DISUSUN OLEH :
KELOMPOK FK UWKS BANGKALAN D
DOKTER MUDA ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DAN
MEDIKOLEGAL(Periode 24 Desember 2012 - 3 Januari 2013)
Pembimbing
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat danrahmatnya sehingga tugas baca yang berjudul
INTOKSIKASI DIAZINON
ini dapat
selesaidengan baik. Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas waji
b untuk menyelesaikankepaniteraan klinik di bagian Ilmu Kesehatan
Forensik di RSUD Dr.Soetomo Surabaya,dengan harapan
dapat dijadikan sebagai tambahan ilmu yang bermafaat
bagi pengetahuankita.Dalam penulisan referat ini, tidaklah lepas dari
bantuan berbagai pihak, untuk itukami mengucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada :1.H. Agus M.
Alghozi, dr., SpF (K), DFM, SH sebagai Kepala Bagian IlmuKedokter
an Forensik dan Medikolegal RSUD dr. Soetomo / Fakultas
KedokteranUniversitas Airlangga Surabaya2.Prof. DR. Med. H. M.
Soekry Erfan Kusuma, dr., SpF (K), DFM sebagai KepalaInstansi
Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal RSUD dr. Soetomo /
FakultasKedokteran Universitas Airlangga Surabaya
3.
Dr. H.Hoediyanto Sp.F(K) selaku Ketua Departemen Kedokteran Fore
nsik danMedikolegal RSUD dr. Soetomo / Fakultas Kedokteran Unive
rsitas AirlanggaSurabaya
4.
Drs. Putu Sudjana, Apt, SH selaku pembimbing dalam penyusunan
referat ini.5.Segenap Staf Pengajar serta Karyawan
Instalasi Kedokteran RSUD. Dr. SoetomoSurabaya.6.Seluruh dokter
PPDS Laboratorium Ilmu Kedokteran Forensik
dan MedikolegalRSUD dr. Soetomo / Fakultas Kedokteran
Universitas Airlangga Surabaya7.Rekan-rekan Dokter Muda
yang menjalani kepaniteraan
klinik di LaboratoriumIlmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal RS
UD dr. Soetomo / FakultasKedokteran Universitas Airlangga
Surabaya4
DAFTAR ISI
Halaman juduliLembar PengesahaniiKata
Pengantar iiiDaftar IsivDaftar TabelviDaftar
Gambar viiBab IPendahuluan1A.Latar Belakang1B.Tujuan3C.Manfaa
t3D.Sasaran Penulisan3Bab IITinjauan Pustaka4A.Definisi dan Sifat
Kimia Diazinon4B.Patofisiologi8C.Cara
Terjadinya Keracunan10D.Tanda dan Gejala Klinik 11E.Sebab
Kematian12F.Pemeriksaan Jenazah126
DAFTAR TABEL
Tabel 1Kadar AChE dalam Darah
148
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1Struktur Kimia Diazinon4Gambar 2Degradasi diazinon yang
terjadi melalui proses biotik dan abiotik89
BAB IPENDAHULUAN
A.Latar BelakangDewasa ini penggunaan racun serangga
(pestisida) dalam kehidupan sehari-
harisudah menjadi hal lumrah, baik dibidang pertanian maupun dalam
kebutuhan rumahtangga. Disamping dampak positif yang dihasilkan,
penggunaan racun serangga juga dapatmemberikan dampak negatif,
mengingat zat yang dikandung merupakan zat yang
bersifattoksik pada tubuh manusia. Dalam kadar tertentu pestisida han
ya berdampak untuk membunuh serangga, namun karena faktor lain, b
aik di sengaja atau tidak mudahnyamendapatkan pestisida
menyebabkan tingginya tingkat penyalahgunaan pestisida
tersebut.Salah satu kasus yang sering terjadi adalah percobaan bunuh
diri dengan meminum racunserangga. Selain itu juga dapat terjadi
karena kecelakaan salah guna dan tindak kriminalyang dengan sengaja
menggunakan racun serangga untuk mencelakai seseorang.
Perkiraanterbaru oleh kelompok tugas WHO menunjukkan bahwa mu
ngkin ada 1 juta kasuskeracunan yang tidak disengaja. Di samping itu
terdapat 2 juta orang dirawat di rumah sakitakibat usaha bunuh diri
dengan pestisida, dan hal ini mencerminkan hanya sebagian kecildari
masalah yang sebenarnya.. Atas dasar survei yang dilaporkan sendiri
keracunan ringandilakukan di kawasan Asia, diperkirakan bahwa
mungkin ada sebanyak 25 juta
pekerja pertanian di negara berkembang menderita sebuah episode dar
i keracunan setiap tahun(Jeyaratnam J, 1990). Di Kanada pada tahun 2
007 lebih dari 6000 kasus keracunan pestisida akut terjadi (W.A.Wats
on et al, 2005). Untuk memperkirakan jumlah keracunan pestisida
kronis di seluruh dunia sangat sulit.Insektisida terbagi atas beberapa
golongan, namun yang sering digunakan dalamkehidupan sehari-hari
dapat di golongkan atas 3 golongan, yaitu organofosfat, carbamat
danorganoklorin. Organophosphat adalah insektisida yang paling
toksik diantara jenis pestisidalainnya dan sering menyebabkan
keracunan pada orang. Termakan hanya dalam jumlahsedikit saja
dapat menyebabkan kematian. Organofosfat berasal dari H3PO4
(asam fosfat).
Pestisida golongan organofosfat merupakan golongan insektisida yang
cukup besar,menggantikan kelompok chlorinated hydrocarbon yang
mempunyai sifat:10
B.Tujuan
1. Untuk Mengetahui dan Dapat Menjelaskan Definisi dan Sifat Kimia
Diazinon
2. Untuk Mengetahui dan Dapat Menjelaskan Patofisiologi Intoksikasi
Diazinon
3. Untuk Mengetahui dan Dapat Menjelaskan Cara Intoksikasi
Diazinon
4.Untuk Mengetahui dan Dapat Menjelaskan Tanda dan Gejala Intoksi
kasiDiazinon.
5. Untuk Mengetahui dan Dapat Menjelaskan Sebab kematian pada
IntoksikasiDiazinon.
6.
Untuk Mengetahui dan Dapat Menjelaskan Pemeriksaan Luar yang
didapatkan pada Intoksikasi Diazinon.
7.
Untuk Mengetahui dan Dapat Menjelaskan Pemeriksaan Dalam yang
didapatkan pada Intoksikasi Diazinon.
8.
Untuk Mengetahui dan Dapat Menjelaskan Pemeriksaan Toksikologi
PadaKeracunan
Diazinon.9.Sebagai bagian dari salah satu tugas penulis selama menjal
ani masakepaniteraan klinik di bagian / SMF Ilmu kedokteran
Forensik dan MedikolegalRSU Dr. Soetomo Surabaya.C.Manfaat
PenulisanManfaat penulisan referat ini
adalah :1.Menambah pengetahuan tentang insektisida golongan organ
ofosfat jenisDiazinon secara umum.12
Nama IUPACDiethoxy-[(2-isopropyl-6-methyl-4-pyrimidinyl)oxy]-
thioxophosphorane Nama lainO,O-Diethyl-O-(2-isopropyl-6-methyl-
pyrimidine-4-yl)phosphorothioate
Molecular formula
C
12
H
21
N
2
O
3
PS
Molar mass
304.35 g/mol
AppearanceColorless to dark brown liquid
Data ini didapatkan pada kondisi standar (suhu 25 °C, dengan 100
kPa)2.
Sifat Fisik, Kimia dan Biologi Diazinon
Sifat fisik diazinon yang berkaitan dengan lingkungan adalah
mempunyai titik didih83-84
o
C, tekanan uap 1.4 10-4 mmHg pada 20
o
C, koefisien partisi oktanolair adalah 4,kelarutan dalam air 40 μg ml
-1
pada 25
o
C, sedikit larut dalam air (kirakira 0.04%) dan
dapatdicampur dengan pelarut organik (Merck Index 1998). Stabil dal
am lingkungan alkalilemah tetapi sedikit terhidrolisis dalam air dan as
am encer. Diazinon sangat sensitif terhadap oksidasi dan suhu tinggi,
serta cepat terurai pada suhu di atas 100
o
C (Hayes &Laws
1991).Matsumura (1976) menyatakan bahwa sebagian besar diazinon
mengalamidegradasi membentuk asam dietiltiofosfonat. Persisten
diazinon dalam air tawar dan air lautmasing-masing adalah 11% dan
30% setelah aplikasi 17 hari, sedangkan residu dalamlumpur
permukaan (2 mm) masih terdapat 0.05-2% setelah 21 hari
aplikasi.Diazinon sangat mobil pada tanah dengan kandungan bahan
organik rendah sampaisedang, dan immobil pada kandungan bahan
organik tinggi (Arienzo
et al
. 1994). Koefisien partisi oktanol-
air mengindikasikan diazinon bisa diakumulasi secara biologis dalamo
rganisme, dan ini telah dijumpai pada ikan pada konsentrasi
maksimum 300-360 kalikonsentrasi di air. Volatilitas diazinon adalah
2.4 mg m
-3
pada 20
o
C dan 18.6 mg m
-3
pada40oC. Diazinon mempunyai waktu paruh (
half-life
) 30 hari dan koefisien serap oleh tanahKoc=1.000 E (Wauchope
et al
. 1992), sedangkan konsentrasi diazinon sebesar 0.2-5.2 mg l
-1
dapat membunuh ikan (Smith
et al
. 2007)15
pada hubungan antara saraf dan otot, serta pada ganglion sinap, sehin
gga terjadi penumpukan asetilkoline pada reseptorm asetilkolin, yang
menyebabkan terjadinyastimulasi yang berlebihan dan berkelanjutan
pada serat-serta kolinergic pada
parasimpatis postganglionik, hubungan neuromuskular pada otot skele
tal, dan hiperpolarisasi dandesentisasi sel-sel pada sistem saraf pusat.
11
Reaksi-reaksi yang terjadi dapat digolongkan menjadi
2.
Oral, absorpsi melalui mulut (tertelan) karena kecelakaan,
kecerobohan atau sengaja(bunuh diri), akan mengakibatkan keracunan
berat hingga kematian. Di USA yg paling sering terjadi karena
pestisida dipindahkan ke wadah lain tanpa label.
3.
Inhalasi, melalui pernafasan,
dapat menyebabkan kerusakan serius pada hidung,tenggorokan jika
terhisap cukup banyak. Pestisida yg masuk secara inhalasi
dapat berupa bubuk, droplet atau uap.
D.Tanda dan Gejala Klinik
Diazinon diabsorbsi melalui cara yang bervariasi, baik melalui kulit
yang terluka,mulut, dan saluran pencernaan serta saluran pernafasan.
Melalui saluran pernafasan
gejalatimbul dalam beberapa menit. Bila terhirup dalam konsentrasi k
ecil dapat hanyamenimbulkan sesak nafas dan batuk. Melalui mulut
atau kulit umumnya
membutuhkanwaktu lebih lama untuk menimbulkan tanda dan gejala.
Pajanan yang terbatas dapatmenyebabkan akibat terlokalisir.
Penyerapan melalui kulit yang terluka dapat menimbulkankeringat
yang berlebihan dan kedutan (kejang) otot
pada daerah yang terpajan saja.Pajanan pada mata dapat menimbulkan
gajala berupa miosis atau pandangan kabur saja.
1,4,11
Keracunan diazinon dapat menimbulkan variasi reaksi keracunan.
Tanda dan gejaladihubungkan dengan hiperstimulasi asetilkolin yang
persisten atau depresi yang diikuti olehstimulasi saraf pusat maupun
perifer. Tanda dan gejala awal keracunan adalah
stimulasi berlebihan kolinergik pada otot polos dan reseptor eksokrin
muskarinik yang meliputimiosis, gangguan perkemihan,
diare, defekasi, eksitasi, dan salivasi. Efek yang
terutama pada sistem respirasi yaitu bronkokonstriksi dengan sesak na
fas dan peningkatan sekresi bronkus. Dosis menengah sampai tinggi
terutama terjadi stimulasi nikotinik pusat daripadaefek muskarinik
(ataksia, hilangnya refleks, bingung, sukar bicara, kejang disusul
paralisis, pernafasan Cheyne Stokes dan coma).
•
Tulang
•
KukuBahan lain :
•
Darah dari vena femoralis
•
Urin2.TempatTempat yang dipakai untuk diisi jaringan harus :
•
Bersih
•
Sedapat-dapatnya baru
•
Bermulut lebar
•
Dapat diberi tutup rapat, kemudian dilapisi parafin
•
Diberi label dan segel, sehingga tidak mungkin membukanya tanpa
merusak segel
•
Disimpan dalam lemari yang
terkunci3.Sebagai bahan pengawet dipakai :
•
Dry ice
•
Es batu
•
Ethyl alkohol 95%
•
Dalam hal terpaksa dapat digunakan minuman keras sebagai pengawet
dengankadar alkohol minimum ≥
40%4.Yang perlu diikut sertakan dalam pengiriman bahan pemeriksaa
ntoksikologi :
•
Contoh pengawet yang dipakai, juga diberi label dan segel
•
Surat permohonan pemeriksaan toksikologi dan laporan bahan yang
dikirimdan contoh materai
•
Berita acara mengenai peristiwa keracunan
•
Laporan otopsi
•
Berita acara tentang cara membungkus dan memateraikan bahan24
DAFTAR PUSTAKA
1.Budiyanto, Arif, dkk. Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta; Bagian Ke
dokteranForensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
1999.2.Benbrook, C.M.. How Do We Live with the Use of Chemicals
to Feed the World.In: Symposium Annual Meeting of the AAAS, Can
We Feed The World
WithoutPoisoning the Earth. Washington DC; February 19, 2005. Ava
ilable from:http://www.biotech-info.net. AAAS_2005.htm. Acessed:
May 21
th
, 20083.Sampurna, Budi & Samsu, Zulhasmar. Peranan Ilmu Forensik
dalam PenegakanHukum. Jakarta; 2003.4.Gagnon, M. Diazinon.
George Washington University School of Public Health;PubH 243.
200133