Anda di halaman 1dari 4

TOKSIKOLOGI

1. Prinsip dasar dalam toksikologi adalah “ semua zat bersifat racun” yang mengandung
makna bahwa pada umumnya semua zat (apapun itu) yang masuk kedalam tubuh adalah
dianggap sebagai benda asing sehingga dapat bersifat racun bagi tubuh, tetapi yang
membedakan apakah dia bersifat racun atau tidak adalah seberapa besar dosis atau
jumlahnya yang masuk ke dalam tubuh. Oleh karena itu, dalam toksikologi, penting untuk
menentukan dosis yang aman bagi manusia. Sebagai contoh : Apabila kita meminum obat
pasti selalu mendapatkan resep dari dokter tentang berapa kali obat tersebut harus
diminum dalam sehari, karena apabila kita meminum obat tersebut melebihi dosisnya
yang disarankan maka dapat menyebabkan overdoses, dimana obat tersebut mala
bersifat racun bagi tubuh.
2. Toksikologi kimia mempelajari tentang potensi efek buruk (efek samping) serta
bagaimana cara pengendalian (penangan) suatu zat beracun terhadap tubuh. Sedangkan
Farmakokinetika adalah bagian dari farmakologi yang mempelajari tentang efek atau
respon tubuh terhadap zat yang masuk ke tubuh, sejak diminum hingga keluar melalui
organ ekskresi. Fase-fase farmakokinetik secara umum terbagi menjadi Adsoprsi,
Distribusi, Metabolisme, dan Eksresi.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi toksisitas
- Konsentrasi toxin
- Lamanya paparan
- Rute paparan
- Faktor lingkungan
- Komposisi kimianya
Asumsi yang digunakan dalam uji toksisitas
1. Efek yang timbul pada hewan mengindikasikan efek yang akan timbul pada manusia
2. Dosis tertinggi pada hewan dibutuhkan untuk memprediksikan kemungkinan
bahaya bagi manusia
4. Toxicants : zat-zat yang merugikan dalam berbagai bentuk, yang dapat berefek secara
kimia atau fisik (acute dan kronik)
Toxins : senyawa beracun yang dihasilkan dari oleh organisme hidup yang memiliki efek
lebih berbahaya dari toxicant.
Poisons : senyawa toxicants yang memiliki efek sangat berbahaya bahwa dapat
menyebabkan kematian dalam jumlah atau dosis yang kecil.
Toxicity : kemampuan untuk menyebabkan sakit atau tingkat toksisitas suatu zat
Hazard : potensial bahaya yang berhubungan dgn zat tertentu dibawah paparan tertentu
Risk : kebolehjadian bahwa suatu bahaya akan terjadi apabila terpapar zat tertentu pada
kondisi tertentu
LD50 (lethal doses) : jumlah dosis dari suatu zat yang dapat menyebabkan 50% kematian
pada hewan uji dan dinyatakan dalam mg/kg.
LC50 (letahl concentrations) : konsentrasi tertentu dari suatu zat yang dapat menyebabkan
50% kematian pada hewan uji melalui inhalasi
Toksisitas akut : ketika zat yang masuk ke tubuh akan memberikan respon atau efek
selama 1-5 hari
Subkronik : efek atau paparannya terasa hingga 14-90 hari
Kronik : memberikan efek atau gejala selama 6 bulan hingga seumur hidup
5.

Pada titik a belum ada afek atau respon terhadap tubuh, titik ini merupakan batas mulai
teramatinya efek dosis, titik b merupakan LD5 yaitu dosis tertentu yang dapat
memberikan efek bahkan menyebabkan 5% kematian pada hewan uji. Titik c merupakan
LD50 dosis yang dapat menyebabkan 50% kematian pada hewan uji. Pada titik c memiliki
slope yang tegak (tinggi) akan memberikan respon atau efek yang cepat terhadap suatu
dosis tertentu, dan begitupun sebaliknya pada titik b memiliki slope landai (rendah) akan
memberikan efek atau respon yang lebih lambat dari titik c.
6. Rute masuknya zat beracun pada tubuh
1. Inhalasi : zat beracun masuk ke tubuh melalui pernapasan yang dipengaruhi oleh laju
pernapasan dan lamanya dihirup. zat baracun yang masuk berupa gas, uap, kabut,
aerosol. Dapat menyebabkan kerusakan jaringan paru-paru, infeksi saluran
pernapasa, dan sesak.
2. Adsorpsi melalui kulit : umumnya zat yang mudah teradsop melalui kulit adalah zat
yang bersifat non polar, dimana proses adsorpsi ke dalam kulit dipengaruhi oleh suhu,
ketebalan kulit, dan kondisi kulit.
3. Mata : zat yang mengenai langsung mata, dapat berupah asap atau debu, cairan
4. Mulut : yaitu zat beracun yang langsung tertelan melalui mulut kemudian masuk ke
perut, menuju usus dan langsung diserap lalu masuk ke aliran darah
5. Injeksi : masuknya zat barucun ke tubuh dengan cara di injeksikan langsung ke aliran
darah yang umumnya menggunakan jarum suktik
6. Biotransformasi (metabolisme) adalah proses perubahan atau metabolisme suatu zat
menjadi metabolit atau senyawa lainnya. Pada tahap metabolisme terjadi proses kimia
yaitu penambahan molekul oksigen dalam bentuk -OH, =O, -COOH, atau dengan konjugasi
glutathione, sulfonat, glisin, dll yang bertujuan untuk membuat zat kimia tersebut lebih
larut dalam air sehingga dapat diekskresikan dengan mudah. Proses biotransformasi atau
metabolisme sangat penting bagi tubuh kita agar semua zat beracun yang masuk ke dalam
tubuh dapat dikeluarkan kembali sehingga tidak menjadi racun bagi tubuh.
7. Efek interaksi bahan kimia dengan sen
1. Efek aditif : efeknya merupakan gabungan dari dua zat kimia dimana efeknya setara
dengan masing-masing zat tersebut (2+3 =5)
2. Efek sinergetik : efek gabungan dari dua zat yang nilainya atau efeknya lebih tinggi dari
pengaruh masing-masing zat ( 2 + 3 = 20)
3. Potensiasi : yaitu ada zat yang tidak punya pengaruh terhadap organ tubuh tetapi
apabila digabungkan dengan zat lain menghasilkan efek yang lebih tinggi (0+2=10)
4. Antagonism : dua zat kimia yang ketika diberikan bersamaan akan mengganggu
tindakan satu sama lain atau salah satu mengganggu tindakan bahan kimia lainnya
Sehingga memberikan efek yang lebih kecil 4+6=8)
8. Perbedaan efek lokal dan sistemik
Lokal : Efek yang terjadi di tempat kontak pertama kali terpapar bahan beracun. Sebagai
contoh ketika kita terkena asam sulfat pekat maka yang pertama kali merasakan luka
bakar adalah kulit. Begitupun ketika menghirup asap beracun (CO) maka efek yang
langsung dirasakan adalah sesak pada paru-paru
Sistemik : efek yang tidak langsung dirasakan pada kontak pertama dengan zat beracun
tetapi membutuhkan penyerapan dan distribusi racun ke tempat yang jauh dari titik
masuk di mana efek dihasilkan. Sebagai contoh ketika CCL4 tertelan melalui mulut maka
yang terserang pertama kali adalah livet bukan mulut.
9. Secara umum insektisida lebih berbahaya dari pada herbisida bagi manusia karena
pertisida merupakan senyawa kimia yang digunakan untuk membasmi serangga
(hewan) sedangkan herbisida digunakan untuk membasmi rumput atau gulma
(tanaman) sehingga efek insektisida terhadap manusia secara umum akan lebih
berbahaya yang sesuai dengan uji dalam toksisitas yaitu Efek yang timbul pada hewan
mengindikasikan efek yang akan timbul pada manusia
10. Logam beracun
1. Timbal (Pb) adalah logam toksik yang bersifat kumulatif, sehingga mekanisme
toksisitasnya dibedakan menurut beberapa organ yang dipengaruhinya. Memiliki 3
target sasaran yaitu :
- Ginjal : ganggual ginjal, gagal ginjal
- Sistem penghasil darah merah : penurunan sintesis hemoglobin
- Sistem saraf pusat : insomnia, mimpi buruk, tidak sadar diri
2. Merkuri (Hg), Toksisitas Hg dapat disebabkan oleh dua bentuk senyawa kimia yaitu
inorganic merkuri dan organic merkuri. Merkuri organik target utamanya adalah
fetus (gangguan pada fetus) sedangkan merkuri anorganik yaitu ginjal (gagal ginjal)
Non logam beracun : Florin
efeknya : menurunkan karies pada gigi, dan mengubah warna gigi serta menyebabkan
tulang keropos
11. Mekanisme keracunan logam berat
1. Memblokir atau menghalangi kerja gugus fungsi biomolekul yg esensial untuk
proses biologi, seperti protein dan enzim
2. Menggantikan ion-ion logam esensial yang terdapat dalam molekul terkait
3. Mengadakan modifikasi atau perubahan bentuk gugus aktif yg dimiliki oleh
boimolekul

Anda mungkin juga menyukai