KELOMPOK 10
PENYUSUN:
TIARACHEL TAMPUBOLON (P21345123070)
NIA DWI CAHYANI (P21345123055)
RIO ANANDA SANG BRATA (P21345123064)
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat dan kasih
anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Makalah dengan
judul “Parameter-Parameter Toksisitas dan Penilaian Keamanan Bahan-Bahan
Kimia” sesuai dengan batas waktu yang ditentukan. Makalah ini dibuat untuk
memenuhi tugas mata kuliah Toksikologi. Dengan mengambil topik pentingnya
pemahaman teori ini bagi mahasiswa, makalah ini akan membahas parameter-
parameter toksisitas dan penilaian keamanan bahan-bahan kimia.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................... i
BAB II PEMBAHASAN.............................................................. 3
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
sensitif subpopulasi. Kurva dosis-respons terbagi dalam dua
kategori/kelompok besar.
Pada intinya, untuk beberapa bahan kimia, dosis yang sangat kecil tidak
menyebabkan efek, sedangkan dosis yang lebih tinggi akan mengakibatkan
beberapa efek, dan bahkan sampai menyebabkan kematian; bahan kimia
semacam ini disebut bahan kimia dengan ambang batas. Untuk bahan kimia
lain, seperti kebanyakan yang menyebabkan efek karsinogen, konsep ambang
batas mungkin tidak dapat diterapkan, dalam hal ini tidak diperlukan tingkat
minimum untuk menyebabkan efek toksisitas yang merugikan. Dosis tinggi
tetapi tidak memberikan efek yang merugikan bagi suatu organisme disebut
dengan NOAEL (no-observed-adverse-effect-level), sedangkan dosis rendah
yang memberikan efek yang merugikan bagi tubuh organisme disebut LOAEL
(lowest-observed-adverseeffect-level).
6
3. Karakteristik Jenis Tes Perbedaan antara spesies sehubungan dengan
penyerapan, ekskresi atau metabolisme bahan kimia, serta beberapa faktor
lainnya (seperti kerentanan genetik) harus dapat dievaluasi dengan cermat
khususnya dalam penentuan spesies hewan uji.
5. Titik Akhir Toksikologis Ini mengacu pada sifat efek toksik. Titik
akhir berkaitan dengan perubahan yang terdeteksi pada hewan uji, yang
menjadi indeks toksisitas bahan kimia. Beberapa titik akhir yang biasa diukur
adalah karsinogenisitas, hepatotoksisitas (yaitu toksisitas hati), mutagenisitas,
toksisitas saraf, toksisitas ginjal, toksisitas reproduksi, teratogenisitas, dan lain-
lain. Salah satu bagian terpenting dari studi toksisitas adalah pemilihan titik
akhir terbaik untuk dipantau. Biasanya paling sensitif sehubungan dengan
perubahan dosis-respons, keparahan efek, dan apakah efek itu reversibel atau
ireversibel.
7
mengevaluasi risiko dari paparan oral atau dermal, sedangkan URF digunakan
untuk mengevaluasi risiko dari paparan inhalasi.
8
merugikan. RfD didefinisikan sebagai jumlah maksimum bahan kimia (dalam
mg/kg/hari) yang dapat diserap tubuh manusia tanpa mengalami efek
kesehatan secara kronis. Dengan demikian, untuk paparan nonkarsinogenik,
asupan harian dan RfD digunakan sebagai ukuran risiko yang dianggap tanpa
efek samping. Namun demikian, penggunaan RfD secara umum lebih
digunakan dibandingkan asupan harian karena telah melalui kajian metodologi
yang sangat ketat. RfD berlaku untuk paparan dengan rute oral. Selain RfD, ada
pula yang disebut dengan referensi konsentrasi (RfC), yaitu suatu perkiraan
paparan yang dapat terjadi setiap hari selama periode berkepanjangan yaitu
tidak ada efek buruk yang ditimbulkan akibat paparan tersebut. Berbeda
dengan RfD, RfC dinyatakan dalam satuan konsentrasi dalam media
lingkungan (misalnya, mg/m3 atau μg/L). RfC berlaku untuk paparan secara
inhalasi.
Secara umum, RfD dan RfC mewakili perkiraan paparan yang dapat
terjadi setiap hari selama periode yang lama dengan tidak ada efek buruk yang
akan terjadi akibat paparan tersebut.
9
secara khusus dikembangkan untuk menjadi pelindung bagi paparan jangka
panjang terhadap suatu senyawa. Sebagai pedoman umum untuk sebagian besar
penilaian risiko, RfD oral kronis umumnya harus digunakan untuk
mengevaluasi potensi efek nonkarsinogenik yang terkait dengan periode
paparan lebih dari 7 tahun (sekitar 10 persen dari rata-rata umur manusia). RfD
oral subkronis secara khusus dikembangkan untuk melindungi paparan jangka
pendek terhadap suatu senyawa. Sebagai pedoman khas untuk sebagian besar
penilaian risiko, RfD oral subkronis umumnya harus digunakan untuk
mengevaluasi potensi efek nonkarsinogenik dari periode paparan antara dua
minggu dan tujuh tahun.
10
lebih tinggi. Untuk membantu mengatasi masalah ini, studi toksisitas biasanya
dilakukan untuk mengidentifikasi sifat gangguan kesehatan yang disebabkan oleh
suatu zat, serta kisaran dosis yang menyebabkan kerusakan tersebut. Dalam
setiap kejadian, identifikasi zat beracun biasanya dimulai dengan
pengambilan berbagai informasi terkait yang tersedia pada agen yang
dicurigai. Atas dasar informasi tersebut, protokol penilaian yang lebih terfokus
dapat dirancang dengan baik untuk memenuhi tujuan program atau proyek
secara umum dan khusus.
11
upaya untuk mengontrol faktor pengacau/perancu dalam desain eksperimental
atau analisis statistik. Ini memeriksa terjadinya penyakit pada populasi manusia
dan mencoba untuk menentukan penyebabnya.
12
BAB III
KESIMPULAN
3.1 KESIMPULAN
5. Titik Akhir Toksikologis Ini mengacu pada sifat efek toksik. Titik
akhir berkaitan dengan perubahan yang terdeteksi pada hewan uji, yang
menjadi indeks toksisitas bahan kimia.
13
DAFTAR PUSTAKA
https://www.researchgate.net/publication/362859868_Analisis_Risiko_Bahan_Kimia
_melalui_Pendekatan_ARKL
14