungsi untuk melindungi mata dari gesekan air. Kodok memiliki badan yang licin dikarenakan memiliki kalenjer lendir di kulit. • Status hama kodok adalah musuh alami (predator). Kepik Morfologi kepik hitam mempunyai karakteristik yaitu panjang tubuh 6-7 mm, tipe alat mulut menusuk menghisap, antena terdiri dari 4 ruas dan warna tubuh didominasi warna hitam dengan sedikit corak kuning keemasan. Ciri khusus lainnya adalah femur (paha) pada tungkai depan cenderung membesar dan masing-masing mempunyai 4 duri (spina) agak besar dan 4 duri kecil. Kepala berbentuk oval dengan mata ocelli yang menonjol. Gejala serangan kepik yakni dengan menghisap cairan daun tanaman kelapa sawit, sehingga menyebabkan bintik putih/kuning; tanaman yang diserang lama kelamaan akan gundul dan tidak berhijau daun lagi. Status hama kepik adalah hama potensial. Ulat Kantung Morfologi Ulat Kantung memiliki ciri khas ulat kantong adalah hidupnya di dalam sebuah bangunan mirip kantong yang berasal dari potongan-potongan daun, tangkai bunga tanaman inang, di sekitar daerah serangan. Ciri khas yang lain yakni pada bagian tubuh dewasa betina kebanyakan spesies ulat kantong mereduksi dan tidak mampu untuk terbang. Jantan memiliki sayap dan akan mencari betina karena bau feromon yang dikeluarkan betina untuk menarik serangga jantan. Stadia ulat M. plana terdiri atas 4-5 instar dan berlangsung sekitar 50 hari. Pada waktu berkepompong, kantong kelihatan halus permukaan luarnya, berukuran panjang sekitar 15 mm dan menggantung seperti kait di permukaan bawah daun. Stadia kepompong berlangsung selama 25 hari. Ngengat M. plana betina dapat menghasilkan telur sebanyak 100-300 butir selama hidupnya. Telur menetas dalam waktu 18 hari. Ulat berukuran lebih kecil dibandingkan dengan M. plana yakni pada akhir perkembangannya dapat mencapai panjang sekitar 12 mm, dengan panjang kantong 15-17 mm. Ngengat M. plana jantan bersayap normal dengan rentangan sayap sekitar 30 mm dan berwarna coklat tua. Seekor ngengat M. plana betina mampu menghasilkan telur antara 2.000- 3.000 butir. Gejala serangan telur menetas dalam waktu sekitar 16 hari. Ulat yang baru menetas sangat aktif dan bergantungan dengan benang-benang liurnya, sehingga mudah menyebar dengan bantuan angin, terbawa manusia atau binantang. Ulat sangat aktif makan sambil membuat kantong dari potongan daun yang agak kasar atau kasar. Selanjutnya ulat bergerak dan makan daun dengan hanya mengeluarkan kepala dan kaki depannya dari dalam kantong. Ulat mula-mula berada pada permukaan atas daun, tetapi setelah kantong semakin besar berpindah. Hama Pimelephila ghesquierei Morfologi Hama Pimelephila ghesquierei memiliki bentuk awal seperti kantong yang didalmnya terdapat ngengat. Kantong 2-5 mm yang siap untuk mengeluarkan seperti kupu-kupu dengan warna kecoklatan. Gejala Serangan menyebabkan lubang pada daun muda sehingga daun banyak patah. Status hama Pimelephila ghesquierei adalah hama migran Laba-laba Morfologi Laba-laba tak seperti serangga yang memiliki tiga bagian tubuh, laba-laba hanya memiliki dua. Segmen bagian depan disebut cephalothorax atau prosoma, yang sebetulnya merupakan gabungan dari kepala dan dada (thorax). Sedangkan segmen bagian belakang disebut abdomen (perut) atau opisthosoma. Antara cephalothorax dan abdomen terdapat penghubung tipis yang dinamai pedicle atau pedicellus. Pada cephalothorax melekat empat pasang kaki, dan satu sampai empat pasang mata. Selain sepasang rahang bertaring besar (disebut chelicera), terdapat pula sepasang atau beberapa alat bantu mulut serupa tangan yang disebut pedipalpus. Pada beberapa jenis laba-laba, pedipalpus pada hewan jantan dewasa membesar dan berubah fungsi sebagai alat bantu dalam perkawinan. Laba-laba tidak memiliki mulut atau gigi untuk mengunyah. Sebagai gantinya, mulut laba-laba berupa alat pengisap untuk menyedot cairan tubuh mangsanya. Mata pada laba-laba umumnya merupakan mata tunggal (mata berlensa tunggal), dan bukan mata majemuk seperti pada serangga. Kebanyakan laba-laba memiliki penglihatan yang tidak begitu baik, tidak dapat membedakan warna, atau hanya sensitif pada gelap dan terang. Laba-laba penghuni gua bahkan ada yang buta. Perkecualiannya terdapat pada beberapa jenis laba-laba pemburu yang mempunyai penglihatan tajam dan bagus, termasuk dalam mengenali warna. Status hama laba-laba adalah musuh alami (predator). Kelabang Morfologi kelabang Ukuran tubuh kelabang mulai dari beberapa milimeter di lithobiomorphs kecil dan geophilomorphs sekitar 30 cm (12 in) di scolopendromorphs terbesar. Kelabang bisa dijumpai di berbagai lingkungan. Kelabang pada umumnya memiliki warna menjemukan yakni menggabungkan nuansa coklat dan merah. Kepala kelabang bulat atau pipih, bantalan sepasang antena di margin depan. Kelabang juga memiliki sepasang memanjang rahang , dan dua pasang maksila. Pasangan pertama anggota badan peregangan maju dari tubuh untuk menutupi sisa mulut. Anggota badan ini, atau maxillipeds , akhir di cakar tajam dan termasuk kelenjar racun yang membantu hewan untuk membunuh atau melumpuhkan mangsanya. Mata kelabang tidak berfungsi dengan baik, hanya bisa membedakan terang dan gelap. Pada beberapa spesies, pasangan pertama dari kaki pada akhir kepala kelabang bertindak sebagai indera mirip dengan antena, tapi tidak seperti antena dari kebanyakan hewan lainnya. Pada belakang kepala hewan kelabang adalah tubuhnya, sedangakan tubuh kelabang terdiri dari 15 atau lebih segmen. Sebagian besar segmen memiliki satu pasang kaki, dengan maxillipeds memproyeksikan ke depan dari segmen tubuh yang pertama, dan di akhir dua segmen yang kecil dan juga berkaki. Status hama kelabang adalah musuh alami (predator). Siput Morfologi Siput mempunyai ukuran cukup kecil dengan panjang 3-5 mm dengan cangkang berbentuk kerucut dan berwarna coklat agak kehitam-hitaman, secara umum didapatkan pada akar-akar kelapa sawit atau melekat pada batang, pelepah kelapa sawit, dan daun kelapa sawit bersifat amfibi sehingga tidak dapat hidup pada daerah tergenang air atau di daerah kering. Gejala Serangan siput dapat membuat kerusakan yang ditimbulkan akibat serangan siput masih rendah namun jika intensitasnya berlanjut maka akan menyebabkan penurunan produksi. Siput merusak akar-akar muda, tunas baru, daun kelapa sawit dan kuncup bunga kelapa sawit adalah makanan paling lezat bagi siput ini. Kesimpulan Berdasarkan kegiatan prakikum yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa hama yang terdapat di sekitar kelapa sawit adalah Kumbang tanduk, Ulat api, Kumbang koksi, Semut, Hama Pimelephila ghesquierei, kelabang, Tikus, Belalang, Kepik, Ulat kantung, laba-laba, Belalang Sembah dan Kodok. Serangga merupakan golongan hewan yang mendominasi dimuka bumi. Rata-rata serangga memiliki ukuran tubuh yang kurang dari 1 mm sampai 20 cm. Namun, kebanyakan serangga memiliki ukuran tubuh yang kurang dari 2,5 cm dan pada umumnya serangga yang memiliki ukuran tubuh yang besar tinggal pada daerah tropis (Hickman dkk., 2001). Serangga merupakan makhluk berdarah dingin. Hal tersebut ditandai dengan apabila suhu lingkungan turun, maka suhu tubuh mereka juga menurun dan proses fisiologisnya menjadi lamban. Beberapa serangga dapat hidup pada suhu yang sangat rendah dan beberapa lagi mampu hidup pada suhu tinggi. Serangga tahan terhadap suhu rendah sebab di dalam jaringan tubuhnya tersimpan etilenaglikol. Di alam perkembangan dan siklus hidup serangga mengalami tingkatan dari yang sederhana sampai yang kompleks. Serangga terdiri atas beberapa bangsa (ordo), antara lain bangsa kumbang (ordo coleoptera), bangsa kupu-kupu (ordo lepidoptera), bangsa belalang (ordo orthoptera), bangsa tabuhan (ordo hymenoptera), dan bangsa kepik (ordo hemiptera). Dimana setiap bangsa atau ordo tersebut memiliki ciri khas baik dalam bentuk, ukuran maupun cara hidup. LAMPIRAN Lampiran 1. Petakan Ambil Sampel