Anda di halaman 1dari 4

TUGAS INDIVIDU

Nama : Dedi Kristanto


NIRM : 04.01.18.130
Program Studi : Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan 1D

SINOPSIS

“Sistem Persemaian Padi Tertutup Sebagai Upaya Mengefisiensikan Waktu, Tenaga,dan


Tempat dalam Proses Bududaya”

Padi (bahasa latin : Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman budidaya terpenting
dalam peradaban. Padi termasuk dalam suku padi-padian atau poaceae. Padi diduga berasal
dari India atau Indocina dan masuk ke Indonesia dibawa oleh nenek moyang yang migrasi dari
daratan Asia sekitar 1500 SM. Produksi padi dunia menempati urutan ketiga dari semua
serealia, setelah jagung dan gandum. Namun, padi merupakan sumber karbohidrat utama bagi
mayoritas penduduk dunia.

Dalam budidaya padi di awali dengan penyemaian benih. Persemaian merupakan upaya
untuk menebar benih padi pada luasan tertentu sebelum di lakukan penanaman padi pada
lahan yang sebenarnya hingga menjadi bibit siap tanam. Dalam pembuatan persemaian harus
di lakukan secara baik dan benar. Hal ini akan sangat mempengaruhi baik tidaknya
pertumbuhan padi di sawah.

Secara konvensional persemaian padi di lakukan di sawah dengan menebar benih pada
lahan yang sudah di siapkan untuk penyemaian padi. Dengan semakin berkembangnya ilmu
pengetahuan dan teknologi diciptakanlah persemaian padi tertutup yaitu dimana persemaian
padi yang selama proses pertubuhan bibit padi di lakukan secara tertutup dengan sedikit
intensitas cahaya yang masuk.
Gambar 1. Persemaian padi tertutup sistem kering

Gambar 2. Persemaian tertutup siap tanam

A. Adapun langkah pembuatan persemaian padi tertutup sistem kering :


1) Mempersiapkan dan bahan, selanjutnya terpal di bentangkan dan susun kayu pada tiap
tepian terpal, ini bertujuan untuk mengikat air sehingga tidak terlalu sering di lakukan
2) Campur pupuk kandang dan arang sekam, ratakan di atas bentangangan penyiraman
terpal dengan ketebalan 1-2 cm. Untuk memudahkan penebaran benih dan perawatan
bagian tengah terpal di kosongi/di beri jalan atau dengan mengunakan tray/dapok
3) Tebar benih padi
benih padi tidak perlu di rendam, intensitas penebaran benih padi semakin rapat akan
lebih baik, dengan catatan benih padi tidak boleh bertumpuk atau menggumpal.
4) Tutup persemaian menggunakan karung yang telah di jahit sesuai dengan ukuran
persemaian dan timpa dengan batu pada tepian persemaian. Hal ini di tujukan untuk
menghindari serangan OPT.
5) Langkah terakhir yaitu siram dengan air hingga menggenang,
Penyiraman pertama ini berfungsi sama halnya seperti perendaman benih padi untuk
melunakkan kulit padi sehinga cepat berkecambah dan benih akan tumbuh seragam.
B. Perawatan :
1) Penyiraman

Penyiraman pertama di lakukan ketika benih telah di tebar dan telah di tutup
menggunakan karung. Untuk penyiraman selanjutnya, di lakukan secara rutin, dengan
memperhatikan kondisi persemaian

Tiap-tiap persemaian padi harus di perhatikan, yaitu penutup harus benar benar rapat,
agar OPT baik burung maupun tikus tidak dapat merusak persemaian.

C. Kelebihan Dari Penggunaan Persemaian Padi Tertutup Di Bandingkan Dengan


Persemaian Konvensional.

1. Efisien biaya
Untuk pembuatan persemaian padi tertutup ini biaya pengeluaran dapat di minimalkan,
karena dapat memanfaatkan barang-barang yang mudah di dapat. Misalnya, pupuk
kandang, arang sekam, terpal, karung, dan kayu.
Petani juga tidak perlu mengeluarkan biaya unyuk mengolah tanah sebagai tempat
persemaian seperti halnya pada persemaian padi konvensional
Untuk perawatannya persemaian padi tertutup tidak perlu di lakukan pemupukan
2. Efisien waktu
Dengan persemaian padi tertutup ini bibit padi akan cepat tumbuh. Karena pada
dasarnya semua tanaman yang tidak mendapatkan sinar matahari pertumbuhannya
akan lebih cepat, begitupun pada persemaian padi tertutup ini benih padi akan cepat
tumbuh, Hal ini di sebabkan karena bibit padi yang tertutup tidak mendapat sinar
matahari secara penuh, sehingga bibit lebih cepat tumbuh secara seragam dan bibit
padi sudah siap tanam ketika berumur 13-15 HSS.

Gambar 3. Pertumbuhan persemaian padi sistem tertutup


3. Efisien tenaga
 Petani tidak perlu mengeluarkan tenaga untuk melakukan pengolahan untuk tempat
persemaian seperti halnya persemaian padi konvensinal
 Tidak ada istilah lahan bekas persemaian sehingga tidak perlu melakukan
pengolahan lahan bekas persemaian
 Perawatan mudah
 Petani juga tidak perlu melakukan proses pencabutan bibit/daud ,melainkan bibit
persemaian tertutup ini di potong dan di gulung

Gambar 4. Pengambilan bibit dengan cara di gulung

4. Efisien tempat
Persemaian padi tertutup dapat di buat tanpa harus pada lokasi tanam, melainkan dapat
di buat di lokasi lain misal, halaman/pekarangan rumah. Selain memudahkan
perawatan,hal ini akan mengefisienkan petakan sawah yang semula petakan digunakan
sebagai tempat persemaian(konvennsional) dapat langsung di olah untuk budidaya.

5. Pertumbuhan benih padi lebih maksimal


Hal ini di sebabkan karena selama proses pertumbuhannya persemaian padi tertutup
dengan karung yang rapat, sehingga OPT tidak bisa masuk dan bibit tidak akan rusak
karena proses pencabutan/daud.

Anda mungkin juga menyukai