Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH SOSIOLOGI ANTROPOLOGI

PERKEMBANGAN TEKNOLOGI DALAM PANGAN DAN GIZI

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Sosial Antropologi


Dosen Pengampu : Mulus Gumilar, DFSN,M.Kes

Disusun oleh : Kelompok 10


Kelas : 1A

Aprilia Salsabila P17331123405


Fazli Fayzul Haq P17331123415
Jonathan Septian M. S. P. P17331123423
Mahesa Fatih Kausar P17331123426

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN GIZI DAN DIETETIKA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG
2024

1
Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ilmiah yang berjudul, ”Perkembangan Teknologi dalam Pangan
Dan Gizi”.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang ”Perkembangan


Teknologi dalam Pangan Dan Gizi” ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi
terhadap pembaca.

Cimahi, 03 April 2024

Penyusun

i
Daftar Isi

BAB 1....................................................................................................................................1
Pendahuluan........................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................1
BAB II.......................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.....................................................................................................................2
2.1 Pengertian Teknologi dalam Pangan..........................................................................2
2.2 Pengertian Teknologi Pangan dalam Gizi..............................................................3
2.3 Perkembangan Teknologi terhadap Pangan..........................................................3
2.4 Perkembangan Teknologi terhadap Gizi................................................................5
2.5 Penyimpangan dalam pengolahan pangan............................................................7
2.6 Dampak Perkembangan Teknologi terhadap Pangan...........................................8
Hubungan Pangan dengan Gizi...............................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................10

ii
iii
BAB 1

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Industri pangan menghasilkan berbagai produk pangan olahan dalam bentuk


makanan tradisional maupun modern. Produksi pangan olahan ini ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan pasar, baik pasar lokal maupun ekspor. Konsumen semakin
menuntut mutu dan kesegaran pangan.
Konsumen akan semakin khawatir mengenai kesehatan, gizi, keamanan
pangan, dan berbagai cemaran mikrobiologi dan kimiawi yang mengganggu
kesehatan atau menyebabkan penyakit, perhitungan harga, serta kemudahan untuk
menyiapkan atau menghidangkannya.
Dorongan ini menuntut pengembangan produk pangan baru dan inovasi
teknologi pangan dalam menghasilkan beragam jenis dan bentuk pangan olahan
untuk memenuhi keinginan konsumen. Secara garis besar, industri pangan
mencakup tiga kegiatan, yaitu dimulai dari penyediaan bahan mentah (bahan baku),
proses pengolahan, dan distribusi.
Teknologi pangan sangat dibutuhkan untuk menghasilkan produk pangan
yang aman, bergizi, bermutu, terjangkau oleh daya beli masyarakat, dan mampu
bersaing dengan produk pangan sejenisnya. Pelaku industri pangan harus
bertanggung jawab akan kualitas makanan yang diproduksi dengan menjamin
kandungan gizi yang terdapat dalam makanan tersebut sehat untuk dikonsumsi
Saat konsumen memilih produk pangan atau makanan merupakan proses
menilai mutu. Keputusan pemilihan makanan selayaknya menggunakan dasar
pengetahuan tentang bahan makanan serta manfaatnya bagi tubuh. Hal lain, seperti
keberadaan iklan, hadiah, dan informasi pada label merupakan bahan pertimbangan
awal semata.
Bagi seseorang makanan bermutu mungkin berarti makanan yang enak.
Orang lain mungkin mengatakan yang mengenyangkan, yang bervitamin, yang
bergizi, yang mahal, dan lain sebagainya. Makanan yang bermutu dapat diartikan
sebagai makanan yang memiliki nilai lebih dibandingkan makanan lain. Misalnya
lebih bergizi, lebih enak, lebih menarik, dan lain sebagainya.

1.2 Rumusan Masalah


A. Apa yang dimaksud dengan teknologi pangan dan Gizi?
B. Bagaimana sejarah teknologi pangan dan Gizi?
C. Apa saja manfaat ilmu teknologi pangan dalam bidang pangan dan Gizi?
D. Apa hubungan Pangan dan Gizi?

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Teknologi dalam Pangan


Teknologi memainkan peran yang semakin penting dalam
pengembangan pangan modern. Dalam beberapa dekade terakhir,
perkembangan teknologi telah mengubah lanskap industri makanan. Inovasi
di bidang pertanian, pemrosesan dan pengemasan makanan telah
memungkinkan produksi makanan yang lebih efisien dan aman serta
pengembangan berbagai produk baru. Teknologi juga telah meningkatkan
keberlanjutan sistem pangan dengan mengurangi limbah dan meminimalkan
dampak lingkungan yang negatif. Teknologi pangan adalah salah satu disiplin
ilmu yang menerapkan sebuah ilmu pengetahuan terkait bahan pangan
khususnya sesudah panen atau pasca panen dengan cara menggunakan
teknologi yang tepat. Sehingga manfaat yang akan diperoleh bisa
meningkatkan nilai tambah pada bahan makanan tersebut.
Ilmu pangan mempunyai pengertian yakni disiplin ilmu yang
menerapkan dasar-dasar biologi, kimia, fisika, dan teknik dalam mempelajari
sifat-sifat, penyebab kerusakan dan prinsip dalam pengolahan bahan pangan,
sedangkan teknologi pangan merupakan aplikasi penerapan ilmu pangan
mulai dari pasca panen hingga menjadi hidangan dengan memperhatikan
aspek-aspek seperti pengembangan, penanganan, pengolahan, pengawetan
hingga pemasaran bahan pangan dengan tidak mengabaikan penilaian mutu,
nilai gizi, dan kesehatan masyarakat guna menunjang kesejahteraannya.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa ilmu teknologi pangan adalah disiplin ilmu
yang menerapkan teknologi tentang pengolahan bahan pangan mulai pasca
panen hingga menjadi hidangan untuk memperoleh manfaat dan
meningkatkan nilai gunanya.
Dalam teknologi pangan, dipelajari sifat fisis, mikrobiologis, dan kimia
dari bahan pangan dan proses mengolah bahan pangan tersebut.
Spesialisasinya beragam, diantaranya pemrosesan, pengawetan,
pengemasan, penyimpanan, dan sebagainya. Manfaat teknologi pangan
dalam pengolahan pangan adalah untuk memperpanjang umur simpan dan
ketersediaannya, mempermudah penyimpanan dan distribusinya,
meningkatkan nilai ekonomi, menghasilkan produk pangan yang lebih
menarik, limbah hasil pertanian dapat dimanfaatkan kembali, dan
bertambahnya industri-industri nonpertanian yang menunjang industri
pertanian seperti industri kimia, gelas, bahan pengepak, dan lain-lain.

2
2.2 Pengertian Teknologi Pangan dalam Gizi
Teknologi pangan adalah salah satu disiplin ilmu yang menerapkan
sebuah ilmu pengetahuan terkait bahan pangan khususnya sesudah panen
atau pasca panen dengan cara menggunakan teknologi yang tepat. Sehingga
manfaat yang akan diperoleh bisa meningkatkan nilai tambah pada bahan
makanan tersebut. Di dalam ilmu teknologi pangan, kita akan mempelajari
sifat fisik, kimia, dan juga mikrobiologis dari suatu bahan pangan. Selain itu,
kita juga akan mempelajari proses pengolahan bahan pangan tersebut.
Spesialisasi dari ilmu yang satu ini cukup beragam, antara lain pemrosesan,
pengemasan, penyimpanan, pengawetan, dan lainnya.

Sejarah awal dari teknologi pangan yaitu ketika Nicolas Appert


melakukan proses pengalengan suatu bahan pangan. Proses tersebut masih
terus berlangsung hingga saat ini. Akan tetapi pada saat itu Nicolas Appert
melakukannya bukan berdasarkan ilmu pengetahuan. Pengaplikasian
teknologi pangan yang didasari oleh ilmu pengetahuan awalnya dilakukan
oleh Louis Pasteur ketika ingin mencoba untuk mencegah kerusakan akibat
dari tumbuhnya mikroba di dalam fermentasi anggur. Selain itu, Pasteur juga
menemukan sebuah proses yang disebut sebagai pasteurisasi. Proses
tersebut adalah proses pemanasan susu maupun produk susu yang bertujuan
untuk membunuh mikroba yang berada di dalam produk tersebut. Hal
tersebut dilakukan untuk meminimalisir perubahan sifat dari susu. Di
Indonesia sendiri, sejarah teknologi pangan sangat erat kaitannya dengan
beberapa aspek berikut, yaitu aspek sejarah perkembangan institusi, program
pendidikan, SDM, IPTEK, fasilitas, lapangan kerja, dan juga dinamika
masyarakat serta tren konsumsi pangan.

2.3 Perkembangan Teknologi terhadap Pangan


Teknologi pangan adalah teknologi yang menerapkan ilmu
pengetahuan pada bahan pangan, terutama setelah terjadi masa panen. Ilmu
ini sangat berkaitan dengan ilmu keteknikan yang bisa diterapkan pada
usaha-usaha pengawetan atau pengolahan bahan pangan. Kemajuan
teknologi informasi dan komunikasi dapat memberikan kemudahan dalam
segala bidang, termasuk industri pangan. Misalnya, teknologi dapat
digunakan untuk meningkatkan ketahanan pangan dengan memastikan
pangan yang cukup tidak hanya dalam jumlah tetapi juga keragamannya,
sebagai sumber asupan zat gizi makro (karbohidrat, protein, lemak) dan zat
gizi mikro (vitamin dan mineral), untuk pertumbuhan, kesehatan, daya tahan
fisik, kecerdasan dan produktivitas manusia.

3
Penerapan teknologi pangan sederhana telah dimulai sejak masa
primitif, di mana masyarakat hidup berpindah-pindah dan menetap pada
suatu tempat dalam periode tertentu. Pada saat menetap, mereka membuat
rumah. Bertani dan berburu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pangan.
Hasil panen ada yang disimpan dan untuk keperluan benih. Jika tempat yang
ditinggali sudah tidak subur, maka mereka berpindah mencari tempat yang
subur dengan membawa simpanan pangan dan benih untuk disemaikan di
tempat baru. Begitu seterusnya. Pada akhirnya manusia mulai hidup menetap
pada suatu tempat. Mulai menyimpan hasil pertaniannya di lumbung-lumbung
seperti padi dan gandum. Tetapi tidak demikian dengan bahan pangan
hewani, sayur, dan buah, sangat mudah rusak dan tidak tahan lama terutama
pada musim panas. Kemudian akhirnya mereka memanfaatkan panas
matahari untuk melakukan pengeringan terhadap bahan pangan terutama
daging dan ikan agar dapat disimpan untuk persediaan makanan saat musim
paceklik. Metode pengeringan disebut sebagai salah satu metode
pengawetan pangan paling tua (primitif) karena sampai saat ini masih
dilakukan, tetapi sekarang ini disertai atau di kombinasi dengan pengolahan
pengawetan lainnya seperti penggaraman pada ikan asin, penggulaan pada
manisan buah kering, dan lain sebagainya.
Sejarah teknologi pangan modern dimulai ketika Nicolas Appert (1804)
mengalengkan bahan pangan, sebuah proses yang masih terus berlangsung
hingga saat ini. Namun ketika itu, Nicolas Appert mengaplikasikannya tidak
berdasarkan ilmu pengetahuan terkait pangan. Aplikasi teknologi pangan
berdasarkan ilmu pengetahuan dimulai oleh Louis Pasteur pada tahun 1861.
Louis Pasteur memberikan penjelasan bahwa sebetulnya pemanasan dapat
membunuh mikroba dan penutupan botol secara rapat dapat mencegah
masuknya mikroba makanan. Dengan pernyataan tersebut timbulah
mekanisme pengawetan makanan dengan istilah pasteurisasi di mana teknik
tersebut melibatkan suhu yang lebih rendah dari pada suhu sterilisasi Appert.
Kemudian teknik tersebut diaplikasikan untuk mengawetkan makanan yang
bersifat asam seperti buah dan asinan. Karena secara alami produk-produk
tersebut bersifat asam, yang memiliki daya bunuh terhadap mikroba sehingga
tidak lagi memerlukan sterilisasi secara total. Penerapan teknologi pangan
modern yang dimulai ketika Nicolas Appert (1804) mengalengkan bahan
pangan dengan cara pemanasan sterilisasi dan Louis Pasteur menemukan
cara pemanasan pasteurisasi yaitu cara pemanasan di bawah suhu sterilisasi
untuk membunuh mikroba yang ada di dalam susu dengan perubahan sifat
dari susu yang minimal. Pemanasan tersebut bertujuan untuk membunuh
mikroba pembusuk agar menjadi lebih awet dan tahan lama.

4
2.4 Perkembangan Teknologi terhadap Gizi
Dengan munculnya teknologi pangan, maka sangat berpengaruh pada
ketersediaan bahan pangan. Alan serta bumi dapat menghasilkan bahan
pangan secara berkala. Sedangkan kebutuhan manusia itu sifatnya rutin atau
terus-menerus. Jadi, tidak mungkin jika kita harus menunggu kebutuhan
jasmani hingga panen tiba. Oleh karena itu, teknologi pangan diciptakan. Hal
ini bertujuan untuk menciptakan teknologi pengawetan bahan pangan
sehingga makanan bisa disimpan lebih lama dan bisa dikonsumsi jangka
panjang.

Teknologi pengawetan sangat bermanfaat untuk mendistribusikan bahan


pangan secara lebih merata ke berbagai penjuru dunia. Dulu, orang-orang di
Eropa tidak bisa menikmati makanan dari Asia. Tapi dengan adanya teknologi
pangan, maka semua orang dari penjuru dunia manapun bisa menikmati
makanan khas dari negara lain. Ada banyak sekali manfaat ilmu pengetahuan
dan juga teknologi yang dapat digunakan untuk masyarakat. Salah satunya
adalah pengetahun teknologi pangan. Teknologi pangan adalah teknologi
yang menerapkan ilmu pengetahuan baru tentang bahan pangan. Khususnya
bahan panen yang sudah panen.Adapun fungsi dari teknologi pangan yaitu
salah satunya untuk menambah nilai dari hasil pangan agar bisa ditingkatkan
sebaik mungkin. Tak hanya itu, teknologi pangan juga sangat berpengaruh
terhadap peningkatan bahan pangan secara berkala. Seperti yang kita tahu
bahwa alam dapat menghasilkan bahan pangan secara berkala. Sedangkan
kebutuhan manusia terhadap bahan pangan merupakan kebutuhan yang rutin

1. Mencukupi Kebutuhan Pangan Manusia


Salah satu manfaat dari teknologi pangan adalah untuk memenuhi kebutuhan
manusia secara berkala. Sebab, kebutuhan manusia terhadap pangan tidak
akan bisa dihentikan, karena hal tersebut berlangsung secara rutin.
Sedangkan alam yang menghasilkan bahan pangan mempunyai periode yang
terbatas.

Adanya teknik pengawetan yang tercipta dari teknologi pangan membuat


berbagai bahan pangan dapat didistribusikan dengan baik dengan jangkauan
yang lebih luas hingga ke seluruh dunia. Akhirnya, makanan khas dari
berbagai negara bisa dinikmati oleh orang-orang dari negara lain. Tak hanya
itu, manfaat dari olahan pangan setengah jadi juga dapat digunakan untuk
membantu kehidupan masyarakat menjadi lebih baik.

2. Meningkatkan Kreativitas Produsen


Manfaat dari mempelajari ilmu teknologi pangan adalah berguna untuk
mengasah kreativitas dan menunjang keahlian para produsen. Sehingga
mereka bisa selalu melakukan inovasi dalam menyajikan berbagai produk

5
pangan terbaru dengan tetap mengikuti perkembangan zaman dan kebutuhan
pasar atau konsumen.

3. Mengawetkan Hasil Pangan


Teknologi pangan juga bisa digunakan oleh para nelayan untuk mengawetkan
hasil tangkapan ikan. Sehingga ikan mereka akan lebih awet dan tidak
membuat mereka rugi karena ikan yang terjual hari itu tidak bisa dijual
kembali. Para nelayan bisa menggunakan teknologi pangan dengan cara
mendinginkan ikan tangkapan. Ikan yang akan diawetkan harus didinginkan
dengan suhu antara minus 4 hingga 0 derajat celcius. Dengan begitu, ikan
yang diawetkan akan tetap mengandung gizi seimbang dan bermanfaat bagi
kesehatan tubuh.

4. Menghilangkan Kuman Dari Makanan


Teknologi pangan juga bermanfaat untuk meningkatkan higienitas suatu
bahan pangan dengan cara membunuh kuman serta bakteri yang ada di
dalam makanan tersebut. Hal ini bertujuan untuk mencegah kuman atau
mikroba berkembangbiak lebih banyak. Salah satu teknologi pangan yang
berguna untuk membunuh kuman serta mikroba adalah proses pasteurisasi
yang bisa membuat susu menjadi lebih steril. Sehingga aman untuk diminum
dan bisa memberikan manfaat bagi semua orang yang meminumnya.

5. Meningkatkan Nutrisi Makanan


Semua bahan pangan juga bisa menjadi lebih sehat jika memanfaatkan
teknologi pangan. Salah satunya yaitu proses fortifikasi atau penambahan
gizi. Hal tersebut dilakukan pada makanan untuk mengatasi kekurangan gizi
di masyarakat. Misalnya saja, dari proses fortifikasi biasanya memanfaatkan
garam dapur yang mengandung yodium. Kandungan tersebut bermanfaat
untuk mencegah penyakit gondok. Selain itu, fortifikasi kalsium yang ada di
dalam jus dan juga susu yang bisa membuat bahan pangan menjadi lebih
sehat untuk tulang dan gigi.

6. Lebih Praktis Dalam Menyantap Makanan


Teknologi pangan juga bermanfaat untuk membuat bahan pangan dan juga
minuman yang sebelumnya membutuhkan waktu yang lama untuk bisa
dikonsumsi, menjadi lebih mudah saat menggunakan teknologi pangan.
Contohnya saja mie instan, dimana makanan kemasan ini sangat praktis
untuk dimasak. Tak hanya itu, kopi instan juga sangat mudah untuk dibuat
menjadi minuman hangat yang lezat, cukup diseduh dengan air panas saja.
Adapun manfaat susu bubuk yang membuat orang tua jadi lebih mudah
memberikan susu bernutrisi untuk anaknya. Hal tersebut terjadi karena

6
adanya teknologi pangan dalam proses produksi. Sehingga bahan pangan
menjadi lebih mudah untuk dikonsumsi.

7. Mengurangi Kerugian Sisa Makanan


Ketika belum menggunakan teknologi pangan, terdapat risiko bahan pangan
sisa yang akhirnya membusuk karena jumlahnya yang berlimpah dan belum
sempat dikonsumsi.Akan tetapi, semenjak adanya teknologi pangan, maka
semua hasil panen dapat langsung diolah dan dikemas dengan cara yang
tepat. Sehingga bahan pangan akan menjadi lebih awet dan bisa bertahan
lebih lama. Sehingga hasil panen petani tidak akan berakhir sia-sia.

2.5 Penyimpangan dalam pengolahan pangan

Keamanan pangan merupakan hal yang sangat penting untuk di perhatikan,


sehingga perusahaan yang bergerak khususnya di bidang industri pangan
harus menghasilkan produk tidak hanya dilihat dari cita rasa, tetapi dari segi
gizi dan keamanan produk. Produk yang aman dikonsumsi adalah produk
yang terhindar dari kontaminasi dan tidak membahayakan kesehatan ketika
dikonsumsi. BPOM telah mengeluarkan sistem jaminan keamanan yang
diakui secara nasional yang ditujukan kepada industri pengolahan pangan
agar dapat memproduksi pangan olahan yang berkualitas dan aman
dikonsumsi yaitu Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (CPPOB) atau
yang dikenal dengan Good Manufacturing Practices (GMP). GMP adalah
suatu pedoman cara memproduksi makanan yang bertujuan agar produsen
memenuhi persyaratan-persyaratan yang telah ditentukkan untuk
menghasilkan produk makanan bermutu dan sesuai dengan tuntutan
konsumen. Aturan Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (CPPOB) tertera
pada Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor
75/M-IND/PER/2010 yang terdiri dari 18 ruang lingkup meliputi lokasi,
bangunan, fasilitas dan sanitasi, mesin dan peralatan, bahan, pengawasan
proses, produk akhir, laboratorium, karyawan, pengemas, label dan
keterangan produk, penyimpanan, pemeliharaan dan program sanitasi,
pengangkutan, dokumentasi dan pencatatan, pelatihan, penarikan produk,
dan pelaksanaan pedoman
beberapa hal yang termasuk penyimpangan dalam pengolahan pangan:

7
● Lokasi dan Lingkungan
● bangunan
● fasilitas sanitasi

2.6 Dampak Perkembangan Teknologi terhadap Pangan


Perkembangan teknologi memiliki dampak yang signifikan terhadap
industri pangan. Adapun beberapa dampak mengenai perkembangan
teknologi terhadap pangan yaitu :
1. Meningkatkan Ketahanan Pangan: Teknologi dapat digunakan untuk
diversifikasi pangan dan pengadaan beras, yang berdampak langsung
pada kesejahteraan masyarakat. Integrasi strategi diversifikasi pangan
dengan pengembangan teknologi pangan dapat membantu mencapai
tujuan ini.
2. Meningkatkan Produktivitas Pertanian: Teknologi dapat digunakan
untuk meningkatkan produktivitas sektor pertanian, yang masih kurang
terdigitalisasi di Indonesia. Ada banyak peluang pembangunan dan
produktivitas yang bisa dicapai melalui adopsi teknologi pada sektor
ini.
3. Meningkatkan Kesejahteraan Hidup: Penerapan teknologi inovasi
pertanian berperan dalam meningkatkan produktivitas usaha tani, yang
berpeluang untuk meningkatkan kesejahteraan hidup dan ketahanan
pangan rumah tangga petani.
4. Mengatasi Krisis Pangan dan Gizi: Dengan adanya teknologi, semakin
banyak orang yang dapat memperoleh hak fundamental atas
makanan, yang penting untuk semua hak-hak lain serta untuk
keberadaan manusia itu sendiri. Teknologi dapat membantu mengatasi
krisis pangan dan gizi yang semakin dalam beberapa tahun terakhir,
seiring meningkatnya volatilitas harga pangan dan resesi global yang
memengaruhi kaum miskin.
5. Meningkatkan Pengawetan dan Pengolahan Bahan Pangan: Teknologi
pangan merupakan teknologi yang menerapkan ilmu pengetahuan
pada bahan pangan, terutama setelah terjadi masa panen. Ilmu ini
sangat berkaitan dengan ilmu keteknikan yang bisa diterapkan pada
usaha-usaha pengawetan atau pengolahan bahan pangan.

8
Hubungan Pangan dengan Gizi
Pangan dan gizi merupakan unsur yang sangat penting dalam
peningkatan produktivitas nasional dan perbaikan kualitas hidup penduduk.
Penyediaan pangan harus memenuhi kebutuhan gizi, keamanan pangan dan
terjangkau seluruh individu setiap saat. Ketahanan pangan dan perbaikan gizi
merupakan suatu kesatuan. Pangan dan gizi memiliki hubungan yang erat.
Pangan adalah segala sesuatu yang dikonsumsi oleh manusia untuk memenuhi
kebutuhan gizi dan energi. Gizi, di sisi lain, adalah zat-zat yang terkandung
dalam makanan yang diperlukan oleh tubuh manusia untuk pertumbuhan,
perkembangan, dan fungsi tubuh yang optimal.
Pangan yang sehat dan bergizi adalah penting untuk menjaga
kesehatan dan kesejahteraan manusia. Konsumsi makanan yang seimbang dan
bergizi dapat memberikan nutrisi yang diperlukan oleh tubuh untuk menjalankan
fungsi-fungsinya dengan baik. Nutrisi yang tepat dan seimbang terdiri dari
karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan serat. Kekurangan gizi dapat
menyebabkan berbagai masalah kesehatan dan gangguan pertumbuhan.
Misalnya, kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia, kekurangan vitamin
A dapat menyebabkan masalah penglihatan, dan kekurangan protein dapat
menghambat pertumbuhan dan perkembangan.
Di sisi lain, konsumsi makanan yang berlebihan atau tidak seimbang
juga dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti obesitas, diabetes, dan
penyakit jantung. Oleh karena itu, penting untuk menjaga keseimbangan dalam
pola makan dan memilih makanan yang sehat dan bergizi. Pemahaman tentang
hubungan antara pangan dan gizi penting untuk memastikan bahwa kita
memenuhi kebutuhan gizi tubuh kita dan menjaga kesehatan yang baik. Dengan
mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi, kita dapat menjaga kesehatan
tubuh dan mencegah berbagai masalah kesehatan yang terkait dengan gizi.

9
DAFTAR PUSTAKA

Kristianingrum, S. (1997). Perkembangan Teknologi Pengolahan Pangan Dan


Pengaruhnya Terhadap Konsumen. Cakrawala Pendidikan No. 2, Tahun XVI, Juni
1997. https://www.neliti.com/publications/87281/perkembangan-teknologi-
pengolahan-pangan-dan-pengaruhnya-terhadap-konsumen

Abbas, N. (2009). Perkembangan Teknologi di Bidang Produksi Pangan dan Obat-


obatan serta Hak-hak Konsumen. Jurnal Hukum IUS QUIA IUSTUM, 16(3), 423–
438. https://doi.org/10.20885/iustum.vol16.iss3.art7

Prangdimuti, E., Zakaria F., & Palupi, N. (2007). Pengaruh Pengolahan Terhadap
Nilai Gizi Pangan. Modul e-Learning ENBP, Departemen Ilmu & Teknologi Pangan-
Fateta-IPB 2007

10

Anda mungkin juga menyukai