Dosen Pengajar :
1. Rusmiati SKM, M.Si
2. Narwati S. Si., M. Kes
3. Putri Arida Ipmawati, SKM., M. Kes
Disusun oleh :
i
DAFTAR ISI
BAB 1: PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.2 Rumusan masalah...................................................................................................................2
1.3 Tujuan praktium.....................................................................................................................2
1.4 Manfaat praktikum.................................................................................................................2
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................................3
2.1 Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP)..........................................................3
2.2 Cara Produksi Pangan yang Baik (CPPB/GMP)....................................................................5
2.3 Standar Sanitasi Operasional Prosedur (SSOP).....................................................................6
BAB III : METODE PRAKTIKUM.........................................................................................7
3.1 Waktu pelaksanaan.................................................................................................................7
3.2 Alat dan Bahan.......................................................................................................................7
3.3 Prosedur kerja.........................................................................................................................9
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................................12
4.1 Hasil......................................................................................................................................12
4.1.1 SSOP (Standar Sanitatio Operation Procedure).........................................................12
4.1.2 GMP (Good Manufacturing Practices) atau CPPB...................................................18
4.1.3 Hasil uji laboratorium................................................................................................23
4.1.4 Penentuan HAACP pada sambel sultan....................................................................23
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................................36
5.1 Kesimpulan..........................................................................................................................36
5.2 Saran....................................................................................................................................36
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................37
LAMPIRAN..............................................................................................................................38
ii
BAB 1: PENDAHULUAN
Makanan yang kini mulai banyak variasi dan diminati konsumen bukan saja yang
mempunyai kandungan gizi yang baik tetapi juga harus memiliki keamanan pangan yang
jelas. Kripik tempe merupakan salah satu bentuk olahan kedelai dengan penambahan
garam, tepung tapioka, serta bumbu-bumbu lainnya. Kripik tempe selama ini dihasilkan
dari dapur rumah tangga maupun dari industri pangan. Industri Rumah Tangga (IRT)
sangat membutuhkan pembinaan agar produk pangan yang dihasilkan baik dan aman
Bagi konsumennya.
Produk pangan yang aman, dan bermutu harus tersedia bagi semua lapisan
masyarakat Indonesia. Jika tidak dipilih secara hati-hati atau tidak diolah dengan cara-
cara yang benar, pangan dapat membahayakan kesehatan konsumen yang
mengkonsumsinya, karena tercemar oleh bahan-Bahan berbahaya. Keamanan pangan
adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan
cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan
membahayakan kesehatan manusia.
Pangan yang aman dan sehat berperan penting bagi pertumbuhan dan peningkatan derajat
kesehatan masyarakat. Keamanan pangan dapat dilihat melalui pemeriksaan produk akhir
untuk menilai adanya bahaya yang timbul dari makanan yaitu diambil sampel dari
makanan siap santap dan dilakukan uji/analisis fisik, kimia, dan biologi untuk menilai
ada tidaknya kandungan bahaya fisik, kimia, dan biologi sebagai suatu jaminan
keamanan dan keselamatan makanan. Salah satu cara untuk menjamin keamanan produk
yaitu 2 dengan sistem jaminan keamanan pangan yang disebut Analisis Bahaya dan
Pengendalian Titik Kritis (Hazard Analysis Critical Control Point) atau HACCP.
1
1.2 Rumusan masalah
Bagaimana cara merancang konsep HACCP di industri Rumah Tangga S a m b e l
S u l t a n S u r a b a y a d alam rangka menjaga keamanan pangan?
1.3 Tujuan praktium
1. Mampu melakukan pembuatan media pertumbuhan bakteri Salmonella
2. Mampu melakukan pemeriksaan boraks dalam produk makanan
3. Mampu membaca hasil pengamatan
4. Mampu menganalisa bahaya
5. Mampu menentukan titik kontrol kritis
6. Mampu menentukan batas kritis beserta pengendaliannya
7. Mampu menentukan sistem pemantauan pengendalian titik kontrol kritis
8. Mampu menetapkan prosedur verifikasi
9. Mampu menetapkan dokumentasi semua prosedur dan catatan
2
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
3
diukur dan mungkin juga dikenal sebagai toleransi mutlak atau batas keamanan
untuk CCP.
4. Prinsip keempat Menetapkan sistem pemantauan pengendalian di CCP.
Tim HACCP harus menentukan persyaratan pemantauan untuk pengelolaan CCP
dalam batas kritisnya. Ini akan melibatkan spesifikasi tindakan pemantauan
bersama dengan frekuensi pemantauan dan tanggung jawabnya.
5. Prinsip kelima Menetapkan tindakan korektif yang akan diambil ketika
pemantauan menunjukkan bahwa suatu CCP tidak dalam kendali. Prosedur
tindakan korektif dan tanggung jawab untuk pelaksanaannya perlu ditentukan. Ini
akan mencakup tindakan untuk mengembalikan proses ke dalam kendali dan
untuk menangani produk yang mungkin tidak aman yang diproduksi ketika proses
tidak dalam kendali.
6. Prinsip keenam Menetapkan prosedur verifikasi untuk mengonfirmasi bahwa
sistem HACCP berfungsi dengan benar. Prosedur harus diterapkan untuk
memvalidasi bahwa CCP akan mengendalikan bahaya yang menjadi perhatian dan
memverifikasi bahwa sistem berfungsi sebagaimana yang direncanakan setiap
hari.
7. Prinsip ketujuh Menetapkan dokumentasi mengenai semua prosedur dan catatan
yang sesuai dengan prinsip-prinsip ini dan aplikasinya.
Catatan harus dijaga untuk menunjukkan bahwa sistem HACCP beroperasi dalam
kendali dan bahwa tindakan korektif yang tepat telah diambil untuk setiap
penyimpangan dari batas kritis. Ini akan memberikan bukti pembuatan produk
yang aman.
HACCP adalah sistem teruji yang, jika diterapkan dengan benar, akan memberikan
keyakinan bahwa keamanan pangan dikelola secara efektif. Jika diimplementasikan
dengan baik, itu akan memungkinkan untuk memprioritaskan keamanan produk sebagai
prioritas tertinggi selalu dan memungkinkan perencanaan ke depan untuk mencegah
terjadinya masalah, daripada menunggu masalah terjadi sebelum memutuskan bagaimana
mengendalikannya.
4
2.2 Cara Produksi Pangan yang Baik (CPPB/GMP)
Cara Produksi Pangan yang Baik (CPPB) merupakan pendekatan yang sangat penting
dalam industri makanan untuk memastikan bahwa pangan yang diproduksi memenuhi
standar mutu dan keamanan yang telah ditetapkan. Ini praktik-praktik yang digunakan
dalam seluruh rantai produksi makanan untuk memastikan bahwa produk akhir yang
dikonsumsi oleh masyarakat aman dan bermutu.
CPPB sangat penting karena pangan adalah bagian integral dalam kehidupan sehari-
hari masyarakat. CPPB membantu memastikan bahwa makanan yang dikonsumsi oleh
masyarakat aman, bermutu, dan memenuhi standar yang ditetapkan. Ini tidak hanya
relevan bagi industri makanan dalam skala kecil, menengah, atau besar, tetapi juga untuk
kesejahteraan masyarakat secara umum.
Dengan menerapkan CPPB dengan baik, industri makanan dapat menghasilkan
produk makanan yang bermutu dan aman. Ini memberikan keyakinan kepada masyarakat
bahwa pangan yang mereka konsumsi tidak hanya enak, tetapi juga aman bagi kesehatan.
Seiring meningkatnya kepercayaan masyarakat, industri makanan dapat tumbuh dan
berkembang pesat karena permintaan konsumen terhadap produk bermutu tinggi akan
meningkat.
Dengan meningkatnya industri makanan yang mematuhi CPPB, masyarakat secara
keseluruhan akan lebih terlindung dari bahaya yang dapat mengancam kesehatan mereka.
Ini termasuk pencegahan penyimpangan mutu pangan, seperti kontaminasi,
penyalahgunaan bahan berbahaya, dan praktik-praktik produksi yang tidak sehat.
5
11. Pengawasan oleh Penanggungjawab;
12. Penarikan Produk;
13. Pencatatan dan Dokumentasi;
14. Pelatihan Karyawan;
2.3 Standar Sanitasi Operasional Prosedur (SSOP)
SOPP (Sanitation Standard Operating Procedures) adalah prosedur tertulis yang
dikembangkan dan dijalankan di fasilitas untuk mencegah kontaminasi langsung atau
pemalsuan produk. Fasilitas harus menyimpan SOPP ini dalam berkas dan harus tersedia
untuk badan pengatur atau pemerintah jika diminta. SOPP mencakup deskripsi lengkap
aktivitas yang diperlukan untuk menjaga peralatan dan peralatan agar bebas dari
mikroorganisme patogen dan mikrobiota yang merusak, sehingga mencegah kontaminasi
bahan makanan yang bersentuhan dengan peralatan dan peralatan tersebut (C.A.F. de
Oliveira, et all. 2016). Tanggung jawab perusahaan adalah mengimplementasikan
prosedur yang telah ditetapkan dalam rencana SOPP, serta mencatat setiap hari
pelaksanaan, pemantauan, dan tindakan korektif yang diperlukan.
Prinsip utama SOPP adalah untuk mencegah sumber potensial kontaminasi,
termasuk kontaminasi silang dari produk mentah ke produk matang, kontak dengan air
yang tidak aman, zat berbahaya, zat non-pangan, zat yang tersebar di udara, penyakit
atau kebersihan penangan yang tidak memadai, benda asing, dan pengendalian hama
(C.A.F. de Oliveira, et all. 2016).
6
BAB III : METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu pelaksanaan
1. Pengambilan sampel : Selasa, 28 November 2023
2. Pemeriksaan sampel :
a. Boraks : Selasa , 28 November 2023
b. Salmonella : Selasa, 28 November 2023 - Kamis, 30 November 2023
3. Pelaksanaan inspeksi : Selasa, 28 November 2023
8
2. Salmonella
a. Persiapan sampel
1) Menimbang sampel sebanyak 10 gram secara steril
2) Menumbuk halus sampel menggunakan mortar yang telah didisinfektan
b. Pemeriksaan sampel
1) Memasukkan sampel ke dalam 90ml pepton water yang telah steril
2) Memasukkan 1ml sampel dari pepton water ke dalam lactose broth
3) Menginkubasi selama 1x24 jam, jika belum keruh dilanjutkan selama
2x24jam
4) Mengambil 1ml dari lactose broth, lalu dipindahkan ke dalam selenit broth
5) Menginkubasi selama 2x24jam
6) Gores sebanyak 2 mata ose ke dalam media MSA
7) Mengambil mikroorganisme yang tumbuh pada media untuk dilakukan
pewarnaan gram
8) Melihat menggunakan mikroskop dengan perbesaran 100x
3. Inspeksi industri rumah tangga
a. Menyiapkan diagram alir
b. Menyiapkan formulir SSOP
c. Menyiapkan formulir GMP/CPPB
d. Menyiapkan formulir HACPP
9
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Identitas Industri Rumah Tangga
1. Nama Industri Rumah Tangga Pangan : Sambel Sultan
2. Alamat : Gubeng Airlangga II, kota Surabaya
3. Nama pengusaha : bu Yulia
4. Jenis produk yang diproduksi : Aneka Sambel
5. Bahan baku yang digunakan : Cabai, tomat, penyedap rasa, garam, gula
6. Tanggal pemeriksaan : 27 November 2023
Penilaian
No Parameter
Tidak
Sesuai
Sesuai
1. Menggunakan air yang berbeda untuk ✓
mengolah bahan-bahan dan melakukan
pencucian alat
2. Kualitas air yang digunakan untuk pengolahan pangan ✓
sama dengan kualitas airminum
3. Pemeriksaan laboratorium yang sesuai dengan Permenkes ✓
terhadap kualitas air yangdigunakan minimal 2 kali
dalam setahun (musim kemarau dan musim hujan).
Pengambilan sampel air bersih dilakukan pada sumber mata
air, bak penampungan danair kran terjauh
4. Quality Control mengambil sampel air padaoutput air pada ✓
ruangan produksi dan memeriksa kualitas mikrobiologi
yang dilakukan setiap 1 bulan sekali
Total 1/4
10
Table 2 Hasil pengamatan SSOP komponen pengamatan kebersihan permukaan yang kontak
dengan bahan pangan
Penilaian
No Parameter
Tidak
Sesuai Sesuai
1. Peralatan yang digunakan dalam keadaan bersih, bebas ✓
dari karat, jamur, minyak/oli,cat yang terkelupas dan
kotoran sisa dari proses seelumnya
Total 2/2
Persentase Kesesuaian/Ketidaksesuaian 100%
No Parameter
Tidak
Sesuai
Sesuai
Total 3/4
Persentase Kesesuaian/Ketidaksesuaian 75%
11
Tabel 4 Hasil pengamatan SSOP komponen fasilitas sanitasi
Penilaian
No Parameter
Tidak
Sesuai
Sesuai
✓
1. Terdapat sarana pencuci tangan yang dilengkapi
dengan air mengalir, sanitizer,alat pengering tangan
dan tempat pembuangan bertutup
✓
2. Fasilitas ganti pakaian yang sesuai denganjumlah
karyawan dan dilengkapi dengan lemari penyimpanan
pakaian yang baik
✓
3. Tersedia fasilitas foot bath pada pintu masukarea produksi
Total 2/3
Persentase Kesesuaian/Ketidaksesuaian 66%
Tabel 5 Hasil pengamatan SSOP komponen perlindungan bahan pangan dari bahan
cemaran
Penilaian
No Parameter
Tidak
Sesuai
Sesuai
1. Selama proses produksi, karyawan menjagadan
mengontrol bahan-bahan non pangan yang berpotensi
mencemari bahan pangan agar tidak berada dalam ✓
ruangan
produksi
Kemasan dan bahan-bahan lainnya disimpan secara
2. terpisah dari bahan-bahansanitasi ✓
Tempat sampah bebas tumpukan sampahyang
3. ✓
berlebihan
Total 2/3
Persentase Kesesuaian/Ketidaksesuaian 66%
12
Tabel 6 Hasil pengamatan SSOP komponen pelabelan, penyimpanan bahan toksin, dan
penyimpanan yang tepat
Penilaian
No Parameter
Tidak
Sesuai
Sesuai
1. Bahan toksin dikelompokkan dan disimpandi dalam box
tertutup serta diberi label identitas yang jelas ✓
Penilaian
No Parameter
Tidak
Sesuai
Sesuain
1. Rutin melakukan pengecekan kesehatankaryawan
✓
Total 0/2
Persentase Kesesuaian/Ketidaksesuaian 0%
13
Tabel 8 Hasil pengamatan SSOP komponen pencegahan hama
Penilaian
Sesuain
1. Menutup lubang angin dengan kawat kasa ✓
2. Menggunakan filter udara ✓
3. Menyediakan fasilitas pest control ✓
Melakukan pembersihan ruangan produksisecara berkala
4. ✓
Total 2/4
Persentase Kesesuaian/Ketidaksesuaian 50%
14
1. Pembahasan SSOP
Berdasarkan hasil rekapitulasi pada tabel 9, didapatkan presentase rata-rata penerapan SSOP pada industri
rumah tangga sambal sultan surabaya adalah 60,25% dimana kategori diatas termasuk ke dalam kategori
cukup. Ruang lingkup dengan nilai terendah terkait dengan control kesehatan pegawai dan keamanan air,
dan untuk nilai tertinggi terdapat pada ruang lingkup kebersihan permukaan yang kontak dengan bahan
pangan dan pelabelam, penyimpanan bahan toksin dan penyimpanan yang
15
4.1.1 GMP (Good Manufacturing Practices) atau CPPB (Cara Produksi Pangan yang
Baik)
1. Hasil penilaian GMP
Tabel 10. Rekapitulasi hasil penilaian GMP
NO ELEMEN YANG DIPERIKSA JUMLAH KETIDAKSESUAIAN
1 LOKASI DAN LINGKUNGAN PRODUKSI
Jumlah ketidak sesuaian kritis
Jumlah ketidak sesuaian serius
Jumlah ketidak sesuaian mayor
Jumlah ketidak sesuaian minor
2 BANGUNAN DAN FASILITAS
Jumlah ketidak sesuaian kritis
Jumlah ketidak sesuaian serius 2
Jumlah ketidak sesuaian mayor 1
Jumlah ketidak sesuaian minor
3 PERALATAN PRODUKSI
Jumlah ketidak sesuaian kritis
Jumlah ketidak sesuaian serius
Jumlah ketidak sesuaian mayor
Jumlah ketidak sesuaian minor
4 SUPLAI AIR ATAU SARANA PENYEDIAANAIR
Jumlah ketidak sesuaian kritis
Jumlah ketidak sesuaian serius
Jumlah ketidak sesuaian mayor
Jumlah ketidak sesuaian minor
5 FASILITAS DAN KEGIATAN HIGIENE DAN SANITASI
Jumlah ketidak sesuaian kritis
Jumlah ketidak sesuaian serius 2
Jumlah ketidak sesuaian mayor 1
Jumlah ketidak sesuaian minor
6 KESEHATAN DAN HIGIENE KARYAWAN
Jumlah ketidak sesuaian kritis
Jumlah ketidak sesuaian serius 1
Jumlah ketidak sesuaian mayor 1
Jumlah ketidak sesuaian minor
7 PEMELIHARAAN DAN PROGRAM HIGIENE DAN SANITASI
Jumlah ketidak sesuaian kritis
Jumlah ketidak sesuaian serius
Jumlah ketidak sesuaian mayor
Jumlah ketidak sesuaian minor
8 PENYIMPANAN
Jumlah ketidak sesuaian kritis
Jumlah ketidak sesuaian serius
Jumlah ketidak sesuaian mayor
Jumlah ketidak sesuaian minor
9 PENGENDALIAN PROSES
Jumlah ketidak sesuaian kritis
16
Jumlah ketidak sesuaian mayor
Jumlah ketidak sesuaian minor
10 PELABELAN PANGAN
Jumlah ketidak sesuaian kritis
Jumlah ketidak sesuaian serius
Jumlah ketidak sesuaian mayor
Jumlah ketidak sesuaian minor
11 PENGAWASAN OLEH PENANGGUNG JAWAB
Jumlah ketidak sesuaian kritis 1
Jumlah ketidak sesuaian serius 1
Jumlah ketidak sesuaian mayor
Jumlah ketidak sesuaian minor
12 PENARIKAN PRODUK
Jumlah ketidak sesuaian kritis
Jumlah ketidak sesuaian serius
Jumlah ketidak sesuaian mayor
Jumlah ketidak sesuaian minor
13 PENCATATAN DAN DOKUMENTASI
Jumlah ketidak sesuaian kritis
Jumlah ketidak sesuaian serius
Jumlah ketidak sesuaian mayor
Jumlah ketidak sesuaian minor
14 PELATIHAN KARYAWAN
Jumlah ketidak sesuaian kritis 1
Jumlah ketidak sesuaian serius
Jumlah ketidak sesuaian mayor
Jumlah ketidak sesuaian minor
TOTAL
Jumlah ketidak sesuaian kritis 2
Jumlah ketidak sesuaian serius 6
Jumlah ketidak sesuaian mayor 3
Jumlah ketidak sesuaian minor -
17
1. Pembahasan GMP
1) Bangunan dan fasilitas
Berdasarkan hasil praktikum lapangan ruang produksi memiliki ruang yang sempit,
sehingga sulit dibersihkan, kemudian lantainya kotor sehingga menyebabkan alas
kaki cepat kotor, dinding pada ruang produksi memiliki cat yang sudah banyak
mengelupas. pada bagian ventilasi, ventilasi sudah tertutupi oleh kasa, tetapi sudah
berdebu dan terdapat sarang laba-laba.
2) Peralatan produksi
Berdasarkan hasil praktikum lapangan peralatan produksi yang kontak langsung
dengan pangan dalam kondisi bersih, tidak bekarat, kemudian peralatan terpelihara
kebersihannya, serta pada saat menimbang pangan, pangan tidak bersentuhan langsung
dengan alat timbang.
3) Suplai air atau sarana penyediaan air
Setelah dilakukannya inspeksi didapatkan hasil bahwa Suplai Air atau Sarana
Penyediaan air tidak memiliki ketidaksesuaian atau penyimpangan. Air bersih tersedia
dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi seluruh kebutuhan produksi. Dan air
berasal dari suplai yang bersih.
4) Fasilitas dam kegiatam hygiene dan sanitasi
Setelah dilakukannya inspeksi didapatkan hasil bahwa Fasilitas Dan Kegiatan
Hygiene dan Sanitasi memiliki ketidaksesuainan atau penyimpangan tingkat mayor
sebanyak satu yaitu Sarana untuk pembersihan/pencucian bahan pangan, peralatan,
perlengkapan, dan bangunan tidak tersedia dan tidak terawat dengan baik dan dua
penyimpangan serius, yaitu tempat sampah yang tidak tertutup.
5) Kesehatan dan hygiene karyawan
Setelah dilakukannya inspeksi didapatkan hasil bahwa Kesehatan Dan Higiene
Karyawan tidak ada Penanggung jawab higiene karyawan di industri sambal ibu
Yulia
6) Pemeliharaan dan program hygiene dan sanitasi
Berdasarkan hasil praktikum lapangan Pemeliharaan dan program hygiene dan sanitasi
pada produk bahan kimia yang digunakan dalam mencuci peralatan sudah sesuai dengan
prosedur penyimpanan dan sudah diberi label pada kemasan botol
penyimpanan,Serta tidak ada hewan peliharaan yang bereliaran di ruangan produksi
pangan.
18
7) Penyimpanan
Berdasarkan hasil praktikum penyimpanan pada bahan pangan, bahan pangan
sudah disimpan diruang terpisah dan keadaan ruangan dalam keadaan bersih dan
kondisi lantai sudah kedap air.
8) Pengendalian Proses
Berdasarkan hasil praktikum pengendalian dan proses IRTP sudah menggunakan
bahan baku yang baru dan fresh serta menggunakan bahan tambahan pangan yang
aman dan tidak menggunakan bahan kimia yang berbahaya,serta IRTP sudah
menerapkan aliran produksi pangan yang benar serta sudah menggunakan bahan
kemasan khusus.
9) Pelabelan pangan
Berdasarkan hasil pratikum didapatkan hasil bahwa pelabelan pangan pada Sambel
Sultan Surabaya sudah mencantumkan nama produk, nama dan alamat IRTP serta
masa kedaluwarsa.
Pengawasan oleh penanggung jawab
Penanggung jawab pada pengolahan Sambel Sultan Surabaya adalah pimpinan dan
pemilik sendiri dan sudah memiliki Sertifikat Penyuluhan Keamanan Pangan
(PKP). Pimpinan melakukan pengawasan terhadap proses produksi setiap
pengolahan aneka Sambel dan melakukan tindakan koreksi jika menemukan
adanya penyimpangan terhadap persyaratan yang ditetapkan.
10) Penarikan produk
Berdasarkan hasil pratikum didapatkan bahwa proses produksi yang dilaksanakan
pada Sambel Sultan Surabaya belum pernah dilakukan penarikan produk
dikarenakan produk yang dipasarkan adalah produk yang memenuhi kualitas yang
telah ditetapkan.
11) Pelatihan karyawan
Pada Sambel Sultan Surabaya tidak terdapat pelatihan khusus untuk karyawan
dikarenakan karyawan yang bekerja pada UMKM tersebut bukan merupakan
karyawan tetap. Karyawan yang bekerja hanya akan dibekali mengenai cara
tentang pengolahan produk yang akan diproduksi.
19
.
Tabel 11 Jadwal Frekuensi Sistem Audit Internal
Jadwal Frekuensi Sistem Audit Internal
Frekuensi Jumlah Penyimpangan (maksimal)
Level IRTP Audit
Internal Minor Mayor Serius Kritis
Setiap dua
Level I bulan 1 1 0 0
Level II Setiap bulan 1 2-3 0 0
Setiap dua
Level III NA* ≥4 1-4 0
minggu
Level IV Setiap hari NA NA ≥5 ≥1
BPOM 2207 Tahun 2012
Berdasarkan hasil analisis penerapan GMP atau CPPB pada industri rumah tangga
sambel sultan surabaya, didapatkan hasil 0 penyimpangan minor, 3 penyimpangan mayor, 2
penyimpangan serius, dan 4 penyimpangan kritis. Hal tersebut menunjukka jika industri rumah
tangga sambel sultan surabaya masuk ke dalam level 4 dan harus melakukan audit internal
setiap hari.
20
4.1.2 Hasil uji laboratorium
1. Hasil pemeriksaan lab
Tabel 12 Hasil pemeriksaan laboratorium sambel sultan
No Uji laboratorium Hasil
Kimia
1 Boraks Negatif
Mikrobiologi
1 Salmonella Positif
2. Pembahasan
Hasil pemeriksaan menunjukkan jika pada sambel terdapat salmonella, dan untuk
pemeriksaan boraks, formalin keripik tempe aman dari kandungan kedua zat kimia
berbahaya tersebut.
4.1.3 Penentuan HAACP pada sambel sultan
1. Pembentukan TIM HACCP
21
2. Deskripsi produk
Deskripsi Keterangan
Nama Produk Sambel Sultan
Bahan Baku 1. Cabai
2. Tomat
3. Penyedap rasa
4. Garam
5. Minyak
6. Gula
7. Bawang
Metode Pengolahan Penggorengan menggunakan minyak
22
4. Diagram alir pembuatan Sambel Sultan
Pencucian
Penggilingan
Sambel rumahan
23
5. Identifikasi bahaya dan cara pencegahannya (Prinsip 1)
Melakukan penyaringan
4. Garam F Kerikil
sebelum garam digunakan
Melakukan penyaringan
5. Penyedap rasa F Kerikil sebelum penyedap rasa
digunakan
24
Melakukan penyimpanan
6. Minyak goreng F Debu minyak yang telah digunakan
dengan baik dan benar
25
Tabel 15 Identifikasi bahaya pada proses pembuatan sambel sultan
No Proses
Bahaya Jenis
Cara Pencegahan
B (M) Bahaya
K/F
26
Tabel 16 Identifikasi bahaya pada penjamah
No Penjamah
Bahaya Jenis
makanan Cara Pencegahan
B (M) Bahaya
K/F
Bakteri pada Mencuci tangan pakai sabun
tangan, sebelum dan sesudah bekerja,
rambut, penggunaan masker dan penutup
keringat, rambut
1. Penjamah B penggunaan
F perhiasan,
batuk, bersin,
menggaruk,
mengobrol.
27
6. Penentuan titik kendali kritis/CCP (Prinsip 2)
28
Tabel 17 Penetapan CCP pada bahan baku
No Bahan Identifikasi IdentifikasiCCP CCP/ Catatan Tim
. Bahaya
Baku NOT HACCP
CCP
Tipe Bahaya P1 P2 P3 P4
1. Cabai CCP
B Ulat
K Pestisida
F Busuk dan Ya Ya - -
berwarna
hitam
2. Bawang Ya Ya - - CCP
putih
K Pestisida
29
Tabel 18 Penetapan CCP pada proses produksi
No. Proses Identifikasi Identifikasi CCP CCP/ Catatan
produksi Tim
Bahaya NOT
HACCP
CCP
P1 P2 P3 P4
Tipe Bahaya
1. Persiapan Ya - - NOT CCPPengecekan
lalu dicuci
sebelum
F Kotor
digunakan
dengan air
Mengalir
2. Pencucian Ya Ya - - CCP Dibersihkan
sebelum
Debu dan
F digunakan
kotoran
dengan air
mengalir
Ya Ya - - CCP Menggunak
Bakteri
an air yang
(salmonella
B bersih dan
, E.coli)
terjamin
kualitasnya
Klorin, Ya Ya - - CCP
K logam
berat
6. Pengirisan Ya - - - NOT CCPDibersihkan
sebelum dan
F Karat setelah
penggunaan
30
10. Pengemas Ya - - NOT CCPToples yang
an digunakan
harus dalam
keadaan
Debu
F bersih dan
dan telah dicuci
kotoran menggunak
an air yang
mengalir
31
8. Penetapan sistem pemantauan untuk setiap CCP (Prinsip 4)
Tabel 20 Penetapan tindakan pengendalian dan pemantauan
No Tindakan pengendalian Tindakan
CCP Bahaya Batas Kritis pemantauan
1. Cabai B : Ulat - Penyortiran Pengamatan
K : Pestisida cabai cabai yang
F : Busuk - Pencucian cabai digunakan
dan 98% sesuai menggunakan air dengan
berwarna dengan mengalir yang observasi
hitam spesifikasi terjamin langsung
kualitasnya disesuaikan
dengan
spesifikasi
2. Pencucian F: Debu dan - Menggunakan Observasi
tempat yang tempat
kotoran
sesuai dengan pencucian,
B : Bakteri
95% sesuai spesifikasi kebersihan
(salmonella, dengan - Mengguna penjamah, dan
E.coli) spesifikasi kan air kondisi fisik air
yang
K : Klorin, terjamin
logam berat kualitasnya
3. Bawang - Menerima bahan Observasi fisik
K : Pestisida sesuai spesifikasi bawang putih
putih
95% sesuai - Mecuci bawang yang digunakan
dengan menggunakan air dengan
spesifikasi mengalir yang disesuaikan
F : Busuk
terjamin dengan
dan
kualitasnya spesifikasi
berwarna
hitam
32
9. Penetapan tindakan perbaikan atau koreksi (Prinsip 5)
No Tindakan yang Tindakan koreksi
CCP Bahaya dilakukan
1. Pencucian F: Debu Tempat pencucian Rajin
dan kotoran yang kotor membersihkan
tempat pencucian
B : Bakteri kedelai
(salmonella,
E.coli)
K : Klorin,
logam berat
34
DAFTAR PUSTAKA
Amini, N. R., & Aprilia, S. (2022). The Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) In
Food Service In Sariharjo, Ngaglik, Sleman Regency. Jurnal Teknologi Sains
Kesehatan, 1(1), 113-120.
Aprilianti, W. (2021). Gambaran Angka Lempeng Total (Alt) Bakteri Pada Sate Yang
Diperjualbelikan Di Wilayah Kelurahan Anduonohu Kecamatan Poasia Kota Kendari
(Doctoral Dissertation, Poltekkes Kemenkes Kendari).
Asriani, Dkk . (2021). Kajian Penerapan Good Manufacturing Practices (Gmp) Pada
Pengolahan Keripik Pisang. Universitas Muhammadiyah Kendari. Agrointek: Jurnal
Teknologi Industri Pertania
35
LAMPIRAN
1. Kondisi ruang produksi IRT
No Gambar Keterangan
1. Tempat
bahan
baku
2. Proses
pengolahan
3. Foto bersama
dengan pemilik
IRT
36
37
2. Pemeriksaan Laboratorium
No Gambar Keterangan
1 Hasil pemeriksaan boraks
menggunakan kunyit
38
NO ELEMEN YANG DIPERIKSA KETIDAKSESUAIAN
1 LOKASI DAN LINGKUNGAN PRODUKSI MI MA SE KR
Lokasi dan lingkungan IRTP tidakterawat,
kotor, berdebu
√
3 PERALATAN PRODUKSI MI MA SE KR
Permukaan yang kontak langsung
dengan pangan berkarat dan kotor
Peralatan tidak terpelihara, dalam keadaan
kotor, dan tidak menjamin efektifnya
Sanitasi
Alat ukur/timbangan untuk
mengukur/menimbang berat bersih/isi
bersih tidak tersedia atau tidak teliti
4 SUPLAI AIR ATAU
1 2 3 4
SARANA PENYEDIAANAIR
Air bersih tidak tersedia dalam jumlah
yang cukup untuk memenuhi seluruh
kebutuhan produksi
Air berasal dari suplai yang tidak bersih
39
Tidak tersedia sarana cuci tangan
lengkap dengan sabun dan alat √
pengeringtangan
Sarana toilet/jamban kotor tidak
terawat dan terbuka ke ruang produksi √
sampah tertutup
12 PENARIKAN PRODUK MI MA SE KR
Pemilik IRTP tidak melakukan penarikan
produk pangan yang tidak aman
13 PENCATATAN DANDOKUMENTASI MI MA SE KR
41
IRTP tidak memiliki dokumen produksi
42