“Filosofi Toksikologi”
Disusun Oleh :
Kelas : 3 Farmasi 1
Dosen Pengampu : Apt. Helmice Afriyeni, M. Farm
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ...........................................................................................i
Bab I PENDAHULUAN .............................................................................4
1.1 Latar Belakang........................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................4
1.3 Tujuan .....................................................................................................5
Bab II PEMBAHASAN ..............................................................................6
2.1 Definisi Toksikologi ...............................................................................6
2.2 Ruang Lingkup Toksikologi ...................................................................6
1. Toksikologi Pekerjaan ........................................................................6
2. Toksikologi Lingkungan ....................................................................8
3. Toksikologi Forensic ..........................................................................8
4. Toksikologi Ekonomi .........................................................................8
2.3 Cara Masuk dan Nasib Toksikan dalam Tubuh ......................................9
1. Cara Farmakokinetik ...........................................................................9
2. Cara Farmakodinamik .........................................................................9
2.4 Pengaruh Paparan Bahan Toksik dalam Tubuh ......................................10
2.5 Mekanisme Kerja Zat Toksik ..................................................................10
2.6 Fase Kerja Toksikan ................................................................................11
1. Fase Eksposisi .....................................................................................11
2. Fase Toksikokinetika ..........................................................................11
3. Fase Toksikodinamika ........................................................................13
Bab III Penutup ..........................................................................................15
3.1 Kesimpulan .............................................................................................15
3.2 Saran .......................................................................................................15
Daftar Pustaka ............................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Toksikologi adalah ilmu yang menetapkan batas aman dari bahan kimia.Selain itu
toksikologi juga mempelajari jelas/kerusakan/ cedera padaorganisme (hewan, tumbuhan,
manusia) yang di akibatkan oleh suatu materisubstansi/energi, mempelajari racun, tidak saja
efeknya, tetapi juga mekanismeterjadinya efek tersebut pada organisme dan mempelajari
kerja kimia yangmerugikan terhadap organisme. Banyak sekali peran toksikologi
dalamkehidupan sehari-hari tetapi bila dikaitkan dengan lingkungan dikenal
istilahtoksikologi lingkungan dan ekotoksikologi. (Casarett and Doulls, 1995).
Dua kata toksikologi lingkungan dengan ekotoksikologi yang hampirsama maknanya
ini sering sekali menjadi perdebatan. Toksikologi lingkungan adalah ilmu yang mempelajari
racun kimia dan fisik yang dihasilkan dari suatukegiatan dan menimbulkan pencemaran
lingkungan dan Ekotoksikologi adalahilmu yang mempelajari racun kimia dan fisik pada
mahluk hidup, khususnya populasi dan komunitas termasuk ekosistem, termasuk jalan
masuknya agendan interaksi dengan lingkungan .Dengan demikian ekotoksikologi
merupakan bagian dari toksikologi lingkungan. (Cassaret, 2000).
Kebutuhan akan toksikologi lingkungan meningkat ditinjau dari : Proses Modernisasi
yang akan menaikan konsumsi sehingga produksi juga harusmeningkat, dengan demikian
industrialisasi dan penggunaan energi akanmeningkat yang tentunya akan meningkatkan
resiko toksikologis. Proses industrialisasi akan memanfaatkan bahan baku kimia, fisika,
biologi yang akanmenghasilkan buangan dalam bentuk gas, cair, dan padat yang
meningkat.Buangan ini tentunya akan menimbulkan perubahan kualitas lingkungan
yangmengakibatkan resiko pencemaran, sehingga resiko toksikologi juga akan meningkat
(Butler, 1978)
1.2 Rumusan Masalah?
1) Apa itu toksikologi?
2) Bagaimana ruang lingkup toksikologi?
3) Bagaimana cara masuk dan nasib toksikan dalam tubuh?
4) Bagaimana pengaruh paparan bahan toksik dalam tubuh?
5) Bagaimana mekanisme kerja zat toksik?
6) Bagaimana fase kerja toksikan ?
1.3 Tujuan
1) Mengetahui definisi toksikologi.
2) Mengetahui ruang lingkup toksikologi.
3) Mengetahui bagaimana cara masuk dan nasib toksikan dalam tubuh.
4) Mengetahui pengaruh paparan bahan toksik dalam tubuh.
5) Mengetahui mekanisme kerja zat toksik.
6) Mengetahui fase kerja toksikan.
BAB II
PEMBAHASAN
3. Toksikologi Forensik
Toksikologi forensik sendiri berkaitan dengan penerapan ilmu toksikologi pada
berbagai kasus dan permasalahan kriminalitas dimana obat-obatan dan bahan-bahan
kimia yang dapat menimbulkan konsekuensi medikolegal serta untuk menjadi bukti
dalam pengadilan. Metode-metode yag dpat digunkaan dalam toksikolgi forensik ini
terus berkembang di berbagai belahan dunia. Penemuan-penemuan baru mengenai
obat-obatan klinis dan cara uji laboratoris sangat membantu dalam penggunaan metode
tertentu, alat-alat yang diperlukan, serta interpretasi hasil dari pengujian sampel
Menurut Society of Forensic Toxicologist, Inc. (SOFT), bidang erja toksikologi
forensik meliputi: 1) analisis dan evaluasi racun penyebab kematian, 2) analisis
ada/tidaknya kandungan alkohol, obat terlarang di dalam cairan tubuh atau nafas yang
dapat mengakibatkan perubahan perilaku (menurunnya kemampuan mengendarai
kendaraan bermotor dijalan raya, tindak kekerasan dan kejahatan serta penggunaan
dopping), 3) analisis obat terlarang di darah dan urin pada kasus penyalahgunaan
narkotika, psikotropika dan obat terlarang lainnya. Tujuan lain dari analisis toksikologi
forensik adalah dapat membuat suatu rekaan rekonstruksi suatu peristiwa yang telah
terjadi, sampai mana obat tersebut telah dapat mengakibatkan suatu perubahan perilaku
4. Toksikologi Ekonomi
Merupakan cabang toksikologi yang menguraikan pengaruh berbahaya zat
kimia, yang dengan sengaja dipejankan pada jaringan biologi dengan maksud untuk
mencapai pengaruh atau efek khas, seperti: obat, zat tambahan makanan dan pestisida.
Suatu zat dikatakan racun bila zat tersebut menyebabkan efek yang merugikan pada
penggunanya. Namun dalam kehidupan sehari-hari, yang dikatakan racun adalah zat
dengan risiko kerusakan yang relatif besar, dalam hal ini perlu diperhatikan bahwa sola
dosis facit venenum (Paracelsus) diartikan sebagai kehadiran suatu zat yang berpotensi
toksik di dalam organisme belum tentu menghasilkan keracunan.
Hampir pada setiap manusia dapat dinyatakan jumlah tertentu dari timbel, air
raksa, dan Dichloro-diphenyl-trichloroethane (DDT). Namun demikian, zat ini tidak
menimbulkan gejala keracunan selama jumlah yang diabsorpsi berada di bawah
konsentrasi yang toksik. Sebaliknya, bila zat tersebut diabsorpsi dalam jumlah yang
besar, maka zat ini dapat menimbulkan gejala keracunan. Berdasarkan uraian di atas
dapat disimpulkan bahwa pembuktian racun pada konsentrasi yang subtoksik
mempunyai arti penting karena dengan mengetahui adanya bahaya pada saat yang tepat,
maka dapat dihindari eksposisi yang lebih lanjut sehingga kerusakan dapat dihindari.
2. Secara Farmakodinamik
Sebelum suatu obat dapat digunakan untuk indikasi tertentu, harus diketahui
dahulu efek apa yang terjadi terhadap semua organ dalam tubuh yang sehat. Skrining
efek farmakodinamik ini sangat diperlukan. Jarang terdapat suatu obat yang hanya
memiliki satu jenis efek: hampir semua obat mempunyai efek tambahan dan mampu
mempengaruhi fungsi berbagai macam alat dan faal tubuh. Efek yang menonjol,
biasanya merupakan pegangan dalam menentukan penggunaannya, sedangkan
perubahan lain merupakan efek samping yang bahkan dapat bersifat toksik. Seringkali
sifat toksik suatu obat merupakan lanjutan dari efek farmakodinamik atau efek
terapinya.
2. Fase Toksikokinetika
Terdapat dua proses yang berperanan penting pada fase toksikokinetika atau
farmakokinetika:
a. Invasi/transpor ( absorpsi, distribusi, dan ekskresi) dan evasi (biotransformasi
dan ekskresi) yang sangat menentukan daya kerja zat. Pada fase toksokinetika
akan dapat ditentukan jumlah molekul yang dapat mencapai reseptor. Proses
transpor zat kimia dalam tubuh organisme dapat berlangsung melalui:
Transpor pasif yaitu pengangkutan zat kimia melalui difusi pasif zat
kimia terlarut melintasi membran sel. Laju difusi dipengaruhi oleh
gradien konsentrasi di kedua sisi membran sel dan juga dipengaruhi
oleh tetapan difusi zat.
Transpor aktif yaitu pengangkutan melalui sistem transpor khusus
dengan bantuan molekul pengemban atau molekul pembawa.
b. Perubahan metabolik atau biotransformasi dapat dibedakan menjadi dua fase
reaksi yaitu reaksi fase I (reaksi penguraian) dan reaksi fase II (reaksi
konjugasi). Reaksi penguraian meliputi pemutusan hidrolitik, oksidasi, dan
reduksi. Reaksi penguraian akan menghasilkan atau membentuk zat kimia
dengan gugus polar yaitu gugus —OH,—NH2— NH2 atau —COON. Pada
reaksi konjugasi, zat kimia yang memiliki gugus polar akan dikonjugasi dengan
pasangan reaksi yang terdapat dalam tubuh organisme sehingga berubah
menjadi bentuk terlarut dalam air dan dapat diekskresikan oleh ginjal. Reaksi
konjugasi umumnya bersifat reaksi detoksifikasi.
Berikut fase toksikokinetika :
1. Absorbsi
3. Fase Toksikodinamika
Kerja dari xenobiotik terhadap organ sasaran yang dapat menyebabkan efek
meliputi interaksi kimia antara molekul zat toksikan dan tempat kerja spesifik
(reseptor). Konsentrasi zat aktif pada tempat sasaran menentukan kekuatan efek biologi
yang dihasilkan. Fase toksikodinamika atau farmakodinamika meliputi interaksi antara
molekul zat kimia toksik dengan tempat kerja spesifik yaitu reseptor, yang merupakan
komponen sel atau organisme yang berinteraksi dengan toksin dan yang mengawali
mata rantai peristiwa biokimia menuju terjadinya suatu efek toksik dari toksin yang
diamati. Organ target dan tempat kerja tidak selalu sama, sebagai contoh: suatu zat
kimia toksik yang bekerja pada sel ganglion pada sistem saraf pusat juga dapat
menimbulkan efek kejang pada otot serat lintang. Konsentrasi zat toksik menentukan
kekuatan efek biologi yang ditimbulkan. Semakin tinggi konsentrasi akan
meningkatkan potensi efek dari obat tersebut. Jika konsentrasi suatu obat pada jaringan
tertentu tinggi, maka berarti tempat tersebut berlaku sebagai tempat sasaran
yangsebenarnya, yaitu tempat zat tersebut bekerja. Konsentrasi suatu toksin/ obat pada
tempat kerja ”tempat sasaran” umumnya menentukan kekuatan efek biologi yang
dihasilkan. Toksikodinamika menentukan jumlah reseptor yang berinteraksi dengan
toksikan melalui:
a. Ikatan/binding
b. Interaksi/interaction
c. Induksi efek toksik/induction of toxic effects
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Toksikologi merupakan suatu cabang ilmu yang membahas seputar efek
merugikan berbagai efek samping yang merugikan dari berbagai agen kimiawi
terhadap semua sistem makhluk hidup.
2. Ruang lingkup toksikologi diantaranya adalah toksikologi pekerjaan,
toksikologi lingkungan, toksikologi forensic, dan toksikologi ekonomi.
3. Setelah terpapar xenobiotik (zat kimia asing dalam tubuh), langkah berikutnya
yang menentukan respons dengan bahan kimia adalah absorpsi dalam tubuh,
distribusi pada tubuh, metabolisme, dan ekskresi, sehingga efek toksik akan
muncul.
4. Suatu kerja toksik pada umumnya merupakan hasil dari sederetan proses fisika,
biokimia, dan biologi yang sangat rumit dan kompleks. Proses ini umumnya
dikelompokkan ke dalam tiga fase yaitu: fase eksposisi, fase toksokinetika, dan
fase toksodinamika.
3.2 Saran
Semoga makalah ini dapat menambah wawasan pengetahuan pembaca
mengenai “Filosofi Toksikologi”
DAFTAR PUSTAKA