Dosen Pengajar :
Narwati, S.Si, M.Kes
Rusmiati, SKM.,
M.Si
Putri Arida Ipmawati, SKM, M.Kes
Disusun Oleh :
1. Isa Nur Aindini (P27833321030)
2. Ilmi Mufidah (P27833321028)
3. Jihan Maisyaroh A (P27833321032)
4. Linda Aprilia (P27833321034)
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat melaksanakan praktikum dan menyelesaikan
praktikum dengan baik dan lancar hingga menjadi sebuah laporan praktikum. Laporan praktikum
ialah laporan yang telah kami buat setelah kami melakukan kegiatan praktikum mengenai proses
Sterilisasi dan Pengambilan Sampel Makanan di Sentra Kuliner Taman Prestasi. Laporan ini
kami susun sesuai dan sistematik dengan pada saat kami melaksanakan praktikum.
Kami juga mengucapkan banyak terimakasih kepada beberapa pihak yang sangat
membantu dan berperan penting dalam proses kegiatan praktikum ini. Terutama pada dosen mata
kuliah PMM-A ibu Narwati, S.Si, M.Kes , ibu Rusmiati, SKM., M.Si dan ibu Putri Arida
Ipmawati, SKM, M.Kes yang telah memberi kami tugas, bimbingan dan arahan kepada kegiatan
praktikum kami. Tak lupa juga kami ucapkan banyak terimakasih kepada teman-teman sekalian
yang telah membantu saat kegiatan praktikum berlangsung.
Dan untuk akhir, semoga laporan praktikum ini bisa bermanfaat untuk semua dan untuk
penelitian lanjutan. Selepas itu, kami juga hanya manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan
dan kekurangan. Oleh karena itu, kami akan menerima kritik maupun saran terhadap laporan
praktikum mengenai proses Sterilisasi dan Pengambilan Sampel Makanan di Sentra Kuliner
Taman Prestasi ini yang telah kami susun.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................2
DAFTAR ISI....................................................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................................................4
1.2 LATAR BELAKANG............................................................................................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH........................................................................................................4
1.3 TUJUAN.................................................................................................................................4
BAB II..............................................................................................................................................5
TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................................................5
BAB III.............................................................................................................................................8
3.1 TEMPAT DAN TANGGAL PRAKTIKUM.........................................................................8
3.2 ALAT DAN BAHAN.............................................................................................................8
3.3 PROSEDUR KERJA..............................................................................................................9
BAB IV...........................................................................................................................................11
4.1 HASIL...................................................................................................................................11
4.2 PEMBAHASAN...................................................................................................................11
BAB V............................................................................................................................................12
5.1 KESIMPULAN.....................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................13
LAMPIRAN...................................................................................................................................14
LAPORAN PRAKTIK PMM-A
MATERI 1
UJI ORGANOLEPTIK
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 LATAR BELAKANG
Sterilisasi didefinisikan sebagai proses mematikan atau membunuh semua spora bakteri
dan semua mikroorganisme yang hidup. Panas merupakan salah satu metode yang paling
diandalkan dalam sterilisasi. Panas bertindak dengan efek oksidatif serta denaturasi dan
koagulasi protein. Salah satu alat sterilisator yang menggunakan metode panas bertekanan
adalah autoclave. Autoclave adalah suatu alat pemanas yang tertutup dan digunakan untuk
mensterilisasi suatu benda menggunakan uap bersuhu dan bertekanan tinggi (1210C, 15 lbs)
selama kurang lebih 15 menit. Penurunan tekanan pada autoclave tidak dimaksudkan untuk
membunuh mikroorganisme, melainkan meningkatkan suhu dalam autoclave. Suhu yang
tinggi inilah yang akan membunuh microorganisme.
Makanan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia, sebab
makanan yang kita makan bukan saja harus memenuhi gizi tetapi harus juga aman dalam arti
tidak mengandung mikroorganisme dan bahan-bahan lain yang menimbulkan bahaya
terhadap kesehatan manusia. Agar makanan sehat bagi konsumen diperlukan persyaratan
khusus antara lain cara pengolahan yang memenuhi syarat, cara penyimpanan yang betul dan
pengangkutan yang sesuai dengan ketentuan. Makanan yang sehat selain itu juga ditentukan
oleh kondisi higiene dan sanitasi terutama pada tahap pengolahannya.
Higiene sanitasi makanan diperlukan untuk melindungi makanan dari kontaminasi
maupun mikroorganisme penular penyakit. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 1098/MENKES/SK/VII/2003 higiene sanitasi makanan adalah upaya
untuk mengendalikan faktor makanan, orang, tempat dan perlengkapannya yang dapat atau
mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan.
Penjamah makanan adalah orang yang secara langsung mengelolah makanan mulai dari
tahap persiapan, pembersihan, pengolahan, pengangkutan sampai dengan penyajian
makanan. Pengetahuan, sikap dan perilaku penjamah makanan mempengaruhi kualitas
makanan yang dihasilkan. Penjamah makanan memiliki peranan penting dalam melindungi
makanan yang akan dikonsumsi dari kontaminasi makanan yang disebabkan oleh perilaku
penjamah makanan yang tidak baik.
1.3 TUJUAN
1) Mengetahui cara untuk melakukan sterilisasi.
2) Mengetahui cara atau teknik pengambilan sampel pada makanan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Higiene sanitasi makanan dan minuman adalah upaya untuk mengendalikan faktor
tempat, peralatan, orang dan makanan yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan gangguan
kesehatan dan keracunan makanan (Sari Nurmala, 2012). Pengelolaan makanan pada jasaboga
harus menerapkan prinsip higiene sanitasi makanan mulai dari pemilihan bahan makanan
sampai dengan penyajian makanan. Khusus untuk pengolahan makanan harus memperhatikan
kaidah cara pengolahan makanan yang baik yaitu sebagai berikut :
1. Pemilihan bahan makanan
a. Bahan makanan mentah (segar) yaitu makanan yang perlu pengolahan sebelum
dihidangkan seperti :
b. Bahan Tambahan Pangan (BTP) yang dipakai harus memenuhi persyaratan sesuai
peraturan yang berlaku.
4. Penyajian makanan
Makanan dinyatakan layak santap apabila telah dilakukan uji organoleptik dan uji
biologis dan uji laboratorium dilakukan bila ada kecurigaan.
1) Uji organoleptik yaitu memeriksa makanan dengan cara meneliti dan menggunakan
5 (lima) indera manusia yaitu dengan melihat (penampilan), meraba (tekstur,
keempukan), mencium (aroma), mendengar (bunyi misal telur), menjilat (rasa).
Apabila secara organoleptik baik maka makanan dinyatakan laik santap.
2) Uji biologis yaitu dengan memakan makanan secara sempurna dan apabila dalam
waktu 2 (dua) jam tidak terjadi tanda – tanda kesakitan, makanan tersebut
dinyatakan aman.
3) Uji laboratorium dilakukan untuk mengetahui tingkat cemaran makanan baik
kimia maupun mikroba. Untuk pemeriksaan ini diperlukan sampel makanan yang
diambil mengikuti standar/prosedur yang benar dan hasilnya dibandingkan dengan
standar yang telah baku.
C. Makanan Jajanan Dan Pencemarannya
Makanan yang aman adalah yang tidak tercemar, tidak mengandung mikroorganisme atau
bakteri dan bahan kimia berbahaya, telah diolah dengan tata cara yang benar sehingga sifat
dan zat gizinya tidak rusak serta tidak bertentangan dengan kesehatan manusia. Kualitas dari
produk pangan untuk konsumsi manusia pada dasarnya dipengaruhi oleh mikroorganisme.
Pertumbuhan mikroorganisme dalam makanan memegang peran penting dalam pembentukan
senyawa yang memproduksi bau tidak enak dan menyebabkan makanan menjadi tak layak
makan. Beberapa mikroorganisme yang mengontaminasi makanan dapat menimbulkan bahaya
bagi yang mengonsumsinya.
Makanan merupakan kebutuhan pokok bagi manusia, makanan memiliki peran yang
penting bagi manusia karena digunakan sebagai sumber tenaga, pertumbuhan tubuh, dan
melindungi tubuh dari penyakit jika makanan dikonsumsi dengan baik maka akan berefek baik
untuk tubuh kita.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3) Sterilisasi basah untuk alat dari bahan steinless steel (gunting, pinset,
sendok)
a. Cuci bersih semua alat yang akan disterilkan, lalu keringkan
b. Bungkus alat dengan aluminium foil
c. Steril menggunakan autoclave/ oven, steril menggunakan suhu 121 oC
selama 20 menit atau 134-135 oC selama 15 menit.
d. Alat siap digunakan.
4.1 HASIL
a. Pengambilan Sampel Makanan
Nama Waktu Lokasi Berat Sampel Gambar
Makanan Pengambilan (gr)
Sampel
Rujak 11.30 Wisata Kuliner 200gr
Buah Taman Prestasi
Stand no. 25
4.2 PEMBAHASAN
a. Pengambilan Sampel Makanan
Langkah awal yang harus dilakukan sebelum sampel makanan dikirim ke
laboratorium yaitu melakukan pengambilan sampel makanan. Sampel makanan yang
diambil ± 100 – 200 gram dari porsi ke dalam plastik sampel. Sampel makanan yang
akan diambil adalah rujak buah di Stand No 25-Wisata Kuliner Taman Prestasi.
Pengambilan sampel sepenuhnya dilakukan oleh penjamah makanan.. Pada setiap
tahapan dalam pengambilan sampel makanan dilakukan secara aseptis, volume atau berat
sampel diambil secara tepat dan mengutamakan prinsip sterilitas dalam setiap kegiatan.
5.1 KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwasannya kekeruhan
preparasi sampel makanan dipengaruhi oleh bagaimana sampel makanan yang dicampurkan.
Jika mencampurkan sampel makanan berupa buah-buahan (seperti pepaya) maka hasil
preparasi sampel makanan akan berwarna lebih orange, tetapi tidak membuat hasil preparasi
sampel makanan ini menjadi keruh.
DAFTAR PUSTAKA
MATERI 2
UJI ORGANOLEPTIK
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
1) Mengetahui pengertian uji organoleptik.
2) Mengetahui prinsip yang dinilai dalam uji organoleptik.
3) Mengetahui cara perhitungan dalam uji organoleptik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Keterangan:
4.1 HASIL
Tabel 1.1 uji organoleptik panelis 1
4.1.2 Rumus
Uji Herodik
Uji herodik merupakan uji yang digunakan untuk mencari data yang telah didapatkan
kemudian di cari rerata setiap panelispada tingkat kepercayaan 95%
x̅ = =1
Keterangan:
4.1.3 Perhitungan
Sampel 1 Fruit tea
S
=√8216,02
= 90,64
P 95%
95%
=√5062,695
= 71,15
P 95%
= (28,75-2,94) ≤ ∞≤(35,875+4,9) = 95%
=√7343,2
= 85,69
95%
Sampel 4 Perkedel
S
=√6976,76
= 83,527
P 95%
95%
4.2 PEMBAHASAN
Telah dilakukan perhitungan uji organoleptik diperoleh hasil bahwa pada sampel 3 (Fruit
tea) sebanyak (33,65) ≤ ∞≤31,765 = 95% orang. Pada sampel 2 (Sawi) sebanyak (25,81) ≤
∞≤40,775 = 95%. pada sampel 3 (nugget) (31,685) ≤ ∞≤39,525 = 95% orang yang menyukai
nugget. Pada sampel 4 (perkedel) sebanyak (30,81) ≤ ∞≤38,65 = 95% orang menyukai
perkedel.. Maka diperoleh urutan sampel makanan dengan kualitas terbaik adalah sampel 1
(fruit tea), sampel 3 (nugget), sampel 4 (perkedel), sampel 2 (sawi).
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Uji organoleptik atau uji indera atau uji sensori merupakan cara pengujian
denganmenggunakan indera manusia sebagai alat utama untuk pengukuran daya
penerimaanterhadap produk. Pengujian organoleptik mempunyai peranan penting dalam
penerapanmutu. Pengujian organoleptik dapat memberikan indikasi kebusukan, kemunduran
mutudan kerusakan lainnya dari produk.
Panelis (penguji) harus minum air putih terlebih dahulu, pada setiap pergantiansampel. Air
putih berfungsi untuk menetralkan rasa atau aroma yang masih terdapat dimulut panelis.
Metode yang dipakai untuk uji organoleptik dalam penelitian ini adalah uji hedonik.Panelis
diminta untuk memberikan kesan suka atau tidak suka terhadap mutu yang disajikan. Dalam analisi
datanya, skala hedonik ditransformasikan ke dalam angka. Dengan data ini dapat dilakukan dengan
analisastatistik.
5.2 SARAN
Uji organoleptik harus dilakukan dengan cermat karena memiliki memilikikelemahan dan
keterbatasan akibat beberapa sifat indrawi tidak dapat dideskripsikan.Manusia merupakan panelis
yang kadang-kadang dapat dipengaruhi oleh kondisi fisik dan mental, sehingga panelis dapat
menjadi jenuh dan menurun kepekaannya.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
LAPORAN PRAKTIK PMM-A
MATERI 3
UJI ORGANOLEPTIK
BAB 1
PENDAHULUAN
BAB II
METODOLOGI PRAKTIKUM
C. Teknik Pengambilan
Untuk mendapatkan angka yang dapat mewakili dari seluruh alat yang
diperiksa, maka perlu pemeriksaan dari sejumlah sampel yang dapat mewakili
keseluruhan.
1. Persiapkan sarung tangan yang steril untuk memulai mengambil sampel
2. Alat makan atau masak yang akan di periksa masing-masing di ambil 4-5
buah tiap jenis yang diambil secara acak dari tempat penyimpanan
3. Persiapkan catatan formulir pemeriksaan dengan membagi alat makanan
atau masak dalam kelompok-kelompok
4. Persiapkan lidi steril, kemudian buka tutup botol dan masukkan lidi kapas
steril ke dalamnya
5. Lidi kapas steril dalam botol ditekan ke dinding botol untuk membuang
airnya, baru diangkat dan diusapkan pada setiap alat-alat yang di usapkan
sampai satu kelompok selesai di usap.
6. Permukaan tempat alat atau perabot yang di usap yaitu:
· Cangkir dan gelas : permukaan luar dan dalam bagian
bibir setinggi 6 mm
· Sendok : permukaan bagian luar dan dalam
seluruh mangkok sendok
· Garpu : permukaan bagian luar dan dalam
alat penusuk
· Piring : permukaan dalam tempat makanan
diletakkan.
7. Cara melakukan usapan :
· Pada cangkir dan gelas dengan usapan mengeliling bidang
permukaan.
· Pada sendok dan garpu dengan usapan seluruh permukaan luar dan
dalam.
· Pada piring dengan 2 usapan pada permukaan tempat makanan
dengan menyilang siku-siku antara usapan yang satu dengan garis
usapan ke dua.
8. Setelah semua kelompok alat makanan atau luas permukaan peralatan
masak diusap, kapas lidi di masukkan ke dalam botol, lidinya di patahkan
atau digunting, dan bibir botol dipanaskan dengan api spiritus baru di tutup
dengan kapas.
9. Tempelkan kertas label yang telah di persediakan, tulis etiket dengan spidol
menyatakan nama alat dan tempat yang di ambil sampelnya di beri nomor
(kode) sesuai dengan lembar atau formulir.
10. Kirimkan segera kelaboratorium dengan suhu dingin untuk diperiksa. Bila
tidak di kirim segera, disimpan dalam tempat penyimpanan dingin.
D. Pemeriksaan Angka Lempengan Total
Cara kerja :
A. Siapkan larutan pengencer NaCl 0,9 % sebanyak masing-masing 4 tabung
dan 4 buah pertidsh yang di beri kode 10-1,10-2, dan kontrol.
B. Ambil 1 ml larutan pengencer NaCl steril dengan kode kontrol dan
masukkan ke dalam pertidsh yang juga berkode kontrol.
C. Ambil 1 ml sampel dengan pipet steril dan masukkan ke dalam tabung
reaksi dengan kode 10-1 pipet lepas dan tidak boleh di tutup
D. Pipet 1 ml dari tabung 10-1 dan masukkan ke dalam pertidsh yang berkode
10-1 dan 1 ml sisanya ke tabung 10-2 pipet lepas sebanyak 25 kali atau
berkali-kali
E. Pipet 1 ml dari tabung 10-2 masukkan 1 ml ke dalam petridsh yang sudah di
beri kode 10-2
F. Tuang ke petridish yang berisi sampel dengan Nutrien agar 55 o C – 56o c
sebanyak ± 15 ml
G. Di goyang-goyang agar rata dan dibiarkan beku
Masukkan petridsh di dalam inkuator untuk di eramkan dan petridish di balik dengan suhu 37o C
selama 1 x 24 j
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Rumus perhitungan Angka Lempeng Total Kuman pada alat makan /
masak: (Σ KOLONI−KONTROL)X (TINGKAT PENGENCERAN )
Jumlah Koloni =
(Σ PENGENCERAN X Σ ALAT YANG DIUSAP X LUAS ALAT YANG DI
USAP)
Jumlah koloni yang dipilih untuk perhitungan Angka Lempeng Total adalah yang
mengandung 30-300 koloni.
Tabel 1
Hasil perhitungan luas alat dan jumlah koloni Di Laboratorium Mikrobiologi Kesehatan
Lingkungan Surabaya Tahun 2023.
No Jenis Alat Luas Usap Jumlah Alat Jumlah Koloni
Alat (cm2) 10-1 10-2 10-3 10-4 10-5 K
1 Gelas 28 1 180 5 0 27 37 0
2 Sendok 19 1 0 0 0 0 0 0
Tabel 2
Hasil Pemeriksaan Angka Kuman pada piring, gelas, sendok, garpu. Di Laboratorium
Mikrobiologi Kesehatan Lingkungan Surabaya Tahun 2022.
Keterangan :
MS = Memenuhi Syarat
TMS = Tidak Memenuhi Syarat
Dari hasil permeriksaan kuman pada alat makan diketahui bahwa jumlah koloni pada alat
minum gelas tidak memenuhi syarat. Dimana menurut Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 1096/Menkes/Per/VI/2011 Tentang Higiene Sanitasi
Jasaboga bahwa angka kuman pada alat makan dan minum harus nol (negatif).
3.2 Pembahasan
Setelah melakukan pemeriksaan dan mengetahui jumlah koloni pada alat
makan, maka selanjutnya adalah melakukan perhitungan Angka Lempeng Total (ALT)
alat makan dengan menggunakan rumus dibawah ini :
(Σ KOLONI−KONTROL)X (TINGKAT PENGENCERAN )
Jumlah Koloni = (Σ PENGENCERAN X Σ ALAT YANG DIUSAP X LUAS ALAT YANG DI
USAP)
= 6.639 kol/cm2
Dari hasil praktikum diatas, dapat diketahui jumlah koloni pada petridish yang
memenuhi syarat perhitungan ALT yaitu dengan jumlah koloni dalam rentang 30-300
koloni adalah alat makan piring pada pengenceran 10-1 dan 10-2. Pada hasil perhitungan
koloni dapat terlihat bahwa semakin tinggi tingkat pengenceran, maka jumlah koloni
yang terkandung dalam tiap 1 ml inokulan yang dipindahkan semakin berkurang akibat
pengenceran yang dilakukan. Berdasarkan pemeriksaan kuman pada 2 alat makan
berbeda, hanya alat makan sendok dengan angka kuman 0 kol/ cm2 yang memenuhi
syarat menurut Permenkes No.1096/Menkes/Per/VI/2011 Tentang Higiene Sanitasi
Jasaboga, bahwa angka kuman pada alat makan dan minum harus nol (negatif).
4.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang telah didapatkan maka dapat disimpulkan bahwa, Alat
makan juga harus dijaga kebersihannya agar tidak adanya bakteri pada alat makan atau
minum. Saat membersihkan alat makan dan minum diharapkan sangat teliti akan
kebersihan agar bakteri yang ada pada alat tersebut tidak ada. Alat makan yang
kelihatan bersih belum merupakan jaminan telah memenuhi persyaratan kesehatan
karena dalam alat makan tersebut telah tercemar bakteri yang menyebabkan alat makan
tersebut tidak memenuhi kesehatan.
4.2 Saran
Masyarakat harus bisa menjaga kebersihan pada alat makanan dan minuman
Alat makanan dan minuman dibersihkan dengan benar agar lebih bersih
Lampiran :
LAPORAN PRAKTIK PMM-A
MATERI 4
UJI ORGANOLEPTIK
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui kualitas air DAMIU di jurusan Kesehatan Lingkungan Surabaya.
2. Untuk mengetahui cara uji MPN Coliform pada air minum isi ulang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
(Sumber: jabar.tribunnews.com)
Gambar 1 Bakteri Coliform
Adanya bakteri coliform dapat menjadi indikator dari kontaminasi fekal. Escherichia coli (E.coli),
bakteri yang banyak ditemukan di usus manusia merupakan indikator adanya kontaminasi fekal dari
manusia. Selain Escherichia coli, coliform lainnya seperti Enterobacter aerogenes, berasal dari non-
fecal mungkin ditemukan dalam sampel air (BPOM RI, 2008).
2. Pengertian Bakteri Escherichia coli
Bakteri Escherichia coli praktis selalu ada dalam saluran pencernaan hewan dan manusia karena secara
alamiah Escherichia coli merupakan salah satu penghuni tubuh. Escherichia coli merupakan
mikroorganisme yang dipakai sebagai indikator untuk menguji adanya pencemaran air oleh tinja.
Meskipun Escherichia coli merupakan mikroorganisme indikator yang dipakai di dalam analisis air
untuk menguji adanya pencemaran oleh tinja, tetapi penyebarannya tidak selalu melalui air, melainkan
disebarkan melalui kegiatan tangan ke mulut atau dengan pemindahan pasif melalui makanan atau
minuman (Sari, 2016).
Bakteri Escherichia coli merupakan bakteri Gram negatif berbentuk batang pendek yang memiliki
panjang sekitar 2 μm, diameter 0,7 μm, lebar 0,4-0,7μm dan bersifat anaerob fakultatif. Escherichia
coli membentuk koloni yang bundar, cembung, dan halus dengan tepi yang nyata.
Adanya Escherichia coli dalam air minum menunjukkan bahwa air minum itu pernah terkontaminasi
feses manusia dan mungkin dapat mengandung patogen usus. Oleh karena itu, standar air minum
mensyaratkan Escherichia coli harus nol dalam 100 ml (Irianto, 2013).
3. Pemeriksaan Bakteri/Mikroorganisme Pada air Minum
Pada pemeriksaan bakteriologis yang rutin terhadap air untuk menentukan aman tidaknya air tersebut
untuk diminum seringkali digunakan organisme indikator, yang seringkali digunakan sebagai
organisme indikator di Indonesia adalah E. coli Sedangkan di Inggris yang digunakan sebagai
indikatornya adalah Clostridium perfringens, dan di USA adalah Streptococcus faecalis.
Escherichia coli atau yang sering disingkat E. coli merupakan bakteri yang secara normal berada pada
tubuh manusia maupun hewan berdarah panas khususnya pada saluran pencernaan. Bakteri ini akan
menjadi patogen apabila jumlahnya meningkat pada saluran pencernaan atau apabila bakteri ini berada
diluar usus (Hutasoit, 2020).
E. Metode dan Uji Bakteriologis Air Minum
1. Metode Most Probable Number (MPN)
Metode yang digunakan untuk uji kualitas bakteriologis air minum adalah metode Most Probable
Number (MPN). MPN digunakan untuk mengetahui jumlah coliform dalam uji kualitas air. Metode
MPN merupakan salah satu teknik menghitung jumlah mikroorganisme per mili bahan yang digunakan
sebagai media biakan. Perhitungan didasarkan pada tabung yang positif, yaitu tabung menunjukkan
pertumbuhan mikroba setelah diinkubasi pada suhu dan waktu tertentu dan dapat diketahui dari
gelembung gas yang dihasilkan pada tabung Durham (Waluyo, 2010).
Sampel ditumbuhkan pada seri tabung sebanyak 3 atau 5 buah tabung untuk setiap kelompok. Apabila
dipakai 3 tabung maka disebut seri 3, yaitu uji yang biasa digunakan pada air bersih, dan jika dipakai 5
tabung maka disebut seri 5, yaitu uji yang biasa digunakan untuk uji air minum. Metode MPN terdiri
dari 3 tahapan, yaitu uji pendahuluan (Presumptive Test), uji penguat (Confirmed Test), dan uji
kelengkapan (Completed test).
a. Uji pendahuluan (Presumptive Test).
Uji pendahuluan merupakan uji penduga tentang ada tidaknya kehadiran bakteri coliform berdasarkan
terbentuknya asam dan gas yang disebabkan karena fermentasi laktosa oleh bakteri golongan coliform.
Terbentuknya asam dilihat dari kekeruhan pada media laktosa dan gas yang dihasilkan, dapat dilihat
dalam tabung durham berupa gelembung udara. Tabung dinyatakan positif jika terbentuk gas sebanyak
10% atau lebih dari volume di dalam tabung durham. Jumlah tabung yang positif di hitung pada
masing-masing seri.
MPN penduga dapat dihitung dengan melihat tabel MPN (Waluyo, 2010).
b. Uji penegasan (Confirmed Test).
Uji penegasan ini bertujuan untuk menguji kembali kebenaran adanya coliform dengan bantuan media
selektif, yang menegaskan hasil positif dari uji pendugaan, media yang digunakan adalah Brilliant
Green Laktose Bile Broth (BGLBB), yang nantinya akan membentuk asam dan gas dalam waktu 24-48
jam (Boekosono dan Hakim, 2010). Selain itu dapat digunakan juga media Eosin Methylene Blue Agar
(EMB) Agar. EMB mengandung indikator metilen blue yang menghambat pertumbuhan Gram positif.
Uji positif ditunjukkan apabila koloni bakteri yang tumbuh berwarna hijau metalik dan mengkilap. Uji
positif ini merupakan karakteristik khas dari E.coli (Manik dan Ristiati,
2004)
c. Uji Pelengkap (Completed Test).
Pengujian selanjutnya dilanjutkan dengan uji pelengkap untuk menentukan bakteri Escherichia coli.
Dari tabung yang positif terbentuk gas suspense ditanamkan pada media
Eosin Methylen Blue (EMBA) secara aseptis dengan menggunakan jarum inokulasi.
Koloni bakteri Escherichia coli tumbuh berwarna kehijauan dengan kilat logam. Mikroskopis
pewarnaan Gram menunjukkan Gram negatif berbentuk basil (Manik dan Ristiati, 2004).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
2. Bahan :
a. Laktose Borth ( LB )
b. Brilian Green Laktose Bile Borth ( BGLB )
c. Eosin Methil Blue ( EMB ) agar
d. Sampel air isi ulang
e. Aquadest
f. Korek api
C. Langkah Kerja
1. Uji Penduga
a. Sterilkan alat dan bahan yang akan digunakan
b. Siapkan tabung reaksi dan durham sebanyak ragam Ragam Pemeriksaan :
• Sampel tingkat pencemaran tinggi = 5 = 5:5
TSL SSL
• Sampel tingkat pencemaran sedang = 3 = 3:3
TSL SSL
• Sampel tingkat pencemaran rendah = 5 = 1:1
TSL SSL
c. Timbang kaldu laktase borth (LB) kedalam tabung reaksi yang sudah diisi durham. Kemudian,
kocok hingga durham tidak ada gelombang
d. Setelah itu, sterilkan LB yang telah dimasukkan kedalam tabung reaksi berisi durham
e. Jika sudah disteril ambil sampel air dengan pipet ukur steril kedalam :
• Tabung TSL = 10 ml
• Tabung SSL 1 = 1 ml
• Tabung SSl 2 = 0,1 ml
f. Kemudian, inkubasi selama 1 x 24 jam
Nb : Indikator durham jika ada gelembung menyatakan (+), maka dapat dilanjut ke uji penegasan
2. Uji Penegasan
a. Sterilkan alat dan meja kerja yang akan dipakai
b. Siapkan tabung reaksi dan durham sesuai dengan jumlah (+) di tabung LB
c. Kemudian, timbang BGLB sesuai dengan kebutuhan larutan
d. Setelah itu, masukkan 5 ml larutan BGLB ke dalam tabung reaksi + durham
e. Setelah steril, inokulasi dari larutan LB (+) kedalam tabung BGLB. Selama 1 x
24 jam di inkubasi
f. Jika 1 x 24 jam sudah ada gelembung pada durham lebih dari 10 % dan endapan putih dibawah
tabung reaksi. Maka dilanjut ke tahap uji selanjutnya
3. Uji Lengkap (Completed Test)
a. Siapkan petridish yang telah berisi media EMB agar
b. Setelah itu, celupkan satu ose kedalam tabung reaksi yang menunjukkan positif pada uji
sebelumnya.
c. Goreskan ose pada media EMB
d. Kemudian inkubasi selama 24 jam.
e. Jika langkah – langkah berikut telah dilakukan maka, dapat dilihat koloni bakteri yang
terbentuk
BAB IV
Hasil dan Pembahasan
A. Uji Pendugaan
Pada tahap praktikum MPN Coliform ini dengan cara Uji Penegasan yaitu dengan cara mengamati
pada tabung reaksi yang sudah berisikan Brilian Green Lactose Brot (BGLB) tersebut terdapat
gelembung pada tabung durham atau tidak. Jika terdapat gelembung pada tabung durham maka dapat
diketahui bahwa terdapat mikroba atau bakteri pada tabung tersebut. Pada tabung durham yang sudah
dilakukan sterilisasi selama 24 jam terdapat gelembung pada tabung durham, maka bisa dinyatakan
bahwa tabung tersebut positif terdapat adanya bakteri atau mikroba.
A. Uji Pelengkap
Setelah dilakukannya tahap uji penegasan maka selanjutnya ke tahap Uji Pelengkap.
Pada tahap ini tujuannya adalah untuk mengetes kembali kebenaran adanya bakteri Coliform dengan
bantuan medium selektif diferensial dengan menggunakan media Nutrien Agar.
Gambar 4.2 hasil uji pelengkap
Pada gambar diatas didapatkan hasil bahwa tidak ditemukannya bakteri coliform dan bakteri atau
mikroba lainnya dikarenakan jika ada tanda-tanda keberadaannya sejenis E-Coli maka warnanya akan
berubah menjadi hijau metalik dengan inti hitam, sedangkan jika tidak terdapat tanda-tanda bakteri E-
Coli maka tidak berwarna hijau metalik dan bakteri tersebut tidak memfermentasi Laktosa, bias jadi
bakteri Salmonella,Shigella,dan lain-lain.
BAB V
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
MPN adalah suatu teknik enumerasi pada mikrobia (dalam hal ini coliform fecal), pada
suatu bahan cairan. Metode MPN terdiri dari tiga tahap, yaitu uji pendugaan (presumtive test), uji
konfirmasi (confirmed test), dan uji kelengkapan (completed test). Dalam uji tahap pertama,
keberadaan coliform masih dalam tingkat probabilitas rendah; masih dalam dugaan. Organisme
kelayakan konsumsi air atau bahan pangan cair adalah kelompok bakteri koliform yaitu: spesies
Escherichia coli, Enterobacter dan Klebsiella.
Semakin tinggi nilai MPN suatu air maka semakin banyak bakteri koliform pada air tersebut.
Daftar Pustaka
AmelliaValentina Randi Saputro, (2019). “Pemeriksaan MPN (Most Probable Number) Coliform dan
Identifikasi Escherichia Coli pada Jamu Gendong Beras Kencur”.
Narwati dan Ipmawati, Putri Arida. (2020). Modul Praktik Penyehatan Makanan dan Minuman - A.
Program Studi Sanitasi Lingkungan Program Sarjana Terapan Poltekkes Kemenkes Surabaya.
Anwar,M, Sudarso, Ruslan, Rusmiati, Rudini, Mimin dan Soekmini, 1987, “Sanitasi Makanan dan
Minuman pada Institusi Pendidikan Tenaga Sanitasi”, Jakarta.
Lampiran