Anda di halaman 1dari 17

TOKSIKOLOGI

“PARAMETER TOKSISITAS DAN PENILAIAN


KEAMANAN BAHAN KIMIA”

DISUSUN OLEH KELOMPOK 2 :

1. AMANDA NAZWA PUTRI ( p21345121008 )


2. ARDIAN HIDAYATULLAH ( p21345121010 )
3. DINI RAHMAWATI ( p21345121023 )
4. FERRY FEBRIANSYAH ( p21345121027 )
5. JESSICA RIFQI O ( p21345121038 )
6. KANZA HAYUNINGTYAS (p213456121039 )
7. LUTFIA AULIA SALSABILA ( p21345121072 )

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA 2


PRODI D3 SANITASI
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
2021
JL. Hang Jebat 3 blok F3, Kebayoran Baru Jakarta Selatan 12120
Telpon (021) 7397641, 7393643
Web: www.poltekkesjkt2.ac.id , Email: poltekkesjakarta2@yahoo.com
KATA PENGATAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul ”PARAMETER
TOKSISITAS DAN PENILAIAN KEAMANAN BAHAN KIMIA” ini tepat pada
waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Bapak Dr.
Agus Joko Susanto, SKM., M.Pd pada mata kuliah Toksikologi. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Agus Joko Susanto, SKM., M.Pd
yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah
ini.

Jakarta, 13 Februari 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................i

DAFTAR ISI ......................................................................................................................ii

BAB I (PENDAHULUAN)

A. LATAR BELAKANG.............................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH........................................................................................1
C. TUJUAN..................................................................................................................1

BAB II (PEMBAHASAN)

A. DEFINISI TOKSIKOLOGI....................................................................................3
B. PARAMETER TOKSISITAS.................................................................................4
C. PENILAIAN KEAMANAN BAHAN KIMIA.......................................................6

BAB III (PENUTUP)

KESIMPULAN...................................................................................................................9

SARAN................................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................10

ii
BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Semua zat beracun ataupun metabolitnya tentu akan kembali memasuki lingkungan,
sehingga kualitas lingkungan akhirnya bertambah buruk dengan terdapatnya berbagai racun.
Dapat dipahami bahwa, baik racun maupun kontaminan lingkungan dengan zat berbahaya
bukanlah hal yang baru. Sejak beberapa puluh tahun yang lalu, dunia pun sudah sepakat
bekerja sama untuk membuat lingkungan menjadi tempat yang tidak berbahaya untuk dihuni.
Perhatian dunia terhadap toksikologi lingkungan didasarkan atas hasil inventarisasi ataupun
perkiraan jumlah produksi zat kimia yang semakin meningkat. Butler mengemukakan, pada
tahun 1978 saja diperkirakan terdapat 300.000 zat kimia yang digunakan di seluruh dunia dan
jumlah ini diperkirakan bertambah setiap tahun dengan 1.000 - 2.000 jenis (Soemirat, 2009).

Parameter-parameter fisika dan kimia saja belum cukup untuk mengevaluasi


keberadaan suatu senyawa toksik. Kehadiran suatu toksikan dalam jumlah kecil kadang-
kadang memberikan dampak yang besar, dan sedikit perubahan dalam struktur kimia serta
berubahnya komposisi suatu senyawa mampu menimbulkan variasi-variasi dampak dalam
daya toksiknya (Loomis, 1978).

B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang diatas dapat ditulis rumusan masalahnya ialah:
1. Apa pengertian dari toksikologi ?
2. Apa saja parameter-parameter toksisitas ?
3. Bagaimana penialian keamanan bahan kimia ?
C. TUJUAN PENULISAN
Selain untuk memenuhi tugas mata kuliah, penulisan ini juga bertujuan untuk:
1. Untuk mengetahui pengertian dari toksikologi.
2. Mempelajari parameter-parameter toksisitas.
3. Membahas penilaian keamanan bahan kimia.

1
2
BAB II PEMBAHASAN

A. DEFINISI TOKSIKOLOGI

Toksikologi merupakan suatu cabang ilmu yang mempelajari tentang racun. Racun
dapat didefinisikan sebagai zat yang dapat menyebabkan efek yang berbahaya bagi makhluk
hidup, racun merupakan zat yang bekerja di dalam tubuh secara kimiawi dan fisiologis yang
dalam dosis toksik akan menyebabkan gangguan kesehatan atau mengakibatkan kematian.
Sifat bahan kimia dari racun apabila masuk ke jaringan tubuh manusia akan mampu merusak
sel darah merah dan sistem saraf. Mengikuti postulat Paracelsus, suatu zat dikatakan beracun
atau tidak bergantung pada seberapa banyak bahan atau zat tersebut. Sehingga di dalam
toksikologi industri yang penting adalah menyatakan seberapa banyaknya sebagai taksiran
beracun tidaknya suatu zat tertentu. Toksikologi juga mencakup studi mengenai efek-efek
berbahaya yang disebabkan oleh fenomena fisik (Hodgson, 2004: 3).

Sedangkan toksikologi lingkungan merupakan bagian dari ilmu toksikologi yang


membahas mengenai efek-efek toksikan (racun) lingkungan terhadap kesehatan (makhluk
hidup) dan lingkungan. Studi toksikologi lingkungan terkait dengan pertanyaan bagaimana
toksikan lingkungan, melalui interaksinya dengan manusia, hewan, dan tanaman,
memengaruhi kesehatan dan keselamatan organisme hidup tersebut. Dapat dikatakan,
toksikologi lingkungan adalah suatu cabang ilmu yang mempelajari sifat, penyebaran dan
perilaku zat racun (polutan) di dalam lingkungan, serta efeknya terhadap flora, fauna dan
manusia (Sudarjat & Siska Rasiska, 2006: 1).

Menurut Sudarjat & Siska Rasiska ( 2006: 8), Ruang lingkup dan komponen primer
yang dipelajari dalam ilmu toksikologi lingkungan adalah menyangkut masalah: (1) sumber
racun termasuk jenis, jumlah dan sifatnya, (2) distribusi di dalam media udara, tanah dan air,
(3) dan efek toksisitasnya terhadap flora, fauna (liar), tanaman, hewan ternak, dan manusia.

Toksikologi lingkungan dapat dibagi menjadi dua subkategori: toksikologi kesehatan


lingkungan dan ekotoksikologi. Toksikologi kesehatan lingkungan dapat didefinisikan
sebagai studi mengenai efek-efek merugikan dari bahan-bahan kimia lingkungan terhadap
kesehatan manusia. Sedangkan ekotoksikologi merupakan studi yang membahas efek-efek
kontaminan lingkungan terhadap ekosistem dan unsur-unsur pokok yang ada di dalam
ekosistem (i.e. ikan, burung, margasatwa, dll) (Leblanc, 2004 :464).

3
Toksikologi merupakan ilmu pengetahuan yang ada sejak zaman purbakala, yang
merupakan perpaduan antara ilmu biologi dan ilmu kimia dan dapat digunakan untuk

3
memahami konsep aksi dan keberadaan zat toksik serta penerapan konsep tersebut dalam
permasalahan lingkungan. Secara tradisional toksikologi merupakan pengetahuan dasar
tentang aksi dan perilaku racun. Sedangkan pengertian racun sendiri adalah bahan yang bila
tertelan atau terabsorpsi akan mampu membuat manusia sakit dan mematikan (Mukono,
2010).

Toksikologi adalah studi mengenai efek-efek yang tidak diinginkan (adverseeffects)


dari zat-zat kimia terhadap organisme hidup. Gabungan antara berbagai efek potensial yang
merugikan serta terdapatnya beraneka ragam bahan kimia di lingkungan kita membuat
toksikologi sebagai ilmu yang sangat luas (Kusnoputranto, 1996). Selanjutnya juga
dinyatakan bahwa toksikologi lingkungan umumnya merupakan suatu studi tentang efek dari
polutan terhadap lingkungan hidup serta bagaimana hal ini dapat mempengaruhi ekosistem.

B. PARAMETER TOKSISITAS

Dalam bidang toksikologi sudah dikenal adanya Postulat Paracelcus: “All substances
are poisons; there is none which is not a poison. The right dose differentiates a poison from a
remedy”, "Semua zat adalah racun, tidak ada yang bukan racun. Dosis yang tepat yang
membedakan racun dari obat."Apabila zat kimia dikatakan berracun (toksik), maka
kebanyakan diartikan sebagai zat yang berpotensi memberikan efek berbahaya terhadap
mekanisme biologi tertentu pada suatu organisme. Sifat toksik dari suatu senyawa ditentukan
oleh: dosis, konsentrasi racun di reseptor “tempat kerja”, sifat zat tersebut, kondisi
bioorganisme atau sistem bioorganisme, paparan terhadap organisme dan bentuk efek yang
ditimbulkan. Sehingga apabila menggunakan istilah toksik atau toksisitas, maka perlu untuk
mengidentifikasi mekanisme biologi di mana efek berbahaya itu timbul. Sedangkan toksisitas
merupakan sifat relatif dari suatu zat kimia, dalam kemampuannya menimbulkan efek
berbahaya atau penyimpangan mekanisme biologi pada suatu organisme.

Toksisitas merupakan istilah relatif yang biasa dipergunakan dalam


memperbandingkan satu zat kimia dengan lainnya. Adalah biasa untuk mengatakan bahwa
satu zat kimia lebih toksik daripada zat kimia lain. Toksisitas adalah pernyataan kemampuan
racun menyebabkan timbulnya gejala keracunan. Toksisitas ditetapkan dilaboratorium,
umumnya menggunakan hewan coba dengan cara ingesti, pemaparan pada kulit, inhalasi,
gavage, atau meletakkan bahan dalam air, atau udara pada lingkungan hewan coba.

4
Toksisitas dapat dinyatakan dengan ukuran sebagai berikut:

4
a. LD50 yaitu jumlah (dosis) efektif senyawa kimia yang mampu menyebabkan
kematian 50% populasi hewan coba yang terpapar dengan berbagai cara,
dinyatakan dengan satuan mg/kg berat badan. Semakin tinggi LD50, semakin
rendah adalah toksisitas.

b. LC50 yaitu konsentrasi senyawa kimia dalam lingkungan (air dan udara) yang
menyebabkan kematian 50% populasi hewan coba dalam jangka waktu tertentu.
Dinyatakan dengan satuan mg/L (part permillion=ppm) ED50 (dosis efektif)
adalah dosis yang menyebabkan efek spesifik selain mematikan pada 50% hewan.
c. Ambang dosis adalah tingkat dosis rendah ini dimana tidak ada efek yang dapat
diamati. Ambang batas diperkirakan ada untuk efek tertentu, seperti efek toksik
akut, tapi tidak untuk yang lain, seperti efek karsinogenik.

Toksisitas dapat dinyatakan dengan peristilahan sebagai berikut:

a. Karsinogen, Zat karsinogenik dikaitkan dengan penyebab atau peningkatan kanker


pada manusia dan hewan. Contoh: benzena, formaldehid, dioksan, dan akrilamida
b. Mutagen, Mutagen adalah zat yang mengubah informasi genetik suatu organisme,
biasanya dengan mengubah DNA. Mutagen biasanya juga karsinogen karena mutasi
sering.
c. Teratogen, Teratogen adalah zat yang menyebabkan kerusakan pada janin atau embrio
selama kehamilan, yang menyebabkan cacat lahir sementara ibu tidak menunjukkan
tanda toksisitas. Teratogen umum meliputi etanol, senyawa merkuri, senyawa timbal,
fenol, karbon disulfida, toluena dan xilena.

Toksisitas juga dapat dinyatakan berdasarkan waktu hingga timbulnya gejala keracunan
(onset), yaitu:

5
a. Toksisitas akut, jika efek timbul segera atau paparan durasi pendek dalam hitungan
jam sampai hari setelah terpapar bahan toksik. Efek akut dapat reversibel atau tidak
dapat dipulihkan.
b. Toksisitas sub akut, jika gejala keracunan timbul dalam jangka waktu setelah sedang
(minggu sampai bulan) setelah terpapar bahan toksik dalam dosis tunggal.
c. Toksisitas kronis, jika akibat keracunan baru timbul setelah terpapar bahan toksik
secara berulang-ulang dalam jangka waktu yang panjang (dalam hitungan tahun) atau
bahkan dekade. Efek kronis terjadi setelah terpapar dalam waktu lama (bulan, tahun,
dekade) dan bertahan setelah paparan telah berhenti.

C. PENILAIAN KEAMANAN BAHAN KIMIA

Tidak ada batasan yang jelas antara bahan kimia berbahaya dan tidak
berbahaya. Bahan kimia berbahaya bila ditangani dengan baik dan benar akan aman
digunakan. Bahan kimia tidak berbahaya bila ditangani secara sembrono akan
menjadi sangat berbahaya. Paracelsus (1493-1541) ”semua bahan adalah racun, tidak
ada bahan apapun yang bukan racun, hanya dosis yang benar membedakan apakah
menjadi racun atau obat ”Untuk mengetahui toksisitas bahan dikenal LD50, semakin
rendah LD50 suatu bahan, maka makin berbahaya bagi tubuh dan sebaliknya.

 Racun super: 5 mg/kg BB atau kurang, contoh: Nikotin


 Amat sangat beracun: (5-50 mg/kg BB), contoh: Timbal arsenat Amat beracun: (50-
500 mg/kg BB), contoh: Hidrokinon
 Beracun sedang: (0.5-5 g/kg BB), contoh: Isopropanol
 Sedikit beracun: (5-15 g/kg BB), contoh: Asam ascorbat
 Tidak beracun: (>15 g/kg BB), contoh: Propilen glikol

Sifat Fisik bahan kimia :

 Bentuk yang lebih berbahaya bila dalam bentuk cair atau gas yang mudah terinhalasi
dan bentuk partikel bila terhisap, makin kecil partikel makin terdeposit dalam paru-
paru.

Dosis (konsentrasi)

 Semakin besar jumlah bahan kimia yang masuk dalam tubuh makin besar efek bahan
racunnya. E = T x C

6
Keterangan: E = efek akhir yang terjadi (diturunkan seminimal dengan NAB)

6
T = time

C = concentration

Lamanya pemajanan

 Pajanan bisa akut dan kronis. Gejala yang ditimbulkan bisa akut, sub akut dan kronis

Interaksi bahan kimia

 Aditif : efek yang timbul merupakan penjumlahan kedua bahan kimia, missal organ
ophosphat dengan enzim cholinesterase
 Sinergistik: efek yang terjadi lebih berat dari penjumlahan jika diberikan sendiri-
sendiri, misal pajanan asbes dengan merokok
 Antagonistik : bila efek menjadi lebih ringan.

Distribusi

 Bahan kimia diserap dalam tubuh kemudian didistribusikan melalui aliran darah
sehingga terjadi akumulasi sampai reaksi tubuh.

Pengeluaran

 Ginjal merupakan organ pengeluaran sangat penting, selain empedu, hati dan paru-
paru.

Faktor tuan rumah (host)

 Faktorgenetik
 Jenis kelamin : pria peka terhadap bahan kimia pada ginjal, wanita pada hati
 Faktor umur
 Status kesehatan
 Hygiene perorangan dan perilaku hidup

Nilai Ambang Batas dan Indeks Pemaparan Biologis (Biological Exposure Indices)

 Bila pengendalian lingkungan tidak bisa mengurangi kadar bahan kimia di tempat
kerja maka perlu dilakukan :
 Pemantauan biologis (biological monitoring).

7
 Indeks pemaparan biologis (biological exposure Indices) yaitu suatu nilai panduan
untuk menilai hasil pemantauan biologis yang penetuan nilainya ditentukan dengan
mengacu pada nilai NAB.

8
BAB III PENUTUP

KESIMPULAN

Dalam bidang toksikologi sudah dikenal adanya Postulat Paracelcus: “All substances
are poisons; there is none which is not a poison. The right dose differentiates a poison from a
remedy”, "Semua zat adalah racun, tidak ada yang bukan racun. Dosis yang tepat yang
membedakan racun dari obat."Apabila zat kimia dikatakan berracun (toksik), maka
kebanyakan diartikan sebagai zat yang berpotensi memberikan efek berbahaya terhadap
mekanisme biologi tertentu pada suatu organisme.

Toksisitas adalah pernyataan kemampuan racun menyebabkan timbulnya gejala


keracunan. Toksisitas ditetapkan di laboratorium, umumnya menggunakan hewan coba
dengan cara ingesti, pemaparan pada kulit, inhalasi, gavage, atau meletakkan bahan dalam
air, atau udara pada lingkungan hewan coba. Toksisitas dapat dinyatakan dengan ukuran ,
peristilahan, dan bedasarkan waktu.

Paracelsus (1493-1541) ”semua bahan adalah racun, tidak ada bahan apapun yang
bukan racun, hanya dosis yang benar membedakan apakah menjadi racun atau obat” Untuk
mengetahui toksisitas bahan dikenal LD50, semakin rendah LD50 suatu bahan, maka makin
berbahaya bagi tubuh dan sebaliknya.

SARAN

Saran yang dapat diambil adalah kita dapat memahami pengukuran dan berhati-hati
bahwa toksisitas adalah racun yang mengakibatkan gejala racun dan banyak macam untuk
menyatakan toksisitas tersebut dan berhati-hati, juga mengenali bahan bahan kimia serta
kenali sifat dari bahan kimia tersebut terlebih dahulu.

9
9
DAFTAR PUSTAKA

http://bppsdmk.kemenkes.go.id/pusdiksmk/wp-content/uploads/2017 yulianto nurul


amaloyah

Bahan Ajar Teknologi Laboratorium Medik (TLM)

Toksikologi Klinik ( Muji Rahayu Moch. Firman Solihat )

10

Anda mungkin juga menyukai