Oleh:
Ridhofar Akbar Khusnul Abdillah
222222003
da Vinci dan Copernicus pada abad ke 16 masehi. Penemu tersebut meneliti tentang
hubungan respon dosis dan reaksi yang timbul pada organ yang diberikan senyawa kimia.
Toksikologi sendiri merupakan cabang ilmu dalam farmasi yang didalamnya mempelajari
seputar efek merugikan berbagai efek samping yang merugikan dari berbagai agen
kimiawi terhadap semua sistem makhluk hidup. Pada bidang biomedis, ahli toksikologi
akan menangani efek samping yang timbul pada manusia akibat pajanan obat dan zat
kimiawi lainnya, serta pembuktian keamanan atau bahaya potensial yang terkait
a. Ekonomi
b. Lingkungan
c. Forensik
d. Regulasi
e. Klinis
f. Perkembangan lingkungan
Efek toksik dapat timbul baik hanya gejala ringan sampai kematian. Seiring
dengan kemajuan teknologi, produksi dari bahan–bahan kimiawi beracun pun semakin
banyak dan beredar luas. Ketersediaan bahan–bahan kimia beracun yang semakinmeluas
dapat disalahgunakan untuk melakukan suatu tindak kriminal. Beberapa kasus yang
terjadi dalam sejarah yang melibatkan bidang ilmu toksikologi antara lain adalah kasus
ginger jake oleh Tri-o-kesil yang menyebabkan neurotoksis, kasus Minamata di Jepang
hingga menyebabkan perubahan neurologic dan kebutaan, dan kasus Talidomid yang
terjadi di benua Eropa yang awalnya difungsikan untuk mengobati mual dan muntah pada
ibu hamil namun ternyata bahan tersebut menyebabkan kecacatan bagi bayi yang
B. Konsep Toksisitas
a. Inhalasi
Inhalasi pada umumnya merupakan jalur pajanan bagi toksikan yang berwujud debu atau
partikel, gas, asap, atau uap. Ketika bahan toksikan masuk lewat inhalasi, bahan tersebut
dapat dikeluarkan kembali lewat ekshalasi atau dapat menetap dalam saluran pernapasan
dan menimbulkan gangguan. Tingkat penyerapan toksikan melalui jalur inhalasi tersebut
b. Kontak kulit
Kontak kulit menjadi jalur pajanan toksikan yang berwujud cair dengan kemampuan
menguap (volatilitas) rendah. Selain itu, dapat juga menjadi jalur masuk toksikan zat
padat. Berbagai bahan toksik dapat melewati pelindung atau penghalang kulit (skin
barrier), diserap oleh sistem sirkulasi, dan disebarkan ke seluruh organ internal, hingga
menimbulkan gangguan.
c. Mata
Mata sangat sensitif terhadap pajanan toksikan. Bahkan pajanan singkat toksikan dalam
memberi efek lokal serius pada mata. Selain itu, toksikan dapat pula diserap oleh
d. Ingesti
Toksikan dapat masuk ke dalam mulut dan tertelan. Jika tertelan, toksikan akan melewati
saluran cerna. Bergantung pada jenis toksikannya, sebagian toksikan dapat diekskresikan
melalui feses, namun sebagian lainnya dapat diserap oleh saluran cerna, masuk ke dalam
e. Injeksi
Pajanan toksikan dapat masuk ke tubuh melalui luka atau penetrasi kulit. Melalui
Jalur masuk racun kedalam tubuh masuk hidup hingga menyebabkan adanya
1. Pernafasan
Jalur masuk racun melalui pernafasan disebut juga inhalasi. Jenis racun ini
masuk melalui jalur pernafasan dapat disebabkan oleh beberapa hal misalnya
dengan asap yang mengandung CO2. Karbon monoksida ( CO ) adalah gas yang
tidak berwarna dan tidak berbau yang dihasilkan dari proses pembakaran yang
tidak sempurna dari material yang berbahan dasar karbon seperti kayu, batu bara,
bahan bakar minyak dan zat-zat organik lainnya. Ada tiga mekanisme yang
menyebabkan cedera pada trauma inhalasi, yaitu kerusakan jaringan karena suhu
yang sangat tinggi, iritasi paru-paru dan asfiksia. Hipoksia jaringan terjadi karena
2. Pencernaan
Jalur masuk racun ini melalui oral dan ingesti misalnya disebabkan oleh
formalin. Formalin merupakan salah satu xenobiotik yang sekarang ini banyak
tidak diketahui kadarnya sebab tidak terdaftar dan tidak terpantau. Formalin
merupakan larutan yang tidak berwarna dan baunya sangat menusuk. Di dalam
paparan terhadap formaldehide, yaitu melalui inhalasi, ingesti, kulit dan mata.
secara inhalasi maupun ingesti, namun sedikit lamban bila melalui paparan kulit
maupun mata.
3. Kulit
Jalur racun ini masuk melalui absorbsi dermal. Keracunan melalui jalur
kulit dapat disebabkan oleh berbagai macam hal misalnya sianida. Sianida banyak
logam. Garam sianida seperti sianida merkuri, tembaga sianida, sianida emas, dan
yang berbahaya. Sianida juga ditemukan pada insektisida yang digunakan untuk
tingkat rendah (150-200 ppm) dapat berakibat fatal. Tingkat udara yang
HCN yang direkomendasikan pada daerah kerja adalah 4.7 ppm (5 mg/m3 untuk
garam sianida). HCN juga dapat diabsorpsi melalui kulit. Orang yang bekerja
dengan zat-zat kimia seperti pestisida dapat teracuni jika zat kimia tersemprot
atau terpercik ke kulit mereka atau jika pakaian yang mereka pakai terkena
pestisida. Kulit merupakan barier yang melindungi tubuh dari racun, meskipun
4. Injeksi
sengatan, dan gigitan yang bersifat toksis dalam tubuh. Beberapa hal yang dapat
menyebabkan penyakit tersebut salah satunya adalah sengatan lebah. Racun yang
mengiritasi yang disuntikkan ke dalam kulit, seperti racun dari sengatan serangga
dan gigitan ular, dapat menyebabkan rasa sakit dan bengkak di tempat mereka
disuntikkan. Pasien-pasien yang sengaja menyuntikkan diri dengan produk hewan
Distribusi toksin melalui jalur ini yaitu dengan pembuluh darah. Ketika
masuk adanya zat beracun dalam pembuluh darah maka dapat secara cepat
keracunan.
2. Diffusional transfer
a. Ukuran toksisitas
atau beberapa kali dalam 24 jam dari suatu zat yang secara statistik diharapkan
dapat mematikan 50% hewan coba. Parameter ini sering digunakan jika suatu
organisme dipaparkan terhadap konsentrasi bahan tertentu dalam air atau udara
yang dosisnya tidak diketahui. Uji toksisitas akut seringkali disebut sebagai uji
jangka pendek. Uji ini terdiri atas beberapa tes, yaitu uji dosis respon untuk
mencari LD atau LC dan kemungkinan berbagai kerusakan organ, uji iritasi mata
Merupakan dosis suatu obat yang dapat memberikan respons terapi 50%
3. Ambang dosis
Merupakan tingkat dosis rendah dimana tidak ada efek untuk diamati.
Ambang batas dinilai ada untuk efek tertentu seperti toksik akut namun tidak
b. Istilah toksisitas
1. Karsinogen
hewan. Zat tersebut dapat dijumpai dalam berbagai macam bentuk namun yang
terbanyak adalah makanan. Selain itu dapat berupa benzana, vinil chloride, dan
dioksan.
2. Mutagen
3. Teratogen
Merupakan zat yang menyebabkan kerusakan janin atau embrio pada saat masa
didalam kandungan. Misalnya adanya senyawa merkuri didalam tubuh yang dapat
a. Toksisitas Akut
Uji toksisitas akut oral adalah suatu pengujian untuk mendeteksi efek toksik
yang muncul dalam waktu singkat setelah pemberian sediaan uji yang diberikan
secara oral dalam dosis tunggal, atau dosis berulang yang diberikan dalam waktu 24
jam.
b. Toksisitas Subkronis
Uji toksisitas subkronis oral adalah suatu pengujian untuk mendeteksi efek
toksik yang muncul setelah pemberian sediaan uji dengan dosis berulang yang
diberikan secara oral pada hewan uji selama sebagian umur hewan, tetapi tidak lebih
c. Toksisitas Kronis
Uji toksisitas kronis oral adalah suatu pengujian untuk mendeteksi efek toksik
yang muncul setelah pemberian sediaan uji secara berulang selama sebagian besar
Paparan adalah akibat yang ditimbulkan oleh adanya kontak antara toksikan
dengan manusia. Dalam praktiknya, kedua istilah ini sering digunakan secara bergantian
untuk menggambarkan hal yang sama. Pajanan toksikan pada manusia dapat berasal dari
berbagai macam sumber, baik dari udara, tanah, air permukaan, maupun air tanah.
Pajanan toksikan dibedakan menjadi dua, yaitu pajanan langsung dan pajanan tidak
langsung. Pada pajanan langsung, terjadi kontak langsung antara sumber pajanan
(toksikan) dan manusia. Sementara itu, pada pajanan tidak langsung, terdapat tahapan
atau media lain yang dilewati sumber pajanan kontak dengan manusia.
Toksikologi dalam kedokteran gigi memiliki beberapa fungsi antara lain adalah :
H. Xenobiotik
Xenobiotik berasal dari bahasa yunani xenos yang berarti asing.Xenobiotik adalah bahan
kimia atau bahan asing yang terdapat didalam tubuhnamun tidak dibutuhkan atau tidak
racunseperti timbal dan polutan. Penumpukan bahan xenobiotik yang berlebih dandalam
waktu yang lama akan memberikan efek toksik bagi tubuh itu sendiri.Zat xenobiotik agar
tidak bersifat racun atau toksik maka harusdieleminasi dari tubuh melalui urin, empedu,
keringat, dan udara ekspirasi.Xenobiotik harus diubah menjadi senyawa yang larut dalam
air melalui suaturangkaian metabolisme. Xenobiotik berasal dari zat aditif makanan,
sintetis di lingkungan.
Oleh:
Ridhofar Akbar Khusnul Abdillah
222222003
PROGRAM MAGISTER ILMU KESEHATAN GIGI
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2023
mineral esen sial, sel juga dapat mengab sorpsi dan Menyimpan senya wa toksik.
Biomagnifikasi: efek toksik yang meningkat pada rantai makanan. Persistensi yaitu
senyawa yang mudah terurai: konsentrasi segera menurun pada saat masuk kelingkunga.
Contoh senyawa persisten: `Metal (Pb), plastic PVC, pestisida, hidrokarbon terklorinasi,
asbes. Persisten Organic Pollutans (POPs) terakumulasi dalam rantai makanan dan
b. Perfluorooctane sulfonate (PFOS) & Perfluorooctane Acid (PFOA) C8: Produk anti
lengket, tahan air dan noda seperti Teflon, Gortex. Pada tikus: kerusakan liver,
c. Phthalates: digunakan pada kosmetika, deodorant dan plastikk (PVC) mainan anak.
tanah, organisme rantai makanan jika ada perubahan struktur disebut transformasi abiotik
dan biotik dan sifat fisik kimia: berat molekul, kelarutan, volamlitas, koefisien parmsi,
adsorpsi. DDT : POPs Hidrofobika terabsorb kuat pada tanah Halflife 22 hari –30 tahun.
Dapat hilang melalui proses: penguapan, fotolisis, biodegradasi. Bisa dengan cepat
terabsorb dalam air, aerobik dan anaerobik.Menguap dalam sedimen dan organisme.
Hasil degradasi DDE dan DDD adalah persisten. Transformasi terdiri dari abiotik:
mikroorganisma, tanaman, dan hewan. Imisi berasal dari lingkungan: air, udara,
makanan, tempat kerja. Energi potensialnya berasal dari inhalasi, oral, kulit. Faktor yang
konsentrasi), tingkat, situs, rute, durasi, frekuensi, waktu dari paparan (sehari berapa
toxic,
f. Status nutrisi
Jalur pajanan toksikan bervariasi, yaitu dapat melalui inhalasi, kontak kulit dan oral.
Oral melalui mulutnasofaring ke lambung ke usus halus ke usus proses. Melalui proses
Dermal melalui permukaan kulit dengan melalui proses barrier, reaksi dengan kulit,
menembus kulit.
Sehingga dapat disimpulkan dari jalur masuk melalui proses absorbsi, distribusi,
memasuki badan. Dosis merupakan jumlah dari agen yang terdeposit dalam tubuh. Respon
merupakan respon biologi kepada agen. Efek pada manusia pada sel, enzim, DNA, RNA, organ
target (hati, sistem saraf, paru-paru, ginjal, kulit). Efek tergantung pada toleransi, hipersensivitas,
kumulasi. Efek berdasarkan gejala: fibrosis, granuloma, demam, anfiksia, alergi, mutan, kanker,
Kronis: Dalam waktu lama, pajanan konsentrasi dalam waktu panjang, biasanya
Mekanisme dalam menurunkan efek toksik yaitu berdasar konsep dasar toksikologi, setiap bahan
akan bersifat toksik pada kondisi tertentu dan memiliki batas aman sehingga efek yang
ditimbulkan sangat kecil atau tidak terdeteksi secara sigfinikan. Contoh: kopi, aspirin, bayam: 10
kg. Senyawa karsinogenik dala kopi: acetaldehyde, benzaldehyde, benzene, caffeic acid,
catechol, ethanol, furan, dll. Mekanisme dalam menurunkan efek toksis degradasi metabolik dan
ekskresi dan mekanisme perbaikan kerusakan. Degradasi metabolik dan ekskresi, sistem
ensimatik adalah ensim (E mikrosomonal P 450) menurunkan efek toksik dan pada mamalia
terletak di hati. Eliminasi dari tubuh melalui proses ekskresi, molekul volatil: CO2, HCN, dan
keton menjadi ekskresi melalui sistem pernafasan. Garam dan senyawa lain berlebih menjadi
keringat. Akumulasi senyawa toksik ginjal, lambung, usus. Jalur metabolisma yang mengubah
struktur kimia senyawa xenobiotik, reaksi kimia (biotransformasi) terjadi pada hampir seluruh
mahluk hidup dan proses detoksifikasi terjadi dalam 3 fase yaitu modifikasi, konyugasi,
modifikasi lanjutan dan ekskresi. Pada fase I, melibatkan berbagai enzim CYP, P450, CYP450
bergantung pada fungsi sistem oksidase yang terjadi dimitokondria atau retikulum endoplasma.
Reaksi monooksigenase, oksidasi alifatikaromatik menjadi alkohol, N-dealkilasi bila ada gugus
R-N-CH3 menjadi R-NH + HCHO, O-dealkilasi bila ada gugus R-O-CH3 menjadi R-OH +
HCHO. Reaksi oksidasi lain seperti penyisipan gugus OH-fenolik ke dalam senyawa aromatik
Benzene menjadi fenol. Oksidasi menghasilkan Hidrogen Peroksida (H202) menyerang subtrat
menjadi luka kimia. Hidrolisis yaitu pemecahan molekul estem menjadi alkohol dan asam.
Ensim yang terlibat esterase dan amidase, pseudokolinestrase, glukosidase, glukoronidase. Organ
ekskresi yaitu ginjal, paru-paru, kelenjar keringat, air susu, ludah, empedu, usus (logam),
urogenital, rambut, kuku. Mekanisme perbaikan pada individual sel sampai DNA atau protein
pada tingkat molekular, jaringan, dan organ. Jika suatu sel terpapar secara teratur oleh senyawa
toksik menjadi mekanisme perbaikan. Kulit, lapisan epitel pencernaan, pembuluh darah, paru-
paru: laju reproduksi selular tinggi untuk mengganti sel rusak, pertumbuhan tidak terkendali
menjadi kanker/tumor.
Produsen yaitu makhluk hidup yang dapat menghasilkan makanannya sendiri (autotrof).
Konsumen yaitu makhluk hidup yang memperoleh energi dari bahan makanan yang dibuat oleh
produsen (heterotrof). Dekomposisi yaitu organisme yang menguraikan zat-zat yang terkandung
dalam tubuh makhluk hidup yang telah mati. Konsumen termasuk organisme yang tidak mampu
membuat makanannya sendiri, dan untuk memenuhi kebutuhan makanannya bergantung pada
organisme lain. Organisme ini disebut juga organisme heterotrof. Komponen yang tergolong
heterotrof adalah: manusia, hewan, jamur, dan mikroba. Organisme konsumen dibedakan
menjadi:
Konsumen primer, yaitu produsen pemakan langsung. Contohnya adalah semua bangsa
karnivora dan omnivora seperti: ayam, katak, ular, trenggiling, harimau, cheetah, dll.
Konsumen tersier, yaitu konsumen sekunder. Contohnya adalah beberapa karnivora dan
Detrivora adalah organisme yang memakan partikel organik (detritus). Detritus adalah
pembusukan jaringan hewan atau tanaman yang lapuk. Termasuk dalam kelompok ini adalah
cacing tanah, keong, kelabang, kelwing, dan teripang.Dosis yaitu jumlah bahan kimia yang
terpapar organisme per unit berat badan (mg/kg b.wt). Paparan yaitu konsentrasi bahan kimia
baik di udara atau air di mana paparan terjadi. Dosis yang mengakibatkan racun, Absorbtion,
toksisitas suatu bahan kimia yaitu rute masuk ke dalam tubuh, menerima dosis bahan kimia,
durasi pemaparan, interaksi yang terjadi di antara beberapa bahan kimia, sensitivitas individu.
Pernafasan
Kulit Inhalasi
Pengaruh campuran kimia: paparan bahan kimia di dunia nyata biasanya untuk banyak bahan
kimia, bukan hanya satu. Aditif berarti bahwa kombinasi dari dua bahan kimia menghasilkan
menunjukkan bahwa efek gabungan dari paparan dua atau lebih bahan kimia lebih besar dari
jumlah efek masing-masing. Potensiasi terjadi ketika satu bahan kimia yang tidak beracun
menyebabkan bahan kimia lain menjadi lebih beracun. nteraksi kolatif terjadi ketika beberapa
komponen non-toksik bercampur dan menghasilkan efek toksik. Antagonisme berarti bahwa
“dua bahan kimia yang diberikan bersama-sama saling mengganggu tindakan satu sama lain atau
Latensi merupakan jangka waktu antara paparan awal dan respon terukur.
Periode latensi dapat berkisar dari beberapa detik (dalam kasus agen toksik akut) hingga
Bahan kimia (atau zat) yang menyebabkan atau diduga menyebabkan kanker, penyakit
yang berhubungan dengan proliferasi sel yang tidak diatur dalam tubuh.
Subyek yang digunakan untuk pengujian toksisitas bahan kimia antara lain sebagai berikut:
Sel yang berasal dari sumber manusia, hewan, atau tumbuhan (percobaan in vitro)
Risk Assesment: memberikan estimasi kualitatif atau kuantitatif dari kemungkinan efek samping
yang mungkin timbul dari paparan terhadap bahaya kesehatan tertentu atau dari tidak adanya
pengaruh yang menguntungkan. Proses penilaian risiko terdiri dari identifikasi bahaya, penilaian
melekat pada agen atau situasi untuk menimbulkan efek merugikan. Identifikasi bahaya:
memeriksa bukti bahwa asosiasi paparan agen dengan toksisitas dan menghasilkan penilaian
kualitatif tentang kekuatan bukti tersebut. Penilaian dosis-respon dengan mengukur hubungan
antara jumlah paparan dan terjadinya efek kesehatan yang tidak diinginkan. Penilaian Paparan
yang tidak beralasan diharapkan pada waktu yang berbeda interval pada setiap tingkat paparan.
Manajemen risiko berorientasi pada tindakan spesifik dan terdiri dari tindakan yang diambil
persyaratan untuk pengujian sebelum dipasarkan, penarikan kembali produk beracun, dan
pelarangan langsung bahan yang sangat berbahaya adalah beberapa tindakan yang digunakan