Anda di halaman 1dari 16

Mata Kuliah : Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Dosen : Hamsir Ahmad,SKM.,M.Kes

MAKALAH
“Toksikologi Industri”

Disusun oleh :

Nama : Harman Hermawan

Nim : PO714221191014

Kelas : D.IV Tingkat II A

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR

KESEHATAN LINGKUNGAN

PRODI D.IV

2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat ALLAH SWT. karena atas
berkat dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Toksikologi
Industri”. saya mengucapkan terimakasih pada semua pihak yang telah
memberikan kesempatan dalam menyelesaikan makalah ini sehingga dapat
diselesaikan dengan baik.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada dosen Pembangunan


Berkelanjutan yaitu Bapak Hamsir Ahmad,SKM.,M.Kes yang telah membimbing
saya agar dapat mengerti tentang bagaimana cara saya menyusun makalah ini.

Saya menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun, demikian saya
telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki
sehingga makalah ini dapat diselesaikan.Untuk kesempurnaan penulisan di masa
yang akan datang, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangatlah
diharapkan. Dan saya berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi seluruh
pembaca.

Makassar,5 Oktober 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.

1.1 Latar Belakang.......................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..................................................................................2


.
1.3 Tujuan…………....................................................................................2

BAB II PEMBAHSAN

2.1 Pengertian Toksikologi dan Racun ......................................................3

2.2 Jenis Toksikologi………………………………………………………6

2.3 Model Masuk dan Daya Keracunan pada Toksikologi ……………….7

2.4 Sasaran Organ yang Terserang ………………………………………10

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ………………………………………………………….12

3.2 Saran………………………………………………………………….12

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan ilmu yang mementingkan
hubungan antara lingkungan kerja, pekerja, serta beban kerja agar tetap terjaga
sehingga tidak menghasilkan masalah terhadap kesehatan dan keselamatan
pekerja tersebut. Lingkungan kerja dapat berupa lingkungan kerja fisik, kimia,
maupun biologis. Lingkungan kerja yang baik dapat membuat produktivitas dari
pekerja menjadi baik demikian pula sebaliknya.
Di Era-Industrialisasi saat ini, penggunaan bahan kimia dalam proses
produksi menjadi semakin meningkat. Bahan kimia digunakan baik dalm
penyediaan bahan produksi maupun bahan dari pembuatan alat produksi.
Penggunaan bahan kimia ini sangat bermanfaat untuk menjaga produktivitas
secara kuantitas dari suatu produk, disamping juga dapat menekan biaya produksi
yang ada.
Namun penggunaan bahan kimia tentunya tidak hanya mampu
mendatangkan dampak positif bagi produsen namun juga memiliki dampak
negative. Dimana setiap bahan kimia menyimpan bahaya yang dapat berdampak
buruk bagi tubuh makhluk hidup yang sering terpapar dengannya. Dampak
negative dari bahan kimia inilah yang biasa berbentuk toxic “racun”.
Bahan kimia dapat dikatakan sebagai racun apabila telah memenuhi syarat secara
kuantitas dan kualitas yang telah di tetapkan standarnya. Oleh karena itu
kemudian para ahli membahas mengenai racun ini secara lebih mendalam melalui
ilmu toksikologi dimana ilmu ini kemudian dapat memberikan informasi
mengenai kapan sebuah bahan kimia tersebut dikatakan sebagai racun dan kapan
bahan kimia tersebut dapat digunakana sesuai dengan kebutuhan manusia. Oleh
karena itu di dalam makalah ini akan dijelaskan mengenai landasan awal dari ilmu
toksikologi yaitu pengertian, konsep maupun tujuan dari ilmu toksikologi ini.

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian toksikologi dan racun ?


2. Apa saja jenis toksikologi?
3. Bagaimana model masuk dan daya keracunan pada toksikologi?
4. Sasaran organ apa saja yang terserang ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian toksikologi dan racun ?
2. Jenis dari toksikologi?
3. Model masuk dan daya keracunan pada toksikologi?
4. Sasaran organ apa saja yang diserang?

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1Pengertian Toksikologi dan Racun

Secara sederhana dan ringkas, toksikologi dapat didefinisikan sebagai kajian


tentang hakikat dan mekanisme efek berbahaya (efek toksit ) berbagai bahan
bahan kimia terhadap mahkluk hidup dan system biologik lainnya. Ia dapat juga
membahas penilaian kuantitatif tentang berat dan kekerapan efek tersebut
sehubungan dengan terpenjannya ( exposrd ) mahluk tadi .

Toksikologi merupakan studi mengenai efek efek yang tidak diinginkan dari
zat zat kimia terhadap organisme hidup. Toksikologi juga membahas tentang
penilaian secara kuantitatif tentang organ organ tubuh yang sering terpajang serta
efek yang di timbulkannya .

Efek toksik atau efek yang tidak diinginkan dalam system biologis tidak akan
dihasilkan oleh bahan kimia kecuali bahan kimia tersebut atau
biotransformasinya mencapai tempat yang sesuai dalam tubuh pada konsentrasi
dan lama waktu yang cukup untuk manifestasi toksik . Faktor utama yang
mempengaruhi toksisitas yang berhubungan dengan situasi pemaparan
( pemajanan ) terhadap bahan kimia tertentu adalah jalur masuk ke dalam tubuh,
jangka waktu dan frekuensi pemaparan.
Pemaparan bahan-bahan kimia terhadap binatang percobaan biasanya dibagi
dalam empat kategori: Akut, subakut, subkronik, dan kronik. Untuk manusia
pemaparan akut biasanya terjadi karena suatu kecelakaan atau di sengaja, dan
pemaparan kronik dialami oleh para pekerja terutama dilingkungan industry-
industrykimia.

3
Interaksi bahan kimia dapat terjadi melalui sejumlah mekanisme dan efek
dari dua atau lebih bahan kimia yang diberikan secara bersamaan akan
menghasilkan suatu respons yang mungkin bersifat aditif sinergi, potensiasi, dan
antagonistic. Karakteristik pemaparan membentuk spektrum efek secara
bersamaan membentuk hubungan korelasi yang dikenal dengan hubungan dosis-
respons.

Apabila zat kimia dikatakan beracu (toksik ), maka kebanyakan diartikan


sebagai zat yang berpotensial memberikan efek berbahaya terhadap mekanisme
biologi tertentu pada suatu organisme . sifat toksik dari suatu senyawa ditentukan
oleh :dosis, konsentrasi racun direpstor “, sifat zat tersebut, kondisi boorganisme
atau system bioorganisme, paparan terhadap organisme dan bentuk efek yang
ditimbulkan.Sehingga apabila menggunakan istilah toksik atau toksisitas, maka
perlu untuk mengidentifikasi mekanisme biologi di mana efek berbahaya itu
timbul. Sedangkan toksisitas merupakan sifat relativdari suatu zat kimia, dalam
kemampuannya menimbulkan efek berbahaya atau penyimpangan mekanisme
biologi pada suatu organisme.

Toksisitas merupakan istilah relatif yang biasa dipergunakan dalam


memperbandingkan suatu zat kimia dengan lainnya . adalah biasa untuk
mengatakan bahwa suatu zat kimia lebih toksik daripada zat kimia lain.
Perbandingan sangat kurang informatif, kecuali jika pernyataan tersebut
melibatkan informasi tentang mekanisme biologi yang sedang diprmasalahkan
dan juga dalam kondisi bagaimana zat kimia tersebut berbahaya. Oleh sebab itu ,
pendekatan toksikologi seharusnya dari sudut telaah tentang berbagai efek zat
kimia atas berbagai system biologi, dengan penekanan pada mekanisme efek
berbahaya zat kimia itu dan berbagai kondisi dimana efek berbahaya zat kimia itu
dan berbagai kondisi dimana efek berbahaya itu terjadi .

Pada umumnya efek berbahaya atau efek farmokologik timbul apabila terjadi
interaksi antara zat kimia ( tokson atau zat aktif biologis ) dengan reseptor.

4
Terdapat dua aspek yang harus diperhatikan dalam mempelajari interaksi antara
zat kimia dengan organisme hidup, yaitu kerja farmakon pada sus atu
organisme(aspek famakodinamik atau toksodinamik) dan pengaruh organisme
terhadap zat aktif ( aspek farmakodinamik atau toksodinamik) dan pengaruh
organisme terhadap zat aktif (aspek farmakokinetik atau toksokinetik ) aspek ini
akan lebih detail dibahas pada sub bahan kerja toksik.

Telah dipostulatkan oleh paracelcius, bahwa sifat toksik suatu tokson sangat
ditentukan oleh dosis ( konsentrasi tokson pada reseptornya) .Artinya kehadiran
suatu zat yang berpotensi toksik dalam suatu organisme belum tentu
menghasilkan juga keracunan. Misal insektisida rumah tangga (DDT) dalam dosis
tertentu tidak akan menimbulkan efek yang berbahaya bagi manusia, namun pada
dosis tersebut memberikan efek yang mematikan bagi serangga . Hal ini
disebabakan karna konsentrasi tersebut berada berada jauh dibawah konsentrasi
minimal efek pada manusia. Namun sebaliknya apabila kita terpejan oleh DDT
dalam waktu yang relative lama, dimana telah diketahui bahwa sifat DDT yang
sangat sukar terurai dilingkungan dan sangat lipofil, akan terjadi penyomprotan
DDT dari lingkungan kedalam tubuh dalam waktu relative lama . karna sifat
fisiko 3 kimia dari DDT, mengakibatkan DDTakan terkumulasi (tertimbun) dalam
waktu yang lama di jaringan lemak.Sehingga apabila konsetrasi toksiknya
terlampaui,barulah akan muncul efek toksik.Efek atau kerja toksik seperti ini lebih
di kenal dengan efek toksik yang bersifat kronis.

Toksin kloridium botulinum,adalah salah satu contoh tokson,di mana dalam


konsentrasi yang sangat rendah (10-9 mg/kg berat badan),sudah dapat
mengakibatkan efek kematian.berbeda dengan methanol, baru bekerja toksik pada
dosis yang melebihi 10g.Pengobatan parasetamol yang direkomendasikan dalam
satu priode 20 jam adalah 4 g untuk orang dewasa dan 90 mg/kg untuk anak-
anak .Namun pada penggunaan melebihi dari 7g pada orang dewasa dan 150
mg/kg pada anak-anak akan menimbulkan efek toksik.

5
Dengan demikian,risiko keracunan tidak hanya tergantung pada sifat zatnya
sendiri,tapi juga pada kemjngkinan untuk berkontak dengannya dan pada jumlah
yang masuk dan di absorpsi dengan lain kata tergantung dengan cara
kerja,frekuensi kerja dan waktu kerja.Antara kerja (atau mekanisme kerja)sesuatu
obat dan suatu tokson tidak terdapat perbedaan yang prinsipil,ia hanya
relati.Semua kerja dari suatu obat yang tidak mempunyai sangkut paut dengan
indikasi obat yang sebenarnya,dapat dinyatakan sebagai kerja toksik.

2.2Jenis Toksikologi

a. Toksikologi Deskriptif

Melakukan uji toksisitas untuk mendapat informasi yang


digunakan untuk mengevaluasi risiko yang timbul oleh bahan kimia
terhadap manusia dan lingkungan.

b. Toksikologi Mekanistik

Menentukan bagaimana zat kimia menimbulkan efek yang


merugikan pada organisme hidup.

c. Toksikologi Regulatif

Menentukan apakah suatu obat mempunyai resiko yang rendah


untuk dipakai sebagai tujuan terapi.

d. Toksokologi Forensik

Mempelajari aspek hukum kedokteran akibat penggunaan bahan


kimia berbahaya dan membantu menegakkan diagnose pada
pemeriksaan postmortem.

6
e. Toksikologi Klinik

Mempelajari gangguan yang di sebabkan substansi toksik,merawat


penderita yang keracunan dan menemukan cara baru dalam
penanggulangannya.

f. Toksikologi Kerja

Mempelajari bahan kimia pada tempat kerja yang membahayakan


pekerja dalam proses pembuatan,transportasi,penyimpanan maupun
penggunaannya .

g. Toksikologi Lingkungan

Mempelajari dampak zat kimia yang berpotensi merugikan sebagai


polutan lingkungan.

h. Ekotoksikologi

Mempelajari efek toksik zat kimia terhadap populasi masyarakat.

i. Toksik Eksperimental

Pemakaian obat secara kronik (anti hipertensi,obat


TBC,kontrasepsi),harus di sertai data karsinogenik dan teratogenik dari
obat tersebut pemakaian obat dalam waktu pendek (obat cacing),harus
memenuhi sarat toksisitas akut.

2.3Model Masuk dan Daya Keracunan pada Toksikologi

Racun adalah zat yang ketika tertelan,terhisap,diabsorpsi,menempel pada


kulit,atau dihasilkan di dalam tubuh dalam jumlah yang relative kecil dapat

7
mengakibatkan cedera dari tubuh dapat mengakibatkan cedera dari tubuh dengan
adanya reaksi kimia.Artilain dari racun adalah suatu bahan dimana ketika diserap
oleh tubuh organisme makhluk hidup akan menyebabkan kematian atau
perlukan.Racun dapat di serap melalui pencernaan,hisapan, intravena,kulit,atau
melalui rute lainnya.Reaksi dari racun dapat seketika itu juga,cepat,lambat,atau
secara kumulatif.Keracunan dapat di artikan sebagai setiap keadaan yang
menunjukkan kelainan multisystem dengan keadaan yang tidak jelas.Keracunan
melalui inhalasi (pengobatan dengan cara memberikan obat dalam bentuk uap
kepada si sakit langsung melalui alat pernapasannya (hidung ke paru-paru) dan
menelan materi toksik,baik kecelakaan dan arena kesengajaan merupakan kondisi
bahaya kesehatan.

Jenis jenis keracunan dapat di bagi berdasarkan:

1. Cara terjadinya

a. Self poisoning

Pada keadaan ini pasien memakan obat dengan dosis yang


berlebih tetapi dengan pengetahuaan bahwa dosisi ini tak
membahayakan. Pasien tidak bermaksud bunuh diri tetapi
hanya untuk mencari perhatiaan saja.

b. Attempted Suicide

Pada keadaan ini pasien bermaksud untuk bunuh diri, bisa


berakhir dengan kematiaan atau pasien dapat sembuh bila salah
Tafsir dengan dosis yang dipakai.

c. Accidental Poisoning

8
Keracunan yang merupakan kecelakaan , tanpa adanya
faktor kesengajaan.

d. Homicidal Paisoning

Keracunan akibat tindakan criminal yaitu seseorang dengan


sengaja meracuni orang lain.

2. Mulai waktu terjadi

a. Keracunan kronik

Keracunan yang gejalanya timbul perlahan dan lama setelah


pajanan. Gejala dapat timbul secara akut setelah pemajanan
berkali-kali dalam dosis relative kecil ciri khususnya adalah zat
penyebab diekskresikan 24 jam lebih lama dan waktu paruh lebih
panjang sehingga terjadi akumulasi. Keracunan ini diakibatkan
oleh keracunan bahan-bahan kimia dalam dosis kecil tetapi terus
menerus dan efeknya baru dapat di rasakan dalam jangka panjang
(minggu,bulan,tahun).Misalnya,mengirup uap benzene dan
senyawa hidrokarbon terkklorinasi (spt.kloroform,karbon
tetraklorida dalam kadar rendah tetapi terus mnerus akan
menimbulkan penyakit hati (lever) setelah bebrapa tahun.Uap
timbul akan menimbulkan kerusakan dalam darah.

b. Keracunan akut

Biasannya terjadi mendadak setelah memakan sesuatu,sering


mengenai banyak orang (pada keracunan dapat mengenai seluruh
keluarga atau penduduk sekampung) gejalanya seperti sindrom
penyakit muntah,diare,konvulsi dan koma.Keracunan ini juga
karena pengaruh sejumlah dosis tertentu yang akibatnya dapat

9
dilihat atau dirasakan dalam waktu pendek.Contoh,fenol
menyebebkan diare dan gas Co dapat menyebabkan hilang
kesadaran atau kematian dalam waktu singkat.

2.4Sasaran Organ yang terserang

Untuk mengarahkan efek toksik,agen harus dapat mencapai


jaringan rentan,organ,sel,atau kompartemen seluler sub atau struktur
dalam konsentrasi yang cukup pada waktu yang memadai
pula.Artinya,suatu paparan atau dfosis yang tepat di perlukan.Dosis kecil
alcohol tidak akan ada pengaruhnya,tetapi dosis besar selama waktu yang
lama dapat memepengaruhi organ rentan seperti hati yang akhirnya akan
meneyababkan sirosis.Dosis optimal dari parasetamol akan
menghilangkan rasa sakit,tetapi dosis yang melebihi jumlah ini dapat
menyebabkan kerusakan hati.Disisi lain,jumlah yang jauh rendah dari pada
dosis yang optimal tidak akana memberikan berpengaruh sama sekali.

Gangguan toksik (keracunan) dari bahan kimia terhadap tubuh


berbeda-beda.Misalnya CCL4 dan benzene dapat menimbulkan kerusakan
pada hati : metal isosianat dapat menyebabkan kebutaan dan kemaian:
senyawa merkuri dapat menimbulkan kelainan genetic atau keturunan :
dan banyak senyawa organic yang mengandung cincin benzene,senyawa
nikel dan krom dapat bersifat karsinogenik atau penyebab kanker.

Gangguan-gangguan tersebut diatas sangat tergantung pada kondisi


kesehatan orang yang terpaparnya.Kondisis badan yang sehat dan
makanan yang bergizi akan mudah mengganti kerusakan sel-sel akibat
keracunan.Sebaiknya kondisi badan yang kurang gizi akan sangat rawan
terhadap keracunan.

10
Neuron dan otot jantung sangat bergantung pada adenosis trifosfat
(ATP),yang dihasilkan oleh oksidasi mitokondria : kapasitasnya dalam
metabolisme anaerobik juga kecil,dan ion bergerak dengan cepat melalui
membrane sel.maka jaringan itu sangat peka terhadap kekurangan oksigen
yang timbul karena gangguan sistem pembuluh dara atau hemoglobin
(misalnya,keracunan Co) sel-sel yang membelah cepat seperti sel-sel di
sumsum tulang dan mukosa usus,sangat peka terhadap racun yang
mempengaruhi pembuluh sel.

Selain itu,saluran nafas dan kulit merupakan organ sasaran bagi


toksikan yang berasal dari industri dan lingkungan karena disinilah terjadi
penyerapan.Berdasarkan satuan berat,volume darah di hati dan ginjal
paling tinggi.akibatnya mereka paling banyak terpajan toksikan.lagi pula,
fungsi metabolisme dan ekskresi pada kedua organ ini lebih
besar,sehingga keduanya lebih peka terhadap toksikan.

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Toksikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang racun. Pengertian lain


yang semua substansi yang digunakan dibuat, atau hasil dari suatu formulasi
dan produk sampingan yang masuk kelingkungan dan punya kemampuan
untuk menimbulkan pengaruh negative bagi manusia. Toksikologi merupakan
studi efek-efek yang tidak diinginkan dari zat-zat kimia terhadap organisme
hidup. Toksikologi juga membahas tentang penilaian secara kuantitatif
tentang organ-organ tubuh yang sering terpajang serta efek yang
ditimbulkannya .

3.2 Saran

Saran saya adalah, diharapkan setiap orang yang bekerja pada bidang
industri agar berhati-hati terhadap bahan kimia yang dapat membuat
keracunan. Sehingga dapat diaplikasikan secara optimal dalam kehidupan
sehari-hari. Serta angka keracunan akibat dari bahan kimia dapat diatasi.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://id.Scribd.com/document/332416407/Makalah-Toksikologi-Industri

https://slideplayer.info

https://healthsafetyprotection.com

https://husnirafikha.blogspot.com

13

Anda mungkin juga menyukai