TOKSIKOLOGI
DISUSUN OLEH:
NIM : 711335120018
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
tubuh manusia dan efeknya” ini ditulis untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Toksikologi.
dalam bentuk, isi, maupun teknik penyajiannya. Oleh karena itu, kritik yang
bersifat membangun dari berbagai pihak penulis terima dengan tangan terbuka
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................i
KATA PENGANTAR................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................3
C. Tujuan....................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN............................................................................4
A. Kesimpulan..........................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dan berbahaya. Efek toksik adalah efek berbahaya bagi tubuh yang dapat dan
yang tidak dapat dihindari akibat dari berinteraksi dengan bahan melalui jalur
pernafasan, kulit, mata, mulut, atau jalur lain. Efek toksik merupakan gangguan
terhadap fungsi fisiologis yang disebabkan pajanan berlebih bahan kimia atau
fisik, bisa juga sebagai efek samping dari pengobatan dan vaksinasi. Toksikitas
hidup. Toksikitas tergantung pada kuantitas atau dosis; toksikitas bahan kimia
kimia dalam kuantitas yang kecil bermanfaat bagi kesehatan, tetapi dalam
terkena atau terjadinya kontak dengan suatu faktor agent potensial yang berasal
dari lingkungan. Paparan dapat dibedakan dari istilah dosis yang diartikan
sebagai jumlah zat yang masuk atau berada di dalam tubuh organisme. Paparan
dapat diukur dari luar, jadi belum tentu sama dengan jumlah yang memasuki
tubuh. Jenis paparan dilihat dari sifat pemapar seperti zat kimiawi, fisika,
ataupun kuantitatif.. Paparan dapat diukur dari luar, jadi belum tentu sama
dengan jumlah yang memasuki tubuh. Jenis paparan dilihat dari sifat pemapar
seperti zat kimiawi, fisis, biologis, atau campuran. Pengukuran paparan dapat
sampel untuk mengukur konsentrasi faktor pemapar : apa yang akan diukur,
dimana, berapa lama, ketelitian yang dikehendaki, metode dan prosedur yang
Efek toksik atau efek yang tidak diinginkan dalam sistem biologis tidak
dihasilkan oleh bahan kimia kecuali bahan kimia tersebut atau produk
konsentrasi dan lama waktu yang cukup untuk menghasilkan masifestasi toksik.
Terjadi tidaknya respon toksik tergantung pada sifat kimia dan fisik dari bahan
situasi pemaparan terhadap bahan kimia tertentu adalah jalur masuk ke dalam
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertia pajanan
kerja maksud intinya adalah kontak antara segala benda berbahaya (agent),
baik bahaya kimia, fisik, maupun biologik, dengan bagian tubuh luar pekerja
pekerja terpajan oleh hazard. Namun perlu diperhatikan juga dengan adanya
baik secara kuantitatif (dengan mengukur secara langsung kadar agent yang
mempelajari lebih mendalami kajian masalah paparan suatu agent ini ada pada
ilmu epidemiologi.
akibat terkena atau terjadinya kontak dengan suatu faktor agent potensial yang
dari istilah dosis yang diartikan sebagai jumlah zat yang masuk atau berada di
sumber baik dari udara, tanah, air permukaan, maupun air tanah. Pajanan
toksikan dibedakan menjadi dua, yaitu pajanan langsung dan pajanan tidak
pajanan (toksikan) dan manusia. Sementara itu, pada pajanan tidak langsung,
terdapat tahapan atau media lain yang dilewati sumber pajanan kontak dengan
manusia. Media atau tahapan antara tersebut dapat berupa hewan (ternak),
tumbuhan, makanan (misalnya padi, susu, atau ikan), dan air minum.
kulit dan mata, ingesti, serta injeksi. Namun pada tempat kerja, jalur pajanan
a. Inhalasi
Inhalasi pada umumnya merupakan jalur pajanan bagi toksikan yang berwujud
debu/partikel, gas, asap, atau uap. Ketika bahan toksikan masuk lewat inhalasi,
bahan tersebut dapat dikeluarkan kembali lewat ekshalasi atau dapat menetap
membran sel.
b. Kontak kulit
menjadi jalur masuk toksikan zat padat. Berbagai bahan toksik dapat melewati
pelindun atau penghalang kulit (skin barrier), diserap oleh sistem sirkulasi,
c. Mata
singkat toksikan dalam memberi efek lokal serius pada mata. Selain itu,
toksikan dapat pula diserap oleh pembuluh darah mata dan disebarkan ke
seluruh tubuh.
d. Ingesti
dapat diserap oleh saluran cerna, masuk dalam darah dan memberi efek
e. Injeksi
1. Aktivitas toksikan
2. Sifat toksikan
Sifat toksikan meliputi antara lain sifat fisik serta kimia toksikan
seperti polaritas, titik didih, tekanan uap, ukuran partikulat, dan sebagainya;
3. Durasi pajanan
toksikan. Durasi pajanan ini berhubungan erat dengan efek toksik yang akan
dialami oleh pekerja. Durasi pajanan merupakan faktor yang penting dan
akut dari benzena dapat menyebabkan depresi sistem saraf pusat (central
menjadi akut (kurang dari 24 jam), subakut (kurang dari satu bulan),
subkronik (1–3 bulan), dan kronik (lebih dari 3 bulan). Untuk pajanan pada
dan terjadi hanya pada satu waktu saja), subkronik (rentang waktu minggu
yaitu
ii. pajanan berulang 1–3 bulan, yang menimbulkan efek toksik yang
bersifat subkronik;
iii. pajanan berulang lebih dari 3 bulan, yang menimbulkan efek toksik
4. Frekuensi
(repeated exposure).
Pajanan akut umumnya merupakan pajanan tunggal, sedangkan
halnya durasi, frekuensi pajanan pun dapat memengaruhi efek toksik dari
suatu toksikan. Bila suatu toksikan memberikan efek toksik akut setelah
pajanan tunggal, bisa jadi menjadi tidak toksik atau memberikan efek toksik
kronik bila pajanan diberikan secara berulang dengan total konsentrasi pajanan
yang sama.
bahan kimia. Respons dapat terjadi baik secara lokal maupun sistemik.
• Perubahan dari kondisi normal ke tidak normal baik dari sisi struktur
mencapai organ target dengan konsentrasi dan waktu tinggal yang cukup
untuk memunculkan efek tersebut. Organ target tidak selalu merupakan organ
menjadi efek lokal atau sistemik, efek reversibel atau ireversibel, efek akut
berkontak dengan tubuh manusia. Sebagai contoh, kontak antara asam klorida
dan kulit akanmenyebabkan iritasi pada kulit di mana asam klorida tersebut
berkontak. Efek sistemik adalah efek yang muncul pada organ taget dan jauh
dari lokasi pertama kali kontak. Efek ini muncul setelah tokikan mengalami
memeprlihatkan efek lokal dan sistemik secara bersamaan, seperti timbal tetra
etil (tetraethyllead/TEL) yang menimbulkan efek pada kulit (efek lokal) dan
organ tubuhlah yang menentukan apakah suatu efek bersifat reversibel atau
tidak. Efek pada hati umumnya bersifat reversibel karena kemampuan hati
dalam melakukan regenerasi. Sementara itu, sistema saraf pusat tidak dapat
yang nonreversibel.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
jenis bahan kimia, besarnya dosis, jalur masuk bahan ke dalam tubuh, dan
manusia, yaitu melalui inhalasi, absorbsi kulit, jalur pencernaan, dan injeksi.
Dari keempatnya, inhalasi merupakan jalur terpenting dalam rute pajanan di
tempat kerja. Sewaktu bahan beracun dan berbahaya bereaksi dengan tubuh
manusia, respon yang diberikan akan tergantung pada dosis yang diterima.
Respon dapat mulai dari gejala ringan seperti batuk dan iritasi hingga efek
DAFTAR PUSTAKA