Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH

KONSEP KERACUNAN

DISUSUN OLEH:
SISKAWATI BIKI : 20. 901. 016
NURANNISA ABUBAKAR : 20. 901. 006
SITI KHAIRULMAIDAH DALANGGO : 20. 901. 014

PRODI D-III ANALIS KESEHATAN


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR
T. A 2021- 2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Racun adalah zat atau senyawa yang masuk ke dalam tubuh dengan
berbagai cara yang menghambat respons pada sistem biologis menyebabkan
gangguan kesehatan, penyakit, bahkan kematian. Pada umumnya kita
mengetahui bahwa banyak bahan kimia mempunyai sifat berbahaya atau
racun.

Keracunan adalah keadaan darurat yang dapat merusak sel dan


sebagian fungsi tubuh akibat masuknya suatu zat atau makanan yang
mengandung racun, berasal dari bahan beracun yang terbentuk akibat
pembusukan makanan dan bakteri. Keracunan adalah segala gejala yang
timbul akibat makanan yang terkontaminasi.

Makanan terkontaminasi dapat mengandung organisme infeksius berupa


bakkeracunaus, maupun parasit atau toksin yang dihasilkan oleh organisme
tertentu. Organisme infeksius atau toksin dapat mengkontaminasi makanan
pada segala titik dari mulai proses, produksi atau distribusi suatu makanan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Toksikologi keracunan
2. Bagaimana bagaimana efek dari keracunan
3. Bagaimana faktor mempengaruhi keracunan

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui toksikologi keracunan
2. Untuk mengetahui efek dari keracunan
3. Untuk mengetahui faktor mempengaruhi keracunan
BAB II
ISI

A. Toksikologi keracunan

Toksikologi merupakan Ilmu yang mempelajari hal ikhwal racun/ terutama


pengaruhnya pada mahluk hidup. Xenobiotic → senyawa/ bahan kimia yang
ada di dalam tubuh namun tidak diharapkan berada dalam tubuh manusia
dalam jumlah yang berlebihan.Toksikologi sangat bermanfaat untuk
memprediksi atau mengkaji akibat yang berkaitan dengan bahaya toksik dari
suatu zat terhadap manusia dan lingkungannya.

Efek toksik dalam sistem biologis tidak akan terjadi jika bahan kimia tidak
mencapai tempat yang sesuai didalam tubuh pada konsentrasi dan lama
waktu yang cukup untuk menghasilkan manifestasi toksik. Terjadi tidaknya
respons toksik tergantung pada sifat kimia dan fisik dari bahan tersebut,
situasi paparan, dan kerentanan sistem biologis dari subjek. Oleh karena itu
untuk mengetahui karakteristik lengkap tentang bahaya potensial dan
toksisitas dari suatu bahan kimia tertentu, maka perlu diketahui tidak hanya
efek-efek dan dosis yang diperlukan untuk mengahsilkan efek tersebut, tetapi
juga informasi mengenai sifat bahan kimianya sendiri, pemaparannya, dan
subjeknya. Faktor utama yang mempengaruhi toksisitas yang berhubungan
dengan situasi pemaparan terhadap bahan kimia tertentu adalah jalur masuk
(routeofentry) kedalam tubuh, jangka waktu dan frekuensi pemaparan.

Ada 3 jalur utama bahan toksik masuk kedalam tubuh manusia yaitu
melalui saluran pencernaan atau makanan (gastrointestinal), jalur
pernapasan (inhalasi) dan melalui kulit (topikal). Bahan toksik masuk
kedalam saluran pencernaan umunya melalui makanan atau minuman dan
kemudian diserap didalam lambung. Bahan toksik yang masuk melalui
saluran pernapasan menuju paru-paru akan diserap oleh alveoli paru-paru.
Pada umumnya kulit lebih impermeabel dan karenanya merupakan barier
(penghalang) yang baik bagi bahan toksik masuk kedalam tubuh.

Namun beberapa bahan kimia dapat diserap oleh kulit dalam jumlah yang
cukup banyak sehingga menimbulkan efek sistemik. Suatu zat kimia dapat
diserap lewat folikel rambut atau lewat sel-sel kelenjar keringat. Setelah
bahan toksik tersebut diserap dan masuk kedalam darah, kemudian
didistribusikan keseluruh tubuh dengan cepat. Namun demikian sebagian
bahan toksik dapat dikeluarkan oleh mekanisme tubuh secara alami melalui
urine, empedu dan paru-paru. Dan sebagian lagi bisa mengalam
biotransformasi dan bioaktivasi. Yang lebih berbahaya adalah jika terjadi
proses bioaktivasidimana bahan toksik diubah menjadi bahan yang lebih
toksik oleh metabolisme tubuh.

B. Efek dari keracunan

Efek dari keracunan bisa bersifat akut dan kronik. Efek akut adalah efek
yang segera muncul pada saat terpapar atau terkena bahan toksit, dan akan
hilang setelah paparan bahan kimia beracun tersebut dihilangkan. Contoh
bahan kimia yang dapat menimbulkan efek akut adalah Ammonia, apabila
terhirup uap ammonia maka sekita kita akan merasa mual dan pusing, akan
tetapi pada konsentrasi tinggi dapat merusak paru-paru. Bahan kimia yang
bersifat kronik misalnya adalah asbestos, paparan terhadap debu asbes tidak
segera menyebabkan kerusakan pada paru-paru, akan tetapi apabila
terpapar dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan kanker paru-
paru.

C. Faktor yang mempengaruhi keracunan


Faktor toksisitas terdiri dari faktor yang berhubungan dengan bahan
pencemar (fisika-kimia) dan faktor yang berhubungan dengan organisme
(biotik). Faktor fisika-kimia bahan pencemar meliputi konsentrasi, suhu, pH,
salinitas, dan kesadahan.

Faktor yang mempengaruhi kerja racun adalah dari cara pemberian,


kondisi tubuh seperti umur, keadaan umum, kebiasaan, hipersensitivitas, dan
racun itu sendiri seperti dosis, konsentrasi, bentuk dan kombinasi fisik,
addisidansinergisme, antagonisme.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Racun adalah zat atau senyawa yang masuk ke dalam tubuh dengan
berbagai cara yang menghabatresponPada sistem biologis dan dapat
menyebabkan gangguan kesehatan, penyakit, bahkan kematian keracunan
sering di hubungkan dengan bahan pangan atau pun bahan kimia.

Pada kenyataannya keracunan terjadi bukan hanya pada bahan pangan


dan bahan kimia saja yang dapat menyebabkan keracunan. Disekeliling kita
ada racun alam yang terdapat pada beberapa tumbuhan dan hewan.

Beberapa contoh keracunan obat dan zat kimia, gigitan ular dan serangga
dan keracunan gas.

B. Daftar Pustaka
-Hardisman. 2014.Gawat darurat medis praktis.Padang : Gosyen Publishing
- Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Food Poisoning.

Anda mungkin juga menyukai