Anda di halaman 1dari 23

TUGAS AKHIR

DAMPAK PENYULUHAN TERHADAP PENINGKATAN


PENGETAHUAN PETANI TERHADAP CARA MEMBUAT
PUPUK BOKASHI DI POKTAN TANI SUBUR DESA
SURENLOR KEC. BENDUNGAN

PROGRAM STUDI PENYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN

TATOK HERU SAPUTRO


04.01.21.1097

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MALANG


BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
2022
TUGAS AKHIR

DAMPAK PENYULUHAN TERHADAP PENINGKATAN


PENGETAHUAN PETANI TERHADAP CARA MEMBUAT
PUPUK BOKASHI DI POKTAN TANI SUBUR DESA
SURENLOR KEC. BENDUNGAN

Diajukan sebagai syarat


untuk memperoleh gelar Sarjana Terapan (S.Tr.P)

PROGRAM STUDI PENYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN

TATOK HERU SAPUTRO


04.01.21.1097

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MALANG


BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas

rahmat dan karunia-Nya penulis dapat melakukan penyusunan Proposal Tugas

Akhir dengan judul “Dampak Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan

Petani Terhadap Cara Membuat Pupuk Bokashi”.

Tugas Akhir ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Terapan (S.Tr.P). Dalam penulisan Proposal Tugas Akhir ini, penulis

mengucapkan terimakasih kepada:

1. Gunawan, SP, M.Si Selaku Dosen Pembimbing I Tugas Akhir.

2. Hetik Purwandari SST, M.Agr Selaku Dosen Pembimbing II Tugas Akhir.

3. Dr.Eny Wahyuning Purwanti, SP, MP Selaku Ketua Program Studi

Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan.

4. Dr. Setya Bhudi Udrayana,S.Pt, M,Si, Selaku Direktur Politeknik

Pembangunan Pertanian Malang.

5. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Tugas Akhir ini.

Semoga bimbingan serta motivasi yang diberikan dapat menjadi amal

disisi-Nya. Penulis berharap semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi para

pembacanya.

Malang, Oktober 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul……………………………………………………....……….….i
Kata Pengantar ………………………………………………………………....ii
Daftar Isi …………………………………………………………………….….iii
Daftar Tabel ……………………………………………………………….......…
Daftar Gambar ……………………………………………………………………
Daftar Lampiran …………………………………………………………………
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ……………………………………….………………….1
1.2. Rumusan Masalah……………………………………………..…………2
1.3. Tujuan ……………………………………………………………………3
1.4. Manfaat ……………………………………………………….....………3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu
2.2. Landasan Teori
2.3. Lokasi dan Waktu
2.4. Metode Kajian dan Alur Kajian
2.5. Metode Perancangan Penyuluhan
2.1.1. Penetapan Tujuan
2.1.2. Penetapan Sasaran
2.1.3. Penetapan Materi
2.1.4. Penetapan Metode
2.1.5. Penetapan Media
2.1.6. Penatapan Evaluasi Penyuluhan
BAB III. METODE PELAKSANAAN
Daftar Pustaka
Lampiran

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tujuan pembangunan pertanian yaitu mengembangkan sistem pertanian

yang berkelanjutan. Dalam mewujudkan tujuan tersebut diperlukan upaya untuk

meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang berguna dalam menunjang

pembangunan pertanian. Peningkatan kualitas ini tidak hanya dalam peningkatan

produktivitas para petani, namun dapat meningkatkan kemampuan mereka agar

dapat lebih berperan dalam berbagai proses pembangunan. Dalam hal ini

penyuluhan pertanian merupakan faktor yang penting dalam mewujudkan tujuan

pembangunan pertanian tersebut.

Melalui penyuluhan pertanian, masyarakat pertanian dibekali dengan ilmu,

pengetahuan, keterampilan, pengenalan paket teknologi dan inovasi baru di

bidang pertanian dengan usahanya, penanaman nilai-nilai atau prinsip agribisnis,

mengkreasi sumber daya manusia dengan konsep dasar filosofi rajin, kooperatif,

inovatif, kreatif dan sebagainya. Disamping itu dengan penerapan penyuluhan

pertanian yang benar diharapkan dapat mengubah sikap dan perilaku

masyarakat pertanian agar mereka tahu dan mau menerapkan informasi anjuran

yang dibawa dan disampaikan oleh penyuluh pertanian.

Penyuluhan pertanian dilaksanakan untuk menambah kesanggupan para

petani dalam usahanya memperoleh hasil-hasil yang dapat memenuhi keinginan

mereka. Jadi penyuluhan pertanian tujuannya adalah perubahan Peningkatan

Pengetahuan Petani Terhadap Cara Membuat Pupuk Bokashi,sehingga mereka

dapat meningkatkan produksi lebih beruntung usahanya dan lebih layak

hidupnya atau yang sering dikatakan keluarga tani maju dan sejahtera.

Desa Surenlor Kecamatan Bendungan merupakan desa yang terletak pada

ketinggian antara 700 m DPL dan curah hujan rata-rata 1.96 mm. Salah satu

1
potensi pertanian yang ada di Desa Surenlor adalah pertanian organik yang

ramah lingkungan dan memiliki daya jual yang lebih tinggi.

Berkaitan dengan hal tesebut petani diharapkan mampu menyerap

teknologi yang direkomendasikan sebagai upaya meningkatkan produktivitas

tanaman dan mewujudkan pertanian organik yang memiliki daya saing yang

tinggi. Hal ini juga didukung dengan potensi yang tersedia. Disamping kegiatan

pertanian, masyarakat di Desa Surenlor juga melakukan usaha dibidang

peternakan baik ruminansia besar, sedang dan ungas. Namun, tingginya minat

petani dalam berternak tidak diimbangi dengan managemen kotoran ternak yang

baik. Kotoran ternak yang ada masih belum sepenuhnya dilakukan pengolahan

menjadi pupuk bokashi. Sehubungan dengan hal tersebut perlu adanya kegiatan

penyuluhan tentang pengenalan macam dan manfaat pupuk bokashi serta cara

membuat pupuk organic (bokashi).sehingga diharapkan mampu meningkatkan

pengetahuan petani dalam pemanfaatan limbah ternak sebagai bahan

pembuatan pupuk bokashi di Desa Surenlor.

1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana menyusun rancangan penyuluhan tentang dampak

penyuluhan terhadap peningkatan pengetahuan petani terhadap cara

membuat pupuk bokashi di kelompok tani “Tani Subur" Desa Surenlor

Kecamatan Bendungan?

2. Bagaimana meningkatkan pengetahuan petani terhadap penyuluhan

tentang dampak penyuluhan terhadap peningkatan pengetahuan petani

terhadap cara membuat pupuk bokashi di kelompok tani “Tani Subur”

Desa Surenlor Kecamatan Bendungan?

1.3. Tujuan

2
1. Menyusun rancangan penyuluhan tentang “Dampak penyuluhan terhadap

peningkatan pengetahuan petani terhadap cara membuat pupuk bokashi” di

kelompok tani “Tani Subur” Desa Surenlor Kecamatan Bendungan?

2. Meningkatkan pengetahuan petani terghadap “Dampak penyuluhan

terhadap meningkatkan pengetahuan petani terhadap cara membuat pupuk

bokashi” di kelompok tani “Tani Subur” Desa Surenlor Kecamatan

Bendungan?

1.4. Manfaat

1. Bagi Politeknik Pembangunan Pertanian Malang, sebagai sarana atau

upaya untuk mengenalkan Politeknik Pembangunan Pertanian Malang

kepada masyarakat sekitar tempat penelitian yaitu Desa Surenlor

Kecamatan Bendungan.

2. Bagi mahasiswa, sebagai sarana untuk meningkatkan ilmu khususnya

dalam aspek atau bidang penyuluhan, dapat dijadikan suatu pengalaman,

wawasan serta sebagai wujud implementasi saat menempuh pembelajaran

serta Pendidikan di kampus Politeknik Pembangunan Pertanian Malang.

Serta dapat digunakan sebagai literatur penelitian-penelitian yang

mendalam pada masa yang akan datang.

3. Bagi petani sasaran, dapat digunakan sebagai referensi dan sumber

informasi pengolahan limbah kotoran ternak sebagai bahan pembuatan

pupuk bokashi

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1.1. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Arnold C, et.al Tabun pada tahun 2017

dengan judul Pemanfaatan Limbah Dalam Produksi Pupuk Bokhasi Dan Pupuk

Cair Organik Di Desa Tuatuka Kecamatan Kupang Timur. Tujuan pelaksanaan

adalah meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan mitra tentang pembuatan

bokashi dan pupuk cair organic menggunakan bahan dasar limbah ternak dan

limbah pertanian. Pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan partisipatif

mitra dengan serangkaian kegiatan meliputi penyuluhan, pelatihan, demonstrasi

plot/praktek lapang maupun pendampingan. Hasil kegiatan pengabdian di Desa

Tuatuka adalah Pupuk Bokhasi 5000 kg, Pupuk Cair 500 liter. Hasil produksi

pupuk bokhasi dan pupuk cair dimanfaatkan oleh kelompok tani sebagai

alternative penggunaan pupuk anorganik dalam meningkatkan produksi tanaman

hortikultura.

Penelitian yang dilakukan oleh M. Tufaila, et.al tahun 2014 dengan judul

Pengaruh Pupuk Bokashi Kotoran Sapi Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi

Padi Sawah Pada Ultisol Puosu Jaya Kecamatan Konda, Konawe Selatan.

Penelit ian ini ber tujuan untuk mengetahui pengaruh pupuk bokashi kotoran sapi

terhadap per tumbuhan dan produksi padi sawah yang dibudidayakan pada

tanah Ultisol. Hasil dari penelitian ini adalah aplikasi pupuk bokashi kotoran sapi

dengan dosis yang berkisar antara 5-7,5 ton ha-1 member ikan pengaruh lebih

baik terhadap per tumbuhan dan produksi padi sawah var ietas Konawe yang

ditanam pada Ult isol di Desa Puosu Jaya Kecamatan Konda Kabupaten Konawe

Selatan dengan hasil mencapai 7,6 sampai 8,4 ton ha-1.

1.2. Landasan Teori

4
2.2.1.Pupuk Bokashi

Bokashi merupakan salah satu jenis pupuk yang dapat menggant ikan

kehadiran pupuk kimia buatan untuk meningkatkan kesuburan tanah sekaligus

memperbaiki kerusakan sifat - sifat tanah akibat pemakaian pupuk anorganik

(kimia) secara ber lebihan. Bokashi merupakan hasil fermentasi bahan organik

dari limbah per tanian (pupuk kandang, jerami, sampah, sekam serbuk gergaji)

dengan menggunakan EM-4 (Gao et al., 2012; At ikah, 2013). EM-4 (Efektif

Microorganisme-4) merupakan bakteri pengurai dari bahan organik yang

digunakan untuk proses pembuatan bokashi,yang dapat menjaga kesuburan

tanah sehingga berpeluang untuk meningkatkan dan menjaga kestabilan

produksi (Tola et al., 2007; Ruhukail, 2011).

Bokashi merupakan salah satu cara meggunakan mikroba tanah dalam

proses pembuatan pupuk organik dengan menggunakan EM4 (Effective

Microorganisme 4) (Indriani, 2011). Bokashi merupakan salah satu jenis pupuk

yang bisa menggantikan peranan pupuk kimia (anorganik) dalam menambah dan

mempertahankan kesuburan tanah serta memperbaiki kerusakan fisik, biologi,

dan kimia tanah yang disebabkan oleh proses pemupukan yang berlebihan.

Berdasarkan sumber bahan organiknya, ada beberapa jenis pupuk bokashi yang

bisa diaplikasikan oleh petani yaitu, pupuk bokashi kandang, bokashi dari jerami,

pupuk bokashi kandang arang dan lain-lain (Raksun, 2018).

2.2.2.Manfaat Pupuk Bokashi

Pengaplikasian pupuk organik terhadap tanaman dapat memperbaiki C-

organik tanah lebih tinggi menjadi 4,5% dibandingkan dengan tanaman tanpa

pemberian pupuk organik. (Hafizah & Mukarramah, 2017). Kandungan unsur

hara nitrogen (N), phospor (P), dan kalium (K) pada pupuk organik rendah,

namun kandungan unsur hara mikro pada pupuk organik yang diperlukan untuk

5
portumbuhan tanaman sangat berlimpah (Artiana et al., 2016). Bokashi

mengandung mikroorganisme tanah efekt if sebagai dekomposer yang dapat

mempercepat proses dekomposisi bahan organik dalam tanah, sehingga dapat

meningkatkan ketersediaan unsur hara N, P dan K bagi tanaman (Wang et al.,

2012; Kaya, 2013).

Pupuk bokashi bisa memperbaiki sifat fisik tanah melalui pembentukan

struktur dan agrerat tanah yang mantap, hal ini berkaitan erat dengan

kemampuan tanah dalam infiltrasi air, mengikat air, meningkatkan kapasitas

tukar kation, dan pengatur suhu yang berpengaruh baik bagi pertumbuhan serta

perkembangan pada tanaman. Sedangkan pupuk majemuk NPK adalah pupuk

campuran yang mengandung lebih dari satu macam unsur hara (makro ataupun

mikro) terutama N, P dan K (Rosmarkam & Yuwono, 2002; Tufaila et al., 2014).

Pemberian pupuk NPK dapat mencakup beberapa unsur sehingga lebih efisien,

hal ini yang menjadi keunggulan pupuk NPK dibandingkan dengan pupuk tunggal

(Safei et al., 2014).

2.3. Aspek Penyuluhan

2.3.1.Pengertian Penyuluhan Pertanian

Berdasarkan UU RI Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan

Pertanian, Perikanan dan Kehutanan mengartikan penyuluhan adalah proses

pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan

mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi

pasar, teknologi, permodalan, dan sumberdaya lainnya, sebagai upaya untuk

meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya,

serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.

Intinya dalam kata-kata penyuluhan setidaknya menyangkut 5 unsur yaitu,

proses pembelajaran, ada subyek yang belajar, dapat mengakses informasi

6
pasar, pengelolaan sumberdaya untuk perbaikan kehidupan dan diterapkannya

prinsip berkelanjutan dari sisi sosial dan ekonomi.

2.3.2.Tujuan Penyuluhan

Tujuan Penyuluhan Pertanian berdasarkan UU RI Nomor 16 Tahun 2006

tentang Sistem Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan (SP3K) bahwa

tujuan pengaturan sistem penyuluhan mencakup pengembangan sumber daya

manusia dan peningkatan modal sosial. Tujuan penyuluhan yang dimaksud

adalah sebagai berikut :

1. Memperkuat pengembangan pertanian, perikanan, serta kehutanan yang

maju dan modern dalam sistem pembangunan yang berkelanjutan.

2. Memberdayakan pelaku utama dan pelaku usaha dalam peningkatan

kemampuan melalui penciptaan iklim usaha yang kondusif, penumbuhan

motivasi, pengembangan potensi, pemberian peluang, peningkatan

kesadaran, dan pendampingan serta fasilitasi;

3. Memberikan kepastian hukum bagi terselenggaranya penyuluhan yang

produktif, efektif, efisien, terdesentralisasi, partisipatif, terbuka, berswadaya,

bermitra sejajar, kesetaraan gender, berwawasan luas ke depan,

berwawasan lingkungan, dan bertanggung gugat yang dapat menjamin

terlaksananya pembangunan pertanian, perikanan, dan kehutanan;

4. Memberikan perlindungan , keadilan, dan kepastian hokum bagi pelaku

utama dan pelaku usaha untuk mendapatkan pelayanan penyuluhan serta

bagi penyuluh dalam melaksanakan penyuluhan;

5. Mengembangkan sumber daya manusia, yang maju dan sejahtera, sebagai

pelaku dan sasaran utama pembangunan pertanian, perikanan, dan

kehutanan.

2.3.3.Sasaran Penyuluhan

7
Berdasarkan UU RI Nomor 16 Tahun 2006, pihak yang paling berhak

dalam memperoleh manfaat penyuluhan adalah sasaran utama dan sasaran

antara. Sasaran utama penyuluhan adalah pelaku utama dan pelaku usaha,

sedangkan sasaran antara penyuluhan adalah pemangku kepentingan lainnya

yang meliputi kelompok atau Lembaga pemerhati pertanian, perikanan dan

kehutanan serta tokoh masyarakat dan generasi muda. Pemilihan sasaran

penyuluhan harus tepat agar materi yang disampaikan sesuai dengan kebutuhan

dan dapat memecahkan prmasalahan yang dihadapi (Kusnadi, 2011).

2.3.4.Materi Penyuluhan

Berdasarkan UU RI Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan

Pertanian, Perikanan dan Kehutanan materi penyuluhan merupakan pesan atau

informasi yang disampaikan oleh penyuluh kepada sasaran. Materi yang akan

disampaikan kemudian disusun dalam Lembar Persiapan Menyuluh (LPM) dan

sinopsis. Tujuan penyusunan LPM dan sinopsis adalah sebagai pedoman

penyuluh untuk menyampaikan materi dengan mudah. Pemilihan materi

penyuluhan berdasarkan kebutuhan dan kepentingan sasaran penyuluhan

dengan memanfaatkan dan melestarikan sumber daya pertanian (Mardikanto,

2009).

Materi penyuluhan adalah segala bentuk pesan yang ingin disampaikan

oleh seorang penyuluh kepada sasarannya untuk mewujudkan proses

komunikasi pembangunan. Selain itu, materi penyuluhan harus bersifat sebagai

pemecahan masalah yang sedang dan akan dihadapi, petunjuk, rekomendasi

yang harus dilaksanakan serta memiliki manfaat jangka panjang (Mardikanto,

2009) Materi penyuluhan didasarkan atas kebutuhan petani dan

keluarganya(Kusnadi, 2011).

2.3.5.Metode Penyuluhan

8
Berdasarkan Permentan No. 52 Tahun 2009 tentang metode penyuluhan

pertanian dijelaskan bahwa metode penyuluhan pertanian merupakan cara/teknik

penyampaian materi penyuluhan oleh penyuluh pertanian kepada pelaku utama

dan pelaku usaha agar mereka tahu, mau, dan mampu menolong dan

mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi,

permodalan, sumber daya lainnya sebagai upaya untuk meningkatkan

produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya, serta

meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.

2.3.6.Media Penyuluhan

Media merupakan sebuah alat perantara yang berfungsi untuk

menyampaikan pesan atau informasi kepada penerima pesan. Media

penyuluhan sebagai alat bantu atau perantara dalam menyampaikan pesan pada

kegiatan penyuluhan (Mardikanto, 2009). Media penyuluhan bertujuan membuat

sasaran penyuluhan dapat menerima pesan-pesan penyuluhan, melalui media

tercetak, media visual, atau media audio visual (Nuraeni, 2014).

2.3.7.Evaluasi Penyuluhan

Evaluasi penyuluhan pertanian adalah sebuah proses sistematis untuk

memperoleh informasi yang relevan tentang sejauh mana tujuan program

penyuluhan pertanian di suatu wilayah dapat dicapai sehingga dapat ditarik suatu

kesimpulan, kemudian digunakan untuk mengambil keputusan dan

pertimbangan-pertimbangan terhadap program penyuluhan yang dilakukan.

Kegiatan evaluasi dilakukan oleh evaluator, melalui pengumpulan dan

penganalisaan informasi secara sistematik mengenai perencanaan,

pelaksanaan, hasil, dan dampak kegiatan untuk menilai relevansi, efektivitas,

efisiensi pencapaian hasil kegiatan, atau untuk perencanaan dan pengembangan

selanjutnya dari suatu kegiatan (Utami, 2018).

9
2.4. Kerangka Pikir

Identifikasi Potensi dan Masalah

Keadaan Saat ini Keadaan yang Diharapkan


1. Kotoran ternak yang ada masih 1. Kotoran ternak dapat diolah
belum sepenuhnya diolah menjadi menjadi pupuk bokashi
pupuk bokasi 2. Petani mengetahui cara
2. Petani belum mengetahui cara pembuatan pupuk bokashi
pembuatan pupuk bokashi

Permasalahan : Tujuan :
1. Belum dilaksanakan penyuluhan 1. Melaksanakan penyuluhan
tentang manfaat pupuk bokasi di tentang manfaat pupuk bokasi di
kelompok tani “Tani Subur” Desa
kelompok tani “Tani Subur” Desa
Surenlor
Surenlor 2. Petani mengetahui manfaat pupuk
2. Petani belum sepenuhnya mengetahui bokasi serta cara membuat pupuk
manfaat pupuk bokasi serta cara
bokasi
membuat pupuk bokasi
1.

Kajian- DAMPAK PENYULUHAN TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN


PETANI TERHADAP CARA MEMBUAT PUPUK BOKASHI DI POKTAN TANI SUBUR
DESA SURENLOR KEC. BENDUNGAN

Perancangan dan Implementasi

Tujuan Sasaran Materi Metode Media Evaluasi

Implementasi Evaluasi implementasi RTL/


Rancangan
Rancangan Rekomendasi

10
BAB III
METODE PELAKSANAAN

3.1. Lokasi dan Waktu

Lokasi penelitian tugas akhir ini bertempat di Kelompok Tani Tani Subur,

Desa Surenlor, Kecamatan Bendungan, Provinsi Jawa Timur. Penelitian

dilaksanakan pada bulan bulan Januari s/d Mei 2023.

3.2. Metode Kajian dan Alur Kajian

Metode penelitian yang dipakai yaitu kuantitatif deskriptif. Penelitian

kuantitatif dalam pelaksanaanya data penelitian berupa angka-angka dan

analisis yang digunakan menggunakan statistik (Sugiyono, 2018). Penelitian

kuantitatif deskriptif adalah jenis penelitian yang memungkinkan dapat

menggambarkan suatu keadaan mutlak pada lokasi penelitain. dan proses-

proses yang mampu mempengaruhi dari suatu kondisi.

3.2.1. Populasi dan Sampel

Populaso dalam penelitian ini yaitu anggota Kelompok Tani Tani Subur,

Desa Surenlor, Kecamatan Bendungan Sedangkan sampel ditetapkan

berdasarkan teknik purposif sampling yaitu secara sengaja dengan mengambil

responden seluruh petani yang mengikuti penyuluhan sejumlah 20 orang.

3.2.2.Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam kajian ini diantaranya yaitu :

1. Data Primer

Data primer merupakan jenis data yang diperoleh dari sumber data secara

langsung. Metode yang digunakan untuk menggali data dan informasi pada

penelitian ini adalah dengan Wawancara dan Survei. Survei dilakukan dengan

pengambilan sampel dari satu populasi dan menggunakan instrumen kuisioner

sebagai alat pengumpulan data yang paling inti. Sedangkan wawancara

11
digunakan untuk mendukung hasil data pada kuisioner yang dilakukan secara

langsung dan tidak terstruktur.

2. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari instansi terkait diantaranya

adalah kantor BPP Kecamatan Pule, Kantor Desa Karanganyar, dan studi

literatur pada programa ,RKTP, profil desa maupun jurnal dan artikel ilmiah yang

berkaitan dengan penelitian yang dilakukan.

3.2.3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengnumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik

wawancara dan angket (kuisioner) yang diisi oleh responden pada saat

penyuluhan. Pengumpulan data dilakukan sebanyak dua kali melalui kegiatan tes

awal (pre test) yang dilakukan sebelum pelaksanaan penyuluhan dan

dilaksanakan tes akhir (post test) setelah dilakukan penyuluhan. Berikutnya,

untuk memperoleh kesimpulan dari pelaksanaan penyuluhan maka dilakukan

evaluasi penyuluhan.

3.2.4. Skala Pengukuran

Skala pengukuran yang digunakan pada penelitian ini yaitu skala guttman.

Skala Guttman adalah skala yang digunakan untuk memperoleh jawaban tegas

dari responden, dimana skala Guttman memungkinkan adanya dua interval

jawaban seperti “setuju-tidak setuju”;”ya-tidak”;benar-salah” dan lain-lain. Adapun

poin penilaian didasarkan atas : Benar (B) dengan nilai 1, Salah (S) dengan nilai

0.

3.2.5. Teknik Pengujian Instrumen

Pengujian instrumen digunakan untuk menguji layak tidaknya instrument

sehingga instrument dapat dipercaya dalam penerapannya sebagai alat

penelitian. Pengujian instrument dilakukan dengan dua uji sebagi berikut :

12
a. Uji Validitas Instrumen

Uji validitas digunakan untuk mengukur kevalidan suatu instrument. Artinya

instrument yang digunakan mampu untuk mengukur suatu objek penelitian.

Validitas dilakukan dengan membuat kisi-kisi, butir instrument, dan lembar yang

diberikan kepada ahli untuk ditelaah. Validitas instrumen diuji dengan

menghasilkan skor antara soal dan skor total. Suatu instrument dinyatakan valid

apabila R hitung > R tabel dalam penelitian ini uji validitas dilakukan dengan

menggunakan program aplikasi SPSS 25.

b. Uji Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas menunjuk pada pengertian bahwa suatu instrumen dapat

dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Uji Reliabilitas

dilakukan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran instrumen tetap

konsisten apabila dilakukan pengukuran yang berulang terhadap kondisi dan alat

ukur yang sama. Uji reliabilitas instrumen dilakukan melalui konsistensi internal,

hanya melalui uji instrumen satu kali, dan data yang diperoleh dianalisis

menggunakan Cronbach’s Alpha (α). Suatu instrumen dikatakan reliabel apabila

nilai Cronbach Alpha> 0.6. Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan

program aplikasi SPSS 25.

3.2.6. Analisis Data

Analisis peningkatan pengetahuan dilakukan dengan cara analisis data

kuantitatif menggunakan skala guttman dengan pilihan jawaban chek list.

Penilaian jawaban benar mendapat skor 1 dan salah dengan skor 0. Adapun alat

bantu yang digunakan adalah program aplikasi Microsoft excel 2013.

Dari skor jawaban kuisioner pre test dan post test yang telah diisi

responden dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Skor maksimum : Skor Jawaban Tertinggi x Σ Pertanyaan x Σ Responden

13
Skor minimum : Skor Jawaban Terendah x Σ Pertanyaan x Σ

Responden

Dari rumus tersebut dapat ditentukan skor maksimum dan minimum yang

diperoleh petani. Skor yang diperoleh selanjutnya akan digunakan untuk

mengetahui adanya perbedaan atau peningkatan pengetahuan petani dari pre

test dan post test yang tekah dilakukan pada saat penyuluhan.

3.3. Metode Perancangan Penyuluhan

Metode perancangan penyuluhan adalah cara yang dilakukan dalam

menyusun sebuah perancangan untuk memudahkan pengembangan ide atau

rancangan inovasi-inovasi baru. Proses perancangan penyuluhan terdiri dari : (1)

penetapan tujuan penyuluhan, (2) penetapan sasaran penyuluhan, (3) penetapan

materi penyuluhan, (4) penetapan metode penyuluhan, (5) penetapan media

penyuluhan, dan (6) penetapan evaluasi penyuluhan. Proses perancangan

disusun agar kegiatan penyuluhan dapat berjalan secara terstruktur dan

sistematis, memperoleh tujuan yang jelas dan nyata tepat sasaran dan

mempermudah dalam penyampaian materi sehingga apa yang disuluhkan dapat

diterima dengan baik oleh sasaran penyuluhan.

3.3.1.Penetapan Tujuan

Tujuan rancangan ditetapkan melalui beberapa tahap diantaranya :

1) Identifikasi Potensi Wilayah (IPW).

2) Merumuskan hasil Identifikasi Potensi Wilayah (IPW)

3) Pertimbangan dari aspek pendukung

Melakukan wawancara,diskusi dan koordinasi dengan PPL dan penggalian

data sekunder.

4) Menetapkan tujuan untuk untuk mengatasi permasalahan berdasarkan

potensi dan permasalahan.

14
Tujuan dilaksanakannya penyuluhan ini adalah untuk meningkatkan

pengetahuan petani tentang cara membuat pupuk bokashi di kelompok tani

Kelompok Tani Tani Subur, Desa Surenlor,

3.3.2.Penetapan Sasaran

Sasaran perancangan ditetapkan melalui beberapa tahapan diantaranya :

1) Identifikasi Potensi Wilayah (IPW)

2) Merumuskan hasil Identifikasi Potensi Wilayah (IPW)

Sasaran penyuluhan dalam pelaksanaan penyuluhan yaitu petani yang


tegabung dalam Kelompok Tani Kelompok Tani Tani Subur, Desa Surenlor,
Kecamatan Pule.
3.3.3.Penetapan Materi

Materi penyuluhan ditetapkan melalui beberapa tahapan diantaranya :

1. Identifikasi Potensi Wilayah (IPW)

2. Merumuskan hasil Identifikasi Potensi Wilayah (IPW)

3. Menyusun alternatif materi perancangan dalam matriks pengambilan

keputusan materi penyuluhan. Sehingga diperoleh desain materi

penyuluhan tentang manfaat pupuk bokashi serta cara membuat pupuk

bokashi.

3.3.4. Penetapan Metode

Metode penyuluhan ditetapkan melalui beberapa tahapan diantaranya:

1. Menuliskan hasil identifikasi lapangan secara ringkas dalam form

kontekstualisasi keadaan lapang

2. Mencermati tujuan penyuluhan, latar belakang, karakteristik sasaran serta

lingkungan internal dan eksternal

3. Menetapkan jenis bentuk dan sifat materi penyuluhan yang akan

disampaikan

4. Menyusun matriks penetapan metode penyuluhan

15
3.3.5.Penetapan Media

Media penyuluhan ditetapkan berdasarkan beberapa tahapan diantarannya:

1) Melakukan identifikasi karakteristik sasaran,

2) Merumuskan tujuan yang akan dicapai yaitu perubahan pengetahuan, sikap

dan keterampilan.

3) Menetapkan ruang lingkup materi

4) Menyusun matriks analisa penetapan media penyuluhan.

5) Menetapkan media penyuluhan rancangan yang tepat.

Media/alat bantu dalam melancarkan proses penyuluhan seorang penyuluh

pertanian. Penetapan media harus sesuai dengan kondisi sasaran, materi dan

metode yang kan di gunakan oleh penyuluh. Agar media yang di pilih dapat

memudahkan dalam proses penyampaian materi penyuluhan pertanian

3.3.6.Penetapan Evaluasi Penyuluhan

Tahapan evaluasi penyuluhan yaitu dengan melakukan beberapa tahapan

diantaranya yaitu :

1) Menyusun instrumen evaluasi dan diperbanyak sejumlah sasaran

2) Melakukan uji validitas dan reliabilitas kuisioner

3) Membagikan kuisioner pre-test (sebelum penyuluhan) dan post-test (setelah

penyuluhan)

Metode evaluasi penyuluhan yang digunakan adalah evaluasi hasil

(sumatif). Evaluasi hasil memungkinkan untuk mengetahui peningkatan

pengetahuan, sikap dan tingkat keterampilan petani responden setelah

dilaksanakanya penyuluhan. Pelaksanaan evaluasi dilakukan dengan

menggunakan instrument kuisioner pre-test dan post-test. Skala pengukuran

yang digunakan adalah skala guttman untuk mengukur tingkat pengetahuan dan

skala likert untuk mengukur skala keterampilan dan sikap. Analisis data hasil

16
evaluasi menggunakan analisa skoring sehingga diketahui nilai signifikansi hasil

post test pelaksanaan penyuluhan. Selain itu analisis skoring juga difungsikan

sebagai pemetaan kategori pengetahuan, sikap dan keterampilan sasaran

penyuluhan.

17
DAFTAR PUSTAKA

Arnold C, et.al. 2017. Pemanfaatan Limbah Dalam Produksi Pupuk Bokhasi Dan

Pupuk Cair Organik Di Desa Tuatuka Kecamatan Kupang Timur. Jurnal

Pengabdian Masyarakat Peternakan ISSN: 2502-5392. Vol. 2 No. 2

Tahun 2017.ISSN: 2502-5392

Artiana, A., Hartati, L., Sulaiman, A., & Hadie, J. 2016. Pemanfaatan Limbah

Kotoran Sapi dan Jerami Kacang Tanah sebagai Bokashi Cair Bagi

Pertumbuhan Tanaman Sawi (Brassica Juncea L.). EnviroScienteae,

12(3), 168-180.

Hafizah, N., & Mukarramah, R. 2017. Aplikasi Pupuk Kandang Kotoran Sapi

Pada Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Cabai Rawit (Capsicum

frustescens L.) di Lahan Rawa Lebak. Ziraa'ah Majalah Ilmiah Pertanian,

42(1), 1-7.

Indriani, Y. H. 2011. Membuat Kompos Kilat. Jakarta: Niaga Swadaya.

M. Tufaila, et.al tahun 2014. Pengaruh Pupuk Bokashi Kotoran Sapi Terhadap

Pertumbuhan Dan Produksi Padi Sawah Pada Ultisol Puosu Jaya

Kecamatan Konda, Konawe Selatan. JURNAL AGROTEKNOSMaret

2014. Vol. 4 No. 1. Hal 18-25.ISSN: 2087-7706.

Raksun, A. 2018. Pengaruh Bokashi Terhadap Produksi Padi (Oryza Sativa L.).

Jurnal Penelitian Pendidikan IPA, 4(1), 64-67.

doi:10.29303/jppipa.v4i1.107

Rosmarkam, A., & Yuwono, N. W. 2002. Ilmu kesuburan tanah. Yogyakarta:

Kanisius.

Tufaila, M., Yusrina, Y., & Alam, S. 2014. Pengaruh Pupuk Bokashi Kotoran Sapi

Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Padi Sawah Pada Ultisol Puosu

18
Jaya Kecamatan Konda, Konawe Selatan. Jurnal Agroteknos, 4(1), 18-

25.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem

Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan. Jakarta: 2006.

Undang-undung Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2009 tentang Metode

Penyuluhan Pertanian. Jakarta: 2009.

19

Anda mungkin juga menyukai