Disusun oleh:
Kelompok 4
ANTROPOLOGI
PROGRAM STUDI S1 GIZI
STIKES ADILA
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya kepada kita semua dan penulis, sehingga makalah yang berjudul “TEKNOLOGI
PERTANIAN DAN PENGOLAHAN PANGAN DI BERBAGAI BUDAYA DAN ZAMAN” ini
dapat diselesaikan.Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah ANTROPOLOGI yang di
berikan oleh bapak SUHERMAN S.Km.,M.Si. Makalah ini disusun dan dibuat berdasarkan kajian
tentang teknologi pertanian dan pangan yang diharapkan agar dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sebagai seorang mahasiswa dan Gizi khusunya. Serta dapat memahami nilai-nilai dasar
yang direfleksikan dalam berfikir dan bertindak sebagai.Penulis mengucapkan terima kasih kepada
bapak SUHERMAN S.Km.,M.Si atas ilmu baru yang penulis dapatkan dari makalah
ini yang merupakan salah satu ilmu yang belum pernah penulis dapatkan sebelumnya semoga saja
dalam penyusunan makalah ini dapat memberikan manfaat.dalam pembuatan makalah ini, penulis
menyadari adanya berbagai kekurangan, baik dalam isi materi,maupun penyusunan kalimat
namun demikian perbaikan merupakan hal yang berlanjut sehingga kritik dan saran untuk
penyempurnaan makalah ini sangat penulis harapkan mudah-mudahan ini dapat membantu, meski
sedikit pada kita mampu untuk menjelaskan secara lebih jelas lagi dan dengan harapan semoga
kita semua mampu berinovasi dan meningkatkan pengetahuan dengan potensi yang dimiliki.Amin
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
I.I. Latar Belakang
Indonesia adalah agraris dimana sebagian penduduknya hidup dari hasil bercocok tanam atau
bertani, sehingga pertanian merupakan sektor yang memegang peranan penting dalam kesejahteraan
penduduk Indonesia. Pengembangan industri makanan diharapkan akan mampu menyerap hasil pertanian
yang diusahakan petani, memberikan nilai tambah terhadap produk pertanian, membuka kesempatan kerja,
sumber devisa sekaligus menyediakan produk pangan yang semakin beragam.Pengolahan bahan makanan
agar lebih bergizi dan awet memiliki interelasi terhadap pemenuhan gizi masyarakat, maka pemerintah
hendaknya selalu berusaha untuk menyediakan suplai pangan yang cukup, aman dan bergizi. Salah satunya
dengan melakukan berbagai cara pengolahan dan pengawetan pangan yang dapat memberikan nilai tambah
bagi produsen dan perlindungan terhadap bahan pangan yang akan dikonsumsi.Pangan secara umum
bersifat mudah rusak (Perishable), karena kadar air yang terkandung di dalamnya sebagai faktor utama
penyebab kerusakan pangan itu sendiri.Semakin tinggi kadar air suatu pangan, akan semakin besar
kemungkinan kerusakannya baik sebagai akibat aktivitas biologis internal (metabol isme) maupun
masuknya mikroba perusak. Sejalan dengan hal tersebut, maka pengembangan teknologi hasil pertanian
terutama industri makanan sangat dibutuhkan.Untuk itu pengembangan teknologi hasil pertanian semakin
diperlukan. Upaya untuk mengembangkan teknologi tersebut sangat mungkin dilakukan mengingat masih
tersedianya lahan dan teknologi on farm. Ketersediaan sumber daya alam, sumber daya manusia, besarnya
hasil pertanian yang dimiliki, serta pasar terbuka akan memberikan daya tarik tersendiri bagi pelaku pada
industri pengolahan hasil.
1
BAB 2
PEMBAHASAN
Istilah penggunaan kata teknologi pertanian berasal dari kata teknologi dan pertanian. Teknologi
sendiri dianggap sebagai penerapan dan pengembangan ilmu pada alat mesin untuk membantu manusia
dalam mengelola atau menyelesaikan masalah kehidupan. Adapun pertanian ialah usaha manusia untuk
menghasilkan bahan pangan, produk lahan, dan jenis hewan ternak dengan memanfaatkan sumber daya
alam tumbuhan. Teknologi pertanian adalah penerapan serangkaian bentuk ilmu terapan dan teknik pada
kegiatan pertanian yang kemudian dijadikan sebagai prinsip matematika dan ilmu pengetahuan alam
dalam rangka pendayagunaan secara ekonomis sumberdaya pertanian dan sumberdaya alam untuk
kesejahteraan manusia
Teknologi pangan adalah salah satu disiplin ilmu yang menerapkan sebuah ilmu pengetahuan
terkait bahan pangan khususnya sesudah panen atau pasca panen dengan cara menggunakan teknologi
yang tepat. Sehingga manfaat yang akan diperoleh bisa meningkatkan nilai tambah pada bahan makanan
tersebut. Di dalam ilmu teknologi pangan, kita akan mempelajari sifat fisik, kimia, dan juga
mikrobiologis dari suatu bahan pangan. Selain itu, kita juga akan mempelajari proses pengolahan bahan
pangan tersebut. Spesialisasi dari ilmu yang satu ini cukup beragam, antara lain pemrosesan, pengemasan,
penyimpanan, pengawetan, dan lainnya.
Sejarah awal dari teknologi pangan yaitu ketika Nicolas Appert melakukan proses pengalengan
suatu bahan pangan. Proses tersebut masih terus berlangsung hingga saat ini. Akan tetapi pada saat itu
Nicolas Appert melakukannya bukan berdasarkan ilmu pengetahuan. Pengaplikasian teknologi pangan
yang didasari oleh ilmu pengetahuan awalnya dilakukan oleh Louis Pasteur ketika ingin mencoba untuk
2
mencegah kerusakan akibat dari tumbuhnya mikroba di dalam fermentasi anggur. Hal ini Ia lakukan
setelah melakukan penelitian terhadap anggur yang sudah terinfeksi.
Selain itu, Pasteur juga menemukan sebuah proses yang disebut sebagai pasteurisasi. Proses tersebut
adalah proses pemanasan susu maupun produk susu yang bertujuan untuk membunuh mikroba yang
berada di dalam produk tersebut. Hal tersebut dilakukan untuk meminimalisir perubahan sifat dari susu.
Di Indonesia sendiri, sejarah teknologi pangan sangat erat kaitannya dengan beberapa aspek berikut, yaitu
aspek sejarah perkembangan institusi, program pendidikan, SDM, IPTEK, fasilitas, lapangan kerja, dan
juga dinamika masyarakat serta tren konsumsi pangan
Adapun sejumlah alat pertanian tradisional yang masih digunakan hingga saat ini adalah:
1. Cangkul atau pacul Cangkul digunakan dalam proses pengolahan tanah lahan pertanian. Alat ini
berfungsi untuk menggali atau meratakan tanah. Cangkul terbuat dari baja sehingga kuat dan berkualitas.
Alat ini juga terbagi beberapa jenis seperti dhoran, tandhing, bawak dan langkir.
2.Sabit padi Sabit padi digunakan untuk memanen hasil padi yang ditanam. Sabit ini digunakan ketika
jelang panen.
3. Kampak pipa Meskipun namanya kampak pipa, alat ini digunakan untuk memilah kayu. Ciri khas
kampak ini adalah garannya yang merupakan pipa. Itulah kenapa alat ini disebut dengan kampak pipa.
3
4. Parang Parang berfungsi sebagai alat membabat rumput yang ada di pematang sawah ataupun di
perkebunan. Alat ini mudah dibawa dan membantu meringankan pekerjaan petani.
5. Ani-ani atau ketam Alat ini berguna untuk proses pemanenan padi. Caranya dengan bulir padi akan
dipotong satu per satu sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama untuk proses pengerjaannya.
6. Garu Garu merupakan alat untuk membajak sawah. Alat ini terbuat dari kayu jati, sono, angsana, laban
dan berbagai kayu yang keras lainnya. Alat ini biasanya memanfaatkan tenaga hewan seperti kerbau, sapi
dan kuda. Biasanya digunakan di ladang dan sawah berlumpur.
7. Gasruk Gasruk atau disebut juga osrok merupakan alat yang digunakan untuk mencabuti rumput liar.
Alat yang menyerupai bentuk setrika ini memiliki gigi-gigi yang berfungsi untuk mencabut rumput liar di
sawah.
8. Penanam benih Alat ini baisanya terbuat dari kayu dengan ujung dibentuk runcing. Menanam benih
jadi lebih mudah dengan disentakan di tanah dan sedikit putaran tangan dapat membuat lubang untuk
menaruh benih
Salah satu faktor yang menentukan kesuksesan dalam bercocok tanam, yaitu ketersediaan alat
pertanian baik dalam ukuran yang kecil maupun besar.Seiring perkembangan teknologi, terciptalah alat
pertanian modern yang memudahkan para petani untuk melakukan tugasnya.Indonesia merupakan negara
agraris yang sebagian besar penduduknya bertani. Meskipun sebagian petani masih menggunakan alat-
alat pertanian tradisional.Namun tetap harus mengetahui alat pertanian modern agar mampu bersaing
dengan negara lainnya. Berdasarkan fungsinya, alat pertanian modern dibedakan menjadi 3
kategori.Pertama sebagai alat pengolah tanah, kedua sebagai alat penanaman modern, ketiga sebagai alat
pemanenan. Untuk mengetahui lebih jelasnya, berikut ini merupakan beberapa alat pertanian modern
Alat-alat pengolahan tanah digunakan untuk menyuburkan serta menggemburkan tanah sebelum masuk
ke dalam proses penanaman.
4
Traktor
Traktor merupakan alat yang modern yang seringkali digunakan oleh banyak petani untuk mengolah
tanah. Terdapat traktor besar dan kecil dengan dua jenis roda.Jenis traktor beroda rantai digunakan untuk
tanah yang berlumpur, sedangkan roda dua biasa digunakan untuk tanah yang kering.
Rotavator
Rotavator merupakan alat pengolah tanah yang terbagi menjadi dua tahap. Tahap pertama pengolahan
diolah dilakukan dengan membolak-balikkan tanah, memotong serta mencacah.
Sedangkan mengolah tanah pada tahap kedua yaitu tanah menjadi rapi, hama tanaman hilang, serta tata
air menjadi rapi.
Garu Sisir
Penggunaan garu sisir dilakukan setelah mengolah tanah dengan bajak singkal. Umumnya, para petani
membawa alat ini ketika sawah sedang dalam kondisi basah, supaya tanah menjadi gembur.
Bajak singkal
Bajak singkal merupakan salah satu alat untuk mengolah tanah secara modern. Alat ini memiliki dua
jenis, yaitu bajak singkal satu arah serta bajak singkal dua arah. Alat ini berguna untuk membolak-
balikkan tanah.
Bajak Subsoil
Alat pertanian modern yang ada di Indonesia selanjutnya yaitu bajak subsoil. Alat ini berfungsi agar tanah
pecah dengan kedalaman 20-36 inci, untuk membuat parit lahan tanam.
Garu Piring
Garu piring merupakan alat modern yang berfungsi untuk mengelola tanah sebelum penanaman. Alat ini
juga bisa membersihkan lahan tanam dari rumput yang bala.
Setelah melakukan penanaman, gunakan Garu piring kembali untuk menutupi bibit dalam tanah.
Jika biasanya para petani melakukan penanaman secara manual atau dengan tenaga manusia, kini berbeda
dengan hadirnya alat penanaman modern.
5
Dimana alat-alat ini memudahkan para petani untuk bercocok tanam. Cara kerja mesin penanaman
modern yakni dengan memasukkan benih atau bibit ke dalam tanah yang gembur.
Berikut ini merupakan beberapa alat penanaman modern yang harus diketahui, diantaranya adalah
Berikut ini merupakan beberapa alat perawatan tanaman modern yang harus diketahui, diantaranya adalah
Kehadiran alat pemanenan modern memudahkan para petani untuk mengumpulkan hasil panen dalam
jumlah yang besar. Dengan alat ini, para petani bisa menghemat biaya waktu, serta tenaga yang
diperlukan.
Berikut ini merupakan beberapa alat pemanenan modern yang harus diketahui, diantaranya adalah
6
2.3. SARANA PRASARANA PENGOLAHAN PANGAN
`Dengan munculnya teknologi pangan, maka sangat berpengaruh pada ketersediaan bahan
pangan. Alan serta bumi dapat menghasilkan bahan pangan secara berkala. Sedangkan kebutuhan
manusia itu sifatnya rutin atau terus-menerus. Jadi, tidak mungkin jika kita harus menunggu kebutuhan
jasmani hingga panen tiba. Oleh karena itu, teknologi pangan diciptakan. Hal ini bertujuan untuk
menciptakan teknologi pengawetan bahan pangan sehingga makanan bisa disimpan lebih lama dan bisa
dikonsumsi jangka panjang.
Teknologi pengawetan sangat bermanfaat untuk mendistribusikan bahan pangan secara lebih merata ke
berbagai penjuru dunia. Dulu, orang-orang di Eropa tidak bisa menikmati makanan dari Asia. Tapi
dengan adanya teknologi pangan, maka semua orang dari penjuru dunia manapun bisa menikmati
makanan khas dari negara lain.
Seringkali banyak orang di Indonesia yang penasaran terhadap ilmu yang dipelajari di jurusan teknologi
pangan. Jadi, teknologi pangan secara sederhana tidak pernah terlepas dari adanya proses. Proses yang
dimaksud disini yaitu terkait bagaimana bahan pangan yang masih mentah diproses hingga menjadi
makanan yang layak dikonsumsi oleh orang-orang. Berikut adalah beberapa proses teknologi pangan
dalam menghasilkan bahan pangan:
1. Sortasi
Proses pertama yang harus dilakukan untuk menghasilkan makanan yang layak konsumsi adalah
pemilihan bahan makanan yang nantinya akan diolah. Produk yang nantinya akan dihasilkan dapat
memiliki kualitas terbaik jika bahan mentah yang dipilih adalah produk terbaik, utuh, dan juga terjamin.
Misalnya, saat pemilihan biji kopi akan dilakukan berdasarkan perbedaan proses perendaman atau
dibedakan dari warnanya. Pemilihan biji kopi yang dilakukan berdasarkan warnanya biasanya akan
disortir menggunakan mesin khusus yang sudah dilengkapi dengan sensor warna. Sedangkan pada proses
perendaman, biji kopi yang masih mengapung akan dipisahkan dengan biji kopi yang terendam. Adapun
contoh lain yaitu saat proses pemilihan buah nanas, biasanya akan disortir berdasarkan ukuran untuk
memasuki proses pengalengan.
7
2. Pemotongan
Proses pemotongan makanan biasanya memerlukan ukuran yang presisi. Sehingga hal tersebut akan
membutuhkan teknologi mesin pemotong makanan. Supaya lebih memudahkan untuk memotong dan
membagi makanan yang cepat dan tepat sesuai dengan ukuran yang diinginkan. Misalnya, pemotongan
roti yang menggunakan teknologi mesin pemotong di pabrik roti.
3. Pencucian
Setiap kali akan membuat makanan olahan, maka bahan mentahnya wajib melalui proses pencucian dan
sterilisasi terlebih dahulu. Jika bahan mentah tidak melakukan pencucian dan sterilisasi terlebih dahulu,
maka akan sangat berbahaya apabila dikonsumsi nantinya. Contohnya makanan yang penuh dengan
kotoran atau debu bisa membuat orang yang mengonsumsinya menjadi keracunan dengan ditandai
munculnya penyakit diare.
Proses pencucian memiliki tujuan untuk membersihkan zat pengotor dan mempertahankan zat murni.
Sekarang ini, ada metode MPN atau Most Probable Number yang bisa digunakan untuk mengecek jumlah
mikroba yang ada di dalam bahan pangan. Sehingga hal tersebut bisa membantu dalam menentukan
higienitas pada suatu pangan
4. Pengeringan
Proses pengeringan ini umumnya bertujuan untuk menghilangkan kadar air pada bahan pangan. Supaya
bahan pangan tersebut tidak mudah rusak, busuk, dan tetap awet. Misalnya saja proses pengeringan yang
dilakukan saat membuat kerupuk. Dimana kerupuk akan dijemur di bawah terik matahari agar bisa lebih
gurih. Contoh lainnya yaitu singkong yang sudah ditumbuk kemudian dikeringkan untuk mendapatkan
tepung tapiokanya.
5. Pemanasan
Semua produk pangan olahan biasanya dibuat menggunakan proses pemanasan. Contohnya saja saat
membuat nasi goreng, nasi tersebut seringkali akan ditambah kecap untuk menambah cita rasa. Dalam
proses pemanasannya, gula yang ada di dalam kecap yang sudah ditaburkan ke nasi goreng akan
mengalami karamelisasi. Hal tersebutlah yang membuat aroma nasi goreng menjadi lebih harum dan
enak.
8
6. Pendinginan
Proses yang satu ini sudah ada sejak zaman nenek moyang dulu. Dimana proses pendinginan tersebut
dikethaui bermanfaat untuk mengawetkan sayur daging, buah, dan lainnya. Adapun beberapa produk dari
pangan olahan dan juga awetan yang membutuhkan proses pendinginan. Misalnya soft ice cream yang
sempat ngetren pada tahun 2010 an. Es krim tersebut memiliki tekstur yang sangat lembut. Namun, es
krim tersebut masih memerlukan teknologi yang bisa melakukan proses pembekuan dengan cepat guna
mencegah proses kristalisasi. Begitu juga dengan makanan-makanan yang disajikan di dalam pesawat,
proses pendinginan harus dilakukan dengan kecepatan yang tinggi.
7. Pengemasan
Pada proses pengemasan ini harus dibuat berbeda dan disesuaikan dengan jenis makanan. Hal tersebut
bertujuan untuk mencegah kerusakan pangan. Jika produk adalah olahan daging, misalnya sosis atau
bakso, maka keseluruhan kemasan harus rapat tanpa adanya udara sedikitpun. Caranya bisa menggunakan
vacuum untuk mengatasi kadar oksigen. Kemasan kedap udara bertujuan untuk mencegah adanya
kerusakan pada makanan. Begitu juga dengan berbagai bungkusan makanan ringan yang dibuat kembung.
Hal tersebut bertujuan agar makanan yang ada di dalamnya tidak hancur.
Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi pertanian juga kian canggih, hal ini tentu
memiliki dampak yang postif bagi para petani. Dengan bantuan teknologi pertanian, efektifitas
penanaman, perawatan, hingga panen bisa lebih meningkat. Selain itu, biaya operasional yang harus
dikeluarkan oleh petani semakin menurun dengan hasil produksi yang meningkat. Berikut contoh
teknologi pertanan yang digunakan di Indonesia :
Transplanter
Teknologi pertanian transplanter direkomendasikan oleh Litbang (Penelitian dan pengembangan)
Kementerian Pertanian untuk memberikan jarak yang pas antar padi yang ditanam. Konsep teknologi
pertanian ini menganut sistem jajar legowo dari Jawa Timur dalam proses penanaman padi. Transplater
dipercaya bisa meningkatkan produksi padi hingga 30%. Jarak yang tepat antar padi lebih memudahkan
petani dalam hal perawatan.Harga satu unit mesin transplanter ini sekitar Rp 75 juta. Tapi, Anda tak perlu
khawatir karena pemerintah akan memberikan bantuan mesin ini kepada para petani. Ketika digunakan
untuk menanam padi, mesin ini tidak akan tenggelam di lumpur sawah karena sudah dilengkapi dengan
9
pengapung. Meski begitu, transplanter dirancang dengan berat seringan mungkin agar tidak menyulitkan
petani.
10
Instalasi pengolah limbah
Limbah ternak seringnya tidak terkelola dengan baik oleh para petani. Padahal, limbah ternak ini bisa
dimanfaatkan untuk hal yang lebih baik. Daripada mencemari lingkungan, lebih baik limbah ini digunakan
untuk pupuk organik. Jika Anda tidak memiliki banyak waktu untuk mengolah sendiri limbah menjadi
pupuk, ada instalasi pengolah limbah. Dengan mengggunakan instalasi pengolah limbah, barang yang
awalnya tidak bermanfaat bisa diubah menjadi pupuk organik dan biogas.
Secara garis besar, teknologi pangan adalah cabang ilmu yang berkaitan dengan teknik-teknik dan
prinsip-prinsip dalam pemrosesan dan pengawetan bahan-bahan makanan. Penerapan teknologi pangan
ini dapat membantu dalam proses produksi makanan bergizi dengan aman. Studi teknologi pangan
dilakukan untuk mengembangkan metode dan sistem baru untuk menjaga agar produk-produk makanan
aman serta tahan dari berbagai bahaya alami, seperti bakteri maupun mikroorganisme lainnya. Dalam
proses mengawetkan makanan, teknologi pangan membantu meningkatkan rasa dan mengurangi
kandungan racun (toksin) di dalam produk makanan. Dengan begitu, produk makanan tersebut pun dapat
didistribusikan dan dipasarkan secara mudah serta efisien. Kalau begitu, apa saja ya contoh teknologi
pangan yang bisa Anda temukan sehari-hari?
1. Tempe.
Jika tidak ada teknologi pangan, kelezatan dan manfaat tempe barangkali tidak akan pernah dirasakan.
Pasalnya, seperti yang sudah Anda ketahui, bahan baku tempe adalah kacang kedelai. Dan berkat
teknologi pangan, kacang kedelai pun melalui proses fermentasi dengan bantuan jamur genus Rhizoporus,
yang kemudian menjadi tempe. Kacang kedelai sendiri adalah bahan makanan alami yang kaya nutrisi.
Selain menjadi sumber protein nabati, kacang kedelai pun kaya akan vitamin B, kalori, kalsium, fosfor,
dan lemak baik. Dan lewat proses fermentasi sebagai hasil dari teknologi pangan, tempe yang berasal dari
kacang kedelai pun mengandung lebih banyak nilai gizi dibandingkan bahan bakunya.
11
2. Roti.
Roti adalah produk yang bisa Anda pasarkan sebagai alternatif nasi. Pasalnya, roti juga merupakan
makanan sumber karbohidrat. Di samping itu, roti pun lebih praktis dan mudah untuk dikonsumsi
dibandingkan nasi. Kehadiran roti sendiri tak akan pernah terwujud tanpa adanya teknologi pangan.
Pasalnya, proses pembuatan roti melibatkan berbagai jenis bahan – selain gandum sebagai bahan dasar
tepung, masih ada juga telur, air, gula, ragi, lemak, dan bahan-bahan lainnya.
3. Yogurt.
Minuman ini juga merupakan salah satu contoh teknologi pangan, lho! Sebab, yogurt diproduksi lewat
proses fermentasi bakteri. Contohnya Lactobacillus bulgarius, Streptococcus lactis, dan Streptococcus
termophilus. Bakteri-bakteri yang dicampur ke dalam susu sebagai bahan dasar yogurt ini akan dibiarkan
berkembang biak. Sepanjang proses tersebut, bakteri akan mengubah laktosa yang terkandung di dalam
susu menjadi asam laktat.
4. Terasi.
Terasi yang lezat dan paling nikmati diolah menjadi sambal ini ternyata juga merupakan salah satu
produk makanan yang lahir berkat adanya teknologi pangan? Serupa dengan contoh-contoh di atas, terasi
juga diproduksi dengan memanfaatkan proses fermentasi. Ikan atau udang yang menjadi bahan dasar
terasi difermentasi dengan bantuan beberapa jenis mikroorganisme. Begitu proses fermentasi selesai, ikan
maupun udang plus mikroorganisme yang dibiakkan akan berubah warna menjadi merah kecokelatan.
Selain itu, proses fermentasi tersebut juga menyebabkan terasi mengeluarkan aroma yang khas
12
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Dari penulisan makalah ini dapat kita simpulkan bahwa teknologi hasil pertanian adalah
mempelajari karakteristik bahan hasil pertanian, penanganan pasca panen,pengolahan hasil pertanian
(blansing, pasteurisasi, sterilisasi, pendinginan, pembekuan,pengeringan, ekstrusi, pemanggangan,
penggorengan, pengolahan, pengolahan fermentasi dan enzimatis, pengolahan kimiawi), penggunaan
bahan tambahan makanan, Keamanan pangan dan sanitasi, jaminan mutu pangan, pengemasan dan
penyimpanan,pemasaran produk pangan, Serta pengembangan produk dan uji organoleptik
3.2. Saran
Bagi Pemerintah:
Perlu dibentuk tim penyuluhan untuk memberikan pemahaman tambahan kepada masyarakar agar lebih
paham mengenai hal yang berkaitan dengan teknologi ini sehingga mudah di aplikasikan
Bagi Masyarakat:
Hendaknya mengikuti seluruh rangkaian kegiatan yang diadakan oleh pemerintah setempat untuk
menungkatkan wawasan mengenai teknologi IPTEK, dan sebagainya
13
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal. Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Remaja Rosdakarya : Bandung
Austin, J.E. 1981. Agroindustrial Project Analysis. The Johns Hopkins University Prss: London.
https://www.uc.ac.id/en/apa-saja-contoh-teknologi-pangan-dalam-kehidupan-sehari-hari/
http://tugassekolahkejuruan.blogspot.com/2015/02/sanitasi-sarana-dan-prasarana-industri.html
https://www.gramedia.com/literasi/teknologi-pangan/
http://agro.umsrappang.ac.id/content/news/alat-pertanian-modern-yang-wajib-diketahui
https://www.ngadipuro-widang.desa.id/artikel/2021/6/12/5-teknologi-pertanian-yang-diterapkan-di-
indonesia
14