Anda di halaman 1dari 9

Makalah Toksikologi

Efek Toksik Bahan Kimia

Kelompok 5
Disusun oleh:

Mutia Laiatus Sa’adah (P21345123046)


Nadiya Amanda Febiyanti (P21345123049)
Nunik Febriani (P21345123059)
Rahardian Fadhurahman (P21345123062)

Dosen Pembimbing
Desembra Lisa, S.Pd., M.Pd

PROGRAM STUDI DIII KESEHATAN LINGKUNGAN

POLTEKKES KEMENKES JAKARTA 2

TAHUN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah tentang “Efek Toksik
bahan kimia”.
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
turut memberikan kontribusi dalam penyusunan karya ilmiah ini. Tentunya, tidak akan
bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak. Sebagai
penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari penyusunan
maupun tata bahasa penyampaian dalam karya ilmiah ini. Oleh karena itu,kami dengan
rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini. Kami berharap semoga karya ilmiah yang kami susun ini memberikan
manfaat dan juga inspirasi untuk pembaca.

Jakarta, 12 Maret 2024

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI

Kata pengantar ............................................................................................................................ i


Daftar isi..................................................................................................................................... ii
Bab I Pendahuluan ..................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah....................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................ 1
1.3 Tujuan Penulisan .................................................................................................................. 2
Bab II Pembahasan..................................................................................................................... 3
2.1 Efek local dan sistematik .................................................................................................... 4
2.2 Efek berpulih (reversible) dan nirpulih (irreversible) ......................................................... 4
Bab III Penutup .......................................................................................................................... 5
3.1 Kesimpulan .......................................................................................................................... 5
3.2 Daftar Pustaka ...................................................................................................................... 6

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Toksikologi adalah ilmu yang menetapkan batas aman dari bahan kimia (Cotton dan
Wilkinson . 2009). Selain itu toksikologi juga mempelajari jelas/kerusakan/ cedera pada
organisme (hewan, tumbuhan, manusia) yang diakibatkan oleh suatu materi
substansi/energi, mempelajari racun, tidak saja efeknya, tetapi juga mekanisme terjadinya
efek tersebut pada organisme dan mempelajari kerja kimia yang merugikan terhadap
organisme.
Salah satu masalah dalam toksikologi terutama toksikologi lingkungan adalah
kenyataan bahwa orang praktis selalu menggunakan campuran zat, yang seringkali susunan
kualitatif dan kuantitatifnya beragam. Akibatnya penentuan risiko yang timbul akibat
pemakaian campuran zat hampir tidak mungkin. Zat toksik biasanya berada dalam bentuk
campuran/kombinasi, sehingga harga MAC tidak begitu berarti. Oleh karena itu harga
MAC bukan merupakan nilai pasti, tetapi hanya merupakan batas yang diizinkan. Dalam
praktek, harus digunakan konsentrasi yang secara ekonomis dan teknis paling rendah.
Tujuannya bukan batas-tanpa-efek (no-effect-level) melainkan batas-tanpa-risiko (no-risk-
level). Untuk interaksi dua zat atau lebih terdapat berbagai kemungkinan. Kedua zat itu
dapat diabsorpsi bersama-sama atau dapat pula ada perbedaan waktu antara absorpsi
senyawa yang satu dengan absorpsi senyawa yang lain. Kombinasi dapat menyebabkan
diperkuatnya efek toksik, atau dua efek toksik yang tak saling mempengaruhi atau reaksi
toksik yang diperlemah. Reaksi toksik yang diperlemah berlaku pada pemberian zat yang
bekerja melindungi atau penggunaan antidot pada keracunan.
Kebutuhan akan toksikologi lingkungan meningkat ditinjau dari :
Proses Modernisasi yang akan menaikan konsumsi sehingga produksi juga harus
meningkat, dengan demikian industrialisasi dan penggunaan energi akan meningkat yang
tentunya akan meningkatkan resiko toksikologis.
Proses industrialisasi akan memanfaatkan bahan baku kimia, fisika, biologi yang
akan menghasilkan buangan dalam bentuk gas, cair, dan padat yang meningkat. Buangan
ini 2 tentunya akan menimbulkan perubahan kualitas lingkungan yang mengakibatkan
resiko pencemaran, sehingga resiko toksikologi juga akan meningkat.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu toksikologi ?
2. Apa saja zat-zat yang berfungsi sebagai toksik ?
3. Bagaimana efek bahan kimia toksik ?

3
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan toksikologi
2. Untuk mengetahui zat-zat yang berfungsi sebagai toksik
3. Untuk mengetahui efek bahan kimia toksik

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Efek Lokal dan Sistematik


Efek Lokal Efek lokal merupakan suatu efek yang timbul akibat dari paparan bahan kimia
toksik pada saluran napas yang secara langsung mempengaruhi keadaan saluran napas tersebut.
Efek Sistemik Efek sistemik merupakan suatu efek yang disebabkan oleh bahan-bahan
kimia toksik yang terhirup kedalam saluran napas kemudian mempengaruhi pula organ-organ lain
dalam tubuh melalui aliran darah, seperti anestesiaumum. Gas-gas toksik dapat terserap dari
berbagai bagian saluran napas termasuk nasofaring, akan tetapi tempat utama penyerapan bahan
kimiatoksik tersebut adalah alveoli
Efek Toksik Lokal dan Sistemik Pada Tubuh
Efek Lokal : bahan yang bersifat korosif, iritatif
Efek Sistemik: terjadi setelah bahan kimia masuk, diserap dan distribusikan ke tubuh. Konsentrasi
bahan berbahaya tidak selalu paling tinggi dalam target organ(misal, target organ methyl
merkuriadalah otak, tapi konsentrasi tertinggi ada di hati dan ginjal, DDT target organnya adalah
susunan pusat syaraf pusat tapi konsentrasi tertinggi pada jaringan lemak)
Perbedaan yang lain diantara bentuk-bentuk dari efek-efek pada umumnya dibuat atas
tempat kerjanya.Efek lokal Merupakan efek yang terjadi pada tempat persinggungan pertama
diantara system biologis dan toksikan. Contoh-contoh dari efek lokal ditinjukkan oleh penelanan
bahan-bahan yang dapat membakar atau menghirup bahan-bahan yang menganggu (Irritant
material) lebih maju dari efek lokal adalah efek sistematik yang membutuhkan penyerapan dan
penyeberan dari zat-zat toksik ketempat yang jauh dari tempat masuknya dimana efek-efek toksik
akan dihasilkan.
Kebanyakan zat-zat kecuali yang sangat reakstif, akan menghasilkan efek sistemik, untuk
beberapa bahan-bahan. Kedua efek bisa ditemukan. Sebagai contoh, T.E.L (=Tetra Ethyl Lead)
menghasilkan efek-efek pada kulit pada tempat penyerapan dan kemudian diangkut secara sistemik
untuk menghasilkan efek-efeknya yang khusus pada CNS (=Central Nervous System) dan system-
sistem lain. Jika efek lokalnya nyata sebagaimana dengan luka bakar yang bersangkutan oleh asam,
disana boleh juga ada efek sistemik yang tidak langsung,dalam contoh ini, kerusakan ginjal
meskipun zat itu tidak mencapai ginjal.
Kebanyakan zat-zat kimia yang menghasilkan keracunan sistemik tidak menyebabkan satu
derjat keracunan yang sama dalam semua organ-organ tetapi biasanya menghasilkan keracunan
yang besar ke satu dua organ saja. Organ ini dikenal sebagai organ-organ sasaran dari keracunan zat
kimia tersebut. Organ sasaran itu sering bukanlah tempat berkumpulnya bahan-bahan kimia tadi.
Sebagai contoh, Timah hitam dikumpulkan dalam tulang tetapi keracunannya dalam jaringan-
jaringan lemak. Serupa DDT dikumpulkan dalam jaringan lemak tetapi tidak menghasilkan efek
toksik disana.
Organ sasaran dari keracunan yang sering terlibat dalam keracunan sistemik adalah CNS.
Meskipun dengan beberapa persenyawaan-persenyawaan yang memiliki satu efek yang menonjol
ditempat lain, kerusakan ke CNS, khususnya ke otak, dapat ditunjukkan oleh penggunaan cara-cara
yang sensitif dan sesuai. Selanjutnya system yang sering terlibat keracunan sistemik adalah system
sirkulasi, system darah dan hemopoietik, organ-organ visceral seperti liver, ginjal, paru-paru Dan
5
kulit otot dan tulang merupakan organ-organ sasaran yang sangat kurang sering untuk efek-efek
toksik. 7 Dengan zat-zat yang memiliki satu efek lokal yang menonjol. kekerasan jarigan bereaksi
sangat tergantung atas tempat masuknya (kulit, tractus gastro intestin atau Tractus Respiratorius).

2.2 Efek berpulih (reversible) dan nirpulih (irreversible)


Efek toksisitas dapat menimbulkan kerusakan yang bersifat reversibel (dapat diperbaiki atau
sementara) dan ireversibel (tidak dapat diperbaiki atau tetap).
1. Efek Berpulih (reversible)
Ditandai dengan perubahan dari struktur atau fungsi normal yang disebabkan oleh suatu zat
kimia akan kembali pulih dalam batas waktu yang normal setelah paparan berhenti.
Contohnya paparan terhadap solven dapat menyebabkan dermatitis kontak, sakit kepala atau
mual, gejala tersebut akan mereda begitu paparan dihentilkan, (pemakaian minyak wangi) Ciri-
Ciri-ciri:
• Bila zat toksik dlm tempat kerjanya atau reseptornya habis, maka reseptor akan kembali
ke kedudukan semula
• Efek toksik akan cepat kembali normal
• Ketoksikan sangat bergantung pd dosis, kecepatan absorbsi, distribusi dan eliminasi zat
racun
2. Efek Nirpulih (Ireversibel)
Ditandai dengan perubahan dari struktur atau fungsi normal yang disebabkan oleh suatu zat
kimia, yang akan menetap atau meluas walaupun paparan sudah berhenti.
Contohnya penyakit neurologis tertentu, pembentukkan kanker, sirosis hati, atau emfisema
paru.
Ciri-ciri :
• Kerusakan bersifat permanen
• Paparan berikutnya akan sebabkan kerusakan yg sifatnya sama memungkinkan terjadinya
akumulasi efek toksik
• Paparan dgn dosis yg sangat kecil dlm jangka panjang akan menimbulkan efek toksik yg
sama efektifnya dgn paparan dosis besar jangka pendek. Ini berarti zat racun sangat sulit
dieliminasi.

6
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Toksikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari efek merugikan dari bahan
kimia terhadap organisme hidup. Zat toksik dapat berasal dari berbagai macam sumber,
salah satunya yaitu zat toksik yang berasal dari bahan kimia.

Proses interaksi zat dalam toksikologi umumnya dikelompokkan dalam tiga fase
yaitu : Fase Eksposisi meliputi paparan bahan kimia di ambien pada gas/uap, debu, kabut
dan fume, Fase Toksokinetik meliputi absorpsi, distribusi penyimpanan, metabolisme, dan
eksresi, Fase Toksodinamika meliputi interaksi antara tokson dengan reseptor dalam organ
.

Jalur utama bahan toksik untuk dapat masuk ke dalam tubuh manusia adalah melalui
absorpsi, distribusi dan ekskresi pada paru-paru (pernapasan/inhalasi), kulit (topikal),
pencernaan (ingesti) dan injeksi.

7
DAFTAR PUSTAKA

Isma. (2011, juni 16). Efek lokal dan sistematik . Retrieved from
https://www.scribd.com/doc/57993676/Efek-Lokal-Dan-Sistemik
Pengantar toksikologi. (n.d.). Retrieved from
http://dinus.ac.id/repository/docs/ajar/BAB_1_PENDAHULUAN.pdf

Anda mungkin juga menyukai