Anda di halaman 1dari 25

TUGAS AKHIR

PERANAN PENYULUHAN TENTANG PUPUK BOKASI


TERHADAP PERILAKU PETANI DI KELOMPOK TANI
"NGUDI MULYO I" DESA KARANGANYAR KECAMATAN
PULE KABUPATEN TRENGGALEK

PROGRAM STUDI PENYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN

KUSWANDI
04.01.21.1049

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MALANG


BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
2022
TUGAS AKHIR

PERANAN PENYULUHAN TENTANG PUPUK BOKASI


TERHADAP PERILAKU PETANI DI KELOMPOK TANI
"NGUDI MULYO I" DESA KARANGANYAR KECAMATAN
PULE KABUPATEN TRENGGALEK

Diajukan sebagai syarat


untuk memperoleh gelar Sarjana Terapan (S.Tr.P)

PROGRAM STUDI PENYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN

KUSWANDI
04.01.21.1049

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MALANG


BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
2022

i
LEMBAR PENGESAHAN

PROPOSAL TUGAS AKHIR

PERANAN PENYULUHAN TENTANG PUPUK BOKASI


TERHADAP PERILAKU PETANI DI KELOMPOK TANI "NGUDI MULYO
I" DESA KARANGANYAR KECAMATAN PULE KABUPATEN
TRENGGALEK

KUSWANDI
04.01.21.1049

Malang, Oktober 2022

Menyetujui,

Pembimbinng I Pembimbing II

Joko Gagung S., SP, M.Agr Hetik Purwandari, SST, M.Agr


NIP. 1964302 199103 1 001 NIP. 19800602 200604 2 031

Mengetahui,

Ketua Program Studi


Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan

Dr. Eny Wahyuning P. , SP, MP


NIP. 19770828 200604 2 001

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Proposal Tugas Akhir

dengan judul “Peranan Penyuluhan Tentang Pupuk Bokasi Terhadap Perilaku

Petani di Kelompok Tani "Ngudi Mulyo I" Desa Karanganyar Kecamatan Pule

Kabupaten Trenggalek”. Dalam penulisan Proposal Tugas Akhir ini, penulis telah

banyak menerima bantuan dari berbagai pihak. Berkaitan dengan hal tersebut,

pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Joko Gagung S.,SP,M.Agr Selaku Dosen Pembimbing I

2. Hetik Purwandari,SST,M.Agr Selaku Dosen Pembimbing II

3. Dr.Eny Wahyuning Purwanti,SP,MP Ketua Program Studi Penyuluhan

Pertanian Berkelanjutan Politeknik Pembangunan Pertanian Malang

4. Dr.Setya Budhi Udrayana,S.Pt,M.Si,Direktur Politeknik Pembangunan

Pertanian Malang

5. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Laporan Tugas

Akhir saya

Penulis berharap saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak

untuk perbaikan laporan. Semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat menambah

pengetahuan dan memberikan manfaat kepada pembaca.

Malang, Oktober 2022

Penulis

iii
DAFTAR ISI

Halaman Judul……………………………………………………………………….….i
Kata Pengantar …………………………………………………………………..…....ii
Daftar Isi …………………………………………………………………………….….iii
Daftar Tabel ……………………………………………………………………………
Daftar Gambar …………………………………………………………………………
Daftar Lampiran ………………………………………………………………………
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ………………………………………………………….1
1.2. Rumusan Masalah………………………………………………………3
1.3. Tujuan ………………..…………………………………………………3
1.4. Manfaat …………………………………………………………………3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu
2.2. Landasan Teori
2.3. Lokasi dan Waktu
2.4. Metode Kajian dan Alur Kajian
2.5. Metode Perancangan Penyuluhan
2.1.1. Penetapan Tujuan
2.1.2. Penetapan Sasaran
2.1.3. Penetapan Materi
2.1.4. Penetapan Metode
2.1.5. Penetapan Media
2.1.6. Penatapan Evaluasi Penyuluhan
BAB III. METODE PELAKSANAAN
Daftar Pustaka
Lampiran

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penyuluh pertanian merupakan agen bagi perubahan perilaku petani, yaitu

dengan mendorong masyarakat petani untuk mengubah perilakunya menjadi

petani dengan kemampuan yang lebih baik dan mampu mengambil keputusan

sendiri, yang selanjutnya akan memperoleh kehidupan yang lebih baik. Tugas

pokok penyuluh pertanian adalah menyuluh, selanjutnya dalam menyuluh dapat

dibagi menjadi menyiapkan, melaksanakan, mengembangkan, mengevaluasi,

dan melaporkan kegiatan penyuluhan (Badan Pengembangan SDM Pertanian,

2010).

Agar petani yang dibina bergairah dan bersemangat untuk berusaha

mencapai cita-cita kehidupan, maka penyuluh juga harus berfungsi sebagai

motivator yang tangguh atau orang yang membangkitkan motivasi masyarakat

yang dibinanya dalam tugas sebagai penyuluh pertanian. penyuluh juga

merupakan fasilitator yang membantu petani untuk melaksanakan proses

usahataninya Dengan dilaksanakannya kegiatan penyuluhan diharapkan dapat

mendiseminasikan teknologi inovasi yang dapat meningkatkan produktivitas

pertanian ditingkat petani. Kegiatan penyuluhan dapat dilaksanakan di kelompok

tani. Kelompok tani merupakan organisasi berfungsi sebagai wahana penyuluhan

dan penggerak kegiatan anggotanya. Beberapa kelompok tani juga mempunyai

kegiatan lain, seperti gotong royong, usaha simpan pinjam dan arisan kerja untuk

kegiatan usahatani.

Desa Karanganyar memiliki luas sawah 102,26 Ha dan luas tegal 593,28

Ha. Kegiatan pertanian di Desa Karanganyar umumnya adalah budidaya

tanaman pangan yang meliputi padi, jagung dan kedelai. Pada musim tanam

1
2020 tanaman padi yang ditanam seluas 48 ha yang terbagi dalam dua musim

tanam yaitu musim penghujan dan musim kemarau pertama. Produksi rata-rata

adalah 288 ton dengan produktivitas 6 ton/ha. Capaian produksi ini masih di

bawah target kabupaten yaitu 6,5 ton/ha. Target ini bisa dicapai dengan

perbaikan cara budidaya yang meliputi penggunaan benih unggul, penggunaan

pupuk organik, tanam jajar legowo, dan penggunaan agensia hayati. Selain

peningkatan produktivitas panen padi, budidaya padi di Desa Karanganyar

diharapkan menuju pertanian organik yang ramah lingkungan dan memiliki daya

jual yang lebih tinggi.

Berkaitan dengan hal tesebut petani diharapkan mampu menyerap

teknologi yang direkomendasikan sebagai upaya meningkatkan produktivitas

tanaman dan mewujudkan pertanian organik yang memiliki daya saing yang

tinggi. Hal ini juga didukung dengan potensi yang tersedia. Disamping kegiatan

pertanian, masyarakat di Desa Karanganyar juga melakukan usaha dibidang

peternakan baik ruminansia besar, sedang dan ungas. Namun, tingginya minat

petani dalam berternak tidak diimbangi dengan managemen kotoran ternak yang

baik. Kotoran ternak yang ada masih belum sepenuhnya dilakukan pengolahan

menjadi pupuk bokasi. Sehubungan dengan hal tersebut perlu adanya kegiatan

penyuluhan tentang pengenalan macam dan manfaat pupuk bokasi serta cara

membuat pupuk organic (bokasi).sehingga diharapkan mampu meningkatkan

pengetahuan petani dalam pemanfaatan limbah ternak sebagai bahan

pembuatan pupuk bokasi.

2
1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana menyusun rancangan penyuluhan tentang manfaat pupuk

bokasi serta cara membuat pupuk bokasi di kelompok tani Ngudi Mulyo I

Desa Karanganyar Kecamatan Pule?

2. Bagaimana meningkatkan pengetahuan petani terhadap manfaat pupuk

bokasi serta cara membuat pupuk bokasi di kelompok tani Ngudi Mulyo I

Desa Karanganyar Kecamatan Pule?

1.3. Tujuan

1. Menyusun rancangan penyuluhan tentang manfaat pupuk bokasi serta cara

membuat pupuk bokasi di kelompok tani Ngudi Mulyo I Desa Karanganyar

Kecamatan Pule.

2. Meningkatkan pengetahuan petani terhadap manfaat pupuk bokasi serta

cara membuat pupuk bokasi di kelompok tani Ngudi Mulyo I Desa

Karanganyar Kecamatan Pule.

1.4. Manfaat

1. Bagi Politeknik Pembangunan Pertanian Malang, sebagai sarana

memperkenalkan instansi kepada masyarakat disekitar lokasi pelaksanaan

penelitian yaitu Desa Karanganyar Kecamatan Pule.

2. Bagi mahasiswa, dapat memperkaya ilmu pengetahuan utamanya dalam

bidang penyuluhan dan penerapannya dilapangan serta dapat digunakan

sebagai sumber rujukan bagi penelitian yang serupa dikemudian hari.

3. Bagi petani sasaran, dapat digunakan sebagai referensi dan sumber

informasi pengolahan limbah kotoran ternak sebagai bahan pembuatan

pupuk bokasi

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Iswahyudi,et.al tahun 2020 dengan judul

Studi Penggunaan Pupuk Bokashi (Kotoran Sapi) Terhadap Tanaman Padi,

Jagung & Sorgum. Adapun hasil dari penelitian ini yaitu Kesuburan tanah yang

dikelola dengan melibatkan bahan organik, meningkatkan sifatsifatnya. Bokashi

kotoran sapi merupakan pupuk organik yang dapat menjadi digunakan untuk

perbaikan tanah berkelanjutan. Tinjauan ini memberikan informasi yang ada

mengenai pengaplikasian bokashi khususnya kotoran sapi pada tanaman padi,

jagung dan sorgum. Selain membahas pengaplikasian bokhasi untuk produksi

padi, jagung dan sorgum, ada pula pembahasan mengenai kandungan bokhasi

dan efek pemberian bokhasi pada tanah. Pemberian bokashi pada tanah menjadi

solusi utama untuk mengatasi masalah untuk produksi tanaman secara

berkelanjutan. Sejumlah hasil penelitian di Indonesia telah terbukti memiliki efek

menguntungkan dalam menggunakan bokashi.

2.2. Landasan Teori

2.2.1.Pupuk Bokashi

Bokashi merupakan teknologi yang dapat mengubah sistem pertanian

berbasis kimia menjadi sistem pertanian yang lebih alami (organik). Dengan

demikian, bokhasi dapat meningkatkan kesuburan tanah dan produksi tanaman.

Selain itu, dengan adanya sumber bahan baku melimpah dapat dimanfaatkan

petani di daerah-daerah untuk membuat bokhasi.

Bokashi merupakan salah satu cara meggunakan mikroba tanah dalam

proses pembuatan pupuk organik dengan menggunakan EM4 (Effective

4
Microorganisme 4) (Indriani, 2011). Bokashi merupakan salah satu jenis pupuk

yang bisa menggantikan peranan pupuk kimia (anorganik) dalam menambah dan

mempertahankan kesuburan tanah serta memperbaiki kerusakan fisik, biologi,

dan

kimia tanah yang disebabkan oleh proses pemupukan yang berlebihan.

Berdasarkan sumber bahan organiknya, ada beberapa jenis pupuk bokashi yang

bisa diaplikasikan oleh petani yaitu, pupuk bokashi kandang, bokashi dari jerami,

pupuk bokashi kandang arang dan lain-lain (Raksun, 2018).

Pupuk kandang adalah pupuk yang dibuat dari kotoran hewan ternak

seperti kuda, sapi, kambing, ayam dan babi yang mempunyai fungsi antara lain:

menambah unsur hara tanaman, menambah kandungan humus dan bahan

organik tanah, memperbaiki struktur tanah serta memperbaiki jasad renik tanah

(Sadjadi et al., 2017). Bahan organik lain yang bisa dimanfaatkan sebagai

sumber hara adalah pupuk kandang kotoran sapi.

Pupuk organik yang digunakan berasal dari pupuk kandang sapi bisa

mengurangi penggunaan pupuk kimia (urea) sebanyak 50 kg N/ha (Kresnatita et

al., 2012).Bokashi pupuk kandang sapi merupakan salah satu cara dalam

mengaplikasikan teknologi pertanian organik yang berkelanjutan serta

berwawasan lingkungan. selain itu bokasi feses sapi dapat memberikan manfaat

dalam menyediakan unsur hara makro maupun unsur hara mikro bagi tanaman,

dapat, memperbaiki struktur tanah, menggemburkan tanah, sehingga

mempermudah pertumbuhan akar pada tanaman dalam penyerapan unsur dan

hara (Efendi et al., 2017).

2.2.2.Manfaat Pupuk Bokashi

Pengaplikasian pupuk organic terhadap tanaman dapat memperbaiki

Corganik tanah lebih tinggi menjadi 4,5% dibandingkan dengan tanaman tanpa

5
pemberian pupuk organik. (Hafizah & Mukarramah, 2017). Kandungan unsur

hara nitrogen (N), phospor (P), dan kalium (K) pada pupuk organik rendah,

namun kandungan unsur hara mikro pada pupuk organik yang diperlukan untuk

portumbuhan tanaman sangat berlimpah (Artiana et al., 2016).

Pupuk bokashi bisa memperbaiki sifat fisik tanah melalui pembentukan

struktur dan agrerat tanah yang mantap, hal ini berkaitan erat dengan

kemampuan tanah dalam infiltrasi air, mengikat air, meningkatkan kapasitas

tukar kation, dan pengatur suhu yang berpengaruh baik bagi pertumbuhan serta

perkembangan pada tanaman. Sedangkan pupuk majemuk NPK adalah pupuk

campuran yang mengandung lebih dari satu macam unsur hara (makro ataupun

mikro) terutama N, P dan K (Rosmarkam & Yuwono, 2002; Tufaila et al., 2014).

Pemberian pupuk NPK dapat mencakup beberapa unsur sehingga lebih efisien,

hal ini yang menjadi keunggulan pupuk NPK dibandingkan dengan pupuk tunggal

(Safei et al., 2014).

2.3. Aspek Penyuluhan

2.3.1.Pengertian Penyuluhan Pertanian

Berdasarkan UU RI Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan

Pertanian, Perikanan dan Kehutanan mengartikan penyuluhan adalah proses

pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan

mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi

pasar, teknologi, permodalan, dan sumberdaya lainnya, sebagai upaya untuk

meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya,

serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.

Intinya dalam kata-kata penyuluhan setidaknya menyangkut 5 unsur yaitu,

proses pembelajaran, ada subyek yang belajar, dapat mengakses informasi

6
pasar, pengelolaan sumberdaya untuk perbaikan kehidupan dan diterapkannya

prinsip berkelanjutan dari sisi sosial dan ekonomi.

2.3.2.Tujuan Penyuluhan

Tujuan Penyuluhan Pertanian berdasarkan UU RI Nomor 16 Tahun 2006

tentang Sistem Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan (SP3K) bahwa

tujuan pengaturan sistem penyuluhan mencakup pengembangan sumber daya

manusia dan peningkatan modal sosial. Tujuan penyuluhan yang dimaksud

adalah sebagai berikut :

1. Memperkuat pengembangan pertanian, perikanan, serta kehutanan yang

maju dan modern dalam sistem pembangunan yang berkelanjutan.

2. Memberdayakan pelaku utama dan pelaku usaha dalam peningkatan

kemampuan melalui penciptaan iklim usaha yang kondusif, penumbuhan

motivasi, pengembangan potensi, pemberian peluang, peningkatan

kesadaran, dan pendampingan serta fasilitasi;

3. Memberikan kepastian hukum bagi terselenggaranya penyuluhan yang

produktif, efektif, efisien, terdesentralisasi, partisipatif, terbuka, berswadaya,

bermitra sejajar, kesetaraan gender, berwawasan luas ke depan,

berwawasan lingkungan, dan bertanggung gugat yang dapat menjamin

terlaksananya pembangunan pertanian, perikanan, dan kehutanan;

4. Memberikan perlindungan , keadilan, dan kepastian hokum bagi pelaku

utama dan pelaku usaha untuk mendapatkan pelayanan penyuluhan serta

bagi penyuluh dalam melaksanakan penyuluhan;

5. Mengembangkan sumber daya manusia, yang maju dan sejahtera, sebagai

pelaku dan sasaran utama pembangunan pertanian, perikanan, dan

kehutanan.

2.3.3.Sasaran Penyuluhan

7
Berdasarkan UU RI Nomor 16 Tahun 2006, pihak yang paling berhak

dalam memperoleh manfaat penyuluhan adalah sasaran utama dan sasaran

antara. Sasaran utama penyuluhan adalah pelaku utama dan pelaku usaha,

sedangkan sasaran antara penyuluhan adalah pemangku kepentingan lainnya

yang meliputi kelompok atau Lembaga pemerhati pertanian, perikanan dan

kehutanan serta tokoh masyarakat dan generasi muda. Pemilihan sasaran

penyuluhan harus tepat agar materi yang disampaikan sesuai dengan kebutuhan

dan dapat memecahkan prmasalahan yang dihadapi (Kusnadi, 2011).

2.3.4.Materi Penyuluhan

Berdasarkan UU RI Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan

Pertanian, Perikanan dan Kehutanan materi penyuluhan merupakan pesan atau

informasi yang disampaikan oleh penyuluh kepada sasaran. Materi yang akan

disampaikan kemudian disusun dalam Lembar Persiapan Menyuluh (LPM) dan

sinopsis. Tujuan penyusunan LPM dan sinopsis adalah sebagai pedoman

penyuluh untuk menyampaikan materi dengan mudah. Pemilihan materi

penyuluhan berdasarkan kebutuhan dan kepentingan sasaran penyuluhan

dengan memanfaatkan dan melestarikan sumber daya pertanian (Mardikanto,

2009).

Materi penyuluhan adalah segala bentuk pesan yang ingin disampaikan

oleh seorang penyuluh kepada sasarannya untuk mewujudkan proses

komunikasi pembangunan. Selain itu, materi penyuluhan harus bersifat sebagai

pemecahan masalah yang sedang dan akan dihadapi, petunjuk, rekomendasi

yang harus dilaksanakan serta memiliki manfaat jangka panjang (Mardikanto,

2009) Materi penyuluhan didasarkan atas kebutuhan petani dan

keluarganya(Kusnadi, 2011).

2.3.5.Metode Penyuluhan

8
Berdasarkan Permentan No. 52 Tahun 2009 tentang metode penyuluhan

pertanian dijelaskan bahwa metode penyuluhan pertanian merupakan cara/teknik

penyampaian materi penyuluhan oleh penyuluh pertanian kepada pelaku utama

dan pelaku usaha agar mereka tahu, mau, dan mampu menolong dan

mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi,

permodalan, sumber daya lainnya sebagai upaya untuk meningkatkan

produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya, serta

meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.

2.3.6.Media Penyuluhan

Media merupakan sebuah alat perantara yang berfungsi untuk

menyampaikan pesan atau informasi kepada penerima pesan. Media

penyuluhan sebagai alat bantu atau perantara dalam menyampaikan pesan pada

kegiatan penyuluhan (Mardikanto, 2009). Media penyuluhan bertujuan membuat

sasaran penyuluhan dapat menerima pesan-pesan penyuluhan, melalui media

tercetak, media visual, atau media audio visual (Nuraeni, 2014).

2.3.7.Evaluasi Penyuluhan

Evaluasi penyuluhan pertanian adalah sebuah proses sistematis untuk

memperoleh informasi yang relevan tentang sejauh mana tujuan program

penyuluhan pertanian di suatu wilayah dapat dicapai sehingga dapat ditarik suatu

kesimpulan, kemudian digunakan untuk mengambil keputusan dan

pertimbangan-pertimbangan terhadap program penyuluhan yang dilakukan.

Kegiatan evaluasi dilakukan oleh evaluator, melalui pengumpulan dan

penganalisaan informasi secara sistematik mengenai perencanaan,

pelaksanaan, hasil, dan dampak kegiatan untuk menilai relevansi, efektivitas,

efisiensi pencapaian hasil kegiatan, atau untuk perencanaan dan pengembangan

selanjutnya dari suatu kegiatan (Utami, 2018).

9
10
2.4. Kerangka Pikir

Identifikasi Potensi dan Masalah

Keadaan Saat ini Keadaan yang Diharapkan


1. Produktivitas tanaman padi di Desa 1. Produktivitas tanaman padi di Desa
Karanganyar rendah yaitu 6 ton/ha. Karanganyar meningkat
2. Kotoran ternak yang ada masih belum 2. Kotoran ternak dapat diolah menjadi
sepenuhnya diolah menjadi pupuk bokasi pupuk bokashi
3. Petani belum mengetahui manfaat dan cara 3. Petani mengetahui manfaat dan cara
pembuatan pupuk bokashi pembuatan pupuk bokashi

Permasalahan : Tujuan :
1. Belum dilaksanakan penyuluhan 1. Belum dilaksanakan penyuluhan
tentang manfaat pupuk bokasi serta tentang manfaat pupuk bokasi serta
cara membuat pupuk bokasi di cara membuat pupuk bokasi di
kelompok tani Ngudi Mulyo I. kelompok tani Ngudi Mulyo I.
2. Petani belum sepenuhnya mengetahui 2. Petani mengetahui cara membuat
manfaat pupuk bokasi serta cara pupuk bokashi
membuat pupuk bokasi

Kajian- PERANAN PENYULUHAN TENTANG PUPUK BOKASI TERHADAP


PERILAKU PETANI DI KELOMPOK TANI "NGUDI MULYO I" DESA KARANGANYAR
KECAMATAN PULE KABUPATEN TRENGGALEK

Perancangan dan Implementasi

Tujuan Sasaran Materi Metode Media Evaluasi

Implementasi Evaluasi implementasi RTL/


Rancangan
Rancangan Rekomendasi

11
BAB III
METODE PELAKSANAAN

1.

2.

3.

3.1. Lokasi dan Waktu

Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Kelompok Tani Ngudi Mulyo I Desa

Karanganyar, Kecamatan Pule. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara

sengaja (purposive) berdasarkan pertimbangan bahwa Desa Karanganyar

diharapkan menuju desa yang menerapkan sistem pertanian organik. Disamping

itu potensi peternakan di Desa Karanganyar untuk menunjang kebutuhan bahan

organic cukup besar. Sehingga menjadi salah satu peluang untuk mewujudkan

desa dengan penerapan pertanian organik. Pelaksanaan penelitian ini

dilaksanakan pada bulan bulan Januari s/d Mei 2023.

3.2. Metode Kajian dan Alur Kajian

Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif deskriptif. Penelitian

kuantitatif dalam pelaksanaanya data penelitian berupa angka-angka dan

analisis yang digunakan menggunakan statistik (Sugiyono, 2018). Penelitian

kuantitatif deskriptif merupakan jenis penelitian yang memungkinkan dapat

menggambarkan suatu keadaan mutlak pada lokasi penelitain tanpa adanya

unsur kesengajaan. Hal tersebut meliputi beberapa aspek, mulai dari relasi,

prespektif, attitude dan proses-proses yang mampu mempengaruhi dari suatu

kondisi.

3.2.1. Populasi dan Sampel

Menurut Satori dan Komariah (2014), populasi merupakan objek atau

subjek yang berada pada suatu wilayah topik penelitian dan memenuhi syarat-

syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. Adapun sampel

12
merupakan sebagian dari populasi yang keberadaanya mewakili populasi

tersebut. Objek dalam penelitian ini adalah anggota Kelompok Tani Ngudi Mulyo

I Desa Karanganyar. Sedangkan sampel ditetapkan berdasarkan teknik purposif

sampling yaitu secara sengaja dengan mengambil responden seluruh petani

yang mengikuti penyuluhan sejumlah 20 orang.

3.2.2.Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam kajian ini diantaranya yaitu :

1. Data Primer

Data primer merupakan jenis data yang diperoleh dari sumber data secara

langsung. Metode yang digunakan untuk menggali data dan informasi pada

penelitian ini adalah dengan Wawancara dan Survei. Survei dilakukan dengan

pengambilan sampel dari satu populasi dan menggunakan instrumen kuisioner

sebagai alat pengumpulan data yang paling inti. Sedangkan wawancara

digunakan untuk mendukung hasil data pada kuisioner yang dilakukan secara

langsung dan tidak terstruktur.

2. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari instansi terkait diantaranya

adalah kantor BPP Kecamatan Pule, Kantor Desa Karanganyar, dan studi

literatur pada programa ,RKTP, profil desa maupun jurnal dan artikel ilmiah yang

berkaitan dengan penelitian yang dilakukan.

3.2.3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengnumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik

wawancara dan angket (kuisioner) yang diisi oleh responden pada saat

penyuluhan. Pengumpulan data dilakukan sebanyak dua kali melalui kegiatan tes

awal (pre test) yang dilakukan sebelum pelaksanaan penyuluhan dan

dilaksanakan tes akhir (post test) setelah dilakukan penyuluhan. Berikutnya,

13
untuk memperoleh kesimpulan dari pelaksanaan penyuluhan maka dilakukan

evaluasi penyuluhan.

3.2.4. Skala Pengukuran

Skala pengukuran yang digunakan pada penelitian ini yaitu skala guttman.

Skala Guttman adalah skala yang digunakan untuk memperoleh jawaban tegas

dari responden, dimana skala Guttman memungkinkan adanya dua interval

jawaban seperti “setuju-tidak setuju”;”ya-tidak”;benar-salah” dan lain-lain. Adapun

poin penilaian didasarkan atas : Benar (B) dengan nilai 1, Salah (S) dengan nilai

0.

3.2.5. Teknik Pengujian Instrumen

Pengujian instrumen digunakan untuk menguji layak tidaknya instrument

sehingga instrument dapat dipercaya dalam penerapannya sebagai alat

penelitian. Pengujian instrument dilakukan dengan dua uji sebagi berikut :

a. Uji Validitas Instrumen

Uji validitas digunakan untuk mengukur kevalidan suatu instrument. Artinya

instrument yang digunakan mampu untuk mengukur suatu objek penelitian.

Validitas dilakukan dengan membuat kisi-kisi, butir instrument, dan lembar yang

diberikan kepada ahli untuk ditelaah. Validitas instrumen diuji dengan

menghasilkan skor antara soal dan skor total. Suatu instrument dinyatakan valid

apabila R hitung > R tabel dalam penelitian ini uji validitas dilakukan dengan

menggunakan program aplikasi SPSS 25.

b. Uji Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas menunjuk pada pengertian bahwa suatu instrumen dapat

dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Uji Reliabilitas

dilakukan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran instrumen tetap

konsisten apabila dilakukan pengukuran yang berulang terhadap kondisi dan alat

14
ukur yang sama. Uji reliabilitas instrumen dilakukan melalui konsistensi internal,

hanya melalui uji instrumen satu kali, dan data yang diperoleh dianalisis

menggunakan Cronbach’s Alpha (α). Suatu instrumen dikatakan reliabel apabila

nilai Cronbach Alpha> 0.6. Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan

program aplikasi SPSS 25.

3.2.6. Analisis Data

Analisis peningkatan pengetahuan dilakukan dengan cara analisis data

kuantitatif menggunakan skala guttman dengan pilihan jawaban chek list.

Penilaian jawaban benar mendapat skor 1 dan salah dengan skor 0. Adapun alat

bantu yang digunakan adalah program aplikasi Microsoft excel 2013.

Dari skor jawaban kuisioner pre test dan post test yang telah diisi

responden dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Skor maksimum : Skor Jawaban Tertinggi x Σ Pertanyaan x Σ Responden

Skor minimum : Skor Jawaban Terendah x Σ Pertanyaan x Σ

Responden

Dari rumus tersebut dapat ditentukan skor maksimum dan minimum yang

diperoleh petani. Skor yang diperoleh selanjutnya akan digunakan untuk

mengetahui adanya perbedaan atau peningkatan pengetahuan petani dari pre

test dan post test yang tekah dilakukan pada saat penyuluhan.

3.3. Metode Perancangan Penyuluhan

Metode perancangan penyuluhan disusun berdasarkan hasil Identifikasi

Potensi Wilayah (IPW) yang dilakukan dilokasi penelitian. Adapun dalam

menetapkan rancangan penyuluhan harus mempertimbangkan kondisi sasaran

penyuluhan, lingkungan sasaran, dan tujuan yang akan dicapai dalam

penyuluhan serta penetapan materi penyuluhan.

3.3.1.Penetapan Tujuan

15
Tujuan rancangan ditetapkan melalui beberapa tahap diantaranya :

1) Identifikasi Potensi Wilayah (IPW).

2) Merumuskan hasil Identifikasi Potensi Wilayah (IPW)

3) Pertimbangan dari aspek pendukung

Melakukan wawancara,diskusi dan koordinasi dengan PPL dan penggalian

data sekunder.

4) Menetapkan tujuan untuk untuk mengatasi permasalahan berdasarkan

potensi dan permasalahan.

Tujuan dilaksanakannya penyuluhan ini adalah untuk meningkatkan

pengetahuan petani terhadap manfaat pupuk bokasi serta cara membuat pupuk

bokasi di kelompok tani Ngudi Mulyo I Desa Karanganyar Kecamatan Pule.

3.3.2.Penetapan Sasaran

Sasaran perancangan ditetapkan melalui beberapa tahapan diantaranya :

1) Identifikasi Potensi Wilayah (IPW)

2) Merumuskan hasil Identifikasi Potensi Wilayah (IPW)

Sasaran penyuluhan dalam pelaksanaan penyuluhan yaitu petani yang


tegabung dalam Kelompok Tani Ngudi Mulyo I Desa Karanganyar Kecamatan
Pule.
3.3.3.Penetapan Materi

Materi penyuluhan ditetapkan melalui beberapa tahapan diantaranya :

1. Identifikasi Potensi Wilayah (IPW)

2. Merumuskan hasil Identifikasi Potensi Wilayah (IPW)

3. Menyusun alternatif materi perancangan dalam matriks pengambilan

keputusan materi penyuluhan. Sehingga diperoleh desain materi

penyuluhan tentang manfaat pupuk bokasi serta cara membuat pupuk

bokasi.

3.1.

16
3.2.

3.3.

3.3.1.

3.3.2.

3.3.3.

3.3.4. Penetapan Metode

Metode penyuluhan ditetapkan melalui beberapa tahapan diantaranya:

1. Menuliskan hasil identifikasi lapangan secara ringkas dalam form

kontekstualisasi keadaan lapang

2. Mencermati tujuan penyuluhan, latar belakang, karakteristik sasaran serta

lingkungan internal dan eksternal

3. Menetapkan jenis bentuk dan sifat materi penyuluhan yang akan

disampaikan

4. Menyusun matriks penetapan metode penyuluhan

3.3.5.Penetapan Media

Media penyuluhan ditetapkan berdasarkan beberapa tahapan diantarannya:

1) Melakukan identifikasi karakteristik sasaran,

2) Merumuskan tujuan yang akan dicapai yaitu perubahan pengetahuan, sikap

dan keterampilan.

3) Menetapkan ruang lingkup materi

4) Menyusun matriks analisa penetapan media penyuluhan.

5) Menetapkan media penyuluhan rancangan yang tepat.

Media/alat bantu dalam melancarkan proses penyuluhan seorang penyuluh

pertanian. Penetapan media harus sesuai dengan kondisi sasaran, materi dan

metode yang kan di gunakan oleh penyuluh. Agar media yang di pilih dapat

memudahkan dalam proses penyampaian materi penyuluhan pertanian

17
3.3.6.Penetapan Evaluasi Penyuluhan

Tahapan evaluasi penyuluhan yaitu dengan melakukan beberapa tahapan

diantaranya yaitu :

1) Menyusun instrumen evaluasi dan diperbanyak sejumlah sasaran

2) Melakukan uji validitas dan reliabilitas kuisioner

3) Membagikan kuisioner pre-test (sebelum penyuluhan) dan post-test (setelah

penyuluhan)

Metode evaluasi penyuluhan yang digunakan adalah evaluasi hasil

(sumatif). Evaluasi hasil memungkinkan untuk mengetahui peningkatan

pengetahuan, sikap dan tingkat keterampilan petani responden setelah

dilaksanakanya penyuluhan. Pelaksanaan evaluasi dilakukan dengan

menggunakan instrument kuisioner pre-test dan post-test. Skala pengukuran

yang digunakan adalah skala guttman untuk mengukur tingkat pengetahuan dan

skala likert untuk mengukur skala keterampilan dan sikap. Analisis data hasil

evaluasi menggunakan analisa skoring sehingga diketahui nilai signifikansi hasil

post test pelaksanaan penyuluhan. Selain itu analisis skoring juga difungsikan

sebagai pemetaan kategori pengetahuan, sikap dan keterampilan sasaran

penyuluhan.

18
DAFTAR PUSTAKA

Artiana, A., Hartati, L., Sulaiman, A., & Hadie, J. 2016. Pemanfaatan Limbah

Kotoran Sapi dan Jerami Kacang Tanah sebagai Bokashi Cair Bagi

Pertumbuhan Tanaman Sawi (Brassica Juncea L.). EnviroScienteae,

12(3), 168-180.

Efendi, E., Purba, D. W., & Nasution, N. U. 2017. Respon Pemberian Pupuk NPK

Mutiara dan Bokashi Jerami Padi terhadap Pertumbuhan dan Produksi

Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L). Bernas, 13(3), 20-29.

Hafizah, N., & Mukarramah, R. 2017. Aplikasi Pupuk Kandang Kotoran Sapi

Pada Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Cabai Rawit (Capsicum

frustescens L.) di Lahan Rawa Lebak. Ziraa'ah Majalah Ilmiah Pertanian,

42(1), 1-7.

Indriani, Y. H. 2011. Membuat Kompos Kilat. Jakarta: Niaga Swadaya.

Iswahyudi, et. al. 2020. Studi Penggunaan Pupuk Bokashi (Kotoran Sapi)

Terhadap Tanaman Padi, Jagung & Sorgum. CEMARA. Vol. 17.No.1.

ISSN Online : 2460-8947.

Kresnatita, S., Koesriharti, K., & Santoso, M. 2012. Pengaruh Rabuk Organik

Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung manis. The

Indonesian Green Technology Journal, 1(3), 8-17.

Raksun, A. 2018. Pengaruh Bokashi Terhadap Produksi Padi (Oryza Sativa L.).

Jurnal Penelitian Pendidikan IPA, 4(1), 64-67.

doi:10.29303/jppipa.v4i1.107

Rosmarkam, A., & Yuwono, N. W. 2002. Ilmu kesuburan tanah. Yogyakarta:

Kanisius.

Sadjadi, S., Herlina, B., & Supendi, W. 2017. Level Penambahan Bokashi

Kotoran Sapi terhadap Pertumbuhan dan Produksi pada Panen Pertama

19
Rumput Raja (Pennisetum purpureophoides). Jurnal Sain Peternakan

Indonesia, 12(4), 411-418.

Tufaila, M., Yusrina, Y., & Alam, S. 2014. Pengaruh Pupuk Bokashi Kotoran Sapi

Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Padi Sawah Pada Ultisol Puosu

Jaya Kecamatan Konda, Konawe Selatan. Jurnal Agroteknos, 4(1), 18-

25.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem

Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan. Jakarta: 2006.

Undang-undung Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2009 tentang Metode

Penyuluhan Pertanian. Jakarta: 2009.

20

Anda mungkin juga menyukai