Anda di halaman 1dari 37

PROPOSAL

PRAKTIK KERJA LAPANGAN

PERAN ALSINTAN DALAM MENINGKATKAN HASIL


PRODUKSI BENIH PADI SAWAH UNGGUL BERSETIFIKAT
DI UPT BALAI BENIH PADI HORTIKULTURA KABUPATEN
BERAU

DISUSUN OLEH :

LAILA RIZQA UMAMI


1940202027

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN


UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
2021
2
USULAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

PERAN ALSINTAN DALAM MENINGKATKAN HASIL


PRODUKSI BENIH PADI SAWAH UNGGUL BERSETIFIKAT
DI UPT BALAI BENIH PADI HORTIKULTURA
KABUPATEN BERAU

DISUSUN OLEH :

LAILA RIZQA UMAMI


1940202027

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN

i
2021
HALAMAN PENGESAHAN

Judul Usulan PKL : Peran Alsintan Dalam Meningkatkan Hasil Produksi


Benih Padi Sawah Unggul Bersetifikat Di UPT Balai Benih Padi Hortikultura
Kabupaten Berau
Nama Mahasiswa : Laila Rizqa Umami

NPM : 1940202027

Program Studi : Agribisnis

Menyetujui,

Dosen Pembimbing PKL

Muhammad Wahyu Agang, S.Hut,. M.P


NIDN. 1108048901

Mengetahui :

Wakil Dekan, Ketua Prodi Agrinisnis

Dr. Nia Kurniasih Suryana S.P, M.P Anang Sulistyo, S.P,. M.P
NIDN. 1126087402 NIDN. 1115078001

3
4
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan karunia-Nya penulis masih diberikan kesahatan serta kemampuan
dalam menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Lapangan yang berjudul
“:Manajemen Produksi Bibit Unggul Tanaman Jambu Kristal Di Upt Balai
Benih Padi Hortikultura Kabupaten Berau”.
Laporan Praktek Kerja Lapangan ini disusun oleh penulis berdasarkan
kegiatan yang telah penulis laksanakan pada saat Praktek Kerja Lapangan di UPT.
Balai Benih Pada dan Hortikultura Kampung Sei Bebanir Bangun Kecamatan
Sembaliug Kabupaten Berau Provinsi Kalimantan Timur. Praktek Kerja Lapangan
ini sendiri adalah salah satu mata kuliah wajib yang harus ditempuh setiap
mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Borneo Tarakan.
Selama pelaksanaan hingga penulisan Laporan PKL ini penulis mendapat
banyak bantuan dari berbagai pihak baik berupa materi, informasi maupun
support sehingga Laporan PKL ini dapat diselesaikan tepat waktu, oleh karena itu
penulis mengucapkan terimakasih kepada ;
1. Tuhan Yang Maha Esa dan orang tua Penulis yang selalu memberikan
motivasi serta semangat.
2. Bapak Abdul Rahim, S.P,.M.Si,.Ph.D selaku dekan Fakultas Pertanian
Universitas Borneo Tarakan.
3. Bapak Anang Sulistyo, S.P,.M.P selaku Ketua Program Studi Agribisnis
4. Bapak M. Wahyu Agang, S.Hut,.M.P selaku dosen pembimbing yang
telah memberikan bimbingan serta saran kepada penulis
5. Bapak M. Saleh, S.P selaku kepala UPT Balai Benih Padi dan Hortikultura
yang telah bersedia menerima serta memberikan tempat tinggal
6. Bapak Syamsul Kamaruddin Basrie, S.P selaku Kepala Tata Usaha UPT
Balai Benih Padi dan Hortikultura yang telah banyak membantu,
membimbing serta memberikan data yang diperlukan penulis.
7. Bapak Herlin selaku Pembimbing Lapangan yang telah bersedia mengajari
dan memberi arahan kepada peserta PKL.
8. Pegawai serta staf UPT BBPH Berau yang sudah membantu dan
senantiasa berbagi pengalaman yang sangat bermanfaat bagi Penulis.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................................ii
KATA PENGANTAR.....................................................................................................iii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iv
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Tujuan Praktek Kerja Lapangan.........................................................................2
1.3 Manfaat Praktek Kerja Lapangan.......................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................3
2.1 Peran Alsintan....................................................................................................3
2.2 Produksi.............................................................................................................3
2.3 Morfologi Padi Sawah........................................................................................4
2.4 Benih Unggul Bersetifikat..................................................................................5
BAB III METODELOGI PELAKSANAAN PKL.........................................................9
3.1 Tempat dan waktu Pelaksanaan..........................................................................9
3.2 Rencana Pelaksanaan Kegiatan PKL..................................................................9
3.3 Rencana Evaluasi Kegiatan................................................................................9
3.4 Pelaksanaan Kegiatan.......................................................................................10
3.5 Bagan Alir Kegiatan.........................................................................................10
3.6 Pengumpulan data primer dan sekunder dilakukan dengan cara.......................11
BAB IV PEMBAHASAN...............................................................................................16
4.1 Gambaran Umum.............................................................................................16
Struktur Organisasi...................................................................................................20
4.2 Uraian Kegiatan................................................................................................21
4.3 Masalah Yang Di Kaji......................................................................................22
4.4 Manajemen Produksi........................................................................................22
BAB V PENUTUP..................................................................................................25
5.1 Kesimpulan......................................................................................................25
5.2 Saran................................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................26
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pertanian indonesia merupakan potensi yang besar dari segi sumber
daya dan kualitas, sehingga dapat menjadi sektoriunggulan dan
meningkatkan pendapatan negara. Pertanianoitidak lagi dioipandang dalam
ruang lingkup yang sempit, karena pertanian sekarang ini
sudahaidiupayakan secara terintegrasi. Pertanian tidak berfokus pada
budidaya saja, namun seluruh aspek budidaya yang menunjang pertanian,
seperti pemanfaatan pengolahan dan pemasaran (Soekartawi,2000)

Sektor pertanian merupakan salah satu dari sekian banyak potensi


sumber daya alam yang harus dirancang, diusahakan dan dikelola dengan
sebaik-baiknya. Kegiatan utama pembangunan pertanian bukan hanya
pengembangan diversifikasi dan intensifikasi pertanian dan rehabilitasi
pertanian, tetapi yang tidak kalah pentingnya adalah tersedianya
inventarisasi sumber daya pertanian yang ada, termasuk teknologi yang
mudah digunakan, yang erat kaitannya dengan peningkatan pendapatan
usaha tani dalam rumah tangga, peningkatan produktivitas kerja,
kenyamanan kerja, peningkatan keterampilan penguasaan dan penerapan
ilmu dan teknologi pertanian, serta peningkatan kualitas produksi pangan
dan gizi.

Alsintan atau mesin pertanian adalah sebutan untuk semua alat dan
mesin yang digunakan dalam pertanian. Alsintan mutlak diperlukan dalam
pembangunan pertanian. Penyempurnaan teknologi terkait mesin pertanian
secara nyata dapat meningkatkan efisiensi dan kualitas produksi pertanian.
Peran alsin pertanian dalam pembangunan pertanian tidak terbatas pada
proses budidaya dan pasca panen, tetapi juga pada upaya pengembangan
panen. diolah menjadi berbagai produk pangan tambahan.

Benih adalah tanaman atau bagiannya yang digunakan untuk


memperbanyak dan atau mengembangbiakkan tanaman. Yang perlu
dilakukan sebelum benih dikumpulkan tentukan waktu pengumpulan benih.
Setiap jenis pohon memiliki masa berbuah tertentu untuk itu mengetahui
masa berbunga atau berbuah perlu dilakukan sehingga waktu panen yang
tepat dapat ditentukan dengan tepat pula. Tanda-tanda buah masak perlu
diketahui sehingga buah yang dipetik cukup masak (masak fisiologis).
(Sutopo).

1.2 Tujuan Praktek Kerja Lapangan


Tujuan dilaksanakan Praktek Kerja Lapangan antara lain:
1.2.1 Mengetahui peran alsintan dalam meningkatkan hasil produksi benih
padi sawah unggul bersetifikat di UPT Balai Benih Padi Hortikultura
Kabupaten Berau
1.2.2 Bertujuan untuk penerapan dan pengembangan pengetahuan serta
keterampilan yang dimiliki selama belajar di dunia kerja

1.3 Manfaat Praktek Kerja Lapangan


Manfaat dilaksanakan Praktek Kerja Lapangan antara lain:
1.3.1 Mahasiswa memiliki gambaran secara langsung tentang peran
alsintan dalam meningkatkan hasil produksi benih padi sawah
unggul bersetifikat di UPT Balai Benih Padi Hortikultura Kabupaten
Berau
1.3.2 Mahasiswa dapat bersosialisasi dan mengadopsi pola kerja dengan
seluruh pihak Dinas Pertanian dan Peternakan kabupaten Berau.
1.3.3 Mahasiswa dapat mempelajari tentang peran alsintan dalam
meningkatkan hasil produksi benih padi sawah unggul bersetifikat di
UPT Balai Benih Padi Hortikultura Kabupaten Berau
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Peran Alsintan


Peran alsintan dalam pengembangan pertanian bukan sebatas proses
budidaya dan pascapanen, tapi juga bagi upaya pengembangan proses hasil
panen menjadi aneka produk pangan tambahan. Adanya alsintan ini menjadi
pemicu transformasi teknologi kepada petani menuju pertanian yang lebih
modern, efektif, dan ramah lingkungan. Teknologi mekanisasi tersebut
harus mencakup dari hulu sampai hilir sehingga tidak hanya meningkatkan
produksi, akan tetapi kesejahteraan petani. Peran strategis mekanisasi
pertanian melalui alsintan adalah proses menjadi lebih cepat.
Dengan mekanisasi, kita dapat melaksanakan pengolahan lahan,
panen, dan pascapanen dengan cepat. Selain itu proses akan lebih efisien
karena kebutuhan ongkos akan lebih rendah dibandingkan secara tradisional
atau manual, baik untuk olah lahan maupun untuk panen. Alsintan juga
menekan kehilangan hasil dan meningkatkan nilai tambah, misalnya
penggunaan mesin thresser (perontok) yang efektif akan dapat menurunkan
kehilangan hasil.

2.2 Produksi
Istilah Produksi tersebut berasal dari bahasa inggris to produce yang
memiliki arti menghasilkan. Produksi adalah suatu kegiatan atau aktivitas
untuk dapat menciptakan/menghasilkan atau juga menambah nilai guna
terhadap suatu barang ataupun jasa untuk dapat memenuhi kebutuhan oleh
orang ataupun suatu badan (produsen). Orang maupun badan yang
melakukan kegiatan atau aktivitas produksi ini dikenal dengan sebutan
produsen. Sedangkan untuk barang atau jasa yang dihasilkan dari
melakukan kegiatan atau aktivitas produksi disebut dengan sebutan produk.

2.3 Morfologi Padi Sawah


2.3.1 Klasifikasi Tanaman Padi

3
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan Berbunga)
Kelas : Monokotil (Biji Berkeping Satu)
Sub kelas : Commelinids
Ordo : Poales
Famili : Poaceae (Padi – padian/ rumput – rumputan)
Genus : Oryza
Spesies : Oryza sativa

2.3.1 Morfologi Tanaman Padi


1. Morfologi Akar
Tanaman padi termasuk kedalam golongan tanaman
monokotil atau tanaman yang bijinya berkeping satu. Salah satu ciri
umum dari tanaman monokotil adalah tipe akarnya serabut.
Tanaman padi memiliki akar primer yang tumbuh saat benih padi
berkecambah. Setelah 5 – 6 hari, maka akan tumbuh akar-akar
adventif dan serabut akar. Tanaman padi juga memiliki akar tajuk
(crown roots) yang tumbuh pada ruas batang terendah. Jika kadar
oksigen dalam tanah rendah, maka akar tajuk akan lebih
berkembang di kedalaman yang dangkal atau di dekat permukaan
tanah.
2. Morfologi Batang
Batang tanaman padi memiliki ruas dan buku. Ruas paling
pendek adalah yang paling dekat dekan tanah, semakin keatas maka
ruas akan semakin panjang dan panjangnya melebihi ruas yang di
bawahnya. Batang tanaman padi berbentuk tabung (silinder) dan
lunak. Batang tanaman padi akan mudak patah jika tidak di bantu
oleh pelepah daun yang membungkusnya.
3. Morfologi Daun
Seperti anggota keluarganya yang lain, yaitu rumput –
rumputan, tanaman padi memiliki daun yang berbentuk pita dengan
tulang daun yang sejajar, panjang dan lebarnya akan berbeda-beda

4
di setiap varietas. Daun tanaman padi terdiri dari pelepah, helai
daun, telinga daun, dan lidah daun. Pelepah daun merupakan
bagian daun yang membungkus dan menyelubungi ruas batang
yang lembek, pelepah daun membantu tanaman agar tidak mudah
roboh atau patah. Helaian daun merupakan bagian daun yang
panjang dan berwarna hijau. Lidah daun merupakan bagian yang
terletak diantara helai daun dengan pelepah daun, dengan adanya
telinga daun, air akan terhalang sehingga tidak masuk ke celah
antara batang dan pelepah daun.
Dengan begitu, penyakit-penyakit yang muncul akibat
kelembaban tinggi atau kebusukan dapat dicegah. Setiap ruas
memiliki satu daun, dengan selang pertumbuhan daun satu dengan
daun baru adalah 7 hari. Bagian daun paling atas, yang terletak di
ruas paling ujung di sebut daun bendera. Dari ruas inilah malai padi
akan muncul. Daun bendera memiliki ukuran yang lebih pendek di
bandingkan daun yang berada di bawahnya.
4. Morfologi Bunga
Bunga tanaman padi merupakan bunga lengkap. Bunga ini
terdiri dari putik, benang sari, lemma, palea, bakal buah serta
tangkai buah. Bunga ini muncul dari ruas paling atas, dan di sebut
sebagai malai. Bunga tanaman padi memiliki 6 serbuk sari dengan
tangkai yang pendek serta tipis tapi memiliki kepala sari yang
besar. Sedangkan putiknya memiliki dua tangkai dan dua kepala
putik. Lemma dan palea akan tertutup jika bunga sudah mengalami
proses penyerbukan. Didalamnya lalu akan berkembang padi.
Lemma dan palea inilah yang kemudian dikenal dengan sekam,
atau kulit padi. Saat baru muncul warnanya adalah hijau muda,
seiring kematangan padi warnanya berubah menjadi coklat.

5. Morfologi Buah
Inilah yang merupakan tokoh utama dari pembahasan ini,
buah padi sering di sangka biji oleh orang awam. Padahal

5
sebenarnya itu adalah buah yang berkembang didalam lemma dan
palea. Butir padi ini jika sudah diolah dan dipisahkan dari
sekamnya (lemma dan palea) kita kenal dengan sebutan beras.
Warnanya putih, ada juga yang agak bening, ukurannya pun
berbeda-beda tiap varietasnya. Dari beras kemudian anda masak
menjadi nasi yang akan berakhir di piring makan siang anda.

2.4 Benih Unggul Bersetifikat


Dalam upaya peningkatan produksi pertanian ada beberapa faktor yang
berpengaruh. Salah satu faktor yang mempengaruhi produksi adalah
penggunaan benih. Penggunaan benih unggul dalam budidaya pertanian
harus dilakukan dalam mendongkrak hasil produksi. Salah satunya dengan
penggunaan vareitas unggul baru (VUB). Varietas unggul merupakan salah
satu teknologi yang berperan penting dalam peningkatan produksi pertanian.
Kontribusi nyata varietas unggul terhadap peningkatan produksi padi
nasional antara lain tercermin dari pencapaian swasembada beras pada tahun
1984 dan 2007. Hal ini terkait dengan sifat-sifat yang dimiliki oleh varietas
unggul padi, antara lain berdaya hasil tinggi, tahan terhadap hama dan
penyakit utama, umur genjah, dan rasa nasi enak.
Ditengah makin beratnya tantangan yang dihadapi dalam usaha tani,
UPT. Balai Benih Padi Hortikultura telah menghasilkan sejumlah varietas
padi unggul baru, teknologi produksi, dan benih sumber varietas unggul
padi.Varietas unggul padi sawah tersebut masing-masing dilepas dengan
nama IR-64 dan Ciherang dengan potensi hasil 6 – 8 ton/ha, dan IR-64
Salin Agritan yang toleran pada lahan salin (kadar garam tinggi) dengan
potensi hasil 6 – 8 ton/ha. Benih Bermutu Benih bermutu mencakup mutu
geneti, yaitu penampilan benih murni dari varietas terntetu yang
menunjukkan identitas genetis dari tanaman induknya, Mutu fisiologis yaitu
kemampuan daya hidup (viabilitas) benih yang mencakup daya kecambah
dan kekuatan tumbuh beinh dan mutu fisik benih yaitu penampilan benih
secara prima dilihat secara fisik seperti ukuran homogen, bernas, bersih dari
campuran, bebas hama dan penyakit dan kemasan menarik. Untuk

6
mendapatkan benih bermutu dan tahan dismpan, bji yang sudah dipanen
perlu dikeringkan sampai dengan kadar air tertentu (misalanya padi 13 %)
kemudian dilakukan pembersihan dan pembilahan. Untuk menunggu benih
sampai saatnya ditanam dan untuk mempertahankan mutunya selama
disimpan, benih perlu dikemas dengan bahan kemasan (wadah) yang kedap
udara seperti toples, kaleng, plastik polyetilen atau yang lannya. Keuntugan
penggunaan benih bermutu buatan sendiri adalah dapat dilakukan sescara
mandiri dan kualitasnya tidak kalah dibanding dengan benih dari produsen
benih. Dengan demikian, petani dapat menghemat biaya produksi untuk
membeli benih dan bahkan jika sudah mapan dapat diajukan untuk
mendapat sertifikasi dari pihak yang berwenang.
Varietas Unggul Padi Sawah Benih dan varietas unggul padi sawah
merupakan galur hasil pemuliaan yang mempunyai salah satu atau lebih
keunggulan khusus seperti potensi hasil tinggi, tahan terhadap hama
penyakit dan toleran terhadap cekaman lingkungan, mutu produk, dan atau
sifat-sifat lainnya. Varietas unggul salah komponen teknologi yang penting
untuk meningkatkan produksi dan pendapatan usaha tani padi. Berbagai
varietas unggul telah tersedia dan dapat dipilih sesuai dengan kondisi
wilayah, preferensi petani, dan keinginan pasar.

Jenis dan karakteristik dari varietas unggul meliputi :


 Varietas Unggul Baru (VUB)
Kelompok tanaman padi yang memiliki karakteristi umur kisaran
100-135 HSS (hari setelah sebar), anakan banyak (>20 tunas/rumpun),
bermalai agak lebat (±150 gabah/malai).
 Varietas Unggul Tipe Baru (VUTB)
Kelompok tanaman padi yang memiliki karakteristik postur tanaman
tegap, berdaun lebar dan berwarna hijau tua, beranak sedikit (<15
tunas/rumpun), berumur 100-135 HSS, bermalai lebat (±250
gabah/malai), berpotensi hasil lebih dari 8 ton GKG/ha.
 Varietas Unggul Hibrida (VUH)

7
Kelompok tanaman padi yang terbentuk dari individu-individu
generasi pertama (F1).Berasal dari kombinasi persilangan dari 2
varietas padi yang memiliki karakteristik potensi hasil lebih tinggi dari
varietas unggulan inbrida.

Manfaat Benih Unggul Berlabel


Varietas unggul memberikan manfaat teknis dan ekonomis yang
banyak bagi perkembangan suatu usaha pertanian, diantaranya
pertumbuhan tanaman menjadi seragam sehingga panen menjadi
serempak, rendemen lebih tinggi, mutu hasil lebih tinggi dan sesuai
dengan selera konsumen, dan tanaman akan mempunyai ketahanan yang
tinggi terhadap gangguan hama dan penyakit dan beradaptasi yang
tinggi terhadap lingkungan sehingga dapat memperkecil penggunaan
input seperti pupuk dan pestisida.
Produktivitas varietas sangat bergantung pada genotype
(komposisi gen yang dimiliki varietas) dan kondisi lingkungan tumbuh
(interaksi genotype dengan lingkungan). Faktor-faktor lingkungan yang
sangat berpengaruh terhadap penampilan varietas antara lain kesuburan
fisik dan kimiawi tanah, iklim, keberadaan hama dan penyakit, teknik
budidaya yang digunakan.
Mutu benih meliputi : mutu genetic, mutu fisik, dan mutu fisiologis. Ciri-
ciri benih bermutu yaitu:
 Varietasnya asli
 Benih bernas dan seragam
 Bersih, tidak tercampur dengan biji gulma atau biji tanaman lain
 Daya berkecambah dan vigor tinggi sehingga dapat tumbuh baik jika
ditanam di sawah
 Sehat, tidak terinfeksi oleh jamur atau serangan hama.

Benih berlabel merupakan benih yang sudah lulus proses


sertifikasi yang merupakan salah satu bentuk jaminan mutu benih.
Keuntungan menggunakan benih bermutu tinggi meliputi :

8
1. Benih tumbuh dengan tepat dan serempak.
2. Bila disemaikan, mampu menghasilkan bibit yang tegar dan sehat
3. Ketika ditanam, bibit dapat tumbuh lebih cepat
4. Pertanaman lebih serempak dan populasi tanaman optimum, sehingga
mendapatkan hasil yang tingi. Kategori Benih Unggul Berlabel

Kelas benih dalam sistem sertifikasi meliputi :


 Benih Penjenis/Bredeer seed(BS)
 Benih Dasar/Foundation seed(FS)
 Benih Pokok/Stock seed(SS)
 Benih Sebar/Extention seed(ES)
Benih penjenis (BS) yaitu benih yang terdapat pada urutan pertama
pada kelas benih dalam sistim sertifikasi, benih penjenis(BS) ditandai
dengan pemberian label warna kuning. Benih ini langsung terdapat pada
pemulia tanaman. Kemudian turunan dari benih penjenis(BS) adalah
benih dasar(FS), benih dasar adalah benih yang di perbanyak oleh balai
benih induk (BBI), benih ini ditandai dengan pemberian label warna
putih.kemudian turunan dari benih dasar (FS) adalah benih pokok (SS).
Benih pokok (SS) yaitu benih turunan ke tiga dari kelas benih dalam
sistem sertifikasi benih yang di tandai dengan pemberian label warna
ungu, benih ini di perbanyak oleh penangkar-penangkar benih untuk di
turunkan menjadi benih sebar (ES). Benih yang di jual di pasaran atau
yang di gunakan petani adalah benih sebar (ES). Benih sebar adalah
benih turunan ke empat dari kelas benih atau benih turunan terahir, benih
ini di tandai dengan pemberian lebel warna biru, dan benih ini hanya bisa
dilakukan satukali penanaman.

Sertifikasi Benih Sertifikasi benih adalah serangkaian pemeriksaan


terhadap calon benih yang dimulai sejak dipertanaman sampai pengujian
mutu di laboratorium dengan tujuan untuk menjamin kemurnian genetik,
mutu fisik, dan mutu fisiologis benih sehingga dapat memenuhi standar
mutu benih yang ditetapkan dan layak untuk disebarluaskan. Sertifikasi

9
dapat dilakukan oleh pemerintah maupun LSSM (Lembaga Sertifikasi
Sistem Mutu) Perbenihan. LSSM adalah suatu lembaga yang diberi
wewenang untuk memberikan sertifikasi sistem mutu pada industri
/perusahaan benih yang akan menerapkan sistem manajemen mutu
terhadap proses produksinya.
Lembaga sertifikasi benih pemerintah adalah BPSMB (Balai Pengawasan
dan Sertifikasi Benih) yang terdapat di setiap provinsi bertugas melakukan
penilaian terhadap varietas sertifikasi benih, dan pengawasan mutu terhadap
benih yang telah beredar di pasaran. Sertifikasi varietas dilakukan pada
setiap tingkatan kelas benih, dari benih dasar (FS/BD) – benih pokok
(SS/BP) – Benih Sebar (ES/BR) dengan menggunakan standar mutu yang
telah ditetapkan oleh pemerintah menurut jenis tanaman dan kelas masing-
masing.

10
BAB III
METODELOGI PELAKSANAAN PKL

3.1 Tempat dan waktu Pelaksanaan


Kegiatan praktik kerja lapangan (PKL) ini akan dilaksanakan di UPT
Balai Benih Padi Hortikultura Kabupaten Berau Tanjung Redeb Kalimantan
Timur. Adapun kegiatan PKL ini akan berlangsung selama 40 hari, terhitung
pada tanggal 28 Juni sampai dengan 6 Agustus 2021.

3.2 Rencana Pelaksanaan Kegiatan PKL


Pelaksanaan praktik kerja lapangan (PKL) dilakukan dengan magang
kerja dengan berpatisipasi aktif di tempat PKL, yang terdiri dari :
3.2.1 Pengenalan instansi
3.2.2 Pengarahan dan pembimbing instansi
3.2.3 Terjun langsung ke kegiatan Dinas
3.2.4 Melakukan diskusi

3.3 Rencana Evaluasi Kegiatan


Rencana evaluasi kegiatan dibuat untuk memudahkan peserta PKL
dalam melaksanakan kegiatan di lapangan. Dimana agar setiap kegiatan
yang telah direncanakan diawal secara sistematis dapat berjalan sesuai
dengan yang telah diagendakan, sehingga penggunaan waktu selama
kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) menjadi lebih efektif dan efisien.
Berikut tabel rencana evaluasi kegiatan Praktik Kerja Lapangan.

WAKTU JENIS KEGIATAN


- Persiapan
- Pembekalan Praktik Kerja Lapangan (PKL)
JUNI
- Penyusunan proposal
- Konsultasi dengan dosen pembimbing
JULI - Orientasi lapangan
- Assasment dan pengumpulan data

11
- Menyusun jadwal dan program kegiatan praktik
kerja lapangan (PKL)
- Pelaksanaan kegiatan praktik kerja lapangan (PKL)
(observasi, dokumentasi, dan wawancara)
- Merangkum hasil observasi
AGUSTUS - Penyusunan laporan kegiatan
- Konsultasi dengan dosen pembimbing

3.4 Pelaksanaan Kegiatan


Adapun pelaksana kegiatan praktik kerja lapangan (PKL) ini adalah :
Nama : Laila Rizqa Umami
Tempat tanggal lahir : Tarakan, 18 Juni 2001
NPM : 1940202021
Semester : 4 (empat)
Fakultas : Pertanian
Perguruan Tinggi : Universitas Borneo Tarakan

3.5 Bagan Alir Kegiatan

Pembekalan Praktik Kerja


Lapangan (PKL)
Penyusunan dan pengumpulan
proposal
13 - 25 Juni 2021

Awal pelaksanaan kegiatan praktik


kerja lapangan (PKL)
28 Juni 2021
Orientasi lapangan
Assasment dan pengumpulan
data
12
Merangkum hasil observasi
Penyusunan laporan kegiatan
pembimbing

3.6 Pengumpulan data primer dan sekunder dilakukan dengan cara :


3.6.1 Partisipasi aktif
Yaitu mahasiswa yang menjalankan PKL ikut melakukan
kegiatan atau mencontohkan apa yang harus dikerjakan oleh orang –
orang yang menjadi sumber data.
3.6.2 Observasi
Menurut Sudjana observasi adalah metode
penelitian untuk mengukur tindakan dan proses individu dalam
sebuah peristiwa yang diamati.
Observasi adalah suatu aktivitas pengamatan terhadap sebuah objek
secara langsung dan mendetail guna untuk menemukan informasi
mengenai objek tersebut. Observasi dalam kegiatan ini dilakukan
dengan melihat dan mengamati kegiatan pertanian di UPT Balai
Benih Padi Hortikultura Berau Kabupaten Berau Tanjung Redeb
Kalimantan Timur.
3.6.3 Wawancara
Wawancara  adalah kegiatan tanya-jawab secara lisan untuk
memperoleh informasi. Bentuk informasi yang diperoleh dinyatakan
dalam tulisan, atau direkam secara audio, visual, atau audio visual.
Wawancara merupakan kegiatan utama dalam kajian pengamatan.
Pelaksanaan wawancara dapat bersifat langsung maupun tidak
langsung. Wawancara langsung dilakukan dengan menemui secara
langsung orang yang memiliki informasi yang dibutuhkan,

13
sedangkan wawancara tidak langsung dilakukan dengan menemui
orang-orang lain yang dipandang dapat memberikan keterangan
mengenai keadaan orang yang diperlukan datanya.
Adapun wawancara dalam kegiatan ini dilakukan adalah
dengan melakukan tanya jawab terhadap narasumber yang berada di
UPT Balai Benih Padi Hortikultura Berau Kabupaten Berau Tanjung
Redeb Kalimantan Timur.
3.6.4 Dokumentasi
Dokumentasi menurut Sugiyono (2015: 329) adalah suatu
cara yang digunakan untuk memperoleh data dan informasi dalam
bentuk buku, arsip, dokumen, tulisan angka dan gambar yang berupa
laporan serta keterangan yang dapat mendukung penelitian.
Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data kemudian
ditelaah.
Adapun dokumentasi dalam kegiatan PKL ini dilakukan
dengan cara mempelajari dokumen-dokumen serta foto terkait
dengan kegiatan pembenihan tanaman padi holtikultura di UPT Balai
Benih Padi Hortikultura Berau Kabupaten Berau Tanjung Redeb
Kalimantan Timur.

14
BAB III
METODELOGI PELAKSANAAN PKL

3.7 Tempat dan waktu Pelaksanaan


Kegiatan praktik kerja lapangan (PKL) ini akan dilaksanakan di UPT
Balai Benih Padi Hortikultura Kabupaten Berau Tanjung Redeb Kalimantan
Timur. Adapun kegiatan PKL ini akan berlangsung selama 40 hari, terhitung
pada tanggal 28 Juni sampai dengan 6 Agustus 2021.

3.8 Metode Pelaksanaan Kegiatan PKL


Pelaksanaan praktik kerja lapangan (PKL) dilakukan dengan magang
kerja dengan berpatisipasi aktif di tempat PKL, yang terdiri dari :
3.8.1 Pengenalan instansi
3.8.2 Pengarahan dan pembimbing instansi
3.8.3 Terjun langsung ke kegiatan Dinas
3.8.4 Melakukan diskusi

3.9 Metode Evaluasi Kegiatan


Rencana evaluasi kegiatan dibuat untuk memudahkan peserta PKL
dalam melaksanakan kegiatan di lapangan. Dimana agar setiap kegiatan
yang telah direncanakan diawal secara sistematis dapat berjalan sesuai
dengan yang telah diagendakan, sehingga penggunaan waktu selama
kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) menjadi lebih efektif dan efisien.
Berikut tabel rencana evaluasi kegiatan Praktik Kerja Lapangan.

WAKTU JENIS KEGIATAN


- Persiapan
- Pembekalan Praktik Kerja Lapangan (PKL)
JUNI
- Penyusunan proposal
- Konsultasi dengan dosen pembimbing
JULI - Orientasi lapangan
- Assasment dan pengumpulan data

15
- Menyusun jadwal dan program kegiatan praktik
kerja lapangan (PKL)
- Pelaksanaan kegiatan praktik kerja lapangan (PKL)
(observasi, dokumentasi, dan wawancara)
- Mengoperasikan Alsintan
- Merangkum hasil observasi
AGUSTUS
- Penyusunan laporan kegiatan
- Konsultasi dengan dosen pembimbing

3.10 Pengumpulan data primer dan sekunder dilakukan dengan cara :


3.10.1 Partisipasi aktif
Yaitu mahasiswa yang menjalankan PKL ikut melakukan
kegiatan atau mencontohkan apa yang harus dikerjakan oleh orang –
orang yang menjadi sumber data.
3.10.2 Observasi
Observasi dalam kegiatan ini dilakukan dengan melihat dan
mengamati kegiatan pertanian di UPT Balai Benih Padi Hortikultura
Berau Kabupaten Berau Tanjung Redeb Kalimantan Timur.
3.10.3 Wawancara
Wawancara langsung dilakukan dengan menemui secara
langsung orang yang memiliki informasi yang dibutuhkan,
sedangkan wawancara tidak langsung dilakukan dengan menemui
orang-orang lain yang dipandang dapat memberikan keterangan
mengenai keadaan orang yang diperlukan datanya. Adapun
wawancara dalam kegiatan ini dilakukan adalah dengan melakukan
tanya jawab terhadap narasumber yang berada di UPT Balai Benih
Padi Hortikultura Berau Kabupaten Berau Kalimantan Timur.
3.10.4 Dokumentasi
Adapun dokumentasi dalam kegiatan PKL ini dilakukan
dengan cara mempelajari dokumen-dokumen serta foto terkait
dengan kegiatan pembenihan tanaman padi holtikultura di UPT Balai

16
Benih Padi Hortikultura Berau Kabupaten Berau Tanjung Redeb
Kalimantan Timur.

17
BAB IV

PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum
4.1.1 Sejarah UPT Balai Benih Padi
Terbentuknya UPTD BBU Padi Sei Bangun dilatar belakangi oleh
adanya peningkatan kebutuhan benih padi unggul dikalangan petani
dari tahun ketahun. Semenjak disosialisasikan padi unggul (VUB,
VUTB, dan lain-lain) dan petani merasakan peningkatan produksinya,
permintaan benih padi semakin banyak.
Maka pada Tahun 1986 Dinas Pertanian Tanaman Pangan
membentuk Unit Pelaksanaan Teknis Dinas (UPTD) Balai Benih
Utama (BBU) Padi Sei Bangun yang kegiatannya masih dibawah
koordinasi bidang produksi kegiatan perbanyakan perbenihan padi terus
berlanjut sampai tahun 2007 sampai sekarang kantor UPTD BBU Padi
yang tadinya berlokasi di jalan Gatot Subroto km 5 Bendungan
dipindah kejalan raya bangun km 09 Sambaliung. Hal ini disebabkan
karena lokasi tersebut dibangun kantor Dispora Kabupatan Berau.
Semenjak tahun 2007 sampai sekarang kegiatan pengembangan
perbenihan padi sawah terus dilakukan mulai areal 1 hektar sampai 2
hektar untuk tahun 2019 dengan varietas unggul yang dikembangkan
adalah padi varietas IR-64.
Selama kurun waktu hampir 30 tahun telah beberapa kali
pergantian pimpinan yaitu, Suparmin, Spkp, Damilin Yusmudi, Ir.
Sulkipli, Sarjono, M. Saleh, SP, dan Bambang Sujatmiko, SP ( 2011-
2019). Dan staf UPTD Balai Benih Padi yaitu Herlin, Tarki, Dody
Firdaus, dan Iswadin.

4.1.2 Sejarah UPT Balai Benih Hortikultura


Kebun Hortikultura Birang berdiri pada tanggal 01 Januari
2001, orang yang pertama kali mengelola kebun ini adalah Bapak
Sahidin. Kebun ini asal mulanya dari sebuah proyek yang
merupakan program dari Dinas Pertanian, karena belum terpisah

18
dari Dinas Pertanian maka proyek ini masih dibilang unit kerja
dari Dinas Pertanian, Kegiatan proyek kebun bibit dan belum ada
tersedianya bangunan pendukung sehingga bangunan pertama yang ada
yaitu rumah jaga. .
Pada tahun 2002 telah menerima pegawai baru atas nama
Haris dan Lajim, pada tahun itu pula tanaman pertama kali yang
mulai ada yaitu tanaman rambutan, duku, durian. Setelah itu, Pada
tahun 2004 mulai ada perubahan yaitu mulai dibangunnya sebuah
kantor, gudang dan green house. Pada tahun 2006 kepala kebun
Hortikultura dipimpin oleh Bapak Rustam, adanya penambahan
pegawai sebanyak 3 orang yaitu Sofyan Ediansyah, SP. Maskur dan
Widodo. Pada tahun 2008 mulai bertambah pegawai lagi yaitu
Muh.Fahrianto sebagai pegawai tetap dikebun Hortikultura
Berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 44 Tahun 2009 Tanggal 26
Mei 2009 tentang Terbentuknya Orgaisasi dan Tata Kerja Unit
Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Dinas Pertanian Tanaman Pangan
Kabupaten Berau, yang menduduki jabatan sebagai Kepala UPTD
Balai Benih Hortikultura adalah Bapak Rustam, yang membawahi
pegawai sebagai tukang kebun hortikultura yaitu Muh.Fahrianto,
Sofyan Ediansyah, SP. Maskur, Sahidin. Pada tahun 2014
digantikan oleh Bapak Wono Nugroho, SP sebagai pimpinan
sementara dengan masa jabatan ± 1 tahun. Pada saat Pak Wono
Nugroho, SP menjabat sebagai Kepala UPTD Balai Beni Hortikultura,
ada pegawai yang mengundurkan diri atas nama Widodo dan
digantikan oleh Rizki Rivaldi sebagai tukang kebun Unit Pelaksana
Teknis Dinas Balai Benih Hortikultura di singkat UPTD BBH.
Pada tanggal 28 Januari 2014 dipimpin oleh pimpinan baru
yaitu Bapak Ir.Marjoni yang menggantikan Bapak Wono Nugroho,
SP sebagai Kepala UPTD BBH sementara, pada saat Pak Marjoni
menjabat sebagai kepala UPTD mulai bertambah Kepala Sub
Bagian Tata Usaha (Kasubag TU) UPTD BBH yaitu Purwawijoyo
SP dan bertambah satu orang pegawai baru yaitu Sahidin, sehingga

19
jumlah keseluruhan sebanyak 7 orang pegawai.Yang mempunyai
kedudukan berdasarkan struktur organisasi UPTD Balai Benih
Hortikultura Sebagai kepala UPTD BBH yaitu Ir.Marjoni,
Kassubag TU UPTD BBH yaitu Purwawijoyo ,SP sedangkan Jabatan
fungsional Pengumpul dan Pengolah Data dijabat oleh
Muh.Fahrianto, Pengelola Benih Hortikultura dijabat oleh Sahidin,
dan tiga orang pegawai Tukang Kebun Hortikultura yaitu Maskur,
Sofyan Ediansyah, SP dan Rizki Rivaldi.
Pada 04 Januari 2015 sampai dengan 11 April 2016 di Kantor
UPTD Balai Benih Hortikultura hanya terjadi perubahan yaitu
penambahan tenaga pegawai tukang kebun yaitu Khusniatul Muna.
Sedangkan struktur organisansi UPTD BBH sama dengan tahun
2015 dan jumlah keseluruhan pegawai sebanyak 8 orang. Pada
tanggal 29 Desember 2016 terjadi perubahan struktur organisasi Dinas
dari Pertanian Tanaman Pangan menjadi Dinas Pertanian dan
Peternakan sedangkan UPTD Balai Benih Hortikultura tetap struktur
organisasi. Pada 03 Januari 2017 di Kantor UPTD Balai Benih
Hortikultura hanya terjadi perubahan tenaga pegawai petugas kebun
hortikultura yaitu Try Bayu Kusuma Putra, Marsono dan Syahbani.
Dan jumlah keseluruhan pegawai sebanyak 8 orang. Pada tahun
2019 Kassubag TU yaitu Purwawijoyo ,SP terjadinya mutasi ke
Kecamatan Teluk Bayur, sehingga Jabatan tersebut kosong.

4.1.3 Sejarah UPT Balai Benih Padi Dan Hortikultura


Di tahun 2019 adanya penyatuan UPTD BBU Padi dan UPTD
Hortikultura yang menjadi UPT Balai Benih Padi dan Hortikultura.
Dengan Kepala UPT Balai Benih Padi dan Hortikultura yaitu Ir.
Marjoni dan Kassubag TU yaitu Syamsul Kamaruddin Basrie, SP.
Pada bulan Januari 2020 di Kantor UPT Balai Benih Padi Dan
Hortikultura adanya penambahan tenaga pegawai petugas kebun dan
tenaga teknis yaitu Majidkan dan Isma. Dan jumlah keseluruhan
pegawai sebanyak 14 orang, yaitu Ir. Marjoni Kepala UPT Balai Benih

20
Padi Dan Hortikultura, Syamsul Kamaruddin Basrie, SP Kassubag TU
UPT Balai Benih Padi Dan Hortikultura, Muh. Fahrianto, Herlin, Tarki,
Majidkan, Sahidin, Riski Rivaldi, Iswadin, Dody Firdaus, Marsono, Try
Bayu Kusuma Putra, Syahbani, Isma.
Pada bulan Maret 2020 di kantor UPT Balai Benih Padi dan
Hortikultura adanya perubahan pada staf UPT Balai Benih Padi dan
Hortikultura yaitu saudara Iswadin meninggal dunia. Dan jumlah
keseluruhan pegawai UPT Balai Benih Padi dan Hortikultura sebanyak
13 orang yaitu Ir. Marjoni Kepala UPT Balai Benih Padi Dan
Hortikultura, Syamsul Kamaruddin Basrie, SP Kassubag TU UPT Balai
Benih Padi Dan Hortikultura, Muh. Fahrianto, Herlin, Tarki, Majidkan,
Sahidin, Dody Firdaus, Riski Rivaldi, Marsono, Try Bayu Kusuma
Putra, Syahbani, Isma.
Dibulan September 2020 adanya staff baru yaitu Eko Sulitiono
Dan jumlah keseluruhan pegawai UPT Balai Benih Padi dan
Hortikultura sebanyak 14 orang yaitu Ir.Marjoni Kepala UPT Balai
Benih Padi Dan Hortikultura, Syamsul Kamaruddin Basrie, SP
Kassubag TU UPT Balai Benih Padi Dan Hortikultura, Muh. Fahrianto,
Herlin, Tarki, Majidkan, Sahidin, Riski Rivaldi, Marsono, Try Bayu
Kusuma Putra, Syahbani, Isma, Eko Sulistiono.
Pada Bulan Desember 2020 di kantor UPT Balai Benih Padi dan
Hortikultura, Kepala UPT BBPH telah Pensiun dari Pegawai Negeri
Sipil Pada Bulan Januari 2021 di kantor UPT Balai Benih Padi dan
Hortikultura, Kepala UPT BBPH untuk sementara yang menjadi Kepala
UPT BBPH yaitu Muh.Saleh, SP dan staf UPT BBPH Dodi Firdaus
mengundurkan diri dari UPT BBPH.
Pada Bulan Februari 2021 adanya staff baru yaitu Johansah,A.P
Dan jumlah keseluruhan pegawai UPT Balai Benih Padi dan
Hortikultura sebanyak 14 orang yaitu Muh. Saleh,SP Plt.Kepala UPT
Balai Benih Padi Dan Hortikultura, Syamsul Kamaruddin Basrie,SP
Kassubag TU UPT Balai Benih Padi Dan Hortikultura, Muh. Fahrianto,
Herlin, Tarki, Majidkan, Sahidin, Riski Rivaldi, Marsono, Try Bayu

21
Kusuma Putra,SE, Syahbani, Isma,A.Ma, Eko Sulistiono,SP,
Johansah,A.P sampai sekarang.

22
4.1.4 Struktur Organisasi

STRUKTUR ORGANISASI
UPT BALAI BENIH PADI DAN HORTIKULTURA
Alamat Jalan Raya Poros Bangun KM. 09 Kelurahan Bebanir Bangun Kecamatan
Sambaliung

PLT.KEPALA UPT
BBPH
Muh. Saleh,.S.P
Penata Tingkat I (III/d)
NIP. 19690131 200312 1 005

KEPALA TATA USAHA UPT BBPH


Syamsul Kamaruddin Basrie, S.P
Penata (III/c)
NIP. 19770917 201001 1 008

TANAMAN PANGAN ADMINISTRASI TANAMAN HORTIKULTURA


Herlin PANGAN DAN Sahidin
Tarki HORTIKULTURA Muh. Fahrianto
Syahbani Try Bayu Kusuma Putra, SE Rizki Rivaldi
Eko Sulistiono, S.P Isma, A.Ma Marsono
Johansah, A.P

23
4.14.1
4.1.5 Visi, Misi, dan Motto UPT Balai Benih Padi Hortikultura

1. VISI
Terwujudnya sentra-sentra produksi pertanian dan peternakan yang
berbasis teknologi serta berorientasi pasar.
2 MISI
1. Meningkatkan produksi pertanian dan peternakan dengan
menerapkan teknologi yang ramah lingkungan
2. Menjadikan petani yang kreatif, inovatif, dan mandiri
3. Meningkatkan pelayanan kesehatan hewan untuk kesejahteraan
masyarakat
3. Mottto
Bekerja adalah ibadah

4.2 Uraian Kegiatan


Tabel 1.2 Uraian kegiatan praktek kerja lapangan
No Waktu Uraian Kegiatan
1 Minggu Ke-1  Orientasi atau peninjauan tempat PKL
 Penyambutan oleh Ketua dan pegawai
serta staf UPT BBPH Berau
2 Minggu Ke-2  Pemindahan bibit Lombok dari pot try
ke polybag
 Pengelolahan lahan sawah
 Pembuatan saluran cacing
3 Minggu Ke-3  Membuat jarak tanam untuk
memindahkan bibit jambu kristal
 Memindahkan bibit jambu kristal dari
polybag ke lahan
4 Minggu Ke-4  Memberikan pupuk jambu kristal
dengan pupuk NPK
 Melakukan penyiraman tanaman jambu
kristal
5 Minggu Ke-5  Pengendalian hama keong
 Pengendalian gulma
 Pemupukan tanaman padi dengan pupuk
NPK
 Belajar mengoprasikan alsintan

24
 Belajar mengokulasi dan proses
sambung pucuk tanaman jambu kristal
6 Minggu Ke-6  Evaluasi kegiatan PKL serta laporan
PKL oleh Bapak M. Saleh dan Bapak
Syamsul

4.3 Masalah Yang Di Kaji


Komoditas hortikultura merupakan komoditas potensial yang mempunyai
nilai ekonomi dan memiliki potensi untuk terus dikembangkan Komoditas
hortikultura merupakan komoditas potensial yang mempunyai nilai ekonomi
yang tinggi dan memiliki potensi untuk terus dikembangkan Salah satu
komoditas hortikultura yang sangat potensial untuk dikembangkan adalah
komoditas jambu kristal. jambu kristal (Psidium guajava L) termasuk salah
satu komoditi yang mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi, karena
peranannya yang cukup besar untuk memenuhi kebutuhan domestik sebagai
komoditi ekspor dan industri pangan. Namun ada beberapa masalah yang ada
dalam manajemen produksi cabai hibrida yaitu:
1. Penyakit
Penyakit tanaman adalah hasil dari beberapa gangguan dalam proses
kehidupan normal tanaman. Penyebab penyakit pada tanaman mungkin
berasal dari makhluk hidup dan atau non hidup. Penyebab biotik yang
disebabkan oleh organisme hidup seperti jamur daun dan jamur tanah.
Penyakit tanaman juga dapat mengurangi produksi tanaman cabai hibrida

4.4 Manajemen Produksi


Dalam mendukung proses produksi bibit jambu kristal di UPT Balai
Benih Padi Hortikultura tidak lepas dari fungsi manajemen yang dimana
manejemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya
manusia dan sumber-sumber secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu
tujuan tertentu. Manajemen merupakan alat untuk mencapai tujuan yang
diinginkan. Didalam fungsi manajemen terdapat proses pengorganisasian,
pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota perencanaan,
organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar
mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
4.4.1 Perencanaan (Planning)
Dalam memproduksi bibit jambu kristal perlu adanya
perencanaan dan yang memiliki wewenang untuk merencanakan
produksi bibit jambu kristal tersebut adalah kepala UPT Balai Benih
Padi Hortikultura itu sendiri. Adapun hal-hal yang direncanakan setiap
tahunnya yaitu: penentuan jenis komoditi apa saja yang akan
diproduksi sebagai bibit, kapan akan diproduksi dan siapa saja yang
terlibat dalam memproduksi bibit jambu kristal tersebut, menentukan

25
target produksi berdasarkan data yang tepat dan permintaan petani,
menentukan harga dan jumlah bibit produksi jambu kristal, membuat
green house untuk bibit jambu kristal, mempersiapkan jadwal kegiatan
produksi bibit jambu kristal, menghitung keperluan produksi bibit
jambu kristal dan merinci situasi khusus lain yang dapat
menggagalkan rencana seperti perubahan cuaca Kepala UPT Balai
Benih Padi Hortikultura membuat suatu perencanaan produksi bibit
jambu kristal agar kegiatan-kegiatan tersebut tearah dengan baik
sehingga dapat mencapai tujuan atau sasaran UPT Balai Benih Padi
Hortikultura yaitu menghasilkan bibit jambu kristal unggul khususnya
untuk petani.

4.4.2 Pengorganisasian (Organizing)


Untuk memproduksi bibit cabai hibrida terdapat sumber daya
manusia didalamnya yang meliputi kepala UPT Balai Benih Padi
Hortikultura, Kasubbag TU UPT Balai Benih Padi Hortikultura dan
pegawai lain yang membantu proses produksi bibit jambu kristal.
Yang bertugas untuk melakukan pengorganisasian di UPT Balai Benih
Padi Hortikultura adalah kepala UPT Balai Benih Padi Hortikultura
yaitu dengan memberi kewenangan dan tanggung jawab kepada
tenaga kerja sesuai dengan penetapan struktur organisasi UPT Balai
Benih Padi Hortikultura. Tujuan dari adanya pengorganisasian ini
adalah agar peagawai mengetahui tugas apa yang akan dijalankan.
Setelah Kepala UPT Balai Benih Padi Hortikultura menentukan jenis
komoditi yang akan diproduksi, Kepala UPT Balai Benih Padi
Hortikultura selanjutnya memberikan tugas dan tanggung jawab
kepada Kasubbag TU UPT Balai Benih Padi Hortikultura untuk
mempersiapkan jadwal kegiatan produksi bibit jambu kristal
kemudian menentukan harga dan jumlah bibit produksi jambu kristal
serta menghitung keperluan produksi bibit jambu kristal. Sedangkan
yang diberikan wewenang untuk menangani pembuatan green house
dan perawatan bibit jambu kristal adalah bidang Pembantu Pengelola
Teknologi Pertanian Dan Pengendalian Organisme Pengganggu
Tanaman (OPT).

4.4.3 Pelaksanaan (Actuating)


Setelah semua tugas atau tanggung jawab telah diberikan kepada
masing-masing tenaga kerja, maka setiap bidang melaksanakan atau
menajalankan tugas tersebut sesuai prosedur yang telah ditetapkan
oleh Kepala UPT Balai Benih Padi Hortikultura yaitu mulai dari
penetapan jadwal produksi jambu kristal hingga pada perawatan bibit
jambu kristal. Adapun proses perbanyakan tanaman jambu kristal di
upt bbph yaitu:
 Menggunakan metode sambung pucuk.

26
Sambung pucuk/grafting adalah menggabungkan dua bagian
tanaman (organ dan jaringannya) yang masih hidup sedemikian
rupa sehingga keduanya dapat bergabung menjadi satu tanaman
yang utuh yang memiliki sifat kombinasi antara dua organ atau
jaringan yang digabungkan tersebut. Dua bagian tanaman yang
disatukan pada umumnya adalah batang bawah dan batang atas.
Bagian batang bawah yang memiliki perakaran dan menerima
sambungan disebut dengan rootstock, understock, ataupun stock.
Bagian atas yang digunakan untuk menyambung disebut dengan
scion. Scion dapat berupa potongan batang atas/entres (cutting)
atau juga dapat berupa mata tunas tanaman. Jika scion yang
digunakan adalah cutting, maka disebut dengan grafting. Namun
jika scion yang digunakan adalah mata tunas, maka disebut dengan
penempelan, budding, atau okulasi
4.4.4 Pengawasan (Controlling)
Dari semua proses perencanaan, pengorganisasian dan
pelaksanaan, selanjutnya dilakukan evaluasi atau pengawasan dari
semua kegiatan yang telah dilaksanakan. Dalam kegiatan produksi
bibit cabai Kepala UPT Balai Benih Padi Hortikultura mengontrol
waktu kerja dan mengevaluasi setiap kegiatan yang dilaksanakan
apakah kegiatan tersebut sudah sesuai dengan perencanaan atau tidak
kemudian mencarikan solusi apabila terdapat kesalahan yang
ditemukan. Kepala UPT Balai Benih Padi Hortikultura juga
memberikan tanggung jawab kepada bidang Pembantu Pengelola
untuk mengevaluasi pertumbuhan dan perawatan bibit jambu kristal
agar hasil produksi bibit jambu kristal agar hasil produksi bibit jambu
kristal tersebut sesuai dengan yang diharapkan serta menetapkan
kualitas bibit jambu kristal mana yang akan dijual.

27
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari beberapa pembahasan diatas dapat disimpulkan bahw manajemen
produksi bibit jambu kristal di UPT Balai Benih Padi Hortikultura Kabupaten
Berau sudah terlaksana dengan baik dimana fungsi manajemen telah berjalan
dengan baik dibawah koordinir Kepala UPT Balai Benih Padi Hortikultura
Kabupaten Berau. Dimana terdapat langkah kongkrit dari pelaksanaan fungsi
manajemen yang telah dilaksanakan antara lain sebagai berikut :
1. Kepala UPT Balai Benih Padi Hortikultura membuat perencanaan terkait
jenis komoditi yang akan diproduksi sebagai bibit jambu kristal
2. Kepala UPT memberi tanggung jawab kepada Kasubbag TU UPT untuk
mempersiapkan jadwal kegatan dan menghitung keperlu dalam
memproduksi bibit jambu kristal dan memberi tanggung jawab kepada
bidang Penibantu Pengelola antuk kegiatan produksi dan perawatan bibit
jambu kristal
3. Kasubbag TU UPT dan Pembantu Pengelola melaksanakan tugas dan
tanggung jawab yang telah ditetapkan.
4. Kepala UPT mengontrol dan mengawasi setiap kegiatan pegawainya
apakah sudah sesuai dengan yang telah direncanakan
5.2 Saran
Adapun saran untuk pihak UPT Balai Benih Padi Hortikultura
membereikan pelatihan kepada petani agar bisa menggunakan alsintan
dengan baik

28
DAFTAR PUSTAKA
Rahim, Abd., dan Diah Retno Dwi Hastuti. (2005).Sistem Manajemen
Agribisnis.Makassar: Universitas Makassar Negeri
Ibeng, Parta. (2021). Pengertian Produksi Adalah – Faktor, Proses, Tujuan
Lengkap https://pendidikan.co.id/produksi/ diakses pada tanggal 25 Juli
2021
Prawiro, M. (2018). Manajemen Produksi: Pengertian, Fungsi, Ruang Lingkup,
dan Aspek https://www.maxmanroe.com/vid/manajemen/pengertian-
manajemen-produksi.html diakses pada tanggal 25 Juli 2021
Mengenal 8 Manfaat Jambu Kristal untuk Kesehatan. (2021)
https://blog.tanihub.com/8-manfaat-jambu-kristal-untuk-kesehatan/
diakses pada tanggal 26 Juli 2021
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung:
CV. Alfabeta

29

Anda mungkin juga menyukai