Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

TOKSIKOLOGI LOGAM BERAT DAN BAHAN PELARUT

DISUSUN OLEH

ARMELANI ANGGRAYNI (K012222013)

PROGRAM STUDI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Segala puji dan syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua. Shalawat serta salam tak lupa pula kami

haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW serta para pengikutnya sampai

akhir zaman.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Bencana dan

Penanggulangan Kebakaran. Adapun tema yang akan kami bahas dalam makalah ini

adalah "Toksikologi logam berat dan bahan pelarut" penulis menyadari bahwa makalah

ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak. oleh karena itu, saya

selaku penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada yang telah membimbing dan

mendidik kami, serta semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat

terselesaikan dengan tepat waktu.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kata sempurna, oleh

karena itu kritik serta saran yang membangun sangat penulis harapkan dari para pembaca

sekalian.

Semoga makalah yang kami buat dapat bermanfaat untuk para pembaca semua.

Sekian dan terima kasih.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Makassar, 4 Mei 2023

Kelompok II

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................2

DAFTAR ISI...........................................................................................................3

BAB I.......................................................................................................................4

PENDAHULUAN...................................................................................................4
A. Latar Belakang............................................................................................4
B. Rumusan Masalah.......................................................................................5
C. Tujuan..........................................................................................................5

BAB II.....................................................................................................................6

PEMBAHASAN.....................................................................................................6
A. Definisi Toksikologi.....................................................................................6
B. Logam Berat.................................................................................................7
C. Logam Berat Beracun Yang Berbahaya Bagi Lingkungan Dan Mahluk
Hidup...................................................................................................................8
D. Bahan Pelarut............................................................................................10

BAB III..................................................................................................................15

PENUTUP.............................................................................................................15
A. Kesimpulan................................................................................................15
B. Saran..........................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................16

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahan kimia merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
manusia di era modern seperti saat ini. Bahan kimia sudah sangat lazim digunakan
dalam keseharian manusia, termasuk di tempat kerja. (European Inventory of
Existing Commercial Substances (EINECS) mencatat, terdapat lebih dari 100.000
jenis bahan kimia yang diperdagangkan secara komersial. Dari angka tersebut,
baru sekitar 0,4% – 0,8% yang teridentifikasi sifatnya dan teruji keamanannya.
Berdasarkan hasil pengujian, banyak diantara bahan kimia tersebut yang
menimbulkan efek negatif bagi kesehatan manusia, binatang, dan mengakibatkan
pencemaran lingkungan.
Suatu lingkungan hidup dikatakan tercemar apabila telah terjadi perubahan-
perubahan dalam tatanan lingkungan itu sehingga tidak sama lagi dengan bentuk
asalnya, sebagai akibat dari masuk dan atau dimasukkannya suatu zat atau benda
asing ke dalam tatanan lingkungan itu
Terjadinya suatu perubahan dalam perairan akan menimbulkan dampak
bagi organisme yang hidup didalamnya. Adanya logam berat di perairan
sangat berbahaya secara langsung terhadap kehidupan biota perairan, yang
selanjutnya mempengaruhi secara tidak langsung terhadap kesehatan
manusia.Hal ini berkaitan dengan sifat-sifat logam berat yang
sulitdidegradasi, sehingga terakumulasi dalam lingkungan perairan dan
keberadaannya secara alami sulit dihilangkan.Logam berat dapat terakumulasi
dalam biota perairan seperti kerang, dan ikan serta didalam sedimen
(Budiastuti et al., 2019).
Toksisitas logam pada manusia kebanyakan terjadi karena logam berat non
esensial saja, walaupun tidak menutup kemungkinan adanya keracunan logam
esensial yang melebihi dosis. Toksisitas logam esensial kadang-kadang pernah
dijumpai pada orang, tetapi hanya terbatas pada logam tertentu saja, misalnya Cu,
Zn dan Se.

4
Pelarut organik (organic solvent) adalah bahan kimia yang menjadi komponen
dari bermacam jenis produk seperti tinta, pestisida, lem, cat dan lain sebagainya.
Hal ini menjadi alasan pelarut organik banyak digunakan di berbagai industri.
Pelarut organik adalah sebutan lazim yang diberikan pada kelompok besar
senyawa kimia lipofilik (lebih dari 200 senyawa) yang dapat melarutkan lemak,
resin, lilin, aspal, filamen selulosa, karet, dan bahan plastik.
Jutaan pekerja di seluruh dunia diperkirakan terpapar pelarut dalam jumlah
besar setiap harinya. Hal ini tentu saja dapat mempengaruhi status kesehatan
pekerja. Risiko gangguan kesehatan akibat pajanan pelarut organik sangat variatif
mulai dari gelaja ringan sampai dengan yang dapat mengancam jiwa. Besarnya
risiko gangguan kesehatan ini sangat bergantung pada toksisitas, dosis dan durasi
pajanan. Pajanan akut pelarut organik dapat menimbulkan intoksikasi, kelelahan,
sakit kepala, mual, tremor, pusing, gangguan keseimbangan sampai dengan
depresi kategori ringan. Pajanan kronis pelarut organik secara inhalasi diketahui
dapat menyebabkan gangguan neurologis seperti sakit kepala, mudah marah, dan
insomnia. Pajanan melalui kulit dapat menyebabkan defatting dan iritasi pada
kulit, sedangkan pajanan pada mata dapat menimbulkan iritasi mata (Indrayani et
al., 2022).

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan toksikologi?
2. Apa yang dimaksud dengan logam berat
3. Apa saja Logam Berat Beracun Yang Berbahaya Bagi Lingkungan Dan
Mahluk Hidup?
4. Apa yang dimaksud dengan bahan pelarut

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari toksikologi
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan logam berat
3. Untuk mengetahui jenis-jenis logam berat beracun yang berbahaya bagi
lingkungan dan makhluk hidup

5
4. Untuk mengetahui definisi dari bahan pelarut

BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Toksikologi
Toksikologi dapat didefinisikan sebagai kajian tentang hakikat dan mekanisme
efek berbahaya (efek toksik) berbagai bahan kimia terhadap makhluk hidup dan
sistem biologik lainnya. Toksikologi merupakan studi mengenai efek-efek yang
tidak di inginkan dari zat-zat kimia terhadap organisme hidup. Toksikologi juga
membahas tentang penilaian secara kuantitatif tentang organ-organ tubuh yang
sering terpajan serta efek yang di timbulkannya. Efek toksik atau efek yang tidak
diinginkan dalam sistem biologis tidak akan dihasilkan oleh bahan kimia
kecuali bahan kimia tersebut atau produk biotransformasinya mencapai tempat ya
ng sesuai di dalam tubuh pada konsentrasi dan lama waktu yang cukup untuk
menghasilkan manifestasi toksik. 
Tujuan toksikologi adalah mengenal dan mengkaji mekanisme efek toksik
bahan kimia terhadap makhluk hidup agar manusia dapat menggunakan dan hidup
berdampingan dengan toksikan tanpa menimbulkan efek yang merugikan seperti
gangguan kesehatan atau rusaknya lingkungan hidup. Untuk mencapai tujuan
tersebut, lingkup kajian toksikologi mencakup:
a. mengenal, memahami, dan mendefinisikan toksisitas intrinsik dari bahan
kimia;
b. menilai risiko dan mengevaluasi dampak dari bahan kimia;
c. mengidentifikasi sistem atau organ target/kritis yang dipengaruhi bahan kimia.
Toksikologi sangat bermanfaat untuk memprediksi atau mengkaji akibat
yang berkaitan dengan bahaya toksik pada manusia dan lingkungannya.
Toksikologi merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang amat luas
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan di tempat kerja. Toksikologi juga
merupakan ilmu yang cukup pesat perkembangannya hingga melahirkan beberapa
cabang ilmu toksikologi berdasarkan ilmu dan aplikasinya. Toksikologi mencakup

6
multidisiplin sebagaimana ilmu kedokteran yang meliputi bidang-bidang terkait.
Dasar ilmu toksikologi adalah biologi, kimia, farmakologi, fisiologi, imunologi,
dan patologi. Toksikologi berperan dalam berbagai bidang kehidupan, antara lain
dalam industri makanan, yaitu penggunaan zat aditif makanan, dalam dunia
pertanian, yaitu penggunaan pestisida, dalam industri kimia, yaitu berkaitan
dengan pelarut dan komponen lain dalam proses produksi suatu bahan kimia.
Toksikologi digunakan untuk mengkaji perilaku bahan kimia dan dampak negatif
yang ditimbulkannya, baik terhadap manusia maupun lingkungan.
Efek toksik yang terjadi dapat dipengaruhi oleh sifat fisik dan aktivitas
kimia dalam tubuh, dosis dan hubungan dosis-waktu, rute pajanan toksikan masuk
ke tubuh, spesies, usia, jenis kelamin, kemudahan toksikan diabsorbsi tubuh,
kemampuan metabolisme tubuh, distribusi dalam tubuh, proses ekskresi, kondisi
kesehatan atau riwayat kesehatan, status gizi, dan adanya bahan kimia lain dalam
tubuh.

B. Logam Berat
Logam berat merupakan komponen alami di tanah. Komponen ini tidak
dapat didegradasi (non degradable) maupun dihancurkan. Senyawa ini dapat
masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan, air minum, dan udara. Pada
kadar rendah, logam berat diperlukan oleh makhluk hidup untuk pengaturan
berbagai fungsi kimia dan fisiologi tubuh. Hal ini biasa dikenal dalam istilah trace
element, yaitu elemen kimia yang dibutuhkan oleh organisme hidup dalam jumlah
sangat kecil (kurang dari 0,1% dari volume). Sebagai trace element, beberapa
logam berat seperti tembaga (Cu), selenium (Se), Besi (Fe) dan zink (Zn) sangat
penting untuk tubuh. Logam berat dapat menjadi berbahaya atau beracun ketika
berada dalam kadar berlebihan di dalam tubuh.
1. Ciri-Ciri Logam Berat
a. Memiliki kemampuan yang baik sebagai penghantar daya listrik
(konduktor). 
b. Memiliki rapat massa yang tinggi. 
c. Dapat membentuk alloy dengan logam lainnya. 

7
d. Untuk logam yang padat dapat ditempa dan dibentuk.
2. Sifat-Sifat Logam Berat
a. Sulit didegradasi, sehingga mudah terakumulasi dalam lingkungan
perairan dan keberadaannya secara alami sulit terurai (dihilangkan). 
b. Dapat terakumulasi dalam organisme termasuk kerang dan ikan, dan akan
membahayakan kesehatan manusia yang mengkonsumsi organisme
tersebut. 
c. Mudah terakumulasi di sedimen, sehingga konsentrasinya selalu lebih
tinggi dari konsentrasi logam dalam air. Di samping itu sedimen mudah
tersuspensi karena pergerakan masa air yang akan melarutkan kembali
logam yang dikandungnya ke dalam air, sehingga sedimen menjadi
sumber pencemar potensial dalam skala waktu tertentu.
3. Jenis-Jenis Logam Berat 
Berdasarkan sifat racunnya, logam berat dibagi menjadi empat golongan,
yaitu sebagai berikut:
a. Sangat beracun, dapat mengakibatkan kematian ataupun gangguan
kesehatan yang pulih dalam waktu yang singkat, logam-logam tersebut
antara lain: Hg, Pb, Cd, Cr, As.
b. Moderat, yaitu mengakibatkan gangguan kesehatan baik yang pulih
maupun tidak dalam waktu yang relatif lama, logam-logam tersebut antara
lain: Ba, Be, Cu, Au, Li, Mn, Se, Te, Co, dan Rb.
c. Kurang beracun, logam ini dalam jumlah besar menimbulkan gangguan
kesehatan, logam-logam tersebut antara lain: Al, Bi, Co, Fe, Ca, Mg, Ni,
K, Ag, Ti, dan Zn.
d. Tidak beracun, yaitu tidak menimbulkan gangguan kesehatan. Logam-
logam tersebut antara lain: Na, Al, Sr, dan Ca. 

C. Logam Berat Beracun Yang Berbahaya Bagi Lingkungan Dan Mahluk


Hidup

8
a. Timbal (Pb) 
Timbal atau timah hitam memiliki nama ilmiah yaitu plumbum. Timbal
mempunyai nomor atom 82 dengan berat atom 207,2 g/mol, merupakan
logam lunak yang memiliki massa jenis 11,34 g/cm3. Timbal banyak
digunakan sebagai konstituen di dalam cat, baterai dan bensin. Timbal
merupakan racun sistemik yang dapat masuk ke dalam tubuh setiap hari
melalui makanan, air, udara dan penghirupan asap tembakau. Efek dari
keracunan timbal dapat menyebabkan kerusakan pada otak dan penyakit-
penyakit yang berhubungan dengan otak, antara lain epilepsi, kerusakan
pada otak besar.
b. Kadmium (Cd) 
Kadmium (Cd) adalah logam berwarna putih perak, lunak, mengkilap
tidak larut dalam basa, mudah bereaksi, serta menghasilkan kadmium
oksida bila dipanaskan. Kadmium umumnya tedapat dalam kombinasi
dengan klor (Cd klorida) atau belerang (Cd sulfit). Kadmium memiliki
nomor atom 40 dengan berat atom 112,4 g/mol, bersifat lentur, tahan
terhadap tekanan, serta dapat dimanfaatkan sebagai pencampur logam
lain,seperti nikel (Ni), emas (Au), kuprum (Cu), dan besi (Fe). Kadmium
adalah logam berat yang dapat menyebabkan pencemaran dan berbahaya
bagi manusia. Salah satu kasus terkenal di Jepang yang disebabkan
pencemaran logam Cd adalah Itai-itai desease.
c. Tembaga (Cu) 
Tembaga atau copper adalah logam yang mempunyai bentuk kristal kubik,
secara fisik berwarna kuning dan apabila dilihat dengan menggunakan
mikroskop, bijih tembaga akan berwarna merah muda kecoklatan sampai
keabuan. Dalam tabel periodik unsur-unsur kimia tembaga menempati
posisi dengan nomor atom 29 dan mempunyai bobot atom 63,546 g/mol.
Senyawa-senyawa tembaga (I) yang berasal dari senyawa tembaga (I)
oksida (Cu2O) yang berwarna merah, mudah dioksidasi menjadi senyawa
tembaga (II) (CuO) yang berwarna hitam. Garam-garam tembaga (II)

9
umumnya berwarna biru, baik dalam bentuk hidrat, padat, maupun dalam
larutan air.
d. Khromium (Cr) 
Khromium (Cr) adalah metal kelabu yang keras. Khromium terdapat pada
industri gelas, metal, fotografi, dan elektroplating. Dalam bidang industri,
khromium diperlukan dalam dua bentuk, yaitu khromium murni dan aliasi
besi-besi khromium yang disebut ferokromium sedangkan logam
khromium murni tidak pernah ditemukan di alam. Sebagai logam berat,
khrom termasuk logam yang mempunyai daya racun tinggi. Daya racun
yang dimiliki oleh khrom ditentukan oleh valensi ionnya. Logam Cr6+
merupakan bentuk yang paling banyak dipelajari sifat racunnya
dikarenakan Cr6+ merupakan toxic yang sangat kuat dan dapat
mengakibatkan terjadinya keracunan akut dan keracunan kronis.
e. Merkuri (Hg) 
Merkuri adalah logam berat berbentuk cair, berwarna putih perak, serta
mudah menguap pada suhu ruangan. Merkuri memiliki nomor atom 80,
berat atom 200,59 g/molHg dan memadat pada tekanan 7.640 Atm.
Merkuri dapat larut dalam asam sulfat atau asam nitrit, tetapi tahan
terhadap basa. Merkuri merupakan elemen alami sehingga mudah
mencemari lingkungan. Merkuri banyak ditemukan di alam terdapat dalam
bentuk gabungan dengan elemen lainnya, dan jarang ditemukan dalam
bentuk elemen terpisah. Komponen merkuri banyak tersebar di karang-
karang, tanah, udara, air, dan organisme hidup melalui proses-proses fisik,
kimia dan biologi yang kompleks.
f. Seng (Zn) 
Seng adalah metal berkilauan (bluish-white), merupakan logam seperti
perak yang banyak digunakan dalam industri baja. Seng banyak digunakan
pada industri alloy, keramik, pigmen, karet, dan lain-lain. Toksisitas Zn
pada hakekatnya rendah. Tubuh memerlukan Zn untuk proses
metabolisme, tetapi dalam kadar tinggi dapat bersifat racun. Seng

10
menyebabkan warna air menjadi opalescent, dan bila dimasak akan timbul
endapan seperti pasir.

D. Bahan Pelarut
Pelarut adalah suatu substansi (biasanya cair pada suhu ruangan) yang
melarutkan substansi lain sehingga menjadi suatu larutan yang homogen. Pelarut
paling umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah air. Pelarut lain yang
juga umum digunakan adalah bahan kimia organik (mengandung karbon) yang
juga disebut pelarut organik.
Pelarut biasanya memiliki titik didih rendah dan lebih mudah menguap,
meninggalkan substansi terlarut yang didapatkan. Untuk membedakan antara
pelarut dengan zat yang dilarutkan, pelarut biasanya terdapat dalam jumlah yang
lebih besar. Berikut adalah sifat fisik dan kiimia pelarut secara umum :
- Bentuk : cairan tak berwarna, kecuali isophorone
- Daya larut yaitu daya melarutkan dalam lemak, sifat utama sebagai pelarut
dan berpengaruh terhadap kesehatan
- Potensi pelarut sebagai anestesi umum dan agent defatting berhubungan secara
proposional dengan daya larutnya.
- Daya absorbsi melalui kulit berhub dg daya larut lipid maupun air
- Daya pembakaran dan daya ledak, beberapa pelarut organik sangat mudah
terbakar, beberapa pelarut organik sangat sulit terbakar (hidrokarbon halogen)
- Daya menguap, pelarut organik mudah menguap. Makin besar daya menguap
makin tinggi kadar di udara kemungkinan terinhalasi makin besar
1. Klasifikasi Pelarut
a. Pelarut Organik
Merupakan pelarut yang mengandung atom karbon dalam molekulnya, zat
terlarut didasarkan pada kemampuan koordinasi dan konstanta
dielektriknya. Bersifat polar dan non-polar bergantung pada gugus
kepolaran yang dimilikinya. Pada prosesnya  kelarutan dalam organik,
biasanya reaksi yang terjadi berjalan lambat sehingga perlu energi yang
didapat dengan cara pemanasan untuk mengoptimumkan kondisi

11
kelarutan. Larutan yang dihasilkan bukan merupakan konduktor listrik.
Contohnya adalah senyawa dengan fungsionalitas alkohol, eter, ester,
keton, dan sebagainya.
b. Pelarut Anorganik
Pelarut selain air yang tidak memiliki komponen organik di dalamnya, zat
terlarutnya dihubungkan dengan konsep sistem yang mampu
mengautoionisasi . Biasanya bersifat polar sehingga tidak larut dalam
organik dan non-polar. Larutan yang dihasilkan merupakan konduktor
listrik yang baik. Contohnya adalah amonia dan asam sulfat.
2. Jenis Pelarut
Klasifikasi kimia pelarut/solvent didasarkan pada struktur kimianya.
a. Pelarut/solvent hidrokarbon diklasifikasikan menjadi tiga sub-kelompok
berdasarkan jenis "kerangka karbon" molekulnya, memberi kita keluarga
pelarut/solvent alifatik (aliphatic), aromatik, dan parafin. Thinner cat
adalah contoh umum pelarut/solvent hidrokarbon.
b. Pelarut/solvent teroksigenasi diproduksi melalui reaksi kimia dari olefin
(berasal dari minyak atau gas alam), memberi kita sub-kelompok berikut:
alkohol, ketones, esters, ethers, glycol ethers, dan glycol ether esters.
Tubuh manusia secara alami menghasilkan ketones ketika membakar
lemak.
c. Pelarut/solvent terhalogenasi adalah pelarut yang
mengandung halogen seperti klorin, bromine atau yodium. Banyak orang
mengenali perchloroethylene sebagai contoh pelarut/solvent yang sangat
efektif digunakan dalam dry cleaning.
3. Kegunaan & Manfaat Pelarut
Pelarut sangat penting untuk efektivitas banyak produk yang digunakan
konsumen setiap hari:
a. Pelarut dalam Cat dan Pelapis
Dalam cat, pelarut melarutkan atau membubarkan komponen yang
digunakan dalam formulasi cat, untuk membuat konsistensi cat yang
diinginkan untuk aplikasi dan untuk menghindari gumpalan. Glycol ether

12
esters ditambahkan ke beberapa cat semprot untuk mencegahnya
mengering di udara. Penguapan lambat dari kelompok pelarut yang kuat
ini berarti bahwa mobil, misalnya, bisa mendapatkan beberapa aplikasi cat
yang mulus dan tanpa cacat untuk hasil akhir yang indah dan lebih tahan
lama.
b. Pelarut dalam Tinta
Banyak tinta yang digunakan untuk mencetak segala sesuatu mulai dari
majalah hingga kemasan dan label makanan, bergantung pada pelarut
untuk diterapkan dengan benar, tetap di tempatnya, dan mencapai warna
yang cerah. Toluena pelarut hidrokarbon digunakan sebagai pelarut tinta
dalam jenis khusus pencetakan majalah, karena menguap cukup cepat
untuk mencegah noda dan sisa toluena mudah didaur ulang.
c. Pelarut dalam Produk Perawatan Pribadi
Banyak produk kosmetik mengandalkan pelarut untuk melarutkan bahan
dan memungkinkannya bekerja dengan baik. Pelarut digunakan
dalam lotion, bedak dan krim cukur untuk memberikan konsistensi yang
sesuai untuk produk. Etanol digunakan oleh produsen parfum sebagai
pelarut pilihan mereka karena baunya yang rendah. Titik didih etanol yang
rendah berarti pelarutnya cepat menguap dan tidak tertinggal di kulit. Etil
asetat atau aseton digunakan dalam cat kuku dan sangat dihargai karena
sifatnya yang cepat kering. Ini juga digunakan dalam cairan penghapus cat
kuku, dan daya solvabilitasnya yang tinggi berarti bahwa cat kuku dapat
dengan mudah dihilangkan dari kuku.
d. Pelarut dalam Produk Pembersih
Glycol ethers sangat efektif sebagai komponen aktif kaca, lantai dan
formulasi pembersih permukaan keras lainnya. Pelarut ini memiliki
kompatibilitas air yang baik, solvabilitas tinggi untuk lemak dan minyak,
serta biodegradabilitas yang baik. Isoparafin digunakan untuk
mengeringkan pakaian. Pelarut ini dihargai karena baunya yang rendah,
profil kesehatan dan lingkungan yang baik, karakteristik penanganan yang
aman, dan efisiensi pembersihan yang sangat baik.

13
e. Pelarut dalam Aplikasi Perawatan Kesehatan
Pelarut digunakan dalam ratusan produk farmasi dan berkontribusi pada
banyak obat yang digunakan orang saat ini, mulai dari penisilin hingga
aspirin, sirup obat batuk, dan salep topikal. Butil asetat digunakan untuk
memurnikan penisilin dengan menjaga pengotor dalam larutan sementara
penisilin secara selektif dihilangkan dari campuran reaksi dengan
ekstraksi.
f. Pelarut dalam Otomotif
Pelarut membantu cairan pencuci menghilangkan kotoran dari kaca depan.
Isopropil alkohol digunakan sebagai pelarut penghilang lapisan es kaca
depan dan pembersih kaca depan, karena tetap dalam bentuk cair jauh di
bawah titik beku air dan oleh karena itu, membantu menghilangkan es. Ini
menghilangkan noda yang muncul di kaca depan dan juga digunakan di
rumah dalam produk pembersih jendela. Hidrokarbon alifatik (aliphatic)
digunakan dalam produksi ban. Pelarut melembutkan dan membersihkan
setiap lapisan karet sebelum lapisan berikutnya diterapkan, dan kualitas
perekatnya membantu menyatukan berbagai komponen ban untuk
meningkatkan keamanan dan meningkatkan kinerja.

14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Toksikologi merupakan studi mengenai efek-efek yang tidak di inginkan
dari zat-zat kimia terhadap organisme hidup. Toksikologi juga membahas
tentang penilaian secara kuantitatif tentang organ-organ tubuh yang sering
terpajan serta efek yang di timbulkannya.
2. Logam berat merupakan komponen alami di tanah. Komponen ini tidak
dapat didegradasi (non degradable) maupun dihancurkan. Senyawa ini
dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan, air minum, dan
udara.
3. Logam berat beracun yang berbahaya bagi lingkungan dan mahluk hidup
adalah timbal (Pb), Kadmium (Cd), Tembaga (Cu), Khromium (Cr),
Merkuri (Hg) dan seng (Zn).
4. Pelarut adalah suatu substansi (biasanya cair pada suhu ruangan) yang
melarutkan substansi lain sehingga menjadi suatu larutan yang homogen.
Pelarut paling umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah air.
Pelarut lain yang juga umum digunakan adalah bahan kimia organik
(mengandung karbon) yang juga disebut pelarut organik.

B. Saran
Didalam kehidupan sehari-hari, kita sering berinteraksi dengan bahan-
bahan kimia. Bahan-bahan kimia tersebut ada yang bermanfaat ada pula yang
dapt mengganggu Kesehatan. Oleh karena itu, kita harus mengetahui apa saja
toksisitas dari bahan-bahan kimia yang ada disekitar kita.

15
DAFTAR PUSTAKA

Budiastuti, P., Raharjo, M., & Dewanti, N. A. Y. (2019). Analisis Pencemaran


Logam Berat Timbal Di Badan Sungai Babon Kecamatan Genuk Semarang.
Junal Kesehatan Masyarakat, 4(5), 119–125.

Indrayani, R., Syamila, A. I., Permatasari, R., Katsiiroh, A. Q., Aulia, M. A., &
Nurvita, A. R. (2022). Upaya Pengendalian Administratif Bahaya Pelarut
Organik (Organic Solvent) pada Industri Sektor Informal. Indonesian
Journal of Community Empowerment for Health Published by Faculty of
Public Health, University of Jember in Collaboration with PERSAKMI
ABDIMAYUDA, 2022(July), 75–84.

Palar, H. 2012. Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Jakarta: Rineka Cipta.

Sutamihardja, R.T.M., Adnan, K. dan Sanusi. 1982. Perairan Teluk Jakarta


Ditinjau dari Tingkat Pencemarannya. Bogor: IPB.

Irianti, dkk. (2017). Logam Berat dan Kesehatan. Yogyakarta : Grafika Indah.

Pratiwi, Naisya. (2023). Pelarut: pengertian, jenis, contoh, manfaat. Diakses pada
9 Mei 2023, dari Pelarut: pengertian, jenis, contoh, manfaat –
ApaYangDimaksud.com

Penggunaan & Sifat Pelarut (Solvent). (2020). Diakses pada 9 Mei 2023, dari
Penggunaan & Sifat Pelarut (Solvent) | Indochem

Pelarut : Pengertian, Jenis dan Pengolahan Limbahnya. (2023). Diakses pada 9


Mei 2023, dari Pelarut : Pengertian, Jenis dan Pengolahan Limbahnya
(universaleco.id)

16

Anda mungkin juga menyukai