Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH TOKSIKOLOGI

“PARAMETER-PARAMETER TOKSISITAS DAN PENILAIAN KEAMANAN


BAHAN-BAHAN KIMIA”
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Toksikologi
DOSEN PENGAMPU:
Desembra Lisa, SPd ,M.Pd

KELOMPOK 10
PENYUSUN:
TIARACHEL TAMPUBOLON (P21345123070)
NIA DWI CAHYANI (P21345123055)
RIO ANANDA SANG BRATA (P21345123064)

PROGRAM STUDI DIII SANITASI


TAHUN 2024
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II
Jl. Hang Jebat No.3, Gunung, Kec. Kby. Baru, Kota Jakarta Selatan,

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat dan kasih
anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Makalah dengan
judul “Parameter-Parameter Toksisitas dan Penilaian Keamanan Bahan-Bahan
Kimia” sesuai dengan batas waktu yang ditentukan. Makalah ini dibuat untuk
memenuhi tugas mata kuliah Toksikologi. Dengan mengambil topik pentingnya
pemahaman teori ini bagi mahasiswa, makalah ini akan membahas parameter-
parameter toksisitas dan penilaian keamanan bahan-bahan kimia.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberi


bantuan dan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, maka penulis mengharapkan kritik
dan saran agar ke depannya penulis dapat menyusun makalah dengan lebih baik
lagi. Harapannya, semoga makalah ini dapat memberikan manfat bagi pembaca
sekaligus meningkatkan pemahaman tentang teori ini.

Jakarta, 12 Maret 2024

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ....................................................... 1

1.3 Tujuan Penulisan ......................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN.............................................................. 3

2.1 Parameter-Parameter Toksisitas ................................. 3

2.2 Penilaian Keamanan Bahan-Bahan Kimia ................. 3

BAB III PENUTUP .................................................................... 10

3.1 Kesimpulan ................................................................ 10

DAFTAR PUSTAKA ................................................................. 11

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Faktanya, kondisi kesehatan yang terganggu saat masa degeneratif itu


terkait dengan bahan kimia yang ditemukan dalam lingkungan hidup dan
lingkungan kerja manusia yang tak terhitung banyaknya. Dengan melakukan
pengendalian yang benar, pencegahan peningkatan penyakit menular, serta
memberikan lebih banyak perhatian pada masalah kesehatan degeneratif yang
disebabkan oleh bahan kimia lingkungan, maka dapat meningkatkan harapan
hidup. Oleh karena itu, sangat penting bahwa penilaian risiko kesehatan
manusia dilakukan secara konsisten untuk mengendalikan potensi risiko yang
akan ditimbulkan oleh bahan kimia. Secara menyeluruh, penilaian risiko
merupakan cara sistematis untuk mengembangkan strategi yang tepat, sehingga
dapat membantu membuat kebijakan terkait risiko paparan bahan kimia pada
manusia.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis telah merumuskan


masalah yang terjadi pada makalah ini, yaitu:

1.2.1 Apa saja parameter-parameter toksisitas?

1.2.2 Bagaimana Penilaian Bahan-Bahan Kimia?

1.3 TUJUAN PENULISAN

Berdasarkan rumusan masalah di atas, penulis telah menuliskan tujuan pada


makalah ini yaitu, untuk parameter toksisitas dan penilaian keamanan bahan-
bahan kimia

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PARAMETER-PARAMETER TOKSISITAS

Toksisitas terkait bahan beracun dan dapat dikatakan menunjukkan


keadaan efek samping atau gejala yang diproduksi oleh racun dalam
organisme. Secara umum, toksisitas cenderung bervariasi sesuai dengan durasi
dan lokasi reseptor yang terpapar toksikan, serta respons spesifik organisme
yang terpapar. Efek toksikan berinteraksi dengan sel; interaksi seluler
semacam itu dapat terjadi di permukaan sel, di dalam sel, atau di jaringan
di bawahnya dan ruang ekstraseluler (interstisial). Karakteristik kimia dari
kedua racun dan sel membran menentukan apakah interaksi yang terjadi pada
permukaan sel atau apakah penghalang itu akan menjadi efektif dalam menjaga
racun dari organisme. Semua ini membantu untuk menentukan atau men-
definisikan sifat respon toksik dan hasil terkait. Setelah zat kimia diserap, zat itu
bergerak melalui aliran darah. Selanjutnya, jika pengikatan terjadi dengan
organ (terutama hati, ginjal, dan darah) di dalam tubuh, efek toksik dapat
terjadi. Efek racun bisa bervariasi secara substansial tergantung pada lokasi
kontak dan/atau penyerapan zat kimia dengan reseptor manusia.

Misalnya, asbes sangat beracun saat dihirup. Bahan ini tampaknya


tidak menunjukkan tingkat toksisitas yang signifikan saat tertelan dan
kemungkinan disebabkan oleh penyerapan yang buruk pada saluran pencernaan.
Secara umum, hubungan antara tingkat paparan bahan kimia (dosis) dan
besarnya efek kimia yang diinduksi (respons) biasanya digambarkan oleh
kurva dosis-respons. Kurva dosis-respons biasanya adalah sigmoidal, akan
tetapi bisa juga menjadi linear, cekung, cembung, atau bimodal. Bentuk
umum kurva dapat menjadi petunjuk dalam mekanisme tindakan dari subjek
toksin, dan menunjukkan beberapa efek toksik, serta mengidentifikasi adanya
kemungkinan meluasnya potensi

5
sensitif subpopulasi. Kurva dosis-respons terbagi dalam dua
kategori/kelompok besar.

1. Mereka yang tidak ada respons sampai adanya beberapa dosis


minimum (yaitu, ambang) tercapai, dan;

2. Mereka yang tidak ada ambang batasnya, yang berarti bahwa


beberapa jenis dari respon yang diharapkan untuk setiap dosis, tidak peduli
seberapa kecil dosis tersebut.

Pada intinya, untuk beberapa bahan kimia, dosis yang sangat kecil tidak
menyebabkan efek, sedangkan dosis yang lebih tinggi akan mengakibatkan
beberapa efek, dan bahkan sampai menyebabkan kematian; bahan kimia
semacam ini disebut bahan kimia dengan ambang batas. Untuk bahan kimia
lain, seperti kebanyakan yang menyebabkan efek karsinogen, konsep ambang
batas mungkin tidak dapat diterapkan, dalam hal ini tidak diperlukan tingkat
minimum untuk menyebabkan efek toksisitas yang merugikan. Dosis tinggi
tetapi tidak memberikan efek yang merugikan bagi suatu organisme disebut
dengan NOAEL (no-observed-adverse-effect-level), sedangkan dosis rendah
yang memberikan efek yang merugikan bagi tubuh organisme disebut LOAEL
(lowest-observed-adverseeffect-level).

Parameter/faktor penting yang harus dipertimbang-kan dalam penilaian


toksisitas adalah sebagai berikut.

1. Rute Paparan Toksisitas dari bahan kimia tergantung pada rute


paparan, baik melalui inhalasi (pernapasan), oral, atau kontak dermal
(permukaan kulit). Bahkan, ada juga respon lokal di lokasi
penyerapan/absorpsi (seperti paru-paru, saluran pencernaan, dan kulit).

2. Durasi/Frekuensi Paparan Toksisitas bahan kimia tidak hanya


tergantung pada dosis (yaitu jumlah bahan kimia yang terserap setiap hari), tetapi
juga pada lama paparan (yaitu jumlah hari, minggu, atau tahun).

6
3. Karakteristik Jenis Tes Perbedaan antara spesies sehubungan dengan
penyerapan, ekskresi atau metabolisme bahan kimia, serta beberapa faktor
lainnya (seperti kerentanan genetik) harus dapat dievaluasi dengan cermat
khususnya dalam penentuan spesies hewan uji.

4. Karakteristik Individual Individu anggota dari suatu populasi


(terutama manusia) tidak identik, dan biasanya secara identik tidak merespon
adanya paparan yang sama untuk suatu bahan kimia. Hal ini karena untuk
mengidentifikasi setiap subkelompok yang mungkin lebih sensitif terhadap bahan
kimia daripada populasi pada umumnya.

5. Titik Akhir Toksikologis Ini mengacu pada sifat efek toksik. Titik
akhir berkaitan dengan perubahan yang terdeteksi pada hewan uji, yang
menjadi indeks toksisitas bahan kimia. Beberapa titik akhir yang biasa diukur
adalah karsinogenisitas, hepatotoksisitas (yaitu toksisitas hati), mutagenisitas,
toksisitas saraf, toksisitas ginjal, toksisitas reproduksi, teratogenisitas, dan lain-
lain. Salah satu bagian terpenting dari studi toksisitas adalah pemilihan titik
akhir terbaik untuk dipantau. Biasanya paling sensitif sehubungan dengan
perubahan dosis-respons, keparahan efek, dan apakah efek itu reversibel atau
ireversibel.

2.1.1 PARAMETER TOKSISITAS EFEK KARSINOGENIK

Paparan karsinogen memiliki risiko terbatas untuk memicu kanker.


Perkiraan kanker yang dihasilkan per dosis unit (disebut risiko kanker unit,
atau faktor kemiringan kanker/faktor potensi kanker) biasanya digunakan
untuk mengembangkan keputusan risiko untuk masalah paparan bahan kimia.
Secara keseluruhan, dua parameter toksisitas spesifik untuk mengungkapkan
bahaya karsinogenik berdasarkan fungsi dosis-respons dalam penilaian risiko
kesehatan manusia, yaitu faktor kemiringan kanker ([C]SF) yang menyatakan
kemiringan fungsi dosis-respons dalam unit yang berhubungan dengan dosis
(mg/kg-hari- 1), dan faktor risiko unit (URF) yang menyatakan kemiringan
dalam unit berbasis konsentrasi (μg/m3)- 1. Biasanya, [C]SF digunakan saat

7
mengevaluasi risiko dari paparan oral atau dermal, sedangkan URF digunakan
untuk mengevaluasi risiko dari paparan inhalasi.

1. Faktor Kemiringan (SF) SF, juga disebut faktor potensi kanker


(CPF) atau kemiringan potensi, yaitu ukuran toksisitas atau potensi
karsinogenik suatu bahan kimia. Secara umum, CPF digunakan dalam
penilaian risiko kesehatan manusia untuk memperkirakan probabilitas seumur
hidup batas atas dari seorang individu yang menyebabkan kanker sebagai
akibat dari paparan karsinogenik. Secara umum pula, faktor kemiringan harus
selalu disertai dengan klasifikasi bobot bukti untuk menunjukkan kekuatan
bukti bahwa agen tersebut adalah karsinogen bagi manusia. Faktor
kemiringan dan penentuan bobot-bukti yang menyertai adalah data toksisitas
yang paling umum digunakan untuk mengevaluasi potensi risiko karsinogenik
manusia.

2. Risiko Unit Inhalasi (IUR) IUR didefinisikan sebagai estimasi risiko


kanker sebagai dampak hasil dari paparan terus-menerus ke agen pada
konsentrasi 1 μg/m3 di udara. Dalam mengevaluasi risiko dari bahan kimia
yang ditemukan dalam pengaturan lingkungan manusia, tindakan dosis-respons
secara umum dapat dinyatakan sebagai risiko per unit konsentrasi yang
menghasilkan nilai URF (juga disebut risiko kanker unit, UCR atau risiko unit,
UR). Langkah ini termasuk faktor risiko unit untuk udara (URF inhalasi), dan unit
risiko untuk air minum (URF oral). Intinya, unit konsentrasi paparan seumur
hidup berkelanjutan untuk udara dan air minum biasanya dinyatakan dalam
mikrogram per meter kubik (μg/m3) dan mikrogram per liter (μg/L).

2.1.2 PARAMETER TOKSISITAS EFEK NON-KARSINOGENIK

Secara umum, dalam pengambilan keputusan, risiko toksisitas sistemik


mengacu pada konsep asupan harian yang diterima atau dengan menggunakan
referensi dosis (RfD). Asupan harian yang diterima adalah jumlah dari suatu
bahan kimia dalam mg per kg berat badan per hari (mg/kg/hari) selama jangka
waktu tertentu, biasanya seumur hidup dan tanpa menderita efek yang

8
merugikan. RfD didefinisikan sebagai jumlah maksimum bahan kimia (dalam
mg/kg/hari) yang dapat diserap tubuh manusia tanpa mengalami efek
kesehatan secara kronis. Dengan demikian, untuk paparan nonkarsinogenik,
asupan harian dan RfD digunakan sebagai ukuran risiko yang dianggap tanpa
efek samping. Namun demikian, penggunaan RfD secara umum lebih
digunakan dibandingkan asupan harian karena telah melalui kajian metodologi
yang sangat ketat. RfD berlaku untuk paparan dengan rute oral. Selain RfD, ada
pula yang disebut dengan referensi konsentrasi (RfC), yaitu suatu perkiraan
paparan yang dapat terjadi setiap hari selama periode berkepanjangan yaitu
tidak ada efek buruk yang ditimbulkan akibat paparan tersebut. Berbeda
dengan RfD, RfC dinyatakan dalam satuan konsentrasi dalam media
lingkungan (misalnya, mg/m3 atau μg/L). RfC berlaku untuk paparan secara
inhalasi.

Secara umum, RfD dan RfC mewakili perkiraan paparan yang dapat
terjadi setiap hari selama periode yang lama dengan tidak ada efek buruk yang
akan terjadi akibat paparan tersebut.

1. Dosis Referensi (RfD) Dosis referensi atau RfD didefinisikan


sebagai perkiraan paparan harian (secara oral) pada populasi manusia
(subkelompok yang rentan) tanpa menimbulkan risiko efek merugikan yang
cukup besar seumur hidup. Secara umum, ini memberikan perkiraan paparan
harian berkelanjutan dari zat nonkarsinogenik bagi populasi manusia secara
umum (termasuk subkelompok yang rentan) yang tampaknya tanpa risiko efek
merugikan yang cukup besar. Sejalan dengan itu, RfD subkronis biasanya
merujuk pada kasus yang melibatkan hanya sebagian dari masa hidup,
sedangkan RfD kronis dikaitkan dengan paparan seumur hidup. Secara umum,
RfD dapat diturunkan dari NOAEL, LOAEL, atau dosis patokan atau
bahkan dengan menggunakan regresi kategorikal, dengan faktor ketidakpastian
(uncertainty factor) yang umumnya diterapkan untuk menggambarkan
keterbatasan data yang digunakan. Berbagai jenis RfD yang tersedia tergantung
pada efek kritis dan paparan panjang (kronis atau subkronis). RfD oral kronis

9
secara khusus dikembangkan untuk menjadi pelindung bagi paparan jangka
panjang terhadap suatu senyawa. Sebagai pedoman umum untuk sebagian besar
penilaian risiko, RfD oral kronis umumnya harus digunakan untuk
mengevaluasi potensi efek nonkarsinogenik yang terkait dengan periode
paparan lebih dari 7 tahun (sekitar 10 persen dari rata-rata umur manusia). RfD
oral subkronis secara khusus dikembangkan untuk melindungi paparan jangka
pendek terhadap suatu senyawa. Sebagai pedoman khas untuk sebagian besar
penilaian risiko, RfD oral subkronis umumnya harus digunakan untuk
mengevaluasi potensi efek nonkarsinogenik dari periode paparan antara dua
minggu dan tujuh tahun.

2. Konsentrasi Referensi (RfC) Konsentrasi referensi (RfC) didefinisikan


sebagai perkiraan dari paparan inhalasi terus menerus untuk populasi manusia
(termasuk subkelompok yang rentan) yang mungkin tanpa suatu risiko efek
merugikan yang cukup selama seumur hidup. Hal ini dapat berasal dari NOAEL
atau NOAEC, LOAEL atau LOAEC, atau konsentrasi dengan menggunakan
regresi kategoris dengan faktor ketidakpastian yang umumnya mencerminkan
keterbatasan data yang digunakan. Berbagai jenis dari RFC yang tersedia
tergantung pada efek kritis dan lama paparan yang dievaluasi (kronis atau
subkronis). RfC inhalasi kronis umumnya digunakan untuk paparan inhalasi
secara terus menerus/berkesinambungan, dan terjadi selama 7 tahun atau
lebih. Perlu dicatat bahwa RfC inhalasi kronis menurut USEPA biasanya
dinyatakan dalam satuan (mg/m3) meskipun ada juga yang menyajikannya
dalam μg/m3. RfC inhalasi subkronis umumnya antara 2 minggu sampai 7
tahun. Perlu juga dicatat bahwa RfC inhalasi subkronis menurut USEPA
biasanya dinyatakan dalam satuan mg/m3 dan beberapa menyajikannya dalam
μg/m3.

2.2 PENILAIAN KEAMANAN BAHAN-BAHAN KIMIA

Toksisitas tes mungkin dapat menunjukkan suatu zat menghasilkan


berbagai macam efek merugikan pada organ atau sistem organ pada tubuh
manusia yang berbeda. Beberapa efek dapat terjadi hanya pada dosis yang

10
lebih tinggi. Untuk membantu mengatasi masalah ini, studi toksisitas biasanya
dilakukan untuk mengidentifikasi sifat gangguan kesehatan yang disebabkan oleh
suatu zat, serta kisaran dosis yang menyebabkan kerusakan tersebut. Dalam
setiap kejadian, identifikasi zat beracun biasanya dimulai dengan
pengambilan berbagai informasi terkait yang tersedia pada agen yang
dicurigai. Atas dasar informasi tersebut, protokol penilaian yang lebih terfokus
dapat dirancang dengan baik untuk memenuhi tujuan program atau proyek
secara umum dan khusus.

Metode umum penilaian toksisitas kimia yang biasa digunakan untuk


menentukan sifat zat berbahaya adalah sebagai berikut.
1. Kelompok kasus
2. Toksikologi struktural (studi aktivitas struktur)
3. Studi laboratorium tentang sistem pengujian sederhana
4. Bioassay hewan jangka panjang
5. Studi manusia (epidemiologi) Kelompok kasus didasarkan pada identifikasi
pola penyakit yang tidak normal.

Prosedur ini cenderung lebih efektif dalam mengidentifikasi bahaya bila


kondisi yang ditimbulkan sangat jarang. Metode ini tidak terlalu ampuh dalam
situasi ketika kondisi kesehatan cukup umum pada populasi umum karena
populasi yang berisiko, pada dasarnya tidak pernah diketahui secara rinci.
Metode cluster kasus tidak menghasilkan bukti konklusif, tetapi hanya
kecurigaan yang kurang jelas. Toksikologi struktural melibatkan pencarian
untuk kesamaan dalam struktur kimia yang mungkin mengidentifikasi kategori
toksikologi, seperti karsinogen. Studi aktivitas struktur berguna untuk
mengevaluasi toksisitas yang didasarkan pada substansi struktur kimia. Misalnya,
berkaitan dengan mutagen dan karsinogen.

Bioassay hewan adalah eksperimen laboratorium, umumnya pada


hewan pengerat. Dalam jenis studi ini, model statistik digunakan untuk
mengekstrapolasi dari bioassay hewan ke manusia. Penelitian epidemiologi
merupakan suatu bentuk sistematis ilmiah dari analisis kasus klaster dengan

11
upaya untuk mengontrol faktor pengacau/perancu dalam desain eksperimental
atau analisis statistik. Ini memeriksa terjadinya penyakit pada populasi manusia
dan mencoba untuk menentukan penyebabnya.

Suatu penilaian toksisitas yang komprehensif terhadap paparan bahan


kimia umumnya dapat ditempuh melalui dua langkah, yakni penilaian efek
bahaya dan penilaian dosis-respons.

1. Penilaian efek bahaya adalah proses yang digunakan untuk menentukan


apakah paparan agen dapat menyebabkan peningkatan insiden efek kesehatan
yang merugikan (misalnya kanker, cacat lahir, dan lain-lain). Hal tersebut
memerlukan karakterisasi sifat dan kekuatan bukti sebab akibat. Secara
umum, proses tersebut melibatkan pengumpulan dan evaluasi data tentang
jenis cedera kesehatan atau penyakit yang mungkin disebabkan oleh bahan
kimia, dan tentang kondisi paparan di mana cedera atau penyakit tersebut
dihasilkan. Penilaian bahaya juga dapat mencirikan aktivitas bahan kimia
dalam tubuh dan interaksi terjadi pada organ, sel, atau bahkan bagian dari sel.

2. Penilaian respons dosis adalah proses evaluasi kuantitatif informasi


toksisitas, serta karakterisasi hubungan antara dosis bahan kimia yang
diberikan atau diterima (yaitu, paparan agen) dan kejadian efek kesehatan yang
merugikan pada populasi yang terpapar. Prosesnya terdiri dari
memperkirakan potensi senyawa tertentu dengan menggunakan hubungan
dosis-respons. Penilaian dosis-respons pertama-tama membahas hubungan
dosis dengan tingkat respons yang diamati dalam percobaan atau penelitian pada
manusia. Ketika paparan bahan kimia berada di luar jangkauan pengamatan,
maka perlu dilakukan ekstrapolasi untuk memper-kirakannya. Ekstrapolasi
biasanya akan dibuat dari dosis tinggi ke rendah, dari hewan ke manusia,
dan/atau dari rute paparan yang berbeda.

12
BAB III

KESIMPULAN

3.1 KESIMPULAN

Parameter/faktor penting yang harus dipertimbang-kan dalam penilaian


toksisitas adalah sebagai berikut.

1. Rute Paparan Toksisitas dari bahan kimia tergantung pada rute


paparan, baik melalui inhalasi (pernapasan), oral, atau kontak dermal
(permukaan kulit). Bahkan, ada juga respon lokal di lokasi
penyerapan/absorpsi (seperti paru-paru, saluran pencernaan, dan kulit).

2. Durasi/Frekuensi Paparan Toksisitas bahan kimia tidak hanya


tergantung pada dosis (yaitu jumlah bahan kimia yang terserap setiap hari), tetapi
juga pada lama paparan (yaitu jumlah hari, minggu, atau tahun).

3. Karakteristik Jenis Tes Perbedaan antara spesies sehubungan dengan


penyerapan, ekskresi atau metabolisme bahan kimia, serta beberapa faktor
lainnya (seperti kerentanan genetik) harus dapat dievaluasi dengan cermat
khususnya dalam penentuan spesies hewan uji.

4. Karakteristik Individual Individu anggota dari suatu populasi


(terutama manusia) tidak identik, dan biasanya secara identik tidak merespon
adanya paparan yang sama untuk suatu bahan kimia. Hal ini karena untuk
mengidentifikasi setiap subkelompok yang mungkin lebih sensitif terhadap bahan
kimia daripada populasi pada umumnya.

5. Titik Akhir Toksikologis Ini mengacu pada sifat efek toksik. Titik
akhir berkaitan dengan perubahan yang terdeteksi pada hewan uji, yang
menjadi indeks toksisitas bahan kimia.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://www.researchgate.net/publication/362859868_Analisis_Risiko_Bahan_Kimia
_melalui_Pendekatan_ARKL

14

Anda mungkin juga menyukai