Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas dari Mata Kuliah Kimia Lingkungan
yang Diampu oleh Dr. Nahadi, M.Pd., M.Si
Disusun oleh :
Gina Sonia Hanifa (1505545)
Radika Florenjani (1504930)
Syifa Nurshabrina (1503647)
Puji serta syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena atas berkat dan
hikmatnya kami mampu menyelesaikan laporan observasi bimbingan belajar ini. Tidak
lupa juga shalawat serta salam selalu kami limpah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW
beserta keluarga, sahabat, dan seluruh umatnya.
Laporan ini kami buat dengan tujuan menyelesaikan salah satu tugas yang telah
diberikan kepada kami, dan untuk berbagi ilmu pengetahuan mengenai hal yang kami bahas
dalam laporan ini. Tidak lupa juga kami mengucapkan terimakasih terhadap pihak-pihak
yang telah membantu pembuatan makalah ini baik secara langsung maupun tidak langsung.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1. Apa pengertian Toksikologi dan toksikologi lingkungan?
2. Bagaimana keberadaan zat toksik di lingkungan?
3. Bagaimana klasifikasi dan tingkatan zat toksik?
4. Bagaimana mekanisme dan pengaruh zat toksik terhadap makhluk hidup?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dalam makalah ini adalah:
1. Mengetahui pengertian toskikologi dan toksikologi lingkungan
2. Mengetahui keberadaan zat toksik di lingkungan
3. Mengetahui klasifikasi dan tingkatan zat
4. Mengetahui mekanisme dan pengaruh zat toksik terhadap makhluk hidup
D. Manfaat
Manfaat penulisan makalah ini adalah :
1. Bagi penulis
a. Melatih dalam mengembangkan teknik membaca dan kepenulisan.
b. Memperluas wawasan dan ilmu pengetahuan.
c. Sebagai bahan acuan dalam penelitian selanjutnya.
2. Bagi pembaca
4
ISI
A. Pengertian Toksikologi
Toksikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari efek merugikan dari
bahan kimia terhadap organisme hidup. Potensi efek merugikan yang ditimbulkan
oleh bahan kimia di lingkungan sangat beragam dan bervariasi sehingga ahli
toksikologi mempunyai spesialis kerja bidang tertentu.
Efek toksik atau efek yang tidak diinginkan dalam sistem biologis tidak akan
dihasilkan oleh bahan kimia kecuali bahan kimia tersebut atau produk
biotransformasinya mencapai tempat yang sesuai di dalam tubuh pada konsentrasi
dan lama waktu yang cukup untuk menghasilkan manifestasi toksik. Faktor utama
yang mempengaruhi toksisitas yang berhubungan dengan situasi pemaparan
(pemajanan) terhadap bahan kimia tertentu adalah jalur masuk ke dalam tubuh,
jangka waktu dan frekuensi pemaparan.
Pemaparan bahan-bahan kimia terhadap binatang percobaan biasanya dibagi
dalam empat kategori: akut, subakut, subkronik, dan kronik. Untuk manusia
pemaparan akut biasanya terjadi karena suatu kecelakaan atau disengaja, dan
pemaparan kronik dialami oleh para pekerja terutama di lingkungan industri-
industri kimia.
Interaksi bahan kimia dapat terjadi melalui sejumlah mekanisme dan efek dari
dua atau lebih bahan kimia yang diberikan secara bersamaan akan menghasilkan
suatu respons yang mungkin bersifat aditif, sinergis, potensiasi, dan
antagonistik. Karakteristik pemaparan membentuk spektrum efek secara bersamaan
membentuk hubungan korelasi yang dikenal dengan hubungan dosis-respons.
Di dalam lingkungan dikenal zat xenobiotik yaitu zat yang asing bagi tubuh,
dapat diperoleh dari luar tubuh (eksogen) maupun dari dalam tubuh
(endogen). Xenobiotik yang dari luar tubuh dapat dihasilkan dari suatu kegiatan
atau aktivitas manusia dan masuk ke dalam lingkungan. Bila organisme terpajan
5
6
oleh zat xenobiotik maka zat ini akan masuk ke dalam organisme dan dapat
menimbulkan efek biologis.
Toksin atau racun diartikan sebagai zat yang masuk kedalam tubuh dalam dosis
cukup, bereaksi secara kimiawi dapat menimbulkan kematian/kerusakan berat pada
orang sehat. (Goodman & Gilaman,1956) Keracunan adalah perubahan morfologi,
fisiologi, pertumbuhan dan perkembangan tubuh, ataupun pengurangan usia hidup
suatu organisme dan mengakibatkan kerusakan kapasitas fungsi atau gangguan
kemampuan bertahan terhadap racun ataupunmeningkatkan kerentangan organisme
terhadap zat berasun berasalkan lingkungan (Duffus, dl Ruchiawat, 1996).
Toksisitas adalah kemampuan racun untuk menimbulkan kerusakan apabila masuk
ke dalam tubuh dan lokasi organ yang rentan terhadapnya.
B. Sejarah Toksikologi
Pengetahuan tentang racun sesungguhnya sudah ada sejak zaman dahulu tetapi
belum tersusun secara sistematis menjadi suatu ilmu. Baru pada awal abad ke – 16
seorang ahli racun terkenal yang hidup pada tahun 1493 – 1541, Phillipus Aureolus
Theophrastus Bombastus von Hohenheim Paracelcus (PATBH Paracelcus)
memperkenalkan istilah toxicon (toxic agent) untuk zat (substansi) yang dalam
jumlah kecil dapat mengganggu fungsi tubuh. Ia adalah orang pertama
yang meletakkan dasar ilmu dalam mempelajari racun dan mengenalkan dalil
sebagai berikut :
1. Percobaan pada hewan merupakan cara yang paling baik dalam mempelajari
respon tubuh terhadap racun.
2. Efek suatu zat (kimia atau fisik) pada tubuh dapat merupakan efek terapi
(bermanfaat) dan efek toksik (merugikan).
Selanjutnya, toksikologi modern diperkaya oleh Mattieu Joseph Orfilla (1787 –
1853). Ia merupakan orang pertama yang melakukan penelitian secara sistematis
tentang respon biologik anjing pada zat kimia tertentu. Ia memperkenalkan
toksikologi sebagai ilmu yang memepelajari racun, ia mengembangkan analisis
terhadap racun misalnya As (Arsen) dan meletakkan dasar toksikologi forensik.
Toksikologi juga dikembangkan oleh ahli lain seperti Francois Magendie (1783 –
1855) yang meneliti efek striknin dan emetin.
7
D. Jenis-Jenis Toksikologi
1. Toksikologi Deskriptif
Melakukan uji toksisitas untuk mendapatkan informasi yang digunakam
umtuk mengevaluasi resiko yang timbul oleh bahan kimia terhadap manusia
dan lingkkungan
2. Toksikologi Mekanistik
Menentukan bagaimana zat kimia menimbulkan efek yang merugikan pada
organisme hidup
3. Toksikolgi Regulatif
Menentukan apakah suatu obat mempunyai resiko yang rendah untuk
dipakai sebagai tujuan terapi
4. Toksikolgi forensik
Mempelajari aspek huku kedokteran akibat penggunaan bahan kimia
berbahaya dan membantu menegakkan diagnosa pada pemeriksan
postmortem
5. Toksikologi klinik
Mempelajari gangguan yang disebabkan substansi toksik, merawat
penderita keracunan dan menemukan cara baru dalam penanggulangannya
6. Toksikologi kerja
Mempelajari bahan kimia pada tempat kerja yang membahayakan pekerja
7. Toksikologi lingkungan
Mempelajari dampak zat kimia yang berpotensi merugikan sebagai polutan
lingkungan
8. Ekotoksiologi
8
lazimnya hal ini hanya menyangkut jumlah kecil, resiko jangka waktu
panjang tidak dapat diabaikan.
13. Toksikologi industri
Cabang toksikologi ini menyangkut semua jenis keracunan dalam industri.
Karena industri kimia yang modern meliputi unit produksi yang besar, maka
usaha medis untuk mencegah keracunan dalam industri semakin maju.
Dalam industri yang lebih besar selalu ada bagian poliklinik yang
bertanggung jawab untuk pengawasan kesehatan dalam perusahaan. Di
perusahaan yang lebih kecil, tindakan proteksi biasanya kurang luas. Karena
itu ahli toksikologi industri harus menggariskan prosedur tindakan
perlindungan dan pencegahan serta batas toleransi untuk tiap zat beracun
harus ditetapkan.
14. Toksikologi lingkungan
Pencemaran lingkungan dapat menyebabkan lesi toksik pada manusia.
Satu aspek khusus dari pencemaran kimia lingkungan adalah sering
menggunakan sejumlah besar zat kimia untuk pemakaian pribadi.
Penyalahgunaan obat yang sering dengan atau tanpa resep dokter,
penggunaan bahan kimia untuk rumah tangga dalam bentuk aerosol yang
terus meningkat seperti deodoran atau pewangi udara. Bagian ini kurang
diperhatikan dalam pencemaran lingkungan.
Hasil industrialisasi yang intensif dan pemusatan penduduk di kota besar
mengakibatkan penimbunan limbah dalam jumlah besar. Hal ini mencakup
gas buangan kendaraan bermotor, asap dan gas dari cerobong asap, tinja,
detergen dan bahan kimia rumah tangga dalam jumlah besar dalam air
limbah serta sejumlah besar sampah dari bahan kemasan yang tidak dapat
dipakai ulang. Namun penolakan perkembangan industri secara emosional
oleh mayoritas penduduk, hanya dapat menuju kepada ancaman baru
dengan kesulitan yang baru. Perlindungan lingkungan tentu mutlak perlu,
namun tindakan yang menentang aktivitas industri merugikan kesejahteraan
dan kesehatan umat manusia. Perlindungan lingkungan tidak boleh
merupakan suatu perjuangan emosional yang konfrontatif, tetapi diusahakan
10
Nitrogen Oksida
Ada tiga bentuk oksida nitrogen yang masuk kedalam atmosfer,
yaitu nitrogen monoksida, nitrogen dioksida, dan nitrogen dioksida.
NOx secara kimia di troposfer berkaitan dengan pembentukan ozon
troposfer melewati dua proses yang terpisah. Pada saat konsentrasi NOX
tinggi, ozon troposfer diproduksi secara fotokimia dalam siklus
perubahan NO menjadi NO2 yang difasilitasi oleh adanya radikal
peroksi yang terbentuk selama oksidasi karbon monoksida, metana, dan
VOCs. Pada saat konsentrasi NOx rendah, reaksi akan cenderung
terjadi pada pengurangan jumlah radikal bebas sehingga memperlambat
proses oksidasi yang menghasilkan O3. Saat reaksi fotolisis terjadi,
konsentrasi O3 troposfer akan berkurang (Meszaros, 1981)
Nitrogen oksida merupakan suatu gas yang tidak berwarna dan
tidak berbau, sedangkan nitrogen dioksida berwarna merah-coklat.
Secara alami NOc masuk ke atmosfer melalui halilintar, proses-proses
biologis dan sumber-sumber zat pencemar.
Nitrogen oksida, NO, rata-rata berada selama empat hari dalam
atmosfer yang tidak tercemar. Didaerah perkotaan dengan atmosfer
yang tercemar berat jumlah nitrogen oksida hanya dalam beberapa jam
atau kurang akan menurun. (Achmad, 2004: 128)
Sebagian besar NOx masuk ke atmosfer sebagai NO. Pada suhu yang
sangat tinggi terjadi reaksi :
N2 + O2 → 2 NO
Proses berkurangnya NO disebabkan terjadinya reaksi
2 NO + O2 → 2 NO2
15
Pada akhirnya, NO2 akan hilang dari atmosfer sebagai asam nitrat, atau
sebagai nitrogen organic. Semua zat ini merupakan sumber utana dari
nitrogen fiksasi dalam siklus nitrogen biologi.
Data Konsentrasi NO2 di Bandung tahun 2010
sumber: http://komposisi.sains.lapan.go.id/htm/datano22010.htm
berbahaya atau mematikan bagi orang yang sistem kekebalan tubuh lemah.
Kontaminan air minum yang dapat memiliki efek kronis adalah bahan kimia
(seperti oleh-produk, pelarut dan pestisida, desinfeksi), radionuklida (seperti
radium) dan mineral (seperti arsenik).
Limbah Pertanian
Pupuk dan pestisida biasa digunakan para petani untuk merawat
tanamannya. Namun pemakaian pupuk dan pestisida yang
berlebihan dapat mencemari air. Limbah pupuk mengandung fosfat
yang dapat merangsang pertumbuhan gulma air seperti ganggang
dan eceng gondok. Pertumbuhan gulma air yang tidak terkendali
ini menimbulkan dampak seperti yang diakibatkan pencemaran
oleh deterjen.
19
A. Kesimpulan
Toksikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari efek merugikan dari
bahan kimia terhadap organisme hidup. Semua subtansi yang digunakan dibuat,
atau hasil dari suatu formulasi dan produk sampingan yang masuk ke lingkungan
dan punya kemampuan untuk menimbulkan pengaruh negatif bagi manusia.Efek
merugikan/toksik pada sistem biologis dapat disebabkan oleh bahan kimia yang
mengalami biotransformasi dan dosis serta susunannya cocok untuk menimbulkan
keadaan toksik.
Respon terhadap bahan toksik tersebut antara lain tergantung kepada sifat fisik
dan kimia, situasi paparan, kerentanan sistem biologis, sehingga bila ingin
mengklasifiksikan toksisitas suatu bahan harus mengetahui macam efek yang
timbul dan dosis yang dibutuhkan serta keterangan mengenai paparan dan
sasarannya.
B. Saran
Dinas pengelolaan lingkungan hidup hendaknya memberikan informasi kepada
masyarakat luas tentang bahan kimia atau zat tambahan yang boleh dan tidak
boleh digunakan dalam makanan dan minuman yang dapat mengganggu
kesehatan.
24
DAFTAR PUSTAKA
Darmono. 1995. Logam dalam Sistem Biologi Makhluk Hidup. Jakarta: UI-Press
Palar, Heryando. 2008. Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Jakarta: Rineka
Cipta
Widowati, Wahyu, dkk. 2008. Efek Toksik Logam. Yogjakarta: Penerbit Andi
25