Anda di halaman 1dari 18

PEREMAJAAN TANAMAN

KELAPA SAWIT

OLEH :
KELOMPOK 2
ANGGOTA KELOMPOK

1. NADIYA 1611112049
2. WIDYA MARTHA 1611112033
3. DINDA TRI YULIA 1611112056
4. MUHAZIL 1611112027
5. ALEX TRI NANDO 1611111033
6. FIKRI DINEGORO 1611112024
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tanaman kelapa sawit dianggap sudah tua jika berumur sekitar 20
sampai 25 tahun dan perlu diremajakan. Peremajaan tanaman
(replanting) dilakukan agar hasil produksi kebun sawit tidak menurun
secara drastis.

Tanaman Rusak (TR) / Tanaman Tidak Menghasilkan (TTM) adalah


tanaman yang sudah tua, rusak dan tidak memberikan hasil yang
memadai lagi, walaupun ada hasilnya tetapi secara ekonomi sudah
tidak produktif lagi (produksi kurang dari 15% dari produksi normal).
Pasar industri kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) yang
baik dan berkelanjutan dapat dicapai apabila perusahaan
memiliki stabilitas di dalam produksinya.
Peremajaan kelapa sawit

 Peremajaan tanaman (replanting) dilakukan agar hasil


produksi kebun sawit tidak menurun secara drastis

 Tahapan peremajaan tanaman kelapa sawit meliputi


kegiatan penumbangan tanaman lama, pencacahan
cabang dan batang, perumpukan, penanaman
tanaman penutup tanah (LCC), pemancangan,
konservasi tanah, pembuatan lubang tanam, dan
penanaman bibit tanaman kelapa sawit
Pertimbangan dalam menentukan
peremajaan
 Umur tanaman sudah tua > 25 tahun

 Produktivitas tanaman rendah -> tidak


ekonomis (<10 ton TBS/ha/th)

 Kesulitan Panen (tinggi tanaman >12


meter)

 Kerapatan tanaman rendah (<80 phn/ha)

 Bahan tanaman tidak unggul (illegitim)


Teknik Peremajaan Tanaman Kelapa Sawit

1. Tanpa Bakar. Tahapan dalam pelaksanaan


Purba dkk, (1997) menegaskan zero replanting dengan
burning semua pekerjaan persiapan lahan menggunakan teknik tanpa
mulai dari penumbangan sampai dengan bakar sebagai berikut :
lahan siap ditanami dan sama sekali tidak Pre-lining.
ada dilakukan pembakaran. Teknik tanpa Penumbangan.
bakar (zero burning) berarti tidak ada Pembuatan parit untuk
kegiatan pembakaran sama sekali baik
pembuangan air.
dalam program peremajaan atau dalam
pengolahaan limbah yang dihasilkan Pembuatan lubang tanaman
kebun atau pabrik kelapa sawit ( Guritno sawit.
P, 1995 ). Penanaman bibit kelapa
sawit.
Teknik Peremajaan Tanaman Kelapa Sawit

2. Metode Underplanting
Underplanting adalah penanaman bibit baru dibawah
pohon yang lama dengan sengaja tidak ditebang tau
dipanen. Tanaman tua yang tidak produktif ditumbang
dalam dua periode, yakni 50% pada waktu 4-6 bulan
setelah tanam dan 50% lagi pada saat tanaman muda
berumur 12 bulan. Teknik underplanting berbeda dengan
teknik replanting karena pada teknik replanting tanaman
tua langsung ditumbangkan seluruhnya terlebih dahulu
baru ditanami bibit baru sedangkan underplanting
tanaman tua tidak langsung ditumbangkan. Metode
underplanting, mampu menekan masa tidak produktif
Replanting Tanaman Kelapa Sawit
kurang dari 3 tahun (Girsang dkk, 1995). Dengan Sistem Underplanting.
Teknik Peremajaan Tanaman Kelapa Sawit

3. Metode Bakar
Pembakaran tanaman kelapa sawit akan
menimbulkan polusi udara, merusak
lingkungan hayati dan menyebabkan
kehilangan bahan organik. Kelebihan
replanting cara bakar ini adalah mudah,
cepat dan relatif murah (Agus Susanto dan
Yasin Hartono, 2002). Peremajaan atau
replanting dengan cara membakar batang
dan pelepah kelapa sawit ditumbang dan
dibakar sebagian atau seluruhnya sesuai
kebutuhan (Susanto dan Hartono, 2002). Hasil metode pembakaran
Teknik Peremajaan Tanaman Kelapa Sawit

4. Metode Cincang
Teknik cincang merupakan teknik pembukaan
lahan tanpa bakar dengan proses cutting – chipping –
decomposition (CCD). Teknik menggunakan alat berat
sejenis excavator dengan tungkai yang dimodifikasi
menggunakan alat tertentu yang akan mencacah
batang tanaman kelapa sawit yang sudah tua.
Pekerjaan mencacah ini dilakukan sekaligus begitu
pohon ditumbang. Alat yang digunakan adalah
pencincangan dengan spesifikasi lebar potongan 12
cm dan panjang sekitar 1 meter (Susanto dan
Hartono, 2002).
Kegiatan Peremajaan Sawit
• Perencanaan penanaman • Menebang dan merencek
• Membersihkan Bagian • Membersihkan Jalur Tanam
Tanaman Terserang Ganoderma
• Membajak dan Menggaru
• Membuat Pancang Tanam
• Pembuatan Teras
• Pembuatan Jalan Dan Saluran Drainase
• Peracunan
• Inventarisasi Pohon
Perencanaan Peremajaan
Teknis kegiatan dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap persiapan lahan dan tahap penanaman.
Kegiatan-kegiatan pada tahap persiapan lahan meliputi sensus pokok, pancang rumpuk,
penumbangan, pencincangan, dan merumpuk pokok, deboling, tutup lubang deboling, dan pembuatan
jalan kontur. Setelah tahap persiapan lahan selesai, kegiatan pada tahap penanaman adalah
pemancangan titik tanam, penanaman kacangan penutup tanah, pembuatan lubang tanam, dan
penanaman tanaman kelapa sawit.

Minggu ke-
No Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Sensus Pokok (maks 6 bulan sebelum
tumbang)
2 Pancang rumpuk  
3 Tumbang, cincang, dan rumpuk
     
4 Deboling        
5 Pembuatan Jalan kontur
   
6 Pancang titik tanam
   
7 Menanam kacangan penutup tanah

     
8 Pembuatan lubang tanam
       
9 Tanam Kelapa sawit
                       
Sensus Pokok
Sensus pokok merupakan kegiatan peremajaan setelah perencanaan selesai dilakukan. Kegiatan sensus
pokok bertujuan untuk mengetahui jumlah pokok kelapa sawit yang masih hidup dan yang mati dalam
setiap hektar, blok, dan areal tertentu sehingga dapatmengetahui jumlah pokok yang akan ditumbang
pada tahap penumbangan. Sensus pokok dilakukan maksimal enam bulan sebelum dilakukan
penumbangan.
Pancang Rumpuk
Pancang rumpukan perlu dilakukan karena adanya perubahan jarak tanam lama yaitu 9.2 x 9.2 x 9.2
menjadi 7.9 x 7.9 x 7.9 sehingga menyebabkan adanya perubahan jumlah populasi. Tenaga kerja yang
diperlukan untuk kegiatan ini adalah 4-5 orang ditambah satu orang mandor sebagai pengawas di
lapangan dengan rata-rata prestasi kerja 5 ha/HK
Penumbangan, Pencincangan, dan Merumpuk Pokok
Hari ke- Jumlah Pokok Hari ke- Jumlah Pokok

1 132 6 167

2 126 7 101

3 131 8 139

4 159 9 68

5 161 10 134

Rata- Rata 131,8

Dari tabel menunjukkan bahwa satu alat excavator rata-


rata dapat menumbang, mencincang, dan merumpuk 132
pokok kelapa sawit dalam satu hari kerja. Jam kerja
excavator normalnya adalah 10 HM (Hours machine)
sehingga dalam satu jam, satu excavator dapat
menumbang, mencincang, dan merumpuk 13 pokok
kelapa sawit. Kegiatan menumbang, mencincang, dan
merumpuk dapat terhambat apabila di lapangan terjadi
hujan.
Pemancangan Titik Tanam Penanaman Kacangan Penutup Tanah

Pembuatan Lubang Tanam


Penanaman Kelapa Sawit
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai