Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH TOKSIKOLOGI

“TOKSISITAS TIMAH DAN TOKSISITAS HERBISIDA”

DOSEN PENGAMPUH : Apt. NURRAMADHANI A. SIDA, S.Farm.,


M.Pharm., S.Ci.

OLEH :
KELOMPOK III(3)

HESTI SARI (O1A1 17 096)


GREYSHELLA (O1A1 17 145)
NUR ALAN UBAID (O1A1 19 107)
PUTRI TRI WANDA (O1A1 19 116)
REINA AULIA RAODAH MADJID (O1A1 19 118)
RISMAWATI (O1A1 19 120)
SITI NURFADHAL SYAFRIN (O1A1 19 126)
SITTI RAHMATIAH (O1A1 19 127)
SYIAR HUBATAMA HURUNUSU (O1A1 19 131)
UMMUL ISTIQOMAH (O1A1 19 133)
CITRA PEBRIYANTI (O1A1 19 148)
FEBRIANTO (O1A1 19 154)

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah Toksikologi ini dapat
terselesaikan sebagaimana mestinya. Salam serta shalawat senantiasa tercurahkan
kepada junjungan kita Rasulullah SAW.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Toksikologi. Adapun
judul makalah ini adalah “Toksisitas Timah dan Toksisitas Herbisida”.
Kami menyadari di dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan, sehingga kami mengharapkan krtitik dan saran yang membangun, untuk
perbaikan penulisan makalah selanjutnya.
Akhir kata kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah turut membantu dalam penyelesaian makalah ini. Somoga makalah ini dapat
memberikan manfaat dan kontribusi positif bagi kita semua.

Penulis

Kelompok 3
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR...................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN............................................Error! Bookmark not defined.
A. Latar Berlakang.................................................Error! Bookmark not defined.
B. Rumusan Makalah............................................Error! Bookmark not defined.
C. Tujuan...............................................................Error! Bookmark not defined.
BAB II PEMBAHASAN.............................................Error! Bookmark not defined.
A. Pengertian Toksisitas Timah dan Toksisitas Herbisida...Error! Bookmark not
defined.
B. Mekanisme ADME Toksisitas Timah dan Toksisitas Hibersida..............Error!
Bookmark not defined.
C. Pemeriksaan Laboratorium Toksisitas Timah dan Toksisitas Hibersida. .Error!
Bookmark not defined.
D. Antidotum Toksisitas Timah dan Toksisitas Hibersida...Error! Bookmark not
defined.
BAB III PENUTUP.....................................................Error! Bookmark not defined.
A. Kesimpulan.......................................................Error! Bookmark not defined.
B. Saran.................................................................Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA..................................................Error! Bookmark not defined.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Toksisitas merupakan istilah relatif yang biasa dipergunakan dalam
memperbandingkan satu zat kimia dengan lainnya. Adalah biasa untuk
mengatakan bahwa satu zat kimia lebih toksik daripada zat kimia lain.
Perbandingan sangat kurang informatif, kecuali jika pernyataan tersebut
melibatkan informasi tentang mekanisme biologi yang sedang
dipermasalahkan dan juga dalam kondisi bagaimana zat kimia tersebut
berbahaya. Oleh sebab itu, pendekatan toksikologi seharusnya dari sudut
telaah tentang berbagai efek zat kimia atas berbagai sistem biologi, dengan
penekanan pada mekanisme efek berbahaya zat kimia itu dan berbagai kondisi
di mana efek berbahaya itu terjadi (Rahayu dan Solihat, 2018).
Sifat toksik dari suatu senyawa ditentukan oleh: dosis, konsentrasi
racun di reseptor “tempat kerja”, sifat zat tersebut, kondisi bioorganisme atau
sistem bioorganisme, paparan terhadap organisme dan bentuk efek yang
ditimbulkan. Sehingga apabila menggunakan istilah toksik atau toksisitas,
maka perlu untuk mengidentifikasi mekanisme biologi di mana efek
berbahaya itu timbul. Sedangkan toksisitas merupakan sifat relatif dari suatu
zat kimia, dalam kemampuannya menimbulkan efek berbahaya atau
penyimpangan mekanisme biologi pada suatu organisme (Rahayu dan
Solihat, 2018).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah yang dapat diambil
dalam makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Pengertian toksisitas timah dan toksisitas herbisida
2. Mekanisme ADME toksisitas timah dan toksisitas herbisida
3. Pemeriksaan laboratorium toksisitas timah dan toksisitas herbisida
4. Antidotum toksisitas timah dan toksisitas herbisida

C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Pengertian toksisitas timah dan toksisitas herbisida
2. Mekanisme ADME toksisitas timah dan toksisitas herbisida
3. Pemeriksaan laboratorium toksisitas timah dan toksisitas herbisida
4. Antidotum toksisitas timah dan toksisitas herbisida
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Toksisitas Timah dan Toksisitas Herbisida


 Toksisitas Timah
 Toksisitas Herbisida

B. Mekanisme ADME Toksisitas Timah dan Toksisitas Herbisida


 Mekanisme ADME Toksisitas Timah
 Mekanisme ADME Toksisitas Herbisida
Penggunaan herbisida di sektor pertanian dan perkebunan saat ini
mengalami peningkatan. Salah satu bahan aktif herbisida adalah Glifosat
(N(phosphonomethyl)glycine) yang banyak digunakan dilahan pertanian dan
perkebunan. Perkebunan yang banyak menggunakan herbisida glifosat adalah
perkebunan kelapa sawit dengan tujuan untuk membasmi gulma. Penggunaan
herbisida dianggap memberikan kontribusi besar dalam meningkatkan
produktivitas pertanian dan dapat menghemat tenaga kerja. Selain
memberikan dampak positif penggunaan herbisida glifosat di sektor pertanian
dapat juga menimbulkan dampak negatif terutama terhadap resiko kesehatan
masyarakat maupun pekerja yang terpapar dengan bahan aktif tersebut. Efek
kesehatan akibat paparan glifosat bersifat akut, sub kronik, kronik dan
sistemik.
Glifosat merupakan herbisida non selektif, sistemik dan purna tumbuh
yang banyak digunakan pada lahan pertanian. Glifosat dengan nama kimia N-
(Phosphonomethyl) glicine merupakan asam organik lemah, bersifat polar
sehingga mudah larut dalam air dan tidak larut dalam pelarut non polar seperti
aseton, etanol dan benzena (Priyatno dkk., 2019).

- Rute Masuk Glifosat Pada Manusia


Glifosat dapat masuk kedalam tubuh melalui berbagai rute yaitu:
1. Oral (Ingesti)
Rute masuk paling umum melalui oral dan banyak ditemukan sebagai
kasus bunuh diri, tertelan melalui oral terjadi secara tidak sengaja saat
aplikasi penyemprotan dan tidak diikuti keracunan sistemik
2. Inhalasi
Tidak ada bukti kasus keracunan sistemik akibat paparan melalui
inhalasi dalam bentuk embun (mist) atau droplet. Glifosat yang
disemprot dalam bentuk embun berukuran 50µm, dan hanya dapat
masuk ke saluran pernapasan atas.
3. Dermal
Kulit normal merupakan penghalang (barrier) terhadap absorbsi dan
toksisitas sistemik. Namun, jika ada kontak terus menerus dan
kerusakan kulit yang luas, keracunan sistemik dapat terjadi
mengakibatkan toksisitas berat atau bahkan kematian.
4. Mata
Konsentrasi akibat percikan glifosat dapat menyebabkan iritasi mata
berat, jika tidak diobati, dan hilangnya area superfisial kornea dan
epitel konjungtiva. Inflamasi berkembang setelah 24 jam dan area
ulserasi merupakan risiko dari infeksi sekunder.
5. Parental
Toksisitas sistemik terjadi akibat sengaja menyuntikan glifosat secara
subkutan, intraperitoneal dan intravena, kasus seperti ini jarang terjadi
(Priyatno dkk., 2019).

- Toksikokinetik Glifosat
a. Absorbsi
Glifosat lebih cepat diserap melalui rute inhalasi dan melalui
saluran pencernaan setelah proses ingesti. Penyerapan setelah asupan
oral sekitar 15%, sedangkan kontak dengan kulit secara umum lebih
rendah sekitar 0,5%. Selain itu absorbsi glifosat menyebabkan
kerusakan langsung pada lambung atau saluran intestinal apabila
tertelan. Penyerapan melalui kulit meningkat jika kulit luka, dan dapat
menyebabkan kematian pada manusia.
b. Distribusi
Setelah glifosat diabsorbsi ke dalam tubuh, selanjutnya
didistribusikan ke saluran bagian tubuh, terutama paru-paru, hati dan
ginjal. Konsentrasi glifosat dalam plasma relatif stabil selama 30 jam
dan dalam paru-paru lebih meningkat dan aktif. Selain didistribusikan
ke paru-paru, hati, dan ginjal glifosat juga didistribusikan ke otot, efek
toksik secara progresif pada organ yang ditentukan oleh biovailibilitas
dan eliminasi; biovailibilitas meningkat diikuti dengan meningkatnya
dosis yang disebabkan oleh toksisitas usus dan hati. Konsentrasi
glifosat lebih rendah didalam jaringan otot, setelah paparan melalui
kulit dan perlahan-lahan dilepaskan masuk kedalam darah (Priyatno
dkk., 2019).

- Gejala dan tanda klinis keracunan glifosat tergantung dosis yang tertelan,
keracunan sub akut pada dosis ringan < 20 -30 mg/kg berat badan, gejala
yang ditimbulkan adalah asimptomatik atau mual, muntah dan diare;
keracunan akut sedang dengan dosis >20 -30 mg/kg berat badan; pada
dosis < 40 – 50 mg/kg berat badan, beberapa pasien dapat bertahan hidup,
namun sebagian besar meninggal dalam 2 -3 minggu karena gagal paru;
gejala-gejala adalah muntah, diare, nyeri perut, ulserasi mulut, dan ulserasi
tenggorokan yang timbul setelah beberapa jam tertelan glifosat (Priyatno
dkk., 2019).

C. Pemeriksaan Laboratorium Toksisitas Timah dan Toksisitas Herbisida


 Toksisitas Timah
 Toksisitas Herbisida

D. Antidotum Toksisitas Timah dan Toksisitas Herbisida


 Toksisitas Timah
 Toksisitas Herbisida

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran
Aplikasi penyemprotan bahan aktif herbisida termasuk glifosat
teremisi ke media lingkungan seperti air. Apabila bahan aktif herbisida
terpapar dengan pekerja dan masyarakat sekitar maka dapat terabsorpsi
kedalam tubuh dan terakumulasi dalam target organ seperti paru-paru, ginjal,
hati, organ tubuh lainnya, sehingga menimbulkan efek kesehatan baik berupa
gejala/tanda klinik, bahkan sampai menyebabakan kematian. Jadi sebaiknya
penggunaan Hebirsida harus menyesuaikan dengan dosis yang baik agar tidak
menimbulkan efek yang merugikan.

DAFTAR PUSTAKA

Emilia, I., Setiawan, A. A., dan Mutiara, M. D., 2020. Uji Toksisitas Akut Herbisida
Sintetik Ipa Glifosat Terhadap Mortalitas Benih Ikan Lele Sangkuriang
(Clariasgariepinus). Sainmatika: Jurnal Ilmiah Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Vol. 17 (2). ISSN 2581-0170.
Priyatno, A. D., Saputra, D., Rachman, F. Abd., dan Sitorus, R. C., 2019. Bahan
Aktif Herbisida Glifosat pada Air dan Pengaruhnya terhadap Kesehatan
Masyarakat. Prosiding Seminar Nasional Hari Air Dunia, ISSN : 2621-7469.
Rahayu, M., dan Solihat, M. F., 2018. Toksikologi Klinik. Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia : Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai