Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PENILAIAN TOKSISITAS

DI SUSUN OLEH :

ANGGOTA KELOMPOK 3
1. ADETYA EKA YULIANTO 2051700018
2. LINDA FATIKA SARI 2051700031

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS VETERAN BANGUN NUSANTARA SUKOHARJO
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur pada Allah SWT yang telah memberikan kemudahan untuk
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Penilaian Toksisitas ” ini sesuai
dengan waktu yang ditentukan. Tanpa adanya berkat dan rahmat Allah SWT tidak
mungkin rasanya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat pada
waktunya.

Tujuan dari penyusunan makalah adalah untuk pemenuhan tugas Mata Kuliah
Epidemiologi Lingkungan yang diampu oleh Ibu Dewi Puspito
Sari.,S.K.M.,M.K.M. Dalam penulisan makalah ini penulis memaparkan tentang
Pengertian Toksisitas, Jenis Toksisitas dan Penilaian Toksisitas.

Kami dengan penuh kesadaran, menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh
dari kata sempurna. Maka dari itu kritik dan saran sebagai masukan kedepan
dalam pembuatan makalah ini sangatlah berarti. Akhir kata kami mengucapkan
mohon maaf bila ada kata – kata dalam penyampaian yang kurang berkenan.
Sekian dan terimaksih.

Sukoharjo, 2 Mei 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Table of Contents
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I......................................................................................................................iv
PENDAHULUAN..................................................................................................iv
A. Latar Belakang.............................................................................................iv
B. Rumusan Masalah.........................................................................................v
C. Tujuan...........................................................................................................v
BAB II......................................................................................................................1
PEMBAHASAN......................................................................................................1
A. Jenis Toksisitas..............................................................................................2
B. Klasifikasi Toksisitas....................................................................................3
C. Penilaian Toksisitas.......................................................................................4
BAB III....................................................................................................................6
PENUTUP................................................................................................................6
A. KESIMPULAN.............................................................................................6
B. SARAN.........................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................7

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Toksikologi adalah bidang ilmu yang mempelajari efek bahaya yang dapat


ditimbulkan oleh bahan kimia atau zat pada manusia, hewan, dan lingkungan.
Dari definisi di atas, jelas terlihat bahwa dalam toksikologi terdapat unsur-unsur
yang saling berinteraksi dengan suatu cara-cara tertentu untuk menimbulkan
respon pada sistem biologi yang dapat menimbulkan kerusakan pada sistem
biologi tersebut.Salah satu unsur toksikologi adalah agen-
agen kimia atau fisika yang mampu menimbulkan respon pada sistem biologi.
Selanjutnya cara-cara pemaparan merupakan unsur lain yang turut menentukan
timbulnya efek-efek yang tidak diinginkan ini.

Zat toksis dapat digolongkan berdasarkan organ tubuh sasaran,


kegunaannya, efeknya, sifat fisik, jenis kimia dan tingkat toksisitasnya. Sebagai
contoh, zat toksis dibicarakan dalam kaitannya dengan organ-organ sasaran dan
dikenal sebagai racun liver, racun ginjal penggunaannya dikenal
sebagai pestisida, pelarut, bahan additif pada makanan dan lain-lain dan kalau
dihubungkan ke sumbernya dikenal sebagai toksin binatang dan tumbuhan kalau
dikaitkan dengan efek-efek mereka dikenali sebagai karsinogen, mutagen dan
seterusnya.

Penggolongan zat toksis atas dasar mekanisme kerja biokimianya


(inhibitor-inhibitor sulfhidril, penghasil met Hb) biasanya lebih memberi
penjelasan dibanding penggolongan oleh istilah-istilah umum seperti iritasi
dan korosif, tetapi penggolongan-penggolongan yang lebih umum
seperti pencemar udara, agen yang berhubungan dengan tempat kerja,
dan racun akut dan kronis dapat menyediakan satu sentral yang berguna atas satu
masalah khusus.

iv
Toksisitas adalah tingkat merusaknya suatu zat jika dipaparkan
terhadap organisme. Toksisitas dapat mengacu pada dampak terhadap seluruh
organisme, seperti hewan, bakteri, atau tumbuhan, dan efek terhadap substruktur
organisme,seperti sel (sitotoksisitas), hati (hepatotoksisitas). Secara metafora, kata
ini bisa dipakai untuk menjelaskan dampak beracun pada kelompok yang lebih
besar atau rumit, seperti keluarga atau masyarakat.

Uji toksisitas adalah suatu uji untuk mendeteksi efek toksik suatu zat pada
sistem biologi dan untuk memperoleh data dosis-respon yang khas dari sediaan
uji.

B. Rumusan Masalah

A. Apa Pengertian Toksikologi dan Toksisitas?


B. Apa saja Jenis-Jenis dari Toksisitas?
C. Apa Klasifikasi dari Toksisitas?
D. Bagaimana cara penilaian Toksisitas?

C. Tujuan

A. Unuk mengetahui dan memahami Toksikologi dan Toksisitas


B. Untuk mengetahui dan memahami jenis Toksisitas
C. Untuk mengetahui dan memahami klasifikasi Toksisitas
D. Untuk mengetahui dan memahami cara penilaian Toksisitas

v
BAB II

PEMBAHASAN

Toksisitas adalah tingkat merusaknya suatu zat jika di paparkan terhadap


organisme. Toksisitas dapat mengacu pada dampak terhadap seluruh organisme,
seperti hewan, bakteri atau tumbuhan dan efek terhadap substruktur organisme,
seperti sel (sitotoksisitas) atau organ tubuh seperti hati (hepatotoksisitas). Secara
metafora kata ini bisa di pakai untuk menjelaskan dampak beracun pada kelompok
yang lebih besar atau rumit, seperti keluarga dan masyarakat.(wiki, 2022b)

Toksisitas ada 2 yakni toksisitas akut dan kronis:.

A. Toksisitas akut menjelaskan efek yang merugikan dari suatu zat yang


dihasilkan baik dari paparan tunggal atau dari beberapa eksposur dalam
periode waktu yang singkat (biasanya kurang dari 24 jam). Dapat
digambarkan sebagai akut toksisitas, efek buruk harus terjadi dalam waktu
14 hari dari pemberian zat. Toksisitas akut berbeda dari toksisitas kronis,
yang menggambarkan efek kesehatan yang merugikan dari berulang
eksposur, sering pada tingkat yang lebih rendah, zat yang lebih lama
jangka waktu (bulan atau tahun).(wiki, 2022a)

Secara luas dianggap tidak etis untuk menggunakan manusia sebagai


subjek uji untuk penelitian toksisitas akut (atau kronis). Namun, beberapa
informasi dapat diperoleh dari penyelidikan paparan manusia yang tidak
disengaja (misalnya, kecelakaan pabrik). Jika tidak, sebagian besar data
toksisitas akut berasal dari pengujian pada hewan atau, baru-baru ini,
metode pengujian in vitro dan inferensi dari data pada zat serupa.

vi
Tujuan uji toksisitas akut adalah untuk menetapkan potensi toksisitas akut
(LD50), menilai gejala klinis, spectrum efek toksik, dan mekanisme
kematian.
 LD50 ( Lethal Dose 50) menunjukkan dosis dalam miligram tiap
kilogram berat badan yang mengakibatkan kematian setengah (50%)
dari populasi hewan percobaan pada waktu tertentu.
 LC50 (Lethal Concentration 50) menggambarkan jumlah
konsenterasi suatu zat, dalam satuan miligram tiap meter kubiknya.

B. Toksisitas kronis adalah perkembangan efek samping sebagai akibat


paparan jangka panjang terhadap racun atau pemicu stres lainnya. Ini dapat
bermanifestasi sebagai kematian langsung tetapi lebih sering mengacu
pada titik akhir subletal seperti penurunan pertumbuhan, penurunan
reproduksi, atau perubahan perilaku seperti kinerja renang yang
terpengaruh. Toksisitas kronis merupakan kerusakan kumulatif pada
sistem organ tertentu dan membutuhkan waktu berbulan-bulan atau
bertahun-tahun untuk menjadi penyakit yang dapat dikenali. Dengan
eksposur berulang atau eksposur jangka panjang secara terus menerus,
kerusakannya menumpuk sampai kerusakan melebih ambang batas
toksisitas kronis. Akhirnya, kerusakan menjadi sangat parah sehingga
organ tidak dapat lagi berfungsi secara normal dan berbagai efek kronis
dapat terjadi. Contohnya penyakit ginjal kronik pada pekerja laki-laki yang
terpajan timbal dalam waktu bertahun-tahun.(wiki, 2021)

A. Jenis Toksisitas

Umumnya ada tiga jenis zat beracun, yaitu kimia, biologi, dan fisika:

a. Zat kimiawi meliputi zat-zat anorganik seperti, timah, merkuri, asbestos,


asam hidrofluorat dan gas klorin, serta zat-zat organik seperti metil
alkohol, sebagian besar obat-obatan dan racun dari makhluk hidup.

vii
b. Zat beracun biologis meliputibakteri dan virus yang dapat menciptakan
penyakit di dalam organisme hidp. Toksisitas biologis sulit di ukur karena
‘batas dosis nya’ bisa berupa satu organisme tunggal. Secara teori, satu
virus, bakteri atau cacing dapat berreproduksi dan mengakibatkan infeksi
parah. Akan tetapi, di dalam inang yang memiliki sistem kekebalan tetap.
Toksisitas yang tertanam di dalam organisme di seimbangkan oleh
kemampuan inang untuk melawan balik.
c. Zat beracun fisik adalah zat-zat yang karena sifat alamianya mampu
menganggu proses biologis. Misalnya, debu, batu bara dan serat asbestos
yang dapat mematikan jika di hirup.(M.Sidik Ashari, 2016)

B. Klasifikasi Toksisitas

Klasifikasi toksisitas sangat bervariasi, misalnya berdasarkan sifat fisik,


pengaruh terhadap tubuh, lama terjadinya pemajanan atau pada tingkat
efek racunnya.
Menurut sifat fisiknya dikenal :
 Gas : tidak berbentuk, mengisi ruangan pada suhu dan tekanan
normal, tidak terlihat tidak berbau pada konsenterasi rendah, dan
dapat berubah menjadi cair/padat dengan perubahan suhu dan
tekanan.
 Uap : bentuk gas dari zat yang dalam keadaan biasa berujud atau
padat, tidak kelihatan dan berdifusi keseluruhan ruangan.
 Debu : partikel zat padat yang terjadi oleh karena kekuatan alami
atau mekanis
 Kabut : titik cairan halus di udara yang terjadi akibat kondensasi
bentuk uap atau dari tingkat pemecahan zat cair atau menjadi
tingkat dispersi, melalui cara tertentu.
 Fume : partikel zat paat yang terjadi oleh kondensasi bentuk gas,
biasanya setelah penguapan benda padat yang di pijarkan.

viii
 Asap : partikel zat karbon yang berukran kurang dari 0,5 mikron,
sebagai akibat pembakaran tidak sempurna bahan yang
mengandung karbon.
 Awan : partikel cair sebagai hasil kondensasi fase gas ukuran
partikelnyaantara 0,1-1 mikron. (Nayla Kamilia Fithri, 2020)

C. Penilaian Toksisitas

a. Suatu zat beracun dengan LD50 lebih kecil menunjukkan bahwa


zat tersebut relatif lebih beracun, demikian pula sebaliknya.
b. Penetapan occupational exposure limit (OEL) atau batas
pemajanan kerja, mengacu pada prinsip dasar dalam toksikologi
yang mempertimbangkan faktor dosis dan lama pemajanan serta
keberadaan bahan kimia di udara tempat kerja.
c. Oleh ACGIH (American conference of governmental and
industrial hygienist) atau nilai ambang batas (NAB) yang
menunjukkan suatu kadar yang manusia dapat menghaadapinya
secara fisiologik tanpa terganggu kesehatannya.
d. Mengusulkan informasi toksisitas secara kualitatif dan kuantitatif
(Rosalia Dewi, 2012)
e. Mengidentfikasi periode paparan untuk menilai toksisitas
f. Menghitung nilai toksisitas efek karsinogenik dan non
karsinogenik
g. Terdapat 3 kategori NAB yang spesifik, yakni;
 NAB rata-rata selama jam kerja atau TLV-TWA
(Threshold Limit Value-Time Weighted Average) yakni
kadar bahan kimia di udara tempat kerja selama 8 jam
sehari atau 40 jam seminggu yang hampir semua tenaga
kerja dapat terpajan berulang kali sehari-hari dalam
pekerjaan tanpa terganggu kesehatannya.
 NAB batas pemajanan singkat atau TLV-STEL (Thershold
Limit Value-Short Term Expossure Limit) atau PSD

ix
(Pemajanan singkat yang diperkenankan) yakni kadar
bahan kimia yang diperkenankan untuk pemajanan tidak
lebih dari 15 menit atau tidak lebih dari 4 kali pemajanan
per hari. Interval antara dua periode pemajanan tidak boleh
kurang dari 60 menit.
 NAB tertinggi atau TLV-C (Thershold limit ceiling) yakni
kadar tertinggi bahan kimia di udara tempat kerja yang
tidak boleh di lewati selama melakukan pekerjaan. Sering
di sebut juga sebagai KTD (Kadar tertinggi yang
diperkenankan)
h. Pada bahan kimia yang bersifat karsinogen terdapat kategori
sebagai berikut:
 A-1 Terbukti karsinogen pada manusia (confirmed
human carcinogen)
 A-2 Diperkirakan karsinogen pada manusia (suspected
human carcinogen)
 A-3 karsinogen terhadap binatang (animal human carcinogen)
 A-4 tidak di klasifikasikan karsinogen terhadap manusia
( not suspected as a human carcinogen)
 A-5 Tidak diperkirakan karsinogen terhadap mnusia
( not suspected as a human carcinogen). (alan kurniyawan,
2018)
i. Pada jurnal Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan Non
Karsinogenik Tembaga pada Ikan Nila Keramba yang dikonsumsi
dan dibudidayakan Masyarakat di Desa Jembayan. Lingkungan
dari sungai Mahakam sendiri seperti yang telah dituliskan oleh
watiningsih bahwa aliran sungai mahakam mulai tercemar karena
kegiatan pertambangan di hulu sungai mahakam, pembuangan
limbah, serta terjadinya erosi akibat rusaknya hutan pada daerah
aliran sungai mahakam. Penelitian tersebut bertujuan untuk
mengetahui apakah ikan dari hasil keramba di pinggiran sungai

x
mahakam memiliki kandungan Cu (tembaga) yang dapat
menyebabkan masalah kesehatan bagi masyarakat yang
mengkonsumsi ikan tersebut, melihat sungai mahakam yang
tercemar logam berat. Penelitian tersebut akan menggunakan
pendekatan Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL). Dari
30 responden, 9 orang memiliki RQ < 1 dengan persentase 30 %
dan sebanyak 21 orang dengan persentase 70% memiliki RQ > 1.
Hal ini menunjukkan bahwa sebanyak 21 responden berpotensi
besar memiliki risiko kesehatan non karsinogenik ketika memasuki
masa konsumsi 30 tahun. Tingkat risiko kesehatan paparan Cu
pada masyarakat biasanya dipengaruhi oleh konsentrasi kandungan
Cu yang tinggi. Selain itu, pola konsumsi individu juga
mempengaruhi besarnya risiko kesehatan. Untuk risiko kesehatan
yang dirasakan oleh masyarakat berdasarkan wawancara adalah
diare disertai sakit kepala, mual dan muntah.(Aco, 2019)

xi
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

- Toksisitas adalah tingkat merusaknya suatu zat jika dipaparkan


terhadap organisme. Toksisitas dapat mengacu pada dampak
terhadap seluruh organisme. Toksikologi adalah bidang ilmu yang
mempelajari efek bahaya yang dapat ditimbulkan oleh bahan
kimia atau zat pada manusia, hewan, dan lingkungan. Dari definisi
di atas, jelas terlihat bahwa dalam toksikologi terdapat unsur-unsur
yang saling berinteraksi dengan suatu cara-cara tertentu untuk
menimbulkan respon pada sistem biologi yang dapat menimbulkan
kerusakan pada sistem biologi tersebut.

B. SARAN

- Bagi pembaca, semoga makalah ini dapat memberikan tambahan


ilmu dan wawasan mengenai epidemiologi lingkungan khususnya
penilaian toksisitas

xii
DAFTAR PUSTAKA

Aco. (2019). Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan Non-Karsinogenik Tembaga pada


Ikan Nila Keramba yang dikonsumsi dan dibudidayakan (1).
alan kurniyawan. (2018, October 1). Penilaian toksisitas.
M.Sidik Ashari. (2016, August 22). Efek Toksik Suatu Zat.
Nayla Kamilia Fithri. (2020). Hubungan Pajanan dan Dosis.pdf.
Rosalia Dewi, S. (2012). Uji Toksisitas Kuantitatif.
wiki. (2021). Toksisitas Kronis.
wiki. (2022a). Toksisitas Akut.
wiki. (2022b, October 26). Toksisitas.
 

xiii

Anda mungkin juga menyukai