PADA GADO-GADO
Dosen Pengajar :
i1
Kata Pengantar
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan laporan ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan Allah tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan laporan ini dengan baik. Shalawat sertasalam
semoga terlimpah curahkan kepada junjungan besar baginda tercinta kita yaitu Nabi
Muhammad SAW yang kita nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Kami selaku penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atsa limpahan nikmat
sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk
menyelesaikan pembuatan laporan tentang “Pengolahan, Pengawetan, dan HACCP Pada
Gado-Gado”.
Kami tentu menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk laporan ini, supaya nantinya dapat menjadi laporan
yang lebih baik lagi. Apabila terdapat banyak kesalahan pada laporan ini kami mohon maaf.
Demikian dari kami, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya. Sekian
dan terima kasih.
Kelompok 6
ii
Daftar Isi
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Keamanan pangan bukan hanya merupakan isu dunia tapi juga menyangkut
kepedulian individu. Jaminan akan keamanan pangan adalah merupakan hak asasi konsumen.
Pangan termasuk kebutuhan dasar terpenting dan sangat esensial dalam kehidupan manusia.
Walaupun pangan itu menarik, nikmat, tinggi gizinya jika tidak aman dikonsumsi, praktis
tidak ada nilainya sama sekali.
Makanan yang sehat dan aman merupakan salah satu faktor yang penting untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, kualitas makanan baik secara
bakteriologis, kimiawi maupun fisik harus dipertahankan. Kualitas makanan harus senantiasa
terjamin setiap saat agar masyarakat sebagai pemakai produk makanan tersebut dapat
terhindar dari penyakit/gangguan kesehatan serta keracunan akibat makanan.
4
Penyelenggaraan makanan dilaksanakan untuk menyediakan makanan yang
kualitasnya baik dan jumlahnya sesuai dengan kebutuhan pasien. Sehubungan dengan hal
tersebut, maka perlu diperhatikan penampilan, rasa, tekstur, aroma dan sanitasi dari makanan
tersebut. Salah satu cara pengawasan mutu makanan yaitu dengan menerapkan Hazard
Analysis Critical Control Point (HACCP), sehingga makanan yang disajikan terjaga
keamanannya untuk dikonsumsi.
1.2 Tujuan
1.21 Umum
1.22 Khusus
1. Menentukan proses pembuatan pada pengawetan olahan bahan baku
sayuran menjadi gado-gado
2. Mengidentifikasi bahaya dan mencegah kontaminasi mikroba patogen
yang akan tumbuh dan berkembang pada proses pengawetan pada bahan
baku sayuran untuk gado-gado.
3. Menghasilkan konsep rencana penerapan HACCP pada proses pengawetan
bahan baku sayuran menjadi gado-gado melalui diagram alir dan tabel
pengendalian titik kritis.
5
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN
2.1 Skenario
- Apa
Kami dari kelompok 6 membuat Gado-gado dari bahan baku sayuran
- Dimana
Dirumah salah satu anggota kelompok 6 yaitu, Salsa Nabila yang beralamatkan Jl.
Filodenrum II No 33 RT 06 RW 02, Sukabumi Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
- Kapan
Kami membuat Gado-gado pada hari Sabtu tanggal 28 Mei 2022 pada jam 15.00
WIB
- Siapa
Anggota kelompok 6 beranggotakan :
1. Kintan Feby Nurrizqa
2. Nurul Ulfa Khoerunnimah
3. Rahmat Khairullah
4. Reni Nadila
5. Salsa Nabila Putri
- Mengapa
Kami membuat Gado-gado karena merupakan makanan yang sangat familiar dan
mudah di jumpai dan dapat dibuat dari bahan baku sayuran yang banyak dijual di
pasaran dengan harga yang terjangkau
- Bagaimana Caranya
1. Siapkan semua alat dan bahan yang akan digunakan
2. Cuci tangan terlebih dahulu sebelum melakukan proses pengolahan
3. Cuci semua bahan-bahan yang kemungkinan besar mengandung
mikroorganisme, seperti kacang panjang, kentang, tauge, kol, ketimun, tahu
dan telor
4. Setelah semua bahan tersebut di cuci, kemudian di potong sesuai dengan
ketentuannya
5. Letakan semua bahan-bahan yang sudah di potong ke wadah yang bersih dan
kering
6
6. Selanjutnya, panaskan air hingga mendidih untuk merebus kentang dan telor.
Waktunya sekitar 10 menit sampai mantang
7. Setelah kentang dan telur direbus, pidahkan ke wadah yang bersih dan kering
8. Kemudian, rebus mie kuning hingga matang selama 5 menit
9. Selanjutnya, panaskan minyak di penggorengan untuk menggoreng tahunya.
Digoreng sekitar 3-5 menit, lalu setelah matang angkat dan tiriskan minyak
yang tersisa
10. Lalu, goreng beberapa kerupuk merah, sebentar saja hingga mengembang,
kemudian angkat dan tiriskan minyaknya
11. Selanjutnya, tuangkan 500 g bumbu kacang ke dalam mangkuk dan 2 sendok
teh sambal merah ulek dengan ditambah 300 ml air hangat, kemudian di aduk
sampai bumbu kacang tercampur merata
12. Setelah semua bahan di rebus dan di goreng, letakan semua bahan ke piring
secara perlahan-lahan dan urut
13. Lalu, tambahkan kecap dan cuka sesuai dengan yang di inginkan
14. Gado-gado pun siap di hidangkan dan di konsumsi
7
2.22 CPPB (Lingkungan Produksi)
Kondisi lingkungan yang baik dan sesuai dengan persyaratan GMP adalah
bebas dari semak belukar dan rumput liar baik di dalam maupun di luar halaman,
tempat sampah jumlahnya cukup dan selalu tertutup, bebas dari sampah di dalam
maupun di luar sarana produksi serta ada selokan yang berfungsi dengan baik.
Kondisi lingkungan dapur saat pembuatan Gado-gado adalah bebas dari tempat
pencemaran dengan adanya tempat sampah yang cukup bersih dan tidak bercampur,
walaupun tidak tertutup dan kontruksi bangunan yang masih cukup baik dapat
mengurangi terjadinya pencemaran pada saat proses pengolahan Gado-gado serta
fasilitas yang cukup baik dan bersih. Untuk sanitasi air yang digunakan bersih dan
sumber air yang jauh dari tempat pembuangan air limbah rumah tangga maupun
pabrik. Selain itu, untuk penjamaah makanannya pun dari anggota kelopok 6 sendiri
sudah menerapkan hygine sanitasi yang baik dengan mencuci tangan sebelum
melakukan proses pengolahan dan menggunakan sarung tangan.
8
2.23 Pengawetan dan HACCP
a. Pengawetan
Pada proses pengolahan Gado-gado menggunakan proses pengawetan
yang dilakukan pada olahan bahan bakunya yaitu dengan metode Suhu dingin
(menyimpan semua bahan baku di kulkas untuk sayur-sayurannya dan di
freezer untuk bumbu kacangnya sebelum dilakukan proses pengolahan.
Pengawetan dengan suhu dingin ini berfungsi untuk menjaga bahan baku agar
tetap awet dengan mencegah laju reaksi enzim dan perkembangan mikroba
pengurai yang dapat menyebabkan pembusukan.
9
b. HACCP (Diagram Alir dan Tabel CCP)
10
DATA ANALISIS BAHAYA PADA TITIK PENGENDALIAN KRITIS
11
Perebusan Senyawa kimia Direbus Tekstur mie Observasi
tambahan dengan air yang bagus
mendidih dan matang
Penyimpanan Kemungkinan Alat dicuci Bebas dari Observasi
alat ada bersih dan kontaminasi
kontaminasi tertutp
Kerupuk Penerimaan Kerupuk jelek Beli kerupuk Kualitas baik Observasi
yang
berkualitas
bagus
Penggorengan Jamur Digoreng Menghilangka Observasi
n jamur
Penyimpanan Terkontaminasi Mencuci Wadah bersih Observasi
wadah hingga dan tertutup
bersih dengan
air
12
BAB III
HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) adalah suatu sistem jaminan
keamanan pangan yang mendasarkan kepada suatu kesadaran bahwa bahaya (hazard)
berpeluang timbul pada berbagai titik atau tahap produksi, dan harus dikendalikan untuk
mencegah terjadinya bahaya-bahaya tersebut. Kunci utama HACCP adalah antisipasi bahaya
dan identifikasi titik pengawasan yang mengutamakan kepada tindakan pencegahan dan tidak
mengandalkan kepada pengujian produk akhir. Sistem HACCP bukan merupakan sistem
jaminan keamanan pangan yang tanpa resiko atau zero-risk. Akan tetapi, HACCP dirancang
untuk meminimumkan risiko bahaya keamanan pangan dalam suatu proses produksi pangan.
Sistem HACCP juga merupakan suatu alat manajemen risiko yang digunakan untuk
melindungi rantai pasokan pangan dan proses produksi terhadap kontaminasi bahaya-bahaya
mikrobiologis, kimia dan fisik. Sistem HACCP dapat diterapkan dalam rantai produksi
pangan sejak mulai dari produsen bahan baku utama pangan (pertanian, peternakan),
penanganan, pengolahan, distribusi, pemasaran hingga sampai kepada pengguna akhir
(konsumen). Tujuan dari HACCP adalah untuk mencegah bahaya-bahaya yang sudah
diketahui (bahaya biologi, kimia dan fisik) dan mengurangi resiko terjadinya bahaya dengan
melakukan pengendalianpada setiap titik kritis dalam proses produksi (dari sejak tahap
produksi bahan baku, pengadaan dan penanganan bahan baku, pengolahan, distribusi hingga
konsumsi produk jadi). HACCP ini merupakan sebuah sistem jaminan keamanan pangan
dalam industri makanan yang sudah dikenal dan berlaku secara internasioal (Surono,Sudibyo
& Waspodo, 2016).
13
Australia, Australia, New Zealand Zealand dan Jepang. Jepang. Pada tahun 2005, ISO
menerbitkan standar ISO 22000 yang berisi klausul-klausul tentang sistem penjaminan
keamanan yang berbasis HACCP.
Sebelum dilakukannya pengolahan terhadap bahan baku makanan, ada tahapan yang
di sebut dengan pengwetan. Pada tahap ini bahan baku mengalami beberapa perlakuan,
seperti salah satunya yaitu penyimpanan dingin atau pendinginan merupakan proses
pengambilan panas dari produk pangan sehingga suhu produk menjadi 1 – 8 º C dan proses
pembekuan suhu diturunkan sampai di bawah 0⁰C (Estiasih & Ahmadi, 2009). Menurut
Asgar (2009), pendinginan bertujuan menekan tingkat perkembangan mikroorganisme dan
perubahan biokimia. Penurunan suhu dalam penyimpanan, pada umumnya baik untuk
memperpanjang daya simpan pada sayuran. Suhu yang rendah dapat memperlambat aktifitas
fisiologis dari sayuran. Cara ini sering dipilih karena cenderung praktis, ditunjang dengan
perkembangan teknologi yang juga mendukung adanya teknik pengawetan dengan suhu
rendah. Selain itu, teknik ini juga mampu menjaga kualitas dari bahan makanan yang akan
diawetkan.
14
BAB IV
4.1 Kesimpulan
Gado-gado merupakan makanan tradisional yang berasal dari jawa tengah dan betawi.
Makanan tradisional ini kaya akan vitamin, mineral, antioksidan dan serat. Karena komposisi
bahannya terdiri dari berbagai macam sayuran hijau, sumber protein nabati dan hewani.
Selain itu, untuk mendapatkan bahan baku sayuranya pun sangat mudah, karena semua
sayuran yang di pakai dalam pembuatan gado-gado ini bisa di dapatkan baik di pasar
tradisional maupun supermarket modern. Untuk proses pengolahan dari gado-gado ini pun
terbilang cukup sehat, karena semua bahan yang digunakan sudah di cuci dan dilakukan
proses perebusan terlebih dahulu. Untuk pengawetan dan penyimpanan bahan baku sayuran
itu sendiri, bisa disimpin di dalam kulkas dan frezzer, hal ini bertujuan untuk mencegah
terjadinya kontaminasi terhadap sayuran dengan lingkungan sekitar dan dapat menghambat
berkembang biaknya mikroorganisme pada sayran tersebut.
HACCP adalah suatu sistem jaminan mutu yang berdasarkan kepada kesadaran bahwa
hazard (bahaya) dapat timbul pada berbagai titik atau tahap produksi tertentu, tetapi dapat
dilakukan pengendaliannya untuk mengontrol bahaya bahaya tersebut. Kunci utama HACCP
adalah antisipasi dan identifikasi titik pengawasan yang mengutamakan kepada tindakan
pencegahan, daripada mengandalkan kepada pengujian produk akhir. Sistem HACCP bukan
merupakan sistem jaminan keamanan pangan yang tanpa resiko atau zero-risk. Akan tetapi,
HACCP dirancang untuk meminimumkan risiko bahaya keamanan pangan dalam suatu
proses produksi pangan.
4.2 Saran
Berdasarkan hasil praktikum yang sudah dilakukan, didapatkan saran sebagai berikut :
1. Gado-gado yang sudah matang harus segera di konsumsi untuk mencegah terjadinya
kontaminasi silang. Jika tidak habis atau masih ada bahan baku yang tersisa, segera
letakan di dalam wadah yang bersih, kering, dan tertutup.
2. Pada saat proses pengolahan, penjamah harus memastikan kebersihan lingkungan dan
kesehatan perorangan hygiene sanitasi penjamah agar tidak menimbulkan kontaminasi
terhadap bahan baku yang diolah.
15