Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN PROBLEM BASED LEARNING 1

BLOK COMMUNITY HEALTH AND ENVIRONMENTAL MEDICINE I

(BLOK CHEM I)

Tutor :
dr. Nendyah Roestijawati, MKK

Kelompok 1

Isri Nur Fajriyah G1A013002

Patminingsih G1A013010

Muhammad Ricky F. G1A013011

Nur Amalia Fauziah G1A013016

Sri Nurhayati G1A013017

Irbath Hamdanie G1A013033

Tiara Dwivantari G1A013034

Yulian Sodikin G1A013049

Elsy Emmily Gracia G1A013065

Kholifah Alhuda G1A010013

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN DOKTER
2013
BAB I

PENDAHULUAN

A. Batasan Zat Toksik


Semua zat kimia merupakan zat toksis atau zat beracun yang dalam dosis besar
maupun dosis kecil dapat menimbulkan kerusakan pada jaringan dalam tubuh makhluk
hidup. Zat-zat toksik tersebut kemudian akan berakibat fatal dan menyebabkan fungsi
tubuh menjadi tidak normal, bahkan menyebabkan kematian pada orang yang
mengkonsumsinya. Zat-zat toksik tersebar dalam lingkungan sekitar kita, baik dalam
udara, alat-alat rumah tangga maupun makanan yang kita konsumsi sehari-hari, oleh
sebab itu penggunaan dalam zat toksik harus diatur dalam dosis dan takaran yang jelas
agar tidak menyebabkan keracunan bahkan kematian.
Batas dan takaran zat toksik telah diatur dalam mekanisme masuknya zat kedalam
tubuh, sehingga mengetahui dengan pasti zat toksik tersebut kita dapatv menghindari
efek yang diakibatkan dalam zat toksik. Diantara banyak zat toksik yang tersebar
diseluruh lapisan bumi, ada beberapa zat toksik yang berbahaya bagi tubuh,
diantaranya :
1. Timbal
2. Formaldehida
3. Kadmium
4. Hidrokarbon
5. Arsenik
6. Titanium
7. Molibdenum
Beberapa zat toksik dan senyawa toksik masuk ke dalam mekanisme tubuh
manusia melalui beberapa jalur, seperti :
1. Oral atau mulut
2. Dermal atau melalui kulit
3. Inhalasi atau melalui jalur pernafasan
Beberapa zat toksik dapat dideteksi dengan gejala akut maupun gejala kronis
sehingga dengan begitu dapat dengan mudah dilakukan pencegahan dan dapat
mengurangi resiko dari kercunan zat tokisk, diantaranya :
1. Mengurangi emisi zat toksik gas dari sumbernya.
2. Sebisa munkin menghindari paparan zat toksik.
3. Memakai masker pada lingkungan yang mengandung banyak zat toksik.
4. Menggunakan berbagai produk penghasil zat toksik secara tepat dan sesuai
dengan aturan. Contohnya, menggunakan cat sesuai dengan aturan.
5. Menanam tanaman/pohon yang berfungsi sebagai penyerap zat toksik.
Contohnya, sansivera dan pohon trembesi.
Dengan mengetahui beberapa pencegahan, maka dapat mengurangi bahya
keracunan, beberapa komposisi berbahaya juga dapat mendeteksi efek keracunan toksik,
sehingga dapat dilakukan pembatasan kecactan ataupun kematian.

B. Tujuan
1. Mengetahui zat toksik yang ada di alam
2. Mengetahui dan memahami efek dari penggunaan zat toksik dalam alat
rumah tangga maupun makanan.
3. Menerapkan pencegahan dan pengobatan keracunan zat toksik pada
kehidupan sehari-hari
BAB II
PEMBAHASAN

Hari dan tanggal : Selasa, 26 November 2013


Tempat : Ruang IKM
Waktu : Pukul 13.00 WIB.

A. Klarifikasi Istilah

Toksikologi :
 Ilmu yang mempelajari efek-efek yang merusak dari zat-zat kimia dan fisika
pada semua sistem kehidupan. (Agung, 2013)
 Kajian tentang hakikat dan mekanisme efek toksik berbagai bahan terhadap
makhluk hidup dan sistem biologic lainnya. (Buku Toksikologi Dasar)
 Ilmu tentang zat beracun yang berbahaya (KBBI)
Zat Toksik :
 Zat yang dalam dosis kecil dapat menimbulkan kerusakan pada jaringan
makhluk hidup.
 Zat yang bila masuk ke dalam tubuh dalam dosis cukup bereaksi secara kimiawi
dapat menimbulkan kerusakan berat pada orang sehat atau fungsi tubuh jadi
tidak normal bahkan dapat menimbulkan kematian (Soemirat, 2003)
Timbal :
 Bahan yang dapat meracuni lingkungan dan mempunyai dampak pada seluruh
sistem di dalam tubuh.
 Pb (timbal) adalah logam yang tidak diregulasi oleh organisme air sehingga
logam ini terus menerus terakumulasi dalam jaringan (Darmono, 1995 dalam
Karimah, 2002)
Sendi :
(1) hubungan yang terbentuk antara tulang; (2) tempat bersambung
(perhubungan) antara dua bagian barang (3) simpai (bingkai) sbg penyalut; (4)
Ling peralihan bermakna dari satu segmen fonologis ke segmen fonologis yg
lain atau segmen fonologis ke kesenyapan, baik yang terbuka maupun yang
tertutup. (KBBI)
Rokok :
 Gulungan tembakau (kira-kira sebesar kelingking) yang dibungkus (daun nipah,
kertas). (KBBI)
 Rokok adalah salah satu zat adiktif yang bila digunakan mengakibatkan bahaya
bagi kesehatan individu dan masyarakat. Kemudian ada juga yang menyebutkan
bahwa rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu atau
bahan lainya yang dihasilkan dari tanamam Nicotiana tabacum, Nicotiana
rustica, dan spesies lainnya atau sintesisnya yang mengandung nikotin dan tar
dengan atau tanpa bahan tambahan. (Hans Tendra, 2003).
 Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm
(bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-
daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan
dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lainnya.(
http://repository.usu.ac.id)
B. Penyelesaian Masalah
1. Apa saja efek negatif bensin di SPBU dan kandungan zat toksiknya?
Efek negatif bagi kesehatan :

Bensin pada umumnya, dapat menimbulkan iritasi ringan pada kulit, mata, dan
saluran pernafasan.
Selain itu juga mengakibatkan efek sistemik akibat paparan akut bensin yang
terutama adalah depresi sistem saraf pusat. Kebanyakan efek berbahaya dari bensin
berasal dari bahan-bahan kimia yang terkandung di dalamnya, terutama senyawa BTEX
(benzena, etilbenzena, toluena, dan xylene), yang ada dalam jumlah kecil.

Dibedakan berdasar rute paparannya, gejala yang mungkin timbul akibat paparan
bensin adalah:
a. Inhalasi
Jalur inhalasi merupakan jalur paparan umum bensin masuk ke tubuh manusia.
Umumnya, bau bensin memberikan peringatan akan adanya konsentrasi tibggi byang
berbahaya. Ambang batas bau bensin adalah 0,025 ppm. Paparan akut uap bensin dapat
menyebabkan iritasi, telinga berdenging, mual, muntah, dada terasa perih, sukar
bernafas, denyut jantung tidak normal, sakit
kepala, lemah, mabuk, disorientasi, penglihatan terganggu, bendungan paru, gangguan
darah, kelumpuhan, kejang, dan koma. Uap bensin juga dapat menimbulkan depresi
sistem saraf pusat, hidung, dan tenggorokan.
Menghirup bensin dengan kadar tinggi dalam jangka waktu pendek (akut) juga
dapat menimbulkan efek buruk terhadap sistem saraf. Efek yang ditimbulkan akan
bertambah berat seiring dengan meningkatnya jumlah bensin yang terhirup.
Menghirup bensin dalam jumlah besar dapat mengakibatkan kematian. Kadar
bensin yang dapat menimbulkan kematian adalah sekitar 10000 – 20000 ppm jika
terhirup.
Paparan kronik uap bensin dapat menyebabkan hilangnya pendengaran, kerusakan
ginjal, kerusakan hati, kerusakan saraf, gangguan reproduktif, dan kanker.

b. Tertelan
Ketika bensin tertelan, bensin memiliki sifat toksik sedang. Namun, absorpsi
bensin melalui saluran pencernaan tidak secepat absorpsi bensin jika melalui saluran
pernafasan. Paparan akut bensin dapat menyebabkan mulut terbakar; iritasi pada
tenggorokan, dada, dan lambung, mual, muntah, diare, dada terasa perih, sukar bernafas,
denyut jantung tidak normal, sakit kepala, perasaan mengantuk, gejala mabuk,
disorientasi, gangguan penglihatan, sianosis (perubahan warna menjadi membiru) pada
ujung jari, bibir, dan anggota badan, bendungan paru, kerusakan paru, kelumpuhan,
kejang, dan koma.

Masuknya bensin ke dalam paru (aspirasi) dapat terjadi pada saat bensin berada
dalam mulut, tertelan, atau selama muntah. Jika pasien mengalami muntah, posisikan
menyandar ke depan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya aspirasi. Meskipun
hanya sedikit, aspirasi bensin sangat berbahaya dan kemungkinan dapat menimbulkan
kematian. Aspirasi bensin dapat menyebabkan pneumonitis kimia (inflamasi paru)
dan/atau edema paru.
Menelan sejumlah besar bensin dalam jangka waktu pendek (akut) dapat
menimbulkan efek buruk terhadap sistem saraf. Efek yang ditimbulkan akan bertambah
berat seiring dengan meningkatnya jumlah bensin yang tertelan. Pada orang dewasa,
menelan 20 hingga 50 gram bensin dapat menimbulkan keracunan berat. Menelan
bensin dalam jumlah besar juga dapat mengakibatkan kematian. Kadar bensin yang
dapat menimbulkan kematian adalah sekitar 350 gram (12 oz) jika tertelan. Pada anak-
anak, menelan 10 hingga 15 gram bensin bersifat fatal. Paparan kronik bensin dapat
mengakibatkan impotensi, kerusakan pada hati, dan kanker.

c. Terkena mata
Mata yang terpapar uap bensin dalam jangka waktu pendek (akut) dapat terkena
iritasi mata. Pada sukarelawan yang terpapar uap bensin dengan konsentrasi serendah-
rendahnya 164 ppm selama 30 menit dilaporkan terjadinya iritasi. Bensin juga dapat
menimbulkan nyeri temporer jika terpercik ke mata, tetapi hal itu tidak menimbulkan
kerusakan permanen. Paparan kronik bensin dapat menyebabkan kerusakan kornea,
retina, dan badan silier pada mata.

d. Kontak kulit
Bensin dapat mengiritasi kulit dan meyebabkan kulit melepuh pada paparan akut.
Jika bensin terperangkap di kulit, misalnya pada kejadian pakaian terendam dalam
bensin atau kulit kontak dengan genangan bensin, dapat menimbulkan luka
bakar.Paparan berulang atau berkepanjangan (kronik) dapat menyebabkan kulit kering
(akibat hilangnya lemak dari kulit), iritasi dan dermatitis.
Efek terhadap sistem saraf juga dapat terjadi pada orang yang terpapar uap bensin
untuk jangka panjang, baik itu karena pekerjaannya atau karena mereka menghirup
bensin untuk memperoleh efek halusinasi. Orang yang bidang pekerjaannya
memungkinkan terpapar bensin setiap hari kemungkinan juga dapat mengalami
gangguan ingatan dan gangguan fungsi otot. Pada kadar tinggi, beberapa bahan kimia
dalam bensin, seperti benzen, diketahui bersifat karsinogenik
Kandungan bensin :
Bensin diperoleh dari minyak mentah (crude oil) pada proses pengilangan
minyak. Minyak mentah mempunyai bentuk berupa cairan kental berwarna hitam dan
mengandung sekitar 500 macam hidrokarbon dengan jumlah atom karbon (C) mulai
dari 1 hingga 50. Titik didih hidrokarbon akan mengalami peningkatan seiring dengan
meningkatnya jumlah atom karbonnya. Pengolahan minyak bumi dilakukan melalui
proses destilasi bertingkat sehingga diperoleh fraksi-fraksi yang memiliki rentang titik
didih tertentu. Bensin mempunyai rentang rantai karbon C6 hingga C11dan merupakan
campuran dari berbagai hidrokarbon, antara lain butana, pentana, isopentana, benzena,
alkilbenzena, toluena, dan xylene. Bensin juga mengandung bahan lain dalam jumlah
sedikit, seperti pelumas, bahan anti karat, dan bahan anti beku yang biasanya
ditambahkan untuk meningkatkan performa kendaraan bermotor. Jika bensin digunakan
secara normal sebagai bahan bakar diharapkan tidak ada efek terhadap kesehatan yang
akan terjadi. Namun, dalam penggunaannya sehari-hari sering kali orang kurang
waspada dan berhati-hati sehingga kemungkinan dapat timbul efek terhadap kesehatan.
Apalagi jika bensin disalahgunakan, misalnya dengan sengaja menghirup uapnya untuk
menimbulkan sensasi merasa senang atau ‘fly’.
Kandungan timbal pada bensin:
a. Kandungan timbal premium adalah 0,013 gr/lt (kandungan timbal adalah
angka yang menyatakan besarnya kandungan timbal dalam bensin dimana
semakin tinggi kandungan timbal maka semakin berbahaya bagi
lingkungan).
b. Kandungan timbal pertamax plus adalah 0,001 gr/lt

2. Apa saja efek negatif rokok dan kandungan zat toksiknya?


Asap rokok terdiri dari kurang lebih 4000 komponen. Beberapa diantaranya
bersifat racun, beberapa lainnya dapat merubah sifat sel-sel tubuh menjadi ganas,
setidaknya ada 43 zat dalam tembakau yang sudah diketahui dapat menyebabkan
kanker. zat berikut ini adalah yang paling lazim kita dengar, yaitu: nikotin, tar dan
karbon monoksida.
Efek Rokok Bagi Kesehatan

1. Jangka pendek

Rambut dan nafas berbau rokok, kekurangan oksigen ke otak dan paru-paru,
tekanan darah meningkat.

2. Jangka Panjang

a. Risiko kematian karena penyakit kardiovaskuler 23 kali lebih tinggi pada


perokok dibanding dengan yang bukan perokok. Hal ini disebabkan karena:
Pengapuran/plak pembuluh darah jantung (arteri koroner) . Tingginya angka
“sudden death” (kematian mendadak)pada perokok aktif, terutama pria berusia
<50 tahun. Pada perokok yang memiliki hipertensi, diabetes, atau gangguan
kadar lemak darah yang tinggi akan memiliki risiko sakit jantung 3 kali lipat
lebih besar daripada seorang perokok yang tidak memiliki penyakit penyerta di
atas. Wanita yang menggunakan pil kontrasepsi yang juga seorang perokok
berat, dapat menaikkan risiko terkena penyakit kardiovaskular 20 kali lebih
besar daripada wanita yang tidak merokok.Semakin banyak merokok dan
semakin lama merokok, semakin besar pula risiko terkena penyakit
kardiovaskular.
b. Keganasan (kanker) : paru-paru, rongga mulut, tenggorokan, kerongkongan,
lambung, pankreas, usus besar, ginjal, kandung kemih, prostat, rahim, indung
telur, leher rahim, dan payudara. 90% kanker paru-paru timbul pada perokok.
c. Infeksi saluran pernafasan: merokok mempermudah timbulnya dan mempersulit
penyembuhan radang tenggorokan, sinusitis, bronkitis dan radang paru-paru,
dibanding mereka yang ridak merokok.
d. Penyakit penyumbatan paru-paru menahun (PPOK), misalnya bronkitis kronis.
Paru-paru yang rusak karena rokok akan menjadi lebih rentan terhadap infeksi
dan juga kurang dapat menyerap oksigen.
e. Gangguan peredaran darah otak (stroke) dan kepikunan.
f. Rasa berdenyut, nyeri dan pincang pada kaki, karena gangguan aliran darah
tungkai.
g. Radang dan tukak (luka) pada lambung.
h. Osteoporosis, sehingga memudahkan terjadinya patah tulang.
i. Impotensi dikarenakan penyempitan pada pembuluh darah ke alat kelamin.
j. Ibu hamil yang merokok berisiko melahirkan prematur, lahir mati (still birth),
bayi lahir dengan berat badan rendah dan retardasi mental.

3. Apa saja efek negatif cat dan kandungan zat toksiknya?

Zat-zat kimia berbahaya pada cat dan impact untuk kesehatan:

Formaldehida

Senyawa kimia formaldehida (juga disebut metanal, atau formalin), merupakan


aldehida dengan rumus kimia HCHO, yang berbentuknya gas, atau cair yang dikenal
sebagai formalin, atau padatan yang dikenal sebagai paraformaldehyde atau trioxane.
Pada umumnya, formaldehida terbentuk akibat reasi oksidasi katalitik pada metanol.
Oleh sebab itu, formaldehida bisa dihasilkan dari pembakaran bahan yang mengandung
karbon. Salah satu sifat formaldehida adalah bisa dioksidasi. Jika zat ini dioksidasi oleh
oksigen atmosphere akan berubah menjadi asam format. Larutan ini seharusnya
diisolasi agar tidak kemasukan udara.

Lead

Lead atau lebih dikenal  dengan timbal sejenis logam berat yang terdapat secara
alami di dalam kerak bumi. Keberadaan timbal bisa juga berasal dari hasil aktivitas
manusia, yang mana jumlahnya 300 kali lebih banyak dibandingkan Pb alami yang
terdapat pada kerak bumi. Timbal (Pb) adalah logam yang mendapat perhatian khusus
karena sifatnya yang toksik (beracun) terhadap manusia.Timbal (Pb) dapat masuk ke
dalam tubuh melalui konsumsi makanan, minuman, udara, air, serta debu yang tercemar
Pb. Timbal banyak digunakan industri cat untuk member pigmen cat. Banyak jenis
pigmen berbahaya seperti Lead chromate: digunakan untuk memberi warna hijau,
kuning dan merah; dapat menyebabkan kerusakan sistem saraf pusat. Kromium:
memberikan warna hijau, kuning dan oranye; dapat menyebabkan kanker paru dan
iritasi kulit, hidung dan saluran napas atas. Kadmium: memberi warna hijau, kuning,
orange, dan merah; dapat menyebabkan kanker paru.

Paparan Pb dosis tinggi mengakibatkan kadar Pb darah mencapai 80 µg/dL pada


orang dewasa dan 70 µg/dL pada anak-anak sehingga terjadi ensefalopati, kerusakan
arteriol dan kapiler , edeme otak, meningkatkanya tekanan zalir serebrospinal,
degenerasi neuron, serta perkembangbiakan sel gliayang disertai dengan munculnya
ataksia, koma, kejang-kejang, dan hiperaktivitas.

Kandungan Pb dalam darah berkorelasi dengan tingkat kecerdasan manusia.


Semakin tinggi kadar Pb dalam darah, semakin rendah poin IQ.Apabila dalam darah
ditemukan kadar Pb sebanyak tiga kali batas normal (intake normal sekitar 0,3 mg/hari),
maka akan terjadi penurunan kecerdasan intelektual.

Thinner

Semua cat mengandung pelarut/solvent yang biasanya berupa tiner. Tiner akan
menguap segera setelah cat dioleskan, saat itu pekerja cat dapat mengisap bahan
berbahaya yang terkandung dalam solven. Pajanan terhadap solvent dapat menyebabkan
sakit kepala, pusing, iritasi mata, hidung dan tenggorokan, masalah reproduksi dan
kanker. 

Zat-Zat Berbahaya Lain

a. Timah
b. Kromium
c. Molibdenum
d. Asbestos
e. Arsenik
f. Titanium
Isosianat merupakan bahan utama cat semprot, selain itu dapat juga dijumpai pada
varnis, lem dan polyurethane. Isosianat merupakan bahan kimia reaktif yang dapat
mengiritasi saluran napas dan membran mukosa.

g. Hidrokarbon .

Toksisitas hidrokarbon disebabkan karena bahan ini mudah menguap (volatil)


sehingga mempengaruhi organ respirasi (paru); di samping itu dapat juga
mempengaruhi sistem saraf, jantung, ginjal, hati dan gastrointestinal. Hidrokarbon
volatil seperti bensen, toluen dan silen dapat memberikan sensasi euforia dan halusinasi
sehingga sering disalahgunakan (abuse). 

Semua zat berbahaya ini berpotensi menyebabkan penyakit berbahaya. Zat-zat


berbahaya ini jika terpapar dalam jumlah banyak baik secara inhalasi, oral, maupun
kontak kulit, tetap menimbulkan dampak meski tidak secara langsung.

Akibat paparan secara inhalasi seperti penyakit paru akibat kerja , asma dan
pneumonitis hipersensitivitas. Selain itu cat dapat mempengaruhi beberapa organ lain
seperti susunan saraf pusat, hati, ginjal, kulit, mata, organ reproduksi, dan jantung. Cat
jenis tertentu diduga mengandung beberapa zat yang bersifat karsinogenik penyebab
kanker.

4. Klasifikasi zat toksik pada kasus


a. Timbal (Pb)
b. Nitrogen Oksida (NO)
c. Hidrokarbon (HC)
d. Arsen (As)
e. Kadmium (Cd)
f. Tar dan nikotin
g. Karbon monoksida(CO)

Karbon Monoksida
Sumber :
Karbon Monoksida (CO) sebenarnya juga terkandung di alam, namun
presentasenya lebih banyak dihasilkan oleh manusia, yaitu dari :
a. Pembakaran tidak sempurna bensin (51%)
b. Pembakaran tidak sempurna dari :
 Industri
 Pembakaran sampah
 Asap rokok
 Asap kapal terbang
 Pembakaran hutan
Batas normal paparan : dibawah 500 ppm, diatas 1000 ppm menyebabkan letal.
Sifat fisik : tidak berasa,tidak berwarna, dan tidak berbau.
Sifat kimia:memiliki ikatan yang lebih stabil dengan Hb, dari pada oksigen.
Efek :
Terhirup :
Batas paparan 10-40%:
 Sakit kepala berat
 Menurunnya ketangkasan
 Daya ingat melemah
 Ketidakstabilan emosi
 Pusing,ngantuk,mual,muntah, palpitasi
 Gangguan penglihatan dan pendengaran
Batas paparan 40-60%:
 Nyeri anginal
 Inkoordinasi
 Halusinasi
 Letargi
 Pingsan
 Collapse
Batas paparan 60-80%:
 Penurunan : - pernafasan
- tekanan darah

- denyut jantung
- koma dengan konvulsi hilang timbul
- inkontinensi urin dan feses
Batas paparan diatas 80% : letal karena terhentinya jantung dan pernafasan.
Tertelan :
Jika bahan cair tertelan :
- forstbite:
* pada mulut
* pada bibir
* pada membran mukosa
- keracunan kronik

Kontak dengan Mata:


Forstbite disertai kemerahan pada mata, nyeri, pandangan kabur.
Pertolongan pertama :
Terhirup :
1. Jauhkan dari area terpapar
2. Bawa ke rumah sakit terdekat
3. Berikan asupan oksigen

Kontak kulit :

1. Cuci
2. Jika terjadi forstbite, cuci dengan air hangat.
3. Bungkus daerah yang terpapar dengan selimut.

Mata :

Cuci dengan air atau larutan NaCl 0,9% dalam waktu 15-20 menit dengan minimal
masing-masing mata 1 liter air.
Penatalaksanaan :
1. Stabilisasi:
 Penatalaksanaan jalan nafas
 Penatalaksanaan fungsi pernafasan
 Intubasi untuk proteksi jalan nafas
 Penatalaksanaan sirkulasi darah
 Jika terjadi kejang, berikan benzodiazepam IV, dengan dosis :
Dewasa : 5-10 mg/kg setiap 10-15 menit
Anak-anak: 0,2-0,5 mg/kg setiap 5 menit

Atau lorazepam:
Dewasa : 4-8 mg/kg
Anak : 0,05-0,1 mg/kg
2. Dekontaminasipindahkan pasdien dari tempat paparan segera, lalu berikan
oksigen tambahan. Penolong harus menggunakan peralatan pernafasan serba
lengkap karena berpotensi terpapar karbon monosida konsentrasi tinggi
3. Spesifik dan antidotum
Berikan oksigen dalam konsentrasi tertinggi yangvmemungkinkan (100%).
Pernafasan dengan oksigen (100%) dapat mempercepat eliminasi karbon monoksida
dari hemoglobin selama 1 jam. Sedangkan, jika dalam ruang udara diperlukan waktu
selama 6 jam.

Orang yang bersriko terpapar:


 Pekerja SPBU
 Pekerja pabrik industri
 Perokok
 Pekerja industri pesawat terbang
e. Sasaran Belajar
Mulutku Pahit
Pak ST, 48 tahun datang ke dokter dengan keluhan mulut pahit, seperti ada besi di
mulutnya. Keluhan dirasakan sejak satu bulan yang lalu dan semakin mengganggu. Pak
ST sering juga merasa badannya medah lelah, lemah, tulang dan sendi pegal, mual,
mulas kadang diare, kurang nafsu makan. Pak ST sudah coba minum obat, tapi tidak
ada perubahan.
Pak ST bekerja sebagai petugas SPBU selama kurang lebih 20 tahun. Pak ST
sering mengeluh sakit kepala setelah kerja. Sebelumnya Pak ST bekerja di bengkel
motor selama 8 tahun, sekarang di rumah pun Pak ST buka usaha bengkel, selepas
bekerja di SPBU.
Pak ST tinggal dengan keluarganya di rumah yang letaknya dekat dengan bengkel
mobil dan pabrik cat. Pak ST adalah seorang perokok berat.
1. Zat-zat toksik apa saja yang menyebabkan Pak ST mengalami banyak berbagai
macam penyakit?

a. Timbal
Terdapat dalam industri logam, batu baterai, cat, kabel, karet dan mainan anak-
anak. Timbal tetraetil digunakan sebagai bahan tambahan dalam bensin. Timbal juga
terdapat dalam debu dan uap.
Ambang batas :
Mengabsorbsi 0,5 mg/hari akan terjadi akumulasi yang selanjutnya menyebabkan
keracunan. Dosis fatal 0,5 g. Batas paparan timbale dan timbale arsenat diudara 0,15
mg/meter kubik sedangkan untuk tetrametil dan tetraetil 0,07 mg/meter kubik.
Sedangkan, kandungan timbal dalam makanan 2,56 mg/kg.
Efek :
Pada otak dan fungsi syaraf pusat, kadar dalam otak dan hati dapat 5 sampai 10
kali dari kadarnay dalam darah. Akibatnya, gangguan sistem syaraf pusat, saluran cerna
juga anemia
Gejala :
1. Keracunan kronik
Nafsu makan berkurang, berat badan turun, aapatis, iritasi, kadang-kadang
muntah-muntah, lelah, sakit kepala, badan lemah, rasa logam, garis-garis hitam pada
gusi, dan mengakibatkan anemia. Selanjutnya muntah-muntah, rasa sakit tidak jelas
pada kaki, sendi, dan perut, gangguan syaraf paad kaki dan tangan, kelumpuhan otot
kaki dan tangan dan pada wanita siklus haid terganggu.
2. Keracunan berat:
Muntah terus-menerus, ataksia, letargi dan pingsan, ensefalopati disertai gangguan
penglihatan, tekanan darah naik, papil edema, kelumpuhan syaraf tengkorak, delirium,
konvulsi dan koma.
Keracunan tetraetil dan tetrametil menyebabkan insomnia, instabilitas
emosional, konvulsi, psikosik toksik.
Antidotum :
Antidotumnya berupa dimerkapol atau kalium din atrium edetat selanjutnay
penisilamin seiberikan pada gejala klinis keracunan timbale. Sebelum diberikan
antidote, dimulai dengan mengatur pengeluaran urin dengan infuse dekstrosa 5% dalam
air, sebanayk 10-20 ml/berat badan dalam waktu 1-2 jam. Jika pengeluaran urin belum
alncar diberikan monitol 20% secara intravena sebanyak 5-10 mg/kg berat badan dalam
waktu 20 menit. Pengeluaran urin antara 350-500 ml/meter persegi./24 jam.
b. Kadmium
Kadmium adalah salah satu unsur logam berat yang terrnasuk pada golongan II B
daftar berkala. Unsur ini bernomor atom 48, mempunyai bobot atom 112,41 g/mol dan densitas
8,65 g/cm3. Titik didih dan titik lelehnya berturut - turut 765oC dan 320,9oC. Kadmiun merupakan
racun bagi tubuh manusia. Cadmium termasuk logam berat dengan toksisitas tinggi, dan
merupakan kontaminan yang paling harus diwaspadai.

Sifat kadmium
a. Sifat Fisik 
1. Logam berwarna putih keperakan
2. Mengkilat
3. Lunak/Mudah ditempa dan ditarik 
4. Titik lebur rendah
b. Sifat Kimia
1. Cd tidak larut dalam basa
2. Larut dalam H2SO4 encer dan HCl encer Cd
3. Cd tidak menunjukkan sifat amfoter
4. Bereaksi dengan halogen dan nonlogam seperti S, Se, P
5. Cd adalah logam yang cukup aktif 
6. Dalam udara terbuka, jika dipanaskan akan membentuk asap coklat CdO
7. Memiliki ketahanan korosi yang tinggi
8. CdI2 larut dalam alkohol
Kadmium berada di lingkungan secara alami dan dapat terbentuk melalui proses
alami seperti kebakaran hutan, emisi vulkanik gunung berapi, dan pelapukan tanah serta
bebatuan. Sebagian besar kadmium berasal dari hasil aktivitas manusia, terutama hasil
produksi logam, pembakaran bahan bakar, transportasi, dan pembangunan, limbah
industry, limbah pertambangan, asap rokok. Bahan bakar dan minyak pelumas
mengandung Cd sampai 0,5 ppm, batubara mengandung Cd sampai 2 ppm, pupuk
superpospat juga mengandung Cd bahkan ada yang sampai 170 ppm.

Ambang batas maksimum


Menurut FAO/WHO pemasukan Cd batas toleransi tiap minggunya adalah 420 μg
untuk orang dewasa dengan berat badan 60 kg. Pemasukan Cd rata-rata pada tubuh
manusia ialah 10 –  20 % dari batas yang telah direkomendasikan. Untuk air mineral
alami dan air minum dalam kemasan ditetapkan sebesar 0,003 mg/1.
Selain makanan dan air minum, rokok juga merupakan sumber pencemar Cd.
Friberg, et a1 (1986) menyatakan bahwa seorang perokok yang mengisap 20 batang per
hari akan meningkatkan penyerapan Cd per harinya antara 2 - 4 pg. Diperkirakan Cd
yang terhirup, 50% berasal dari asap rokok. Susunan kandungan cadmium dalam
tembakau, abu, dan asap adalah kretek : 1,322 ppm; 0,661; 0,300 ppm, filter : 1,766
ppm; 0,833; 0,400 ppm. Analisis dilakukan pada panjang gelombang 228,80 ma.
Efek toksisitas kadmium
Organ sasaran adalah antara lain ginajl, paru – paru, struktur tulang, prostat,
SSD, sistem reproduksi.
Terhirup : Iritasi, mual, muntah, kepala pusing, sakit perut, dada sakit,
kerusakan ginjal, edema paru – paru, pneumonitis kimia, kanker,
bronkitis kronis, fibrosis progresif pada saluran napas bagian
bawah, dan pecahnya sekat antara alveoli mengakibatkan
emfisema.
Kontak dengan kulit : iritasi dan dapat bersifat sebagai permeator terhadap kulit.
Konyak dengan mata : iritasi dan kemerah – merahan.
Terlean : mual, muntah, nyeri perut, kerusakan ginjal.

Mekanisme toksisitas kadmium


Logam kadmium (Cd) merupakan logam asing dalam tubuh dan tidak dibutuhkan
dalam proses metabolisme. Sebagian besar diperoleh melalui makanan dan tembakau, hanya
sejumlah kecil berasal dari air minum dan polusi udara. Sebagian besar kadmium masuk ke
tubuh melalui saluran pencernaan dan pernapasan, tetapi keluar lagi melalui feses
sekitar 3-4 minggu kemudian, dan sebagian kecil dikeluarkan melalui urin. Sekitar 5%
dari kadmium, diabsorpsi dalam tubuh. Keracunan kadmium (Cd) dapat mempengaruhi
otot polos pembuluh darah. Akibatnya tekanan darah menjadi tinggi yang kemudian
bisa menyebabkan terjadinya gagal jantung dan kerusakan ginjal.  Kadmium dalam
tubuh terakumulasi di dalam hati dan ginjal dengan waktu paruh 30 tahun terutama
terikat sebagai metalotionein. Metalotionein mengandung unsure sistein, dimana
kadmium terikatdalam gugus sulfhidril dalam enzim seperti karboksil sisteinil, histidil,
idroksil, dan fosfatil dari protein dan purin. Kemungkinan besar pengaruh toksisitas
admium disebabkan oleh interaksi antara kadmium dan protein tersebut, sehingga
menimbulkan hambatan terhadap aktivitas kerja enzim dalam tubuh. (Darmono,
2001:35)
Plasma enzim yang diketahui dihambat oleh kadmium adalah aktivitas dari enzim,
terjadinya defisiensi enzim ini dapat menyebabkan gangguan dalam paru-paru. Proses
toksisitas kadmium dalam tubuh jika dibuat dalam diagram adalah sebagai berikut
(Darmono, 2001:35):

Kadmium Saluran pernapasan  Diadsorpsi tubuh


dan pencernaan

Ganguan Kerja enzim Terakumulasi di hati


kesehatan terganggu dan ginjal

Pertolongan pertama
Terhirup
Bila aman memasuki area, segera pindahkan dari area pemaparan. Bila perlu,
gunakan kantong masker berkatup atau pernafasan penyelamatan. Segera bawa ke
rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.

Kontak dengan kulit


Segera tanggalkan pakaian, perhiasan, dan sepatu yang terkontaminasi. Cuci
dengan sabun atau detergen ringan dan air dalam jumlah yang banyak sampai dipastikan
tidak ada bahan kimia yang tertinggal (selama 15-20 menit). Berhati-hatilah terutama
saat membersihkan area lipatan dan genitalia. Penolong dapat menggunakan air dingin.
Lindungi area yang terpapar menggunakan emolien. Bila perlu segera bawa ke rumah
sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.

Kontak dengan mata


Segera cuci mata dengan air yang banyak atau dengan larutan garam normal
(NaCl 0,9%), selama 30 menit, atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata dan
dengan sesekali membuka kelopak mata atas dan bawah sampai dipastikan tidak ada
lagi bahan kimia yang tertinggal. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan
terdekat.
Tertelan
Bersihkan dan cucilah mulut korban, berikan satu atau dua gelas air putih untuk
diminum. Jangan sekali-kali merangsang muntah atau memberi minum bagi pasien
yang tidak sadar/pingsan. Bila terjadi muntah, jaga agar kepala lebih rendah daripada
panggul untuk mencegah aspirasi. Bila korban pingsan, miringkan kepala menghadap ke
samping. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.

Penatalaksanaan
Stabilisasi
a. Penatalaksanaan jalan nafas, yaitu membebaskan jalan nafas untuk menjamin
pertukaran udara.
b. Penatalaksanaan fungsi pernafasan untuk memperbaiki fungsi ventilasi dengan cara
memberikan pernafasan buatan untuk menjamin cukupnya kebutuhan oksigen dan
pengeluaran karbon dioksida.
c. Penatalaksanaan sirkulasi, bertujuan mengembalikan fungsi sirkulasi darah.
d. Jika ada kejang, beri diazepam dengan dosis:
e. Dewasa: 10-20 mg IV dengan kecepatan 2,5 mg/30 detik atau 0,5 mL/30 menit, jika
perlu dosis ini dapat diulang setelah 30-60 menit. Mungkin diperlukan infus
kontinyu sampai maksimal 3 mg/kg BB/24 jam. Anak-anak: 200-300 µg/kg BB
Dekontaminasi
a. Dekontaminasi mata
Dilakukan sebelum membersihkan kulit:
- Posisi pasien duduk atau berbaring dengan kepala tengadah dan miring ke sisi mata
yang terkena atau terburuk kondisinya.
- Secara perlahan bukalah kelopak mata yang terkena dan cuci dengan sejumlah air
bersih dingin atau larutan NaCl 0,9% diguyur perlahan selama 15-20 menit atau
sekurangnya satu liter untuk setiap mata.
- Hindarkan bekas air cucian mengenai wajah atau mata lainnya.
- Jika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama 10 menit.
- Jangan biarkan pasien menggosok matanya.
- Tutuplah mata dengan kain kassa steril dan segera bawa ke rumah sakit atau
fasilitas kesehatan terdekat dan konsul ke dokter mata.
b. Dekontaminasi kulit (termasuk rambut dan kuku)
- Bawa segera pasien ke air pancuran terdekat.
- Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir yang dingin atau hangat
serta sabun minimal 10 menit.
- Jika tidak ada air, sekalah kulit dan rambut pasien dengan kain atau kertas secara
lembut. Jangan digosok.
- Lepaskan pakaian, arloji, dan sepatu yang terkontaminasi atau muntahannya dan
buanglah dalam wadah/plastik tertutup.
- Penolong perlu dilindungi dari percikan, misalnya dengan menggunakan sarung
tangan, masker hidung, dan apron. Hati-hati untuk tidak menghirupnya.
- Keringkan dengan handuk yang kering dan lembut.
c. Dekontaminasi saluran cerna
Bila pasien sadar dapat diberikan arang aktif. Dapat dipertimbangkan kumbah
lambung jika bahan tertelan dalam jumlah sedang sampai banyak. Namun, karena
kemungkinan terjadi kejang atau perubahan status mental yang cepat, kumbah lambung
sebaiknya hanya dilakukan setelah intubasi.

Antidotum
Kalsium dinatrium EDTA, penggunaan zat ini sebagai agen pengkelat haruslah
dikonsultasikan kepada ahlinya atau Sentra Informasi Keracunan.
c. Nitrogen Oksida

A. Sifat Fisika dan Kimia


Oksida Nitrogen (NOx) adalah kelompok gas nitrogen yang terdapat di atmosfir
yang terdiri dari nitrogen monoksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO2). Walaupun ada
bentuk oksida nitrogen lainnya, tetapi kedua gas tersebut yang paling banyak diketahui
sebagai bahan pencemar udara. Nitrogen monoksida merupakan gas yang tidak
berwarna dan tidak berbau sebaliknya nitrogen dioksida berwarna coklat kemerahan dan
berbau tajam.
Nitrogen monoksida terdapat diudara dalam jumlah lebih besar daripada NO 2.
Pembentukan NO dan NO2 merupakan reaksi antara nitrogen dan oksigen diudara
sehingga membentuk NO, yang bereaksi lebih lanjut dengan lebih banyak oksigen
membentuk NO2.
Udara terdiri dari 80% volume nitrogen dan 20% volume oksigen. Pada suhu
kamar, hanya sedikit kecendrungan nitrogen dan oksigen untuk bereaksi satu sama
lainnya. Pada suhu yang lebih tinggi (diatas 1210ºC) keduanya dapat bereaksi
membentuk NO dalam jumlah banyak sehingga mengakibatkan pencemaran udara.
Dalam proses pembakaran, suhu yang digunakan biasanya mencapai 1210ºC – 1.765ºC,
oleh karena itu reaksi ini merupakan sumber NO yang penting. Jadi reaksi pembentukan
NO merupakan hasil samping dari proses pembakaran.

B. Sumber dan Distribusi

Karakteristik polutan yang dirancang pada program monitoring NO2 adalah :

 Konsentrasi yang lebih besar ditentukan oleh emisi lalulintas jalan


 Ini adalah ruang yang homogen, polutan sekunder
 Rasio dari puncak untuk mengartikan konsentrasi secara statistik yang kuat dan
berguna.

Dari seluruh jumlah oksigen nitrogen ( NOx) yang dibebaskan ke udara, jumlah
yang terbanyak adalah dalam bentuk NO yangdiproduksi oleh aktivitas bakteri. Akan
tetapi pencemaran NO dari sumber alami ini tidak merupakan masalah karena
tersebarsecara merata sehingga jumlah nya menjadi kecil. Yang menjadi masalah adalah
pencemaran NO yang diproduksi olehkegiatan manusia karena jumlahnya akan
meningkat pada tempat-tempat tertentu.Kadar NOx diudara perkotaan biasanya 10–100
kali lebih tinggi dari pada di udara pedesaan. Kadar NOx diudara daerahperkotaan dapat
mencapai 0,5 ppm (500 ppb). Seperti halnya CO, emisi NO x dipengaruhi oleh kepadatan
penduduk karena sumber utama NOx yang diproduksi manusia adalah dari pembakaran
dan kebanyakan pembakaran disebabkan oleh kendaraan bermotor, produksi energi dan
pembuangan sampah. Sebagian besar emisi NOx buatan manusia berasal dari
pembakaran arang, minyak, gas, dan bensin. Kadar NO x di udara dalam suatu kota
bervariasi sepanjang hari tergantung dari intensitas sinar mataharia dan aktivitas
kendaraan bermotor. Perubahan kadar NOx berlangsung sebagai berikut :
1. Sebelum matahari terbit, kadar NO dan NO2 tetap stabil dengan kadar sedikit
lebih tinggi dari kadar minimum seharihari.
2. Setelah aktifitas manusia meningkat ( jam 6-8 pagi ) kadar NO meningkat
terutama karena meningkatnya aktivitas lalulintas yaitu kendaraan bermotor.
Kadar NO tetinggi pada saat ini dapat mencapai 1-2 ppm.
3. Dengan terbitnya sinar matahari yang memancarkan sinar ultra violet kadar
NO2 ( sekunder ) kadar NO2 pada saat ini dapat mencapai 0,5 ppm.
4. Kadar ozon meningkat dengan menurunnya kadar NO sampai 0,1 ppm. Jika
intensitas sinar matahari menurun pada sore hari ( jam 5-8 malam ) kadar NO
meningkat kembali.
5. Energi matahari tidak mengubah NO menjadi NO2 (melalui reaksi
hidrokarbon) tetapi O3 yang terkumpul sepanjang hari akan bereaksi dengan
NO. Akibatnya terjadi kenaikan kadar NO2 dan penurunan kadar O3.
6. Produk akhir dari pencemaran NOx di udara dapat berupa asam nitrat, yang
kemudian diendapkan sebagai garamgaram nitrat didalam air hujan atau debu.
Merkanisme utama pembentukan asam nitrat dari NO 2 di udara masih terus
dipelajari Salah satu reaksi di bawah ini diduga juga terjadi diudara tetapi
diudara tetapi peranannya mungkin sangat kecil dalam menentukan jumlah
asam nitrat di udara.
7. Kemungkinan lain pembentukan HNO3 didalam udara tercemar adalah adanya
reaksi dengan ozon pada kadar NO2 maksimum O3 memegang peranan penting
dan kemungkinan terjadi tahapan reaksi sebagai berikut :
O3 + NO2 NO3 + O2
NO3 + NO2 N2O5
N2O5 + 2HNO3 2HNO3
Reaksi tersebut diatas masih terus dibuktikan kebenarannya, tetapi yang penting
adalah bahwa proses-proses diudara mengakibatkan perubahan NOx menjadi HNO3
yang kemudian bereaksi membentuk partikel-partikel.
C. Dampak Terhadap Kesehatan

Udara yang telah tercemar oleh gas nitrogen oksida tidak hanya berbahaya bagi
manusia dan hewan saja, tetapi juga berbahaya bagi kehidupan tanaman. Pengaruh gas
NOx pada tanaman antara lain timbulnya bintik-bintik pada permukaan daun. Pada
konsentrasi yang lebih tinggi gas tersebut dapat menyebabkan nekrosis atau kerusakan
pada jaringan daun. Dalam keadaan seperti ini daun tidak dapat berfungsi sempurna
sebagai temapat terbentuknya karbohidrat melalui proses fotosintesis. Akibatnya
tanaman tidak dapat berproduksi seperti yang diharapkan. Konsentrasi NO sebanyak 10
ppm sudah dapat menurunkan kemampuan fotosintesis daun sampai sekitar 60% hingga
70%.

Pencemaran udara oleh gas NOx dapat menyebabkan timbulnya Peroxy Acetil
Nitrates yang disingkat dengan PAN. Peroxy Acetil Nitrates ini menyebabkaniritasi
pada mata yang menyebabkan mata terasa pedih dan berair. Campuran PAN bersama
senyawa kimia lainnya yang ada di udara dapat menyebabkan terjadinyakabut foto
kimia atau Photo Chemistry Smog yang sangat menggangu lingkungan.

Pada sangat konsentrasi tinggi, dimana mungkin hanya dialami pada kecelakaan
industri yang fatal, paparan NO2 dapat mengakibatkan kerusakan paru-paru yang berat
dan cepat. Pengaruh kesehatan mungkin juga terjadi pada konsentrasi ambient yang jauh
lebih rendah seperti pada pengamatan selama peristiwa polusi di kota. Bukti yang
didapatkan menyarankan bahwa penyebaran ambient kemungkinan akibat dari pengaruh
kronik dan akut, khususnya pada sub-grup populasi orang yang terkena asma.

NO2 terutama berkelakuan sebagai agen pengoksidasi yang kemungkinan merusak


membran sel dan protein. Pada konsentrasi tinggi, saluran udara akan menyebabkan
peradangan yang akut. Ditambah lagi, penyebaran dalam waktu-singkat berpengaruh
terhadap peningkatan resiko infeksi saluran pernapasan. Meskipun banyak pengontrolan
penyebaran yang dilakukan, fakta secara jelas mendefinisikan hubungan antara
konsentrasi atau dosis dan umpan baliknya tidaklah cukup.
Untuk penyebaran yang akut, hanya konsentrasi yang sangat tinggi (>1880
Mg/m3, 1 ppm) mempengaruhi kesehatan orang ; bilamana, orang dengan asma atau
penyakit paru-paru yang akut lebih rentan pada konsentrasi lebih rendah.

Oksida nitrogen seperti NO dan NO2 berbahaya bagi manusia. Penelitian


menunjukkan bahwa NO2 empat kali lebih beracun daripada NO. Selama ini belum
pernah dilaporkan terjadinya keracunan NO yang mengakibatkan kematian. Diudara
ambient yang normal, NO dapat mengalami oksidasi menjadi NO2 yang bersifat racun.
Penelitian terhadap hewan percobaan yang dipajankan NO dengan dosis yang sangat
tinggi, memperlihatkan gejala kelumpuhan sistim syarat dan kekejangan. Penelitian lain
menunjukkan bahwa tikus yang dipajan NO sampai 2500 ppm akan hilang
kesadarannya setelah 6-7 menit, tetapi jika kemudian diberi udara segar akan sembuh
kembali setelah 4–6 menit. Tetapi jika pemajanan NO pada kadar tersebut berlangsung
selama 12 menit, pengaruhnya tidak dapat dihilangkan kembali, dan semua tikus yang
diuji akan mati. NO2 bersifat racun terutama terhadap paru. Kadar NO2 yang lebih tinggi
dari 100 ppm dapat mematikan sebagian besar binatang percobaan dan 90% dari
kematian tersebut disebabkan oleh gejala pembengkakan paru ( edema pulmonari ).
Kadar NO2 sebesar 800 ppm akan mengakibatkan 100% kematian pada binatang-
binatang yang diuji dalam waktu 29 menit atau kurang. Pemajanan NO2 dengan kadar 5
ppm selama 10 menit terhadap manusia mengakibatkan kesulitan dalam bernafas.

Pencegahan
Sumber bergerak
a. Merawat mesin kendaraan bermotor agar tetap baik.
b. Melakukan pengujian emisi dan KIR kendaraan secara berkala.
c. Memasang filter pada knalpot.

Sumber tidak bergerak


a. Mengganti peralatan yang rusak.
b. Memasang scruber pada cerobong asap.
c. Memodifikasi pada proses pembakaran.
Manusia
Apabila kadar NO2 dalam udara ambien telah melebihi baku mutu (150 g/Nm 3
dengan waktu pengukur 24 jam) maka untuk mencegah dampak kesehatan dilakukan
upaya-upaya :
 Menggunakan alat pelindung diri, seperti masker gas.
 Mengurangi aktifitas di luar rumah.
Penanggulangan
• Mengatur pertukaran udara di dalam ruang, seperti mengunakan exhaust-fan.
• Bila terjadi korban keracunan, maka lakukan :
• Berikan pengobatan atau pernafasaan buatan.
• Kirim segera ke Rumah Sakit atau Puskesmas terdekat.

a. Hidrokarbon

Sumber zat :

Hidrokarbon adalah senyawa organik yang hanya terdiri dari hidrogen dan
karbon.Hidrokarbon banyak ditemukan di dalam minyak bumi, gas alam dan
batubara.Intoksikasi hidrokarbon biasanya terjadi karena anak menelan hasil
penyulingan minyak bumi, seperti bensin, minyak tanah, pengencer cat dan hidrokarbon
terhalogenasi (misalnya karbon tetraklorida yang banyak ditemukan di dalam larutan
dan pencair dry-cleaning atau etilen diklorida).

Efek :

Efek toksik dari hidrokarbon adalah pneumonitis aspirasi ( infeksi paru-paru


akibat terhirup bahan-bahan kesaluran pernapasan). Aspirasi pada umumnya terjadi
akibat penderita batuk-batuk atau muntah. Kulit pecah-pecah, pusing, mengantuk, sakit
kepala dan iritasi. Selain itu 1 ml/kg BB hidrokarbon dapt menyebabkan depresi CNS
ringan-sedang, kerusakan hepar, kelenjar adrenal, ginjal dan abnormalitas eritrosit.
Namun efek tersebut jarang terjadi karena tidak di absorbsi dalm jumlah banyak pada
saluran pencernaan. Hidrokarbon juga di ekskresikan lewat urin.
Gejala :

Gejala iritatif terhadap faring: menyebabkan perasaan terbakar pada mulut dan
tenggorokan.

Gejala susunan saraf : berupa mengantuk atau koma yang terjadi segera setelah
terminum minyak tanah / bensin

Kelainan pada urin, muntah-muntah, nafas menjadi cepat dan kulit berwarna
kebiruan (akibat kadar oksigen dalam darah rendah), kejang-kejang.

Cara mengobati :

 Encerkan racun dengan air, susu, telur mentah, atau norit


 Dimuntahkan
 Pemberian air garam / sirup ipekak
 Pakaian yang terkontaminasi segera dilepas supaya tidak mengiritasi
kulit.
 Rehidrasi : penggantian cairan akibat dehidrasi hebat ( pembersihan
lambung dengan cara di muntahkan)
 Tidak ada cara spesifik untuk pencegahannya.

Orang yang yang berkemungkinan terkena:

 Penjual/ pedagang minyak.


 Penjaga spbu
 Karyawan industri penyulingan minyak

b. Kadmium
1) Sumber
a. Tanah
Kadar As tertinggi dalam bentuk arsenida dari amalgam tembaga, timah hitam,
perak dan bentuk sulfida dari emas. Mineral lain yang mengandung arsen adalah
arsenopyrite (FeAsS), realgar (As4S4), dan orpiment (As2S3). Secara Sumber
Terjadinya Arsen (Sukar) kasar kandungan arsen di bumi antara 1,5-2 mglkg (NAS,
1977). Bentuk oksida arsen banyak ditemukan pada deposit/sedimen, dan akan stabil
bila berada di lingkungan.
b. Udara
Zat padat di udara (total suspended particulate = TSP) mengandung senyawa
arsen dalam bentuk anorganik dan organik (Johnson & Braman, 1975). Crecelius (1974)
menunjukkan bahwa hanya 35% arsen anorganik terlarut dalam air hujan. Dalam studi
tersebut ditemukan senyawa metil arsen kira-kira di atas 20% dari total As di udara
ambien pada lokasi rural dan urban. Di lokasi tercemar, kadar As di udara ambien
kurang dari satu gram per meter kubik (Peirson, et al 1974; Johnson & Braman, 1975).
c. Air
Arsen terlarut dalam air dalam bentuk organik dan anorganik (Braman, 1973;
Crecelius, 1974). Jenis arsen bentuk organik adalah methylarsenic acid dan
methylarsenicacid, sedang anorgnik dalam bentuk arsenit dan arsenat. Kandungan arsen
pada air permukaan di lokasi tercemar bervariasi yaitu berkisar 1 Ilg/I.
d. Biota
Penyerapan ion arsenat dalam tanah oleh komponen besi dan aluminium,
sebagianbesar merupakan kebalikan dari penyerapan arsen pada tanaman. (WaIlsh,
1977). Kandungan arsen dalam tanaman yang tumbuh pada tanah yang tidak tercemari
pestisidabervariasi antara 0,01-5 mg/kg berat kering (NAS, 1977). Tanaman yang
tumbuh pada tanah yang terkontaminasi arsen selayaknya mengandung kadar arsen
tinggi, khususnya di bagian akar (Walsh & Keene, 1975; Grant & Dobbs, 1977).

2) Sifat

  Sifat Umum
Nama Kimia                : Arsen
Lambang unsur            : As
Nomor atom                : 33
Kategori                      : metalloid
Group/Periode/Blok    : V A/4/p
Konfigurasi elektron    :  [Ar] 4s2 3d10 4p3
Elektron tiap kulit       : 2, 8, 18, 5
Sifat Fisika
Titik Leleh                   : 814ºC (pada tekanan tinggi)
Titik Didih                   : 615ºC (substansi sublimates: yaitu perubahan fisika
dari zat padat menjadi gas tanpa menjadi cairan
Kepadatan                   : Arsenik abu-abu 5,73 kg/dm3                                                                      
Arsenik kuning 1,97 kg/dm3
Kadar Normal

Normal kadar arsen dalam urine kurang dari 50ug/L Kadar As dalam rambut juga
merupakan indikator yang cukup baik untuk menilai terjadinya karacunan arsen.
Normal kadar As dalam rambut kurang dari 1mug/kg.

Efek dan Gejala Klinis


1. Mata
Efek Arsenik terhadap mata adalah gangguan penglihatan dan kontraksi mata
pada bagian perifer sehingga mengganggu daya pandang (visual fields) mata.
2. Kulit
Adanya kulit yang berwarna gelap (hiperpigmentasi), penebalan kulit
(hiperkeratosis), timbul seperti bubul (clavus), infeksi kulit (dermatitis) dan mempunyai
efek pencetus kanker (karsinogenik).
3. Darah
Efeknya menyebabkan kegagalan fungsi sungsum tulang dan terjadinya
pancytopenia (yaitu menurunnya jumlah sel darah perifer).
4. Liver
Paparan arsen yang cukup lama (paparan kronis) pada liver akan menyebabkan
efek yang signifikan, berupa meningkatnya aktifitas enzim pada liver (enzim SGOT,
SGPT, gamma GT), ichterus (penyakit kuning), liver cirrhosis (jaringan hati berubah
menjadi jaringan ikat dan ascites (tertimbunnya cairan dalam ruang perut).
5. Ginjal
Arsen akan menyebabkan kerusakan ginjal berupa renal damage (terjadi ichemia
dan kerusakan jaringan).
6. Saluran pernapasan
Paparan arsen pada saluran pernafasan akan menyebabkan timbulnya laryngitis
(infeksi laring), bronchitis (infeksi bronchus) dan dapat pula menyebabkan kanker paru.
Sedangkan tanda yang paling sering muncul apabila arsen masuk dalam saluran
pernapasan yaitu terbentuknya perforasi septum nasal (terbentuknya lubang pada tulang
hidung).
7. Pembuluh darah
Logam berat Arsen dapat menganggu fungsi pembuluh darah, sehingga dapat
mengakibatkan penyakit arteriosclerosis (rusaknya pembuluh darah), portal
hypertention (hipertensi oleh karena faktor pembuluh darah potal), oedema paru dan
penyakit pembuluh darah perifer (varises, penyakit burger).
8. Sistem Reproduksi
Efek arsen terhadap fungsi reproduksi biasanya fatal dan dapat pula berupa cacat
bayi waktu dilahirkan, lazim disebut effek malformasi.
9. Sistem Immunologi
Efek pada sistem immunologi, terjadi penurunan daya tahan tubuh/ penurunan
kekebalan, akibatnya peka terhadap bahan karsinogen (pencetus kanker) dan infeksi
virus.
10. Sistem Sel
Efek terhadap sel mengakibatkan rusaknya mitokondria dalam inti sel sehingga
menyebabkan turunnya energi sel dan sel dapat mati.
11. Gastrointestinal (Saluran Pencernaan)
Arsen akan menyebabkan perasaan mual dan muntah, serta nyeri perut, mual
(nausea) dan muntah (vomiting).

Pengobatan

Pertolongan pertama (standart treatment) bila kulit kita terpapar arsenik: cuci
permukaan kulit dengan air mengalir secara kontinu kurang lebih 10 menit, atau sampai
tidak ada kandungan bahan kimia di atas kulit. Bila perlu, gunakan sabun. Baju yang
terkontaminasi harus dilepaskan. Kemudian segera ke dokter untuk mendapat
pertolongan medis. Sementara bila racun masuk ke pencernaan, masukkan air dalam
jumlah yang cukup besar ke dalam mulut untuk mencuci. Tetapi, air jangan tertelan.
Kalau bahan kimianya sudah tertelan, minum kurang lebih 250 ml air dan jangan
memaksakan muntah. Segera cari pertolongan medis.
Cara mengatasi keracunan arsenik berbeda antara keracunan akut dan kronik.
Untuk keracunan akut yang belum berlangsung 4 jam, korban diberi ipekak untuk
merangsangnya muntah. Dapat juga dilakukan bilas lambung apabila ia tidak dapat
minum. Pemberian katartik atau karboaktif dapat bermanfaat. Sedangkan untuk
keracunan yang sudah berlangsung lebih lama (termasuk juga keracunan kronik),
sebaiknya diberi antidotumnya, yaitu suntikan intramuskuler dimerkaprol 3-5 mg/kgBB
4-6 kali sehari selama 2 hari. Pengobatan dilanjutkan 2-3 kali sehari selama 8 hari
( www.terselubung.blogspot.com, 2009).
Metode kimia dan sintetik saat ini digunakan untuk mengobati keracunan arsenik.
Dimercaprol dan asam dimercaptosuccinic adalah agen chelating yang mengambil
arsenik dari protein darah dan digunakan untuk mengobati keracunan arsenik akut.
Dimercaprol jauh lebih beracun daripada succimer.
Selain itu, ada penelitian menarik yang dilakukan oleh Keya Chaudhuri dan
rekan-rekannya dari Indian Institute of Chemical Biology di Kolkata dalam jurnal Food
and Chemical Toxicology. Mereka melakukan uji coba pada tikus. Tikus yang diberi
makan ekstrak bawang putih kandungan arsenik dalam darah dan hatinya berkurang 40
persen dan 45 persen dari arsen juga di keluarkan lewat air seni tikus tersebut. Zat yang
mengandung belerang dalam bawang putih dapat mengurangi kadar arsen dalam
jaringan dan darah. Sehingga mereka yang tinggal di daerah yang beresiko
terkontaminasi arsenik dalam air disarankan untuk mengonsumsi satu sampai tiga siung
bawang putih per hari sebagai pencegahan keracunan arsen.

c. Nikotin

Efek umum dari Nikotin

Nikotin dapat menyebabkan gangguan fungsi pada otak dan tubuh kita. Efek
umum dari nikotin dikenal sebagai biphase effect, yaitu menyebabkan perokok merasa
relaks dan kemudian merasa lebih energik dan bersemangat. Selain itu juga nikotin
memiliki efek kecanduan sehingga dapat membuat penggunanya ingin menambah dosis
pemakaiannya.

Gejala

Gejala awal overdosis nikotin adalah mual, air liur berlebih, kram perut, dan
berkeringat. Gejala tersebut dapat menjadi semakin parah jika diiringi dengan muntah
parah, lemas, kesulitan bernapas, dan pingsan. Apabila seseorang mengalami overdosis
nikotin akut , maka gejala yang dialami adalah jantung berdebar-debar, kejang-kejang,
dan koma. Jika tidak segera ditangani, kondisi ini dapat mengakibatkan kematian.

Penanganan Overdosis Nikotin

Jika gejala overdosis nikotin terjadi, langkah awal yang dapat dilakukan adalah
menelepon dokter, pusat pelayanan kesehatan terdekat, atau unit gawat darurat. Pada
tingkat overdosis yang rendah, menghentikan paparan biasanya cukup untuk menangani
gejala. Sedangkan pada tingkat overdosis yang lebih tinggi, terutama pada anak-anak,
maka diperlukan karbon aktif (arang aktif) atau lavage lambung. Lalu untuk tingkat
overdosis yang lebih ekstrim umumnya mengharuskan pasien dirawat inap.

2. Cara pencegahan untuk menghindari zat toksik :

a. Pencegahan Paparan Zat Toksik Berupa Gas

Terdapat berbagai zat toksik yang ada di uadara. Dari berbagai zat toksik itu,
banyak zat yang apabila memapari tubuh secara terus-menerus dalam jangka panjang
dapat menimbulkan berbagai penyakit kronis berbahaya seperti gangguan pernapasan,
kanker, infeksi saluran cerna, bahkan bisa menyebabkan kematian. Oleh karena itu
diperlukan berbagai tindakan pencegahan agar hal tersebut tidak terjadi. Berikut
merupakan tindakan pencegahan yang bisa dilakukan.

1) Mengurangi emisi zat toksik gas dari sumbernya.


2) Sebisa munkin menghindari paparan zat toksik.
3) Memakai masker pada lingkungan yang mengandung banyak zat toksik.
4) Menggunakan berbagai produk penghasil zat toksik secara tepat dan sesuai
dengan aturan. Contohnya, menggunakan cat sesuai dengan aturan.
5) Menanam tanaman/pohon yang berfungsi sebagai penyerap zat toksik.
Contohnya, sansivera dan pohon trembesi.
6) Menggunakan produk-produk yang ramah lingkungan. Contohnya, biosolar.
7) Membuat sistem pengelolaan zat toksik yang tepat. Contohnya, pembuatan
cerobong asap.
8) Berperan aktif dalam usaha pencegahan pencemaran zat toksik berupa gas.
Contoh, ikut serta dalam kegiatan “Go Green.”
9) Membuat regulasi yang sesuai. Contohnya dengan melarang penggunaan Pb
sebagai zat peningkat nilai oktan pada bahan bakar.
10) Mempraktikkan berbagai peraturan dan sistem pengelolaan yang sudah ada.

Apabila cara-cara tersebut sudah dipraktikan tapi belum bisa mencegah timbulnya
penyakit akibat zat toksik maka penggunaan antidotum dan obat yang sesuai merupakan
jalan terakhir untuk mencegah terjadinya komplikasi.

b. Pencegahan zat toksik pada media cair

Zat toksik cair yang paling sering adalah berasal dari limbah pabrik yang dapat
menimbulkan masalah lingkungan seperti kematian ikan, keracunan pada manusia dan
ternak, kematian plankton, akumulasi dalam daging dan moluska, terutama bila limbah
cair tersebut mengandung racun seperti : As, Cn, Cr, Cd, Cu, F, Hg, Pb, atau Zn.
Cara pencegahannya :
 Limbah industri harus ditangani dengan baik dan serius oleh Pemda yang
dimana wilayahnya terdapat industri
 Pelaku industri harus melakukan cara-cara pencegahan pencemaran lingkungan
dengan melaksanakan teknologi bersih, memasang alat pencegahan pencemaran,
melakukan proses daur ulang
 Yang terpenting, harus melakukan pengelolaan limbah industri guna
menghilangkan bahan pencemaran atau paling tidak meminimalkan bahan
pencemaran hingga batas yang diperbolehkan
 Perlu dilakukan penelitian atau kajian-kajian lebih banyak lagi mengenai
dampak industri yang spesifik terhadap lingkungan serta mencari metoda atau
teknologi tepat guna untuk pencegahan masalahnya
Hidrokarbon di udara akan bereaksi dengan bahan-bahan lain dan akan
membentuk ikatan baru yang disebut policyclic aromatic hydrocarbon yang banyak
dijumpai di daerah industri dan padat lalu lintas. Bila PAH ini masuk ke dalam paru-
paru akan menimbulkan luka dan merangsang terbentuknya sel-sel kanker.
BAB III

KESIMPULAN

Berdasarkan analisis masalah yang telah kami lakukan serta data yang kami
kumpulkan dan kami pelajari, bahwa pak ST terpapar oleh zat toksik selama dia bekerja
di SPBU, dan bengkel, serta pengaruh lokasi rumahnya yang berada di dekat bengkel
dan pabrik cat. Dari sekian banyak zat toksik yang memapari pak ST dapat disimpulkan
bahwa yang bersangkutan paling banyak terpapar oleh timbal (Pb).

Hal ini juga didukung oleh gejala yang dideritanya, yaitu lidah berasa seperti rasa
logam, dan menderita tanda-tanda anemia dimana anemia itu sendiri merupakan gejala
khas terpapar timbal (Pb).
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pengelolaan Obat dan Makanan. 2011. Bensin.


“http://ik.pom.go.id/wp-content/uploads/2011/11/bensin.pdf” (diakses tanggal 25
November 2013)

SPBU. 2012. Bahan Bakar Minyak. “http://spbu73.com/index.php? option=com_


content&view=article&id=47:bbm-bahan-bakar-minyak&catid=34:bbm& Item
id=55” (diakses tanggal 25 November 2013).

Bio Industri. 2012. Zat-zat kimia berbahaya dalam cat. “http://bioindustries.co.id/zat-


zat-kimia-berbahaya-dalam-cat-3064/ “(diakses tanggal 25 November 2013).

Badan Pengelolaan Obat dan Makanan . 2011. Waspada Keracunan Akibat Logam
Berat Pada Kosmetik. “http://ik.pom.go.id/wp-content/uploads/2011/11/Waspada-
Keracunan-Akibat-Logam-Berat-Pada-Kosmetik.pdf” (diakses tanggal 25
November 2013).

Institut Pertanian Bogor. 2013. Respiratory. “http://repository.ipb.ac.id/bitstream/


handle/123456789/53073/BAB%20II%20Tinjauan%20Pustaka.pdf?sequence3”
(diakses tanggal 25 November 2013).

Sudibyo. 2013. Pendidikan. “Pendidikan%20science%20No%2012%20thn%20xx%


20ed%20JanPebMar%201997Mufti%20Sudibyo.pdf” (diakses tanggal 25
November 2013).

Badan Pengelolaan Obat dan Makanan . 2012. Karbon Monoksida. “ik.pom.go.


id/katalog/karbon-monoksida” (diakses tanggal 25 November 2013).

Laksana, Agung Saprasetya Dwi. 2013. Pengantar Toksikologi. Purwokerto :


Universitas Jenderal Soedirman.

Tim Lingkungan Hidup. “Usaha Pencegahan Pencemaran Udara.”http://www.


artikellingkunganhidup.com/usaha-pencegahan-pencemaran-udara.html (diak-ses
tanggal 25 November 2013)
Sartono. 2001. Racun & Keracunan. Jakarta : Widya Medika.

Badan penelitian dan pengembangan kesehatan. 2013. Sumber dan terjadinya arsen di
lingkungan. Jurnal ekologi kesehatan Vol.2 No. 2. 232-238.

Anda mungkin juga menyukai