Marisa., Arrasyid, A.S. 2017. Pemeriksaan Kadar Pestisida dalam Darah Petani Bawang Merah di Nagari Alahan
Panjang. Journal of Sainstek 9(1): 14-18
ABSTRACT
Purpose of this study to determine whether or not farmers exposed to pesticides the and the
inhalation pesticide factors in blood on farmers of onion in Alahan Panjang. The population in this
study was the farmers of onion in Alahan Panjang. The sample were 5 farmers. The research
instrument by Cholinesterase test in the district LABKESDA Solok. Cholinesterase test result can
be determined by mean of photometer 5010. Examination result in onion farmers Alahan Panjang
village revealed that one of the farmers contained below normal Cholinesterase in blood. The
inhalation pesticide factors on onion farmer can be caused by years of service or length of work,
health status, lack of knowledge of farmers in the use the pesticide such as spraying exceeds the set
time, do not wear personal protective equipment in the spraying and personal hygiene farmers. It is
recommended that farmers Cholinesterase below normal not use pesticides before to cholinesterase
returned to normal, and following the extension and use pesticide safely.
Key words: pesticide, photometer 5010, cholinesterase.
pada darah petani. Aktivitas cholinesterase diambil darahnya, sehingga petani tidak merasa
darah adalah jumlah enzim cholinesterase aktif takut atau tegang saat pengabilan sampel,
di dalam plasma darah dan sel darah merah desinfeksi dengan kapas alkohol, lalu tunggu
yang berperan dalam menjaga keseimbangan sampai kering, kemudian tusuk bagian vena
sistem saraf. Aktivitas cholinesterase darah ini yang diinginkan, kemudian tarik gagang
dapat digunakan sebagai indikator keracunan belakang pada spuit sampai beberapa cc atau ml
pestisida golongan organofosfat. (Sartono,2002 darah yang diinginkan, kemudian tarik spuit
) secara perlahan, tutup bagian penusukan dengan
Setelah masuk dalam tubuh, pestisida kapas kering.
golongan organofosfat dan karbamat akan Pemeriksaan Cholinesterase
mengikat enzim cholinesterase, sehingga Darah sampel yang telah diambil
cholinesterase menjadi tidak aktif dan terjadi dicentrifuge terlebih dahulu untuk diambil
akumulasi achethilcholin. Keadaan tersebut serumnya, kemudian sediakan 2 tabung reaksi
akan menyebabkan gangguan sistem syaraf dan letakkan dalam rak tabung, pipet reagent 1
yang berupa aktifitas kolinergik secara terus sebanyak 1000µl, lalu masukkan kedalam
menerus akibat Achethilcholin yang tidak tabung 1 dan 2, kemudian pada tabung 1
dihidrolisis. Gangguan ini selanjutnya dikenal tambahkan 20µl destiled water dan pada tabung
sebagai tanda-tanda atau gejala keracunan, hal 2 tambahkan serum sebanyak 20µl kemudian
ini tidak hanya terjadi pada ujung syaraf tetapi homogenkan dan inkubasi selama 3 menit
juga dalam serabut saraf. dengan memakai stopwatch (timer), setelah
Tujuan Penelitian ini adalah untuk diinkubasi tambahkan reagent 2 sebanyak 250µl
mengetahui adanya petani terpapar pestisida pada tabung 1 dan 2, kemudian inkubasi selama
dengan menggunakan Photometer 5010, dan 2 menit, periksa dengan fotometer.
untuk mengetahui faktor penyebab terpapar Cara kerja alat Fotometer 5010
atau keracunan pestisida dalam darah petani Hidupkan alat fotometer, pilih parameter
bawang merah. cholinesterase lalu tekan enter, ukur blanko
sampel dengan menggunakan destiled water,
METODE PENELITIAN lalu tekan enter, tekan tombol penghisap
reagen, ukur blanko reagen dengan tabung 1
Alat yang digunakan fotometer 5010,
tekan tombol penghisap reagen, kemudian ukur
centrifuge, spuit 3cc/mL, kapas kering, kapas
sampel dengan tabung 2 lalu tekan tombol
alcohol, tabung vacum warna kuning, rak
penghisap reagen, tunggu hasil sampai keluar.
tabung, tabung reaksi, stopwatch (timer), pipet
automatic 1000µl, 250µl, 20µl, yellow tip dan
HASIL DAN PEMBAHASAN
blue tip. Bahan yang digunakan reagen
cholinesterase (reagen 1 dan reagen 2), destiled Penelitian ini dilakukan di Laboratorium
water. Kesehatan Daerah (LABKESDA), sampel
Pengambilan Sampel diambil daripetani bawang merah di Nagari
Sediakan alat dan bahan terlebih dahulu, Alahan Panjang Kabupaten Solok, yang dapat
lakukan pendekatan kepada petani yang akan dilihat hasilnya pada tabel di bawah ini :
keluhan yang dirasakan petani setelah pemakaian masker, topi, sarung tangan, baju
menyemprot. lengan panjang dan celana panjang sangat
Petani setelah melakukan penyemprotan, dianjurkan untuk mengurangi risiko masuknya
umumnya petani enggan untuk membawa air pestisida dalam tubuh yang dapat
bersih dan sabun dari rumah. Berdasarkan mempengaruhi kadar Cholinesterase.
penelitian di lapangan petani setelah melakukan
penyemprotan tidak langsung pulang ke rumah
tetapi masih melanjutkan aktivitas di ladang. KESIMPULAN
Hal ini yang membuat mereka rentan terpapar
Dari penelitian yang dilakukan dapat
pestisida, pakaian yang mereka pakai tidak
disimpulkan:
langsung dicuci tetapi masih dikenakan untuk
aktivitas selanjutnya. Petani biasanya hanya
1. Dari 5 orang sampel ada satu sampel yang
terpapar pestisida, yaitu Sampel C berumur
mencuci tangan dengan air yang ada diladang
65 tahun yang sudah betani selama 42 tahun,
tanpa memakai sabun, untuk kemudian
yang kadar Cholinesterasenya dibawah
melanjutkan aktivitasnya.
kadar normal yaitu 2.835,6 U/L.
Masa kerja petani kebanyakan >10 tahun,
karena sudah menjadi mata pencaharian sehari- 2. Faktor penyebab tingginya tingkat terpapar
hari. Petani mempunyai lahan sendiri dan pestisida pada petani di Alahan Panjang
menggarap ladangnya sendiri dan sebagian yaitu kurangya pengetahuan tentang bahaya
menjadi buruh tani setiap harinya, oleh karena pestisida dan penggunaan pestisida yang
itu pekerjaan mereka dimulai dari pagi hari aman, sehingga mempengaruhi prilaku
sampai siang hari kemudian dilanjutkan lagi petani seperti : tidak memakai alat pelindung
pada sore hari. Aktivitas mereka kebanyakan diri (APD) saat melakukan penyemprotan,
dihabiskan di ladang untuk merawat bawang menyemprot tidak searah dengan arah angin
merah yang mereka tanam. dan dan kebersihan diri petani.
Setelah penyemprotan petani kadang
mengeluh mual karena paparan, akibat tidak
memakai masker saat melakukan DAFTAR KEPUSTAKAAN
penyemprotan. Selain itu penyemprotan yang Abdilah. 2013. Analis Faktor Resiko
berlawanan arah angin juga berisiko masuknya Keracunan Pestisida Organofosfat Pada
bahan kimia pestisida ke tubuh. Selain itu Keluarga Petani Hortikultura Di
petani sering membawa makanan dan minuman Kecamatan Ngablak Kabupaten
sendiri dari rumah,. Hal ini dapat Magelang.
mempengaruhi status kesehatan petani karena Mamangkot. 2013. Gambaran aktivitas
kebersihan perorangan yang kurang, mereka cholinesterase pada petani sayuran di
hanya cuci tangan di area ladang dengan air kelurahan kalampangan kota
seadanya yang tidak bersih dan tidak memakai palangkaraya.
sabun. Prasetya. 2010. Kajian Keracunan Pestisida
Sikap petani dalam pemakaian alat Pada Petani Penyemprot Cabe Di Desa
pelindung diri (APD) banyak yang tidak Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten
lengkap karena ketidaknyamanan saat memakai Semarang.
alat pelindung diri (APD) secara lengkap. Rustia, dkk. 2010. Factor Resiko Yang
Petani memakai topi dan kaos panjang untuk Berhubungan Dengan Cholinesterase
melindungi dari sengatan matahari. Petani Pada Petani Bawang Merah Di
beranggapan bahwa keadaan seperti itu sudah Ngurensiti Pati.
biasa. Sebaiknya petani memakai alat pelindung Sadikin. 2002. Model Pendidikan Lingkungan
diri yang wajib dikenakan untuk meminimalkan Penggunaan Pestisida Yang Aman Dan
masuknya pestisida lewat jalur pernapasan, Benar Untuk Anak Petani Dalam
inhalasi dan pencernaan, oleh karena itu