Disusun Oleh :
AISYAH BELPANY
( 422022070 )
AGROTEKNOLOGI
2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas Ujian Tengah
Semester (UTS) ini tepat pada waktunya. Tujuan dari penulisan makalah ini
adalah untuk memenuhi tugas UTS pada mata kuliah Pengantar Ilmu Pertanian.
Selain itu, Makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
Pengantar Ilmu Pertanian bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr.Yopie Moelyohadi, SP.,
M.Si. selaku Dosen Pengantar Ilmu Pertanian. yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang saya tekuni ini. Dan saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang tidak dapat saya sebutkan semua, terimakasih atas bantuannya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini. Kemudian Saya menyadari, tugas
yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang saya butuhkan demi kesempurnaan laporan ini.
Penulis
DAFTAR ISI
MAKALAH
Kata Pengantar...................................................................................................................................
Daftar Isi.............................................................................................................................................
Bab I...................................................................................................................................................
Bab II..................................................................................................................................................
2.4.1 Genetik................................................................................................................................
2.4.2 Tanah...................................................................................................................................
2.4.3 Iklim....................................................................................................................................
Bab III..................................................................................................................................................
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
Pertanian merupakan kegiatan yang dilakukan oleh manusia pada suatu lahan tertentu,
dalam hubungannya antara manusia dengan lahan yang disertai pertimbangan tertentu
(Suratiyah dalam Khaafidh, 2006). Kegiatan pertanian adalah suatu kegiatan manusia yang
terdiri dari kegiatan bercocok tanam, peternakan, perikanan, dan juga kehutanan. Mosher
(1968) mengartikan kegiatan pertanian adalah proses produksi khas yang didasarkan atas
proses pertumbuhan tanaman dan hewan. Kegiatan-kegiatan produksi di dalam setiap usaha
tani merupakan suatu bagian usaha, dimana biaya dan penerimaan merupakan hal yang
penting.
2.2. Pertanian
Pertanian secara luas adalah pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan oleh
manusia dengan cara menanam tanaman produktif yang dapat menghasilkan dan
dipergunakan untuk kehidupan. Atau Seluruh kegiatan yang mencangkup pertanian,
perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan yang hasilnya dapat digunakan untuk
kehidupan manusia. Sedangkan arti pertanian secara sempit yaitu proses budidaya tanaman
pada suatu lahan yang hasilnya dapat mencukupi kebutuhan manusia. Atau proses bercocok
tanam yang dilakukan di lahan yang telah disiapkan sebelumnya dan dikelola menggunakan
cara manual tanpa terlalu banyak menggunakan manajemen.
Yang dimaksud dengan pertanian adalah suatu kegiatan manusia dalam memanfaatkan
sumber daya hayati untuk dapat menghasilkan bahan pangan, sumber energi, bahan baku
industri dan untuk mengelola lingkungannya. Secara garis besar, pengertian pertanian dapat
diringkas menjadi empat komponen yang tidak terpisahkan. Keempat komponen tersebut
meliputi:
(1) proses produksi,
(2) petani atau pengusaha pertanian,
(3) tanah tempat usaha
(4) usaha pertanian.
Secara umum pengertian dari pertanian adalah suatu kegiatan manusia yang termasuk
didalamnya yaitu bercocok tanam, peternakan, perikanan dan juga kehutanan.
Waktu Alur
Agronomi berasal dari bahasa Latin, agros dan nomos. Agros secara harfiah bermakna sebagai
kebun atau lahan yang terolah yang dengan pengertian bahasa Indonesia merupakan tempat bercocok
tanam. Nomos berarti pengelolaan atau manajemen yang setara dengan makna kata -nomi dalam
ekonomi. Budi daya tanaman, jika dibahas sebagai praktik agronomi, sangat dekat dengan urusan
ekonomi pertanian secara luas yang ditinjau dari unsur tanaman dan lingkungan (tanah yang diolah
untuk bercocok tanam). Oleh karena itu, budi daya tanaman merupakan praktik pengelolaan tanaman
pertanian dan lingkungan tumbuhnya tanaman untuk memperoleh produksi maksimum dan lestari
(berkelanjutan, sustainable).
Dalam pembudidayaan tanaman selalu mencakup aspek pengelolaan tanaman, kelestarian
lingkungan, produksi, dan produktivitas suatu usaha tani (farming) yang berbasis tanaman (bercocok
tanam). Aspek-aspek pengelolaan tanaman di antaranya cara pembiakan atau perbanyakan tanaman,
pengaturan pertumbuhan tanaman, pemupukan, pemuliaan tanaman, dan perlindungan tanaman.
Aspek lingkungan meliputi pengelolaan air, pengolahan tanah, pengaturan cahaya dan suhu dalam
sistem budi daya tanaman di bawah struktur, serta pengelolaan ekosistem pertanian. Semua aspek
pengelolaan tersebut mempunyai tujuan akhir untuk produksi tanaman yang maksimum dan lestari
yang sangat berkonotasi ekonomi.
2.4.1. Genetik
Genetika tumbuhan adalah ilmu yang mempelajari gen, keragaman genetik, dan pewarisan sifat
khususnya pada tumbuhan. Asam nukleat dan protein ditemukan dalam setiap kromosom organisme
kompleks. Makromolekuler asam nukleat dalam makhluk hidup ini ditemukan pertama kali oleh
Friedrich Miescher yang berasal dari Jerman pada tahun 1869. Ia berhasil menemukan senyawa yang
mengandung fosfat dalam inti sel darah putih, disebut nuklein.
Bukti bahwa DNA sebagai materi genetik yang menyebabkan terjadinya transformasi pada S.
pneumoniae ditunjukkan oleh Oswald Avery, Colin MacLeod, dan Mackyn McCarty pada tahun
1944. Penelitian terfokus pada lanjutan penelitian Griffith sebelumnya. Hasil ekstraksi sel virulen
yang menghilangkan proteinya diberi beberapa perlakuan dengan berbagai enzim perusak protein
(tripsin dan khimotripsin) maupun enzim penghancur RNA (RNase). Hasil yang didapat menunjukkan
bahwa ekstrak tersebut masih dapat menyebabkan proses transformasi. Ini membuktikan bahwa
senyawa penyebab transformasi bukanlah RNA. Selanjutnya ekstrak tersebut diberi perlakuan dengan
enzim perusak DNA, ternyata kemampuan untuk melakukan transformasi hilang. Ini membuktikan
bahwa senyawa penyebab transformasi adalah DNA itu sendiri.
2.4.2. Tanah
Pengertian tanah berbeda-beda tergantung dari kepentingan penggunaan tanah tersebut. Tanah
dari segi manfaat memiliki arti : (1) sebagai media tempat tumbuh tanaman, (2) sebagai dasar
bangunan dan tempat tinggal, dan (3) sebagai gudang mineral dan bahan-bahan industri (Djunaedi
dan Suwardi, 2002). Tanah sebagai media tumbuh tanaman didefinisikan sebagai lapisan permukaan
bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran penopang
tegak tumbuhnya tanaman dan penyuplai kebutuhan air dan udara, secara kimiawi berfungsi sebagai
gudang dan penyuplai hara atau nutrisi dan unsur-unsur esensial sedangkan secara biologis berfungsi
sebagai habitat biota yang berpartisipasi aktif dalam penyediaan hara bagi tanaman (Hanafiah, 2008).
Riadi (2012) mengemukakan bahwa penambahan berbagai komponen media tanam seperti pasir,
serbuk gergaji dan arang sekam padi berpengaruh dalam memperbaiki struktur tanah. Pasir termasuk
tanah yang ringan dengan ciri bertekstur kasar serta luas permukaan kecil, sehingga pasir bersifat
gembur, aerasi baik dan mudah diolah. Pertambahan arang sekam pada tanah memperbaiki sifat fisik
dan kimia tanah, selain itu pencampuran arang sekam ke dalam tanah menyebabkan fosfor tanah
menjadi lebih tersedia.
2.4.3. Iklim
Iklim adalah keadaan rata – rata cuaca disuatu daerah dalam jangka lama dan tetap. Definisi
lain, iklim merupakan karakter kecuacaan suatu tempat atau daerah, dan bukan hanya merupakan
cuaca rata – rata (Wirjomiharjo dan Swarinoto, 2007). Unsur-unsur dari iklim adalah sama, sebagai
berikut diantaranya :
1. Hujan
2. Intensitas matahari
3. Angin
4. Temperatur
5. Kelembaban
Berikut karakteristik iklim secara umum yang membedakannya dengan cuaca :
1. Berlaku untuk waktu yang lama
2. Meliputidaerahyangluas
3. Merupakan hasil rata-rata cuaca, bukan pencatatan baru
4. Iklim disuatu daerah berhubungan satu sama lainnya
Pengaruh kelembaban relatif terhadap Produksi Tanaman secara langsung mempengaruhi
hubungan air tanaman dan secara tidak langsung mempengaruhi pertumbuhan daun, fotosintesis,
penyerbukan, terjadinya penyakit dan hasil akhirnya ekonomi. Pertumbuhan daun tidak hanya
tergantung pada kegiatan sintetis yang dihasilkan dari proses biokimia tetapi juga pada proses fisik
dari pembesaran sel. Peristiwa serangan hama serangga dan penyakit yang tinggi di bawah kondisi
kelembaban tinggi perkecambahan spora jamur mudah mudah berkembangbiak pada tanaman.
Sebagai contoh Penyakit hawar dari kentang dan teh menyebar lebih cepat dalam kondisi lembab.
Beberapa serangga seperti kutu daun dan berkembang lebih baik dalam kondisi lembab.
Secara garis besar, pengaruh kelembaban pada bidang pertanian yaitu mengurangi
evapotranspirasi, meningkatkan beban panas tanaman, mempengaruhi penutupan Stomata,
Mengurangi serapan CO2, mengurangi pengaruh transpirasi translokasi bahan makanan dan nutrisi.
Contoh pengaruh kelembaban pada bidang pertanian adalah pada contoh Budidaya tanaman
karet di daerah bercurah hujan tinggi kurang optimal bagi pertumbuhan dan produksi tanaman karet
itu sendiri, sebagaimana ditampilkan pada kajian ini. Di daerah yang bercurah hujan tinggi seperti di
Kabupaten Bogor produktivitas karet per areal tanam menjadi lebih rendah dibandingkan dengan
produktivitas rata-rata wilayah se-propinsi Jawa Barat.
2. Ekstensifikasi pertanian
Ekstensifikasi pertanian merupakan salah satu cara untuk meningkatkan hasil pertanian dengan
cara memperluas lahan. Hal ini bisa dilakukan dengan cara membuka area hutan, memanfaatkan
daerah sekitar rawa, membuka semak belukar, serta membuka lahan pertanian yang belum digunakan.
Tidak hanya itu, namun ekstensifikasi pertanian juga bisa dilakukan dengan cara membuka
persawahan pasang surut. Cara meningkatkan hasil pertanian yang satu ini banyak dipilih dan
dilakukan pada daerah dengan penduduk yang jarang.
3. Diversifikasi Pertanian
Diversifikasi pertanian merupakan salah satu jenis usaha yang dilakukan dengan cara
memanfaatkan beberapa jenis produksi. Hal ini dilakukan untuk menghindari adanya ketergantungan
pada salah satu jenis tanaman saja. Dalam melakukan diversifikasi ada 2 cara yang bisa dilakukan
yakni dengan memperbanyak jenis kegiatan pertanian. Sebagai contohnya adalah petani tumbuhan
pangan, yang juga beternak seperti pengelompokan hewan ayam serta ikan. Cara kedua adalah dengan
memperbanyak jenis tanaman yang terdapat pada satu lahan. Sebagai contoh adalah dengan menanam
tanaman jagung sekaligus padi pada satu ladang.
4. Mekanisasi Pertanian
Cara meningkatkan hasil pertanian ini dilakukan dengan cara memanfaatkan mesin-mesin
pertanian yang modern. Mekanisasi pertanian banyak diterapkan di luar pulau Jawa terutama pada
daerah yang memiliki lahan pertanian yang luas. Pada mekanisasi pertanian, tenaga manusia serta
hewan bukanlah sebagai tenaga pengolah lahan yang utama.
5. Rehabilitasi pertanian
Cara meningkatkan hasil pertanian yag selanjutnya adalah dengan melakukan rehabilitasi
pertanian. Usaha ini dilakukan dengan cara memperbaiki lahan yang awalnya tidak lagi produksi
menjadi lahan yang kembali produktif. Hal ini bisa dilakukan dengan cara mengganti tanaman yang
tidak lagi menghasilkan menjadi jenis tanaman yang menghasilkan.
DAFTAR PUSTAKA
A. Hidayat. Jurnal. Sumberdaya lahan Indonesia : Potensi, Permasalahan, dan Strategi pemanfaatan.
Bogor. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian.
Juhadi. Jurnal : Volume 4 No. 1 Januari 2007. Pola-pola pemanfaatan lahan dan degradasi
lingkungan pada kawasan perbukitan. Universitas Negeri Semarang.
Anna Hairani., Yulia Raihana., dan Masganti. Jurnal. Lahan rawa pasang surut: Pertanian masa depan
Indonesia. Banjarbaru. Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa.
Fahmuddin Agus dan I.G. Made Subiksa. 2008. Lahan Gambut: Potensi untuk Pertanian dan Aspek
Lingkungan. Bogor. Balai Penelitian Tanah dan World Agroforestry Centre (ICRAF).
Muhammad Alwi dan Chendy Tapakrisnanto. Potensi dan karakterististik lahan rawa lebak. Balai
Penelitian Pertanian Lahan Rawa Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan
Pertanian
2.6 Peluang dan Potensi Investasi Sektor Pertanian
Ada beberapa cara untuk mengetahui peluang usaha. Minimal ada lima hal yang bisa dijadikan
instrumen untuk mengetahui peluang usaha pertanian, yaitu aspek permintaan (demand), penawaran
(supply), distribusi, harga dan teknologi. Masing-masing aspek tadi bisa digunakan acuan untuk
menilai prospek tidaknya sektor pertanian.
1. Aspek Permintaan
Untuk memulai sebuah usaha, harus dilihat siapa yang akan membelinya, dimana mereka berada,
berapa banyak yang biasa mereka beli, bagaimana cara membelinya, kualitas seperti apa yang biasa
mereka beli dan berapa pendapatan mereka. Dari sisi jumlah, jika permintaan akan suatu produk
pertanian meningkat, berarti ada peluang untuk usaha tersebut. Sektor pertanian bisa dikembangkan
dari sisi hulu, tengah sampai hilir. Biasanya yang sering dibicarakan adalah sektor tengah, sektor hulu
dan hilirnya kurang diperhatikan, padahal permintaan produk pertanian mulai dari sisi hulu, tengah,
sampai hilir dan merupakan satu kesatuan yang bisa menjadi peluang untuk dijadikan kegiatan bisnis.
Dari sisi hulu, permintaan benih/bibit terus meningkat, pupuk organik dan an organik yang juga terus
meningkat permintaannya, merupakan peluang usaha yang sangat menjanjikan. Perlu diketahui,
kebutuhan benih di Indonesia masih dipenuhi dari pasar impor. Kalaupun sudah disediakan,
kualitasnya masih kalah dari benih impor terutama benih sayuran.
2. Aspek Penawaran
Aspek penawaran terkait dengan jumlah produsen, berapa banyak yang diproduksi, bagaimana
karakteristik atau kualitas dari produknya, bagaimana kontinuitasnya, bagaimana konformitasanya/
keseragamannya dan dimana barang tersebut diproduksi. Berkebalikan dengan permintaan, jika
penawaran semakin meningkat maka peluang usaha semakin kecil karena jumlah barang di pasar
banyak, harga menjadi semakin bersaing ketat, bahkan seringkalu pada saat panen raya harga akan
turun karena permintaan tetap sementara barang yang ditawarkan meningkat pesat. Terjadi persaingan
harga yang ketat. Sebaliknya jika semakin sedikit produksen, semakin banyak peluang usahnya.
Semua produsen memiliki hasrat untuk memonopoli produknya atau membuat produknya berbeda
dengan pesaing atau produsen lain.
3. Aspek Harga
Ada beberapa hal terkait harga yang bisa digunakan instrumen untuk menilai peluang. Pertama adalah
trend harga. Jika harga produk pertanian tersebut memiliki tren yang meningkat dimasa yang akan
datang, berarti produk tersebut memiliki peluang untuk dikembangkan. Kedua, perbedaan harga
ditempat yang berbeda. Ketiga, masalah kepastian harga. Unsur ini menjadi penting karena produsen
membutuhkan kepastian supaya bisa merencakan usahanya. Jika ada jaminan harganya, produsen
biasanya merespon dengan menjalankan usahanya. Usaha dimana harganya tidak pasti dan fluktuatif,
biasanya produsen enggan untuk usaha disektor tersebut. Bentuk contract farming merupakan peluang
usaha yang bisa direspon oleh produsen pertanian.
4. Aspek Teknologi
Perkembangan teknologi bisa mempengaruhi produsen untuk mengembangkan usahanya.
Perkembangan teknologi perbenihan yang luar biasanya, memungkinkan produsen untuk memperluas
usahanya dan meningkatkan kapasitas usahanya. Teknologi memungkinkan munculnya efisiensi
usaha yang merupakan peluang bagi produsen untuk meningkatkan usahanya. Dengan adanya
efisiensi, ada daya saing bagi suatu produk dipasaran. Saat ini berkembang teknologi organik yang
memungkinkan produsen menghasilkan produkproduk organik yang bisa memenuhi kebutuhan
konsumen akan keamanan dan kesehatan pangan walaupun harganya lebih mahal. Dengan adanya
teknologi yang bisa memenuhi kebutuhan konsumen ini, muncul peluang usaha disektor petanian
yang bisa dikembangkan.
Sektor pertanian memiliki dua sisi bertolak belakang yang menarik untuk dikaji. Satu sisi
menunjukkan bahwa sektor ini memiliki potensi dan prospek bisnis unggul, sementara di sisi yang
lain usaha ini menyimpan beragam persoalan yang membutuhkan solusi tepat. Potensi bisnis sektor
pertanian yang dapat menggugah minat investasi baru adalah aspek permintaan, aspek penawaran,
sspek distribusi, aspek harga dan aspek teknologi.
Peluang investasi ini dapat dijumpai pada beragam sektor usaha, mulai dari pertanian (padi,
palawija, hortikultura), perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan. Ketika investasi pada
beragam komoditi dan sektor usaha di atas dapat berjalan dengan baik, maka diharapkan akan
menghasilkan peningkatan nilai investasi yang signifikan. Sebagai ilustrasi apabila ada 2 juta rumah
tangga petani, di mana rata-rata rumah tangga tersebut mampu menambah Rp. 10 jt/petani/musim
saja, maka akan ada peningkatan nilai investasi di sektor pertanian sejumlah Rp. 20 triliun setiap
musimnya. Nilai total pengembangan investasi ini akan jauh berlipat apabila masing-masing rumah
tangga petani mampu berkontribusi di atas nilai rata-rata pada setiap musimnya.
Berikut ini adalah rincian potensi komoditi per sub sektor pertanian umum:
a. Pertanian: padi, kedelai, jagung
c. Perikanan: tangkap, budidaya (nila ditambak, sbg bahan baku surimi), pengolahan (3.3 triliun = 55
unit; 8761unit: 5.67Triliun); Pantura (brebes smp rembang, klaster di Pati), bekas tambak udang.
Meski memiliki potensi produksi yang cukup bagus, namun sub sektor perikanan ini memiliki kendala
seperti keterbatasan alat serta rendahnya kompetensi pengolah yang bisa berujung pada turunnya
jumlah produksi.
e. Kehutanan. Madu. Kebutuhan 15 ribu ton; tersedia 10 ribu ton. Pakan lebah kurang. Pengetahuan
masyarakat. Rebung bamboo. Porang (umbi-umbian). Komoditi sub sektor kehutanan ini dapat diolah
menjadi tepung, bahkan berpotensi menjadi produk eskpor karena Korea dan Jepang memiliki
f. Industri makanan: pengolahan ikan (pantura). Adanya eksploitasi ikan secara berlebihan serta
kurang ramah lingkungan dan tanpa mempertimbangkan konsep sustainable development dapat
g. Minuman: Carica (manisan buah pepaya Dieng). Dulu, harga buah carica sempat anjlok, sehingga
karena banyak buah yang terbuang (rasanya sedikit asam dan bergetah). Namun ketika buah ini diolah
ternyata banyak diminati di pasar. Potensi usaha ini masih terbuka lebar untuk digali dan
Dinas penanaman modal dan pelayanan terpadu satu pintu provinsi Jawa Tengah. 2018. Potensi dan
KESIMPULAN
Pertanian merupakan aktivitas produksi yang berdasarkan proses pertumbuhan dari hewan dan
tumbuhan. Dalam arti sempit, pertanian disebut dengan pertanian rakyat yaitu pertanian dimana usaha
pertaniannya dikelola oleh keluarga dan produksi pertaniannya adalah bahan makanan utama seperti
padi, palawija, kacang-kacangan dan ubi-ubian serta tanaman hortikultura seperti tanaman sayuran,
buah- buahan juga tanaman hias. Pertanian dalam artian luas adalah pertanian yang meliputi
perikanan, peternakan, kehutanan dan pertanian dalam arti sempit.
Pertanian sebagai upaya produksi tanaman merupakan elemen penting dalam perkembangan
kebudayaan manusia. Para ahli berpendapat bahwa awal mula dari budaya adalah perubahan dari
kebiasaan hidup manusia sebagai pengumpul makanan dari alam dan berburu menjadi kebiasaan
bercocok tanam atau tindakan menanam tanaman untuk memenuhi kebutuhan hidup yang diawali
dengan memilih dan mendomestikasi (menjinakkan) jenis-jenis tanaman liar yang bermanfaat bagi
kehidupan. Sifat manusia yang cenderung menuju ke tingkat yang lebih efisien dalam memenuhi
tuntutan hidup disatu sisi melahirkan kebudayaan yang semakin maju dan disisi lain membawa
kemajuan dalam budidaya tanaman. Kini, tanaman tidak lagi hanya dipandang sebagai sumber bahan
pangan, sandang dan papan, tetapi telah begeser juga menjadi sumber bahan untuk kesehatan,
inspirasi keindahan/estetika, kelestarian lingkungan, dan sarana rekreasi.
Memperhatikan potensi usaha dan masalah yang dihadapi di sektor pertanian, usaha investasi
dalam bentuk Bulog Swasta layak dikembangkan. Dalam hal ini Petani harus menjadi sebagai subyek
dengan menjadikan mereka sebagai pemegang saham dari bisnis tersebut. Petani perlu dipahamkan
tentang konsep bisnis korporasi, mulai dari bahan baku sampai pasar. Ini bisa menjadi unit bisnis atau
investasi, investasi di bahan baku/sarana produksi, produksi, pengolahan dan perdagangan.
Lahan-lahan lainnya seperti lahan Perhutani yang luas bisa dikembangkan kawasan pertanian
terpadu, pertanian-peternakan-perkebunan-kehutanan-lingkungan dengan penambahan fungsi
permukinan dengan berbagai fasilitasnya. Konsep investasi dengan industri/investasi yang tidak
terkait dengan pertanian perlu dikurangi. Untuk itu, kedepan investasi perlu diarahkan ke sektor
pertanian dengan memperbaiki iklim investasi yang ada