Anda di halaman 1dari 6

II.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penanaman Kelapa Sawit

Pola tanam kelapa sawit berbentuk segitiga sama sisi pada areal rata/datar sampai

bergelombang. Sementara, pada areal berbukit dengan sudut kemiringan lebih dari

12 derajat perlu dibuat teras kontur dengan jarak tanam sesuai dengan ketentuan.

Panjang sisi (jarak tanam) harus dibuat seoptimal mungkin sehingga setiap individu

tanaman mendapat ruang lingkup serta sinar matahari yang sesuai dengan kebutuhan

tanaman kelapa sawit untuk mendapatkan produksi per ha yang maksimal selama

satu siklus hidup. Penanaman kelapa sawit di areal perlu persiapan yang matang

yaitu dalam memperhitungkan jadwal kegiatan dalam penanaman kelapa sawit

(pahan,2006).

Populasi tanaman kelapa sawit dengan jarak 9 x 9 m dapat dihitung


menggunakan rumus:
luas area
Populasi 1 ha =
a x a sin 60

10.000
= = 143 tanaman
9 x 9 sin 60

2.2 Waktu Penanaman Kelapa Sawit

Menurut Pahan (2006), Penanaman kelapa sawit dilakukan ketika musim hujan,

dimana kelembapan tanah cukup tinggi untuk merangsang perkembangan akar

sehingga bibit cepat menyesuakan diri dengan keadaan di lapang. Penanaman bibit

yang lewat umur (umumnya >15 bulan) akan menyebabkan tanaman mengalami

hambatan dalam pertumbuhan. Menanam bibit yang terlalu tua mempunyai

beberapa kerugian bila dibandingkan dengan bibit muda. Adapun alasannya sebagai

berikut:
1. Akar tanaman terlalu panjang dan perlu dilakukan pemotongan beraat sehingga

akar-mudaakan banyak terbuang , akibat pembuangan akar ini tanaman akan

mengalami stagnasi pertumbuhan yang cukup lama (± 5 bulan).

2. Persentase kematian lebih tinggi karena tanaman mengalami kejutan (shock)

yang disebabkan karena laju evapotranspirasi yang tinggi tanpa diimbangi

dengan tingkat kemampuan akar untuk menyerap air dalam tanah.

3. Tanaman akan mudah roboh karena ukuran batangnya relative tinggi karena

angin.

Untuk mencegah kerugian yang terjadi yaitu perlu dilakukannya pemotongan

daun bagian atas , yaitu untuk mengurangi laju evapotranspirasi dan jika bibit ini

tidak dipangkas maka tanaman akan kehilangan cairan, sedangkan akar belum

mampu mengimbangi penyerapan air yang hilang.

2.3 Pemancangan

Pancang berfungsi sebagai tanda atau patokan untuk membuat lubang tanam dan

populasi yang sudah ditentukan. Tujuannya untuk menghasilkan perkebunan yang

memiliki jarak tanaman sama dan terlihat rapi. Selain itu, agar tanaman

mendapatkan kesempatan yang sama dan menyerap unsur hara, air, dan sinar

matahari (Sunarko, 2013).

Susunan penanaman dan jarak tanam akan menentukan kerapatan tanaman.

Kerapatan tanaman akan merupakan salah satu factor yang mempengaruhi tingkat

produksi tanaman kelapa sawit. Jarak tanam optimal adalah 9 m untuk tanah datar,

dan susunan penanaman dapat berbentuk bujur sangkar, jajar genjang, atau segitiga

sama sisi. Dari ketiga susunan tersebut yang mempunyai nilai paling ekonomis
ialah sususnan penanaman segitiga sama sisi karena popolasi tanaman mencapai 143

pohon per hektar (fauzi yan dan hartono.dkk, 2006)

Tenaga pembuat pancang harus orang yang berpengalaman yang terdiri satu

orang teropong, dua orang tukang pancang, dan dua orang tukang tarik tali.

Pemancangan di areal datar menggunakan pancang kepala. Setelah itu, tentukan

batasan blok yang akan dipancang. Patokan untuk memancang biasanya

menggunakan titik pertemuan antara jalan utama dan jalan koleksi. Dari titik

pertemuan tersebut ditarik garis lurus utara ke selatan. Dalam pemancangan harus

lurus lima penjuru disini peneropong harus benar-benar memperhatikan kelurusan

pancang (Sunarko, 2013).

2.4 Membuat Lubang Tanam

Lubang tanam berfungsi sebagai tempat media tumbuh tanaman pada awal

pertumbuhan. Pembuatan lubang tanam dilakukan tepat di tengah-tengah pancang

tanaman dengan ukuran 60 x 60 x60 cm (Sunarko, 2013).

Pembuatan lubang tanam dapat dilakukan secara manual, sistim tanam yang

dianjurkan yaitu 1 minggu sebelum penanaman. Hal ini bertujuan untuk

mengurangi kemasaman tanah dan untuk mengontrol ukuran lubang yang dibuat.

Selain itu, pembuatan lubang tanam bertujuan untuk menggemburkan struktur tanah

sehingga penyerapan air dan unsu hara (pupuk) yang diberikan menjadi lebih cepat

dan mudah tersedia bagi tanaman (Pahan, 2006).

Pembuatan lubang tanam lebih dari satu minggu akan memungkinkan

tertimbunnya kembali sebagian lubang yang sudah digali dengan tanah yang berada

disekitar galian lubang itu sendiri. Hal ini dapat mengurangi produktivitas tenaga

kerja penanaman bibit, karena tenaga kerja harus mengulang kembali penggalian
lubang yang telah tertimbun. Begitu pula sebaliknya, penggalian lubang tanam yang

terlalu cepat atau kurang dari satu minggu juga tidak dianjurkan karena semakin

kecil persiapan untuk mengontrol kebenaran ukuran dan posisi lubang (Fauzi Yan

dan Hartono.dkk, 2006).

2.5 Menanam Kelapa Sawit

Penanaman kelapa sawit di arel harus sesuai jadwal kegiatan yang sudah dibuat

adapun kegiatan penanaman kelapa sawit dapat dibagi menjadi beberapa kegiatan

yang terpisah , yaitu persipan pembibitan, pengangkutan pembibitan dari lokasi

pembibitan sampai pengeceran bibit di lokasi tanam, dan selanjutnya tahap akhir

yang dilakukan penanaman di lapangan (Pahan, 2006).

2.5.1 Persiapan Pembibitan

Dua minggu sebelum ditanam, bibit sebaiknya diputar untuk melepaskan akar

yang terlanjur masuk kedalam tanah . Dengan demikian dapat mengurangi

terjadinya shock pada saat tanaman ditanam dilapangan kelak. selain itu, lakukan

seleksi tahap akhir sesuai dengan standar. Bibit yang lewat umur diatas 12 bulan

perlu diadakan pemangkasan daun dengan ketinggian 1-1,5 meter dari pangkal

pelepah (Sunarko,2013).

Bibit yang akan dipindah kelapangan harus disiram sampai tanah jenuh.

Pemindahan bibit kelapangan harus dilakukan perkelompok bibit (jenis bibit), yaitu

tujuannya untuk meningkatkan homogenitas tanaman di lapangan sehingga

pekerjaan kultur teknis akan mudah dilakukan (Pahan, 2006).

2.5.2 Pengangkutan Bibit

Pembongkaran dan pengeceran bibit di dalam blok perlu pengawasan yang ketat,

sehingga kerusakan dan kehilangan bibit dapat dihindari. Bibit harus diangkat pada
dasar polibegnya, hindari mengangkat bibit dengan menjinjing bibit atau

mengangkat dengan memegang bibir polibeg. Peletakan bibit juga harus hati-hati

dan jangan dibanting/dihempas dengan keras (Riniarti dan Utoyo,2012).

Penyeleksian bibit dimaksudkan agar bibit yang ditanam merupakan bibit yang

tahan terhadap hama dan penyakit, serta memiliki produktifitas yang tinggi.

Pengangkutan bibit ke lapangan menggunakan truk, lokasi pembongkaran ini dibuat

pada ujung setiap blok dan harus jelas berapa jumlah bibit bibit yang diturunkan

pada setiap titik bongkara. Setelah bibit diturunkan dari truk pengangkut, bibit di

ecer ke titik lubang tanam. Kegiatan pengeceran harus dilakukan dengan berhati-

hati dalam pengangkatan bibit (Pahan, 2006).

2.5.3 Penanaman Bibit Di Areal

Sebelum dilakukan penanaman, lubang tanam harus di timbun dengan lapisan

bawah tanah dan di padatkan dengan cara di injak-injak. Supaya penanaman bibit

tidak terlalu dalam (terbenam) maka penimbunan tanah sewaktu penimbunan

pertama ini harus dikontrol agar kedalamanya tersisa sekitar 35 cm lagi (Pahan,

2006).

Menurut Riniarti dan Utoyo (2012), Kesalahan-kesalahan yang harus dihindari

pada penanaman kelapa sawit sebagai berikut:

1. Bibit ditanam terlalu dalam

2. Bibit ditanam terlalu dangkal/tinggi

3. Bibit ditanam miring/tidak tegak

4. Tanah pada polibeg pecah

5. Polibeg ditinggal dalam lubang

6. Polibeg tidak dilemas


Gambar 1. Penanaman kelapa sawit

Sumber: Sunarko (2010)

Gambar 2. Penanaman bibit kelapa sawit

Sumber: PPKS Polinela

Anda mungkin juga menyukai