I. PENDAHULUAN
tanah atas baik disebabkan oleh pergerakan air maupun angin (Suripin, 2004).
pergerakan, dan pengendapan. Erosi dapat terjadi secara alami atau disebabkan
oleh aktivitas manusia. Penyebab alami erosi antara lain adalah karakteristik
menyerap dan melepas air ke dalam lapisan tanah. Aktivitas manusia yang
(Suripin, 2004).
langsung yaitu menggunakan plot pada lahan yang akan dihitung laju erosinya.
Perhitungan secara langsung memiliki kelebihan yaitu nilai erosi yang diuji
dapat menghitung area yang luas untuk mengatasi kelemahan ini maka
masih jauh dari lengkap dan ini menjadi kendala untuk aplikasi model-model
(plot) kecil dengan ukuran, kemiringan, panjang lereng, dan jenis tanah tertentu.
Pnnsip dan pengamatan teknik pengamatan erosi sistem petak kecil adalah
mengukur aliran permukaan dan tanah tererosi yang tertampung pada bak
penampung tariah dari masing-masmg petakan percobaan dan aliran air dan
sedimen yang keluar petak diamati. Jumlah petak yang diperlukan tergantung dari
tujuan pengamatan, jumlah minimal untuk satu kasus adalah dua replikasi. Untuk
mengamati laju erosi pada dua jenis tanaman yang berbeda diperlukan minimum 4
petak. Jika melibatkan dua jenis tanah yang berbeda, jumlah petak minimum
1.2. Tujuan
Materi praktikum Pengukuran erosi metode petak kecil ini bertujuan agar
mahasiswa mampu:
2.1. Erosi
Erosi merupakan masalah yang perlu ditangani secara serius agar tidak bertambah
parah. Secara garis besar kerusakan yang timbul akibat erosi dijelaskan sebagai
berikut ini: 1) Erosi menurunkan tingkat kesuburan tanah. Saat terjadinya erosi,
maka tanah bagian atas lah yang akan terkikis terlebih dahulu dimana tanah
lapisan atas ini subur karena banyak mengandung bahan organik. Dengan
terangkutnya bagian atas, maka tinggallah tanah bagian bawah yang tidak subur
dan tidak menghasilkan produk yang baik jika ditanami. 2) Erosi menimbulkan
pendangkalan. Seperti yang diketahui, erosi adalah proses terkikisnya butir – butir
tanah, kemudian dengan adanya aliran air, butir – butir tanah terangkut setelah
aliran air tidak mampu lagi mengangkut butir – butir tanah, maka tanah tersebut
akan diendapkan dan pengendapan ini akan terjadi pada daerah yang lebiih rendah
(Wudianto, 1988).
bentuk larutan atau suspense dari tapak semula oleh pelaku erosi seperti aliran
limpas, es bergerak, atau angin. Pelaku utama erosi di kawasan iklim basah adalah
aliran limpas, di kawasan kering adalah angin, di kawasan iklim dingin adalah es
pelapukan bukan prasyarat erosi. Dilihat dari segi lain erosi dapat melancarkan
pelapukan karena menyingkirkan zat zat hasil hasil pelapukan. Erosi juga dapat
penyingkapan bahan baru atau segar di permukaan yang semula tertutup bahan
4
lapukan. Apabila faktor - faktor lain sama, intensitas erosi air ditentukan oleh
besar lereng. Makin besar lereng, intensitas erosi air makin tinggi. Hal ini
berkaitan dengan energi kinetik aliran limpasan yang semakin besar sejalan
Erosi air timbul apabila aksi disperse dan tenaga pengangkut oleh air hujan
yang mengalir ada di permukaan atau di dalam tanah. Jadi erosi dapat terjadi
minimal dengan satu tahapan yakni disperse oleh butir hujan dan/atau air
limpasan. Adapun tahapan erosi meliputi (1) benturan butir butir hujan dengan
tanah, (2) percikan tanah oleh butir hujan kesegala arah, (3) penghancuran
bongkah tanah oleh butiran hujan, (4) pemadatan tanah, (5) penggenangan air di
lahan, dan (7) pengangkutan partikel terpercik dan atau massa tanah yang
terdispersi oleh air limpasan. Selama terjadi hujan, limpasan permukaan berubah
terus dengan cepat, tetapi pada waktu mendekati akhir hujan, lmpasan permukaan
berkurang dengan laju yang sangat rendah dan pada saat ini umumnya tidak
Begitu air hujan mengenai kulit bumi, secara langsung hal ini akan
tanah dipercepat dengan adanya daya penghancuran dan daya urai dari air itu
sendiri. Hancuran dari agregat tanah ini akan menyumbat pori – pori tanah,
sehingga berakibat kurangnya infiltrasi. Sebagai akibat lebih lanjut, akan mengalir
di permukaan tanah (run off). Air ini mempunyai energy untuk mengikis dan
aliran permukaan sudah tidak mampu lagi untuk mengangkut bahan bahan
5
hancuran tersebut, maka bahan yang terangkat ini diendapkan. Dengan demikian,
didalam erosi afa 3 proses yang bekerja secara berurutan, yaitu penghancuran,
Pengukuran dan peramalan erosi, karena proses kejadian dan faktor yang
peramalan erosi dapat dilakukan dengan tingkat kepercayaan yang cukup layak.
(1980) dalam bukunya yang berjudul “ Beberapa Masalah Pengawetan Tanah dan
terkikis dan aliran permukaan (run-off) untuk satu kali kejadian hujan. Metode ini
disebut “Pengukuran Erosi Petak Kecil”, metode ini ditujukan untuk mendapatkan
1. Besarnya erosi
5. Pengelolaan tanah
(plot) dengan ukuran, kemiringan, panjang lereng, dan jenis tanah tertentu
(diketahui). Pnnsip dan pengamatan teknik pengamatan erosi sistem petak kecil
6
adalah mengukur aliran permukaan dan tanah tererosi yang tertampung pada bak
penampung tariah dari masing-masmg petakan percobaan dan aliran air dan
sedimen yang keluar petak diamati. Jumlah petak yang diperlukan tergantung dari
tujuan pengamatan, jumlah minimal untuk satu kasus adalah dua replikasi. Untuk
mengamati laju erosi pada dua jenis tanaman yang berbeda diperlukan minimum 4
petak. Jika melibatkan dua jenis tanah yang berbeda, jumlah petak minimum
Pembatas petak dapat terbuat dari logam, kayu, atau material lain yang tidak
petak. Bagian awal pembatas ditanam kedalam tanah dengan kedalaman yang
cukup sehinnga cukup stabil dan kemungkinan terjadinya rembesan air dari dan
kelua petak yang diminimalkan. Di ujung bawah petak dipasang talang untuk
mengalirkan air dari petak ke bak penampung. Bak penampung harus tertutup
untuk menghindari masuknya air hujan maupun percikan tanah langsung (Suripin,
2004).
digunakan berukuran 1 m2 atau 2 m2. Petak ini mudah dibangun dan murah
sehingga sangat berguna jika kita ingin data dalam jumlah yang besar dalam
waktu yang singkat. Ketepatan data, terutama jika diekstrapolasikan pada daerah
yang luas kurang memuaskan. Tetapi data dari petak kecil cukup memuaskan jika
7
misalnya kita hanya ingin melihat perbedaan erosi dari 2 sistem yang berbeda,
membutuhkan biaya, tenaga, dan waktu yang tidak kecil. Disamping itu untuk
mengetahui laju dan jumlah erosi yang terjadi pada berbagai jenis penggunaan
lahan dan bermacam jenis penggunaan tanaman pada berbagai jenis tanah dan
topografi (kemiringan dan panjang lereng), juga dibutuhkan biaya yang tinggi,
tenaga kerja yang banyak, dan waktu yang relatif lama (Rahim, 2003).
besarnya erosi yang disebabkan oleh pengaruh faktor-faktor ertentu untuk suatu
tipe tanah dan derajat lereng tertentu. Petak yang digunakan umumnya demikian
kecilnya sehingga semua aliarn permukaanyang terjadi pada saat hujan dapat
ditampung dalam suatu tangki atau bak yang dipasang diujung bagian bawah
petak tersebut. Kelemahan dari metode ini adalah: 1) Aliran alami dari daerah
disekitarnya ditiadakan, dan sering aliran permukaan mengalir pada satu tempat
Erosion). 2) Sesudah terjadi beberapa hujan lebat maka plot-plot akan menjadi
lebih redah dari plastik penampung yang dipasang dibawah sudut kemiringan
lereng. Meskipun sedikit penurunan ini akan merubah derajat lereng. 3) Oleh
karena plot mempunyai ukuran yang kecil, maka pengelolaan tanah danperlakuan
lainnya akan lebih hati- hati dan lebih cermat, sehingga tidak sesuai dengan
2.3. Infiltrasi
Infiltrasi adalah proses aliran air (umumnya berasal dari curah hujan)
tanah yang lebih dalam. Dengan kata lain, infiltrasi adalah aliran air masuk ke
dalam tanah sebagai akibat gaya kapiler (gerakan air ke arah lateral) dan gravitasi
mengalir ke tanah yang lebih dalam sebagai akibat gaya gravitasi bumi dan
dikenal sebagai proses perkolasi. Laju maksimal gerakan air masuk ke dalam
Sebaliknya, apabila intensitas hujan lebih kecil dari kapasitas infiltrasi, maka laju
infiltrasi sama dengan laju curah hujan. Laju infiltrasi umumnya dinyatakan
dalam satuan yang sama dengan satuan intensitas curah hujan, yaitu millimeter
kerapatan massa (bulk density), permeabilitas, kadar air tanah dan vegetasi.
Semakin rendah nilai kerapatan massa (bulk density) tanah, semakin besar volume
pori tanah, dan semakin remah tanahnya maka laju infiltrasi akan semakin besar.
Bila ditinjau dari sudut vegetasi maka semakin besar penetrasi akar, semakin
besar daya serap akar, semakin tinggi akumulasi bahan organik tanah maka laju
Secara umum laju infiltrasi tertinggi dijumpai pada tahap awal pengukuran,
waktu dan akhirnya akan mencapai kecepatan yang hampir konstan. Hal ini terjadi
karena semakin lama proses infiltrasi semakin meningkat. Artinya air semakin
9
lama semakin banyak yang tertampung kedalam tanah, dan ketika tanahnya mulai
jenuh pergerakan air ke bawah profil tanah hanya ditimbulkan oleh gaya tarik
berbeda-beda. Setiap tanah memiliki daya resap yang berbeda, yang diukur dalam
mempunyai laju infiltrasi tinggi, akan tetapi tanah liat sebaliknya, cenderung
mempunyai laju infiltrasi rendah. Untuk satu jenis tanah yang sama dengan
kepadatan yang berbeda mempunyai laju infiltrasi yang berbeda pula. Makin
air untuk masuk ke dalam tanah. Bila intensitas hujan lebih kecil dibandingkan
dengan kapasitas infiltrasi, maka semua air mempunyai kesempatan untuk masuk
dengan kapasitas infiltrasi, maka sebagian dari air yang jatuh di permukaan tanah
tidak mempunyai kesempatan untuk masuk ke dalam tanah, dan bagian ini akan
sangat menentukan tingkat atau kapasitas air untuk menembus permukaan tanah,
terhadap laju air saat melewati masa tanah. Unsur struktur tanah yang terpenting
Sejumlah besar air yang jatuh diatas tanah hilang karena aliran permukaan.
Dalam keadaan demikian ada dua hal yang perlu diperhatikan: (1) kehilangan air
10
yang seharusnya masuk ke dalam tanah dan mungkin dapat digunakan tanaman;
dan (2) hilangnya tanah yang biasa terjadi bila air hilang terlalu cepat. Lepas dan
13.00 yang bertempat di Kebun Kelapa Sawit Unit Pelaksana Teknis (UPT)
Fakultas Pertanian Universitas Riau Kampus Bina Widya km 12,5 Simpang Baru,
Alat yang digunakan dalam praktikum adalah cangkul, parang, palu, paku,
gergaji, penggaris, talang air sepanjang 1 meter, papan 2 meter dan 1 meter, ring
sampel besar dan ring sampel kecil, stopwatch, alat tulis, meteran dan
infiltrometer.
Bahan yang digunakan dalam praktikum adalah ember, plastik dan air.
Adapun langkah kerja yang dilakukan pada pembuatan petak kecil dalam
cangkul, palu, gergaji dan papan 2 buah dengan ukuran 2 meter dan 1
meter.
Dipilih lokasi yang telah ditetapkan seperti di bawah tegakan kelapa sawit
Dibersihkan areal lahan yang telah dipilih untuk pembuatan petak kecil
Diukur luas areal yang akan dbuat petak kecil dengan ukuran 2 x 1 meter
petakkan papan persegi panjang lalu dari rangkaian persegi panjang papan
papan sebanyak empat titik sehingga akan terbentuk petakkan kecil erosi 2
papan yang akan dilakukan penggalian dengan pola garis yang didapat,
1 meter tersebut kedalam pola garis yang terbentuk dari peletakkan papan
tersebut.
Dibagian bawah petakkan diberi talang air dan tepatnya di bawah pojok
kiri petakan digali lubang yang sesuai untuk dimasukkan ember yang akan
berfungsi untuk menampung air dan tanah yang didapat dari petakan kecil
tersebut.
Diberi kantong plastik transparan yang bermula dari talang air hingga ke
ember untuk mempastikan air dan tanah yang didapat dari pertakan kecil
ketentuan pengamatan dilakukan jika di hari itu ada hujan baik dengan
13
intensitas rendah dan tinggi denga nair dan tanah yang tererosi dan
menggunakan cangkul
Dipasang stopwatch lalu catat penurunan air yang terjadi setiap 2 menit
sekali.
Dibersihkan permukaan tanah dari berbagai sampah dan vegetasi yang ada.
Ditancapkan ring sampel tanah sesuai prosedurnya, sehingga ring sampel tanah
Diambil ring sampel beserta tanahnya, lalu kikis dan gunting hingga tanah
menjadi rata pada permukaan ring sampel, lakukan dengan hati hati,
Adapun langkah kerja yang dilakukan pada analisis data adalah sebagai
berikut:
4.1. Hasil
Tabel 4.1.1. Data hasil pengamatan aliran permukaan dan erosi disajikan pada
tabel sebagai berikut
Intensitas
Jumlah
Tanggal Jumlah Erosi Curah
No Run off Keterangan
Pengamatan (kg/Petak) Hujan
(mm)
(mm/jam)
03 Oktober
1. 448 0,02008 9,33 Rendah
2018
15 Oktober Sangat
2. 119 0,00703 2,48
2018 Rendah
16 Oktober Sangat
3. 210 0,0083 4,38
2018 Rendah
18 Oktober
4. 593 0,0063 12,35 Sedang
2018
23 Oktober Sangat
5. 100 0,04718 2,08
2018 Rendah
11 November Sangat
6. 165 0,08018 3,44
2018 Rendah
25 November
7. 635 0,10582 13,23 Sedang
2018
16
4.2. Pembahasan
pada tujuan yang ingin dicapai yaitu ingin mengamati jumlah aliran run off dan
jumlah tanah tererosi. Pendugaan erosi petak kecil merupakan metode pengukuran
erosi dengan petak standar dari Wischmeier dan Smith (1978) yang bertujuan
untuk membandingkan erosi yang terjadi pada berbagai penggunaan lahan. Erosi
2018 didapat hasil jumlah jumlah run off yang tertampung sebanyak 448 mm dan
17
jumlah tanah tererosi sebanyak 0,02008 kg/petak dan intensitas curah hujan yaitu
2018 didapat hasil jumlah jumlah run off yang tertampung sebanyak 119 mm dan
jumlah tanah tererosi sebanyak 0,00703 kg/petak dan intensitas curah hujan yaitu
Hasil pengamatan aliran permukaan dan erosi yang telah dilakukan bahwa
pada pengamatan ketiga pada tanggal pengamatan 16 Oktober 2018 didapat hasil
jumlah jumlah run off yang tertampung sebanyak 210 mm dan jumlah tanah
tererosi sebanyak 0,0083 kg/petak petak dan intensitas curah hujan yaitu 4,38 mm
Hasil pengamatan aliran permukaan dan erosi yang telah dilakukan bahwa
hasil jumlah jumlah run off yang tertampung sebanyak 593 mm dan jumlah tanah
tererosi sebanyak 0,0063 kg/petak dan intensitas curah hujan yaitu 12,35 mm
Hasil pengamatan aliran permukaan dan erosi yang telah dilakukan bahwa
pada pengamatan kelima pada tanggal pengamatan 23 Oktober 2018 didapat hasil
jumlah jumlah run off yang tertampung sebanyak 100 mm dan jumlah tanah
tererosi sebanyak 0,04718 kg/petak dan intensitas curah hujan yaitu 2,08 mm
Hasil pengamatan aliran permukaan dan erosi yang telah dilakukan bahwa
hasil jumlah jumlah run off yang tertampung sebanyak 165 mm dan jumlah tanah
tererosi sebanyak 0,08018 kg/petak dan intensitas curah hujan yaitu 3,44 mm
Hasil pengamatan aliran permukaan dan erosi yang telah dilakukan bahwa
hasil jumlah jumlah run off yang tertampung sebanyak 635 mm dan jumlah tanah
tererosi sebanyak 0,10582 kg/petak dan intensitas curah hujan yaitu 13,23 mm
Dari keseluruhan data yang diperoleh terlihat bahwa data jumlah run off
yaitu 0,10582 kg dan data jumlah run off yang tertampung terendah terdapat pada
pengamatan keempat yaitu 0,0063 kg. Untuk data jumlah tanah tererosi juga
terlihat data yang tinggi terdapat pada pengamatan ketujuh yaitu 635 mm dan data
tanah yang tererosi rendah terdapat pada pengamatan kelima yaitu 100 mm. Dari
disebabakan oleh faktor salah satunya yaitu faktor iklim khususnya curah hujan.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Wudianto (1988) erosi bisa terjadi
apabila intensitas hujan yang turun lebih tinggi dibanding kemampuan tanah
untuk menyerap air hujan. Pada daerah tropika basah seperti Indonesia, hujan
merupakan penyebab utama terjadinya erosi, dengan pukulan air hujan yang
langsung jatuh ke permukaan tanah, agrergat yang berukuran besar akan hancur
menjadi partikel yang lebih kecil dan terlempar besama percikan air, yang akan
terangkut bersama aliran permukaan. Pada tanah yang berlereng, air hujan yang
19
turun akan lebih banyak berupa aliran permukaan, yang seterusnya air akan
mengalir dengan cepat dan menghancurkan serta membawa tanah bagian atas (top
soil) yang umumnya tanah subur yang akan mengalami pengendapan dan
Dari keseluruhan data yang diperoleh terlihat bahwa data jumlah run off
yaitu 0,10582 kg dan data jumlah run off yang tertampung terendah terdapat pada
pengamatan keempat yaitu 0,0063 kg. Untuk data jumlah tanah tererosi juga
terlihat data yang tinggi terdapat pada pengamatan ketujuh yaitu 635 mm dan data
tanah yang tererosi rendah terdapat pada pengamatan kelima yaitu 100 mm. Dari
disebabakan oleh faktor salah satunya bentuk topografi areal lahan yaitu
kemiringan dan panjang lereng. Hal ini sesuai dengan pernyataan Asdak (1995)
bahwa kemiringan dan panjang lereng merupakan dua sifat topografi yang paling
berpengaruh terhadap aliran permukaan dan erosi. Faktor panjang lereng adalah
jarak horizontal dari permukaan atas yang mengalir ke bawah dimana gradien
lereng menurun hingga ke titik awal atau ketika limpasan permukaan (run off)
besarnya limpasan permukaan. Hal ini dapat terjadi karena semakin besar
kemiringan lereng maka akan meningkatkan jumlah dan kecepatan aliran. Adanya
Selain itu semakin panjang lereng suatu lahan menyebabkan semakin banyak air
20
ketujuh yang disebabakan oleh beberapa faktor salah satunya vegetasi penutup
tanah yang baik seperti rumput yang tebal atau rimba yang lebat akan
terhadap erosi adalah (1) menghalangi air hujan agar tidak jatuh langsung di
dikurangi. Hal ini tergantung dari kerapatan dan tingginya vegetasi. Makin rapat
vegetasi yang ada, makin efektif mencegah terjadinya erosi, (2) menghambat
aliran permukaan dan memperbanyak air infiltrasi, (3) penyerapan air ke dalam
1995).
dengan mengukur laju infiltrasi (penyerapan air) kedalam tanah. Pengamatan awal
volume 470 ml yang diamati selama 2 menit dan mengalami penurunan air
sebanyak 40 ml hingga volume akhir menjadi 430 ml. Penuangan air kedalam
infiltrometer hingga mencapai volume 342 ml yang diamati selama 2 menit dan
21
hingga volume akhir menjadi 229 ml. Penuangan air kedalam tabung infiltrometer
hingga mencapai volume 178 ml yang diamati selama 2 menit dan mengalami
Berdasarkan data tabel diatas dapat dilihat bahwa terjadi proses laju
infiltrasi yang signifikan. Infiltrasi adalah proses aliran air (umumnya berasal dari
curah hujan) masuk kedalam tanah. Dengan kata lain infiltrasi adalah aliran air
masuk ke dalam tanah sebagai akibat gaya kapiler (gerakan air kearah vertikal)
(Asdak, 1995). Pada data tabel diatas terlihat laju infiltrasi sangat cepat terjadi
diawal pengamatan dan melambat pada sesi terakhir. Hal ini dipengaruhi bahwa
setelah lapisan tanah bagian atas jenuh akibat adanya kelebihan air. Hal ini sesuai
dengan pernyataan Asdak (1995) bahwa setelah lapisan tanah bagian atas jenuh
atas kelebihan air tersebut mengalir ke tanah yang lebih dalam sebagai akibat gaya
gravitasi bumi dikenal sebagai proses perkolasi akibat air yang masuk telah
Perbedaan laju infiltrasi atau penurunan air dari awal hingga akhir
penuangan air yang signifikan dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu nilai
kerapatan massa (bulk density) dan vegetasi. Semakin rendah nilai kerapatan
massa tanah maka semakin besar volume pori tanah, dan semakin remah tanahnya
maka laju infiltrasi akan semakin besar. Bila ditinjau dari sudut vegetasi maka
22
semakin besar penetrasi akar, semakin besar daya serap akar sehingga semakin
tinggi akumulasi bahan organik tanah maka laju infiltrasi akan semakin besar. Hal
laju infiltrasi adalah (1) menghambat aliran permukaan di permukaan tanah, (2)
memperbanyak air infiltrasi dan (3) penyerapan air ke dalam tanah diperkuat oleh
penurunan airnya setelah 2 menit. Hal ini sesuai dengan penelitian Hillel (1987)
secara umum laju infiltrasi tertinggi dijumpai pada tahap awal pengukuran,
waktu dan akhirnya akan mencapai kecepatan yang hampir konstan. Hal ini terjadi
karena semakin lama proses infiltrasi semakin meningkat. Artinya air semakin
lama semakin banyak yang tertampung kedalam tanah, dan ketika tanahnya mulai
jenuh pergerakan air ke bawah profil tanah hanya ditimbulkan oleh gaya tarik
gravitasi.
23
V. SIMPULAN
5.1. Kesimpulan
Erosi adalah suatu proses atau peristiwa hilangnya lapisan permukaan tanah
atas baik disebabkan oleh pergerakan air maupun angin (Suripin, 2004). Proses
tersebut melalui tiga tahapan, yaitu pelepasan, pengangkutan atau pergerakan, dan
pengendapan. Salah satu cara yang dilakukan untuk mendapatkan data erosi
adalah dengan melaksanakan penelitian erosi petak kecil. Prinsip dan teknik
pengamatan erosi sistem petak kecil adalah mengukur berat tanah dan volume air
yang tertampung didalam plastik yang terjadi dari setiap kejadian hujan. Semakin
tinggi intensitas hujan yang terjadi, semakin lereng suatu lahan, maka semakin
banyak air yang menerpa tanah yang akan meningkatkan berat tanah yang
5.2. Saran
curah hujan, berat tanah, dan volume air telah tertampung didalam kantong platik
bening besar yang ada didalam ember paling lambat 1x24 jam
24
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Sitanala, 2010. Konservasi Tanah dan Air. Edisi Kedua, IPB Press. Bogor
Buckman, O, Hanry adan Brady, C, Nyle. 1982. Ilmu Tanah. Barat Karya Aksara.
Jakarta.
Hillel D. 1981. Soil and Water Physical Principle and Processes.New York (US):
Academic Pr.
Sarief, S., 1986. Ilmu Tanah Pertanian. Penerbit Pustaka Buana. Bandung.
Suripin. 2004. Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air. Penerbit Andi.
Yogyakarta.
Wischmeier, W.H. and D.D. Smith. 1978. Predicting rainfall erosion losses: a
guide to conservation planning . Agriculture Handbook 285
25
LAMPIRAN
Gambar 1. Dibersihkan areal lahan dari Gambar 2. Diukur lahan yang akan
berbagai vegetasi dan gulma diamati dengan ukuran panjang 2 m x
lebar 1 m
Gambar 11. Dibuat drainase pada Gambar 12. Dimasukkan talang air
bawah petakkan untuk peletakkan kedalam lubang drainase
talang air
28
Gambar 13. Dimasukkanember pada Gambar 14. Petakkan kecil erosi telah
lubang galian di sudut kiri petakkan selesai dibuat
29
= 0,02008 kg
= 448 mm
= 0,0063 kg
- Volume Air = 5930 ml
5930 ml
=
1 mm (10 ml)
= 593 mm
= 0,04718 kg
= 100 mm
= 0,08018 kg
= 165 mm
31
= 0,10582 kg
- Volume Air = 6350 ml
6350 ml
=
1 mm (10 ml)
= 635 mm
32
V
1. I =
𝐴𝑥𝑡
448 mm
=
2𝑚 𝑥 24 𝑗𝑎𝑚
= 9,333 mm/jam
V
2. I =
𝐴𝑥𝑡
119 mm
=
2𝑚 𝑥 24 𝑗𝑎𝑚
= 2,479 mm/jam
V
3. I =
𝐴𝑥𝑡
210 mm
=
2𝑚 𝑥 24 𝑗𝑎𝑚
= 4,375 mm/jam
V
4. I =
𝐴𝑥𝑡
593 mm
=
2𝑚 𝑥 24 𝑗𝑎𝑚
= 12,354 mm/jam
V
5. I =
𝐴𝑥𝑡
100 mm
=
2𝑚 𝑥 24 𝑗𝑎𝑚
= 2,0833 mm/jam
V
6. I =
𝐴𝑥𝑡
165 mm
=
2𝑚 𝑥 24 𝑗𝑎𝑚
33
= 3,4375 mm/jam
V
7. I =
𝐴𝑥𝑡
635 mm
=
2𝑚 𝑥 24 𝑗𝑎𝑚
= 13,229 mm/jam
34
OLEH
LEMBAR PENGESAHAN
OLEH
Menyetujui:
Asisten I Asisten II
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa penulis haturkan karena
atas segala berkat dan kasih-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan akhir
praktikum konservasi tanah dan air yang berjudul “Pengukuran Erosi Metode
Petak Kecil”. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada
kakak Eka Lupita Sari selaku asisten praktikum pertama dan abang agus maghfur
selaku asisten praktikum kedua, yang telah memberikan bimbingan dan masukan
air ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik yang bersifat membangun
penulis harapkan demi kesempurnaan laporan akhir praktikum ini. Akhir kata,
semoga laporan akhir praktikum ini bermanfaat bagi penulis dalam melaksanakan
penelitian nantinya.
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... iii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. iv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
4.1.1 Data hasil pengamatan aliran permukaan dan erosi disajikan pada
tabel sebagai berikut ........................................................................ 15
4.1.2. Data hasil pengukuran infiltrasi tanah............................................. 16
39
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Dokumentasi kegiatan ........................................................................... 26
2. Perhitungan petak kecil ......................................................................... 29
3. Perhitugan intensitas curah hujan.......................................................... 32