Anda di halaman 1dari 29

TOKSIKOLOGI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas dari Mata Kuliah Kimia Lingkungan
yang Diampu oleh Dr. Nahadi, M.Pd., M.Si

Disusun oleh :
Gina Sonia Hanifa (1505545)
Radika Florenjani (1504930)
Syifa Nurshabrina (1503647)

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2016
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena atas berkat dan
hikmatnya kami mampu menyelesaikan laporan observasi bimbingan belajar ini. Tidak
lupa juga shalawat serta salam selalu kami limpah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW
beserta keluarga, sahabat, dan seluruh umatnya.

Laporan ini kami buat dengan tujuan menyelesaikan salah satu tugas yang telah
diberikan kepada kami, dan untuk berbagi ilmu pengetahuan mengenai hal yang kami bahas
dalam laporan ini. Tidak lupa juga kami mengucapkan terimakasih terhadap pihak-pihak
yang telah membantu pembuatan makalah ini baik secara langsung maupun tidak langsung.

Kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penyusunan maupun


pemaparan dalam laporan kami karena “tak ada gading yang tak retak”, begitu pula dengan
laporan ini. Maka dari itu, kami mohon segenap saran dan kritikannya guna memperbaiki
dan meningkatkan keterampilan kami dalam membuat laporan untuk kedepannya.

Bandung, Oktober 2016

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................5
A. Pengertian Toksikologi ................................................................................5
B. Sejarah Toksikologi .....................................................................................6
C. Jenis Zat yang Berpotensi sebagai Racun ....................................................7
D. Jenis-jenis Toksikologi ................................................................................7
E. Cara Kerja Racun .......................................................................................10
F. Keadaan Toksik di Lingkungan .................................................................11
BAB III PENUTUP ..............................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................25

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah


Peningkatan pemakaian bahan kimia di zaman modern ini merupakan hal yang
tak dapat dihindari lagi. Proses modernisasi yang akan menaikan konsumsi
sehingga produksi juga harus meningkat, dengan demikian industrialisasi dan
penggunaan energi akan meningkat yang tentunya akan meningkatkan resiko
toksikologis. Proses industrialisasi akan memanfaatkan bahan baku kimia, fisika,
biologi yang akan menghasilkan buangan dalam bentuk gas, cair, dan padat yang
meningkat. Buangan ini tentunya akan menimbulkan perubahan kualitas
lingkungan yang mengakibatkan resiko pencemaran, sehingga resiko toksikologi
juga akan meningkat.
Oleh karena itu, penyakit yang disebabkan oleh bahan kimia pun meningkat
drastis pada masyarakat yang belum memahami dampak dari penggunaan bahan
kimia. Peredaran bahan kimia yang semakin pesat ini, menimbulkan dampak positif
dan dampak negatif, terhadap komponen abiotik maupun komponen
biotik.Pencemaran lingkungan oleh mikroba patogen dan bahan kimia toksik yang
menyebabkan penyakit dan toksisitas pada makhluk hidup termasuk manusia,
dewasa ini menjadi isu yang sangat penting. Pabrik, usaha pemurnian logam dan
semua kegiataan usaha yang menyebabkan pencemaran dan berakibat buruk
terhadap kesehatan penduduk sekitarnya dikategorikan pelaku tindak pidana
kejahatan. Sehingga petugas penegak hukum atau seorang ahli farmasi forensik
dilibatkan dalam penyidikan kasus pencemaran lingkungan ini (Darmono, 2008).
Pencemaran udara yang ditimbulkan oleh asap buangan pabrik dan pencemaran
air permukaan yang disebabkan limbah cair dari pabrik, begitu juga pencemaran air
tanah akan menimbulkan dampak negatif bagi penduduk di sekitarnya. Pencemaran
tersebu akan terbukti dengan analisis limbah pabrik tersebut dan dapat diamati dari
kondisi gejala yang terjadi pada penduduk sekitarnya (Darmono, 2008).
Di negara Indonesia sumber pencemar pada saat ini masih terus diteliti. Dari data
sumber pencemar air di Amerika Serikat tahun 1968 sumber pencemar dari

1
2

transportasi berjumlah 90,5 ton/tahun. Dengan jumlah tersebut dapat diperkirakan


sumber pencemar di Indonesia didominasi dari transportasi (Wardana, 2004).
Toksikologi adalah ilmu yang menetapkan batas aman dari bahan kimia
(Casarett and Doulls, 1995). Toksikologi lingkungan adalah ilmu yang mempelajari
racun kimia dan fisik yang dihasilkan dari suatu kegiatan dan menimbulkan
pencemaran lingkungan (Cassaret, 2000) dan Ekotoksikologi adalah ilmu yang
mempelajari racun kimia dan fisik pada mahluk hidup, khususnya populasi dan
komunitas termasuk ekosistem, termasuk jalan masuknya agen dan interaksi
dengan lingkungan (Butler, 1978). Toksikologi lingkungan dibahas dalam kimia
lingkungan karena berhubungan dengan adanya perubahan lingkungan yang
disebabkan oleh kehadiran zat kimia. Kebutuhan akan toksikologi lingkungan
diperlukan untuk mengetahui macam-macam toksikologi lingkungan, sumber-
sumber dari toksikologi lingkungan dilihat dari sudut pandang substansi kimia, dan
dampak yang ditimbulkan baik bagi manusia, makhluk hidup maupun lingkungan
tersebut.
Toksikologi lingkungan dibahas dalam kimia lingkungan karena berhubungan
dengan adanya perubahan lingkungan yang disebabkan oleh kehadiran zat kimia.
Beberapa bahasan yang dibahas dalam toksikologi lingkungan umumnya yang
berhubungan dengan uji toksisitas, yaitu menggunakan pengujian zat kimia
terhadap makhluk hidup. Toksikologi lingkungan juga membahas tentang cara dan
mekanisme masuknya zat kimia dan daya racunnya yang mempengaruhi makhluk
hidup sehingga dihasilkan data tentang pengaruh fisiologi dan biokimia terhadap
makhluk hidup yang akan dapat dipergunakan sebagai rujukan dan pembenaran
ilmiah terhadap bagian-bagian tubuh makhluk hidup yang dipengaruhi oleh daya
racun suatu zat kimia.
Selain itu toksikologi juga mempelajari jelas/kerusakan/ cedera padaorganisme
(hewan, tumbuhan, manusia) yang diakibatkan oleh suatu materisubstansi/energi,
mempelajari racun, tidak saja efeknya, tetapi juga mekanisme terjadinyaefek
tersebut pada organisme dan mempelajari kerja kimia yang merugikan
terhadaporganisme. Sehingga ilmu ini dapat digunakan dalam berbagai literatur
diantarnya, dalam bidang kedokteran, bidang insdrustri, bidang pertanian, dan
lainnya.
3

Digunakannya tosikologi dalam berbagai bidang ilmu, menunjukan kepentingan


tentang kajian toksiklgi untuk keberlangsungan kehidupan organisme. Seperit saat
ini, maraknya makanan instan, obat-obatan, bahan-bahan pengawet, serta bahan-
bahan kimia lainnya mebuat peran dari toksikologi menjadi lebih kuat. Zat-zat
kimia dapat masuk kedalam tubuh, bahkan yang tidak berguna bagi tubuh jika
mempunyai kelarutan yang tinggi akan masuk kedalam metabolisme tubuh dan
menyebabkan suatu gangguan dalam sistem tersebut dan dapat membahayakan
nyawa oraganisme. Sehingga dengan itu kami membuat makalah ini untuk
memaparkan mengenain toksikologi.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1. Apa pengertian Toksikologi dan toksikologi lingkungan?
2. Bagaimana keberadaan zat toksik di lingkungan?
3. Bagaimana klasifikasi dan tingkatan zat toksik?
4. Bagaimana mekanisme dan pengaruh zat toksik terhadap makhluk hidup?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dalam makalah ini adalah:
1. Mengetahui pengertian toskikologi dan toksikologi lingkungan
2. Mengetahui keberadaan zat toksik di lingkungan
3. Mengetahui klasifikasi dan tingkatan zat
4. Mengetahui mekanisme dan pengaruh zat toksik terhadap makhluk hidup

D. Manfaat
Manfaat penulisan makalah ini adalah :
1. Bagi penulis
a. Melatih dalam mengembangkan teknik membaca dan kepenulisan.
b. Memperluas wawasan dan ilmu pengetahuan.
c. Sebagai bahan acuan dalam penelitian selanjutnya.
2. Bagi pembaca
4

a. Pembaca dapat mengetahui definisi toksikologi beserta sumber-


sumbernya.
b. Pembaca dapat memahami peristiwa pemaparan bahan toksik pada
makhluk hidup.
c. Pembaca dapat memahami efek toksikan bagi makhluk hidup.
BAB II

ISI

A. Pengertian Toksikologi
Toksikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari efek merugikan dari
bahan kimia terhadap organisme hidup. Potensi efek merugikan yang ditimbulkan
oleh bahan kimia di lingkungan sangat beragam dan bervariasi sehingga ahli
toksikologi mempunyai spesialis kerja bidang tertentu.
Efek toksik atau efek yang tidak diinginkan dalam sistem biologis tidak akan
dihasilkan oleh bahan kimia kecuali bahan kimia tersebut atau produk
biotransformasinya mencapai tempat yang sesuai di dalam tubuh pada konsentrasi
dan lama waktu yang cukup untuk menghasilkan manifestasi toksik. Faktor utama
yang mempengaruhi toksisitas yang berhubungan dengan situasi pemaparan
(pemajanan) terhadap bahan kimia tertentu adalah jalur masuk ke dalam tubuh,
jangka waktu dan frekuensi pemaparan.
Pemaparan bahan-bahan kimia terhadap binatang percobaan biasanya dibagi
dalam empat kategori: akut, subakut, subkronik, dan kronik. Untuk manusia
pemaparan akut biasanya terjadi karena suatu kecelakaan atau disengaja, dan
pemaparan kronik dialami oleh para pekerja terutama di lingkungan industri-
industri kimia.
Interaksi bahan kimia dapat terjadi melalui sejumlah mekanisme dan efek dari
dua atau lebih bahan kimia yang diberikan secara bersamaan akan menghasilkan
suatu respons yang mungkin bersifat aditif, sinergis, potensiasi, dan
antagonistik. Karakteristik pemaparan membentuk spektrum efek secara bersamaan
membentuk hubungan korelasi yang dikenal dengan hubungan dosis-respons.
Di dalam lingkungan dikenal zat xenobiotik yaitu zat yang asing bagi tubuh,
dapat diperoleh dari luar tubuh (eksogen) maupun dari dalam tubuh
(endogen). Xenobiotik yang dari luar tubuh dapat dihasilkan dari suatu kegiatan
atau aktivitas manusia dan masuk ke dalam lingkungan. Bila organisme terpajan

5
6

oleh zat xenobiotik maka zat ini akan masuk ke dalam organisme dan dapat
menimbulkan efek biologis.
Toksin atau racun diartikan sebagai zat yang masuk kedalam tubuh dalam dosis
cukup, bereaksi secara kimiawi dapat menimbulkan kematian/kerusakan berat pada
orang sehat. (Goodman & Gilaman,1956) Keracunan adalah perubahan morfologi,
fisiologi, pertumbuhan dan perkembangan tubuh, ataupun pengurangan usia hidup
suatu organisme dan mengakibatkan kerusakan kapasitas fungsi atau gangguan
kemampuan bertahan terhadap racun ataupunmeningkatkan kerentangan organisme
terhadap zat berasun berasalkan lingkungan (Duffus, dl Ruchiawat, 1996).
Toksisitas adalah kemampuan racun untuk menimbulkan kerusakan apabila masuk
ke dalam tubuh dan lokasi organ yang rentan terhadapnya.

B. Sejarah Toksikologi

Pengetahuan tentang racun sesungguhnya sudah ada sejak zaman dahulu tetapi
belum tersusun secara sistematis menjadi suatu ilmu. Baru pada awal abad ke – 16
seorang ahli racun terkenal yang hidup pada tahun 1493 – 1541, Phillipus Aureolus
Theophrastus Bombastus von Hohenheim Paracelcus (PATBH Paracelcus)
memperkenalkan istilah toxicon (toxic agent) untuk zat (substansi) yang dalam
jumlah kecil dapat mengganggu fungsi tubuh. Ia adalah orang pertama
yang meletakkan dasar ilmu dalam mempelajari racun dan mengenalkan dalil
sebagai berikut :
1. Percobaan pada hewan merupakan cara yang paling baik dalam mempelajari
respon tubuh terhadap racun.
2. Efek suatu zat (kimia atau fisik) pada tubuh dapat merupakan efek terapi
(bermanfaat) dan efek toksik (merugikan).
Selanjutnya, toksikologi modern diperkaya oleh Mattieu Joseph Orfilla (1787 –
1853). Ia merupakan orang pertama yang melakukan penelitian secara sistematis
tentang respon biologik anjing pada zat kimia tertentu. Ia memperkenalkan
toksikologi sebagai ilmu yang memepelajari racun, ia mengembangkan analisis
terhadap racun misalnya As (Arsen) dan meletakkan dasar toksikologi forensik.
Toksikologi juga dikembangkan oleh ahli lain seperti Francois Magendie (1783 –
1855) yang meneliti efek striknin dan emetin.
7

C. Jenis Zat Yang Berpotensi Sebagai Racun


1. Rumah tangga : disinfektan, insektisida
2. Pertanian : peptisida
3. Medis : narkotika,obat keras, dan obat lain
4. Industri : logam berat, asam dan basa kuat
5. Alam bebas : ganja, binatang berbahaya

D. Jenis-Jenis Toksikologi
1. Toksikologi Deskriptif
Melakukan uji toksisitas untuk mendapatkan informasi yang digunakam
umtuk mengevaluasi resiko yang timbul oleh bahan kimia terhadap manusia
dan lingkkungan
2. Toksikologi Mekanistik
Menentukan bagaimana zat kimia menimbulkan efek yang merugikan pada
organisme hidup
3. Toksikolgi Regulatif
Menentukan apakah suatu obat mempunyai resiko yang rendah untuk
dipakai sebagai tujuan terapi
4. Toksikolgi forensik
Mempelajari aspek huku kedokteran akibat penggunaan bahan kimia
berbahaya dan membantu menegakkan diagnosa pada pemeriksan
postmortem
5. Toksikologi klinik
Mempelajari gangguan yang disebabkan substansi toksik, merawat
penderita keracunan dan menemukan cara baru dalam penanggulangannya
6. Toksikologi kerja
Mempelajari bahan kimia pada tempat kerja yang membahayakan pekerja
7. Toksikologi lingkungan
Mempelajari dampak zat kimia yang berpotensi merugikan sebagai polutan
lingkungan
8. Ekotoksiologi
8

Mempelajari efek toksik zat kimia terhadap populasi masyarakat


9. Toksikologi obat
Bidang toksikologi ini mencakup :
- Kerja samping obat (yang tidak diinginkan), kombinasi obat dan
pemakaian sesuai dengan aturan pakainya
- Keracunan akut dengan obat pada dosis berlebih dan juga
- Pengujian obat yang potensial terhadap toksisitas dan toleransi
terhadapnya pada fase praklinik
10. Toksikologi zat yang menimbulkan ketergantungan
Korelasi yang telah terbukti antara merokok dan kanker paru-paru, serta
gangguan jantung-peredaran darah dan korelasi antara kebobrokan sosial
dan penyalahgunaan berbagai zat psikoaktif, seperti misalnya LSD, heroina,
marihuana dan alkohol. Sehingga dengan bertambahnya jumlah orang yang
mengalami ketergantungan, kerja yang merusak dari zat demikian
mempunyai relevansi sosial politik yang luar biasa.
11. Toksikologi bahan makanan
Toksikologi bahan makanan memeriksa bahan makanan terhadap
kemungkinan adanya zat tambahan yang merugikan, umpamanya zat
pengawet, zat warna, residu antibiotika, bahan penjernih atau bahan
pelindung tanaman. Penggunaan zat tambahan demikian itu diperlukan
karena bahan makanan sebagian harus diangkut melintasi jarak yang jauh
dan harus disimpan dalam jangka waktu yang lebih lama. Pertumbuhan
penduduk yang besar juga merupakan salah satu penyebab..
12. Toksikologi pestisida
Pemenuhan kebutuhan akan bahan makanan dalam jumlah besar tidak
mungkin tanpa penambahan pestisida, yaitu pembasmi tanaman
pengganggu, fungisida, rodentisida dan insektisida. Juga pupuk buatan
harus di sebut dalam kaitan ini. Penggunaan pestisida mengandung bahaya
yang bukan tidak penting. Keracunan akut pada pertanian juga harus
diperhitungkan seperti halnya masalah bahwa pemakai, memasukkan setiap
hari ke dalam tubuhnya dengan makanan yang mengandung jumlah kecil
pestisida, yang sebagiannya hampir tidak dapat di eleminasi. Meskipun
9

lazimnya hal ini hanya menyangkut jumlah kecil, resiko jangka waktu
panjang tidak dapat diabaikan.
13. Toksikologi industri
Cabang toksikologi ini menyangkut semua jenis keracunan dalam industri.
Karena industri kimia yang modern meliputi unit produksi yang besar, maka
usaha medis untuk mencegah keracunan dalam industri semakin maju.
Dalam industri yang lebih besar selalu ada bagian poliklinik yang
bertanggung jawab untuk pengawasan kesehatan dalam perusahaan. Di
perusahaan yang lebih kecil, tindakan proteksi biasanya kurang luas. Karena
itu ahli toksikologi industri harus menggariskan prosedur tindakan
perlindungan dan pencegahan serta batas toleransi untuk tiap zat beracun
harus ditetapkan.
14. Toksikologi lingkungan
Pencemaran lingkungan dapat menyebabkan lesi toksik pada manusia.
Satu aspek khusus dari pencemaran kimia lingkungan adalah sering
menggunakan sejumlah besar zat kimia untuk pemakaian pribadi.
Penyalahgunaan obat yang sering dengan atau tanpa resep dokter,
penggunaan bahan kimia untuk rumah tangga dalam bentuk aerosol yang
terus meningkat seperti deodoran atau pewangi udara. Bagian ini kurang
diperhatikan dalam pencemaran lingkungan.
Hasil industrialisasi yang intensif dan pemusatan penduduk di kota besar
mengakibatkan penimbunan limbah dalam jumlah besar. Hal ini mencakup
gas buangan kendaraan bermotor, asap dan gas dari cerobong asap, tinja,
detergen dan bahan kimia rumah tangga dalam jumlah besar dalam air
limbah serta sejumlah besar sampah dari bahan kemasan yang tidak dapat
dipakai ulang. Namun penolakan perkembangan industri secara emosional
oleh mayoritas penduduk, hanya dapat menuju kepada ancaman baru
dengan kesulitan yang baru. Perlindungan lingkungan tentu mutlak perlu,
namun tindakan yang menentang aktivitas industri merugikan kesejahteraan
dan kesehatan umat manusia. Perlindungan lingkungan tidak boleh
merupakan suatu perjuangan emosional yang konfrontatif, tetapi diusahakan
10

agar para ilmuwan yang bermotivasi dan berkualifikasi mengambil alih


masalah ini.
15. Toksikologi aksidental (tidak sengaja)
Bagian toksikologi ini melibatkan diri dengan kecelakaan yang terjadi
karena zat beracun dan dengan penyalahgunaan zat beracun serta
penggunaannya untuk tujuan kriminal. Contohnya jika bahan kimia untuk
rumah tangga dan obat disimpan ditempat yang mudah dicapai oleh anak-
anak dan kemudian terjadi keracunan. Keracunan kriminal tidak lagi sering
dijumpai seperti dulu kala, karena metode pembuktiannya telah semakin
maju maka resiko pengungkapannya sangat mudah.
16. Toksikologi perang
Toksikologi perang menyangkut pertempuran dengan menggunakan
senjata nuklir, biologi dan kimia dimana digunakan untuk menyingkirkan
musuh baik secara fisik maupun psikis. Mula-mula zat untuk perang
digunakan untuk kebutuhan sipil seperti yang diperlihatkan oleh
penggunaan bom atom di hirosima dan nagasaki. Penggunaan racun
tanaman secara militer juga termasuk ke dalam toksikologi perang.

E. Cara Kerja Racun


1. Letak : bersifat korosif
Bekerja secara lokal dengan gejala-gejala dari nyeri hebat pada daerah yang
terkena racun
2. Sistemik : mempunyai affinitas pada salah satu sistem tubuh
a. Sistem saraf pusat : Narkotika, alkohol, opium&morvin
b. Jantung : oksalat, digitalis
c. Sistem pernafasan : CO dan sianida
d. Ginjal : merkuri
11

F. Keadaan Toksik di Lingkungan


1. Zat-zat toksik di udara
Senyawa toksik diudara atau polusi udara adalah bertambahnya zat-zat
berbahaya kedalam atmosfer yang menyebabkan terjadinya kerusakan
lingkungan, gangguan kesehatan manusia, dan penurunan kualitas hidup.
Definisi pencemaran udara menurut Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 1986
adalah masuk atau dimasukannya mahluk hidup, zat, energi dan atau
komponen lain ke udara dan atau berubahnya tatanan udara oleh kegiatan
manusia atau oleh proses alam, sehingga kualitas udara turun sampai ke tingkat
tertentu yang menyebabkan udara menjadi kurang atau tidak berfungsi lagi
sesuai dengan peruntukannya. (Achmad, 2004:120)
a. Polutan udara diklasifikasikan menjadi 2, yaitu :
 Polutan udara primer
Polutan udara primer adalah suatu bahan kimia yang ditambahkan
langsung keudara yang menyebabkan konsentrasinya meningkat atau
membahayakan. Polutan primer ini langsung dipancarkan ke atmosfer
dari sumber baik secara alami misalnya debu dan gas yang
dikeluarkan oleh reaksi vulkanik, atau karena perbuatan manusia
misalnya gas karbon dioksida yang dikeluarkan oleh kendaraan.
 Polutan udara sekunder
Polutan udara sekunder adalah senyawa kimia berbahaya yang
terbentuk di atmosfer melalui reaksi kimia diantara komponen
diudara. Polutan sekunder tidak dipancarkan langsung ke atmosfer
tetapi dibuat di udara dengan menggunakan polutan lainnya. Salah
satu polutan sekunder adalah ozon. Polutan sekunder dapat
menyababkan masalah seperti asap fotokimia.

Udara yang belum terpengaruh oleh kegiatan manusia mengandung


sejumlah kecil partikulat, gas-gas organic ( misalnya NH4 ), dan gas-gas
anorganik ( misalnya NO2, SO2) yang biasa dianggap sebagai polutan. Polutan
ini selalu dapat ditemukan diudara, karena berasal dari proses
alam.(Prodjosantoso, 2011: 14)
12

Akhir-akhir ini dengan makin meningkatnya pencemaran udara terutama di


kota-kota besar seperti Jakarta, sering dilakukan uji emisi untuk kendaraan
bermotor. Pemeriksaan langsung dilakukan kepada udara yang dikeluarkan
knalpot mobil. Untuk melihat apakah emisi yang dikeluarkan oleh sebuah
mobil sudah memenuhi ketentuan maka hasil pemeriksaan dibandingkan
dengan baku mutu udara emisi untuk sumber yang tidak bergerak yang
dikeluarkan pemerintah. (Achmad, 2004: 121)
b. Tipe polutan udara:
 Karbon oksida : CO dan CO2
 Sulfur oksida : SO2 dan SO3
 Nitrogen oksida : N2O, NO, dan NO2
 Hidrokarbon : Metana, butena, dan benzene
 Oksida fotokimia : Ozon, PAN, kelompok perosycylnitrates dan
berbagai senyawa aldehid
 Partikulat titik-titik partikel cair atau padat tersuspensi, asap, debu,
asbeston, partikel logam (Pb, Cd, dan Be), minyak garam-garam sulfat
 Senyawa organic lainnya : asbeston, HF, H2S, H2SO4, HNO3
 Senyawa organic : pestisida, herbisida, alcohol, dll
 Substansi radioaktif

c. Zat- zat toksik yang mencemari udara:


 Gas Pencemar Anorganik
Bahan pencemar anorganik yang masuk ke atmosfer dalam bentuk
gas yang merupakan hasil dari aktivitas manusia. Diantaranya adalah
gas-gas CO, SO2, NO, dan NO2. Jumlah gas-gas ini relative kecil jika
dibandingkan dengan gas CO2 diatmosfer. Gas pencemar anorganik
lainnya adalah NH3, N2O, N2O5, H2S, Cl2, HCl, dan HF.
 Karbon Monoksida
Pembakaran yang tidak sempurna dari bahan bakar yang
mengandung karbon akan menghasilkan Karbon Monoksida. Karbon
Monoksida dapat juga dihasilkan dari pembakaran pada tekanan dan
suhu tinggi yang terjadi pada mesin, atau dari reaksi oksidasi gas
13

metana oleh radikal hidroksil dan dari perombakan/ pembusukan


tanaman meskipun tidak sebesar yang dihasilkan pembakaran
bensin.CO adalah gas yang tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak
berasa. Gas karbon monoksida ditemukan dalam jumlah yang besar
pada buangan gas kendaraan bermotor dan proses industri. karena
sifatnya yang tidak berbau, gas karbon monoksida dapat mudah terhirup
secara tidak sadar bersamaan dengan gas lain.
Afinitas hemoglobin untuk mengikat karbon monoksida kira-kira
200 kali lebih besar dibandingkan dengan afinitas hemoglobin untuk
mengikat oksigen. Oleh karena itu, apabila didalam ruang terdapat
karbon monoksida dan oksigen, hemoglobin lebih suka mengikat
karbon monoksida daripada mengikat oksigen. Hal ini jelas akan
menganggu pengangkutan oksigen dari paru ke jaringan. Akibatnya,
jaringan tubuh akan mati karena tidak mendapat oksigen untuk
melakukan proses bio-oksidasi. Gas karbon monoksida adalah gas
racun sejati dengan nilai ambang batas 100 ppm secara kimiawi, gas ini
meracuni darah atau sistem pernafasan dan saraf. Udara pernapasan
dengan kadar karbon monoksida 4000 ppm atau 0,4 % dapat
menyebabkan kematian secara cepat. Keracunan karbon monoksida
biasanya akut, yang ditandai dengan kepala pusing, sesak napas, warna
merah yang jelas pada selaput lender, dada merasa tertekan dan apabila
keracunannya hebat, korban tidak sadarkan diri. (Sumardjo,2009: 594)
Karbon monoksida dapat mengikat oksigen dari hemoglobin
menghasilkan karboksi hemoglobin.
O2Hb + CO → COHb + O2
Adanya gas karbon monoksida dalam darah akan memberikan
pengaruh atau gangguan yang berbeda-beda sesuai dengan tingkat
konsentrasinya.

Konsentrasi Persen Pengaruh Terhadap Manusia


CO, ppm Konvensi
O2Hb →
COHb
14

10 2 Gangguan perasa, penglihatan


100 15 Sakit kepala, pusing, capai
250 32 Kehilangan kesadaran
750 60 Setelah beberapa jam mati
1000 66 Cepat mati
Sumber : Crosby, 1998

 Nitrogen Oksida
Ada tiga bentuk oksida nitrogen yang masuk kedalam atmosfer,
yaitu nitrogen monoksida, nitrogen dioksida, dan nitrogen dioksida.
NOx secara kimia di troposfer berkaitan dengan pembentukan ozon
troposfer melewati dua proses yang terpisah. Pada saat konsentrasi NOX
tinggi, ozon troposfer diproduksi secara fotokimia dalam siklus
perubahan NO menjadi NO2 yang difasilitasi oleh adanya radikal
peroksi yang terbentuk selama oksidasi karbon monoksida, metana, dan
VOCs. Pada saat konsentrasi NOx rendah, reaksi akan cenderung
terjadi pada pengurangan jumlah radikal bebas sehingga memperlambat
proses oksidasi yang menghasilkan O3. Saat reaksi fotolisis terjadi,
konsentrasi O3 troposfer akan berkurang (Meszaros, 1981)
Nitrogen oksida merupakan suatu gas yang tidak berwarna dan
tidak berbau, sedangkan nitrogen dioksida berwarna merah-coklat.
Secara alami NOc masuk ke atmosfer melalui halilintar, proses-proses
biologis dan sumber-sumber zat pencemar.
Nitrogen oksida, NO, rata-rata berada selama empat hari dalam
atmosfer yang tidak tercemar. Didaerah perkotaan dengan atmosfer
yang tercemar berat jumlah nitrogen oksida hanya dalam beberapa jam
atau kurang akan menurun. (Achmad, 2004: 128)
Sebagian besar NOx masuk ke atmosfer sebagai NO. Pada suhu yang
sangat tinggi terjadi reaksi :
N2 + O2 → 2 NO
Proses berkurangnya NO disebabkan terjadinya reaksi
2 NO + O2 → 2 NO2
15

Pada akhirnya, NO2 akan hilang dari atmosfer sebagai asam nitrat, atau
sebagai nitrogen organic. Semua zat ini merupakan sumber utana dari
nitrogen fiksasi dalam siklus nitrogen biologi.
Data Konsentrasi NO2 di Bandung tahun 2010

sumber: http://komposisi.sains.lapan.go.id/htm/datano22010.htm

Natrium monoksida bisa berikatan dengan hemoglobin dan


mengurangi efisiensi transport oksigen. Namun, dalam atmosfet
tercemar konsentrasi natrium monoksida lebih rendah dibandingkan
dengan karbon monoksida sehingga pengaruhnya terhadap hemoglobin
jauh lebih kecil.
Gas natrium dioksida sangat berbahaya bagi kesehatan manusia
sesuai dengan tingkat konsentrasi NO2. Untuk beberapa menit sampai
satu jam, dengan konsentrasi 50 sampai 100 ppm menyebabkan
inflamasi jaringan paru-paru periode 6 sampai 8 minggu.
Pemaparan terhadap daun dengan beberapa ppm NO2
menyebabkan bintik-bintik pada tanaman dan merusak tanaman.
Pemaparan dengan 10 ppm NO menyebabkan menurunnya kecepatan
photosintesis yang bersifat reversible. Nitrogen oksida juga diketahui
menyebabkan pudarnya zat-zat warna dan tinta yang digunakan
beberapa tekstil.
 Fluor, Klor, dan senyawa dalam bentuk gas
16

Fluor , hydrogen fluorida, dan senyawa fluoride menguap lainnya


dihasilkan dalam industry alumunium, dan hydrogen fluoride dari
konversi fluoropatit( batu karang fosfat) menjadi asam fosfat, pupuk
super fosfat, dan produk-produk fosfor lainnya.
Hidrogen fluoride adalah gas yang sangat berbahaya yang bersifat
korosif dan bereaksi dengan kaca yang menyebabkan iritasi pada
jaringan tubuh, dan saluran nafas sangat sensitive terhadap gas tersebut.
Tanaman-tanaman umumnya rentan terhadap egek fari gas-gas
fluoride. Gas ini masuk kedalam jaringan tanaman melalui stomata.
Florida merupakan racun yang bersifat akumulatif dalam beberapa
tanaman, pemaparan terhadap tanaman yang sensitive pada periode
cukup lama meskipun dalam konsentrasi yang rendah dari florida dapat
menyebabkna kerusakan.
 Gas Klor dan Hidrogen Klorida
Gas klor sangat berbahaya bagi daerah setempat. Gas klor banyak
digunakan dalam industry kimia, industry plastic, dan dalam
pengolahan air limbah. Klorin merupakan gas yang sangan toksik dan
menyebabkan iritasi membrane mocus, disamping sangat reaktid dan
merupakan oksidator sangat kuat.
 Belerang dioksida
Gas SO2 langsung dapat meracuni makhluk disekitaranya.
Belerang dioksida yang ada di atmosfer menyebabkan iritasi saluran
pernafasan dan kenaikan sekresi mucus. Orang yang mempunyai
pernafasan lemah sangan peka terhadap kandungan SO2 yang tinggi di
atmosfer. Dengan konsentrasi 500 ppm, SO2 dapat menyebabkan
kematian pada manusia.
Gas SO2 juga berbahaya bagi tanaman karena adanya gas ini pada
konsentrasi yang tinggi dapat membunuh jaringan pada daun sehinggan
pinggiran daundan daerah diantara tulang-tulang daun akan rusak.
Selain kerusakanpada tanaman, bangunan yang bahan-bahannya seperti
batu kapur akan dirusak oleh SO2 dari udara yang akan berdampak pada
penampilan gedung, integritas struktur, dan umur dari gedung tersebut.
17

d. Efek yang ditimbulkan dari pencemaran udara


1) Efek akut
 Serangan asthmatic
 Saluran pernafasan hiperreaktif
 Infeksi saluran pernafasan
 Perubahan fungsi para yang reversible
2) Efek kronis
 Kanker paru-paru
 Penyakit paru obstruktif kronis
 Bronkitis kronis

2. Zat-zat toksik di air


Air merupakan kebutuhan utama makhluk hidup, tidak hanya bagi
manusia, hewan dan tumbuhan tetapi juga mikroorganisme. Beberapa tipe
mikroorganisme tertentu, dapat tumbuh dengan baik di dalam air, sehingga
dapat mengganggu peruntukan air tersebut. Air yang baik untuk diminum
biasanya mengandung berbagai kontaminan seperti elektrolit, substansi
organik, mikroorga-nisme, partikel gas terlarut misalnya karbon dioksida,
oksigen. Air minum sering mengandung klorin. Zat ini dapat dihilangkan
dengan distilasi atau dengan berbagai proses purifikasi lainnya. EPA telah
menetapkan batas-batas untuk lebih dari 80 kontaminan yang mungkin
terjadi dalam air minum dan menimbulkan risiko bagi kesehatan manusia.
EPA menetapkan batas-batas untuk melindungi kesehatan manusia,
termasuk kelompok rentan seperti anak-anak. Kontaminan jatuh ke dalam dua
kelompok sesuai dengan efek kesehatan yang disebabkan oleh: langsung dan
tahun. Efek langsung terjadi beberapa jam atau pada saat seseorang mengkonsumsi
kontaminan. Orang dapat memiliki efek kesehatan akut dari hampir semua
kontaminan jika mereka terkena tingkat yang sangat tinggi. Kuman seperti bakteri
dan virus dalam air minum kontaminan adalah yang paling mungkin cukup tinggi
untuk menimbulkan efek kesehatan akut.
Tubuh kebanyakan orang dapat mengatasi kontaminasi mikroba ini.
Namun, ketika mereka terjadi pada tingkat tinggi, bisa orang sakit dan bisa
18

berbahaya atau mematikan bagi orang yang sistem kekebalan tubuh lemah.
Kontaminan air minum yang dapat memiliki efek kronis adalah bahan kimia
(seperti oleh-produk, pelarut dan pestisida, desinfeksi), radionuklida (seperti
radium) dan mineral (seperti arsenik).

a. Sumber kontaminan air


 Limbah industry

Limbah adalah buangan yang kehadirannya pada suatu saat dan


tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungannya karena tidak
mempunyai nilai ekonomi. Limbah industri sangat potensial
sebagai penyebab terjadinya pencemaran air. Pada umumnya
limbah industri mengandung limbah B3, yaitu bahan berbahaya
dan beracun, yaitu sisa suatu usaha atau kegiatan yang
mengandung bahan berbahaya dan beracun yang dapat
mencemarkan atau merusak lingkungan hidup sehingga
membahayakan kesehatan serta kelangsungan hidup manusia dan
mahluk lainnya. Contoh limbah B3 ialah logam berat seperti Al,
Cr, Cd, Cu, Fe, Pb, Mn, Hg, dan Zn serta zat kimia seperti pestisida,
sianida, sulfida, fenol dan sebagainya. Cd dihasilkan dari lumpur
dan limbah industri kimia tertentu sedangkan Hg dihasilkan dari
industri klor-alkali, industri cat, kegiatan pertambangan, industri
kertas, serta pembakaran bahan bakar fosil. Pb dihasilkan dari
peleburan timah hitam dan accu. Logam-logam berat pada
umumnya bersifat racun sekalipun dalam konsentrasi rendah.

 Limbah Pertanian
Pupuk dan pestisida biasa digunakan para petani untuk merawat
tanamannya. Namun pemakaian pupuk dan pestisida yang
berlebihan dapat mencemari air. Limbah pupuk mengandung fosfat
yang dapat merangsang pertumbuhan gulma air seperti ganggang
dan eceng gondok. Pertumbuhan gulma air yang tidak terkendali
ini menimbulkan dampak seperti yang diakibatkan pencemaran
oleh deterjen.
19

 Limbah rumah tangga


Limbah rumah tangga mengandung limbah domestik berupa
sampah organik dan sampah anorganik serta deterjen. Sampah
organik adalah sampah yang dapat diuraikan atau dibusukkan oleh
bakteri. Contohnya sisa-sisa sayuran, buah-buahan, dan daun-
daunan. Sedangkan sampah anorganik sepertikertas, plastik, gelas
atau kaca, kain, kayu-kayuan, logam, karet, dan kulit. Sampah-
sampah ini tidak dapat diuraikan oleh bakteri (non biodegrable).
Sampah organik yang dibuang ke sungai menyebabkan
berkurangnya jumlah oksigen terlarut, karena sebagian besar
digunakan bakteri untuk proses pembusukannya. Apabila sampah
anorganik yang dibuang ke sungai, cahaya matahari dapat
terhalang dan menghambat proses fotosintesis dari tumbuhan air
dan alga, yang menghasilkan oksigen. Dan deterjen merupakan
limbah pemukiman yang paling potensial mencemari air. Pada saat
ini hampir setiap rumah tangga menggunakan deterjen, padahal
limbah deterjen sangat sukar diuraikan oleh bakteri.

b. Zat zat toksik di air


 Arsen
Arsen (As) merupakan bahan kimia beracun, yang secara
alami ada di alam. Arsene berwarna abu-abu, namun bentuk ini
jarang ada di lingkungan. Arsen di air di temukan dalam bentuk
senyawa dengan satu atau lebih elemen lain. Bentuk in organik
arsen bervalensi tiga adalah arsenik trioksid, sodium arsenik, dan
arsenik triklorida., sedangkan bentuk in organik arsen bervalensi
lima adalah arsenik pentosida, asam arsenik, dan arsenat (Pb
arsenat, Ca arsenat). Arsen bervalensi tiga (trioksid) merupakan
bahan kimia yang cukup potensial untuk menimbulkan
terjadinya keracunan akut. Menurut Casarett dan Doull’s (1986),
menjentukan indikator biologi dari keracunan arsen merupakan hal
yang sangat penting. Arsen mempunyai waktu paruh yang singkat
20

(hanya beberapa hari), sehingga dapat ditemukan dalam darah


hanya pada saat terjadinya paparan akut. Untuk paparan kronis dari
arsen tidak lazim dilakukan penilaian. Paparan akut dapat terjadi
jika tertelan (ingestion) sejumlah 100 mg As. Gejala yang dapat
timbul akibat paparan akut adalah mual, muntah, nyeri perut,
diarrhae, kedinginan, kram otot serta oedeme dibagian muka
(facial). Paparan dengan dosis besar dapat menyebabkan koma dan
kolapsnya peredaran darah. Dosis fatal adalah jika sebanyak 120
mg arsenik trioksid masuk ke dalam tubuh. Gejala klinis yang
nampak pada paparan kronis dari arsen adalah peripheral
neuropathy (rasa kesemutan atau mati rasa), lelah, hilangnya
refleks, anemia, gangguan jantung, gangguan hati, gangguan
ginjal, keratosis telapak tangan maupun kaki, hiperpigmentasi kulit
dan dermatitis. Gejala khusus yang dapat terjadi akibat terpapar
debu yang mengandung arsen adalah nyeri tenggorokan serta batuk
yang dapat mengeluarkan darah akibat terjadinya iritasi. Seperti
halnya akibat terpapar asap rokok, terpapar arsen secara menahun
dapat menyebabkan terjadinya kanker paru.
 Kadmium
Kadmium dalam air berasal dari pembuangan limbah
industry dan limbah pertambangan. Kadmium adalah suatu logam
putih, mudah dibentuk, lunak dangan warna kebiruan. Kadmium
(Cd) adalah salah satu logam yang dikelompokkan dalam jenis
logam berat non-esensial. Logam ini jumlahnya relatif kecil, tetapi
dapat meningkat jumlahnya dalam lingkungan karena proses
pembuangan sampah industri maupun penggunaan minyak sebagai
bahan bakar (PACYNA, 1987). Kadmium banyak digunakan untuk
pelapisan logam, yang mutunya lebih baik daripada pelapis seng,
walaupun harganya lebih mahal. Proses tersebut biasanya
dilakukan dangan cara elektrolisis, pencelupan atau penyemprotan.
Dari proses tersebut kemungkinan akan terbuang kadmium ke
dalam alam lingkungan dan terbawa melalui air, serta udara,
21

sehingga menyebar luas ke daerah pertanian dan permukiman,


sehingga berpengaruh terhadap kehidupan tanaman, hewan
maupun manusia melalui rantai pakan. Keracunan akut kadmium
dapat disebabkan karena pemasukannya baik melalui pernafasan
maupun melalui oral. Efek keracunan yang umum adalah iritasi
saluran pernafasan bagian atas, mual, muntah, salivasi, mencret
dan kejang pada perut. Gejala-gejala keracunan akut yang
disebabkan oleh logam Cd dapat berupa timbulnya rasa sakit dan
panas pada bagian dada. Akan tetapi gejala keracunan itu tidak
langsung muncul begitu si penderita terpapar oleh uap logam Cd
ataupun CdO. Gejala keracunan akut ini muncul setelah 4-10 jam
sejak si penderita terpapar oleh uap logam Cd. Akibat dari
keracunan logam Cd ini, dapat menimbulkan penyakit paru-paru
yang akut. Penyakit paru-paru akut ini dapat terjadi bila penderita
terpapar oleh uap Cd dalam waktu 24 jam. Selain itu, keracunan
akut yang disebabkan oleh uap Cd atau CdO dapat menimbulkan
kematian bila konsentrasi yang mengakibatkan keracunan tersebut
berkisar dari 2500 sampai 2900 mg/m3. Keracunan kronis terjadi
bila memakan atau inhalasi dosis kecil Cd dalam waktu yang lama.
Gejala akan terjadi setelah selang waktu beberapa lama dan kronik.
Kadmium pada keadaan ini menyebabkan nefrotoksisitas, yaitu
gejala proteinuria, glikosuria, dan aminoasidiuria diserta dengan
penurunan laju filtrasi glumerolus ginjal.
 Timbal
Timbal atau dikenal sebagai logam Pb dalam susunan unsur
merupakan logam berat yang terdapat secara alami di dalam kerak
bumi dan tersebar ke alam dalam jumlah kecil melalui proses alami
termasuk letusan gunung berapi dan proses geokimia. Pencemaran
lingkungan oleh timbal kebanyakan berasal dari aktifitas manusia
yang mengekstraksi dan mengeksploitasi logam tersebut. Timbal
digunakan untuk berbagai kegunaan terutama sebagai bahan
perpipaan, bahan aditif untuk bensin, baterai, pigmen dan amunisi.
22

Sumber potensial pajanan timbal dapat bervariasi di berbagai


lokasi. Pb sebagai gas buang kendaraan bermotor dapat
membahayakan kesehatan dan merusak lingkungan. Pb yang
terhirup oleh manusia setiap hari akan diserap, disimpan dan
kemudian ditampung dalam darah. Bentuk kimia Pb merupakan
faktor penting yang mempengaruhi sifat-sifat Pb di dalam tubuh.
Komponen Pb organik misalnya tetraethil Pb segara dapat
terabsorbsi oleh tubuh melalui kulit dan membran mukosa. Pb
organik diabsorbsi terutama melalui saluran pencernaan dan
pernafasan dan merupakan sumber Pb utama di dalam tubuh. Tidak
semua Pb yang terisap atau tertelan ke dalam tubuh akan tertinggal
di dalam tubuh. Kira-kira 5-10 % dari jumlah yang tertelan akan
diabsorbsi melalui saluran pencernaan, dan kira-kira 30 % dari
jumlah yang terisap melalui hidung akan diabsorbsi melalui saluran
pernafasan akan tinggal di dalam tubuh karena dipengaruhi oleh
ukuran partikel-partikelnya. Daya racun timbal yang akut pada
perairan alami menyebabkan kerusakan hebat pada ginjal, sistem
reproduksi, hati, dan otak serta sistem syaraf sentral,dan bisa
menyebabkan kematian.
 Merkuri
Merkuri masuk ke lingkungan melalui banyak sumber
misalnya dari buangan limbah industry atau juga dapat masuk
melalui air hujan dan pencucian tanah. Pengaruh dari toksistas
merkuri terhadap tubuh antara lain kerusakan syaraf, termasuk
menjadi pemarah, paralisys, kebutaan atau gangguan jiwa,
kerusakan khromosomdan cacat bayi dalam kandungan. Gejala
ringan akibat keracunan merkuri adalah depresi dan suka marah-
marah yang merupakan sifat dari penyakit kejiwaan.

c. Pestisida dalam air


Pestisida adalah penyebab utama pencemaran lingkungan. Banyak
pestisida sangan beracun dan menjadi lebih tinggi konsentrasinya
23

didalam rantai makanan. Pestisida tersusun dari unsure kimia yang


jumlahnya tidak kurang dari 105 unsur. Namun yang sering digunakan
sebgai unsure pestisida adalah 21 unsur. Unsure atau atom yang sering
dipakai adalah carbon, hydrogen, oksigen, nitrogen, phosphor, chlorine,
dan sulfur. Sedangkan yang berasal dari logam atau semi logam adalah
ferum, cuprum, mercury, zinc, dan arsenic. (Sudarmo, 1991: 24)
Terdapat empat jalur utama bagi pestisida untuk mencapai perairan:
terbang ke area di luar yang disemprotkan, melalui perkolasi menuju ke
dalam tanah, dibawa oleh aliran air permukaan, atau ditumpahkan
secara sengaja maupun tidak. Pestisida juga bergerak di perairan
bersama dengan erosi tanah. Faktor yang mempengaruhi kemampuan
pestisida dalam mengkontaminasi perairan mencakup tingkat kelarutan,
jarak pengaplikasian pestisida dari badan air, cuaca, jenis tanah,
keberadaan tanaman di sekitar, dan metode yang digunakan dalam
mengaplikasikannya. Fraksi halus sedimen penyusun dasar perairan
juga berperan dalam persebaran pestisida DDT dan turunannya.
DDT yang merupakan salah satu insektisida organochlor yang telah
banyak digunakan ternyata menimbulkan masalah besar terhadap
lingkungan. DDT bersifat toksik terhadap mamalia dan mungkin
bersifat karsinogenik. Insektisida ini sangat bersifat persisiten dan
terakumulasi dalam rantai makanan, sehingga sudah tidak boleh
digunakan lagi.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Toksikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari efek merugikan dari
bahan kimia terhadap organisme hidup. Semua subtansi yang digunakan dibuat,
atau hasil dari suatu formulasi dan produk sampingan yang masuk ke lingkungan
dan punya kemampuan untuk menimbulkan pengaruh negatif bagi manusia.Efek
merugikan/toksik pada sistem biologis dapat disebabkan oleh bahan kimia yang
mengalami biotransformasi dan dosis serta susunannya cocok untuk menimbulkan
keadaan toksik.
Respon terhadap bahan toksik tersebut antara lain tergantung kepada sifat fisik
dan kimia, situasi paparan, kerentanan sistem biologis, sehingga bila ingin
mengklasifiksikan toksisitas suatu bahan harus mengetahui macam efek yang
timbul dan dosis yang dibutuhkan serta keterangan mengenai paparan dan
sasarannya.

B. Saran
Dinas pengelolaan lingkungan hidup hendaknya memberikan informasi kepada
masyarakat luas tentang bahan kimia atau zat tambahan yang boleh dan tidak
boleh digunakan dalam makanan dan minuman yang dapat mengganggu
kesehatan.

Bagi Dinas kesehatan, Pengawasan makanan dan minuman hendaknya sebelum


mengeluarkan nomor registrasi mengetahui kandungan zat yang ada didalamnya
terutama yang dapat membahayakan kesehatan.

24
DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Rukaesih. 2004. Kimia Lingkungan. Jakarta: ANDI

C.Lu, Frank. 2006. Toksikologi Dasar. Jakarta: UI-Press

Darmono. 1995. Logam dalam Sistem Biologi Makhluk Hidup. Jakarta: UI-Press

Duruibe,J.O., Ogwuegbu, M., & Egwurugwu, J. N. 2007. Heavy Metal Pollution


and Human Biotoxic Effect. International Journal of Physicial Sciences
Vol.2, 112-118.

Manahan, Stanley E. 2000. Enviromental science, technology, and chemistry. Boca


Raton: CRC Press LLC

Palar, Heryando. 2008. Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Jakarta: Rineka
Cipta

Prodjosantoso. 2011. Kimia Lingkungan. Yogyakarta: Kanisius

Sumardjo, Damin. 2009. Pengantar Kimia. Jakarta: EGC

Sudarmo, subiyakto. 1991. Pestisida. Yogyakarta: Kanisius

Widowati, Wahyu, dkk. 2008. Efek Toksik Logam. Yogjakarta: Penerbit Andi

25

Anda mungkin juga menyukai